i
PENGARUH PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN
TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN
(Survey Pada Organisasi Perangkat Daerah di Kota Jambi)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
FIKRAN JAMIL (C1C015086)
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS JAMBI
2021
ii
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI
Dengan ini Pembimbing Skripsi dan Ketua Program Studi, menyatakan bahwa Skripsi yang disusun oleh :
Nama : Fikran Jamil
NIM : C1C015086
Jurusan : Akuntansi
Judul Skripsi : Pengaruh Penerapan Sistem Akuntnsi Berbasis Akrual dan Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kualitas Laporan Keuangan (Survey Pada Organisasi Perangkat Daerah di Kota Jambi).
Telah disetujui dan disahkan sesuai dengan prosedur, ketentuan dan kelaziman yang berlaku dalam Ujian Komprehensif dan Skripsi pada tanggal seperti tertera di bawah ini.
Jambi, 1 Maret 2021
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Dewi Fitriyani, S.E., M.Sc. Andi Mirdah, S.E.,MSA(Humbis), Ak, CA NIP. 198108022005012002 NIP. 197008302002121002
Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Akuntansi
Hj. Fitrini Mansur, S.E., M.Si.
NIP. 197311121998022002
iii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi dan Komprehensif Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univesitas Jambi pada :
Hari : Senin
Tanggal : 05 Juli 2021
Pukul : 08.00 WIB – 10.00 WIB
Tempat : Ruang Sidang Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi
Tim Penguji
Jabatan Nama Tanda Tangan
Ketua Penguji : Dr. H. Mukhzarudfa, S.E., M.Si.
Sekretaris : Fredy Olimsar, S.E., M.Si., Ak., CA.
Penguji Utama : Salman Jumaili, S.E., M.Si.
Anggota : 1. Dewi Fitriyani, S.E., M.Sc.
2. Andi Mirdah, S.E., M.S.A.
(Humbis)., Ak., CA
Disahkan Oleh :
Ketua Jurusan Akuntansi Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi
Dr. Enggar D.P. Arum, S.E., M.Si., Ak., CA., CIQaR Dr. H. Junaidi, S.E., M.Si NIP. 197610032000122001 NIP. 196706021992031003
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : FIKRAN JAMIL NIM : C1C015086
Fakultas : EKONOMI DAN BISNIS Jurusan : AKUNTANSI
Judul : Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Berbasis Akrual dan Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kualitas Laporan Keuangan (Survey pada Organisasi Perangkat Daerah di Kota Jambi)
Dengan ini menyatakan :
1. Skripsi ini adalah karya asli penulis, selama proses penulisan tidak melakukan kegiatan plagiat atas karya ilmiah orang lain, semua petikan yang saya ajukan dalam skripsi ini sesungguhnya ada dan disiapkan dengan kaidah ilmiah penulisan.
2. Bila dikemudian hari didapati ketidaksesuaian sebagaimana pada poin (1) maka saya siap menerima sanksi berupa pencabutan gelar kersarjanaan yang telah saya peroleh.
Demikian pernyataan ini dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Jambi, 2021 Yang membuat pernyataan
FIKRAN JAMIL C1C015086
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya haturkan kepada tuhan yang maha esa Allah SWT karena berkat ridho dan limpahan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Berbasis Akrual dan Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kualitas Laporan Keuangan (Survey pada Organisasi Perangkat Daerah di Kota Jambi)”.
Tujuan dari penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, dukungan, bimbingan dan saran dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Maka pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan terima kasih khususnya kepada kedua orang tua dan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, terutama kepada :
1. Bapak Prof. Drs. H. Sutrisno, M.Sc., Ph.D selaku Rektor Universitas Jambi.
2. Bapak Dr. H. Junaidi, SE., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi beserta Wakil Dekan I, II, dan III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi.
3. Ibu Dr. Enggar Diah Puspa Arum, SE., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
4. Ibu Hj. Fitrini Mansur, SE., M.Si selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi.
5. Ibu Reni Yustien, SE., M.Si., Ak., CA selaku Dosen Pembimbing Akademik (PA) yang telah memberikan arahan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan akademik pada program reguler.
vi
6. Ibu Dewi Fitriyani, SE., M.Sc selaku Dosen Pembimbing Utama dan (Alm) Bapak Andi Mirdah, SE., MSA (Humbis), Ak., CA selaku Dosen Pembimbing Pendamping yang bersedia meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan, pengarahan, saran yang bermanfaat selama proses penulisan skripsi ini penulis mengucapkan banyak terima kasih.
7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi khususnya Jurusan Akuntansi yang sangat berjasa bagi penulis, terima kasih atas ilmu yang diberikan selama ini.
8. Seluruh staff yang ada di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi yang selalu membantu dalam proses administrasi perkuliahan selama ini.
9. Kepada kedua orang tua Ayah dan Ibu yang telah membantu bersusah payah memberikan semangat, dorongan, motivasi dan bantuan baik berupa moril dan materil yang tak terhingga dari awal kuliah hingga penulis bisa menyelesaikan ditahap ini.
10. Seluruh kawan-kawan kelas Akuntansi F 2015 dan kelas Akuntansi Sektor Publik yang telah memberikan motivasi dan semangatnya.
11. Seluruh Pengurus Himpunan Mahasiswa Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi periode 2017/2018.
12. Seluruh Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi periode 2018/2019.
13. Kawan-kawan KKN Kemensos Posko 5 2019 yang sudah memberikan semangat kepada penulis.
14. Seluruh sahabat-sahabati Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia khususnya Rayon Ekonomi dan Bisnis, Komisariat Universitas Jambi, dan Pengurus Cabang Kota Jambi periode 2019/2020.
15. Kawan-kawan seperjuangan Pengurus Ikatan Senat Mahasiswa Ekonomi Indonesia periode 2018/2020 dimanapun berada.
16. Seluruh Relawan Komunitas Sobat Eksplorasi Anak Dalam Jambi.
17. Kawan-kawan Squad Kotoboyo SEAD Jambi yang telah banyak memberikan semangat, motivasi dan dorongan kepada penulis.
18. Seluruh senior dan junior yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah memberikan semangat kepada penulis.
19. Seluruh pihak yang telah ikut membantu, menyemangati, mendorong dan memberikan motivasi yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
vii
Akhir kata dengan segala hormat dan kerendahan hati, penulis mengucapkan banyak terima kasih dan semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan balasan dari tuhan yang maha esa Allah SWT.
Jambi, 2021 Penulis
FIKRAN JAMIL
viii ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan system akuntansi berbasis akrual dan system pengendalian intern terhadap kualitas laporan keuangan pada organisasi perangkat daerah di Kota Jambi. Penelitian ini merupakan survey research dengan menggunakan instrumen kuesioner. Populasi dan sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah kepala bagian keuangan dan staf pada organisasi perangkat daerah di Kota Jambi. Teknik pengambilan sampel dengan teknik sensus. Teknik analisis data yang digunakan yaitu menggunakan regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) sistem akuntansi berbasis akrual dan sistem pengendalian intern berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan, (2) sistem akuntansi berbasis akrual berpengaruh terhadap kualitas laporan, (3) sistem pengendalian intern berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan.
