• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan kinerja guru Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Mimikan Provinsi Papua tahun 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan kinerja guru Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Mimikan Provinsi Papua tahun 2013"

Copied!
261
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN KINERJA GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS

DI KABUPATEN MIMIKA

PROVINSI PAPUA TAHUN 2013

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi

.

Disusun Oleh: Isep Gwijangge Nim : 081324045

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Isep Gwijangge

Nomor Mahasiswa : 081324045

Untuk pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas

Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: “Peningkatan Kinerja Guru Sekolah

Menengah Atas Di Kabupaten Mimika Provinsi Papua Tahun 2013.”

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada

perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk

media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan

mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu

meminta ijin dari saya maupun memberikan royalitas kepada saya selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 24 November 2014

Yang menyatakan

(5)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

 Karya tulisan ini kupersembahkan untuk penuntun jalan hidupku Sang pencipta

Tuhanku Tuhan Allah dan anak Penyelamatku Yesus Kristus. Karena setiap langka Ia

selalu menemaniku, dan dalam hal saya jatu bagun Dia selalu bekerja untukku.

 Ku persembahkan tulisan ini untuk seluruh masyarakat Timika yang sedang

mengalalami situasi pendidikan yang paling sulit, namun suatu saat ada cahaya

terang yang akan menerangimu, dan nantikanlah cahaya itu setiap saat, dan dalam

situasi itu membuatku terinpirasi untuk menulis sebuah tulisan ini.

 Kupersembahkan untuk kalian sahabat-sahabat seperjuangan asal Papua yang di

prodi Pendidikan Ekonomi,yakni: Arry Alpred Yupin, Aminus Dollame, Yoseph

Werke, dan Obeth Lepitalen, yang mana pemberian semgangat dala m penulisan

skripsi dan membuatku teringat akan kalian semua.

 Kupersembahkan tulisan ini, untuk ayahku tercinta, dan ibuku yang membesarkan

dan membimbing saya sejak kecil hingga saat ini, saya tidak bisa membahagiakanmu,

tapi satu yang membuatku bangga karena engkau melahirkanku untuk

membahagiakan mereka -mereka yang membutuhkan pertolonganku, dan aku berjanji

bahwa aku akan menyelematkan penderitaan mereka. Untuk itulah aku ada di dunia

ini.

 Rekan-rekan seperjuanganku prodi pendidikan Ekonomi Angkatan 2008, karena aku

belajar dari semangat kalian menginspirasiku untuk menyelesaikan skripsi ini.

 Kupersembahkan untuk Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro

(LPMAK), yang mana membiayai Tingkat Perguruan Tinggi sampai selesai. Penulis

mengakaui bahwa LPMAK adalah bagian dari Orangtuaku yang memperhatikan

(6)

vi

nduga (IPMN) kota study yogyakarta yang mendorong dan memberikan motivasi

(7)

viii

KATA PENGANTAR

Pertama panjatkan Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

segala rahmat dan karunia-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga

penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Peningkatan

Kinerja Guru Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Mimika Provinsi Papua

Tahun 2013”

Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar sarjana pendidikan pada fakultas keguruan dan ilmu

pendidikan, Program Studi Pendidikan Ekonomi, Universitas Sanata Dharma.

Banyak pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan, perhatian dan kasih

sayang kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, sehingga pada

kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa ucapan terima kasih dan

penghormatan dari hati penulis kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku dekan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan,

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si., selaku ketua jurusan pendidikan ilmu

sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dan sekaligus dosen juga

ketua tim penbguji penulis.

3. Bapak Dr. C. Teguh Dalyono, M.S., selaku dosen pembimbing I yang telah

membimbing dengan penuh kesabaran, memberikan kritik dan saran yang

membangun mulai dari perencanaan sampai skripsi selesai. Penulis, juga

(8)

ix

dan ilmunya selama permulaan kuliah sampai terakhir penulisan skripsi ini

beliau selalu ada untuk memberikan ilmunya kepada penulis.

4. Bapak Y.M.V Mudayen, S.Pd., M.Sc., selaku dosen pembimbing II yang telah

membimbing dalam penulisan skripsi ini sampai selesai. Penulis juga rasa

terimakasih karena ilmu-ilmunya yang membuat penulis menjadi manusia

berguna bagi kelompok masyarakatku.

5. Bapa Dr. Yohanes Harsoyo selaku doden penguji yang telah menguji dan

mengiritik penulis agar kedepannya belih baik lagi.

6. Seluruh dosen yang telah membantu penulis selama kuliah maupun dalam

mengerjakan skripsi.

7. Kakak Yullyana Gwijangge yang memfasilitasi selalua ada untuk menjawab

keluan-keluan penulis saat kuliah sampai dengan membiayai selama

penelitian dan selalu membantu, masukan maupun saran untuk penulis

selama penulisan skripsi

8. Kakak Enias G dan Kak Ise G, selaku kaka kandung yang dapat

mempengaruhi kehidupan penulis dan dalam motivasi belajar.

9. Adik-adikku tersayang Marni Gwijangge, Fonny Gwijangge Bjilly Billal

Gwijangge, dan Tarnei Wandikbo yang selalu menemani,menghibur,

meringankan beban biaya print dan poto copy penulis selama penulisan

skripsi ini.

10.Bapak Siswantanto dan kawan Holap yang membantu penulis dalam koreksi

(9)

x

11.Suadara-saudariku seperjuangan (Aminus Dolame, Arry alfret Yupini, Yoseph

Werke), kebersamaanya dan membantu juga mempengaruhi kehidupan

Penulis salah satunya dalam penulisan skripsi ini.

12.Kekasih tercinta Maria Natalia P yang selalu medampingi dan memberikan

dukungan penulis dan membantu koreksi kata-kata yang kurang tepat dalam

penulisan skripsi ini.

13.Ambah-ambah Tuhan di Kabupaten Pati jawa tengah, Bapak Ricardo dan

Istrinya beserta kawan-kawan Tim pelayanan Doa yang mendoakan penulis

dalam berbagai pergumulan sampai dengan skripsi ini selesai. Penulis tidak

akan belas apapun tetapi biarlah yang punya kuasa yang akan membalasnya di

kemudian hari.

14.Saudara-saudaraku sedaerah Ikatan Pelajar Mahasiswa Nduga (IPMNI) di

Yogyakrta dan Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Mimika kota study yogyakarta

yang mendorong dan dukungannya untuk penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini.

15.Seluruh kawan-kawan PE 2008 semuanya tetap semangat menatap masa

depan yang cerah dimana pun kalian berada dan menjadi yang terbaik dan

lakukan yang terbaik.

16. Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK),

yang mana membiayai Penulis kuliah sampai dengan skripsi ini selesai.

mengakaui bahwa LPMAK adalah bagian dari Orang tuaku yang

(10)

xi

Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, semoga kasih, damai sejahtera

Tuhanku Yesus Kristus selalu menyertai setiap saat dan setiap kalian.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari kesempurnaan

sehingga perlu dikaji dan dikembangkan lebih lanjut. Oleh karena itu penulis

sangat mengharapkan adanya kritik serta saran yang membangun sehingga

nantinya penulis dapat memperbaikinya.

Akhir kata, penulis sangat berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi pembaca ataupun pihak-pihak yang membutuhkan.

