i
PENINGKATAN KINERJA GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS
DI KABUPATEN MIMIKA
PROVINSI PAPUA TAHUN 2013
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi
.
Disusun Oleh: Isep Gwijangge Nim : 081324045
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Isep Gwijangge
Nomor Mahasiswa : 081324045
Untuk pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas
Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: “Peningkatan Kinerja Guru Sekolah
Menengah Atas Di Kabupaten Mimika Provinsi Papua Tahun 2013.”
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada
perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk
media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan
mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu
meminta ijin dari saya maupun memberikan royalitas kepada saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 24 November 2014
Yang menyatakan
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya tulisan ini kupersembahkan untuk penuntun jalan hidupku Sang pencipta
Tuhanku Tuhan Allah dan anak Penyelamatku Yesus Kristus. Karena setiap langka Ia
selalu menemaniku, dan dalam hal saya jatu bagun Dia selalu bekerja untukku.
Ku persembahkan tulisan ini untuk seluruh masyarakat Timika yang sedang
mengalalami situasi pendidikan yang paling sulit, namun suatu saat ada cahaya
terang yang akan menerangimu, dan nantikanlah cahaya itu setiap saat, dan dalam
situasi itu membuatku terinpirasi untuk menulis sebuah tulisan ini.
Kupersembahkan untuk kalian sahabat-sahabat seperjuangan asal Papua yang di
prodi Pendidikan Ekonomi,yakni: Arry Alpred Yupin, Aminus Dollame, Yoseph
Werke, dan Obeth Lepitalen, yang mana pemberian semgangat dala m penulisan
skripsi dan membuatku teringat akan kalian semua.
Kupersembahkan tulisan ini, untuk ayahku tercinta, dan ibuku yang membesarkan
dan membimbing saya sejak kecil hingga saat ini, saya tidak bisa membahagiakanmu,
tapi satu yang membuatku bangga karena engkau melahirkanku untuk
membahagiakan mereka -mereka yang membutuhkan pertolonganku, dan aku berjanji
bahwa aku akan menyelematkan penderitaan mereka. Untuk itulah aku ada di dunia
ini.
Rekan-rekan seperjuanganku prodi pendidikan Ekonomi Angkatan 2008, karena aku
belajar dari semangat kalian menginspirasiku untuk menyelesaikan skripsi ini.
Kupersembahkan untuk Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro
(LPMAK), yang mana membiayai Tingkat Perguruan Tinggi sampai selesai. Penulis
mengakaui bahwa LPMAK adalah bagian dari Orangtuaku yang memperhatikan
vi
nduga (IPMN) kota study yogyakarta yang mendorong dan memberikan motivasi
viii
KATA PENGANTAR
Pertama panjatkan Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat dan karunia-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Peningkatan
Kinerja Guru Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Mimika Provinsi Papua
Tahun 2013”
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana pendidikan pada fakultas keguruan dan ilmu
pendidikan, Program Studi Pendidikan Ekonomi, Universitas Sanata Dharma.
Banyak pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan, perhatian dan kasih
sayang kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, sehingga pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa ucapan terima kasih dan
penghormatan dari hati penulis kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku dekan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si., selaku ketua jurusan pendidikan ilmu
sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dan sekaligus dosen juga
ketua tim penbguji penulis.
3. Bapak Dr. C. Teguh Dalyono, M.S., selaku dosen pembimbing I yang telah
membimbing dengan penuh kesabaran, memberikan kritik dan saran yang
membangun mulai dari perencanaan sampai skripsi selesai. Penulis, juga
ix
dan ilmunya selama permulaan kuliah sampai terakhir penulisan skripsi ini
beliau selalu ada untuk memberikan ilmunya kepada penulis.
4. Bapak Y.M.V Mudayen, S.Pd., M.Sc., selaku dosen pembimbing II yang telah
membimbing dalam penulisan skripsi ini sampai selesai. Penulis juga rasa
terimakasih karena ilmu-ilmunya yang membuat penulis menjadi manusia
berguna bagi kelompok masyarakatku.
5. Bapa Dr. Yohanes Harsoyo selaku doden penguji yang telah menguji dan
mengiritik penulis agar kedepannya belih baik lagi.
6. Seluruh dosen yang telah membantu penulis selama kuliah maupun dalam
mengerjakan skripsi.
