• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3. METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB 3. METODE PENELITIAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Konseptual

Definisi konseptual yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah motif, yang dipaparkan sebagai berikut:

Motif yang mendorong seseorang untuk mengkonsumsi suatu media disebut sebagai Gratification Sought atau GS. Motif terjadi karena terdapat kebutuhan individual yang didasari oleh segala kebutuhan. Karena kebutuhan mendasar individual inilah yang menimbulkan gratification sought.

Gratification sought adalah motif yang mendorong individu melakukan aktifitas dengan menggunakan media yang ingin digunakan (Kriyanto, 2008, p. 208-209). Dalam penelitian ini yang dituju adalah motif user YouTube Indonesia dalam menonton channel video Raditya Dika.

3.2 Definisi Operasional

Sesuai dengan latar belakang masalah yang dikemukakan pada bab terdahulu, definisi operasional penelitian ini mencakup variabel yang akan diamati, yaitu variabel motif menonton situs YouTube Raditya Dika. Dalam penelitian ini variabel kepuasan akan diukur melalui pendekatan Uses and Gratification. Penelitian model ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media pada diri orang, tetapi ia tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media. Khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya.

Motif dalam model uses and gratification merupakan sesuatu yang mendorong individu untuk mencapai kepuasan atau kebutuhan (gratification sought) yang timbul dalam dirinya. Berdasarkan jurnal Gary and Paul (2008) yang meneliti tentang pendekatan Uses and Gratification dalam situs video sharing YouTube, terdapat empat faktor yang berkaitan dengan motif seseorang dalam menggunakan YouTube, antara lain:

(2)

1. Hiburan dan Relaksasi

Saya menonton channel Raditya Dika di YouTube karena video- videonya sangat menarik.

Saya merasa senang/enjoy menonton channel Raditya Dika di YouTube.

Video-video Raditya Dika di YouTube sangat menghibur.

Saya merasa senang saat bermain YouTube dan menjelajahi video-video Raditya Dika.

Saya menonton channel Raditya Dika di YouTube karena tidak ada kegiatan lain untuk dilakukan.

Saya menonton channel Raditya Dika di YouTube untuk menghabiskan waktu saat merasa bosan.

Saya menonton channel Raditya Dika di YouTube untuk melewatkan waktu luang.

Saya menonton channel Raditya Dika karena video-videonya hanya ada di YouTube.

Saya suka untuk mengakses YouTube.

Saya menonton channel Raditya Dika di YouTube karena dapat menontonnya kapan saja.

Saya menonton channel Raditya Dika di YouTube untuk mengetahui apa yang terjadi di luar lingkungan saya.

Saya menonton channel Raditya Dika di YouTube karena sudah menjadi kebiasaan.

Saya menonton channel Raditya Dika di YouTube karena sudah menjadi yang sering dilakukan bersama teman-teman.

Saya menonton channel Raditya Dika di YouTube karena gratis/ tanpa harus membayar.

Channel Raditya Dika itu mengasyikan.

Pada penelitian kali ini, penulis menghilangkan sub indikator terakhir pada indikator hiburan, yang berbunyi “Ada sensasi mendebarkan (thrilling) saat menonton channel Raditya Dika”, karena pernyataan tersebut dianggap tidak mewakili tipe channel YouTube

(3)

Raditya yang bergenre komedi. Sensasi thriller dapat diartikan sebagai sensasi yang didapat dari petualangan yang mendebarkan. Adapun tayangan dengan sensasi thriller dapat ditemui di film horor, action, balapan, perkelahian, penjahat, detektif, dan lain-lain yang sejenis (Wawolangi, 2013, p.10).

2. Hubungan antar pribadi

Saya menonton channel Raditya Dika di YouTube agar dapat menjadi bagian dalam sebuah komunitas yang memiliki ketertarikan yang sama.

Saya menonton channel Raditya Dika di YouTube agar dapat berpartisipasi dalam suatu diskusi.

Saya menonton channel Raditya Dika di YouTube agar dapat saling memberikan masukan atau komentar.

Saya menonton channel Raditya Dika di YouTube agar dapat berkomunikasi dengan keluarga dan teman.

Saya menonton channel Raditya Dika di YouTube karena merasa senang untuk menjawab pertanyaan dari orang lain.

Saya menonton channel Raditya Dika di YouTube agar dapat memberikan semangat kepada orang.

Saya menonton channel Raditya Dika di YouTube karena dapat mengekspresikan diri secara bebas.

Saya menonton channel Raditya Dika di YouTube agar dapat bertemu dengan orang-orang baru.