Yogyakarta, 24 / November/ 2014

(11)

xi DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Halaman Persetujuan Pembimbing ... ii

Halaman Pengesahan ... iii

Halaman Persetujuan Publikasi ... iv

Halaman Persembahan ... v

Halaman Motto... vii

Kata Pengantar ... viii

Daftar Isi... xi

Daftar Tabel ... xvi

Daftar Gambar ... xx

ABSTRAK ... xxi

BAB I PENDAULUAN ... 1

A. Judul penelitian ... 1

B. Latar Belakang ... 1

C. Batasan Masalah ... 12

D. Rumusan Masalah ... 13

E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional... 14

(12)

xii

G. Manfaat Penelitian ... 16

1. Secara Teoritis ... 17

2. Secara Praktis ... 17

a. Untuk Guru ... 17

b. Untuk Dinas Pendidikan Kabupaten Mimika... 17

c. Untuk LPMAK ... 18

d. Untuk Mahasiswa yang Akan Meneliti berikutnya ... 18

e. Bagi Penulis... 19

BAB II LANDASAN TEORI ... 20

A. Profesionalisme guru ... 20

1. Profesi Guru ... 20

2. Profesional Guru ... 22

3. Profesionalisme Guru ... 22

B. Tinjauan Kompetensi Guru... 29

1. Kompetensi Profesional Guru ... 30

a. Guru sebagai Tenaga Profesional ... 37

b. Guru sebagai Tenaga Pendidik dan Pembimbing ... 42

c. Beberapa Peranan guru... 49

2. Kompetensi Pedagogis ... 54

a. Pengertian Pedagogik ... 54

b. Strategi Pembelajaran ... 63

3. Kompetensi Sosial ... 68

(13)

xiii

b. Ruang Lingkup Kompetensi Sosial ... 70

c. Kerangka Berpikir Kompetensi Sosial ... 72

d. Fungsi Kompetensi Sosial ... 72

4. Kompetensi Kepribadian ... 74

a. Kepribadian Manusia ... 74

b. Pengertian Kompetensi Kepribadian ... 75

c. Peran Kompetensi Kepribadian ... 76

d. Ruang Lingkup Kompetensi Kepribadian ... 77

C. Kinerja Guru ... 81

1. Pengertian Kinerja Guru... 81

2. Peningkatan Kinerja Guru ... 82

3. Pengukuran Kinerja Guru dan Indikatornya ... 88

D. Pemberdayaan Guru... 91

1. Kebijakan Pemberdayaan Guru ... 91

2. Upah ... 96

3. Memiliki Pengetahuan dan Kenterampilan ... 101

4. Peningkatan Kesejahtran Guru ... 101

5. Kebijakan Reward dan Insentif ... 106

E. Pembinaan Guru-Guru Oleh LPMAK ... 110

F. Hasil Upaya Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan ... 116

1. Pemerintah Daerah ... 118

BAB III METODE PENELITIAN... 121

(14)

xiv

B. Lokasi Penelitian ... 123

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 125

D. Variabel Penelitian... 128

E. Sumber Data ... 129

F. Teknik Pengumpulan Data ... 132

G. Teknik Analisis Data ... 137

H. Keabsahan Data ... 140

BAB IV GAMBARAN UMUM HASIL OBJEK PENELITIAN ... 142

A. Gambaran Umum Kota Mimika ... 142

1. Kondisi Georafis ... 142

2. Kependudukan ... 143

3. Kinerja Layanan Pendidikan ... 144

4. Rasio Murid Terhadap Guru ... 146

5. Sarana Prasana... 147

6. Kualifikasi dan Sertifikasi Guru ... 148

7. Jumlah Sekolah RSBI dan SSN ... 149

B. Analisis Data ... 150

1. Kondisi Awal Profesionalisme Guru... 150

2. Pemberdayaan Guru oleh Dinas Pendidikan ... 151

3. Pembinaan Guru-Guru Oleh LPMAK... 155

a. Misi dan Visi LPMAK ... 155

b. Program Beasiswa ... 156

(15)

xv

d. Membangun Profesionalisme Guru ... 160

e. LPMAK Fasilitasi Guru Studi Banding ... 162

f. Pemberdayaan dan Pembinaan oleh PLMAK ... 163

4. Hasil Pemberdayaan Guru Oleh Dinas P & K dan LPMAK... 166

a. Hasi Pemberdayaan Guru Oleh Dinas P & K ... 169

b. Hasil Pemberdayaan Guru Oleh LPMAK ... 170

C. Profil Sekolah ... 170

1. SMA Negeri 1 Timika ... 170

2. SMA Advent Timika ... 173

3. SMA YPPGI Timika ... 175

4. Profil Responden ... 177

BAB V HASIL PEMBAHASAN ... 180

A. Hasil Penelitian ... 180

B. Pembahasan ... 192

1. Hasil Pengamatan Dinas Pendidikan Menengah ... 192

2. Hasil Pengamatan dan Wawancara Singkat dengan LPMAK ... 193

3. Hasil Wawancara dengan Para Guru/ Responden ... 196

1. Karakteristik Responden ... 186

a. Masa Kerja ... 196

b. Status Kepegawaian dan Kesejahtraan/ Gaji ... 199

c. Jenis Kelamin ... 201

d. Suku/ Etnis ... 202

(16)

xvi

2. Latar Belakang Memili Profesi Guru ... 207

3. Sikap Responden Terhadap Profesi Guru Ideal ... 209

4. Harapan Guru Kedepan ... 212

5. Motivaasi Guru ... 212

a. Motif Ekonomi ... 213

b. Motif Agama ... 214

c. Motif Sosia ... 215

6. Faktor yang Menghabat Peningkatan Kinerja Guru ... 217

BAB VI PENUTUP ... 220

A. Kesimpulan ... 220

B. Saran ... 224

DAFTAR PUSTAKA ... 229

LAMPIRAN ... A. Pertanyaan Wawancara ... 232

B. Dokumentasi/ Foto...

C. Rekomendasi Dinas Pendidikan Menengah Atas Kabupaten Mimika Papua ...

D. Surat Inzin Penelitian Dari Program Studi ...

1. Surat Izin Penelitian 020a/Pnlt/Kajur/ PIPS/ II/ 2014 ...

2. Surat Izin Penelitian 020b/Pnlt/Kajur/ PIPS/ II/ 2014 ...

3. Surat Izin Penelitian 020c/Pnlt/Kajur/ PIPS/ II/ 2014 ... `

(17)

xviii

Daftar Tabel

Tabel 1.1 Kompetensi Dan Indikator Kompetensi ... 27

Tabel 2.1 Kompetensi Profesional ... 35

Tabel 2.2 Kompetensi Pedagogik ... 66

Tabel 2.3 Kompetensi Sosial ... 73

Tabel 2.4 Kompetensi Kepribadian... 80

Tabel 3.1 Tunjangan Tenaga Kependidikan Terhitung Bulan Oktober 2002 ... 97

Tabel 4.1 Angka Partisipasi Kasar dan Angka Partisipasi Murni ... 145

Tabel 4.2 Rasio Murid (M) Terhadap Guru (G) dan Sekolah (S) ... 146

Tabel 4.3 Kondisi Gedung Sekolah Menurut Jenjang Pendidikan ... 147

Tabel 4.4 Jumlah Guru Menurut Kualifikasi Pendidikan ... 148

Tabel 4.5 Jumlah Guru Bersertifikasi Menurut Jenjang Pendidikan. ... 149

Tabel 4.6 Peserta Beasiswa LPMAK Menurut Suku dan Jenjang Pendidikan ... 157

Tabel 4.7 Daftar Nama Pelatihan Gasyng Tahun 2013... 163

Tabel 4.8 Daftar Nama Pengwas dan Tim di Yogyakarta ... 164

Tabel 4. 9 Daftar peserta worshop inplementasi pandai matematika gasing ... 164

Tabel 4.10 Daftar Peserta beasiswa LPMAK Berdasarkan Tahun ... 166

Tabel 5.1 Jadwal Proses Belajar Mengajar ... 173

Tabel 5.2 Profil Sekolah SMA Advent ... 174

(18)

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Proses Pengambilan Sampel ... 130

(19)

xxi

ABSTRAK PENINGKATAN

KINERJA GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KABUPATEN MIMIKA PROVINSI PAPUA TAHUN 2013

Isep Gwijangge 081324045

UniversitasSanata Dharma Yogyakarta

2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi: 1) kondisi awal profesionalisme guru di Kabupaten Mimika Papua; 2) pemberdayaan guru-guru SMA Negeri I Mimika, Advent, dan YPPGI oleh Dinas Pendidikan dan kebudayaan di Kabupaten Mimika; 3) pembinaan guru-guru oleh lembaga pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) dalam meningkat kankualitas pendidikan di Mimika, dan 4) hasil pemberdayaan dan pembinaan oleh Dinas P dan K, LPMAK dalam upaya peningkatan kualitas Pendidikan di Mimika.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif eksploratif, di kabupaten Mimika di Kota Timika,. Subjek penelitian utama dalam penelitian ini adalah Kepala Dinas Kependidikan dan Kebudayaan Sekolah Menengah Atas di KabupatenM imika, setiap Kepala Sekolah SMA di Kabupaten Mimika Papua Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK). Subjek penelitian pelengkap dalam penelitian ini adalah individu-individu tertentu sebagai kunci informan objek pada penelitian ini adalah Kinerja Guru Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Mimika, maka meneliti semua aspek kehidupan guru-guru Sekolah Menengah Atas di Timika Papua.Teknik pengumpulan data yang utama adalah observasi partisipan, wawancara, medalam studi dokumentasi, dan gabungan ketiganya atau triangulasi. Teknik analisis data menggunakan analisis kualitatif model interaktif Miles dan Huberman.