7. Kakak Yullyana Gwijangge yang memfasilitasi selalua ada untuk menjawab
keluan-keluan penulis saat kuliah sampai dengan membiayai selama
penelitian dan selalu membantu, masukan maupun saran untuk penulis
selama penulisan skripsi
8. Kakak Enias G dan Kak Ise G, selaku kaka kandung yang dapat
mempengaruhi kehidupan penulis dan dalam motivasi belajar.
9. Adik-adikku tersayang Marni Gwijangge, Fonny Gwijangge Bjilly Billal
Gwijangge, dan Tarnei Wandikbo yang selalu menemani,menghibur,
meringankan beban biaya print dan poto copy penulis selama penulisan
skripsi ini.
10.Bapak Siswantanto dan kawan Holap yang membantu penulis dalam koreksi
x
11.Suadara-saudariku seperjuangan (Aminus Dolame, Arry alfret Yupini, Yoseph
Werke), kebersamaanya dan membantu juga mempengaruhi kehidupan
Penulis salah satunya dalam penulisan skripsi ini.
12.Kekasih tercinta Maria Natalia P yang selalu medampingi dan memberikan
dukungan penulis dan membantu koreksi kata-kata yang kurang tepat dalam
penulisan skripsi ini.
13.Ambah-ambah Tuhan di Kabupaten Pati jawa tengah, Bapak Ricardo dan
Istrinya beserta kawan-kawan Tim pelayanan Doa yang mendoakan penulis
dalam berbagai pergumulan sampai dengan skripsi ini selesai. Penulis tidak
akan belas apapun tetapi biarlah yang punya kuasa yang akan membalasnya di
kemudian hari.
14.Saudara-saudaraku sedaerah Ikatan Pelajar Mahasiswa Nduga (IPMNI) di
Yogyakrta dan Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Mimika kota study yogyakarta
yang mendorong dan dukungannya untuk penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini.
15.Seluruh kawan-kawan PE 2008 semuanya tetap semangat menatap masa
depan yang cerah dimana pun kalian berada dan menjadi yang terbaik dan
lakukan yang terbaik.
16. Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK),
yang mana membiayai Penulis kuliah sampai dengan skripsi ini selesai.
mengakaui bahwa LPMAK adalah bagian dari Orang tuaku yang
xi
Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, semoga kasih, damai sejahtera
Tuhanku Yesus Kristus selalu menyertai setiap saat dan setiap kalian.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari kesempurnaan
sehingga perlu dikaji dan dikembangkan lebih lanjut. Oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan adanya kritik serta saran yang membangun sehingga
nantinya penulis dapat memperbaikinya.
Akhir kata, penulis sangat berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi pembaca ataupun pihak-pihak yang membutuhkan.