Saya menonton channel Raditya Dika di YouTube agar dapat saling memberikan like atau comment.

Saya menonton channel Raditya Dika di YouTube agar dapat memberi tahu tentang apa yang terjadi kepada orang lain.

Saya menonton channel Raditya Dika di YouTube agar bisa mendapatkan sudut pandang baru.

(4)

3. Mencari informasi

Saya menonton channel Raditya Dika di YouTube karena merupakan cara yang menarik dalam mencari bahan pemikiran.

Saya menonton channel Raditya Dika di YouTube untuk mendapatkan update dari isu-isu atau kejadian yang terbaru.

Saya menonton channel Raditya Dika di YouTube untuk mendapat informasi secara gratis.

Saya menonton channel Raditya Dika di YouTube untuk mencari informasi.

Saya menonton channel Raditya Dika di YouTube agar lebih mudah mendapatkan informasi.

4. Persahabatan

Saya menonton channel Raditya Dika di YouTube untuk mengurangi rasa kesepian.

Saya menonton channel Raditya Dika di YouTube agar tidak merasa sendirian.

3.3 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Penelitian deskriptif hanyalah sebatas memaparkan situasi atau peristiwa, tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi (Rakhmat, 2007, p.24). Penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan secara cermat karakteristik dari suatu gejala atau masalah yang diteliti (Silalahi, 2009, p.28).

Sedangkan pendekatan dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana datanya yang dikumpulkan berupa angka. Pendekatan ini menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Oleh karena itu pendekatan kuantitatif tidak mementingkan kedalaman data atau analisisd (Krisyantono, 2009, p.55).

(5)

3.4 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian survei. Survei merupakan penelitian metode dengan cara mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data yang pokok (Singarimbun, 2006, p.51). Dalam penelitian ini, peneliti akan menyebarkan kuisioner sebagai alat pengumpul data yang utama dan dibagikan kepada sampel penelitian.

3.5 Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian penulis adalah masyarakat Indonesia, khususnya subscriber channel YouTube Raditya Dika dengan rentang usia antara 12-34 tahun. Populasi penelitian ini dibatasi pada subscriber channel video Raditya Dika di YouTube sebanyak 1,707,780 pelanggan (per 9 Maret 2016 pukul 02.00 WIB) yang menonton minimal sebanyak dua kali dalam kurun waktu tiga bulan terakhir.

Objek penelitan ini adalah motif (Gratification Sought (GS), yaitu motif yang mendorong seseorang untuk menonton channel video Raditya Dika di YouTube.

3.6 Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi

Populasi memegang peranan penting dalam penelitian. Populasi menjadi salah satu hal yang perlu mendapat perhatian karena mencakup penentuan luas dan sifat-sifat populasi dan memberikan batasan yang tegas, sehingga dapat diambil sampelnya (Hadi, 2002, p.70). Populasi dalam penelitian ini adalah subscriber channel YouTube Raditya Dika sebanyak 1,707,780 pelanggan (per 9 Maret 2016 pukul 02.00 WIB) yang menonton minimal sebanyak dua kali dalam kurun waktu tiga bulan terakhir.

3.6.2 Sampel

Sampel merupakan sebagian dari populasi, oleh sebab itu harus memiliki ciri-ciri yang dimiliki oleh populasinya (Azwar, 2011, p.79). Teknik yang digunakan dalam mencari sampel ini adalah convenience sampling,

(6)

yaitu teknik non probability yang memberikan kekuasaan kepada responden untuk menjadi sampel atau tidak, namun dengan beberapa kriteria tertentu (Sue & Ritter, 2007, p.32). Kuisioner dibagikan melalui email kepada subscriber Raditya Dika dan mereka sendiri yang menentukan pilihan apakah akan mengisinya atau tidak. Beberapa kriteria seseorang dapat menjadi sampel penelitian ini, antara lain:

a. Laki-laki dan perempuan berusia 12-34 tahun (usia digital native)dengan syarat tahun lahir antara 1982 – 2004.

b. Pengguna (user) YouTube yang menjadi pelanggan (subscriber) channel video Raditya Dika.

c. Subscriber yang minimal dua kali berkunjung ke channel Raditya Dika dalam kurun waktu tiga bulan. Hal ini mengacu kepada teori behaviorisme law of effects, dimana ketika seseorang mengulangi perbuatannya dengan sengaja (dalam hal ini adalah mengakses channel Raditya Dika di YouTube), maka perbuatannya (menggunakan situs YouTube tersebut) dianggap mampu mendatangkan kesenangan bagi orang tersebut (Rahmat, 2007, p.207. Sedangkan pemilihan waktu tiga bulan terkahir berkaitan dengan daya ingat jangka pendek seseorang terhadap suatu objek setidaknya tiga bulan (Engel, 2006, p.586).

d. Aktif memberikan like dan komentar pada video-video Raditya Dika.