(20)

xxii

THE IMPROVEMENT OF HIGH SCHOOL TEACHER’S PERFORMANCE IN MIMIKA REGENCY PAPUA PROVINCE IN 2013

This research aims to identify: 1) The initial condition of professionalism of teacher in Mimika regency Papua; 2) The empowerment of SMA Negeri I Mimika, Advent, dan YPPGI’s teachers done by the Department of Education and Culture in the Mimika Regency; 3) Training of teachers done by Amungme and Kamoro community development agency (LPMAK) in improving the quality of education in Mimika; and 4) The result of the empowerment and training of teachers done by the Department of Education and Culture, LPMAK in improvery the quality of education in Mimika.

This research applied a qualitative method with descriptive exploratory approach, in Mimika regency in the town of Timika. The main research subject is the every principle of the Department of Education and Culture of High Schools in Mimika Regency, Amungme and Kamoro Community Development Agency (LPMAK). Complementary research subject as particular individuals and the key informants the object of this research were the High School Teacher Performance, and Mimika all aspects of the lives of High School Teachers, in Timika Papua.The primary data collection technique are participant observation, interviews, deep documentation study, and combined three or triangulation. Data were analysed by applying qualitative analysis Miles and Huberman interactive model.

(21)

1

BAB I

PENDAULUAN

A. Judul Penelitian

Peningkatan kinerja guru sekolah menengah atas (SMA) di Kabupaten

Mimika Provinsi Papua tahun 2013.

B. Latar Belakang

Pentingnya kinerja guru dalam dunia pendidikan khususnya di

kabupaten Mimika Papua. Kinerja guru adalah perilaku atau respon yang

memberi hasil yang mengacu kepada apa yang mereka kerjakan ketika dia

menghadapi suatu tugas. Kinerja tenaga pengajar menyangkut semua

kegiatan atau tingkah laku yang di alami guru, jawaban yang mereka buat,

untuk memberi hasil dan tujuan. Terkadang kinerja guru hanya berupa

respon, tetapi biasanya memberi hasil. Dalam kaitan kinerja guru untuk

meningkatkan kualitas pendidikan pada dasarnya, demikian pula perihal

efektivitas tenaga guru adalah sejauh mana kinerja tersebut dapat

memberikan pengaruh kepada peserta didik dan pada umumnya kepada

masyarakat.

Kinerja guru pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan untuk

membina dan mengembangkan guru profesional yang dilakukan dari guru,

oleh guru, dan untuk guru. Hal ini penting terutama untuk melakukan

(22)

2

layanan kepada masyarakat dan meningkatkan kualitas pendidikan melalui

kinerja guru.

Perubahan pola pikir guru tersebut diharapkan dapat menjadi titik

tolak peningkatan kualitas pendidikan di Kabupaten Mimika. Kesiapan

sumber daya manusia yang terlibat dalam proses pendidikan. Guru

merupakan salah satu faktor penentu tinggi rendahnya kualitas hasil

pendidikan. Guru mempunyai posisi strategis maka setiap usaha

peningkatan kualitas pendidikan perlu, memberikan perhatian besar kepada

peningkatan kinerja guru yang baik dalam segi jumlah maupun kualitasnya.

Guru adalah figur manusia sumber yang menempati posisi dan memegang

peran penting dalam pendidikan. Ketika semua orang mempersoalkan

masalah dunia pendidikan figur guru mesti terlibat dalam agenda

pembicaraan terutama yang menyangkut persoalan pendidikan formal di

sekolah. Pendidik atau guru merupakantenaga profesional yang bertugas

merencanakan proses pembelajaran, penilai hasil pembelajaran, melakukan

bimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian

kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.

Guru merupakan faktor yang sangat dominan dan paling penting

dalam pendidikan formal dan pada umumnya karena siswa sering guru

dijadikan tokoh teladan bahkan menjadi tokoh identifikasi diri. Di sekolah

guru merupakan unsur yang sangat mempengaruhi tercapainya tujuan

pendidikan selain unsur murid dan fasilitas lainnya. Keberhasilan

(23)

3

mempersiapkan peserta didiknya melalui kegiatan belajar mengajar. Namun

demikian posisi strategis guru untuk meningkatkan kualitas hasil pendidikan

sangat dipengaruhi oleh kemampuan profesional guru dan mutu kinerjanya.

Guru adalah orang pertama yang mencerdaskan manusia, orang yang

memberi bekal pengetahuan, pengalaman, dan penanaman nilai-nilai

budaya, agama terhadap anak didik dalam proses pendidikan guru memang

peran penting setelah orangtua dan keluarga di rumah. Di lembaga

pendidikan guru menjadi orang pertama yang bertugas membimbing,

mengajar, dan menilai anak didik mencapai kedewasaan. Untuk mengetahui

perkembangan tersebut membutuhkan profesionalisme guru dalam

menjalankan tugas sebagai guru pengajar dan guru pendidik.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1: “Guru adalah pendidik profesional dengan

tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,

menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini

jalur pendidikan formal, dasar dan menengah. Tentang kedudukan guru dan dosen pasal 2 ayat (1): “Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga

profesional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan

pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai

dengan peraturan perundang-undangan, di ayat (2) mengatakan bahwa

pengakuan guru sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksud pada

(24)

4

Prinsip profesionalitas Pasal 7 ayat (1), profesi guru dan profesi dosen

merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip

sebagai berikut: 1) memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme;

2). memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,

ketaqwaan, dan akhlak mulia; 3) memiliki kualifikasi akademik dan latar

belakang pendidikan sesuai dengan bidang dan tugas; 4) memiliki

kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas; 5) memiliki

tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan; 6) memperoleh

penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja; 7) memiliki

kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara keberlanjutan

dengan belajar sepanjang hayat; 8) memiliki jaminan perlindungan hukum

dalam melaksanakan tugas keprofesionalan; 9)memiliki organisasi profesi

yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan

tugas keprofesionalan guru (Yamin 2011: 198).

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 16 Tahun

2007 tentang Standar Kompetensi Akademik guru dan Kompetensi Guru dijelaskan bahwa: “Kualifikasi akademik guru SD/MI,SMP/MTs, dan

SMA/MA minimum diploma empat (D-4) atau sarjana (S-1)”. (BSNP, 2007c: 6). Dalam PMPN ini juga disebutkan “Guru harus menguasai empat

kompetensi utama, yaitu pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.

Ke-empat kompentensi ini terintegrasi dalam kinerja guru”. (BSNP, 2007c.

8). Kenyataan dari hasil pendidikan di Kabupaten Mimika Papua tentang

(25)

5

memperiatinkan, diantaranya adalah kurangnya menguasai landasan

mengajar, kurangnya menekuni ilmu yang diajarkan kurangnya mengenal

dan mengasihi siswa, kurangnya teori motivasi, dan kurangnya mengenal

lingkungan masyarakat.Disisi lain kenerja profesional guru pun

dipersoalkan ketika membicarakan masalah peningkatan kualitas pendidikan

di Papua khususnya Kabupaten Mimika. Kontroversi ideal yang harus

dijalani guru sesuai harapan Undang-undang tentang Sistem Pendidikan

Nasional No 20 Tahun 2003 dengan kenyataan yang terjadi dilapangan

merupakan suatu hal yang perlu dan patut untuk dicermati secara mendalam

tentang faktor penyebab yang munculnya dilema tersebut, sebab hanya

dengan memahami faktor yang berpengaruh terhadap kinerja guru maka

dapat dicarikan alternatif pemecahannya sehingga faktor tersebut, bukan

menjadi hambatan bagi peningkatan kinerja guru melainkan mampu

meningkatkan dan mendorong kinerja guru kearah yang lebih baik sebab

kinerja sebagai suatu sikap dan prilaku dapat meningkat dari waktu ke

waktu.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, pada pasal 28, ayat (3) yang dimaksud dengan kompetensi profesional ialah “kemampuan

penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang

memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional pendidikan”

pendidikan di Papua, kualitas pendidikan dari tingkat dasar sampai dengan

(26)

6

mempengaruhi terhadap peningkatan kualitas pendidikan Sekolah Dasar

(SD) sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA), ternyata sama, yaitu

faktor keterbatasan profesionalisme guru, kompetensi guru, pemberdayaan

guru, peningkatan sertifikasi guru.