Yogyakarta, 24 / November/ 2014
xi DAFTAR ISI
Halaman Judul ... i
Halaman Persetujuan Pembimbing ... ii
Halaman Pengesahan ... iii
Halaman Persetujuan Publikasi ... iv
Halaman Persembahan ... v
Halaman Motto... vii
Kata Pengantar ... viii
Daftar Isi... xi
Daftar Tabel ... xvi
Daftar Gambar ... xx
ABSTRAK ... xxi
BAB I PENDAULUAN ... 1
A. Judul penelitian ... 1
B. Latar Belakang ... 1
C. Batasan Masalah ... 12
D. Rumusan Masalah ... 13
E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional... 14
xii
G. Manfaat Penelitian ... 16
1. Secara Teoritis ... 17
2. Secara Praktis ... 17
a. Untuk Guru ... 17
b. Untuk Dinas Pendidikan Kabupaten Mimika... 17
c. Untuk LPMAK ... 18
d. Untuk Mahasiswa yang Akan Meneliti berikutnya ... 18
e. Bagi Penulis... 19
BAB II LANDASAN TEORI ... 20
A. Profesionalisme guru ... 20
1. Profesi Guru ... 20
2. Profesional Guru ... 22
3. Profesionalisme Guru ... 22
B. Tinjauan Kompetensi Guru... 29
1. Kompetensi Profesional Guru ... 30
a. Guru sebagai Tenaga Profesional ... 37
b. Guru sebagai Tenaga Pendidik dan Pembimbing ... 42
c. Beberapa Peranan guru... 49
2. Kompetensi Pedagogis ... 54
a. Pengertian Pedagogik ... 54
b. Strategi Pembelajaran ... 63
3. Kompetensi Sosial ... 68
xiii
b. Ruang Lingkup Kompetensi Sosial ... 70
c. Kerangka Berpikir Kompetensi Sosial ... 72
d. Fungsi Kompetensi Sosial ... 72
4. Kompetensi Kepribadian ... 74
a. Kepribadian Manusia ... 74
b. Pengertian Kompetensi Kepribadian ... 75
c. Peran Kompetensi Kepribadian ... 76
d. Ruang Lingkup Kompetensi Kepribadian ... 77
C. Kinerja Guru ... 81
1. Pengertian Kinerja Guru... 81
2. Peningkatan Kinerja Guru ... 82
3. Pengukuran Kinerja Guru dan Indikatornya ... 88
D. Pemberdayaan Guru... 91
1. Kebijakan Pemberdayaan Guru ... 91
2. Upah ... 96
3. Memiliki Pengetahuan dan Kenterampilan ... 101
4. Peningkatan Kesejahtran Guru ... 101
5. Kebijakan Reward dan Insentif ... 106
E. Pembinaan Guru-Guru Oleh LPMAK ... 110
F. Hasil Upaya Dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan ... 116
1. Pemerintah Daerah ... 118
BAB III METODE PENELITIAN... 121
xiv
B. Lokasi Penelitian ... 123
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 125
D. Variabel Penelitian... 128
E. Sumber Data ... 129
F. Teknik Pengumpulan Data ... 132
G. Teknik Analisis Data ... 137
H. Keabsahan Data ... 140
BAB IV GAMBARAN UMUM HASIL OBJEK PENELITIAN ... 142
A. Gambaran Umum Kota Mimika ... 142
1. Kondisi Georafis ... 142
2. Kependudukan ... 143
3. Kinerja Layanan Pendidikan ... 144
4. Rasio Murid Terhadap Guru ... 146
5. Sarana Prasana... 147
6. Kualifikasi dan Sertifikasi Guru ... 148
7. Jumlah Sekolah RSBI dan SSN ... 149
B. Analisis Data ... 150
1. Kondisi Awal Profesionalisme Guru... 150
2. Pemberdayaan Guru oleh Dinas Pendidikan ... 151
3. Pembinaan Guru-Guru Oleh LPMAK... 155
a. Misi dan Visi LPMAK ... 155
b. Program Beasiswa ... 156
xv
d. Membangun Profesionalisme Guru ... 160
e. LPMAK Fasilitasi Guru Studi Banding ... 162
f. Pemberdayaan dan Pembinaan oleh PLMAK ... 163
4. Hasil Pemberdayaan Guru Oleh Dinas P & K dan LPMAK... 166
a. Hasi Pemberdayaan Guru Oleh Dinas P & K ... 169
b. Hasil Pemberdayaan Guru Oleh LPMAK ... 170
C. Profil Sekolah ... 170
1. SMA Negeri 1 Timika ... 170
2. SMA Advent Timika ... 173
3. SMA YPPGI Timika ... 175
4. Profil Responden ... 177
BAB V HASIL PEMBAHASAN ... 180
A. Hasil Penelitian ... 180
B. Pembahasan ... 192
1. Hasil Pengamatan Dinas Pendidikan Menengah ... 192
2. Hasil Pengamatan dan Wawancara Singkat dengan LPMAK ... 193
3. Hasil Wawancara dengan Para Guru/ Responden ... 196
1. Karakteristik Responden ... 186
a. Masa Kerja ... 196
b. Status Kepegawaian dan Kesejahtraan/ Gaji ... 199
c. Jenis Kelamin ... 201
d. Suku/ Etnis ... 202
xvi
2. Latar Belakang Memili Profesi Guru ... 207
3. Sikap Responden Terhadap Profesi Guru Ideal ... 209
4. Harapan Guru Kedepan ... 212
5. Motivaasi Guru ... 212
a. Motif Ekonomi ... 213
b. Motif Agama ... 214
