• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABD. WAHAB AL HASAN IPA NIM.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABD. WAHAB AL HASAN IPA NIM."

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

KABUPATEN GOWA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Program Studi Pendidikan Agama

Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

ABD. WAHAB AL HASAN IPA NIM. 105 190 1311 11

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERISTAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1436 H - 2015 M

(2)

ii

Dengan penuh kesadaran, peneliti yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya peneliti sendiri. Jika kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Makassar, 15 Syawal 1436 H 31 Juli 2015 M

Peneliti,

(3)
(4)
(5)
(6)

vi

Tidak ada kata lain yang lebih baik diucapkan selain puji dan syukur kepada Allah Swt, atas rahmat dan hidayah serta kesempatan yang telah diberikan kepada hambanya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi tercinta, Muhammad SAW yang telah menyinari dunia ini dengan cahaya Islam. Serta keluarga-Nya dan para sahabat-sahabat-Nya dan orang-orang yang mengikuti beliau.

Penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya serta salam penuh hormat dengan segenap cinta kepada keluarga terutama kepada Ayahanda (Hasan Ipa) dan Ibunda (Lilis Djakaria) yang selalu mencurahkan cinta dan kasih sayang serta doanya selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada kakak-kakak (Nursuciani Handini Senjah Hasan, S.Kom, Nurfitriani Merdekawati Hasan, Amd.AK, Muh. Reza Rinaldi Al Hasan Ipa, SE, Muh. Ikbal Al Hasan Ipa) yang selalu memberikan bantuan terutama materi dan motivasi yang tinggi serta perhatian yang melimpah sehingga penulis tidak pernah merasa kekurangan perhatian.

(7)

Selanjutnya ucapan terima kasih dan penghargaan yang setingi-tingginya penulis sampaikan kepada :

1. Dr. Irwan Akib, M.Pd Rektor Unismuh Makassar.

2. Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I Dekan Fakultas Agama Islam Unismuh Makassar.

3. Amirah Mawardi, S.Ag, M.Si Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam Unismuh Makassar.

4. Dr. Hj. Maryam, M.Th.I Sekretaris Program Studi Pendidikan Agama Islam UNISMUH Makassar.

5. Dr. Rusli Malli, M.Ag sebagai Pembimbing I dan Ahmad Abdullah, S.Ag, M.Pd sebagai Pembimbing II atas kerelaan meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Segenap Dosen dan Staf Program Studi Pendidikan Agama Islam Unismuh Makassar yang telah membekali penulis ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.

7. Mas‟ud Kasim, S.Pd, M.Pd Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Pallangga yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian. 8. Bapak Syarif, S.Pd.I, MA dan Ibu Ramlah, S.Ag guru mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam yang membantu penulis selama melaksanakan penelitian, serta para guru SMP Negeri 1 Pallangga.

(8)

9. Peserta didik kelas VIII.7 SMP Negeri 1 Pallangga yang dengan senang hati menerima saya dan berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian .

10. Rekan seperjuangan Program Studi Pendidikan Agama Islam angkatan 2011 khususnya kelas C Unismuh Makassar, terima kasih atas solidaritas yang diberikan selama menjalani perkuliahan, semoga kebersamaan dan keakraban kita akan terus terjaga hingga akhir hayat.

11. Marsuanti Marzuki yang telah memberikan motivasi dalam proses penyusunan skripsi sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini pada tepat waktu.

12. Dan semua pihak yang telah membantu penulis demi kelancaran penyusunan skripsi ini yang tidak sempat disebutkan namanya satu persatu semoga bantuan dan dukungannya mendapat balasan dari Allah SWT.

Penulis menyadari betul bahwa apa yang disajikan dalam skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, baik menyangkut isi maupun penulisan. Penulis telah berusaha untuk menjadikan skripsi ini, sebuah karya yang bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca. Namun dibalik semua itu, kesempurnaan hanya milik Allah Yang Maha Sempurna dan tidak dimiliki manusia. Untuk itu, saran dan kritikan yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk perbaikan menuju kesempurnaan skripsi ini.

(9)

Akhir kata, penulis kembalikan semua kepada Allah SWT, semoga keikhlasan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis memperoleh balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Semoga kita semua senantiasa mendapat rahmat dan hidayah-Nya, Aamiin.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Makassar, 31 Juli 2015

Peneliti,

(10)

x

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

BERITA ACARA MUNAQASYAH ... iv

PENGESAHAN SKRIPSI ... v

PRAKATA ... vi

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

ABSTRAK ... xiv BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 7 C. Tujuan Penelitian ... 7 D. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

A. Media ... 10

B. Media Pembelajaran ... 11

1. Faktor-faktor Pertimbangan Memilih Media Pembelajaran .. 14

2. Ciri-ciri Media Pembelajaran ... 16

3. Kegunaan Media dalam Pembelajaran ... 17

(11)

5. Jenis-jenis Media Pembelajaran ... 22

C. Media Audiovisual ... 24

1. Pengertian Media Audiovisual ... 24

2. Kelebihan Menggunakan Media Audiovisual ... 25

3. Manfaat Media Audiovisual dalam Pembelajaran ... 26

D. Evaluasi Pembelajaran ... 28

E. Pendidikan Agama Islam ... 30

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ... 30

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam ... 33

3. Peran dan Fungsi Pendidikan Agama Islam ... 34

BAB III METODE PENELITIAN ... 37

A. Jenis Penelitian ... 37

B. Lokasi dan Objek Penelitian ... 37

C. Variabel Penelitian ... 37

D. Definisi Operasional Variabel ... 38

E. Populasi dan Sampel ... 39

F. Instrumen Penelitian ... 41

G. Teknik Pengumpulan Data ... 43

H. Teknik Analisis Data ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 46

A. Deskripsikan Lokasi Penelitian ... 46

1. Sejarah Berdirinya SMP Negeri 1 Pallangga ... 46

(12)

3. Keadaan Guru ... 48

4. Keadaan Peserta Didik di SMP Negeri 1 Pallangga ... 52

5. Sarana dan Prasarana ... 53

B. Penggunaan Media Audiovisual dalam Proses Pembelajaran di SMP Negeri 1 Pallangga ... 55

C. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Setelah Menggunakan Media Audiovisual di SMP Negeri 1 Pallangga ... 58

D. Model Penggunaan Media Audiovisual dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ... 62

BAB V KESIMPULAN ... 67

A. Kesimpulan ... 67

B. Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 69 LAMPIRAN

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel. 1 Keadaan Populasi ... 39

Tabel. 2 Keadaan Sample ... 41

Tabel. 3 Daftar Nama Kepala Sekolah ... 47

Tabel. 4 Daftar Guru SMP Negeri 1 Pallangga ... 49

Tabel. 5 Jumlah Peserta Didik ... 52

Tabel. 6 Keadaan Sarana dan Prasarana ... 53

Tabel. 7 Peserta didik lebih interaktif dalam proses pembelajaran dengan menggunakan media audiovisual ... 58

Tabel. 8 Peserta didik lebih bersemangat mengikuti pelajaran apabila menggunakan media audiovisual ... 59

Tabel. 9 Peserta didik lebih bisa mengikuti pelajaran dengan baik bila guru menggunakan media audiovisual ... 60

Tabel. 10 Peserta didik lebih termotivasi setelah guru menggunakan media audiovisual dalam proses pembelajaran ... 61

Tabel. 11 Peserta didik lebih mudah memahami pelajaran setelah guru menggunakan media audiovisual dalam proses pembelajaran ... 61

(14)

xiv ABSTRAK

ABD. WAHAB AL HASAN IPA, 105 190 1311 11 “Penggunaan Media Audiovisual Terhadap Peningkatan Kualitas Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Pallangga Kabupaten Gowa.” (di bimbing oleh Bapak Rusli Malli dan Bapak Ahmad Abdullah).

