• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aplikasi GUI MATLAB di Bidang Nuklir

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Aplikasi GUI MATLAB di Bidang Nuklir"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

MATA KULIAH PEMROGRAMAN LANJUT

APLIKASI GUI DI BIDANG NUKLIR

Disusun Oleh :

Bara Wahyu Ramadhan ( M0212021 )

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

I. Judul

Program Aplikasi GUI di Bidang Nuklir

II. Tujuan

Memudahkan pekerja / peneliti dibidang nuklir untuk melakukan

analisis perhitungan.

III. Dasar teori

3.1Relativitas

3.1.1 Dilatasi waktu

Sebuah lonceng yang bergerak terhadap pengamat

kalihatannya berdetak lebih lambat daripada jika lonceng itu diam

terhadapnya. Ini berarti, jika seorang pengamat dalam suatu roket

mendapatkan selang waktu antara dua kejadian antara roket itu t0 ,

orang dibumi mendapatkan bahwa selang waktu tersebut lebih

panjang yaitu t. Kuantitas t0 yang ditentukan oleh kejadian yang

terdapat pada tempat yang sama dalam kerangka acuan pengamatnya

disebut waktu proper antara kejadian itu. Bila diamatai dari bumi,

kejadian yang menandai permukaan dan akhir selang waktu itu

terjadi pada tempat yang berbeda dan mengakibatkan selang

waktunya kelihatan lebih panjang dari waktu proper. Efek ini disebut

pemuaian waktu ( dilatasi waktu ).

Dapat dirumuskan sebagai :

(3)

Dimana :

to = Selang waktu pada lonceng yang diam relatif terhadap

pengamat

t = Selang waktu pada lonceng yang dalam keadaan gerak

relatif terhadap pengamat

v = kelajuan gerak relatif

c = kelajuan cahaya (Beiser, 1999)

3.1.2 Kontraksi panjang

Pengukuran panjang seperti juga selang waktu dipengaruhi

oleh gerak relatif. Panjang L benda bergerak terhadap pengamat

kelihatannya lebih pendek dari panjang Lo bila diukur dalam

keadaan diam terhadap pengamat, gejala ini dikenal sebagai

pengerutan Lorentz Fitz Gerald. Pengerutan serupa itu hanya terjadi

dalam arah gerak relatif. Panjang Lo suatu benda dalam kerangka

diamnya disebut panjang proper. Kontraksi panjang dapat

dinyatakan dalam persamaan berikut ini :

( 3.2 )

Dimana :

Lo = Panjang pada lonceng yang diam relatif terhadap pengamat

L = Panjang pada lonceng yang dalam keadaan gerak relatif

terhadap pengamat

v = kelajuan gerak relatif

c = kelajuan cahaya (Beiser, 1999)

3.2Fisika Modern

3.2.1 Efek Fotolistrik

Pada efek fotolistrik, permukaan sebuah logam disinari

dengan seberkas cahaya, dan sejumlah elektron terpancar dari

(4)

peristiwa foton yang menumbuk elektron terikat pada logam

kemudian menghasilkan eksitasi dan elektron keluar dari logam

tersebut.

Gambar 3.1 Percobaan Efek Fotolistrik

Susunan percobaan efek fotolistrik diperlihatkan seperti

pada gambar 3.1. Laju pancaran elektron diukur sebagai arus listrik

pada rangkaian luar dengan menggunakan sebuah Ammeter , sedangkan energi kinetiknya ditentukan dengan mengenakan suatu

potensial perlambat ( retarding potential ) pada anoda sehingga elektron tidak mempunyai energi yang cukup untuk melebihi bukit

potensial yang terpasang. Secara eksperimen, tegangan perlambat

terus diperbesar hingga pembacaan arus pada ammeter menurun ke

nol. Tegangan yang bersangkutan ini disebut potensial henti (

stopping potential ) Vs. Karena elektron yang berenergi tinggi tidak dapat melewati potensial henti ini, maka pengukuran Vs merupakan

suatu cara untuk menentukan energi kinetik maksimum elektron K

max (Krane, 2014). Dapat dituliskan dalam persamaan berikut :

(5)

Dimana : λ = panjang gelombang foton (m)