c. Motif Sosia ... 215
6. Faktor yang Menghabat Peningkatan Kinerja Guru ... 217
BAB VI PENUTUP ... 220
A. Kesimpulan ... 220
B. Saran ... 224
DAFTAR PUSTAKA ... 229
LAMPIRAN ... A. Pertanyaan Wawancara ... 232
B. Dokumentasi/ Foto...
C. Rekomendasi Dinas Pendidikan Menengah Atas Kabupaten Mimika Papua ...
D. Surat Inzin Penelitian Dari Program Studi ...
1. Surat Izin Penelitian 020a/Pnlt/Kajur/ PIPS/ II/ 2014 ...
2. Surat Izin Penelitian 020b/Pnlt/Kajur/ PIPS/ II/ 2014 ...
3. Surat Izin Penelitian 020c/Pnlt/Kajur/ PIPS/ II/ 2014 ... `
xviii
Daftar Tabel
Tabel 1.1 Kompetensi Dan Indikator Kompetensi ... 27
Tabel 2.1 Kompetensi Profesional ... 35
Tabel 2.2 Kompetensi Pedagogik ... 66
Tabel 2.3 Kompetensi Sosial ... 73
Tabel 2.4 Kompetensi Kepribadian... 80
Tabel 3.1 Tunjangan Tenaga Kependidikan Terhitung Bulan Oktober 2002 ... 97
Tabel 4.1 Angka Partisipasi Kasar dan Angka Partisipasi Murni ... 145
Tabel 4.2 Rasio Murid (M) Terhadap Guru (G) dan Sekolah (S) ... 146
Tabel 4.3 Kondisi Gedung Sekolah Menurut Jenjang Pendidikan ... 147
Tabel 4.4 Jumlah Guru Menurut Kualifikasi Pendidikan ... 148
Tabel 4.5 Jumlah Guru Bersertifikasi Menurut Jenjang Pendidikan. ... 149
Tabel 4.6 Peserta Beasiswa LPMAK Menurut Suku dan Jenjang Pendidikan ... 157
Tabel 4.7 Daftar Nama Pelatihan Gasyng Tahun 2013... 163
Tabel 4.8 Daftar Nama Pengwas dan Tim di Yogyakarta ... 164
Tabel 4. 9 Daftar peserta worshop inplementasi pandai matematika gasing ... 164
Tabel 4.10 Daftar Peserta beasiswa LPMAK Berdasarkan Tahun ... 166
Tabel 5.1 Jadwal Proses Belajar Mengajar ... 173
Tabel 5.2 Profil Sekolah SMA Advent ... 174
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Proses Pengambilan Sampel ... 130
xxi
ABSTRAK PENINGKATAN
KINERJA GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KABUPATEN MIMIKA PROVINSI PAPUA TAHUN 2013
Isep Gwijangge 081324045
UniversitasSanata Dharma Yogyakarta
2014
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi: 1) kondisi awal profesionalisme guru di Kabupaten Mimika Papua; 2) pemberdayaan guru-guru SMA Negeri I Mimika, Advent, dan YPPGI oleh Dinas Pendidikan dan kebudayaan di Kabupaten Mimika; 3) pembinaan guru-guru oleh lembaga pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) dalam meningkat kankualitas pendidikan di Mimika, dan 4) hasil pemberdayaan dan pembinaan oleh Dinas P dan K, LPMAK dalam upaya peningkatan kualitas Pendidikan di Mimika.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif eksploratif, di kabupaten Mimika di Kota Timika,. Subjek penelitian utama dalam penelitian ini adalah Kepala Dinas Kependidikan dan Kebudayaan Sekolah Menengah Atas di KabupatenM imika, setiap Kepala Sekolah SMA di Kabupaten Mimika Papua Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK). Subjek penelitian pelengkap dalam penelitian ini adalah individu-individu tertentu sebagai kunci informan objek pada penelitian ini adalah Kinerja Guru Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Mimika, maka meneliti semua aspek kehidupan guru-guru Sekolah Menengah Atas di Timika Papua.Teknik pengumpulan data yang utama adalah observasi partisipan, wawancara, medalam studi dokumentasi, dan gabungan ketiganya atau triangulasi. Teknik analisis data menggunakan analisis kualitatif model interaktif Miles dan Huberman.
xxii
THE IMPROVEMENT OF HIGH SCHOOL TEACHER’S PERFORMANCE IN MIMIKA REGENCY PAPUA PROVINCE IN 2013
This research aims to identify: 1) The initial condition of professionalism of teacher in Mimika regency Papua; 2) The empowerment of SMA Negeri I Mimika, Advent, dan YPPGI’s teachers done by the Department of Education and Culture in the Mimika Regency; 3) Training of teachers done by Amungme and Kamoro community development agency (LPMAK) in improving the quality of education in Mimika; and 4) The result of the empowerment and training of teachers done by the Department of Education and Culture, LPMAK in improvery the quality of education in Mimika.
