PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK ANALISIS
SPASIAL NILAI LAHAN KECAMATAN DEPOK, KABUPATEN
SLEMAN
Naskah Publikasi
diajukan oleh
R.Idham Kholid, S
09.21.0435
kepada
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
AMIKOM
YOGYAKARTA
2010
UTILIZATION OF GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM FOR SPATIAL ANALYSIS OF LAND VALUE DEPOK DISTRICT,
SLEMAN REGENCY
PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK ANALISIS SPASIAL NILAI LAHAN KECAMATAN DEPOK, KABUPATEN
SLEMAN
R. Idham Kholid, S Jurusan Teknik Informatika STMIK
AMIKOM YOGYAKARTA
ABSTRACT
Depok is one of the distrist in Sleman Regency with rapid physical development and infrastructure are complete. This impact on fastest population growth among other districts. In addition, the majority of universities in Yogyakarta are located in Depok District, wich encourages the rapid economic growth. Population and economic growth encourages people to do activities to meet the needs of life, so the need of land continuous to increase. Based on these phenomena, the land value survey carried out either. The objectives of the research are: to produce maps land value Depok District in 2007 with to use geographic information system.
This research was used analysing secondary data then carried out a qualitative analisis method. Secondary data the form maps use land value from the Development and Planning Region Office in Sleman Regency.
The results of this research was in the form of Land Value Map and product to give information contradict land value Depok District in this a way spatial.
1. Pendahuluan
Lahan adalah salah satu fenomena penting di permukaan bumi. Di atas lahan tersebut, semua aktivitas kehidupan manusia berlangsung. Secara geografis sebidang lahan diartikan sebagai suatu wilayah tertentu di permukaan bumi yang meliputi atmosfer, tanah dan batuan induk, topografi, air, masyarakat tumbuh-tumbuhan dan binatang, serta akibat-akibat dari aktivitas manusia di masa lalu maupun sekarang, yang kesemuanya itu mempunyai pengaruh yang nyata terhadap penggunaan lahan oleh manusia pada masa sekarang maupun pada masa mendatang.
Pertumbuhan penduduk yang semakin pesat banyak menimbulkan permasalahan baru di atas lahan. Pertumbuhan penduduk ini dapat berwujud pertambahan secara alami (lahir – mati), maupun adanya migrasi (perpindahan). Pertumbuhan penduduk ini akan menyebabkan kebutuhan akan lahan sebagai ruang untuk tempat aktivitas mereka semakin meningkat dan akan menimbulkan semacam kompetisi untuk mendapatkan ruang yang cocok sesuai dengan berbagai kepentingan dan keperluan manusia.
Kecamatan Depok dipilih sebagai daerah penelitian karena merupakan wilayah dengan pertumbuhan paling pesat di Kabupaten Sleman. Meskipun Kecamatan Depok bukan merupakan kecamatan yang berada di Kota Yogyakarta, namun perkembangan secara fisik maupun keadaan sosial ekonominya tidak kalah dengan kecamatan- kecamatan yang ada di Kota Yogyakarta. Berada di kawasan utara Kota Yogyakarta, Depok terasa istimewa dengan keberadaan berbagai perguruan tinggi, obyek vital, dan kawasan pemukiman baru. Kawasan yang terdiri dari 3 Desa dan 58 Dusun ini sudah sedemikian menyatu dengan kota Yogyakarta, sehingga batasnya tidak kelihatan lagi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data nilai lahan tahun 2007 karena pada tahun itu daerah yogyakarta dan sekitarnya dalam masa atau proses pemulihan (recovery) pasaca gempa bumi pada tahun 2006.