Dengan memberikan like dan komentar, user dianggap aktif mengikuti perkembangan video-video dalam channel Raditya Dika. Definisi pengguna aktif adalah mereka yang melihat atau berinteraksi menggunakan media sosial, seperti mengunjungi profil pengguna dan memberikan komentar, maupun menyukai postingan yang dipublikasikan oleh akun pengguna (Putri, 2014, p.23).

Untuk menentukan berapa jumlah sampel yang dibutuhkan, peneliti menggunakan rumus slovin (Umar, 2002, p.22) yaitu sebagai berikut:

(7)

n = ____N____

1 + N(e)2

n = 1,707,780

1 + 1,707,780 (0,1)2

n = 1,707,780 1 + 17,077.80

n = 1,707,780 17,078.80

n = 99.99 dibulatkan menjadi 100

Keterangan:

n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir, yaitu 10%.

Berdasarkan hasil perhitungan rumus slovin tersebut, sampel yang akan diambil berjumlah 100 orang, yang terdiri atas jenis kelamin laki-laki dan perempuan.

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kuisioner online sebagai teknik pengumpulan datanya. Tujuan dari pembuatan kuisioner ini adalah untuk memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan survei, dan memperoleh informasi dengan realibilitas dan validitas setinggi mungkin.

Peneliti akan menyebarkan kuisioner secara online kepada seluruh subscriber channel YouTube Raditya Dika.

Kuisioner merupakan rangkaian atau kumpulan pertanyaan yang disusun secara sistematis dalam sebuah daftar pertanyaan untuk diisi oleh

(8)

responden. Dalam penelitian ini, kuisioner yang dipakai adalah kuisioner online berbasis website. Menurut Valerie M. Sue (2007), terdapat beberapa keuntungan dalam menggunakan kuisioner online, antara lain (p.13):

a. Cepat, jika kuisioner di post pada website yang populer, maka kuisioner berpotensi diisi oleh banyak orang dalam satu waktu.

b. Audiens yang lebih luas, link website dapat disebarkan ke dalam forum-forum yang berisi audiens secara spesifik.

c. Ekonomis, kuisioner online dapat meminimalisir biaya kertas maupun transportasi. Peneliti juga dipermudah dengan automatic data entry yang dapat menghemat waktu.

d. Opsi konten yang bervariasi, peneliti dapat menambahkan gambar atau video dalam kuisioner.

e. Tipe pertanyaan yang bervariasi dan pilihan lewati pertanyaan.

f. Kemampuan untuk menanyakan pertanyaan sensitif.

g. Profil responden dianonimkan

3.8 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini proses analisa data dilakukan dengan beberapa tahap, antara lain (Singarimbun, 1995, p.263):

a. Pengeditan (Editing)

Pengeditan merupakan proses pengecekan dan penyesuaian yang diperlukan terhadap data penelitian, yaitu untuk memudahkan proses pemberian kode dan pemrosesan data melalui statistik. Tujuan pengeditan data penelitian tersebut merupakan jaminan kelengkapan, konsistensi, dan kesiapan data penelitian dalam proses analisis.

b. Pemberian kode (Coding)

Pemberian kode adalah proses identifikasi dan klasifikasi data penelitian ke dalam skor numeric. Teknik pemberian kode dilakukan sesudah pengisian kuisioner dan proses ini bertujuan untuk memudahkan serta meningkatkan efisiensi data entry processing kedalam sistem program SPSS.

(9)

c. Pemrosesan data (Data processing)

Pemrosesan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS.

d. Melakukan uji validitas dan reliabilitas instrument penelitian.

3.8.1 Skala Pengukuran

Bentuk skala yang digunakan untuk mengukur data adalah skala likert.

Lima skala tingkatan dala penelitian ini adalah sebagai berikut:

Angka 1: responden mengatakan sangat tidak setuju (STS) Angka 2: responden mengatakan tidak setuju (TS)

Angka 3: responden mengatakan netral (N) Angka 4: responden mengatakan setuju (S)

Angka 5: responden mengatakan sangat setuju (SS)

3.8.2 Uji Validitas

“Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang akan diukur”. Langkah dalam menguji validitas butir pertanyaan pada kuisioner yaitu mencari r hitung (angka korelasi Pearson) dengan rumus sebagai berikut (Umar, 2002, p.105):

Keterangan :

r : Pearson Product Moment Correlation n : Jumlah sampel (responden penelitian) X : Skor tiap item

Y : Skor total

Dengan ketentuan bahwa sebuah item kuisioner dinyatakan valid jika nilai r memiliki tingkat signifikansi kurang dari 10%. Nilai r yang ditemukan penulis dengan jumlah 100 responden dan tingkat signifikansi kurang dari 10% adalah sebesar 0.195. Jika nilai r hitung dari hasil kuisioner bernilai lebih besar dari 0.195 maka kuisioner tersebut dinyatakan valid.