Kata kunci : sistem akuntansi berbasis akrual, sistem pengendalian intern, dan kualitas laporan keuangan.
ix ABSTRACT
This study aims to determine the effect of implementing an accrual-based accounting system and an internal control system on the quality of financial reports in regional apparatus organizations in Jambi City. This research is a survey research using a questionnaire instrument. The population and sample taken in this study were the head of finance and staff at regional apparatus organizations in Jambi City. The sampling technique was using a census technique. The data analysis technique used is multiple regression. The results of this study indicate that: (1) the accrual-based accounting system and the internal control system have an effect on the quality of financial reports, (2) the accrual- based accounting system has an effect on the quality of reports, (3) the system Internal control affects the quality of financial reports.
Keywords : accrual-based accounting system, internal control system, and quality of financial reports.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI ... ii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ... iv
KATA PENGANTAR ... v
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
DAFTAR TABEL... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Penelitian... 1
1.2.Rumusan Masalah ... 10
1.3. Tujuan Penelitian ... 10
1.4. Manfaat Penelitian ... 11
BAB IITINJAUAN PUSTAKA ... 12
2.1.Landasan Teori ... 12
2.1.1. Pemerintah daerah ... 12
2.1.2. Sistem Akuntansi ... 12
2.1.3. Akuntansi Pemerintah ... 12
2.1.4. Standar Akuntansi Pemerintah ... 13
2.1.5. Keuangan Daerah ... 15
2.1.6. Laporan Keuangan Daerah ... 15
2.1.7. Akuntansi Berbasis Akrual... 22
2.1.8. Sistem Pengendalian Intern ... 24
2.1.9. Kualitas Laporan Keuangan ... 26
2.2. Penelitian Sebelumnya ... 28
xi
2.3. Model Penelitian ... 31
2.4. Hipotesis Penelitian ... 32
BAB III METODE PENELITIAN ... 34
3.1. Subjek dan Objek Penelitian ... 34
3.1.1. Subjek Penelitian... 34
3.1.2. Objek Penelitian ... 34
3.2. Teknik Pengumpulan Data ... 34
3.2.1. Jenis dan Sumber Data ... 34
3.2.2. Populasi ... 35
3.2.3. Sampel ... 37
3.3. Operasional Variabel ... 37
3.3.1. Variabel Independen ... 38
3.3.2. Variabel Dependen ... 38
3.4. Skala Pengukuran ... 40
3.5. Teknik Pengujian Data ... 41
3.6. Uji Validitas dan Reliabilitas... 42
3.7. Analisis Regresi Linier Berganda ... 43
3.8.Uji Asumsi Klasik ... 43
3.9.Uji Hipotesis ... 45
3.10. Koefisien Determinasi (R2 ) ... 47
BAB IVGAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN ... 49
4.1. Profil ... 49
4.2. Visi dan Misi ... 50
4.3.Struktur Organisasi ... 51
BAB VHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 53
5.1.Karakteristik Responden ... 53
5.1.1. Jenis Kelamin ... 54
xii
5.1.2.Usia ... 54
5.1.3. Masa Kerja ... 55
5.1.4. Tingkat Pendidikan ... 56
5.2. Pengujian Instrumen Penelitian ... 57
5.2.1.Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Sistem Akuntansi Berbasis Akrual (X1) ... 57
5.2.2.Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Sistem Pengendalian Intern (X2) ... 58
5.2.3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Kualitas Laporan Keuangan (Y) ... 60
5.3.Uji Asumsi Klasik ... 61
5.3.1. Uji Normalitas ... 61
5.3.2. Uji Multikolinearitas ... 63
5.3.3. Uji Heterokedestisitas ... 63
5.4. Analisis Regresi Linier Berganda ... 64
5.5.Pengujian Hipotesis ... 66
5.5.1. Uji Simultan (Uji F) ... 66
5.5.2. Uji Parsial (Uji T) ... 67
5.6.Koefisien Determinasi ... 69
5.7.Pembahasan ... 70
5.7.1. Pengaruh Sistem Akuntansi Berbasis Akrual, Sistem Pengendalian Intern terhadap Kualitas Laporan Keuangan ... 70
5.7.2. Pengaruh Sistem Akuntansi Berbasis Akrual Terhadap Kualitas Laporan Keuangan ... 71
5.7.3. Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kualitas Laporan Keuangan ... 72
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 74
6.1.Kesimpulan ... 74
6.2.Saran ... 74
DAFTAR PUSTAKA ... 76
xiii
LAMPIRAN ... 78
xiv
DAFTAR TABEL
No. Tabel
Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu ... 30
Tabel 3.1. Daftar Populasi dan Sampel ... 35
Tabel 3.2. Operasionalisasi Variabel ... 38
Tabel 5.1. Jumlah Kuesioner dan Tingkat Pengembalian ... 53
Tabel 5.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 54
Tabel 5.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 54
Tabel 5.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 55
Tabel 5.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 56
Tabel 5.6. Hasil Uji Validitas terhadap item Pertanyaan Sistem Akuntansi Berbasis Akrual (Variabel X1) ... 57
Tabel 5.7. Hasil Uji Reliabilitas terhadap item Pertanyaan Sistem Akuntansi Berbasis Akrual (Variabel X1) ... 58
Tabel 5.8. Hasil Uji Validitas terhadap item Pertanyaan Sistem Pengendalian Intern (Variabel X2)... 59
Tabel 5.9. Hasil Uji Reliabilitas terhadap item Pertanyaan Sistem Pengendalian Intern (Variabel X2)... 59
Tabel 5.10. Hasil Uji Validitas terhadap item Pertanyaan Kualitas Laporan Keuangan (Variabel Y) ... 60
Tabel 5.11. Hasil Uji Reliabilitas terhadap item Pertanyaan Kualitas Laporan Keuangan (Variabel Y) ... 61
Tabel 5.12. Hasil Uji Normalitas ... 62
Tabel 5.13. Hasil Uji Multikolinearitas... 63
Tabel 5.14. Hasil Regresi Linier Berganda ... 64
Tabel 5.15. Hasil Uji Statistik F ... 66
Tabel 5.16. Hasil Uji Statistik T... 67
Tabel 5.17. Hasil Rangkuman Uji Hipotesis ... 68
Tabel 5.18. Koefisien Determinasi... 69
xv
DAFTAR LAMPIRAN No. Lampiran
Lampiran 1. Kuisioner Penelitian ... 79
Lampiran 2. Kuesioner Penelitian ... 82
Lampiran 3. Tabulasi Hasil Penelitian ... 88
Lampiran 4. Uji Validitas ... 94
Lampiran 5. Uji Reliabilitas ... 98
Lampiran 6. Hasil Uji Normalitas Data ... 99
Lampiran 7. Hasil Uji Heterokedastisitas ... 100
Lampiran 8. Hasil Uji Regresi Linier Berganda Dan Hipotesis... 101
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Pemerintah masih terus berupaya melakukan perubahan dalam segala aspek demi tercapainya kemakmuran negara, terutama perubahan dalam mengelola keuangan Negara yang lebih transparansi dan dapat memperbaiki efektivitas dan efisiensi publik. Salah satu perubahan yang dilakukan adalah penerapan akuntansi berbasis akrual pada instansi pemerintahan pusat dan pemerintah daerah (Peraturan Pemerintah No 71 2010).
Perubahan paradigma pada sektor publik tersebut, terjadi pula perubahan pada akuntansi sektor publik, yaitu perubahan sistem pencatatan akuntansi dari akuntansi berbasis kas menjadi akuntansi berbasis akrual. Dengan adanya perubahan tersebut sistem akuntansi berbasis kas dianggap saat ini tidak lagi memuaskan, disebabkan karena kekurangannya dalam menyajikan gambaran keuangan yang akurat dan dalam memberikan informasi manajemen yang berguna dan memadai untuk memfasilitasi perencanaan dan proses kinerja (Peraturan Pemerintah No 71 2010).