Skripsi ini merupakan suatu pembahasan yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam menggunakan media audiovisual di SMP Negeri 1 Pallangga Kabupaten Gowa.

Jenis penelitian ini adalah kualitatif yang dianalisis deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah semua peserta didik dan guru Pendidikan Agama Islam sebanyak 2235 orang. Adapun teknik yang digunakan adalah purposive sample (tunjuk langsung) dengan 47 responden, yakni kelas VIII.7 sebanyak 45 orang dan guru Pendidikan Agama Islam 2 orang. Jadi jumlah sample secara keseluruhan yakni 47 responden. Data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui instrumen berupa observasi, angket, wawancara dan dokumentasi. Seluruh data yang terkumpul selanjutnya dianalisis deskriptif.

Hasil penelitian membuktikan bahwa, guru menggunakan media audiovisual dalam proses pembelajaran apabila ada materi pembelajaran yang sesuai sehingga peserta didik lebih interaktif dan lebih bersemangat dalam proses pembelajaran. Peningkatan kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam penggunaan media audiovisual di SMP Negeri 1 Pallangga meningkat, sebab media audiovisual (video pembelajaran) memberikan daya tarik kepada peserta didik, dapat menyerap pembelajaran melalui pendengaran (audio) sekaligus dengan penglihatan (visual) sehingga peserta didik lebih termotivasi dan lebih mudah memahami pelajaran. Model pembelajaran yang guru gunakan masih bersifat animasi (2D) namun terkadang pula guru menggunakan media gambar (media visual) sebagai alat alternatif bila media audiovisual (video pembelajaran) yang sesuai belum di dapatkan atau di persiapkan.

Penggunaan media audiovisual dalam proses pembelajaran di SMP Negeri 1 Pallangga memiliki kendala yang cukup serius karena waktu yang dibutuhkan untuk menggunakan media/alat (OHP) tersebut cukup lama. Hal ini disebabkan karena media/alat (OHP) hanya terdapat diruangan laboratorium dan materi ajar (video pembelajaran) masih terbatas yang dimiliki oleh guru.

(15)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan dihampir semua aspek kehidupan manusia, termasuk dalam pendidikan formal. Pendidikan merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan manusia.

Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 Pasal I ayat I yang menyatakan bahwa :

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan.

Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pendidikan berpengaruh terhadap perkembangan sistem pembelajaran yang berkualitas dan bermutu. Selain itu permasalahan yang ada di dunia pendidikan semakin bertambah dan semakin kompleks karena pendidikan dituntut untuk mengalami kemajuan dari berbagai segi. Untuk mendapatkan hasil belajar yang berkulitas dan

(16)

bermutu perlu dilakukan perbaikan, perubahan, pembaharuan dalam sistem pembelajaran.

Keberhasilan pencapaian kompetensi suatu mata pelajaran bergantung kepada beberapa aspek antara lain ialah peserta didik, guru, mata pelajaran, kurikulum, metode pengajaran, sarana dan prasarana. Salah satu aspek yang paling mempengaruhi keberhasilan pencapaian kompetensi yaitu guru.

Sehubungan dengan guru, Saiful Bahri Djamarah (2002:13), mengemukakan bahwa guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada anak didik di sekolah.

Selain itu, Pupuh Fathurrohman (2007:43), mengemukakan bahwa performance guru dalam mengajar dipengaruhui berbagai faktor, seperti tipe kepribadian, latar belakang pendidikan, pengalaman dan yang tak kalah penting adalah pandangan filosofis guru kepada peserta didik.

Maka dari itu, gurulah yang terlibat langsung dalam upaya mempengaruhi, membina, dan mengembangkan kemampuan peserta didiknya supaya menjadi cerdas, terampil, dan bermoral tinggi serta berjiwa sosial. Selain guru, aspek yang paling mempengaruhui keberhasilan pencapaian kompetensi yaitu cara atau metode guru dalam menyampaikan materi pembelajaran.

(17)

Sehubungan dengan metode, Pupuh Fathurrohman (2007:55), mengemukakan bahwa, metode merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Kecenderungan yang terjadi pada proses pembelajaran di Indonesia adalah kegiatan belajar masih berpusat pada guru. Guru lebih banyak mendikte atau berceramah saja, peserta didiknya pun banyak yang tidak aktif terlibat dalam proses pembelajaran, selain itu guru kurang atau jarang menggunakan media pembelajaran sehingga proses pembelajaran menjadi pasif dan kurang berkualitas.

Ilmu Pendidikan Agama Islam (PAI) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang Islam secara keseluruhan, sehingga ilmu Pendidikan Agama Islam bukan hanya penguasaan kumpulan dalil-dalil saja tetapi juga merupakan suatu proses hadirnya Islam dalam diri setiap muslim.

Dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, kualitas pembelajaran tampaknya masih dianggap bahwa materi pembelajaran yang membosankan dan lebih banyak monoton, selain itu banyak di antara peserta didik menganggap pelajaran Pendidikan Agama Islam tidak begitu menarik untuk dipelajari. Adanya anggapan tersebut menjadikan kualitas pembelajaran rendah. Hal ini dirasakan oleh peserta didik di SMP Negeri 1 Pallangga Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa.

Keadaan tersebut perlu diperhatikan oleh seorang pendidik khususnya guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam agar selalu

(18)

berusaha untuk menciptakan inovasi dalam pembelajaran sebagai solusi untuk meningkatkan daya tarik peserta didik dalam pembelajaran sehingga kualitas pembelajar mengalami peningkatan. Diatara inovasi tersebut yaitu dengan mengembangkan metode dan media pembelajaran yang sesuai.

Salah satu upaya meningkatkan kualitas pembelajaran adalah dengan menggunakan media ke dalam kegiatan pembelajaran. Media pembelajaran meliputi perangkat keras yang dapat mengantarkan pesan dan perangkat lunak yang mengandung pesan. Media tidak hanya berupa alat atau bahan, tetapi juga hal-hal lain yang memungkinkan peserta didik memperoleh pengetahuan.

Sehubungan dengan media pembelajaran Miarso (2007:458), mengatakan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar.

Sehingga media pembelajaran bisa dikatakan sebagai alat yang bisa merangsang peserta didik untuk terjadinya proses pembelajaran. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media adalah bagaikan yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran demi tercapainya tujuan pedidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya.

Dalam kaitanya dengan proses pembelajaran di sekolah, media pengajaran dapat mempertinggi kualitas pembelajaran dalam

(19)

pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya.

Pembelajaran dengan menggunakan media akan bermanfaat bagi terselenggaranya proses pembelajaran yang berkualitas. Karena dengan memanfaatkan media yang tersedia, peserta didik diharapkan lebih tertarik mengikuti pembelajaran, di sisi lain peserta didik akan lebih mudah memahami serta menguasai materi yang diajarkan. Dengan menggunakan media, peserta didik akan lebih banyak melakukan kegiatan belajar aktif, sebab peserta didik tidak hanya mendengarkan uraian guru tetapi juga melakukan aktivitas lain seperti mengamati, melakukan demonstrasi dan kegiatan yang lain sehingga peserta didik tidak bosan.

Dengan memperhatikan berbagai kegunaan media, maka peneliti akan mencobaa menggunakan media audiovisual. Media audiovisual yaitu media pandang-dengar. Media audiovisual akan menjadikan penyajian bahan ajar kepada peserta didik semakin lengkap dan optimal sesuai dengan modalitas belajar peserta didik sehingga diharapan peserta didik akan lebih paham akan materi pembelajaran yang dipelajari sehingga kualitas pembelajaran dan prestasi belajar peserta didik akan lebih meningkat. Selain itu media audiovisual ini juga tidak hanya digolongkan sebagai pengalaman belajar yang diperoleh dari penginderaan, tetapi sebagai alat teknologi yang bisa memperkaya serta memberikan pengalaman yang bersifat konkrit kepada peserta didik.