3.2.2 Efek Compton

Efek ini terjadi apabila sinar gamma yang ditembakkan

mengenai elektron paling luar atau elektron bebas, karena daya ikat

elektron terluar sama denga daya ikat elektron bebas. Maka akan terjadi

hamburan Compton, yaitu tumbukan antara foton dengan elektron

bebas. Foton yang dating dibelokkan arahnya dengan sudut tertentu dan

foton akan mentranfer sebagian energinya kepada elektron yang disebut

dengan elektron recoil. Karena sudutnya bisa sembarang maka energi

yang ditranfer antara nol hingga besarnya fraksi energi foton (Knoll,

1989). Hal tersebut dapat dirumuskan dengan persamaan :

λ–λ’ = λc ( 1 – Cos θ ) ( 3.4 ) KE max = energi kinetik maksimum (eV)

h = tetapan Plank ( eVs)

(6)

3.2.3 Sinar X

Sinar-X berasal dari elektron berenergi tinggi yang

menumbuk suatu bahan yang bila mengenai salah satu elektron bahan

maka elektron tersebut akan terpental keluar. Tempat elektron yang

kosong ini kemudian diisi oleh elektron dari kulit luar. Perpindahan

elektron dari kulit luar ke kulit dalam ini disertai dengan pancaran

sinar-X.

Sifat radiasi sinar-X:

Dapat menembus benda secara umum.

Terbentuk dari tumbukan bahan oleh elektron berenergi tinggi.

Merusak kertas film fotografi.

Tidak dipengaruhi medan magnet

λ min = ℎ 𝑐

𝑒 𝑉 ( 3.6 )

3.3Fisika Nuklir

3.3.1 Radioaktivitas

Radiasi adalah pemancaran energi baik dari suatu medium atau

tanpa medium dalam bentuk partikel atau gelombang. Keberadaan

radiasi tidak dapat dilihat, tidak dapat tercium karena tidak berbau, tidak

dapat didengar, dan tidak dapat dirasa, tetapi hanya dapat dideteksi

dengan alat detektor radiasi. Radioaktivitas adalah perubahan inti atom

yang tidak stabil menjadi inti atom lain yang lebih stabil dengan

memancarkan radiasi. Peristiwa perubahan inti menjadi inti atom yang

lain disebut disintegrasi inti atau peluruhan radioaktif (BATAN, 2011).

( 3.7 )

(7)

3.3.2 Dosis Radiasi

Radiasi dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, namun

perlu disadari bahwa radiasi juga mengandung potensi bahaya

apabila berinteraksi dengan sistem tubuh manusia. Untuk keperluan

tersebut diperlukan besaran radiasi yang dapat digunakan sebagai

kuantisasi efek biologi yang ditimbulkannya atau disebut dengan

dosis radiasi (BATAN, 2012).

3.3.3 Kritikalitas Reaktor

Pada saat terjadi reaksi fisi, beberapa jumlah neutron akan

diserap oleh ini fissil atau inti dapat dibelah dan merambat ke fisi

yang lain. Hal itu menyebabkan lahirnya fisi neutron yang baru dan

merupakan generasi baru dari fisi neutron. Sehingga dapat dihitung

jumlah neutron pada dua generasi yang berbeda. Kemudian

didefinisikan besarnya perbandingan faktor multiplikasi ( k ) pada

rantai reaksi (Duderstadt, 1976).

K eff = 𝑁𝑛 𝑁𝑜 =

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑒𝑢𝑡𝑟𝑜𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑔𝑒𝑛𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑒𝑢𝑡𝑟𝑜𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑔𝑒𝑛𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚𝑛𝑦𝑎 ( 3.9 )

Pada satu neutron pada satu generasi faktor multiplikasinya

akan relatif konstan yang disebut posisi kritis ( k = 1 ). Jika populasi

neutron menjadi menurun maka dapat disebut posisi subkritis ( k <

1 ), namun jika populasi neutron menjadi meningkat maka dapat

disebut posisi superkritis ( k > 1 ). Besarnya komposisi k bergantung

jumlah nuklida pada jenis yang berbeda yang dihasilkan dan

perhitungan distribusi energi neutron, dimana merupakan

perhitungan rata – rata tampang lintang pada masing – masing nuklida (Stacey, 2001).