2. Landasan Teori
Landasan teori meliputi pengertian nilai lahan, bentuk penggunaan nilai lahan, konsep dasar SIG, komponen SIG, kemampuan SIG, pemetaan dan perangkat lunak yang digunakan
2.1. Pengertian Nilai Lahan
Nilai lahan merupakan suatu pengukuran atas lahan yang didasarkan pada kemampuan lahan secara ekonomis dalam hubungannya dengan produktivitas dan strategis ekonomisnya. Suatu bidang lahan dalam arti ruang mempunyai beberapa nilai, tergantung dari sudut pandang tertentu. Sudut pandang yang dimaksudkan di sini adalah bahwa sebidang lahan dapat dinilai dari besarnya manfaat yang dapat diperoleh dari tujuan penggunaan lahan itu sendiri. Sebagai contoh, lahan dapat dinilai dari
kemampuan berproduksi; lahan dinilai dari segi lokasi atau strategis tidaknya lahan yang bersangkutan, dan lahan dinilai dari peranannya terhadap fungsi ekologi. (Indradi, 2000). 2.2. Bentuk Penggunaan Nilai Lahan
Bentuk penggunaan lahan yang ada di Kecamatan Depok dibagi menjadi kelas- kelas sesuai dengan tingkat pengaruhnya terhadap harga maupun nilai lahan. Kelas penggunaan lahan dibagi dari kelas I hingga kelas V, dimana kelas I merupakan kelas yang memiliki tingkat pengaruh yang paling tinggi terhadap harga lahan, dan kelas V merupakan kelas yang memiliki tingkat pengaruh yang paling rendah. Sebagai contoh bentuk penggunaan nilai lahan :
1. Perdagangan dan jasa
a. Perdagangan : apotek, pasar, pertokoan, pusat perbelanjaan, restoran, SPBU.
b. Jasa : Bank, hotel, kantor pemerintahan, perkantoran, puskesmas, rumah sakit, tempat pendidikan.
c. Transportasi : terminal, bandara d. Rekreasi : museum, tempat olahraga. 2. Permukiman dan industri : permukiman, pabrik
3. Lahan kosong : lahan kosong, lahan sedang dibangun, lapangan. 4. Pertanian : kebun, sawah, tegalan, semak belukar.
5. Lain-lain : tempat ibadah, makam.
Tabel 2.1 Bentuk Penggunaan Lahan
Kelas Bentuk Penggunaan Lahan Nilai Pengaruh
I Perdagangan dan jasa 5 Sangat tinggi
II Permukiman dan industri 4 Tinggi
III Lahan kosong 3 Sedang
IV Pertanian 2 Rendah
V Lain-lain 1 Sangat rendah
Sumber : Meyliana, (1996) dengan penyesuaian 2.3. Konsep Dasar SIG
Data yang mempresentasikan dunia nyata (real world) dapat disimpan ,dimanipulasi, diproses, dan dipresentasikan dalam bentuk yang lebih sederhana dengan layer-layer tematik yang direlasikan dengan lokasi-lokasi geografi di permukaan bumi. Hasilnya dapat dipergunakan untuk pemecahan banyak masalah-masalah dunia nyata seperti dalam perencanaan dan pengambilan keputusan menyangkut data kebumian.
2.4. Komponen SIG
SIG merupakan suatu sistem komputer yang terintegrasi di tingkat fungsional dan jaringan. Komponen SIG terdiri dari :
1. Perangkat Keras (hardware)
Komputer (komputer tunggal, komputer sistem jaringan dengan server, komputer dengan jaringan global internet) dan periperalnya merupakan komponen yang harus tersedia untuk mengoperasikan SIG berbasis komputer. Perangkat keras untuk SIG meliputi perangkat keras : pemasukan data, pemrosesan data, dan penyajian hasil, serta penyimpanan (storage).
2. Perangkat lunak (software)
Perangkat lunak yang mempunyai fungsi diatas dan fasilitas untuk penyimpanan, analisis, dan penayangan informasi geografi. Syarat yang harus dipenuhi software SIG diantaranya:fasilitas untuk pemasukan dan manipulasi data geografis,fasilitas untuk query, analisis, dan visualisasi serta Graphical User Interface (GUI) yang baik untuk mempermudah akses fasilitas yang ada.