This research applied a qualitative method with descriptive exploratory approach, in Mimika regency in the town of Timika. The main research subject is the every principle of the Department of Education and Culture of High Schools in Mimika Regency, Amungme and Kamoro Community Development Agency (LPMAK). Complementary research subject as particular individuals and the key informants the object of this research were the High School Teacher Performance, and Mimika all aspects of the lives of High School Teachers, in Timika Papua.The primary data collection technique are participant observation, interviews, deep documentation study, and combined three or triangulation. Data were analysed by applying qualitative analysis Miles and Huberman interactive model.
1
BAB I
PENDAULUAN
A. Judul Penelitian
Peningkatan kinerja guru sekolah menengah atas (SMA) di Kabupaten
Mimika Provinsi Papua tahun 2013.
B. Latar Belakang
Pentingnya kinerja guru dalam dunia pendidikan khususnya di
kabupaten Mimika Papua. Kinerja guru adalah perilaku atau respon yang
memberi hasil yang mengacu kepada apa yang mereka kerjakan ketika dia
menghadapi suatu tugas. Kinerja tenaga pengajar menyangkut semua
kegiatan atau tingkah laku yang di alami guru, jawaban yang mereka buat,
untuk memberi hasil dan tujuan. Terkadang kinerja guru hanya berupa
respon, tetapi biasanya memberi hasil. Dalam kaitan kinerja guru untuk
meningkatkan kualitas pendidikan pada dasarnya, demikian pula perihal
efektivitas tenaga guru adalah sejauh mana kinerja tersebut dapat
memberikan pengaruh kepada peserta didik dan pada umumnya kepada
masyarakat.
Kinerja guru pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan untuk
membina dan mengembangkan guru profesional yang dilakukan dari guru,
oleh guru, dan untuk guru. Hal ini penting terutama untuk melakukan
2
layanan kepada masyarakat dan meningkatkan kualitas pendidikan melalui
kinerja guru.
Perubahan pola pikir guru tersebut diharapkan dapat menjadi titik
tolak peningkatan kualitas pendidikan di Kabupaten Mimika. Kesiapan
sumber daya manusia yang terlibat dalam proses pendidikan. Guru
merupakan salah satu faktor penentu tinggi rendahnya kualitas hasil
pendidikan. Guru mempunyai posisi strategis maka setiap usaha
peningkatan kualitas pendidikan perlu, memberikan perhatian besar kepada
peningkatan kinerja guru yang baik dalam segi jumlah maupun kualitasnya.
Guru adalah figur manusia sumber yang menempati posisi dan memegang
peran penting dalam pendidikan. Ketika semua orang mempersoalkan
masalah dunia pendidikan figur guru mesti terlibat dalam agenda
pembicaraan terutama yang menyangkut persoalan pendidikan formal di
sekolah. Pendidik atau guru merupakantenaga profesional yang bertugas
merencanakan proses pembelajaran, penilai hasil pembelajaran, melakukan
bimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.
Guru merupakan faktor yang sangat dominan dan paling penting
dalam pendidikan formal dan pada umumnya karena siswa sering guru
dijadikan tokoh teladan bahkan menjadi tokoh identifikasi diri. Di sekolah
guru merupakan unsur yang sangat mempengaruhi tercapainya tujuan
pendidikan selain unsur murid dan fasilitas lainnya. Keberhasilan
3
mempersiapkan peserta didiknya melalui kegiatan belajar mengajar. Namun
demikian posisi strategis guru untuk meningkatkan kualitas hasil pendidikan
sangat dipengaruhi oleh kemampuan profesional guru dan mutu kinerjanya.
