• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI EKSPERIMEN dan NUMERIK PENGARUH PENAMBAHAN KEKASARAN PERMUKAAN TERHADAP KARAKTERISTIK BOUNDARY LAYER MELINTASI BUMP (Re = 21000)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STUDI EKSPERIMEN dan NUMERIK PENGARUH PENAMBAHAN KEKASARAN PERMUKAAN TERHADAP KARAKTERISTIK BOUNDARY LAYER MELINTASI BUMP (Re = 21000)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Abstrak

Adanya perbedaan tekanan yang melewati sebuah benda menyebabkan terjadinya separasi aliran dimana hal tersebut penting untuk dikaji. Pada penelitian kali ini, obyek yang dikaji adalah karakteristik aliran yang melintasi bump dengan penambahan kekasaran permukaan sebelum plat yang berfungsi sebagai pengganggu. Penelitian ini dilakukan secara eksperimen dan numerik. Studi eksperimen dilakukan di dalam subsonic wind tunnel pada kecepatan 16.17 m/s (Re=21.000). Bentuk bump yang digunakan adalah setengah lingkaran dengan radius 20mm. Koefisien tekanan (Cp) didapatkan dari pengukuran tekanan statis yang dilakukan sepanjang kontur bump dan pada permukaan pelat datar dengan menggunakan wall pressure tap. Sedangkan koefisien drag tekanan (CDp) didapatkan dari perhitungan berdasarkan tekanan statis. Pengukuran kecepatan aliran menggunakan Pitot tube. Pengukuran profil kecepatan diambil sebanyak 8 posisi, 2 posisi sebelum bump, 1 posisi di puncak bump, dan 5 posisi setelah bump. Studi numerik mengunakan perangkat lunak yaitu program Fluent 6.3.26 dengan model turbulen k-ω shear-stress transport (SST). Pada penelitian ini, adanya penganggu berupa kekasaran permukaan tidak dapat menunda terjadinya separasi pada bump. Semntara itu harga koefisien drag total dan koefisien gesek yang dihasilkan meningkat dengan penambahan panjang permukaan kekasaran. Adanya penambahan kekasaran sepanjang 50mm memberikan kenaikan koefisien drag (CD) sebesar 21.3 %, dan penambahan kekasaran sepanjang 100mm memberikan kenaikan CD sebesar 24%.

Kata kunci- bump, koefisien drag (CD), kekasaran permukaan.

I. PENDAHULUAN

alam kehidupan sehari-hari banyak ilmuwan yang menciptakan teknologi-teknologi yang canggih untuk mempermudah pekerjaan manusia, untuk memberikan kenyamanan haruslah diperhatikan faktor dari lingkungan yang dapat berpengaruh. Salah satunya adalah memperhatikan karakteristik aliran fluida yang melewati suatu benda. Karasteriktik yang timbul tersebut akan memberikan pengaruh tertentu terhadap

performance.

Pada saat fluida melewati suatu benda padat akan terbentuk boundary layer atau yang disebut dengan lapisan batas yang disebabkan oleh gesekan aliran fluida dengan permukaan benda yang dilewatinya. Ketika aliran fluida melewati benda yang memiliki bentuk permukaan lengkung akan terjadi perubahan tekanan dan kecepatan di sepanjang permukaan dari benda lengkung tersebut. Adanya perbedaan tekanan dan kecepatan ini akan menyebabkan terjadinya separasi, dimana momentum dari aliran fluida tidak mampu melawan adanya kenaikan dan penurunan takanan dan gesekan yang terjadi di permukaan benda lengkung.