Pengelolaan keuangan daerah merupakan salah satu bagian yang mengalami perubahan mendasar dengan dibentuknya tiga paket undang-undang, Undang-Undang No.17 Tahun 2003 yaitu tentang Keuangan Negara, Undang- Undang No.1 tahun 2004 tentang Perbendaaraan Negara, Undang-Undang No. 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan
2
Negara, dan Undang-Undang No. 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan, telah menandai dimulainya era baru dalam pengelolaan keuangan negara.
Kemudian, sebagai pedoman pelaksanaannya terbit pula Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, namun hingga batas waktu yang ditetapkan, pemerintah belum berhasil menerapkan system akuntansi yang baru. Hingga terbit Peraturan Pemerintah No.71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan untuk mengganti PP No. 24 Tahun 2005 (Akhmad Solikin, 2006).
Pemerintah Indonesia telah mencanangkan reformasi di bidang akuntansi, salah satu reformasi yang dilakukan adalah keharusan penerapan akuntansi berbasis akrual pada setiap instansi pemerintahan, baik pemerintah pusat maupun pemerintahan daerah, yang dimulai tahun anggaran 2008, hal ini ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dalam Pasal 36 ayat (1) yang berbunyi sebagai berikut: ”ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 13, 14, 15, dan 16 undang-undang ini dilaksanakan selambat- lambatnya dalam 5 (lima) tahun dan selama pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual belum dilaksanakan, digunakan pengakuan dan pengukuran berbasis kas” (Akhmad Solikin, 2006).
Bagi pemerintah daerah menjadi suatu keharusan untuk menyusun laporan keuangan yang berkualitas. Kualitas laporan keuangan pemerintah daerah mencerminkan tertib pengelolaan keuangan pemerintah daerah, yang mencakup
3
tertib administrasi dan taat asas. Indikator bahwa laporan keuangan pemerintah daerah sudah berkualitas yaitu opini Wajar Tanpa Pengecualian yang diberikan Badan Pemeriksa Keuangan terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) setiap tahunnya mendapat penilaian berupa Opini dari Badan Pengawas Keuangan (BPK). Terdapat empat opini yang diberikan pemeriksa yaitu : Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), Opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP), Opini Tidak Wajar (TP), dan Pernyataan Menolak memberi Opini atau Tidak Memberi Pendapat (TMP).
Ketika BPK memberikan Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD), artinya dapat dikatakan bahwa laporan keuangan suatu entitas pemerintah daerah tersebut disajikan dan diungkapkan secara wajar dan berkualitas.
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 menjelaskan bahwa lingkup peraturan pemerintah ini meliputi SAP Berbasis Akrual dan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual, yang berlaku sejak tanggal ditetapkan dan dapat segera diterapkan oleh setiap entitas. SAP Berbasis Kas Menuju Akrual pada Lampiran II berlaku selama masa transisi bagi entitas yang belum siap untuk menerapkan SAP Berbasis Akrual. PP No. 71 Tahun 2010 juga mengamanatkan bahwa penerapan akuntansi berbasis akrual secara penuh harus diterapkan pada tahun anggaran 2015. Hal ini juga diperkuat dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 64 Tahun 2013 tentang penerapan standar akuntasansi pemerintah berbasis akrual pada pemerintah daerah.
4
Pada prinsipnya Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) diterapkan untuk menyusun dan menyajikan Laporan Keuangan Pemerintah, yang terdiri dari atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD). Berdasarkan PP No. 71 Tahun 2010 terdiri atas 3 Bab dan 10 pasal, ditetapkan dan diundangkan di Jakarta tanggal 20 oktober 2010. Pada Bab I pasal 1 ayat (8) Terdapat ketentuan umum mengenai SAP Berbasis Akrual, yaitu SAP yang mengakui pendapatan, beban, aset, utang, dan ekuitas dalam pelaporan finansial berbasis akrual, serta mengakui pendapatan, belanja, dan pembiayaan 2 dalam pelaporan pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam APBN/APBD.
Paragraf 28 Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan SAP Berbasis Akrual dalam Peraturan Pemerintahan Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan disebutkan bahwa laporan keuangan pemerintah daerah terdiri atas : 1) Laporan Realiasi Anggaran (LRA), 2) Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LSAL), 3) Neraca, 4) Laporan Arus Kas, 5) Laporan Operasional (LO), 6) Laporan Perubahan Ekuitas, dan 7) Catatan Atas Laporan Keuangan.
Perbedaan yang paling mendasar dari komponen laporan keuangan PP No.
71 Tahun 2010 dengan komponen laporan keuangan terdahulu PP No. 24 Tahun 2005 terletak pada Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LSAL) dan Laporan Operasional (LO). Laporan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 mensyaratkan untuk menyajikan Neraca, Laporan Operasional dan Laporan Perubahan Ekuitas dengan basis akrual. PP No. 71 Tahun 2010 dalam kerangka
5
konseptualnya juga telah menyatakan jika suatu anggaran disusun dengan basis akrual, maka Laporan Realisasi Anggaran (LRA) juga harus disusun dengan basis akrual (PP No 71 Tahun 2010 Kerangka Konseptual paragraf 44). Penerapan akuntansi pemerintahan berbasis akrual yang berdasarkan peraturan perundang–
undangan yang harus diterapkan pada tahun anggaran 2015 diharapkan akan membawa dampak positif dalam mewujudkan pengelolaan keuangan pemerintah yang lebih transparan dan efisien.
Selain mengubah penerapan basis pencatatan akuntansi dari kas menuju akrual menjadi akrual, Peraturan Pemerintah ini mendelegasikan perubahan terhadap PSAP diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan. Perubahan terhadap PSAP tersebut dapat dilakukan sesuai dengan dinamika pengelolaan keuangan negara. Meskipun demikian, penyiapan pernyataan SAP oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintah (KSAP) tetap harus melalui proses baku penyusunan SAP dan mendapatkan pertimbangan dan penilaian dari auditor pemerintah dalam hal ini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang berupa opini.
Perkembangan opini Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) dari tahun 2009 sampai tahun 2013 menunjukkan peningkatan kualitas yang tidak terlalu tinggi. Pada tahun 2009, BPK memberikan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) hanya sebanyak 15 LKPD, pada tahun 2010 sebanyak 34 LKPD, pada tahun 2011 sebanyak 67 LKPD, pada tahun 2012 sebanyak 120 LKPD, dan pada tahun 2013 sebanyak 153 LKPD. Meskipun terdapat kenaikan proporsi opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dan Wajar Dengan Pengecualian (WDP) yang diikuti penurunan proporsi Tidak Memberikan Pendapat (TMP),
6
pemerintah daerah masih perlu menyajikan suatu laporan keuangan yang wajar (bpk.go.id).
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengumumkan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) tahun 2013 di Provinsi Jambi. Hasilnya delapan dari sebelas pemerintah daerah di Provinsi Jambi mendapatkan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Hanya tiga pemerintah daerah yang mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian, yaitu Kabupaten Muaro Jambi, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, dan Kabupaten Batanghari (LHP LKPD BPK RI).
Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) pemerintah Kota Jambi pada tahun 2013 mendapatkan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP), hal ini dapat mengindikasikan tidak adanya perubahan dalam pengelolaan keuangan Kota Jambi. Pemerintah Kota Jambi selalu terganjal dengan masalah aset dari tahun ke tahun, dari empat temuan BPK pada Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Tahun Anggaran 2013 total nominal aset yang tak jelas laporannya mencapai 220,64 milyar. Selain itu juga implikasi sistem pengendalian intern pengelolaan dan pertanggung jawaban dana Pilkada Kota Jambi belum memadai (jambi.tribunnews.com).
Kemudian tahun 2015 pemerintah Kota Jambi mendapat opini Tidak Memberikan Pendapat (TMP) dari BPK yang menunjukkan kualitas laporan keuangan yang masih tidak baik (IHPS II BPK 2015). Namun, pada tahun 2016 sampai tahun 2018 pemerintah Kota Jambi mengalami perubahan dan peningkatan kualitas laporan keuangan, dilihat dari opini BPK tahun 2016 sampai tahun 2018
7
yang memberikan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), menurut opini BPK Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) pemerintah Kota Jambi disajikan secara wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan realisasi anggaran, perubahan saldo anggaran lebih, operasional arus kas, serta perubahan ekuitas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (LHP LKPD BPK RI). Hal ini menarik untuk diteliti sehingga penelitian ini masih tetap dibutuhkan agar opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yang diperoleh pemerintah Kota Jambi dapat dipertahankan terus menerus.
Penelitian mengenai pengaruh penerapan akuntansi berbasis akrual dan sistem pengendalian intern terhadap kualitas laporan keuangan telah pernah dilakukan sebelumnya oleh Munasyir (2015) dengan hasil penelitian yaitupenerapan standar akuntansi pemerintahan dan sistem pengendalian intern berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.Selanjutnya penelitian oleh Lodhrakentjana dan Elvira (2012) dengan hasil menunjukkanmotivasi, kepuasan kerja dan komitmen berhubungan positif dan signifikan dengan kualitas laporan keuangan.
Selanjutnya Jumiartini (2015) dengan hasil penelitian yaitu sistem pengendalian intern pemerintah berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Pada Kiranayanti dan Erawati (2016) dengan hasil penelitian yaitu kompetensi sumberdaya manusia, sistem pengendalian intern, dan pemahaman basis akrual berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Pada Christianti (2013) dengan hasil penelitian yaitu akuntansi berbasis
8
akrual dan sistem pengendalian intern berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Pada Susilawati dan D.S. Riana (2014) dengan hasil penelitian yaitu penerapan sistem akuntansi berbasis akrual dan sistem pengendalian intern berpengaruh positif pada kualitas laporan keuangan. Pada Herawati (2014) dengan hasil penelitian yaitu penerapan sistem akuntansi berbasis akrual dan sistem pengendalian intern berpengaruh positif pada kualitas laporan keuangan. Pada Setiawan (2017) dengan hasil penelitian yaitu akuntansi berbasis akrual, sistem pengendalian intern dan motivasi kerja berpengaruh positif pada kualitas laporan keuangan.
Pada Agustiawan (2016) juga mengungkapkan bahwa penerapan sistem akuntansi berbasis akrual dan sistem pengendalian intern berpengaruh positif signifikan pada kualitas laporan keuangan. Pada beberapa peneliti yang telah melakukan penelitian sebelumnya ini menunjukkan pengaruh akuntansi berbasis akrual dan sistem pengendalian intern yang berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Akuntansi berbasis akrual merupakan suatu sistem pemerintahan yang menghasilkan data yang lebih akurat untuk menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas. Sedangkan salah satu tujuan sistem pengendalian intern adalah untuk mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi.
Penelitian ini merujuk pada penelitian Kiranayanti dan Erawati (2016), hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu dari segi variabel, populasi, tempat dan waktu penelitian.
9 1 . Variabel
Pada penelitian sebelumnya mengambil variabel pengaruh kompetensi sumber daya manusia, sistem pengendalian intern, dan pemahaman atas regulasi sistem akuntansi pemerintahan berbasis akrual. Sedangkan penelitian ini mengambil variabel pengaruh penerapan sistem akuntansi berbasis akrual, dan sistem pengendalian intern.
2 . Populasi
Pada penelitian sebelumnya populasi yang diambil dari 54 SKPD Kabupaten Badung. Sedangkan untuk penelitian ini populasi yang diambil dari seluruh pegawai organisasi perangkat daerah pemerintah Kota Jambi yang berjumlah 70 orang.
3. Tempat dan waktu penelitian
Pada penelitian sebelumnya tempat yang diambil di Kabupaten Badung Provinsi Bali, dan penelitian dilakukan pada tahun 2016. Sedangkan pada penelitian ini tempat yang diambil di Kota Jambi Provinsi Jambi dan waktu penelitian dilakukan pada tahun 2020.
Dari uraian fenomena dan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk mengkaji dan meneliti ulang lebih lanjut penerapan standar akuntansi pemerintah pada Organisasi Pemerintah Daerah Kota Jambi sehingga tertarik untuk meneliti ulang tentang :“Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Berbasis Akrual dan Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kualitas Laporan Keuangan (Survey pada Organisasi Pemerintah Daerah di Kota Jambi)”.
10 1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
1.
Apakah Sistem Akuntansi Berbasis Akrual dan Sistem Pengendalian Intern berpengaruh terhadap Kualitas Laporan Keuangan pada Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kota Jambi?2.
Apakah Sistem Akuntansi Berbasis Akrual berpengaruh terhadap Kualitas Laporan Keuangan pada Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kota Jambi?3.
Apakah Sistem Pengendalian Intern berpengaruh terhadap Kualitas Laporan Keuangan pada Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kota Jambi?1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah dikemukakan maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk memberikan bukti secara empiris mengenai pengaruh Sistem Akuntansi Berbasis Akrual dan Sistem Pengendalian Intern terhadap Kualitas Laporan Keuangan pada Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kota Jambi.
2. Untuk memberikan bukti secara empiris mengenai Sistem Akuntansi Berbasis Akrual terhadap Kualitas Laporan Keuangan pada Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kota Jambi.
3. Untuk memberikan bukti secara empiris mengenai Sistem Pengendalian Intern terhadap Kualitas Laporan Keuangan pada Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kota Jambi.
11 1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak, terutama pemerintah dan akademisi yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Bagi Pemerintah Kota Jambi
Sebagai dasar atau acuan bagi pihak-pihak yang terkait dengan sistem akuntansi pemerintah khususnya bagian akuntansi agar mampu melaksanakan tugas dan fungsi akuntansi dengan baik yang akhirnya dapat menciptakan kinerja pemerintah yang kompeten.
2. Bagi Peneliti
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis sehubungan dengan sistem akuntansi pemerintah berbasis akrual.
3. Bagi Penelitian Selanjutnya
Dapat menambah variabel indenpenden lainnya, dan memperkuat penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan pengaruh penerapan sistem akuntansi berbasis akrual dan sistem pengendalian internal terhadap kualitas laporan keuangan.
12 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
Landasan teori memuat kajian mendalam terhadap teori-teori ekonomi yang relevan dengan objek atau aspek yang diteliti. Teori berfungsi sebagai landasan untuk memperkokoh pijakan dalam memecahkan masalah penelitian, memilih variabel-variabel pengamatan, mengetahui bentuk hubungan variabel dan memutuskan hipotesis penelitian.