3. Data & Informasi Geografi
SIG dapat mengumpulkan dan menyimpan data dan informasi yang diperlukan baik secara tidak langsung dengan cara mengimportnya dari perangkat- perangkat lunak SIG yang lain.
4. Manajemen
Suatu proyek SIG akan berhasil jika dimanage dengan baik dan dikerjakan oleh orang-orang memiliki keahlian yang tepat pada semua tingkatan.
2.5. Kemampuan SIG
Kemampuan SIG dapat dinyatakan dengan fungsi-fungsi analisis spasial dan attribut yang dilakukan, serta kemampuan memberi jawaban-jawaban atau solusi yang diberikan terhadap pertanyaan yang diajukan.
a. Kemampuan Pertanyaan Konseptual
SIG diharapkan mampu menjawab pertanyaan sebagai berikut
• What is at...? (pertanyaan lokasional; apa yang terdapat pada lokasi tertentu)
• Where is it...? (pertanyaan kondisional; lokasi apa yang mendukung untuk kondisi / fenomena tertentu)
• How has it changed...? (pertanyaan kecenderungan; mengidentifikasi kecenderungan atau peristiwa yang terjadi)
• What is the pattern...? (pertanyaan hubungan; menganalisis hubungan keruangan antar objek dalam kenampakan geografis)
• What if...? (pertanyaan berbasiskan model; komputer dan monitor dalam kondisi optimal, kecocokan lahan dan lain lain berdasar model)
b. Kemampuan Fungsi Analisis
Fungsi-fungsi analisis yang dapat dilakukan secara umum terdapat 2 jenis fungsi analisis, yaitu fungsi analisis spasial dan fungsi analisis attribut:
Fungsi analisis data attribut, mencakup:
• Membuat basisdata baru (create database)
• Menghapus basisdata (drop database)
• Membuat tabel basisdata (create table)
• Menghapus tabel basisdata (drop table)
Fungsi analisis spasial meliputi: • Klasifikasi (reclassify)
Fungsi ini mengklasifikasikan kembali suatu data spasial menjadi data spasial yang baru dengan menggunakan kriteria tertentu. misalnya, dengan menggunakan data spasial ketinggian permukaan bumi (topografi) dapat diturunkan data spasial kemiringan.
• Overlay
Fungsi ini menghasilkan data spasial baru dari minimal dua data spasial yang menjadi masukannya.
• Buffering
Fungsi ini akan menghasilkan data spasial baru yang berbentuk poligon atau zone dengan jarak tertentu dari data spasial yang menjadi masukannya.
2.6. Pemetaan
Pemetaan adalah proses pengukuran, perhitungan dan penggambaran dengan menggunakan cara dan atau metode tertentu sehingga didapatkan hasil berupa softcopy maupun hardcopy peta yang berbentuk data spasial vektor maupun raster.
2.7. ArcView 3.3
ArcView merupakan sebuah software pengolah data spasial yang telah dikembangkan oleh ESRI. Dengan ArcView, pengguna dapat memiliki kemampuan-kemampuan dalam pengolahan atau editing, menganalisis data secara geografis, menerima atau konversi dari data digital lain atau dihubungkan dengan data image seperti format JPG, TIFF, BMP, atau image gerak.
Gambar 2 ArcView 3.3
2.8. Macromedia Flash 8
Macromedia Flash 8 merupakan program flash versi terbaru setelah macromedia flash MX 2004 atau flash versi 7.0 yang mempunyai fasilitas melebihi versi-versi sebelumnya. Diantara program-program animasi yang ada, Macromedia flash cukup fleksibel dan lebih unggul, sehingga banyak animator yang menggunakan dalam
pembuatan animasi interaktif maupun non interaktif, seperti animasi pada halaman web, animasi kartun, portofolio, game, dan beberapa animasi lainnya.