Jongnyon and Hyung (2006) melakukan penelitian

terhadap adanya fluktuasi tekanan di dinding pada boundary

layer turbulen yang melintasi sebuah bump, dimana

pengetahuan tentang fenomena fluktuasi tekanan pada dinding ini sangat penting untuk diketahui, salah satu contoh permasalahan adalah timbulnya kebisingan yang disebabkan oleh aliran yang melintasi sonar tranducer yang dirangkai pada sebuah kapal. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari kelengkungan terhadap fluktuasi tekanan pada dinding lengkungan, dan hasilnya terjadi perubahan tekanan sepanjang lengkungan dari sisi upstream ke sisi downstream dari kelengkungan.

Sebelumnya telah dilakukan penelitian terhadap karakteristik boundary layer yang melewati plat lengkung. Seperti yang telah dilakukan oleh Wahyu (2005) mengenai separasi dan reattachment aliran di belakang gundukan (bump) setengah lingkaran, segitiga dan persegi panjang. Dari penelitianya didapatkan bahwa separasi massive dan

bump setengah lingkaran terjadi akibat momentum aliran

tidak mampu mengatasi adverse pressure gradient dan tegangan geser. Sedangkan pada bump segitiga dan persegi panjang, separsi massive terjadi karena adverse pressure yang tajam akibat perubahan sudut yang tajam pada permukaan bump. Dari penelitian ini juga didapatkan bahwa pada bump berbentuk setengah lingkaran besarnya Re berpengaruh pada titik separasi. Sedangkan pada bump berbentuk segitiga dan persegi panjang,besarnya Re tidak berpengaruh terhadap titik separasi.

Penelitian oleh Herry (2011) mengenai studi eksperimen dan numerik tentang aliran boundary layer yang melintasi

bump dengan radius kelengkungan yang kecil. Penelitian

tersebut menunjukkan bahwa adanya bump dengan ketirusan maupun tanpa ketirusan akan memberikan pengaruh terhadap karakteristik dari boundary layer turbulen yang terjadi,dimana adanya ketirusan akan menyebabkan penundaan terjadinya separasi dan tidak terjadi perubahan

displacement thickness dan momentum thickness sehingga

adanya ketirusan akan memberikan momentum tambahan pada aliran. Penelitian lainya mengenai boundary layer dilakukan oleh Guntur (2011) mengenai studi eksperimen dan numerik tenteng aliran boundary layer yang melintasi

bump dengan radius kelengkungan yang besar. Dari

penelitian tersebut menunjukkan bahwa adanya bump setengah lingkaran dengan ketirusan yang diberikan pada pelat datar dengan dimensi pada penelitian tersebut akan memberikan pengaruh terhadap karakteristik boundary layer turbulen yang terjadi, dimana terjadi perubahan harga

displacement thickness dan momentum thickness pada pelat

datar dengan bump setengah lingkaran dengan ketirusan, setelah aliran melewati bump terbentuk wake, daerah wake yang terjadi pada bump tanpa ketirusan lebih besar dibandingkan daerah wake yang ada pada bump dengan ketirusan.

Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut, maka muncul pemikiran untuk melakukan penelitian tentang

STUDI EKSPERIMEN dan NUMERIK PENGARUH PENAMBAHAN

KEKASARAN PERMUKAAN TERHADAP KARAKTERISTIK

BOUNDARY LAYER MELINTASI BUMP (Re = 21000)

Mega Dewi Rimba Kusumawardani, Sutardi

Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111

E-mail: [email protected]

(2)

aliran melewati bump yang diberikan gangguan berupa kekasaran permukaan, gangguan ini diberikan pada permukaan sebelum bump. Penelitian ini dilakakukan secara eksperimen dan numerik.

II. METODE

Penelitian ini akan dilakukan secara eksperimen dan numerik. Untuk Pengambilan data secara eksperimen dilakukan di terowongan angin (wind tunel), sedangkan untuk simulasi numerik dilakukan menggunakan software fluent 6.3.26. Data yang didapatkan dari metoda eksperimen dan simulasi numerik akan dibandingkan dan dievaluasi. Gambar 2.1 merupakan ilustrasi dari benda uji yang digunakan.