Guru adalah orang pertama yang mencerdaskan manusia, orang yang
memberi bekal pengetahuan, pengalaman, dan penanaman nilai-nilai
budaya, agama terhadap anak didik dalam proses pendidikan guru memang
peran penting setelah orangtua dan keluarga di rumah. Di lembaga
pendidikan guru menjadi orang pertama yang bertugas membimbing,
mengajar, dan menilai anak didik mencapai kedewasaan. Untuk mengetahui
perkembangan tersebut membutuhkan profesionalisme guru dalam
menjalankan tugas sebagai guru pengajar dan guru pendidik.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1: “Guru adalah pendidik profesional dengan
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini
jalur pendidikan formal, dasar dan menengah. Tentang kedudukan guru dan dosen pasal 2 ayat (1): “Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga
profesional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan
pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai
dengan peraturan perundang-undangan, di ayat (2) mengatakan bahwa
pengakuan guru sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksud pada
4
Prinsip profesionalitas Pasal 7 ayat (1), profesi guru dan profesi dosen
merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip
sebagai berikut: 1) memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme;
2). memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,
ketaqwaan, dan akhlak mulia; 3) memiliki kualifikasi akademik dan latar
belakang pendidikan sesuai dengan bidang dan tugas; 4) memiliki
kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas; 5) memiliki
tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan; 6) memperoleh
penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja; 7) memiliki
kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara keberlanjutan
dengan belajar sepanjang hayat; 8) memiliki jaminan perlindungan hukum
dalam melaksanakan tugas keprofesionalan; 9)memiliki organisasi profesi
yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan
tugas keprofesionalan guru (Yamin 2011: 198).
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 16 Tahun
2007 tentang Standar Kompetensi Akademik guru dan Kompetensi Guru dijelaskan bahwa: “Kualifikasi akademik guru SD/MI,SMP/MTs, dan
SMA/MA minimum diploma empat (D-4) atau sarjana (S-1)”. (BSNP, 2007c: 6). Dalam PMPN ini juga disebutkan “Guru harus menguasai empat
kompetensi utama, yaitu pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.
Ke-empat kompentensi ini terintegrasi dalam kinerja guru”. (BSNP, 2007c.
8). Kenyataan dari hasil pendidikan di Kabupaten Mimika Papua tentang
5
memperiatinkan, diantaranya adalah kurangnya menguasai landasan
mengajar, kurangnya menekuni ilmu yang diajarkan kurangnya mengenal
dan mengasihi siswa, kurangnya teori motivasi, dan kurangnya mengenal
lingkungan masyarakat.Disisi lain kenerja profesional guru pun
dipersoalkan ketika membicarakan masalah peningkatan kualitas pendidikan
di Papua khususnya Kabupaten Mimika. Kontroversi ideal yang harus
dijalani guru sesuai harapan Undang-undang tentang Sistem Pendidikan
Nasional No 20 Tahun 2003 dengan kenyataan yang terjadi dilapangan
merupakan suatu hal yang perlu dan patut untuk dicermati secara mendalam
tentang faktor penyebab yang munculnya dilema tersebut, sebab hanya
dengan memahami faktor yang berpengaruh terhadap kinerja guru maka
dapat dicarikan alternatif pemecahannya sehingga faktor tersebut, bukan
menjadi hambatan bagi peningkatan kinerja guru melainkan mampu
meningkatkan dan mendorong kinerja guru kearah yang lebih baik sebab
kinerja sebagai suatu sikap dan prilaku dapat meningkat dari waktu ke
waktu.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, pada pasal 28, ayat (3) yang dimaksud dengan kompetensi profesional ialah “kemampuan
penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang
memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional pendidikan”
pendidikan di Papua, kualitas pendidikan dari tingkat dasar sampai dengan
6
mempengaruhi terhadap peningkatan kualitas pendidikan Sekolah Dasar
(SD) sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA), ternyata sama, yaitu
faktor keterbatasan profesionalisme guru, kompetensi guru, pemberdayaan
guru, peningkatan sertifikasi guru.
Kualitas pendidikan belum seperti yang diharapkan. Menurut
(Sukmadinata 2006:203), “Selain masih kurangnya sarana dan fasilitas
belajar adalah faktor guru. Pertama, guru belum bekerja dengan
sungguh-sungguh. Kedua, kemampuan profesional guru masih kurang”. Menurut Sanusi (2007:17), “Guru belum dapat diandalkan dalam berbagai aspek
kinerjanya yang standar, karena ia belum memiliki keahlian dalam isi dari
bidang studi, pedagogik, didaktik, dan metodik, keahlian pribadi dan sosial,
khususnya berdisiplin dan bermotivasi, kerja tim antara sesama guru, dan
tenaga kependidikan lain”.
Rendahnya kualitas pendidikan guru disebabkan oleh beragam faktor.