Keunggulan Macromedia Flash 8 dibanding dengan program-program lain yang sejenis, antara lain:
1. Dapat membuat tombol yang lebih atraktif dan variatif
2. Dapat membuat transparansi warna.
3. Dapat membuat animasi dari satu bentuk ke bentuk yang lainnya(shape tween).
4. Dapat dikonversi dan dipublikasikan ke dalam beberapa tipe, diantaranya adalah .swf, .html, .jpg, gif, exe, mov, png.
Dengan fitur yang terdapat dalam flash 8 membuat lebih handal, mudah dan cepat untuk menciptakan animasi-animasi yang atraktif, apalagi didukung dengan ActionScript yang lebih kompleks.
Gambar 3 Macromedia Flash 8 3. Analisis dan Perancangan Sistem
3.1. Analisis Kebutuhan Sistem
Analisis kebutuhan sistem menentukan bagaimana orang, data, proses dan teknologi informasi dapat saling terhubung. Dengan analisis suatu sistem diharapkan dapat diuraikan secara utuh menjadi komponen-komponen dasar dengan tujuan identifikasi, mengevaluasi permasalahan dan kebutuhan yang diharapkan, dan analisis
ini juga dilakukan untuk menjamin bahwa sistem yang dibangun sesuai dengan kebutuhan dari obyek penelitian. Hasil analisis kebutuhan sistem adalah sebagai berikut:
1. Sistem dapat memberikan informasi peta
2. Sistem dapat mampu menampilkan peta secara interaktif.
3. Sistem mampu menampilkan peta secara interaktif dimana penguna dapat melakukan zoom dan pan.
1. Kebutuhan Fungsional
Analisis kebutuhan fungsional pada sistem ini sangat diperlukan sekali dalam mendukung kinerja sistem, apakah sistem yang dibuat sudah sesuai kebutuhan yang diperlukan oleh sebuah instansi atau perusahaan. Karena kebutuhan sistem ini akan mendukung tercapainya tujuan yang akan diinginkan. Fungsi sistem yang dibuat ini adalah memberikan informasi pemanfaatan sistem informasi geografi untuk analisis spasial nilai lahan kecamatan depok kabupaten sleman dalam format multimedia interaktif. Adapun dalam pengembangan sistem ini memiliki tujuan agar dapat memperoleh informasi yang lebih cepat dan tepat untuk melakukan pemasaran. Dalam pengembangan sistem ini ada beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain :
a. pengguna dapat mengetahui informasi luas wilayah dan kepadatan penduduk. b. pengguna lebih cepat mendapatkan informasi berkaitan dengan jumlah
penduduk, banyaknya tempat pendidikan,kesehatan,ekonomi c. pengguna dapat mengetahui contoh penggunaan nilai lahan. 2. Kebutuhan Non-Fungsional
Kebutuhan nonfungsional (nonfunctional requirement) adalah tipe kebutuhan yang berisi properti perilaku yang dimiliki oleh sistem,meliputi:
a. Operasional
Kebutuhan Perangkat Lunak (Software)
Perangkat lunak sistem operasi yaitu program yang ditulis untuk mengendalikan dan mengkoordinasi kegiatan dari sistem komputer. Perangkat yang digunakan adalah perangkat lunak dari pihak pengembang lain. Untuk mngurangi biaya operasional agar dapat menekan harga jual aplikasi, digunakan versi minimal yang masih bisa dan relevan untuk digunakan. Perangkat lunak yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem ini antara lain:
1. Microsoft Windows XP Professional SP 2 2. Macromedia Flash Professional 8
3. ArcView 3.3
Kebutuhan Perangkat Keras (Hardware)
Perangkat keras yang digunakan dalam pengembangan aplikasi penelitian ini adalah satu unit komputer dengan spesifikasi sebagai berikut:
1. Core 2 Duo T6570 2.1 Ghz 2. RAM 1 GB 3. HD 320 GB 4. DVD RW 5. WebCam 6. Card reader 7. Bluetooth
8. Speaker Profotex (Sub W oofer) 9. Printer Cannon 1300
3.2. Analisis Kebutuhan Antar Muka (Interface)
Antar muka pemakai atau user interface adalah bagian penguhubung antara program sistem informasi dengan pemakai. Kebutuhan terhadap antar muka yang diinginkan sebaik mungkin bersifat user friendly, artinya pengguna dapat menggunakan perangkat lunak yang dibuat dengan mudah dan senyaman mungkin untuk mendapatkan suatu informasi yang diinginkan oleh user.