Kualitas pendidikan belum seperti yang diharapkan. Menurut

(Sukmadinata 2006:203), “Selain masih kurangnya sarana dan fasilitas

belajar adalah faktor guru. Pertama, guru belum bekerja dengan

sungguh-sungguh. Kedua, kemampuan profesional guru masih kurang”. Menurut Sanusi (2007:17), “Guru belum dapat diandalkan dalam berbagai aspek

kinerjanya yang standar, karena ia belum memiliki keahlian dalam isi dari

bidang studi, pedagogik, didaktik, dan metodik, keahlian pribadi dan sosial,

khususnya berdisiplin dan bermotivasi, kerja tim antara sesama guru, dan

tenaga kependidikan lain”.

Rendahnya kualitas pendidikan guru disebabkan oleh beragam faktor.

Pertama, rendahnya kesejahteraan guru. Gaji guru hanya cukup untuk

memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari, sehingga tidak ada alokasi dana

untuk melanjutkan pendidikan. Kedua, rendahnya kualitas kualifikasi, dan

kompetensi guru. Kompetensi guru yang rendah sering menjadi kendala

dalam mendidik. Jika kualitas guru rendah maka mereka akan sulit dan atau

kalah berkompetensi dengan guru yang lebih berkualitas, sehingga berakibat

hilangnya kesempatan untuk meningkatkan kompetensi mereka. Selain itu,

penguasaan guru terhadap materi pelajaran yang diajarkan kepada

(27)

7

pendidikan yang lebih tinggi. Keempat, rendahnya motivasi guru untuk

meraih pendidikan yang lebih tinggi. Motivasi yang tinggi dapat

mengalahkan segala kendala yang melekat pada guru.

Menurut UUD Nomor 14 tahun 2005 Pasal 34 (1) Pemerintah dan

pemerintah daerahwajib membina dan mengembangkan kualifikasi

akademik dan kompetensi guru padasatuan pendidikan yang

diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/ataumasyarakat.

(2) Satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat

wajibmembina dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi

guru. (3)Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan anggaran

untuk meningkatkanprofesionalitas dan pengabdian guru pada satuan

pendidikan yang diselenggarakan olehPemerintah, pemerintah daerah,

dan/atau masyarakat.

Selain itu juga Ketentuanumum UUDpasal 1 menyatakan bahwa:

1. Lembaga pendidikan tenaga kependidikan adalah perguruan tinggi

yang diberi tugas oleh pemerintah untuk menyelenggarakan program

pengadaan guru pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

formal, pendidikan dasar, dan/atau pendidikan menengah, serta untuk

menyelenggarakan dan mengembangkan ilmu kependidikan dan

nonkependidikan.

2. Masyarakat adalah kelompok warga negara indonesia nonpemerintah

(28)

8

Menyadari pentingnya proses peningkatan kualitas pendidikan

Kabupaten Mimika Papua, maka Pemerintah Daerah bekerja sama dengan

Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK)

sepakat tingkatkan mutu pendidikan Mimika, LPMAK bersama Dinas

Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Mimika menandatangani

Momerandum of Understanding (MoU) untuk program perbaikan mutu

pendidikan dasar dan menengah di Kabupaten Mimika. Namun sepertinya

pemerintah tidak peduli dengan peningkatan kualitas pendidikan, hal ini

jelas bahwa semenjak tergulirnya otonomi khusus papua tahun 2001

pemerintah Kabupaten Mimika tidak berhasil dalam peningkatan

pendidikan. Fakta saja kita bisa melihat langsung bahwa Permerintah

Mimika tidak pernah mendirikan asrama permanen bagi pelajar dan

mahasiswa di setiap kota studi, pengiriman siswa IPDN di Bandung tidak

sesuai dengan UUD OTSUS, dan tidak ada pembiayaan sisiwa, maupun

mahasiswa perguruan tinggi. Seperti dokter, pilot, guru, teknisi, pengacara

dan lain dalam jumlah volume yang besar. Melalui kerja sama ini LPMAK

dan Pemerintah dapat menjalankan program dengan lebih sinkron, sehingga

tidak terjadi tumpang tindih. Namun beban ini ditanggung oleh LPMAK dan

beberapa Lembaga mitra lainnya guna meningkatkan kualitas pendidikan di

daerah tersebut. Dengan mengambil alih turus berupaya menwujudkan

amanat tersebut melalui berbagai usaha pembangunan pendidikan yang

lebih berkualitas diantaranya sosialisasi pendidikan, pembangunan gedung

(29)

9

(pribumi tuju suku), pengiriman siswa di luar Papua dan pengontrakan

guru-guru dan memfasilitasi guru-guru-guru-guru ikut sertifikasi guru-guru. Berbagai upaya telah

dilakukan unuk mengangkat para lulusan SMA di Mimika mampu bersaing

dan melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi dan juga bekerja di

daerahnya sendiri serta dalam ruang lingkup nasional maupun internasional.

Sementara itu menurut Uno (2008) dalam Yamin, Maisah (2010: 87)

tenaga pengajar atau guru merupakan suatu profesi, yang berarti suatu

jabatan yang memerlukan kehalian khusus sebagai guru dan tidak dapat

melakukan oleh sembarang orang di luar bidang pendidikan. Walaupun

pada kenyataannya masih terdapat hal-hal tersebut diluar bidang pendidikan.

Dengan demikian tenaga pengajar dengan kinerjanya adalah menyangkut

seluruh aktivitas yang ditunjukan oleh tenaga pengajar dalam tanggung

jawab untuk mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, dan

memandu peserta didik.

Guru merupakan kunci tenaga profesional yang mempunyai peran

sangat penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional dan

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman

dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkhlak mulia, sehat berilmu,

cakap, kreatif, mandiri serta menjadi warga negara yang demokratis dan

tanggung jawab dan bermoral. Peran guru sangat penting dalam

pembentukan karakter dan sikap murid, karena murid membutuhkan contoh

di samping pengetahuan tentang nilai baik-buruknya, benar-salah, dan

(30)

10

perannya dalam pengembangan intelektual, emosional, dan spritual murid.

Kualitas guru merupakan komponen penting bagi pendidikan yang sukses

dalam (Mustafah 2011:10). Menurut Killen (1998) pengetahuan

kemampuan, dan kejakinan guru memiliki pengaruh penting terhadap apa

yang dipelajari siswa.

Peningkatan kualitas pendidikan di Mimika Papua ditentukan oleh

kesiapan sumber daya manusia yang terlibat dalam proses pendidikan.

Namun selama ini masyarakat Mimika-Papua merasakan bahwa adanya

ketertinggalan didalam pendidikan baik pendidikan formal maupun

pendidikan nonformal. Hal tersebut diperoleh dari perbandingan kinerja

guru meningkatkan kualitas pendidikan Mimika dan kota-kota lain di Papua

dan pada umumnya di Indonesia. Pendidikan telah menjadi terobosan

meningkatkan kualitas sumber daya manusia Mimika Papua yang tidak

kalah bersaing dengan kualitas sumber daya manusia di kota-kota lain.

Jika profesionalitas guru rendah, maka layak diajukan pertanyaan

tentang profesionalitas guru dan sekolah bagi pencapaian keberhasilan

siswa. Sebab bisa jadi, kecerdasan intelektual, kehidupan keluarga, kawan

bermain, dan kelas sosial siswa yang merupakan faktor penting bagi

pencapaian keberhasilan siswa. Jika guru tidak dapat membuat perubahan

pada peningkatan prestasi siswa, menurut Ornstein (1990), paling tidak

harus ada tiga hal berikut yang harus menjadi perhatian guru. Kebutuhan

minimal untuk fokus pada kompetensi (sebelum mengajar), kebutuhan

(31)

11

jawab pada prestasi siswa.Sehingga peran seorang guru profesional itu

mengenalkan siswa tentang pintu dunia menuju keberhasilan serta

menjawab persoalan yang ada di dunia pendidikan dan profesionalistas guru

akan menciptakan kualitas peserta didik yang handal dan siap dipakai dalam

dunia pendidikan maupun di dunia bisnis.

Namun rendahnya kualitas kinerja guru disebabkan oleh beragam

faktor. Faktor yang pertama adalah rendahnya kesejahteraan guru, gaji guru

hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari sehingga tidak

bisa untuk melanjutkan pendidikan demi memperdalami ilmu pengetahuan.

Kedua, rendahnya sertifikasi kompetensi guru. Ketiga, faktor kultur budaya

setempat. Selain itu tampak jelas bahwa masalah yang serius kinerja guru

profesional meningkatkan kualitas pendidikan berbagai jenjang pendidikan

baik, formal maupun informal masih sangat rendah itulah disebabkan

kualitas pendidikan yang menghambat ketersediaan sumber daya manusia

yang mempunyai kenterampilan dan keahalian untuk memenuhi

pembangunan Kabupaten Mimika diberbagai bidang masih terlantar.