Gambar 3.1 Ilustrasi benda uji metode eksperimen Peralatan yang digunakan pada metode eksperimen adalah wind tunnel dengan dimensi 30cm x 30 cm dengan kecepatan freestream yang digunakan sebesar 16.17 m/s,

inclined manometer yang digunakan untuk membaca

tekanan, wall pressure tap yang dipasang pada permukaan plat datar dan bump yang berguna untuk mengukur tekanan statis sepanjang plat datar dan bump, Pitot tube yang digunakan untuk mengukur tekanan dinamis dan mikrometer yang digunakan untuk mengukur jarak ke arah

y.

Prosedur yang dilakukan pada penelitian numerik terbagi menjadi dua tahap yaitu:

1. Pre-processing

Tahap pre-processing ini merupakan tahapan awal dalam sebuah penelitian secara numerik yang dilakukan dengan memasukan data awal. Data awal yang dimaksud adalah skema geometry, meshing dan boundary type untuk benda uji. Setelah melakukan pembutan geometry, langkah selanjutnya adalah melakukan proses meshing dan menentukan boundary type. Pada langkah pembuatan

geometry, meshing dan boundary type ini dilakukan pada

gambit Bentuk geometry, meshing, dan boundary type ditunjukkan pada gambar 2.2.

Gambar 2. Skema meshing pada silinder dengan penambahan bodi pengganggu.

2. Post-processing

Tahap simulasi numerik ini dilakukan dengan software

Fluent 6.3.26 yang dimulai dengan read data hasil eksport

GAMBIT. Kemudian dilakukan pengecekan grid. Setelah itu ditentukan skala. Pada penelitian ini menggunakan skala dalam mm. Turbulence model yang digunakan adalah k-ω SST. Pengisian material yang akan digunakan yaitu udara pada temperature 25° dengan nilai density (ρ) sebesar 1,19 kg/m3 dan viskositas (µ) sebesar 1,84 x 10-5

kg/ms dan pengisian operating condition disesuaikan dengan kondisi daerah dimana operasi dan lingkungan di sekitar benda uji.

Proses pemberian nilai dari boundary condition yaitu pada daerah inlet diasumsikan sebagai velocity inlet dengan nilai kecepatan ditentukan dari kondisi angka

Reynolds (ReD). Re yang digunakan adalah 2.1 x 104

sedangkan pada outlet adalah outflow, wall merupakan batasan semua dinding, main body dan disturbance body. Untuk bump dengan pengganggu, kekasaran didefinisikan sebagai wall dan memiliki ketinggian 1.5mm.

Solusi yang digunakan dalan simulasi ini adalah second

order. Langkah berikutnya adalah initialize yang

merupakan perhitungan awal untuk memudahkan dalam mendapatkan hasil yang konvergen pada tahap iterasi. Kriteria konvergensi ditetapkan sebesar 10-6, artinya

proses iterasi dinyatakan telah konvergen setelah residualnya mencapai harga lebih kecil daripada 10-6.

Tahap terakhir adalah iterate dilakukan sampai

convergence criterion sebesar 10-6.

III. HASILDANPEMBAHASAN

Data yang didapatkan dari metode eksperimen meliputi koefisien tekanan dan kontur kecepatan pada plat datar dan bump. Hasil yang didapatkan dari metode eksperimen dan numerik akan dibandingkan sehingga dapat diketahui perbedaan yang ada.

1. Koefisien tekanan (Cp)

Gambar 3.1 menunjukkan perbandingan distribusi koefien tekanan sepanjang plat datar dan bump tenpa pengganggu yang didapatkan dari hasil eksperimen dan simulasi numerik. Pada grafik tersebut dapat dilihat bahwa nilai koefisien yang didapatkan dari hasil eksperimen dan numerik yang relatif sama. Tekanan statis mengalami kenaikan pada plat datar sebelum bump yang ditunjukkan dengan peningkatan koefien tekanan (Cp), akibat adanya

favorable pressure gradient yang kuat di sisi upstream bump, koefisien tekanan mengalami penurunan hingga

mencapai titik maksimum pada x/d = -0.1175. hal ini terjadi pada hasil yang didapat dari metode eksperimen dan numerik. Setelah itu akibat adanya adverse pressure

gradient tekanan mengalami kenaikan hingga pada

akhirnya takanan menjadi konstan dan aliran mengalami separasi.