2.1.1. Pemerintah daerah
Menurut Undang-Undang No. 32 tahun 2004 Pasal 1 ayat (2) tentang Pemerintah Daerah, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir Undang- Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah. Pemerintah Daerah merupakan Kepala Daerah sebagai unsur penyelenggaraan Pemerintah Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintah.
2.1.2. Sistem Akuntansi
Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna mendahulukan pengelolaan perusahaan (Mulyadi, 2016 : 4).
2.1.3. Akuntansi Pemerintah
Akuntansi pemerintah adalah bidang ilmu akuntansi yang saat ini paling banyak di gunakan dalam setiap instansi-instansi pemerintahan. Adanya
13
kewajiban transparansi dan akuntabilitas atas dana-dana masyarakat yang dikelola pemerintah adalah hal mendasar dalam menilai pelaporan keuangan dan kinerja pemerintah. Akuntansi pemerintah mengkhususkan dalam pencatatan dan pelaporan transaksi-transaksi yang terjadi di badan pemerintah, dan menyajikan laporan akuntansi tentang aspek kepengurusan dari administrasi keuangan negara berdasarkan transparansi dan akuntanbilitas dari informasi laporan akuntansi itu sendiri (Noerdiawan,2010).
2.1.4. Standar Akuntansi Pemerintah
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 pasal 1 ayat (3) tentang Standar Akuntansi Pemerintah yang selanjutnya disingkat SAP, adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. Konsep akuntansi akrual mulai diterapkan di Indonesia pada saat adanya reformasi di bidang keuangan dengan dibentuknya tiga paket Undang-Undang, Undang-Undang No. 17 tahun 2003 yaitu tentang Keuangan Negara, Undang-Undang No.1 tahun 2004 tentang Perbendaaraan Negara, dan Undang-undang No. 15 tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara, tiga paket Undang-Undang tersebut telah menandai dimulainya era baru dalam pengelolaan keuangan negara.
Hal ini ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dalam Pasal 36 ayat (1) yang berbunyi sebagai berikut:
“ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual sebagaimana yang telah dimaksud pasal 1 angka 13,14,15, dan 16 undang- undang ini dilaksanakan selambat-lambatnya dalam 5 (lima) tahun.”
14
Selama pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual belum dilaksanakan, digunakan pengakuan dan pengukuran berbasis kas.”
Berdasarkan pernyataan tersebut, kemudian sebagai pedoman pelaksanaannya terbit pula PP No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, namun hingga batas waktu yang ditetapkan, pemerintah belum berhasil menerapkan negara akuntansi yang baru. Hingga dibentuklah PP No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan menggantikan PP No. 24 13 Tahun 2005. Pada penjelasan PP Nomor 71 Tahun 2010 dijelaskan bahwa ruang lingkup Peraturan Pemerintah ini meliputi SAP Berbasis Akrual dan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual. Secara yuridis, keluarnya PP No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) Akrual mengubah haluan basis akuntansi pemerintah yang dari awalnya kas menuju akrual menjadi akrual penuh.
Perubahan akuntansi dari basis Kas menjadi basis Akrual penuh dalam pemerintahan sudah di isyaratkan oleh UU No.17 Tahun 2003 tentang keuangan negara. Pada pasal 36 ayat 1 menyatakan bahwa pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual dilaksanakan selambat-lambatnya dalam 5 (lima) tahun. Kemudian, baru pada tahun 2010 ditetapkanlah PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah yang mengatur penerapan standar akuntansi pemerintah berbasis akrual. PP Nomor 71 Tahun 2010 mengamanatkan bahwa diwajibkannya penerapan akuntansi berbasis akrual secara penuh harus diterakan pada Tahun 2015. Hal ini juga diperkuat dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Dalam Negeri No 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah.
15 2.1.5. Keuangan Daerah
Pengertian keuangan daerah menurut Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah No. 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah yaitu “Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang serta segala bentuk kekayaan yang dapat dijadikan milik daerah berhubung dengan hak dan kewajiban daerah tersebut.
Menurut Halim (2004) Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban yang dapat dinilai dengan uang, demikian pula segala sesuatu baik berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan kekayaan daerah sepanjang belum dimiliki/dikuasai oleh Negara atau Daerah yang lebih tinggi serta pihak-pihak lain sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2.1.6. Laporan Keuangan Daerah
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 21 Tahun 2011 Pengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daerah. Menurut Mardiasmo (2009) Laporan keuangan organisasi sektor publik adalah : “Komponen penting untuk menciptakan akuntabilitas sektor publik. Adanya tuntutan yang semakin besar terhadap pelaksanaanakuntabilitas aset menimbulkan implikasi bagi manajemen sektor publik untuk memberikan informasi kepada publik, salah satunya adalah
16
informasi akuntansi yang berupa laporan keuangan”. Sedangkan, pengertian laporan keuangan pemerintah atau sektor publik menurut Bastian (2010) adalah representasi posisi keuangan dari transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas sektor publik.
Berdasarkan beberapa definisi yang diungkapkan para ahli di atas laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang menghasilkan informasi akuntansi bagi para pihak yang berkepentingan dan sebagai alat untuk pengambilan keputusan secara spesifik, Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 menyatakan bahwa tujuan pelaporan keuangan pemerintah seharusnya menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya, dengan:
1. Menyediakan informasi mengenai posisi sumber daya ekonomi, kewajiban, dan ekuitas dana pemerintah;
2. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi sumber daya ekonomi, kewajiban, dan ekuitas dana pemerintah;
3. Menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan sumber daya ekonomi;
4. Menyediakan informasi mengenai ketaatan realisasi terhadap anggarannya;
5. Menyediakan informasi mengenai cara entitas pelaporan mendanai aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya;
17
6. Menyediakan informasi mengenai potensi pemerintah untuk membiayai penyelenggaraan kegiatan pemerintah;
7. Menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan entitas pelaporan dalam mendanai aktivitasnya.
Nordiawan (2006) Identifikasi pengguna laporan keuangan sektor publik dapat dilakukan dengan melihat kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap organisasi sektor publik. Pihak-pihak tersebut memiliki kebutuhan akan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan organisasi sektor publik.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) terdapat beberapa kelompok utama pengguna laporan keuangan pemerintah, yaitu:
a.Masyarakat;
b.Para wakil rakyat, lembaga pengawas, dan lembaga pemeriksa;
c.Pihak yang asset atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan pinjaman; dan
d.Pemerintah;
Setelah berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang SAP, laporan keuangan yang harus disajikan oleh pemerintah daerah adalah:
1. Pelaporan Pelaksanaan Anggaran (budget report) a. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
Laporan Realisasi Anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan pemakaian sumber daya ekonomi yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah, yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu
18
periode pelaporan. Unsur yang dicakup secara langsung oleh laporan realisasi anggaran terdiri dari:
a) Pendapatan – LRA
Pendapatan adalah penerimaan oleh Bendahara Umum Negara/Bendahara Umum Daerah atau oleh entitas pemerintah lainnya yang menambah Saldo Anggaran Lebih (SAL) dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.
b) Belanja
Belanja adalah semua pengeluaran oleh Bendahara Umum Negara/Bendahara Umum Daerah yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih (SAL) dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.
c) Transfer
Transfer adalah penerimaan atau pengeluaran uang oleh suatu entitas pelaporan dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana pertimbangan dan dana bagi hasil.
d) Pembiayaan
Pembiayaan adalah setiap penerimaan/pengeluaran yang tidak berpengaruh pada kekayaan bersih entitas yang perlu dibayar kembali dan/atau akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun tahun- tahun anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran.