(20)

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan media audiovisual sebagai media pembelajaran terkhusus mata pelajaran Pendidikan Agama Islam agar lebih berkualitas. Dengan media ini diharapkan dapat membantu peserta didik dalam mempelajari, mengamati dan menganalisa materi secara mandiri. Saat ini ketersediaan media audiovisual untuk membantu proses pembelajaran khususnya Pendidikan Agama Islam masih kurang dan belum banyak digunakan di sekolah-sekolah. SMP Negeri 1 Pallangga Kabupaten Gowa salah satu sekolah yang belum memaksimalkan media ini dalam proses pembelajaran. Walaupun di SMP Negeri 1 Pallangga Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa telah tersedia adanya sarana yang mendukung, diantaranya yaitu adanya Liquid Crystal Display (LCD) dan komputer.

Berangkat dari permasalahan yang diuraikan di atas, maka peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul “Penggunaan Media Audiovisual Terhadap Peningkatan Kualitas Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMP Negeri 1 Pallangga Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa.”

(21)

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut, peneliti dapat merumuskan beberapa permasalahan berikut ini :

1. Bagaimana penggunaan media audiovisual di SMP Negeri 1 Pallangga Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa ?

2. Bagaimana peningkatan kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Pallangga Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa ?

3. Bagaimana model penggunaan media audiovisual dalam meningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Pallangga Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan diadakannya penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan media audiovisual di SMP Negeri 1 Pallangga Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa.

2. Untuk dapat mengetahui peningkatan kualitas dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Pallangga Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa setelah menggunakan media audiovisual.

3. Untuk mengetahui model-model apa saja yang dapat diterapkan dalam penggunaan media audiovisual agar dapat meningkatkan

(22)

kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Pallangga Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk : 1. Bagi Guru

Manfaat penelitian ini bagi guru ialah sebagai masukan guru Pendidikan Agama Islam untuk dapat memilih metode serta media pembelajaran terutama media audiovisual guna meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga diharapkan menjadi kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran serta dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik.

2. Bagi Peserta Didik

Manfaat penelitian ini adalah diharapkan peserta didik mampu untuk dapat memanfaatkan media pembelajaran berbasis audiovisual. Disamping itu peserta didik diharapkan lebih antusias dan berperan aktif dalam proses pembelajaran.

3. Bagi Sekolah

Manfaat penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan kebijakan yang berhubungan dengan pemanfaatan media pembelajaran khususnya media yang berbasis audiovisual.

(23)

4. Bagi Institusi

Dari hasil penelitian ini, nantinya dapat dipergunakan sebagai referensi bagi mahasiswa lain untuk penulisan yang relevan serta menambah koleksi pustaka dan bahan bacaan bagi mahasiswa.

(24)

10

TINJAUAN PUSTAKA

A. Media

Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, menurut Arif S. Sadiman mengemukakan (2012:6) bahwa media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti „tengah‟, „perantara‟ atau „pengantar‟ atau dengan kata lain media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan.

Sehubungan dengan media, Gerlach & Ely dalam Azhar Arsyad (2014:3) mengemukakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat peserta didik mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.

Dalam hal ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara khusus, pengertian media dalam proses pembelajaran cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.

Menurut Azhar Arsyad (2014:4) mengemukakan bahwa istilah “media” bahkan sering dikaitkan atau dipergantikan dengan kata “teknologi” yang berasal dari kata latin tekne (bahasa Inggris art) dan logos (bahasa Indonesia “ilmu”).

(25)

Sehubungan dengan teknologi, menurut Webster dalam Azhar Arsyad (2014:5), mengatakan bahwa “art” adalah keterampilan (skill) yang diperoleh lewat pengalaman, studi dan observasi.

Januszeswki dan Molenda (2008:1) dalam Azhar Arsyad (2014:10) mengemukakan bahwa, teknologi pembelajaran adalah kajian dan praktik etis untuk menfasilitasi belajar dan memperbaiki kinerja dengan menciptakan, menggunakan, dan mengelola proses dan sumber-sumber teknologi yang sesuai.

Dengan demikian, teknologi tidak lebih dari suatu ilmu yang membahas tentang keterampilan yang diperoleh lewat pengalaman, studi dan observasi.

B. Media Pembelajaran

الِ بْ حَ بْا ا ةُ بْ اةُ حَ حَ حَ ا حَ حَ دَّ حَ

ا:

احَ حَ ا حَ حَ بْ ةُ ا بْ حَ ا دٍ بْ لِ حَ ا ةُ بْ ا حَ بْ حَ ا حَ حَ حَ بْ حَ

ا:

ا بْ حَ ا بْيلِ حَ ايلِ حَ دَّ حَ

احَ حَ اةُ بْ حَ اةُ احَي لِ حَ ا الِ بْ حَ ا بْ حَ ا دٍ بْ حَ ةُ الِ بْ ادٍ بْ لِ حَ ا بْ حَ ا دٍ لِ بْ ةُ

ا:

الِ بْ حَلحَ اةُ ا دَّلحَ اُّيلِ دَّ ا ادَّطحَ

ا حَ حَها حَالِإا ًّ حَغ لِ ا ًّطةُطةُ ادَّطحَ حَوا ةُ بْ لِ ا ًّج لِ حَ ا لِطحَ حَوبْا ايلِفا

ًّ طحَ اًّ طحَ حَوا ًّ دَّ حَ ةُ ا ًّ طحَ احَ دَّلحَ حَو

احَ حَ حَوا لِطحَ حَوبْا ايلِفا بْ لِ دَّا الِ لِ لِ حَجا بْ لِ ا لِطحَ حَوبْا ايلِفا لِ دَّا

ا:

(

اٌطبْ لِ ةُ اةُ ةُل حَجحَ ا حَ حَه حَوا ةُ حَ بْ لِ بْلْ ا حَ حَه

الِ لِ

ا-ابْوحَ

ا:

الِ لِ احَط حَ حَ ابْ حَ

ا-ا ةُض حَ بْ حَ بْلْ ا-اةُ حَغِّ ا-ا ا-اةُطحَطةُ بْا-ا ا-الِهلِ حَه حَوا-ا ةُ ةُلبْ حَ ا-اةُج لِ حَ ا-ا حَوةُها-ابْ لِ دَّا-ا ا-ا حَ حَه حَو

حَ حَهاةُ حَشحَهحَ ا حَ حَهاةُهحَأحَط بْ حَ ا بْ لِإ حَوا حَ حَهاةُ حَشحَهحَ ا حَ حَهاةُهحَأحَط بْ حَ ا بْ لِإحَف

)

(ا.

ا اه و

) Artinya :

“Telah menceritakan pada kami Sodaqoh bin Fadhil, telah memberikan kabar kepadaku Yahya bin Sa‟id dari Sofyan, beliau bersabda: Telah menceritakan kepadaku bapak ku dari Mundzir dari Robi‟ bin Khusein dan Abdullah R.A, beliau bersabda: Nabi SAW pernah membuat garis (gambar) persegi empat dan membuat suatu garis lagi di tengah-tengah sampai keluar dari batas (persegi empat), kemudian beliau membuat banyak garis kecil yang mengarah ke garis tengah dari sisi-sisi garis tepi, lalu beliau

(26)

bersabda: Beginilah gambaran manusia. Garis persegi empat ini adalah ajal yang pasti bakal menimpanya, sedang garis yang keluar ini adalah angan-anngannya, dan garis-garis kecil ini adalah berbagai cobaan dan musibah yang siap menghadangnya. Jika ia terbebas dari cobaan yang satu, pasti akan tertimpa cobaan lainnya, jika ia terbebas dari cobaan yang satunya lagi, pasti akan tertimpa cobaan lainnya lagi. (HR. Imam Bukhari)”

Berdasarkan hadits tersebut, maka peneliti menyimpulkan bahwa hakikat kehidupan manusia yang memiliki harapan, angan-angan dan cita-cita yang jauh ke depan untuk menggapai segala yang ia inginkan di dalam kehidupannya, dan ajal yang mengelilinginya yang selalu mengintainya setiap saat sehingga membuat manusia tidak mampu menghindar dari lingkaran ajalnya, sementara itu dalam kehidupannya, manusia selalu menghadapi berbagai musibah yang mengancam dirinya, jika ia dapat terhindar dari satu musibah, musibah lainnya siap menghadang dan membinasakannya, artinya setiap manusia tidak mampu menduga atau menebak kapan ajal akan menjemputnya.