Gambar 3.2 dan 3.3 menunjukkan perbandingan distribusi koefisien tekanan sepanjang plat datar dan bump dengan pengganggu yang didapatkan dari hasil eksperimen dan simulasi numerik. Pada grafik tersebut dapat dilihat bahwa nilai koefisien tekanan yang didapatkan dari hasil eksperimen dan numerik relatif sama. Tekanan statis mengalami kenaikan pada plat datar sebelum bump yang Tinggi

(3)

ditunjukkan dengan peningkatan koefien tekanan (Cp), akibat adanya favorable pressure gradient yang kuat di sisi

upstream bump, koefisien tekanan mengalami penurunan

hingga mencapai titik maksimum pada x/d = -0.1175. hal ini terjadi pada hasil yang didapat dari metode eksperimen dan numerik. Setelah itu akibat adanya adverse pressure

gradient tekanan mengalami kenaikan hingga pada

akhirnya takanan menjadi konstan dan aliran mengalami separasi. Berdasarkan hasil koefisien tekanan yang didapatkan pada bump tanpa pengganggu dan bump tanpa pengganggu tidak memiliki perbedaan yang begitu signifikan dan nilai yang didapatkan hampir menyerupai.

Gambar 3.1 Distribusi koefisien tekanan (Cp) pada plat datar dan bump tanpa pengganggu dari hasil eksperimen dan

numerik

Gambar 3.2 Distribusi koefisien tekanan (Cp) pada plat datar dan bump dengan pengganggu 50mm dari hasil

eksperimen dan numerik

Gambar 3.3 Distribusi koefisien tekanan (Cp) pada plat datar dan bump dengan pengganggu 100mm dari hasil

eksperimen dan numerik

2. Profil Kecepatan

Gambar 3.4, 3.5 dan 3.6 merupakan perbandingan profil kecepatan eksperimen dan numerik. Profil kecepatan yang

didapatkan dari metode eksperimen dan numerik menunjukkan bentuk yang sama dan hampir brimpit. Gambar tersebut menunjukkan bahwa aliran mengalami percepatan sebelum melewati bump pada daerah diatas

boundary layer. Percepatan ini ditunjukkan oleh harga u/U

yang semakin membesar searah dengan aliran yang mendekati bump. Saat aliran melewati bump juga terjadi percepatan aliran, percepatan aliran ini disebabkan oleh pengecilan luas permukaan akibat adanya bump. Hal ini dapat dilihat pada kontur path line dari masing masing

bump. Percepatan ini ditunjukkan oleh profil kecepatan di x/d = 0.0 yang memiliki kecepatan u/U = 1.04 pada y =1 mm

untuk bump tanpa pengganggu dan u/U = 1.01 untuk bump dengan penambahan kekasaran 5cm dan u/U = 0.95. Setelah melewati bump aliran akan mengalami perlambatan hingga kecepatannya akan mengalami perlambatan.

Gambar 3.4 Perbandingan profil kecepatan eksperimen dan numerik bump tanpa pengganggu

Gambar 3.5. Perbandingan profil kecepatan eksperimen dan numerik bump pengganggu 50mm

Gambar 3.6. Perbandingan profil kecepatan eksperimen dan numerik bump pengganggu 100mm

Akibat adanya adverse pressure gradient di sisi

downstream bump mengakibatkan aliran mengalami

(4)

x/d = 4.5 untuk bump dengan penambahan kekasaran

100mm, dan x/d = 4.75 untuk bump tanpa pengganggu dan bump dengan penambahan kekasaran 50mm.