Nn = No ( Keff )n

Dimana =

n = jumlah generasi

(8)

IV. Desain dan rancangan program

4.1Diagram blok secara umum

Gambar 3.2. Diagram blok secara umum

Home

Kalkulator

Mode normal

Mode scientific

Relativitas

Dilatasi waktu

Kontraksi panjang

Fisika Modern

Efek Fotolistrik

Efek Compton

Sinar X

Fisika Nuklir

Radioaktivitas

Dosis radiasi

(9)

4.2Desain GUI

Gambar 3.3. Home

Gambar 3.4. Kalkulator mode normal

(10)

Gambar 3.6. Dilatasi Waktu

(11)

Gambar 3.8. Efek fotolistrik

(12)

Gambar 3.10. Sinar X

(13)

Gambar 3.12. Dosis radiasi

(14)

4.3Flow chart

4.3.1 Kalkulator normal

./

Gambar 3.14. Flow chart kalkulator normal Mulai

Masukkan angka

Angka ditampilkan di layar

Masukkan operator

Operator ditampilkan di layar

Masukkan angka

Angka ditampilkan di layar

Klik sama dengan

Muncul hasil

(15)

4.3.2 Kalkulator Scientific

Gambar 3.15. Flow chart kalkulator scientific Mulai

Masukkan angka

Angka ditampilkan di layar

Masukkan operator

Operator ditampilkan di layar

Masukkan angka

Angka ditampilkan di layar

Klik sama dengan

Muncul hasil

(16)

4.3.3 Dilatasi waktu

Gambar 3.15. Flow chart dilatasi waktu Selesai

v = 0

t = t/ sqrt ( 1- v2/c2 )

t = t*sqrt ( 1- v2/c2 )

v = sqrt ( 1- to2/t2 )

EROR

Mulai

Masukkan t, to, v dan c

t = 0

(17)

4.3.4 Kontraksi panjang

Gambar 3.16. Flow chart kontraksi panjang Selesai

v = 0

Lo = L/ sqrt ( 1- v2/c2 )

L = Lo*sqrt ( 1- v2/c2 )

v = sqrt ( 1- L2/Lo2 )

EROR

Mulai

Masukkan Lo, L, v dan c

Lo = 0

(18)

4.3.5 Efek fotolistrik

Gambar 3.17. Flow chart efek fotolistrik Selesai

λ = 0

K max = hc /λ - W

V = K max / e

λ = hc/( K max + W )

EROR

Mulai

Masukkan K max , V, λ dan W

K max = 0

V = 0

W = 0

(19)

4.3.6 Efek Compton

Gambar 3.18. Flow chart efek compton Selesai

λ = 0

K max = hc ( 1/λ– 1/λ’)

λ' = λc (1-cos θ )- λ

λ = λ’ - λc (1-cos θ )

EROR

Mulai

Masukkan K max , λ’, λ dan θ

K max = 0

λ’ = 0

θ = 0

(20)

4.3.7 Sinar X

Gambar 3.19. Flow chart sinar x Selesai

λ min = hc/eV

V = hc/ λ min e

EROR

Mulai

Masukkan λ min dan V

λ min

(21)

4.3.8 Radioaktivitas

Gambar 3.20. Flow chart radioaktivitas

p = 3

A = 0,693*m*NA/ t ½*Mr

m = A*t ½*Mr/ 0,693*NA

Nt =No*exp(0,693*t /t ½ )

Mulai

Pilih jenis nuklida

p = 1

p = 2

Selesai

t = ln ( No/Nt )*t ½ /0,693

Muncul massa atom dan waktu paro

Masukkan A, m, Nt, No dan t

Pilih variabel yang dicari ( p )

p = 4

P = 5

(22)

4.3.9 Dosis radiasi

p = 3

Analisis pada kulit

Analisis pada mata

Analisis pada paru - paru

p = 1

p = 2

Selesai

Analisis pada ovarium

p = 4

Analisis pada testis

Mulai

Masukkan dosis radiasi

Pilih organ tubuh ( p )

p = 6

p = 5

Analisis pada darah

Analisis pada janin

Analisis pada seluruh tubuh

p = 7

(23)