Penerimaan pembiayaan berasal dari hasil investasi. Pengeluaran pembiayaan
19
digunakan untuk pembayaran kembali pokok pinjaman, pemberian pinjaman kepada entitas lain, dan penyertaan modal oleh pemerintah.
b. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL)
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL) menyajikan informasi kenaikan atau penurunan Saldo Anggaran Lebih tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
2. Pelaporan Finansial (financial report) a. Neraca
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban dan ekuitas dana pada tanggal tertentu. Unsur yang dicakup oleh neraca terdiri dari:
a) Aset adalah sumber ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atausosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya non keuangan yang diperlukan untuk menyediakan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.
Aset diklasifikasikan ke dalam aset lancar dan non lancar. Suatuaset diklasifikasikan sebagai asset lancar jika diharapkan segera untuk dapat direalisasikan atau dimiliki untuk dipakai atau dijual dalam waktu 12 bulan sejak tanggal pelaporan. Aset yang tidak dapat dimasukan dalam kriteria tersebut diklasifikasikan sebagai asset non lancar. Aset lancer meliputi kas dan setara kas,
20
investasi jangka pendek, piutang dan persediaan. Aset non lancar mencakup asetyang bersifat jangka panjang, dan aset tak berwujud yang digunakan baik langsung maupun tidak langsung untuk kegiatan pemerintah atau yang digunakan masyarakat umum. Aset nonlancar diklasifikasikan menjadi investasi jangka panjang, aset tetap, dana cadangan dan aset lainnya.
b) Kewajiban adalah utang yang timbul dan peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah.
Kewajiban dikelompokan kedalam kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang.
c) Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban pemerintah. Saldo ekuitas di Neraca berasal dari saldo akhir ekuitas pada Laporan Perubahan Ekuitas.
b. Laporan Operasional (LO)
Laporan Operasional (LO) menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang menambah ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah untuk kegiatan penyelenggaraan pemerintah dalam satu periode pelaporan. Unsur yang dicakup secara langsung terdiri dari:
a) Pendapatan – LO adalah hak pemerintah yang diakui sebagai penambahan kekayaan nilai bersih.
b) Beban adalah kewajiban pemerintah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.
21
c) Transfer adalah hak penerimaan atau kewajiban pengeluaran uang dari/oleh suatu entitas pelaporan dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbang dan dana bagi hasil.
d) Pos Luar Biasa adalah pendapatan luar biasa atau beban luar biasa yang terjadi karena kejadian atau transaksi yang bukan merupakan operasi biasa, tidak diharapkan sering atau rutin terjadi, dan berada di luar kendali atau pengaruh entitas bersangkutan.
c. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas adalah laporan yang menunjukan kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Suatu entitas pelaporan menyajikan Laporan Perubahan Ekuitas maka menyajikan sekurang – kurangnya pos – pos:
a) Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran;
b) Setiap pos pendapatan dan belanja beserta totalnya seperti diisyaratkan dalam standar-standar lainnya, yang diakui secara langsung dalam ekuitas;
c) Efek kumulatif atas perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan yang mendasar diatur dalam suatu standar terpisah.
d. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas menyajikan informasi kas sehubungan dengan aktivitas operasi, investasi, pendanaan dan transitoris yang menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran dan saldo akhir kas pemerintah pusat/daerah selama periode tertentu. Unsur yang dicakup dalam laporan arus kas terdiri dari
22
penerimaan dan pengeluaran kas, yang masing-masing didefinisikan sebagai berikut:
a) Penerimaan kas adalah semua aliran kas yang masuk ke Bendahara Umum Negara/Daerah.
b) Pengeluaran kas adalah semua aliran kas yang keluar dari Bendahara Umum Negara/Daerah.
3. Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian dari angka yang tertera dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan SAL, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca dan Laporan Arus Kas.
2.1.7. Akuntansi Berbasis Akrual
Permendagri No.64 Tahun 2013 Pasal 1 ayat (10) menjelaskan bahwa Basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.
Peraturan Pemerintah RI No.71 Tahun 2010 pasal 1 ayat (8) menyatakan bahwa standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual adalah standar akuntansi pemerintahan yang mengakui pendapatan, beban, aset, utang, dan ekuitas dalam pelaporan finansial berbasis akrual, serta mengakui pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam APBN/APBD.
Basis Akrual untuk neraca berarti bahwa aset, kewajiban dan ekuitas dana diakui dan di catat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau
23
kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan pemerintah, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas di terima atau di bayar. SAP berbasis akrual di terapkan dalam lingkungan pemerintah yaitu pemerintah pusat, pemerintah daerah dan satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat atau daerah, jika menurut peraturan perundang–undangan satuan organisasi dimaksud wajib menyajikan laporan keuangan. SAP Berbasis Akrual tersebut dinyatakan dalam bentuk Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) dan dilengkapi dengan Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintah. PSAP dan Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan dalam rangka SAP Berbasis Akrual dimaksud tercantum dalam Lampiran I PP No.71 Tahun 2010.
KSAP (2006) menyatakan akuntansi berbasis akrual adalah suatu basis akuntansi dimana transaksi ekonomi dan peristiwa lainnya diakui, dicatat, dan disajikan dalam laporan keuangan pada saat terjadinya transaksi tersebut, tanpa memperhatikan waktu kas atau setara kas diterima atau dibayarkan.
Menurut Hoesada dan Jan (2010) accrual accounting dapat memberi informasi lebih lengkap dan baik, sepanjang pembaca mampu menafsir makna dibalik angka Laporan Keuangan akrual, tetap saja dapat tersesat (mislead) oleh manipulasi akuntansi akrual yang canggih. Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) menyatakan, akuntansi berbasis akrual menghasilkan laporan keuangan yang bisa dipercaya, akurat, komprehensif dan relevan. Menyajikan informasi keuangan secara lebih akurat dan lengkap sehingga dapat meningkatkan transparansi dan akuntabilitas.
24
Kara and Kiliç (2011) menyatakan, ada banyak manfaat menggunakan akuntansi berbasis akrual. Laporan keuangan menjadi lebih berkualitas yaitu menjadi lebih jelas, sebanding dan akurat setelah transformasi sistem pemerintahan kas basis akuntansi pemerintah dasar sistem akuntansi akrual.
2.1.8. Sistem Pengendalian Intern
Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2008 menjelaskan sistem pengendalian internal adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, Rai (2011) menyatakan bahwa sistem pengendalian internal merupakan kebijakan dan prosedur yangdirancang untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi manajemen bahwa organisasi mencapai tujuan dan sasarannya.
Unsur-unsur pengendalian SPI yang diterapkan dipemerintah menurut Permendagri no 60 tahun 2008 terdiri atas unsur:
1. Lingkungan pengendalian
Pimpinan Instansi Pemerintah wajib menciptakan dan memelihara lingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk penerapan Sistem Pengendalian Intern dalam lingkungan kerjanya.