Dengan demikian peneliti akan mengeksplorasi kinerja guru SMA untuk

beberapa indikator antara lain yaitu bagimana kondisi awal profesionalisme

guru-guru di Kota Mimika, bagaimana pembinaan peran pemerintah daerah

dan lembaga pengembangan masyarakat Angmungme dan Kamoro dalam

meningkatkan kualitas pendidikan di Kabupaten Mimika, serta bagimana

upaya pemberdayaan guru-guru SMA Kota Mimika dan, hasil bagimana ada

(32)

12

masalah di atas maka penulis akan berfokus pada masalah-masalah yang

dihadapi oleh masyarakat kabupaten Kota Mimika dengan berdasarkan

hasil sosialisasi pendidikan. Maka berdasarkan penjelasan di atas peneliti

akan meneliti dengan judul penelitian merumuskan judul proposal

(Peningkatan Kinerja Guru SMA Di Kabupaten Mimika Provinsi Papua).

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah kinerja guru SMA untuk

meningkatkan kualitas pendidikan di Kabupaten Kota Mimika Papua. Untuk

itu, faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru SMA perlu dipandang

untuk dipelajari, ditelaah dan dikaji secara mendalam agar dapat

memberikan gambaran yang jelas faktor yang mempengaruhi kinerja guru

SMA tersebut adalah bagimakondisi awal kompetensi profesionalisme

guru, bagimana peminaan pemberdayaan guru-guru di Kota Mimika dan

fasilitas sekolah, dukungan seluruh lapisan masyarakat, dukungan

pemerintah daerah, juga pembinaan dukungan lembaga pengembangan

masyarakat Angmungme dan Kamoro (LPMAK) dalam meningkatkan

kualitas pendidikan di Mimika, selain itu ada juga pengaruh geografis,

pengaruh lingkungan dan rendahnya pemahaman tentang pentingnya

pendidikan.

Namun peneliti hanya meneliti tentang kinerja guru dalam

meningkatkan kualitas pendidikan di Kabupaten Mimika Provinsi Papua

(33)

13

kompetensi profesionalisme guru di Mimika, serta bagaimana pembinaan

pemberdayaan guru-guru SMA, dan bagimana upaya pembinaan Lembaga

Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro meningkatkan

kemampuan kinerja profesionalisme guru di Kota Mimika Provinsi Papua

serta bagimana hasil peningkatan kualitas pendidikan di Kota Mimika.

Peneliti akan meneliti beberapa guru dari beberapa sekolah pada Sekolah

Menengah Atas (SMA), di Kota Mimika. Dan Disini tidak ada pembatasan

masalah tentang peningkatan kinerja guru sekolah menengah atas di kota

Mimika, dan penelitian ini meneliti secara eksploratif atau deskriptif

kualitatif.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka peneliti merumusan

masalahnya sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi awal profesionalisme guru di Kabupaten Mimika

Papua?

2. Bagaimana pemberdayaan guru-guru SMA Negeri I Mimika, Advent,

dan YPPGI oleh Dinas Pendidikan dan kebudayaan di Kabupaten

Mimika?

3. Bagaimana pembinaan guru-guru oleh lembaga pengembangan

Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) dalam meningkatkan

kualitas pendidikan di Mimika?

4. Bagaimana hasil pemberdayaan dan pembinaan oleh Dinas P dan K,

(34)

14

E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel dalam penelitian ini adalah kinerja guru SMA. Kinerja guru

yang dimaksud adalah unjuk kinerja guru yang ditunjukkan dalam

penampilan, nilai dan sikap guru dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.

Sehubungan dengan pengertian tersebut, penilaian kinerja guru dapat

diartikan sebagai suatu upaya memperoleh gambaran tentang pengetahuan,

ketrampilan, nilai, dan sikap guru dalam melaksanakan tugas dan fungsinya,

yang ditunjukkan dalam penampilan, perbuatan, dan prestasi kerjanya

(Mulyasa, 2013:88).

Guru sekolah menengah atas kabupaten kota Mimika-Papua menjadi

masalah, maka penelitian ini akan mengarahkan ke sana, dalam arti

masalah apa yang terjadi pada guru-guru sekolah menengah atas di Kota

Mimika. Tujuannya adalah bagimana guru-guru yang bertugas di Kota

Mimika benar-benar berkompeten dalam bidangnya masing-masing

dengan mampu meningkatkan dan menciptakan perubahan-perubahan

melalui pendidikan sekolah menengah atas tersebut.

Untuk menghindari salah pengertian atau penafsiran terhadap

istilah-istilah yang terdapat dalam penelitian ini, maka perlu diberikan penegasan

definisi operasional yang berhubungan dengan istilah-istilah yang

dimaksud, sebagai berikut:

1. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,

(35)

15

mengevaluasi peserta didik pada SMA, dalam hal ini guru SMA di

Kota Mimika.

2. Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh

seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang

memerlukan keahlian, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu

dan kompetensi tertentu serta memerlukan pendidikan profesi yang

dipersyaratkan.

3. Kompetensi guru adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan

prilaku yang harus miliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam

melaksanakan tugas keprofesionalannya.

4. Kinerja guru adalah kemampuan pencapaian hasil kerja atau unjuk

kerja yang dilakukan oleh guru SMA negeri maupun swata dalam

melaksanakan kompetensi tugasnya, dalam hal ini mempersiapkan dan

melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar serta menilai hasil

evaluasi belajar siswa.

F. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini merupakan hal pokok yang harus ada dan harus

ditetapkan terlebih dahulu, sebelum seseorang melakukan kegiatan tertentu

yang terdiri dari beberapa tahap yang sering berhubungan atau sama lainnya

dalam memecahkan masalah yang sedang diteliti. Dalam penelitian yang

(36)

16

Kabupaten Mimika provinsi Papua, mengenai kualitas pendidikan. Dengan

demikian tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengeksplorasikan bagimana kondisi awal kompetensi

profesionalisme guru Sekolah menengah atas di Kota Mimika Provinsi

Papua tahun 2013.

2. Untuk mengetahui bagaimana pemberdayaan dari Dinas Pendidikan

dan Kebudayaan dalam meningkatkan profesionalisme guru SMA di

kota Mimika tahun 2013.

3. Untuk mengetahui bagimana pembinaan oleh Lembaga

Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) dalam

meningkatkan kualitas pendidikan di Mimika Papua.

4. Untuk menjelaskan bagimana hasil pemberdayaan dan pembinaan

guru-guru oleh Dinas Pendidikan dan kebudayaan lembaga

Pengembangan masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) dalam

meningkatkan kualitas pendidikan sekolah menengah Atas di Kota

Mimika.

G. Manfaat Penelitian

Adapun kegiatan yang dilakukan oleh peneliti selalu ada

kegunaannya, demikian juga dengan penelitian yang peneliti akan

melakukan penelitian, di SMA Kabupaten Mimika Provinsi Papua guru

memberikan informasi kepada berbagai pihak yang membutukan

(37)

17

1. Secara teoritis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam

pengembangan pengetahuan yang berkaitan dengan tinjuan kinerja guru

SMA yang baik untuk menemukan konsep atau teori-teori yang berkaitan

dengan tinjauan kenerja guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan

kinerja guru profesional yang bermanfaat bagi upaya peningkatan kualitas

pendidikan di sekolah menengah atas.

2. Secara praktis

a. Untuk Guru

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk mengevaluasi

pelaksanaan kegiatan mengajar, memperbaiki kinerja guru, dan

meningkatkan kompentensi keprofesionalisme guru. Dan juga

mengembangkan ilmu pengetahuan yang lebih dalam sesuai dengan

bidang studi masing-masing.

b. Untuk Dinas Pendidikan Kabupaten Mimika

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi terhadap

tingkat kinerja guru sebagai dampak dari keberhasilan atau kegagalan

yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan untuk menilai sejauh mana

pencapaian kinerja atau proses pembelajaran di sekolah kearah

pencapaian kualitas pendidikan di Kabupaten Mimika Provinsi Papua.