4.3.10 Kritikalitas reaktor

Gambar 3.22. Flow chart kritikalitas reaktor K eff = Nn/No

Nn = No ( K eff)n

No = Nn/( K eff)n

Mulai

Masukkan K eff , Nn , No dan n

P = 1

P = 2

Selesai Pilih variabel yang

dicari ( p )

Muncul status reaktor

(24)

V. Hasil dan pembahasan

Program ini berfungsi untuk memudahkan para pekerja atau peneliti nuklir

untuk melakukan analisis secara sederhana. Program ini terdiri dari 10 aplikasi yang tersusun dalam satu program bernama “Home”. Dalam home ini berisi aplikasi yang dapat di buka pada menu bar. Menu bar yang ditampilkan adalah kalkulator,

relativitas, fisika modern, fisika nuklir dan keluar. Pada masing – masing menu bar tersebut terdapat submenu yang berupa aplikasi. Perintah keluar digunakan untuk

keluar dari program.

Pada menu kalkulator berisi dua submenu yaitu mode normal dan mode

Scientific. Mode normal berisi kalkulator biasa yang hanya dapat melakukan

operasi perkalian, pembagian, penjumlahan dan pengurangan. Mode Scientific

dapat melakukan operasi yang lebih rumit misal fungsi trigonometri, akar, pangkat

dan eksponensial. Pada program aplikasi nuklir dilengkapi dengan kalkulator

fungsinya adalah untuk memudahkan pengguna dalam perhitungan jika dibutuhkan

perhitungan tambahan.

% --- Executes on button press in tbl_0.

function tbl_0_Callback(hObject, eventdata, handles)

global jj

textString = get(handles.edit1,'string');

if(strcmp(textString,'0.')==1)& (jj==0); set(handles.edit1,'string','0');

else

textString = strcat(textString,'0'); set(handles.edit1,'string',textString);

end

jj=0;

% --- Executes on button press in clear.

function clear_Callback(hObject, eventdata, handles) set(handles.edit1,'string','')

% --- Executes on button press in samadengan.

function samadengan_Callback(hObject, eventdata, handles) textString = get(handles.edit1,'string');

ans = eval(textString);

set(handles.edit1,'string',ans);

Pada program diatas, tombol angka ( 0 – 9 ) menggunakan fungsi if. Hal itu berarti jika tombol 0 di tekan maka akan keluar pada layar edit1. Jika tombol 1

(25)

Prinsip tersebut digunakan pada operator yang lain misal +, - , : dan x . Pada tombol

Clear, jika ditekan maka layar edit1 akan kosong karena ada perintah set untuk edit1

berupa pengkosongan string. Pada tombol sama dengan, menggunakan perintah

eval. Perintah eval digunakan untuk mengubah teks yang berupa string menjadi

number, sehingga hasilnya dapat dihitung oleh komputer.

Kemudian pada menu relativitas, berisi dua aplikasi yaitu dilatasi waktu dan

kontraksi panjang. Pada aplikasi dilatasi waktu, digunakan untuk menghitung

perbedaan waktu akibat pengaruh dari relativitas pada orang yang kecepatannya

mendekati kecepatan cahaya. Pada aplikasi kontraksi panjang, digunakan untuk

menghitung perbedaan panjang akibat pengaruh dari relativitas pada orang yang

kecepatannya mendekati kecepatan cahaya. Pada aplikasi dilatasi waktu berisi

program berikut ini :

% --- Executes on button press in pushbutton1.

function pushbutton1_Callback(hObject, eventdata, handles) open=guidata(gcbo);

% --- Executes on button press in hitung.

function hitung_Callback(hObject, eventdata, handles)

%ambil input

hasil=d*(sqrt(1-(b^2/c^2)));

set(handles.edit5,'string','to (detik)')

elseif b==0

hasil=sqrt(c^2*(1-(a^2/d^2)));

set(handles.edit5,'string','v (m/detik)')

elseif d==0

hasil=a/sqrt(1-(b^2/c^2));

set(handles.edit5,'string','t (detik)')

else hasil='EROR'

set(handles.edit5,'string','EROR')

end

(26)

hasil1=num2str(hasil);

set(handles.edit6,'string',hasil1)