Kebutuhan antar muka (Interface) untuk suatu aplikasi yang akan dibuat didapatkan dari hasil wawancara dengan pihak-pihak yang terkait atau dari hasil studi lapangan, dan aplikasi lain yang sejenis. Kebutuhan antar muka harus bersifat user friendly, artinya bahwa pengguna aplikasi yang akan dihasilkan bisa mudah untuk mengoperasikannya. 3.3. Analisis Kebutuhan Keamanan Data
Keamanan data merupakan salah satu unsur yang penting yang harus dipertimbangkan dalam proses desain suatu sistem. Karena suatu sistem tanpa keamanan data yang baik akan merugikan sistem itu sendiri, sebab data akan bebas diakses oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Keamanan data dapat dilakukan dengan pembuatan sandi (password) pada file tersebut oleh admin sehingga hanya admin yang dapat mengetahui password itu. jadi hanya admin yang dapat memasukkan data-data yang baru atau merubah data.
3.4. Cara kerja Sistem
Alur Proses Pembuatan Peta
Mulai Persiapan Pengumpulan Data • Data Peta • Data Teks • Data Grafis
Pengolahan Data Peta : Mengubah *.shp ke *.jpg
(ArcView 3.3)
Pengolahan Data Grafis : Pengambilan Foto (editing
photoshop)
Pengolahan Data teks: Pemilihan data
Peta *.jpg / png
(import ke Flash 8) Foto Lapangan (import ke Flash 8)
Penulisan data teks (microsoft office)
Penempatan simbol / titik
lokasi (flash 8) Desain Halaman menu Utama (macromedia flash 8)
Data office di buat ke coreldraw ( jpg )
Penggabungan Data ( macromedia flash 8)
Uji coba sistem
tidak
ya
Reproduksi peta
selesai
Keterangan gambar di atas adalah : 1. Pengumpulan Data
• Data Peta
Data peta berupa peta digital Kabupaten Sleman berformat *.shp yang di peroleh BAPEDA Kabupaten Sleman.
• Data Teks
Data atribut yang berupa data tekstual memberikan keterangan mengenai Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman.
• Data Grafis
Data atribut yang berupa data grafis merupakan foto-foto yang diperoleh dengan melakukan fotografi sendiri di lokasi daerah Kecamatan Depok yang bersangkutan dan mengunduh dari internet.
2. Pengolahan Data Peta
Tahap ini meliputi penggunaan berbagai macam perangkat lunak seperti yang sudah disebutkan di atas dalam rangka untuk mengolah data yang sudah dikumpulkan pada tahap pengumpulan data.
• Data yang diperoleh dari BAPEDA berupa data digital yang masih dalam format *.shp. Data tersebut harus diubah terlebih dahulu menjadi format *.jpg agar dapat diproses pada tahapan selanjutnya.
• Data yang sudah diubah menjadi *.jpg kemudian di import ke macromedia flash 8.
• Hasil gambar peta yang sudah di import ke flash kemudian membuat titik lokasi tersebut di desain halaman menu utama.
3. Pengolahan Data Grafis
• Data atribut yang berupa grafis, baik itu pengambilan foto maupun clipart yang masih mentah diolah menjadi data yang siap untuk ditampilkan pada peta hasil akhir.
• Foto yang sudah diubah menjadi *.jpg kemudian di import ke macromedia flash 8. Hasilnya kemudian ditampilkan di desain menu galery.
• Pada halaman menu utama didesain agar tampilan peta lebih menarik dan informasi yang ditampilkan lebih baik.
4. Pengolahan Data Teks
Pengolahan data atribut teks meliputi tiga macam langkah, yaitu: pemilihan data, penulisan data, dan pengubahan data dari office di ubah ke coreldraw . Data-data atribut tekstual yang ada diseleksi untuk menentukan data-data yang akan ditampilkan pada peta hasil akhir.