2. Penilaian risiko
Pimpinan Instansi Pemerintah wajib melakukan penilaian risiko. Semua organisasi memiliki risiko, dalam kondisi apapun yang namanya risiko pasti ada dalam suatu aktivitas, baik aktivitas yang berkaitan dengan bisnis (profit dan non
25
profit) maupun non bisnis. Suatu risiko yang telah diidentifikasi dapat di analisis dan evaluasi sehingga dapat di perkirakan intensitas dan tindakan yang dapat meminimalkannya.
3. Kegiatan pengendalian
Pimpinan Instansi Pemerintah wajib menyelenggarakan kegiatan pengendalian sesuai dengan ukuran, kompleksitas, dan sifat dari tugas dan fungsi Instansi Pemerintah yang bersangkutan.
4. Informasi dan komunikasi
Pimpinan Instansi Pemerintah wajib mengidentifikasi, mencatat, dan mengkomunikasikan informasi dalam bentuk dan waktu yang tepat.
5. Pemantauan pengendalian intern
Pimpinan Instansi Pemerintah wajib melakukan pemantauan Sistem Pengendalian Intern. Pemantauan Sistem Pengendalian Intern dilaksanakan melalui pemantauan berkelanjutan, evaluasi terpisah, dan tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan revisi lainnya.
Seperti telah diuraikan dalam pendahuluan, Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) didefinisikan merupakan suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi, dan mengukur sumber daya suatu organisasi, serta berperan penting dalam pencegahan dan pendeteksian penggelapan (fraud). Pengendalian intern terdiri atas kebijakan dan prosedur yang digunakan dalam mencapai sasaran dan menjamin atau menyediakan informasi keuangan yang andal, serta menjamin ditaatinya hukum dan peraturan yang berlaku. Dilihat dari tujuan tersebut, maka sistem pengendalian intern dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
26 1. Pengendalian intern akuntansi
Dibuat untuk mencegah terjadinya inefisiensi yang tujuannya adalah menjaga kekayaan organisasi dan memeriksa keakuratan data akuntansi. Sebagai contoh, adanya pemisahan fungsi dan tanggung jawab antar unit organisasi.
2. Pengendalian administratif
Dibuat untuk mendorong dilakukannya efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Contohnya adalah adanya pemeriksaan laporan untuk mencari penyimpangan yang ada, untuk kemudian diambil tindakan.
2.1.9. Kualitas Laporan Keuangan
Kualitas laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya (Standar Akuntansi Pemerintahan, 2010:245). Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 menjelaskan karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran- ukuran normatif yang perlu diwujudkandalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya. Keempat karakteristik tersebut antara lain:
(1) Relevan, (2) Andal, (3) Dapat Dibandingkan, dan(4) Dapat Dipahami.
1. Relevan
Jika informasi yang disajikan dapat mempengaruhi keputusan pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, dan memprediksi masa depan serta menegaskan atau mengkoreksi hasil evaluasi dimasa lalu. Informasi yang relevan yaitu :
27
a. Memiliki manfaat umpan balik, yaitu informasi memungkinkan pengguna untuk menegaskan ataumengkoreksi ekspektasi mereka di masa lalu.
b. Memiliki manfaat prediktif, yaitu informasi dapat membantu pengguna untuk memprediksi masa yang akan datang berdasarkan hasil data lalu dan kejadian masa kini.
c. Tepat waktu, yaitu informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat berpengaruh dan berguna dalam pengambilan keputusan.
d. Lengkap, yaitu informasi yang disajikan selengkap mungkin, mencakup semua informasi akuntansi yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan dengan memperhatikan kendala yang ada.
2. Andal
Jika informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian menyesatkan dan kesalahan material, menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat diverifikasi. Informasi yang andal memenuhi karakteristik :
a. Penyajian jujur, yaitu informasi menggambarkan dengan jujur transaksi dan peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan.
b. Dapat diverifikasi, yaitu informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diuji, dan apabila pengujian dilakukan lebih dari satu kali oleh pihak yang berbeda, hasilnya tetap menunjukan simpulan dan tidak berbeda jauh.
c. Netralitas, artinya bahwa laporan keuangan memuat informasi yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan umum dan tidak bias pada kebutuhan pihak tertentu.
28 3. Dapat dibandingkan
Jika informasi yang disajikan dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya.
a. Perbandingan secara intenal dapat dilakukan bila entitas menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dalam 1 tahun.
b. Perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila entitas yang dibandingkan menerapkan kebijakan akuntansi yang sama (antar entitas).
4. Dapat dipahami
Jika informasi yang disajikan dapat dimengerti oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna.
2.2. Penelitian Sebelumnya
Penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Munasyir (2015) dengan judul penelitian Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan dan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah Di Kabupaten Aceh Utara, menarik kesimpulan bahwa penerapan standar akuntansi pemerintahan dan sistem pengendalian intern berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.
Lodhrakentjana dan Elvira (2012) dengan judul penelitian Motivasi, Kepuasan Kerja, Komitmen Pegawai Akuntansi dan Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah pada Pemerintah Kota Depok, menarik kesimpulan bahwa motivasi, kepuasan kerja dan komitmen berhubungan positif dan berpengaruh
29
signifikan dengan kualitas laporan keuangan. Jumiartini (2015) dengan judul penelitian Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Bole Balango (Studi Kasus pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah Kabupaten Bole Balango), menarik kesimpulan bahwa sistem pengendalian intern pemerintah berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.
Kiranayanti dan Erawati (2016) dengan judul penelitian Pengaruh Sumber Daya Manusia, Sistem Pengendalian Intern dan Pemahaman Basis Akrual Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah, menarik kesimpulan bahwa kompetensi sumberdaya manusia, sistem pengendalian intern, dan pemahaman basis akrual berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.
Natalia Christianti (2013) dengan judul penelitian Pengaruh Akuntansi Berbasis Akrual, Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kualitas Laporan Keuangan (Survei pada Biro Keuangan Setda Pemerintah Provinsi Jawa Barat), menarik kesimpulan bahwa akuntansi berbasis akrual dan sistem pengendalian intern berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Susilawati dan D.S. Riana (2014) dengan judul Standar Akuntansi Pemerintahan dan Sistem Pengendalian Intern Sebagai Anteseden Kualitas Laporan Keuangan, menarik kesimpulan bahwa penerapan sistem akuntansi berbasis akrual dan sistem pengendalian intern berpengaruh positif pada kualitas laporan keuangan.
Tuti Herawati (2014) dengan judul Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kualitas Laporan Keuangan, menarik kesimpulan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara lingkungan pengendalian, penilaian resiko, kegiatan
30
pengendalian, informasi dan komunikasi, dan pemantauan terhadap kualitas laporan keuangan secara simultan.
Agustiawan (2016) dengan judul Pengaruh Sistem Berbasis Akrual, Teknologi dan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah pada Kualitas Laporan Keuangan dan Kompetensi Sumber Daya Manusia sebagai Moderasi, menarik kesimpulan bahwa penerapan sistem akuntansi berbasis akrual dan sistem pengendalian intern berpengaruh positif signifikan pada kualitas laporan keuangan. I Wayan Nico Setiawan (2017) dengan judul Pengaruh Akuntansi Berbasis Akrual, Sistem Pengendalian Intern dan Motivasi Kerja pada Kualitas Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Gianyar, menarik kesimpulan bahwa akuntansi berbasis akrual, sistem pengendalian intern dan motivasi kerja berpengaruh positif pada kualitas laporan keuangan.
Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti Tahun Penelitian Hasil Penelitian
1. Lodhrakentjana dan Elvira
2012 Hasilnya menunjukkan bahwa motivasi, kepuasan kerja dan komitmen berhubungan positif dan berpengaruh signifikan dengan kualitas laporan keuangan
2. Natalia Christianti 2013 Hasilnya menunjukkan bahwa akuntansi berbasis akrual dan sistem pengendalian intern berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.
3. Susilawati dan D.S.
Riana
2014 Hasilnya menunjukkan bahwa penerapan sistem akuntansi berbasis akrual dan sistem pengendalian intern berpengaruh positif pada kualitas laporan keuangan.
31 4. Kiranayanti dan
Erawati
2016 Hasilnya menunjukkan bahwa kompetensi sumberdaya manusia, sistem pengendalian intern, dan pemahaman atas regulasi sistem akuntansi pemerintahan berbasis akrual berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.
5. Munasyir 2015 Hasilnya menunjukkan bahwa
penerapan standar akuntansi pemerintahan dan sistem pengendalian intern berpengaruh signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.
6. Jumiartini 2015 Hasilnya menunjukkan bahwa sistem
pengendalian intern pemerintah berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan.
7. Tuti Herawati 2014 Hasilnya menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh signifikan antara lingkungan pengendalian, penilaian resiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi, dan pemantauan terhadap kualitas laporan keuangan secara simultan.
8. Agustiawan 2016 Hasilnya menunjukkan bahwa
penerapan sistem akuntansi berbasis akrual dan sistem pengendalian intern berpengaruh positif signifikan pada kualitas laporan keuangan.
9. I Wayan Nico Setiawan 2017 Hasilnya menunjukkan bahwa akuntansi berbasis akrual, sistem pengendalian intern dan motivasi kerja berpengaruh positif pada kualitas laporan keuangan.
2.3. Model Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh hubungan antara variabel terikat yaitu Kualitas Laporan Keuangan dengan
32
variabel bebas yaitu Sistem Akuntansi Berbasis Akrual dan Sistem Pengendalian Intern. Adapun penelitian ini digambarkan pada model berikut :
H2
H3
H1
Keterangan :
: Arah Uji Parsial : Arah Uji Simultan 2.4. Hipotesis Penelitian
Menurut Sugiyono (2012) Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Berdasarkan pada model penelitian diatas maka hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1. Diduga Penerapan Sistem Akuntansi Berbasis Akrual dan Sistem Pengendalian Intern berpengaruh terhadap Kualitas Laporan Keuangan Organisasi Perangkat Daerah di Kota Jambi.
Akrual Basis (X1)
Sistem Pengendalian
Intern (X2)
Kualitas Laporan Keuangan (Y1)
33
H2. Diduga Penerapan Sistem Akuntansi Berbasis Akrual berpengaruh terhadap Kualitas Laporan Keuangan Organisasi Perangkat Daerah di Kota Jambi.
H3. Diduga Penerapan Sistem Pengendalian Intern berpengaruh terhadap Kualitas Laporan Keuangan Organisasi Perangkat Daerah di Kota Jambi.
34 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Subjek dan Objek Penelitian 3.1.1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian menurut Arikunto (2016) memberi batasan subjek penelitian sebagai benda, hal atau orang tempat data untuk variabel penelitian melekat, dan yang di permasalahkan. Dalam sebuah penelitian, subjek memiliki peran yang sangat strategis karena pada subjek penelitian inilah data tentang variabel penelitian yang akan diamati.
Subjek dalam penelitian ini adalah Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kota Jambi yang terdiri dari Pemerintah Kecamatan, Badan dan Dinas.
3.1.2. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pemusatan pada kegiatan penelitian, atau dengan kata lain segala sesuatu yang menjadi sasaran penelitian (Sugiyono, 2009). Dengan demikian, objek dalam penelitian ini adalah Sistem Akuntansi Berbasis Akrual, dan Sistem Pengendalian Intern yang diterapkan oleh Pemerintah Kota Jambi.
3.2. Teknik Pengumpulan Data 3.2.1. Jenis dan Sumber Data
Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli. Data
35
primer secara khusus dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian data primer yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh secara langsung dari survey yang dilakukan oleh peneliti. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel sistem akuntansi berbasis akrual dan sistem pengendalian intern sebagai variabel independen dan variabel kualitas laporan keuangan sebagai variabel dependen. Data primer diperoleh dengan menyebarkan kuesioner pada pegawai OPD di bidang keuangan/akuntansi di lingkup Pemerintahan Kota Jambi.
3.2.2. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2017).
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh Pegawai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemerintah Kota Jambi yang terlibat dalam penyusunan laporan keuangan dalam hal ini staf dan kepala bagian keuangan (kasubag keuangan) pada 35 Organisasi Perangkat Daerah. Berikut adalah tabel populasi pada penelitian ini.
Tabel 3.1. Daftar Populasi dan Sampel
No. Nama OPDdi KotaJambi Populasi
1 Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah 2 Orang 2 Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Daerah 2 Orang
3 Badan Pengelolaan Keuangandan Aset Daerah 2 Orang 4 BadanPengelolaanPajakdan Retribusi Daerah 2 Orang
36
5 Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 2 Orang
6 Kecamatan Kota Baru 2 Orang
7 Kecamatan Jelutung 2 Orang
8 Kecamatan Jambi Selatan 2 Orang
9 Kecamatan Jambi Timur 2 Orang
10 Kecamatan Pasar Jambi 2 Orang
11 Kecamatan Pelayangan 2 Orang
12 Kecamatan Danau Teluk 2 Orang
13 Kecamatan Telanaipura 2 Orang
14 Kecamatan Alam Barajo 2 Orang
15 Kecamatan Danau Sipin 2 Orang
16 Kecamatan Paal Merah 2 Orang
17 Dinas Pendidikan 2 Orang
18 Dinas Kesehatan 2 Orang
19 Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang 2 Orang 20 Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman 2 Orang
21 Dinas Sosial 2 Orang
22 Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana 2 Orang
23 Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan
dan PA 2 Orang
24 Dinas Lingkungan Hidup 2 Orang
25 Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 2 Orang
26 Dinas Perhubungan 2 Orang
27 Dinas Komunikasi dan Informatika 2 Orang
37
28 Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UKM 2 Orang 29 Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu 2 Orang
30 Dinas Kearsipan dan Perpustakaan 2 Orang
31 Dinas Pemuda dan Olahraga 2 Orang
32 Dinas Pariwisata dan Kebudayaan 2 Orang
33 Dinas Perdagangan dan Perindustrian 2 Orang 34 Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan 2 Orang 35 Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan 2 Orang
Jumlah 70 Orang
Sumber: Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM Kota Jambi 2019 3.2.3. Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode sampel jenuh. Metode ini digunakan karena jumlah populasi yang kecil, sehingga semua populasi digunakan sebagai sampel.
Jadi sampel dalam penelitian ini berjumlah 70 orang pada 35 organisasi perangkat daerah pemerintah Kota Jambi yang terlibat dalam penyusunan laporan keuangan.
3.3. Operasional Variabel
Variabel penelitian pada dasarnya merupakan semua hal yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan dapat diperoleh informasi dari hal tersebut, kemuadian didapat kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Sesuai dengan penelitian yang dilakukan mengenai Sistem Akuntansi Berbasis Akrual (X1) dan Sistem Pengendalian Intern (X2) terhadap Kualitas Laporan Keuangan (Y).