Pada perintah pushbutton1, digunakan untuk menampilkan gambar

persamaan dilatasi waktu saat tombol tersebut ditekan. Perintah tersebut mengambil gambar yang bernama “dilatasi.jpg” untuk ditampilkan pada axes1. Pada perintah tombol hitung, berfungsi untuk menghitung variabel yang dicari. Pengguna harus

memasukkan angka 0 ( nol ) pada variabel yang dicari , dan variabel yang lain harus

diisi dengan angka selain 0 ( nol ). Hasil dari perhitungan tersebut akan ditampilkan

pada layar edit5 dan edit6. Pada layar edit5 akan menampilkan tulisan variabel yang

dicari dan satuannya. Sedangkan pada layar edit6 akan menampilkan hasil

perhitungan variabel yang dicari.

% --- Executes on button press in reset.

function reset_Callback(hObject, eventdata, handles) set(handles.edit1,'string','')

set(handles.edit2,'string','') set(handles.edit3,'string','') set(handles.edit4,'string','') set(handles.edit5,'string','') set(handles.edit6,'string','')

% --- Executes on button press in print.

function print_Callback(hObject, eventdata, handles) [gambar,dir]=uiputfile(' * .jpg','Keluaran');

fileName=fullfile(dir,gambar); f=getframe(dilatasi);

[x,map]=frame2im(f);

imwrite(x,fileName,'jpg');

% --- Executes on button press in keluar.

function keluar_Callback(hObject, eventdata, handles) jawaban=questdlg('anda akan menutup program

?','konfirmasi','ya','tidak','ya');

if strcmp(jawaban,'ya')==1 close

end

Pada tombol reset , digunakan untuk membersihkan layar dari angka. Pada

tombol sprint screen digunakan untuk melakukan print layar GUI agar masukkan

dan keluarannya dapat disimpan dengan gambar. Pada tombol keluar digunakan

untuk keluar dari program. Saat ditekan tombol keluar maka akan muncul kotak

(27)

tidak. Jika ditekan tombol “ya” maka aplikasi tersebut akan tertutup dan jika diteka “tidak” maka aplikasi tersebut akan tetap terbuka.

Kemudian pada aplikasi kontraksi panjang hampir sama script-nya dengan

aplikasi dilatasi waktu namun yang dirubah adalah bagian gambar dan persamaan

nya.

% --- Executes on button press in pushbutton1.

function pushbutton1_Callback(hObject, eventdata, handles) open=guidata(gcbo);

% --- Executes on button press in hitung.

function hitung_Callback(hObject, eventdata, handles)

%ambil input

hasil=d/sqrt(1-(b^2/c^2));

set(handles.edit5,'string','Lo (m)')

elseif b==0

hasil=sqrt(c^2*(1-(d^2/a^2)));

set(handles.edit5,'string','v (m/detik)')

elseif d==0

hasil=a*(sqrt(1-(b^2/c^2)));

set(handles.edit5,'string','L (m)')

else hasil='EROR'

set(handles.edit5,'string','EROR')

end

%ubah hasil

hasil1=num2str(hasil);

set(handles.edit6,'string',hasil1)

Pada menu fisika modern berisi tiga program aplikasi yaitu efek fotolistrik,

efek compton dan sinar x. Ketiga aplikasi tersebut merupakan konsep fisika modern

yang seri dipakai dalam dunia nuklir. Untuk listing programnya hampir sama

dengan dilatasi waktu hanya dirubah persamaannya dan gambarnya, kemudian juga

(28)

Pada efek fotolistrik

% --- Executes on button press in hitung.

function hitung_Callback(hObject, eventdata, handles)

%ambil input

set(handles.edit5,'string','Tegangan (volt)')

elseif c==0

else hasil='EROR'

set(handles.edit5,'string','EROR')

end

%ubah hasil

hasil1=num2str(hasil);

set(handles.edit6,'string',hasil1)

Pada efek compton

% --- Executes on button press in hitung.

function hitung_Callback(hObject, eventdata, handles)