Hadits ini menunjukkan bahwa Rasulullah SAW seorang pendidik yang memahami metode yang baik dalam menyampaikan pengetahuan kepada manusia, beliau menjelaskan suatu informasi melalui media gambar (visual) agar lebih mudah dipahami dan diserap akal dan jiwa.

Menurut John D Latuheru (1988:14) dalam Anas Sudijono (2008:18) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah bahan, alat atau teknik yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan maksud agar proses interaksi pembelajaran antara guru

(27)

dan peserta didik dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna. Media pembelajaran yaitu segala bentuk alat komunikasi yang dapat digunakan untuk menyapaikan informasi yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dari sumber ke peserta didik. Tujuannya adalah merangsang mereka untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.

Sehubungan dengan itu, Hamzah B. Uno (2011:122) mengemukakan bahwa media selain digunakan untuk mengantarkan pembelajaran secara utuh, dapat juga dimanfaatkan untuk menyampaikan bagian tertentu dari kegiatan pembelajaran, memberikan penguatan maupun motivasi.

Asossiasi Teknologi dan Komuikasi Pendidikan (Association of Education and Communication atau AECT) dalam Heri Gunawan (2013:184) memberikan beberapa batasan terkait dengan media. Menurut asosiasi ini, media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau infomasi. Menurut AECT pada intinya media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik cetak maupun audiovisual serta peralatannya. Media hendaknya dapat direkayasa, dapat didengar, dilihat dan dibaca.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas memberikan gambaran bahwa media pembelajaran digunakan sebagai alat bantu yang digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima atau dari guru ke peserta didik sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat peserta didik

(28)

dalam proses pembelajaran selain itu media pembelajaran memberikan manfaat yang besar bagi kemudahan peserta didik dalam memahami materi pelajaran.

Media pembelajaran yang disajikan harus menarik perhatian peserta didik, sehingga semangat belajar peserta didik menjadi meningkat.

Media pembelajaran dalam kaitannya dengan kegiatan pendidikan dan pengajaran di sekolah sangat diperlukan karena dapat mempengaruhi efektivitas dan efisiensi serta lebih berkualitas program pembelajaran.

Dengan demikian, media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dalam proses pembelajaran sehingga dapat merangsang perhatian dan minat peserta didik dalam belajar.

1. Faktor-faktor Pertimbangan Memilih Media Pembelajaran

Menurut Asnawir (2002:15) ada beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam memilih media, antara lain :

a. Media yang dipilih hendaknya selaras dan menunjang tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Masalah tujuan pembelajaran ini merupakan komponen yang utama yang harus diperhatikan dalam memilih media. Dalam penetapan media harus jelas dan operasional, spesifik, dan benar-benar tergambar dalam bentuk perilaku (behavior).

(29)

b. Aspek materi menjadi pertimbangan yang dianggap penting dalam memilih media. Sesuai atau tidaknya antara materi dengan media yang digunakan akan berdampak pada hasil pembelajaran peserta didik.

c. Kondisi peserta didik dari segi subjek belajar menjadi perhatian serius bagi guru dalam memilih media yangg sesuai dengan kondisi peserta didik. Faktor umur, intelegensi, latar belakang pendidikan, budaya, dan lingkungan anak menjadi titik perhatian dan pertimbangan dalam memilih media pengajaran.

d. Ketersediaan media di sekolah atau memungkinkan bagi guru mendesain sendiri media yang akan digunakan merupakan hal yang perlu menjadi pertimbangan seorang guru. Sering kali suatu media dianggap tepat untuk digunakan di kelas akan tetapi di sekolah tersebut tidak tersedia media atau peralatan yang diperlukan, sedangkan untuk mendesain atau merancang suatu media yang dikehendaki tersebut tidak mungkin dilakukan oleh guru.

e. Media yang dipilih seharusnya peserta didik secara tepat dan berhasil guna, dengan kata lain tujuan yang ditetapkan dapat dicapai secara optimal.

f. Biaya yang akan dikeluarkan dalam pemanfaatan media harus seimbang dengan hasil yang akan dicapai. Pemanfaatan media yang sederhana mungkin lebih menguntungkan daripada menggunakan media yang canggih (teknologi tinggi) bila mana hasil yang dicapai tidak sebanding dengan dana yang dikeluarkan.

(30)

2. Ciri-ciri Media Pembelajaran

Dalam media pembelajaran Gerlach & Ely (1971) dalam Azhar Arsyad (2014:15) mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu (kurang efisien) melakukannya. Ketiga ciri tersebut yaitu :

a. Ciri Fiksatif (Fixative Property)

Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Ciri ini amat penting bagi guru karena kejadian-kejadian atau obyek yang telah di rekam atau di simpan dengan format media yang ada dapat digunakan setiap saat.

b. Ciri Manipulatif (Manipulative Property)

Transformasi suatu kejadian atau obyek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada peserta didik dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording.

c. Ciri Distributif (Distributive Property)

Ciri distributif dari media memungkinkan suatu obyek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar peserta didik dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu.

(31)

3. Kegunaan Media dalam Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran, menurut Sadiman (1986) dalam Heri Gunawan (2013:185) media memiliki kegunaan-kegunaan sebagai berikut :

a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka)

b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, misalnya : 1) Obyek yang terlalu besar bisa digantikan realita, gambar, film

bingkai, film, atau model,

2) Obyek yang terlalu kecil dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film, atau gambar,

3) Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan timeplapse atau high-speed photography,

4) Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, film bingkai, foto maupun secara verbal, 5) Obyek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat

disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain, dan

6) Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain) dapat divisualkan dengan bentuk film, film bingkai, gambar, dan lain-lain.

c. Dengan menggunakan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif peserta didik. Dalam hal ini media pembelajaran berguna untuk :

(32)

2) Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara peserta didik dengan lingkungan dan kenyataan.

3) Memungkinkan peserta didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.

Dengan sifat yang unik pada tiap peserta didik ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap peserta didik, maka guru itu harus diatasi sendiri. Apalagi bila latar belakang lingkungan dengan guru berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media pendidikan, yaitu kemampuan dalam :

a. Memberikan rangsangan yang sama. b. Mempersamakan pengalaman. c. Menimbulkan persepsi yang sama.

Sehubungan dengan ini, Sudjana & Rivai (1992:2) dalam Azhar Arsyad (2014:28) mengemukakan bahwa media pembelajaran bermanfaat untuk :

a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian peserta didik sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar,

b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh peserta didik dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran,

c. Metode mengajar akan lebih variasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru,

(33)

d. Peserta didik dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pada umumnya media pembelajaran mempunyai manfaat sebagai berikut :

a. Media pembelajaran menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara peserta didik dengan sumber belajar, meningkatkan motivasi dan minat peserta didik unutk belajar.

b. Media pembelajaran memungkinkan peserta didik untuk belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori, dan kinestetiknya sehingga peserta didik berusaha untuk mempelajari materi secara sungguh-sungguh.

c. Media pembelajaran memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman, menimbulkan persepsi dan kesan yang sama dalam mempelajari materi.

d. Media pembelajaran dapat memperjelas pesan dan meletakkan dasar-dasar konkrit sehingga mengurangi verbalisme.

e. Media pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman sehingga tidak mudah dilakukan yang akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik.

f. Media pembelajaran dapat menjembatani konsep-konsep yang abstrak menjadi lebih konkrit.