Dan masukan dalam membuat keputusan mengenai penempatan guru,

(38)

18

kualias pendidikan. Dan juga pemerintah daerah berfokus sehingga

kualiatas pendidikan akan lebih baik dan bersaing dengan kota-kota

lainnya.

c. Untuk Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan

Kamoro

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai tolak ukur tentang kondisi

kinerja guru, untuk dijadikan sebagai bahan evaluasi dalam rangka

peningkatan kinerja guru melalui fasilitasi sertifikasi guru, sesuai

dengan visi-misi biro pendidikan yang ingin tercapai, dan dapat

mendorong untuk menggangkat kualitas pendidikan di Kabupaten

Mimika.

d. Untuk Peneliti Selanjutnya

Penelitian merupakan kegiatan usaha yang mengembangkan. Usaha

yang membutuhkan waktu dan sangat bermanfaat bagi mahasiswa

yang semangat dalam rangka meraih cita-citanya. Maka jadilah

peneliti baik dan memberikan informasi-informasi yang terbaik dari

hasil penelitian berikut yang akan menjelaskan kondisi pendidikan di

Kabupaten Mimika nantinya dan miliki keterampilan-keterampilan

lebih khususnya dalam penelitian dibidang apapun, karena data dan

fakta yang peneliti temukan dapat bermanfaat bagi generasi yang

(39)

19

e. Bagi Penulis

Bagi penulis dalam kegiatan penelitian ini diharapkan dapat

menambah pengetahuan pada penulis dibidang penelitian dan dapat

memecahkan masalah-masalah yang penulis ingin menyampaikan

informasi kepada semua pihak yang peduli tehadap pendidikan dalam

hal ini tentang kondisi pendidikan di seluruh Provinsi Papua dan

Provinsi Papua Barat khususnya Kabupaten Mimika. Dengan latar

belakang ini penulis memohon agar dapat membantu penulis dalam

hal kegiatan penelitian sehingga dapat memberi informasi kepada

(40)

20

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Profesionalisme Guru

1. Profesi Guru

Kata profesi indentik dengan kata kehalian, demikian juga Javis

(1983) dalam Yamin (2011:3) mengartikan seseorang yang melakukan tugas

profesi juga sebagai seorang yang ahli (expert). Pada sisi lain profesi

mempunyai pengertian seseorang yang menekuni pekerjaan berdasarkan

keahlian, kemampuan, teknik, dan prosedur berdasarkan intelektualitas. Hal

demikian padat dibaca pula pendapat Volmer dan Mills (1966), McCully

(1969), dan Kommer (dalam Sagala, 2000:195-196), mereka sama-sama

mengartikan profesi sebagai spesialisasi dari jabatan intelektual yang

diperoleh melalui studi dan traning, bertujuan menciptakan keterampilan,

pekerjaan yang bernilai tinggi, sehingga keterampilan dan pekerjaan itu

diminati, disenangi oleh orang lain, dan dia dapat melakukan pekerjaan itu

dengan mendapat imbalan berupa bayaran, upah, dan gaji (payment).

Berbagai pengertian profesi di atas menimpulkan makna, bahwa

profesi yang dipandang oleh tenaga kependidikan atau guru, adalah sesuatu

pekerjaan yang membutuhkan pengetahuan, kenterampilan, kemampuan,

keahlian, dan kedisiplinan untuk menciptakan anak memiliki prilaku sesuai

(41)

21

Profesi ialah suatu jabatan atau pekerjaan biasa seperti halnya dengan

pekerjaan-pekerjaan lain. Tetapi itu harus diterapkan kepada masyarakat

untuk untuk kepentingan masyarakat umum, bukan untuk kepentingan

individual, kelompok, atau golongan tertentu. Dalam melaksanakan

pekerjaan itu harus melalui norma-norma itu. Orang yang melakukan

pekerjaan profesi itu harus ahli, orang yang sudah memiliki daya pikir, ilmu

dan kenterampilan yang tinggi. Disamping itu ia juga dituntut dapat

mempertanggung-jawabkan segala tindakan dan hasil karyanya yang

menyangkut profesi itu.

Pengembangan profesi guru memiliki hubungan fungsional dan

pengaruh terhadap kinerja guru karena memperkuat kemampuan profesional

guru dalam melaksanakan pekerjaan. Pola pengembangan profesi yang

dapat dilakukan antara lain 1) program tugas belajar, 2) program sertifikasi

dan 3) penempatan dan workshop. Pengembagan seperti ini mampu

menempatkan guru dalam bekerja secara baik. Kerena sangat tidak mungkin

seorang guru yang memiliki pengetahuan sangat sempit dan menghasilkan

dan memberikan pencerahan kepada siswa yang baik. Jika seorang guru

memiliki pendidikan yang baik maka ada kemungkinan dalam bekerja akan

selalu mempertahankan dan memperhatikan profesionalismenya karena

merasa malu dengan guru yang lain yang berpendidikan rendah tetapi

kinerjaanya lebih baik. Perasaan ini memupuk dan mengacu guru untuk

(42)

22

2. Profesional Guru

Guru yang profesional dipersyaratkan mempunyai: (1) Dasar ilmu

yang kuat sebagai pengetahuan terhadap masyarakat teknologi dan

msyarakat ilmu pengetahuan, (2)Penguasaan kiat-kiat profesi berdasarkan

riset dan praksis pendidikan yaitu ilmu pendidikan sebagai ilmu praktis

bukan hanya merupakan konsep-konsep belaka. Pendidikan merupakan

proses yang terjadi di lapangan dan bersifat ilmiah, serta riset pendidikan

hendaknya diarahkan pada praktis pendidikan masyarakat,

(3) Pengembangan kemampuan profesional berkeseimbangan, profesi

merupakan profesi yang berkembang turus menerus dan berkesinambungan

antara LPTK dengan praktek pendidikan. Kekerdilan profesi guru dan ilmu

pendidikan disebabkan terputusnya program preservice dan inservice karena

pertimbangan birokrasi yang kaku atau manajemen pendidikan yang lemah.

3. Profesionalisme Guru

Profesionalisme berasal dari Bahasa Inggris profesionalism yang

secara Leksikal berarti sifat profesional. Profesionalisme mengacu kepada

sikap dalam bentuk komitmen dari para anggota suatu profesi.

Menurut akadum bahwa ada lima penyebab rendahnya

profesionalisme guru yaitu: (1). Masih banyak guru yang tidak menekuni

(43)

23

norma dan etika profesi keguruan, (3). Pengakuan terhadap ilmu pendidikan

dan keguruanan masih stengah hati dari pengambilan kebijakan dan

pihak-pihak terlibat. Hal ini terbukti dari masih belum mantapnya kelembagaan

pencetak tenaga keguruan dan kependidikan, (4). Masih belum smooth-nya

perbedaan pendapat tentang proporsi materi ajar yang diberikan kepada

calon guru, (5). Masih belum berfungsi PGRI sebagai organisasi profesi

yang berupaya secara maksimal peningkatan profesionalisme anggotanya.

Menurut ketentuan umum pasal 1 Undang-undang kompetensiadalah

seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki,

dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas

keprofesionalan. Dalam profil guru terdapat empat kompetensi yang

mendasar yakni:

1. Kompetensi pedagogik

2. Kompetensi profesional

3. Kompetensi pribadi dan

4. Kompetensi sosial

Menurut Sardiman (dalam Yamin, Dan Maisah 2010:12) yang ada

kompetensi guru yang merupakan profil kemampuan dasar bagi seorang

guru:

1. Menguasahi bahan

Sebelum guru tampil di depan kelas mengelola interaksi

(44)

24

dikontrakkan dan sekaligus bahan-bahan apa yang mendukung jalannya

proses belajar-mengajar.

2. Mengelola program belajar-mengajar

Guru yang kompeten, harus juga mampu mengelola program

belajar-mengajar. Dalam hal ini ada beberapa langkah yang harus ditempuh

oleh guru.

3. Mengelola kelas

Untuk mengajar suatu kelas, guru dituntut mampu mengelola kelas,

yakni menyediakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya proses

belajar-mengajar. Kalau belum kondusif, guru-guru harus berusaha

se-optimal mungkin untuk membenahinya. Oleh karena itu kegiatan mengelola kelas akan menyangkut “mengatur tata ruang kelas yang

memadai untuk pembelajaran” dan menciptakan iklim belajar-

mengajar yang serasi.