(10)

3.8.3 Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan ketepatan atau consistency atau dapat dipercaya.

Artinya instrument yang digunakan dalam penelitian tersebut memberikan hasil yang sama meskipun diulang-ulang dan dilakukan oleh siapa dan kapan saja. (Idrus, 2009, p.130). Uji reliabilitas dilakukan dengan uji statistik alpha cronbach dengan ketentuan bahwa variabel yang diteliti dinyatakan reliabel apabila nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,60 (Slater, 1995, p.257).

Dalam penelitian menggunakan data nominal ini,cara yang dilakukan adalah menganalisis variabel indikator total melalui menu Reliability Analysis di software SPSS.

3.8.4 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan peristiwa, perilaku atau objek tertentu lainnya (Kriyantono, 2010, p.169). Untuk analisis deskriptif ini biasanya dipaparkan dalam bentuk tabel (baik berupa tabel frekuensi ataupun tabel silang atau cross tabulation (Idrus, 2009, p.167).

Beberapa teknik yang sering digunakan dalam analisis diantaranya (Samsubar, 1990, p.3):

a. Jenis distribusi – frekuensi b. Tabel frekuensi

Merupakan tampilan skor-skor data ke dalam bentuk tabel secara tunggal dan diurutkan dari skor tertinggi ke skor terendah.

c. Mean (data tak berkelompok) dan mean (data berkelompok)

(11)

Keterangan:

F : Jumlah frekuensi masing-masing kelas

M : Nilai tengah (mid point) pada masing-masing kelas

F.M : Perkalian antara frekuensi pada masing-masing kelas dengan nilai tengah (mid point) pada masing-masing kelasnya

d. Range (Rentangan Data)

Range (R) = (Nilai data maksimum – nilai data minimum)

e. Menentukan jumlah indikator, yaitu tingkat tinggi dan tingkat rendah f. Menentukan interval tiap indikator

3.8.5 Tabulasi Silang (Crosstab)

Tabel silang (crosstab) berfungsi untuk perhitungan frekuensi yang bermunculan. Tabel silang hanya terdiri dari satu variabel, tapi dapat juga terdiri dari dua variabel bergantung pertanyaan atau keadaaan yang dalam dideskripsikan. Dengan demikian, pemilihan atau penyajian data dalam tabel silang satu atau dua variabel akan bergantung dari data yang diperoleh.

Penyajian data bentuk tabel silang yang memiliki dua variabel biasanya disusun dengan cara: kolom untuk variabel bebas, dan baris untuk variabel bergantung. Di samping itu, akan dilakukan analisis mean untuk mengetahui motif-motif yang paling menonjol (paling tinggi maupun paking rendah) apda setiap indikator. Dalam penelitian ini, tabulasi silang (crosstab) dilakukan terhadap identitas responden (jenis kelamin, usia, dan video favorit) dengan indokator motif hiburan, hubungan antar pribadi, mencari informasi, dan persahabatan.

Referensi

Dokumen terkait

Bab I : Bab pendahuluan yang pembahasannya meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, hipotesis penelitian

Pada bab ini, penulis akan membahas metode dan teknik penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu mencakup pembahasan mengenai definisi operasional,

3.2.2.3 Definisi Operasional Variabel Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel Variabel Definisi operasional Alat ukur Sumber Hasil ukur Skala PMS Merupakan gangguan

Definisi Operasional Variabel Definisi Operasional Indikator Instrument Penelitian Ketidaklengk apan dokumen administrasi klaim rawat inap di RS Wava Husada Klaim yang tidak sesuai

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Variabel dan Definisi Operasional gambaran sikap warga desa jrebeng lor terhadap donor darah di masa pandemi

Definisi Operasional Variabel Tabel 3.1 Definisi operasional variabel Variabel Definisi Operasional Cara ukur Alat Ukur Skala Ukur Hasil Ukur & Kriteria Pola Makan Riwayat

34 3.6 Definisi Operasional Variabel Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Skala data Kriteria Variabel Independen: Tingkat Kecemasan

3.5 Definisi Operasional Variabel Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Skala Konsentrasi Flavonoid Jumlah konsentrasi flavonoid total setara