(34)

Jadi secara singkat, media pembelajaran sangat penting untuk mendukung terciptanya lingkungan belajar sehingga tercapainya tujuan proses belajar yang tercermin dalam prestasi belajar peserta didik.

4. Fungsi Media Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran, fungsi media menurut Nana Sudjana (1991) dalam Pupuh Fathurrohman (2007:66) yakni :

a. Penggunaan media dalam proses pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi mempunyai fungsi sendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang efektif.

b. Penggunaan media pengajaran merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar. Ini berarti bahwa media pengajaran merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan guru.

c. Media dalam pembelajaran, penggunaannya bersifat integral dengan tujuan dan isi pelajaran.

d. Penggunaan media dalam pembelajaran bukan semata-mata sebagai alat hiburan yang digunakan hanya sekedar melengkapi proses belajar supaya lebih menarik perhatian peserta didik.

e. Penggunaan media dalam pembelajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu pembelajaran.

Sehubungan dengan itu, Pupuh Fathurrohman (2007:66) mengemukakan bahwa ketika fungsi-fungsi media pembelajaran itu

(35)

diaplikasikan dalam proses pembelajaran, maka terlihat peranannya sebagai berikut :

a. Media yang digunakan guru sebagai penjelas dari keterangan terhadap suatu bahan yang guru sampaikan.

b. Media dapat memunculkan permasalah untuk dikaji lebih lanjut dan dipecahkan oleh para peserta didik dalam proses pembelajaran. Paling tidak guru dapat memperoleh media sebagai sumber pertanyaan atau stimulasi belajar peserta didik.

c. Media sebagai sumber belajar bagi peserta didik. Media sebagai bahan konkret berisikan bahan-bahan yang harus dipelajari para peserta didik, baik individual maupun kelompok. Kekonkretan sifat media akan banyak membantu tugas guru dalam kegiatan pembelajaran.

Lebih detail fungsi penggunaan media dalam proses pembelajaran menurut Pupuh Fathurrohman (2007:67), di antaranya :

a. Menarik perhatian peserta didik.

b. Membantu untuk mempercepat pemahaman dalam proses pembelajaran.

c. Memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalistik (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan).

d. Mengatasi keterbatasan ruang.

e. Pembelajaran lebih komunikatif dan produktif. f. Waktu pembelajaran bisa dikondisikan.

(36)

g. Menghilangkan kebosanan peserta didik dalam belajar.

h. Meningkatkan motivasi peserta didik dalam mempelajari sesuatu/menimbulkan gairah belajar.

i. Melayani gaya belajar peserta didik yang beraneka ragam, serta j. Meningkatkan kadar keaktifan/keterlibatan peserta didik dalam

kegiatan pembelajaran.

Bentuk dari uraian di atas, maka diharapkan pemahaman guru terhadap media menjadi jelas, sehingga dapat memanfaatkan media secara tepat. Oleh karena itu, guru perlu menentukan media secara terencana, sistematik dan sistemik (sesuai sistem pembelajaran).

5. Jenis-jenis Media Pembelajaran

Cukup banyak jenis dan bentuk media yang telah dikenal, dari yang sederhana sampai yang berteknologi tinggi, dari yang mudah dan sudah ada secara natural sampai kepada media yang harus dirancang sendiri oleh guru.

Sehubungan dengan itu, Wina Sanjaya (2008:211) mengemukakan bahwa media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi tergantung dari sudut mana melihatnya.

(37)

a. Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam :

1) Media auditif, yaitu media yang hanya dapat di dengar saja, atau media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara.

2) Media visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indera penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film rangkaian, foto, gambar, atau lukisan, cetakan.

3) Media audiovisual, yaitu merupakan media yang punya unsur suara dan unsur gambar yang dapat dilihat, seperti rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya. Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih menarik, sebab mengandung unsur jenis media yang pertama dan kedua. b. Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat pula dibagi

sebagai berikut :

1) Media yang memiliki daya input yang luas dan serentak seperti radio dan televisi. Melalui media ini peserta didik dapat mempelajari hal-hal atau kejadian-kejadian yang aktual secara serentak tanpa harus menggunakan ruangan khusus.

2) Media yang mempunyai daya input yang terbatas oleh ruang dan waktu, seperti film slide, film, video, dan sebagainya.

c. Dilihat dari cara atau teknik pemakaian, media dapat dibagi menjadi : 1) Media yang diproyeksikan, seperti film, slide, film strip,

(38)

memerlukan alat proyeksi khusus, seperti film projector untuk memproyeksikan film, slide projector untuk memproyeksikan film slide, Over Head Projector (OHP) untuk memproyeksikan transparansi. Tanpa dukungan alat proyeksi semacam ini, maka media semacam ini tidak akan berfungsi apa-apa.

2) Media yang tidak diproyeksikan, seperti gambar, foto, lukisan, radio, dan lain sebagainya.

Dari beberapa uraian diatas maka diharapkan sekolah memiliki alat proyeksi khusus seperti Over Head Projector (OHP) agar guru dapat menggunakan media audiovisual dalam proses pembelajaran.

C. Media Audiovisual

1. Pengertian Media Audiovisual

Menurut Andre Rinanto (1982:21) mengemukakan bahwa media audiovisual adalah alat bantu yang terdiri dari media visual yang disinkronkan dengan media audio sehingga memungkinkan terjadinya komunikasi dua arah antara pengirim pesan ke penerima pesan, yaitu guru dan peserta didik yang dapat ditangkap oleh indera pandang dan dengar. Media audiovisual merupakan perpaduan yang saling mendukung gambar dan suara, yang mampu menggugah perasaan dan pemikiran peserta didik.

Sehubungan dengan itu, Menurut Amir Hamzah Suleiman (1985:11) mengemukakan bahwa alat audiovisual adalah

(39)

alat-alat yang “audible” artinya dapat didengar dan alat-alat yang “visible” artinya dapat dilihat. Sesuai dengan namanya, media ini merupakan kombinasi audio dan visual atau biasa disebut media pandang-dengar.

Audiovisual akan lengkap dan menyajikan penyajian bahan ajar kepada peserta didik semakin lengkap dan optimal. Selain itu, media ini dalam batas-batas tertentu dapat juga menggantikan tugas guru. Sebabnya penyajian materi bisa diganti oleh media, dan guru bisa beralih menjadi fasilitator belajar, yaitu memberikan kemudahan bagi para peserta didik untuk belajar.

Menurut Nana Sudjana (1989:58) mengemukakan bahwa penekanan utama dalam pengajaran audiovisual adalah pada nilai belajar yang diperoleh melalui pengalaman yang kongkret tidak hanya didasarkan atas kata-kata belaka. Media audiovisual hanya dapat berarti bila dipergunakan sebagai bagian dari proses pengajaran. Peralatan audiovisual tidak harus digolongkan sebagai pengalaman belajar yang diperoleh dari penginderaan pandang dan dengar, tetapi sebagai alat teknologis yang bisa memperkaya serta memberikan pengalaman kongkret kepada para peserta didik.