4. Mengunakan media atau sumber

Ada beberapa langkah yang harus diperhatikan oleh guru dalam

menggunakan media, yaitu:

a. Mengenal, memilih dan menggunakan sesuatu media. Hal ini perlu

selektif, karena dalam menggunakan suatu media itu juga harus

mempertimbangkan komponen-komponen yang lain dalam proses

(45)

25

b. Membuat alat-alat bantu pelajaran yang menimbulkan berbagai

penafsiran yang berbeda.

c. Memggunakan mengelola laboratorium dalam rangka proses

pembelajaran. Misalnya untuk kegiatan penelitian, eksperimen, dan

lain-lain.

d. Menggunakan buku pegangan/ buku sumber. Buku sember perlu

lebih dari satu dan kemudian ditambah buku-buku lain yang

menunjang.

e. Menggunakan perpustakaan dalam proses belajar-mengajar. Bahkan

dalam hal ini juga dituntut dapat mengelola perpustakaan agar dapat

memberikan kemudahan bagi anak didiknya.

f. Menggunakan unit microteaching dalam program pengalaman

lapangan. Hal ini menempati posisi yang cukup strategis.

g. Menguasai landasan-landasan pendidikanPendidikan adalah

serangkaian usaha untuk pengembangan bangsa. Pengembangan

bangsa dapat diwujutkan secara nyata dengan usaha menciptakan

ketahanan nasional dalam rangka mencapai cita-cita bangsa.

5. Mengelola interaksi belajar-mengajar.

Lima kompetensi sebagaimana telah diuraikan di atas adalah

merupakan dasar dan sarana pendukung bagi guru dalam melakukan

(46)

26

6. Untuk memperlancar kegitan pengelolaan intraksi belajar-mengajar,

diperlukan kegiatan sarana-sarana pendukung yang lain, termasuk

antara lain mengetahui prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran.

7. Mengenal fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan di sekolah.

Dalam tugas dan perannya di sekolah guru juga sebagai pembimbing

ataupun konselor/ penyuluh. Itulah sebabnya guru harus mengenal

fungsi dan program layanan bimbingan dan penyuluhan di sekolah serta

harus menyelenggarakan program layanan bimbingan di sekolah, agar

kegiatan interaksi belajar-mengajarnya bersama para siswa menjadi

lebih tepat dan produktif.

8. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah.

Guru di sekolah disamping berperan sebagai pengajar, pendidik dan

pembimbing juga sebagai administrator. Dengan demikian maka guru

harus mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah. Hal ini

sebagai upaya pemuasan layanan terhadap para siswa.

9. Memahami prisip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan

guna keperluan pengajaran.

Pendapat di atas senada dengan apa yang di kemukakan oleh

Churmain 2008 dalam (Yamin, Dan Maisah 2010:15) mengemukakan

sepuluh kemampuan dasar guru seperti (1) menguasai bahan pelajaran; (2)

mengelola program belajar mengajar; (3) mengelola kelas; (4)

menggunakan media sumber; (5) menguasai ladasan-landasan pendidikan;

(47)

27

kepentingan pengajaran; (8) mengenal fungsi dan program pelayanan

bimbingan dan penyuluhan; (9) mengenal dan menyelengarakan

administrasi sekolah; dan (10) memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan

hasil-hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran.

Bertugas sebagai pendidik dan pembimbing anak didik dalam rangka

pengabdian kepada masyarakat, nusa dan bangsa, guru juga harus

memahami hal-hal yang berkaitan dengan penelitian.

Untuk lebih jelasnya rincian komponen kompetensi guru menurut

Majid yang dikutip Sardiman kemudian (dalam Yamin, dan Maisah

2010:15-18) dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.1 Kompetensi Dan Indikator Kompetensi

Kompetensi Pengelolaan Pembelajaran Kompetensi Indikator

1. Penusunan rencana pembelajaran

1. Mampu mendeskripsikan tujuan/ kompetensi

pembelajaran

2. Mampu memlih/ menentukan materi 3. Mampu mengorganisir materi

4. Mampu menentukan metode/ strategi pembelajaran 5. Mampu menentukan sumber belajar/ media/ alat

4. Mampu mengunakan bahasa yang komunikatif 5. Mampu menggunakan bahasa yang komunikatif 6. Mampu motivasi siswa

7. Mampu mengorganisasi kegiatan

8. Mampu berinteraksi dengan siswa secara komunikatif

(48)

28

1. Mampu memilih soal berdasarkan tingkat kesuksesan

2. Mampu memilih soal berdasarkan tingkat pembeda.

3. Mampu memperbaiki soal yang tidak valid. 4. Mampu memeriksa jawaban.

5. Mampu mengklasifikasi hasil-hasil penelitian. 6. Mampu mengelolah dan menganalisis hasil

penilaian.

7. Mampu membuat mengelolah hasil penilaian. 8. Mampu membuat interpretasi kecederungan

hasil penilaian.

9. Hasil mampu korelasi antar soal berdasarkan penilaian.

10.Mampu mengidentifikasi tingkat variasi hasil penilaian

11.Mampu menyimpulkan dari hasil penilaian secara jelas dan logis.

4. Pelaksaan tindak lanjut hasil penilaian

1. Menyusun laporan tidak lanjut hasil penilaian 2. Mengklasifikasikan kemampuan siswa

3. Mengindentifikasi kebutuhan tidak lanjut hasil penilaian

4. Melaksanakan tidak lanjut 5. Mengevaluasi hasil tidak lanjut

6. Menganalisis hasil evaluasi program tidak lanjut hasil penilaian.

2. Mengalih bahasan buku pelajaran/ karya ilmiah

(49)

29

13. Mengikuti pelatihan kualifikasi 14.Mengikuti pendidikan kualifikasi pendidikan dalam hal proses dan hasil pendidikan

6. Membangun sisten yang menunjukkan keterkaitan pendidikan dan luar sekolah

7. Penguasaan

bahan kajian akademik

1. Memahami struktur pengetahuan 2. Menguasai subtansi materi

3. Menguasai subtansi kekuasaan sesuai dengan jenis pelayanan yang dibutuhkan siswa

B. Tinjauan Kompetensi Guru

Menyangkut berbisacara profil guru sebernarnya kompetensi itu

sendiri. Dalam profil guru terdapat empat kompetensi yang mendasar yakni:

(50)

30 2) Kompetensi pedagogik

3) Kompetensi sosial dan

4) Kompetensi pribadian.

1. Kompetensi profesional

Kompetensi profesional mengacu pada pengertian kemampuan

penguasaan materi secara luas dan mendalam yang memungkinkan

membimbing peserta didik/ siswa memenuhi standar kompetensi yang

ditetapkan Standar Nasional Pendidikan. Kompetensi profesional perlu

dimiliki oleh seorang guru, sehingga selayaknya menjadi bahan/ materi ajar

(Agung 2012: 101-108). Menghasilkan guru kompetensi & profesional

selain itu sejumlah aspek yang perlu diperhatikan dalam proses pendidikan

diantaranya:

1) Kode etik profesi

Profesi guru merupakan pekerjaan/ jabatan yang memerlukan

kemampuan intelektual khusu, kehalian dan kentrampilan untuk melayani

dan memberikan advice pada orang lain dengan memperoleh upah atau gaji

dalam jumlah tertentu. Eksplisit, profesi berarti pekeerjaan yang

memerlukan kompetensi khusus dan kemampuan intelektual tinggi berupa

penguasan yang didasari pengetahuan tertentu. Karasteristik profesi

mengacu pada kemampuan intelektual yang diperoleh melalui pendidikan,

memiliki pengetahuan spesialisasi, memiliki pengetahuan peraktis yang

(51)

31

yang dapat dikomunikasikan, memiliki kemampuan dan kapasitas

mengorganisasikan kerja secara mandiri, mementingkan kepentingan orang

lain, memiliki kode etik, memiliki sangsi dan tanggung jawab komunitas,

serta mempunyai sistem upah dan budaya profesional.

Dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 (pasal 7 ayat 1)

ditegaskan, bahwa profesi guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang

memerlukan prinsip-prinsip profesional, yaitu: (i). memiliki bakat, minat,

panggilan jiwa dan idealisme; (ii) memiliki kualifikasi pendidikan dan latar

belakang pendidikan sesuai dengan bidang dan tugasnya; (iii) memiliki

kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugasnya; (iv)

mengetahui kode etik profesi; (v) memiliki hak dan kewajiban dalam

melaksanakan tugas; (vi) memperoleh penghasilan yang yang ditentukan

sesuai dengan prestasi kerjanya; (vii) memiliki kesempatan untuk

mengembangkan profesi secara berkelanjutan; (viii) memperoleh

perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas profesionalnya; dan (ix)

memiliki organisasi profesi yang berbadan hukum.