5. Penggabungan Data
Data-data yang telah diolah, baik data peta, data atribut grafis, maupun data atribut teks kemudian digabungkan dengan menggunakan perangkat lunak Macromedia Flash 8.
6. Uji Coba Sistem
Setelah data spasial, data atribut, dan data grafis digabungkan, maka tahap selanjutnya adalah tahap uji coba sistem. Tujuannya adalah untuk meneliti kembali tampilan peta dan memastikan penelusuran peta berjalan dengan yang baik.
7. Reproduksi Peta
Hasil uji coba yang telah memenuhi, maka tahap selanjutnya adalah publishing. Tujuannya adalah untuk menghasilkan peta yang dapat di tampilkan.
4. Implementasi dan Pembahasan 4.1. Memproduksi Sistem
Pada bagian memproduksi sistem ada beberapa langkah yang harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan sistem yang akan dibuat. Pada langkah pembuatan sistem, penyusun menggunakan software-software seperti, Microsoft Excel, ArcView 3.3, Macromedia Flash 8. Sebagai contoh :
ArcView 3.3
Dalam kaitannya pembuatan aplikasi multimedia disini dibutuhkan software untuk menghasilkan peta yaitu ArcView 3.3 agar mendapatkan pencapaian yang maksimal.
Add Theme
Hasil Akhir
Pada bagian ini merupakan Hasil dari penelitian yaitu menghasilkan CD Interaktif berikut tampilan hasil desain aplikasi multimedia informasi geografi
1. Halaman Intro
2. Menu Home
Gambar 6 Tampilan Menu Intro
4. Menu Statistik
Gambar 8 Tampilan Menu Wilayah
5. Kesimpulan
Gambar 4.15 Tampilan Menu P.N Lahan
Dari hasil pengujian dan penyusunan laporan skripsi ini, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Dengan adanya aplikasi multimedia ini, informasi mengenai Peta Nilai Lahan Kecamatan Depok Tahun 2007 dapat disajikan secara lebih menarik, lengkap, up to date dan memberi kesan serta pengguna dapat melakukan zoom dan pan
2. Aplikasi ini di harapkan dapat memberikan gambaran informasi mengenai Peta Nilai Lahan Kecamatan Depok Tahun 2007, yang mana pada tahun tersebut sedang mengalami masa pemulihan sesudah gempa bumi.
3. Peta Nilai Lahan Kecamatan Depok Tahun 2007 yang penulis usulkan ini dirancang sebelumnya menggunakan ArcView 3.3 kemudian hasil peta nya di operasionalkan atau di import menggunakan Macromedia Flash 8
6. Daftar Pustaka
Al Fatta, Hanif. 2007.”Analisis & Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan Bersaing Perusahaan & Organisasi Modern”,Penerbit Andi, Yogyakarta.
A Senn, James. 1998.”Information Technology in Business”, Prentice-Hall International, Upper Sidle River, New Jersey.
Jogiyanto.H.M. 1990. Analisis dan Desain Sistem Informasi Pendekatan Terstruktur. Penerbit ANDI: Yogyakarta.
Lemay, Laura. 1997,” Desain Grafik dan Halaman Web”,Penerbit PT. Elex Media Komputindo:Jakarta.
Raymond McLeod Jr, 1996, “Sistem Informasi Manajemen II”.PT. Buana Ilmu Popular. Jakarta.
Suyanto, M. 2005, “Multimedia Alat untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Suyanto, M. 2004, “Analisis & Desain Alikasi Multimedia untuk Pemasaran”, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Tay Vaughan.1998. ”Multimedia Making it Work Fourth Edition”.United State of America.Osborne.
Prahasta, Eddy. 2007, ”Sistem Informasi Geografis :Tutorial ArcView”, Penerbit Informatika, Bandung.
Budiyanto, Eko. 2005, “Sistem Informasi Geografis Menggunakan ArcView GIS”, Penerbit Andi, Yogyakarta.