2. Kelebihan Menggunakan Media Audiovisual

Menurut Asnawir (2002:96) ada beberapa kelebihan menggunakan media audiovisual antara lain :

(40)

a. Menarik, bahwa pembelajaran yang diserap melalui penglihatan (media visual), sekaligus dengan pendengaran (media audio), dapat mempercepat daya serap peserta didik dalam memahami pelajaran yang disampaikan. Salah satu keuntungan penggunaan media audiovisual adalah tampilannya dapat dibuat semenarik mungkin, agar peserta didik tertarik untuk mempelajarinya. Misalhnya dengan beberapa animasi kartun yang dikemas dalam cerita yang menarik. b. Bisa menampilkan gambar, grafik, diagram maupun cerita.

c. Variatif, karena jenisnya beragam sehingga guru dapat menggunakan beragam film, tiga dimensi atau empat dimensi, dokumenter dan yang lainnya. Hal ini dapat menciptakan sesuatu yang variatif dan tidak membosankan bagi para peserta didik.

3. Manfaat Media Audiovisual dalam Pembelajaran

a. Mempermudah orang menyampaikan dan menerima pembelajaran atau informasi serta dapat menghindarkan salah pengertian.

b. Mendorong keinginan untuk mengetahui lebih banyak lagi. c. Mengekalkan pengertian yang didapat.

Pemilihan audiovisual di dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan VCD/DVD pembelajaran. VCD/DVD digunakan sebagai alat bantu pendidikan, akan lebih bermakna hasilnya di dalam diri peserta didik, manakala guru dapat menggunakan pada bagian-bagian pelajaran yang memerlukan penjelasan secara komprehensif atau menyeluruh lengkap. Disamping itu juga,

(41)

penggunaan media audiovisual dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

Atas dasar contoh-contoh di atas penggunaan VCD/DVD sebagai media pendidikan di sekolah mempunyai banyak keuntungan yang dapat diperoleh baik pendidik maupun peserta didik, diantaranya:

a. VCD/DVD pendidikan dapat menyajikan secara keseluruhan proses kegiatan dan rincian bahasan secara lengkap menyeluruh dan terpadu.

b. VCD/DVD dapat menimbulkan kesan yang mendalam pada diri kita dan kesan yang ditimbulkan mungkin sulit terlupakan dan akan menjadi daya ingatan dalam jangka waktu yang lama.

c. VCD/DVD dapat mengatasi ruang dan waktu, karena ia mempunyai tiga dimensi, yaitu waktu dan tempat.

d. Suara dan gerakan yang ditampilkan adalah penggambaran kenyataan, sesuai materi pokok yang disampaikan.

e. Secara Psikologis, VCD/DVD memenuhi persyaratan pendidik, karena gambar yang ditampilkan memenuhui unsur gerak, bertukar-tukar, kontras atau ada perbedaa antara satu sajian dengan sajian lainnya dan tidak menimbulkan kebosanan pada umumnya.

Menurut Kemp and Dayton (1985) dalam Wina Sanjaya (2008:210) mengemukakan bahwa, media memiliki kontribusi yang sangat penting terhadap proses pembelajaran agar lebih

(42)

berkualitas. Di antara kontribusi tersebut menurut kedua ahli tersebut adalah sebagai berikut :

a. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar. b. Pembelajaran dapat lebih menarik.

c. Pembelajaran menjadi lebih interaktif.

d. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek (leibh cepat). e. Kualitas pembelajaran dapat ditingatkan.

f. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapan pun dan di mana pun diperlukan.

g. Sikap positif peserta didik terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan.

h. Pesan guru berubah ke arah yang positif, artinya guru tidak menempatkan diri sebagai satu-satunya sumber belajar.

D. Evaluasi Media Pembelajaran

Menurut Arsyad Azhar (2002:173) mengemukakan bahwa evaluasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti diskusi kelas dan kelompok interview perorangan, observasi mengenai perilaku peserta didik, evaluasi media yang telah tersedia. Kegagalan mencapai tujuan belajar yang telah ditentukan tentu saja merupakan indikasi adanya ketidakberesan dalam proses pengajaran khususnya penggunaan media pembelajaran. Dengan melakukan diskusi bersama peserta didik, kita mungkin dapat memperoleh informasi bahwa peserta didik, misalnya lebih

(43)

menyenangi belajar mandiri daripada belajar dengan media pilihan kita. Atau, peserta didik tidak menyukai penyajian materi pelajaran kita dengan menggunakan media transparansi, dan mereka merasa bahwa mereka akan dapat belajar lebih banyak lagi jika pelajaran itu disajikan melalui video atau film. Evaluasi bukanlah akhir dari siklus pengajaran, tetapi dia merupakan awal dari suatu siklus pengajaran berikutnya.

Walker & Hess (1984:206) dalam Azhar Arsyad (2002:175) memberikan kriteria dalam mereview perangkat lunak media pengajaran yang berdasarkan kepada kualitas.

1. Kualitas isi dan tujuan : a. Ketepatan b. Kepentingan c. Kelengkapan d. Keseimbangan e. Minat/perhatian f. Keadilan

g. Kesesuaian dengan situasi peserta didik 2. Kualitas instruksional :

a. Memberikan kesempatan belajar b. Memberikan bantuan untuk belajar c. Kualitas memotivasi

d. Fleksibilitas instruksionalnya

(44)

f. Kualitas sosial interaksi instruksionalnya g. Kualitas tes dan penilaiannya

h. Dapat memberi dampak bagi peserta didik

i. Dapat membawa dampak bagi guru dan pengajarannya 3. Kualitas teknis :

a. Keterbacaan b. Mudah digunakan

c. Kualitas tampilan/tayangan d. Kualitas penanganan jawaban e. Kualitas pengelolaan programnya f. Kualitas pendokumentasiannya

Dengan demikian, peneliti berharap proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam lebih berkualitas melalui penggunaan media audiovisual.

E. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Menurut Tafsir (2004:12) dalam Heri Gunawan (2013:201) mengemukakan bahwa secara terminologi Pendidikan Agama Islam sering diartikan dengan pendidikan yang berdasarkan ajaran Islam.

Dalam pengertian yang lain dikatakan oleh Ramayulis (2004:3) dalam Heri Gunawan (2013:201) bahwa Pendidikan Agama Islam adalah proses mempersiapkan manusia supaya hidup

(45)

dengan sempurna dan bahagia, mencintai tanah air, dan tegap jasmaninya, sempurna budi pekertinya (akhlak-nya), teratur pikirannya, halus perasaannya, mahir dalam pekerjaannya, manis tutur katanya, baik dengan lisan maupun tulisan.

Marimba sebagaimana dikutip oleh Tafsir (2004) dalam Heri Gunawan (2013:201) memberikan definisi Pendidikan Agama Islam sebagai bimbingan dan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum Agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran Agama Islam adalah suatu proses educative yang mengarah kepada pembentukan akhlak atau kepribadian baik. Sehubungan dengan itu, Zakiyah Daradjat (1989:87) dalam Heri Gunawan (2013:201) mendefinisikan Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha sadar untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh (kaffah). Lalu menghayati tujuan yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.

Majid dan Andayani dalam Heri Gunawan (2014:130) mendefenisi Pendidikan Agama Islam secara lebih rinci dan jelas, tertera dalam kurikulum Pendidikan Agama Islam adalah sebagai upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertakwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran Agama Islam dari sumber utamanya Kitab Suci Al Qur‟an dan Hadits, melalui kegiatan

(46)

bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman. Dibarengi tuntunan untuk menghormati penganut Agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.