(29)

hasil=(h*ce)*((1/c)-(1/b));

set(handles.edit5,'string','KE max (eV)')

elseif b==0

hasil=(lamdac*(1-cosd(d)))+c;

set(handles.edit5,'string','lamda" (m)')

elseif c==0

hasil=b-(lamdac*(1-cosd(d)));

set(handles.edit5,'string','lamda (m)')

elseif d==0

hasil=acosd(1-((b-c)/lamdac));

set(handles.edit5,'string','tetha (derajat)')

else hasil='EROR'

set(handles.edit5,'string','EROR')

% --- Executes on button press in hitung.

function hitung_Callback(hObject, eventdata, handles)

%ambil input

set(handles.edit5,'string','Tegangan (volt)')

else hasil='EROR'

set(handles.edit5,'string','EROR')

end

%ubah hasil

hasil1=num2str(hasil);

set(handles.edit6,'string',hasil1)

Pada menu fisika nuklir terdapat tiga program aplikasi yaitu radioaktivitas ,

dosis radiasi dan kritikalitas reaktor. Ketiga konsep tersebut paling sering

digunakan dalam dunia nuklir. Pada radioaktivitas , digunakan untuk menghitung

aktivitas radioaktif pada suatu bahan yang mengandung unsur nuklida tertentu.

(30)

nuklir pada bagian organ tubuh tertentu. Pada kritikalitas reaktor digunakan untuk

menentukan status reaktor apakah dalam keadaan subkritis, kritis atau superkritis.

Pada program aplikasi radioaktivitas, pengguna akan diminta untuk

memilih jenis nuklida yang akan dihitung pada popupmenu. Dari pilihan nuklida

tersebut akan muncul massa atom dan waktu paro. Dengan ketentuan jika waktu

paro sama dengan nol ( 0 ) maka nuklida tersebut tidak bersifat radioaktif sehingga

tidak dapat dihitung aktivitasnya. Listing programnya adalah berikut ini :

% --- Executes on selection change in popupmenu1.

(31)

0;1.6*3.14e13;13.8;0.77;0.85e-18;0;0;20.4e-3;19.2;20.4*60 0;0;5730*3.14e7;2.45;9.96*60;0;0;7.1;4.2;71

122;0;0;0;26.9;13.5;64.5;110*60;0;11

4.3;1.7;17.3;0;0;0;37.6;3.4*60;22.5;2.6*3.14e7 0;15*3600;60;1.1;3.86;11.3;0;0;0;9.46*60

21*3600;7.18;0.72*3.14e13;0;2.24*60;6.6*60;2.21;4.13;0;0

0;2.62*3600;650*3.14e7;4.1;2.5*60;0;14.3*24*3600;25.3*24*3600;1.2; 2.6

0;0;0;87.4*24*3600;0;5*60;2.51;1.53;0;0.3*3.14e13 0;37.3*60;56*60;0.844;1.78;0;35*24*3600;0;269*3.14e7;0

1.83*3600;33*3.14e7;1.23;7.61*60;0;1.28*3.14e16;0;12.4*3600;22.3*3 600;0.44

0.86;0;0.1*3.14e13;0;0;0;165*24*3600;0;4.54*24*3600;0

8.72*60;3.89*24*3600;3.93*24*3600;0;83.8*24*3600;3.42*24*3600;43.7 *3600;47*3.14e7;3.09*3600;0

0;0;0;0;5.8*60;1.7*60;16*24*3600;330*24*3600;0;0

3.76*60;1.6*60;21.6*3600;41.9*60;0;27.7*24*3600;0;0;0;3.55*60

0;2.52*3600;3.41*3600;9.73*60;0;12.7*3600;0;5.1*60;61.9*3600]; g=f(a);

set(handles.edit2,'string',num2str(e)) set(handles.edit3,'string',num2str(g))

Dari listing program tersebut, maka setiap pengguna yang memilih suatu

nuklida pada popupmenu1 akan ditampilkan dalam bentuk urutan angka. Kemudian

(32)

telah dibuat pada baris sesuai baris popupmenu1. Kemudian akan massa atom akan

ditampilkan pada layar edit2 dan waktu paro akan ditampilkan pada layar edit3.