3. Visualisasi Numerik

Gambar 3.7, 3.8 dan 3.9 merupakan kontur path

line dari plat datar dan bump. Dari gambar tersebut dapat

dilihat distribusi kecepatan aliran fluida yang mengalir di atas pemukaan pelat datar dan bump dengan pengganggu maupun tanpa pengganggu. Saat melewati bump, aliran mengalami percepatan sampai mencapai kecepatan maksimum, yaitu pada puncak bump, hal ini dikarenakan aliran melewati streamtube yang mengecil sehingga aliran mengalami percepatan. Setelah melewati puncak bump aliran mengalami penurunan kecepatan dan kenaikan tekanan sehingga terjadi adverse pressure gradient dan tegangan gesek hingga aliran terseparasi. Akibat adanya separasi menimbulkan daerah yang memiliki tekanan rendah dan aliran balik yang disebut dengan daerah wake. Daerah ini ditunjukkan dengan warna biru yang menyerupai pusaran aliran.

Gambar 3.7 Velocity pathline bump tanpa pengganggu

Gambar 3.8. Velocity pathline bump dengan pengganggu 50mm

Gambar 3.9. Velocity pathline bump dengan pengganggu 100mm

Dari gambar 3.10, 3.11 dan 3.12 menunjukkan bahwa semakin bertambah kekasaran akan menimbulkan boundary layer yang turbulen. Sehingga adanya boundary layer yang turbulen maka dapat menunda terjadinya separasi pada bump.

Gambar 4.15 Kontur intensitas turbulensi pada bump tanpa pengganggu

Gambar 4.16 Kontur intensitas turbulensi pada bump dengan pengganggu 50mm

Gambar 4.17 Kontur intensitas turbulensi pada bump dengan pengganggu 100mm

4. Koefisien drag (CD)

Harga koefisien drag total (CD) dihitung dengan

menggunaan persamaan perubahan momentum aliran sebelum melewati bump dengan momentum aliran setelah melewati bump. Dari hasil penelitian dan proses perhitungan yang telah dilakukan didapatkan harga koefisien total drag (CD) yang terjadi diatas permukaan plat datar dan bump

dengan pengganggu maupun bump tanpa pengganggu. Koefisien drag yang terjadi di sepanjang plat datar dan merupakan gabungan dari koefisien gesek (Cf) yang terjadi

sepanjang permukaan dan koefisien pressure drag (CDp)

yang terjadi akibat adanya bump. Tabel 4.1 menunjukkan hasil koefisien drag pada metode eksperiman dan numerik.

Tbel 4.1 Koefisien drag total

(5)

Dari hasil yang didapatkan melalui eksperimen dan numerik. keduanya menunjukkan fenomena yang sama yakni koefisien drag total semakin meningkat dengan adanya penambahan pengganggu berupa kekasaran. Hal ini dikarenakan adanya penambahan kekasaran pada permukaan menyebabkan gesekan antara aliran dan plat datar besar sehingga koefisien gesek yang dihasilkan juga membesar dan akan berpengaruh juga pada koefisien total drag.

IV KESIMPULAN

Berdasarkan hasil data yang didapatkan pada penelitian dengan metode eksperimen maupun numerik untuk plat datar dan bump tanpa pengganggu maupun dengan pengganggu pada kecepatan freestream 16.17 m/s dan Re = 21000, dapat disimpulkan bahwa Separasi yang terjadi pada

bump tanpa pengganggu maupun dengan pengganggu terjadi

tepat pada puncak bump. Penambahan kekasaran permukaan pada plat datar tidak mampu menunda terjadinya separasi. Distribusi koefisien tekanan yang dihasilkan masing-masing

bump tidak memberikan perbedaan nilai yang signifikan

baik dengan metode eksperimen maupun simulasi numerik. Adanya penambahan kekasaran permukaan memberikan perubahan nilai koefisien drag total (CD), dimana koefisien