Dari pengertian tersebut Muhaimin, (2002:76) dalam Heri Gunawan (2013:202) mengemukakan beberapa hal yang perlu diperhatikan, dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam yaitu sebagai berikut :

a. Sebagai usaha sadar, yakni kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan yang dilakukan secara terencana dan sadar atas tujuan yang hendak dicapai.

b. Peserta didik yang hendak disiapkan untuk mencapai tujuan, dalam arti ada yang dibimbing, diajari atau yang dilatih dalam meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan pengalaman terhadap ajaran Islam.

c. Pendidik atau guru Pendidikan Agam Islam yang melakukan bimbingan, pengajaran dan atau latihan secara sadar terhadap peserta didiknya untuk mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam. d. Kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam diarahkan untuk

meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran Agama Islam dari peserta didik, disamping untuk membentuk kesalehan dan kualitas pribadi juga untuk membentuk kesalehan sosial.

(47)

Sehubungan dengan itu, menurut Muhaimin (2003) dalam Muhaimin (2012:7) bahwa Pedidikan Agama Islam merupakan salah satu bagian dari Pendidikan Islam. Pendidikan ke-Islaman atau pendidikan Agama Islam, yakni upaya mendidikkan Agama Islam atau ajaran Islam dan nilai-nilainya, agar menjadi way of life (pandangan dan sikap hidup) seseorang. Dalam pengertian ini dapat berwujud :

a. Segenap kegiatan yang dilakukan seseorang untuk membantu seorang atau sekelompok peserta didik dalam menanamkan dan menumbuh-kembangkan ajaran Islam dan nilai-nilainya untuk dijadikan sebagai pandangan hidupnya, yang diwujudkan dalam sikap hidup dan dikembangkan dalam keterampilan hidupnya sehari-hari. b. Segenap fenomena atau peristiwa perjumpaan antara dua orang atau

lebih yang dampaknya ialah tertanamnya dan tumbuh-kembangnya ajaran Islam dan nilai-nilainya pada salah satu atau beberapa pihak.

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Marimba dalam Heri Gunawan (2013:205) mengemukakan bahwa tujuan Pendidikan Agama Islam adalah terciptanya orang yang berkepribadian muslim. Berbeda dengan Al-Abrasy, menghendaki tujuan akhir Pendidikan Agama Islam adalah terbentuknya manusia yang berakhlak mulia (Akhlak Al-Karimah).

Berbeda dengan pendapat di atas, Abdul Fatah Jalal dalam Heri Gunawan (2013:205) mengatakan bahwa tujuan Pendidikan

(48)

Agama Islam adalah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah yang bertaqwa. Jalal mengatakan, tujuan pendidikan ini akan melahirkan tujuan-tujuan khusus. Dengan mengutip Surat At-Takwir ayat 27 dia mengatakan, bahwa tujuan itu adalah untuk semua manusia. Jadi menurut Agama Islam tujuan pendidikan adalah haruslah menjadikan seluruh manusia, menjadi manusia yang menghambakan diri kepada Allah. Maksudnya adalah, beribadah kepadanya, dengan tidak mempersekutukannya dengan sesuatu apapun.

DEPDIKNAS (2004:8) dalam Heri Gunawan (2013:206) secara lebih operasional tujuan Pendidikan Agama Islam khususnya dalam konteks ke Indonesiaan sebagaimana tertera dalam kurikulum Pendidikan Agama Islam, ialah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan, melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang Agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaannya kepada Allah SWT. Serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

3. Peran dan Fungsi Pendidikan Agama Islam

Peran dan fungsi Pendidikan Agama Islam demikian strategis dalam menciptakan kondisi masyarakat yang sejahtera, adil, dan

(49)

makmur. Pendidikan Islam akan membimbing dan memproses sumber daya manusia dengan bimbingan wahyu hingga terbentuk individu-individu yang memiliki kompetensi yang memadai.

Pendidikan Islam memfasilitas manusia untuk belajar dan berlatih mengaktualisasikan segenap potensi yang dimilikinya menjadi kompetensi sebagai manusia yang kompeten, yang profilnya digambarkan Allah sebagai sosok albab, sebagai manusia muslim yang paripurna, yaitu manusia yang beriman, berilmu, dan beramal saleh sesuai dengan tuntunan ajaran Islam, seperti firman Allah SWT dalam QS : Ali Imran (3) : 190 - 191 :



ا



ا



ا



ا



ا



ا



ا



ا



ا



اااااا



ا



ا



ا



ا



ا



ا



ا



ا



ا



ا



ا



ا



ا



ا



ا



ا



ا



ا



ا



ا



ا



ا



ا



ااا Terjemahnya :

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang-orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata):"Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.” (Kementerian Agama RI, 2012:75)

Berdasarkan ayat tersebut tampak jelas sasaran dan tujuan pendidikan Islam, yaitu menjadikan manusia yang ulil albab, suka berdzikir dan berfikir, beramal dimanapun ia berada, berdoa dan

(50)

tawadhu terhadap Allah sehingga tidak ada rasa sombong dan pembangkangan yang berarti. Lebih jauh profil insane ulil albab ini menggambarkan sosok manusia yang kompeten, yaitu seorang yang beriman (dzikir/afektif), berilmu (fikir/kognitif), dan memanfaatkan ilmunya dalam kehidupan (amal/psikomotorik). Dengan demikian Pendidikan Islam berfungsi dan berperan dalam membangun sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dan berakhlak mulia.

(51)

37

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan fokus Penggunaan Media Audiovisual Terhadap Peningkatan Kualitas Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Pallangga Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa.

B. Lokasi dan Obyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Pallangga Jalan Pembangunan Nomor 3 Kelurahan Mangalli Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa. Sedangkan objek penelitian adalah guru dan siswa SMP Negeri 1 Pallangga Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa.

C. Variabel Penelitian

Suarsimi Arikunto (2010:17) mengemukakan bahwa variabel adalah hal-hal yang menjadi objek penelitian, yang ditatap dalam suatu kegiatan penelitian (points to be noticed), yang menunjukkan variasi, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Variabel terdiri atas variabel bebas dan variabel terikat.

(52)

Variabel penelitian memegang peranan penting dalam setiap penelitian, karena dengan adanya variabel maka akan mempermudah untuk mengamati objek yang kita teliti.

Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, variabel bebas yaitu penggunaan media audiovisual dan variabel terikat yaitu peningkatan kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

D. Definisi Operasional Variabel

Untuk memudahkan pemahaman kita, maka dianggap perlu menjelaskan beberapa variabel yang terkait dengan judul ini, sebagai berikut :

1. Penggunaan media audiovisual adalah merupakan alat bantu bagi para pendidik/guru dalam melakukan proses pembelajaran yang menggabungkan dua unsur media yaitu media visual (gambar) dan media audio (suara) melalui VCD/DVD.

2. Peningkatan kualitas pembelajaran adalah mutu, tingkat atau nilai belajar mengajar yang dapat dilihat dari proses dan dari hasil pembelajaran sedangkan Pendidikan Agama Islam sebagai pengajaran dan tuntunan untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan dan akhlak mulia sesuai ajaran Islam.

Jadi, definisi operasional dari judul skripsi ini adalah bahwa penggunaan media audiovisual terhadap peningkatan kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam menggunakan

(53)

VCD/DVD sebagai media pembelajaran yang dapat diterapkan di kelas kepada peserta didik.

E. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Toha Anggoro (2007:42) mengatakan bahwa populasi adalah himpunan yang lengkap dari satuan atau individu yang karakteristik beserta lingkungan ingin diketahui, banyaknya individu atau elemen yang merupakan anggota populasi disebut dengan kumpulan populasi dan disimbolkan N.

Menurut Suharsimi Arikunto (2010:173) mengemukakan bahwa populasi adalah jumlah keseluruhan individu yang akan menjadi objek penelitian.