Secara sederhana dapat dikatakan, bahwa seorang guru yang

menjalankan profesinya dengan dilandasi norma-norma yang berlaku secara

benar disebut profesional. Profesi yang didasar atas kehalian, pengetahuan

dan kode etik tertentu sering desebut dengan profesionalme. Dalam kaitan

itu banyak pihak berpendapat, bahwa profesionalisme guru merupakan suatu

hal yang cukup penting diperhatikan. Artinya, agar guru menjalankan

(52)

32

keahlian, dan keterampilan yang memandai, serta didasari atas kode etik

guru.

2) Pengembangan penguasaan materi

Ilmu pengetahuan teknologi mengalami perkembangan yang pesat,

yang mau tidak mau menuntut guru untuk mengembangkan penguasaan

materi oleh guru terkait dengan mata pelajaran yang diampunya.

Perkembangan ini baru dapat dilakukan guru apabila dirinya turus-menerus

mewujudkan kemauan, kemampuan, dan upaya mencari, menemukan, dan

mengembangkan wawasan dan pengetahuan dari dari berbagai sumber.

Melalui penguasan itu guru pun akan berusaha untuk meningkatkan bahan/

materi ajar dalam pelaksanaan tugas pembelajaran. Guru yang kurang

memperlihatkan kemampuan mengembangkan penguasaan materi

cenderung terjebak kedalam pola dan materi ajar yang tidak memahami

perubahan, menonton, menjenuhkan, dan kurang membangkitkan gairah

belajar peserta didiknya. Bukan itu semata, guru yang kurang mampu

mengembangkan penguasaan materi akan mengalami ketertinggalan

per-kembangan iptek, sehingga tidak mustahil akan mempengaruhi pengelolaan

pembelajaran yang diisi dengan teori, konsep, dan lain-lainnya yang sudah

usang.

3) Pengembangan penguasaan kompentensi mata pelajaran

Kompetensi guru bukan merupakan suatu kondisi yang statis,

melainkan dinamis dalam arti mengandung harapan untuk dikembangkan

(53)

33

mata pelajaran yang diampu oleh seorang guru tidak hanya mencakup

materi semata, tetapi segenap hal yang berhubungan dengan pelaksaan tugas

pembelajaran, berupa mamfaat metode, teknologi pembelajaran, dan

lain-lainnya. Dalam lingkup makna kompetensi di sini, tetapi juga kepribadian,

profesional, dan sosial.

Salah satu pendukung pengembangan penguasaan kompetensi adalah

penelitian tindakan kelas (PTK). PTK dapat dilakukan seorang guru dengan

membatasi pada objek kajian tertentu terkait dengan pelaksaan tugas

pembelajaran, mulai dari pemberian perhatian pada peserta didik, materi

pembelajaran, pengembangan dan penguasaan metode pembelajaran tertentu

dan sebagainya. Penguasaan dan penerapan PTK pada dasarnya dapat

menjadi pintu masuk bagi guru dalam upaya pengembangan kompetensi dan

profesional kerja.

4) Pengembangan materi/ bahan ajar

Pada dasarnya pekembangan materi/ bahan ajar oleh guru dipengaruhi

penguasaan teori terhadap mata pelajaran yang diampunya. Seorang guru

akan terkedala mengembangkan materi/ bahan ajar dalam pembelajaran

apabila tidak diimbangi dengan penguasaan teori yang memadai.

Sebaliknya, penguasaan materi cenderung kurang memberikan dampak

positif terhadap hasil belajar peserta didiknya, apabila guru kurang mampu

mengembangkannya dalam pengelolaan pembelajaran, melainkan diduga

hanya akan menghasilkan pembelajaran dan hasil belajar yang

(54)

34 5) Pengembangan diri (potensi)

Dalam meneliti jenjang karir profesi guru, seorang guru diwajibkan

untuk memenuhi persyaratan angka kredit yang ditentukan fenomena yang

muncul, masih banyak guru di jenjang pendidikan dasar dan menengah

mengalami kesulitan dalam memenuhi angka kredit untuk kenaikkan

golongan atau kepangkatan. Bahkan dalam menyiapkan materi/ bahan ajar,

banyak guru yang mengambil jalan pintas dengan cara meng-copypaste

milik rekan sejawat dari bidang studi yang sama ataupun yang diperoleh

dari KKG/MGMP. Kemandirian akan kreatifitas guru tidak tampak dalam

pengembangan materi/ bahan ajar, padahal apa yang disalinnya itu belum

tentu sesuai dan dapat diterapkan dalam pelaksanaan tugas pembelajaran.

Menurut (Yamin, dan Maisah, 2010:10) kompetensi profesional

merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam,

yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan

subtansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap

struktur dan metodologi keilmuan. Setiap sub-kompetensi tersebut memiliki

indikator esensial sebagai berikut:

1. Sub-kompetensi menguasai subtansi keilmuan yang terkait dengan

bidang studi memiliki indikator esensial; memahami struktur, konsep,

dan metode keilmuan yang menaungi atau koheren dengan materi ajar;

memahami hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; dan

(55)

35

2. Sub-kompetensi menguasai struktur dan metode keilmuan memiliki

indikator esensial; menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian

kritis untuk memperdalam pengetahuan/ materi dibidang studi secara

profesional dalam konteks global.

Secara ringkas kompetensi guru dapat digambarkan sebagai berikut:

Profesional:

1. Konsep struktur dan metode keilmuan/ teknologi/ seni yang

menaungi/ koheren dengan materi ajar

2. Materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah

3. Hubungan konsep antar mata pelajaran terkait

4. Penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari dan

5. Kompetensi secara profesional dalam konteks global dengan tetap

melestarikan nilai dan budaya nasional.

Menurut Sanusi (1990) sepuluh kemampuan dasar guru sebagai

standar unjuk kerja guru. Yamin, Dan Maisah yang dikutip Sanusi,

merincikan kesepuluh kemampuan dasar itu menjadi 17 gugus pengetahuan

dan penguasaan teknik dasar profesional, yang kemudian dibagikannya

menjadi tiga gugus kemampuan profesional, dan terbagi jenis kegiatan

(56)
(57)

37

Berbicara soal kedudukan guru sebagai tenaga profesional, akan lebih

tepat kalau diketahui terlebih dahulu mengenai maksud kata profesi.

Pengertian profesi memiliki banyak konotasi, salah-satu diantaranya

pendidikan, termasuk guru. Secara umum profesi diartikan sebagai

pekerjaan yang memerlukan pendidikan lanjutan di dalam ilmu dan

teknologi yang digunakan sebagai perangkat dasar untuk diimplementasikan

dalam berbagai kegiatan yang bermanfaat. Dalam aplikasinya, menyangkut

aspek-aspek yang lebih bersifat mental dari pada yang besifat manual work.

Pekerjaan profesional akan senantiasa menggunakan teknik dan prosedur

yang bepijak pada landasan intelektual yang harus dipelajari secara sengaja,

Gambar

Gambar 2 komponen dalam Analisis Data.............................................. 140
Tabel 1.1 Kompetensi Dan Indikator Kompetensi
Tabel 2.1 Kemampuan-kemampuan profesional guru
Tabel 2.2 kompetensi pedagogik guru
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pernyataan ... Latar Belakang ... Identifikasi Masalah ... Batasan Masalah ... Rumusan Masalah ... Tujuan Penelitian ... Manfaat Penelitian .... Media Pembelajaran ...

UCAPAN TERIMA KASIH ... Latar Belakang Masalah ... Identifikasi Masalah ... Rumusan Masalah ... Tujuan Penelitian ... Manfaat Penelitian ... Kerangka Penelitian ...

Bab I pendahuluan yang terdiri dari latar belakang penelitian, identifikasi masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional

Daftar Lampiran ... Latar Belakang Permasalahan ... Rumusan Masalah ... Tujuan Penelitian ... Manfaat Penelitian ... Definisi Motivasi Kerja ... Faktor-faktor Teori Harapan

Bab I : Bab pendahuluan yang pembahasannya meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, hipotesis penelitian

BAB I. Berisi tentang pendahuluan yang menguraikan Latar Belakang Masalah, Definisi Operasional, Rumusan Masalah, Tujuan Dan Manfaat Penelitian, Telaah Pustaka

Bab I, Pendahuluan, menguraikan tentang latar belakang masalah, definisi operasional, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka dan sistematika penulisan. Bab

DAFTAR LAMPIRAN ... Latar Belakang ... Batasan dan Rumusan Masalah ... Batasan Masalah ... Rumusan Masalah ... Tujuan Penelitian ... Manfaat Hasil Penelitian ...