drag total meningkat dengan penambahan panjang permukaan kasar. Fenomena ini terjadi pada metode eksperimen dan simulasi numerik. Distribusi data yang didapat dari hasil simulasi numerik memiliki kecenderungan yang lebih smooth dibandingkan dengan distribusi data yang didapatkan dari hasil eksperimen.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada laboratorium Mekanika dan Mesin-Mesin Fluida Jurusan Teknik Mesin Faklutas Teknologi Industri ITS yang telah banyak mendukung kelancaran penelitian kali ini.

DAFTAR PUSTAKA

[1]. Dewit, David P. and Incopera, Frank P, 2007, Fundamental of Heat

and Mass Transfer, 6th edition, John Wiley and Son, Inc.

[2]. Fox, Robert W. and McDonald, Alan T, 1998, Introduction to Fluid

Mechanics, 4th edition, John Wiley and Son, Inc.

[3]. Gerasimov, Aleskey, 2006, Modelling Turbulent Flows with

Fluent, Fluent Europe Ltd.

[4]. Guntur, Muda Ali Akbar. 2011, “Studi Eksperimen dan Numerik

tentang Aliran boundary layer yang melintasi bump dengan radius kelengkungan yang Besar”, Laporan Tugas Akhir, Jurusan

Teknik Mesin FTI – ITS.

[5]. Herry, Sufyan Hadi. 2011, “Studi Eksperimen dan Numerik

tentang Aliran boundary layer yang melintasi bump dengan radius kelengkungan yang kecil”, Laporan Tugas Akhir, Jurusan

Teknik Mesin FTI – ITS.

[6]. Joongnyon, Kim and Hyung, Jing Sun, 2006, “Wall Pressure

Fluctuation in a Turbulent Boundary Layer over Bump”, Korea

Advance Institute of Science and Techneology.

[7]. Nurul, Fatchan. 2000, “Studi Eksperimental Pengaruh Inlet

Disturbance Terhadap Karakteristik Boundary Layer Dan Gejala Separasi Pada Pelat Lengkung”, Laporan Tugas Akhir, Jurusan

Teknik Mesin FTI – ITS.

[8]. Wahyu, wijanarko. 2005, “Separasi dan Reattachment Aliran di

Belakang Gundukan Bump setengah lingkaran, segitiga, dan persegi panjang”, Laporan Tugas Akhir, Jurusan Teknik Mesin FTI

Referensi

Dokumen terkait

Sebuah daerah luar yang dikelilingi oleb daerah sendiri; da­ lam penelitian mengenai negara ber­ kembang dan sekarang sudah dalam babasa politik, enklave telah

Oleh karenanya, tentunya Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 tentunya tidak boleh abai dengan kondisi ini sebab sudah dijelaskan bahwa hak pendidikan adalah

Pada penelitian yang berjudul Analisis Gangguan Kalsium pada Besi dengan Pengompleks 1,10-Fenantrolin Secara Spektrofotometer UV-Vis memiliki tiga tahapan utama,

1) Allah SWT dan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah memberikan pencerahan kepada umat manusia di dunia melalui kesempurnaan Islam. 2) Kedua Orang Tua yang

Penggunaan Mocaf sebagai bahan subsitusi terigu pada produk mie banyak dilakukan dalam upaya menekan impor terigu.Tingkat subtitusi Mocaf yang rendah dapat diatasi

(1) Partai Politik wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban penerimaan dan pengeluaran yang bersumber dari dana bantuan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

Perusahaan–perusahaan dalam industri tersebut yakin bahwa lahan gambut merupakan wilayah yang penting bagi pengembangan perkebunan dan HTI karena lahan gambut memiliki areal yang

Berdasarkan Tabel 3.1, jumlah ranking nilai ujian matakuliah kalkulus untuk sampel mahasiswa jurusan matematika