Tabel 1

Populasi Peserta Didik SMP Negeri 1 Pallangga

NO POPULASI JENIS KELAMIN JUMLAH L P 1 GURU PAI 4 5 9 1 KELAS VII 383 417 800 2 KELAS VIII 360 382 742 3 KELAS IX 310 374 684 JUMLAH 2235 2. Sampel

Sampel biasa juga disebut objek. Mengingat objek yang akan diteliti jumlahnya besar, maka dengan memudahkan penelitian cara

(54)

yang ditempuh adalah menarik sampel dengan kesimpulan dasar bahwa yang akan digunakan hanya sebagian kecil saja dari keseluruhan objek yang akan diteliti.

Menurut Anas Sudijono (2008:28) mengemukakan bahwa sampel adalah mengumpulkan data dengan jalan mencatat atau memilih sebagian kecil saja dari seluru elemen yang menjadi objek penelitian.

Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2010:174) mengemukakan bahwa sampel adalah sebagaian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila peneliti bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Yang dimaksud dengan menggeneralisasikan adalah mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka peneliti menggunakan purposive sample (tunjuk langsung) dengan teknik bertujuan ini cukup baik karena sesuai dengan pertimbangan peneliti sendiri sehingga dapat mewakili populasi.

Menurut Suharsimi Arikunto (2010:183) bahwa purposive sample bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu.

Dengan memperhatikan beberapa pendapat di atas maka keadaan sampel dapat disajikan sebagai berikut :

(55)

Tabel 2

Sampel Peserta Didik SMP Negeri 1 Pallangga

NO SAMPEL JENIS KELAMIN JUMLAH L P 1 GURU PAI 1 1 2 2 KELAS VIII.7 20 25 45 JUMLAH 47 F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu penelitian.

Menurut Nana Sudjana dan Ibrahim (2001:97) mengemukakan bahwa instrumen sebagai alat pengukur data yang harus betul-betul diracang dan dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan data empiris sebagaimana adanya.

Pengumpulan data yang disimpulkan yang dilaksanakan untuk pengumpulan data secara sistematis dipermudah oleh dengan demikian instrumen data alat bantu bagi peneliti bisa melakukan instrumen untuk menjawab responden. Beberapa pedoman dalam instrumen yaitu :

1. Pedoman Observasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2010:200) bahwa observasi adalah berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati.

(56)

Observasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mengamati dan melihat langsung proses pembelajaran bidang studi Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Pallangga Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa. Peneliti objek secara seksama dengan melibatkan diri langsung di lokasi penelitian tersebut.

2. Pedoman Wawancara

Menurut Suharsimi Arikunto (2010:198) bahwa wawancara atau kuesioner lisan adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasih dari terwawancara (interviewer).

Wawancara dilakukan dengan bentuk komunikasi verbal semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi. 3. Pedoman Angket

Menurut Suharsimi Arikunto (2010:194) bahwa angket/kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahuinya.

Angket dalam penelitian ini adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan dalam penelitian untuk memperoleh data dan informasi dari responden, hal ini di maksud untuk memperoleh data-data kongkrit yang berkaitan dengan masalah-masalah yang dibahas di dalam penelitian.

(57)

4. Pedoman Dokumentasi

Menurut Riduwan (2008:71) bahwa dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film documenter dan data yang relevan dengan penelitian.

Sehubungan dengan itu, menurut Margono (2004:164) bahwa dokumentasi adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah-masalah penelitian.

G. Teknik Pengumpulan Data

Rencana atau teknik pengumpulan data sangat membantu dalam menentukan pokok masalah yang hendak diteliti serta diselesaikan dalam pembahasan karya ilmiah. Demikian pula unsur-unsur lainnya yang terkait dalam penelitian yang digunakan.

Dalam penelitian ini, ada beberapa yang tercantum dalam prosedur dan rancangan penelitian, yakni sebagai berikut :

1. Observasi dalam penelitian ini yaitu dengan melakukan pengamatan proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan media audiovisual.

(58)

2. Angket dalam penelitian ini yaitu dengan menyodorkan daftar pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh data dari responden/peserta didik.

3. Wawancara dalam penelitian ini yaitu dilakukan dengan guru Pendidikan Agama Islam untuk mengetahui proses pembelajaran yang terjadi. Wawancara juga dilakukan kepada beberapa peserta didik yang dipilih untuk memberikan komentar mengenai media yang digunakan dalam proses pembelajaran yaitu media audiovisual. Wawancara dilakukan dengan bentuk komunikasi verbal semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi.

4. Dokumentasi dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui letak geografis, sejarah berdirinya, visi dan misi, struktur organisasi, keadaan guru dan karyawan, peserta didik, sarana dan prasarana serta keadaan pembelajaran di SMP Negeri 1 Pallangga Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa. Dokumentasi ini bisa berbentuk tulisan dan gambar.

H. Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul pada setiap kegiatan observasi dianalisis secara deskriptif agar dapat melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Demikian juga hasil pengumpulan jawaban angket/tes, dianalisis dengan menggunakan presentase untuk melihat kualitas pembelajaran.

(59)

F

P = x 100 % N

Keterangan :

P = Angka persentase.

F = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya. N = Jumlah frekuensi/banyaknya individu.

(60)

46

HASIL PENELITIAN

A. Deksripsikan Lokasi Penelitian

1. Sejarah Berdirinya SMP Negeri 1 Pallangga

SMP Negeri 1 Pallangga berdiri di atas tanah seluas 19,643 m2. Terletak di Kampung Cambaya, Kelurahan Mangalli, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa dengan pendirian Nomor 0038/C/1977 tanggal 1 April 1997. SMP Negeri 1 Pallangga dengan NSS/NDS : 201190304005 mengalami perkembangan pesat baik dalam jumlah rombongan belajar maupun jumlah bangunan/ruang belajar. Awalnya SMP Negeri 1 Pallangga terdiri dari 10 rombongan kelas pada tahun 1977 yang diprakarsai oleh tokoh pendidikan di kecamatan Pallangga, yakni Bapak Almarhum Bakka Dg. Tobo (mantan ketua BP3) dan Bapak Siama Dg. Leo (wakil ketua BP3). Berdirinya SMP Negeri 1 Pallangga dilatarbelakangi oleh tuntutan kebutuhan pendidikan yang sangat mendesak oleh warga. Oleh karena itu sekolah ini terus berbenah diri mengembangkan jumlah kelas dan mengembangkan prestasi sekolah, prestasi peserta didik dan guru serta Kepala Sekolah.

Sampai saat ini SMP Negeri 1 Pallangga telah mengalami 8 kali pergantian Kepala Sekolah, yaitu :

Referensi

Dokumen terkait

angka tersebut akan mengambil matriks pada massa atom dan waktu paro yang.. telah dibuat pada baris sesuai

Mahasiswa dapat mengetahui, memahami, menguasai dan mampu mengaplikasikan teknik- teknik behavioristik dalam pengubahan perilaku baik dalam level individu maupun kelompok..

Sedangkan hukum Islam nya adalah diperbolehkan (mubah), karena sudah sesuai dengan konsep hotel syariah serta dalam menjalankan bisnisnya sudah sesuai dengan bisnis syariah

Setelah suara jantung pertama ma ka grafik mula i menurun yang menandakan adanya interval menuju suara jantung kedua yang disebut dengan systole. Setelah kejadian

The fundamental of building a chess en- gine is the representation of the chess board which affecting on how the chess engine will track the board and observe the ruling.. Our

Pendek kata, manajemen pendidikan adalah manajemen kebudayaan di ranah pendidikan, baik di dalam lembaga pendidikan formal, nonformal, bahkan di dalam komunitas dan masyarakat

Panas bumi merupakan sumber energi dan dikategorikan sebagai energi bersih, ramah lingkungan dan dalam pemanfaatannya sebagai energi terbarukan memerlukan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Roza, (2009) mengenai peranan pelatihan terhadap peningkatan kinerja karyawan membuktikan bahwa pelatihan dapat meningkatkan