Setelah itu pengguna harus mengisi variabel – variabel yang ada dengan angka sesuai yang diketahui. Variabel yang akan dicari dapat ditentukan dengan

memilih pada popupmenu2 dan akan keluar hasilnya. Listing programnya sebagai

berikut :

% --- Executes on selection change in popupmenu2.

function popupmenu2_Callback(hObject, eventdata, handles) p=get(handles.popupmenu2,'value');

Pada program tersebut, ans1 – ans5 dibentuk dalam sebuah matriks 1x5 dan akan dipanggil oleh komputer saat variabel yang dicari dipilih. Kemudian hasilnya

akan ditampilkan pada layar edit9.

Pada program aplikasi dosis radiasi dan kritikalitas reaktor hampir sama

dengan radioaktivitas. Pada dosis radiasi, pengguna akan diminta untuk

memasukkan besarnya dosis radiasi dalam satuan gray. Kemudian memilih organ

tubuh yang terkena pada popupmenu. Kemudian hasilnya akan ditampilkan pada

(33)

reaktor, pengguna akan diminta memasukkan angka pada masing – masing variabel ( harus di isi semua ) dan memilih variabel yang dicari pada popupmenu. Khusus

jika variabel yang dicari adalah Keff maka status reaktor akan muncul apakah

subkritis, kritis atau superkritis. Listing programnya adalah sebagai berikut :

Pada dosis radiasi

% --- Executes on selection change in popupmenu1.

(34)

elseif a>=0.65

Pada kritikalitas reaktor

% --- Executes on selection change in popupmenu2.

(35)

s='Kritis'; elseif ans1>1 s='Superkritis'; else ans1<1 s='Subkritis'; end

set(handles.edit9,'string',num2str(h)) set(handles.edit8,'string',s)

else set(handles.edit9,'string',num2str(h))

end

set(handles.edit9,'string',num2str(h)) set(handles.edit8,'string',s)

VI. Penutup

Telah dirancang program aplikasi GUI di bidang nuklir menggunakan

MATLAB. Program, ini bertujuan untuk memudahkan para pekerja atau peneliti

dibidang radiasi untuk melakukan analisis sederhana. Program ini berisi 10 aplikasi

yaitu kalkulator mode normal dan Scientifiec, dilatasi waktu, kontraksi panjang,

efek fotolistrik, efek compton, sinar x, radioaktivitas, dosis radiasi, dan kritikalitas

(36)

VII. Daftar Pustaka

BATAN. (2011). Pengenalan Proteksi Radiasi. Yogyakarta: BATAN Inc.

BATAN. (2012). Petugas Proteksi Radiasi Medik Tingkat 2 dan Tingkat 3. Yogyakarta: BATAN Inc.

Beiser, A. (1999). Konsep Fisika Modern. Jakarta: Erlangga.

Duderstadt, J. J. (1976). Nuclear Reactor Analysis. Canada: John Wiley & Sons. Knoll, G. F. (1989). Radiation Detection and Measurement. New York: John Wiley

& Sons.

Krane, K. (2014). Fisika Modern. Jakarta: UI Press.

Gambar

Gambar 3.1 Percobaan Efek Fotolistrik
Gambar 3.2. Diagram blok secara umum
Gambar 3.3. Home
Gambar 3.6. Dilatasi Waktu
+7

Referensi

Dokumen terkait

a) Lama pengeringan granul berpengaruh pada kadar air dalam granul dan tablet, dimana semakin lama pengeringan granul memberikan kadar air yang semakin kecil, waktu alir granul

Data yang telah terkumpul kemudian dianalisa secara cermat untuk dipahami bahwa data tersebut memang layak untuk dijadikan sebagai data yang akan merangkai

Berdasarkan studi penelitian yang dilakukan oleh Putra pada tahun 2017 di Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya yang berjudul “Pengaruh Variasi Kelembaban, Temperatur

Dalam UUPT 1995, akuisisi perusahaan dirumuskan sebagai perbuatan hukum yang dilakukan oleh badan hukum atau orang perseorangan untuk mengambil alih baik seluruh

Penelitian yang dilakukan oleh Maru dkk di India menunjukkan bahwa odha yang memiliki pendapatan yang rendah akan lebih berisiko untuk loss to follow up ,

[r]

The views expressed in this research report accurately reflect the analyst;s personal views about any and all of the subject securities or issuers; and no part of the