Pertama, rendahnya kesejahteraan guru. Gaji guru hanya cukup untuk
memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari, sehingga tidak ada alokasi dana
untuk melanjutkan pendidikan. Kedua, rendahnya kualitas kualifikasi, dan
kompetensi guru. Kompetensi guru yang rendah sering menjadi kendala
dalam mendidik. Jika kualitas guru rendah maka mereka akan sulit dan atau
kalah berkompetensi dengan guru yang lebih berkualitas, sehingga berakibat
hilangnya kesempatan untuk meningkatkan kompetensi mereka. Selain itu,
penguasaan guru terhadap materi pelajaran yang diajarkan kepada
7
pendidikan yang lebih tinggi. Keempat, rendahnya motivasi guru untuk
meraih pendidikan yang lebih tinggi. Motivasi yang tinggi dapat
mengalahkan segala kendala yang melekat pada guru.
Menurut UUD Nomor 14 tahun 2005 Pasal 34 (1) Pemerintah dan
pemerintah daerahwajib membina dan mengembangkan kualifikasi
akademik dan kompetensi guru padasatuan pendidikan yang
diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/ataumasyarakat.
(2) Satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat
wajibmembina dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi
guru. (3)Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan anggaran
untuk meningkatkanprofesionalitas dan pengabdian guru pada satuan
pendidikan yang diselenggarakan olehPemerintah, pemerintah daerah,
dan/atau masyarakat.
Selain itu juga Ketentuanumum UUDpasal 1 menyatakan bahwa:
1. Lembaga pendidikan tenaga kependidikan adalah perguruan tinggi
yang diberi tugas oleh pemerintah untuk menyelenggarakan program
pengadaan guru pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan/atau pendidikan menengah, serta untuk
menyelenggarakan dan mengembangkan ilmu kependidikan dan
nonkependidikan.
2. Masyarakat adalah kelompok warga negara indonesia nonpemerintah
8
Menyadari pentingnya proses peningkatan kualitas pendidikan
Kabupaten Mimika Papua, maka Pemerintah Daerah bekerja sama dengan
Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK)
sepakat tingkatkan mutu pendidikan Mimika, LPMAK bersama Dinas
Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Mimika menandatangani
Momerandum of Understanding (MoU) untuk program perbaikan mutu
pendidikan dasar dan menengah di Kabupaten Mimika. Namun sepertinya
pemerintah tidak peduli dengan peningkatan kualitas pendidikan, hal ini
jelas bahwa semenjak tergulirnya otonomi khusus papua tahun 2001
pemerintah Kabupaten Mimika tidak berhasil dalam peningkatan
pendidikan. Fakta saja kita bisa melihat langsung bahwa Permerintah
Mimika tidak pernah mendirikan asrama permanen bagi pelajar dan
mahasiswa di setiap kota studi, pengiriman siswa IPDN di Bandung tidak
sesuai dengan UUD OTSUS, dan tidak ada pembiayaan sisiwa, maupun
mahasiswa perguruan tinggi. Seperti dokter, pilot, guru, teknisi, pengacara
dan lain dalam jumlah volume yang besar. Melalui kerja sama ini LPMAK
dan Pemerintah dapat menjalankan program dengan lebih sinkron, sehingga
tidak terjadi tumpang tindih. Namun beban ini ditanggung oleh LPMAK dan
beberapa Lembaga mitra lainnya guna meningkatkan kualitas pendidikan di
daerah tersebut. Dengan mengambil alih turus berupaya menwujudkan
amanat tersebut melalui berbagai usaha pembangunan pendidikan yang
lebih berkualitas diantaranya sosialisasi pendidikan, pembangunan gedung
9
(pribumi tuju suku), pengiriman siswa di luar Papua dan pengontrakan
guru-guru dan memfasilitasi guru-guru-guru-guru ikut sertifikasi guru-guru. Berbagai upaya telah
dilakukan unuk mengangkat para lulusan SMA di Mimika mampu bersaing
dan melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi dan juga bekerja di
daerahnya sendiri serta dalam ruang lingkup nasional maupun internasional.
Sementara itu menurut Uno (2008) dalam Yamin, Maisah (2010: 87)
tenaga pengajar atau guru merupakan suatu profesi, yang berarti suatu
jabatan yang memerlukan kehalian khusus sebagai guru dan tidak dapat
melakukan oleh sembarang orang di luar bidang pendidikan. Walaupun
pada kenyataannya masih terdapat hal-hal tersebut diluar bidang pendidikan.
Dengan demikian tenaga pengajar dengan kinerjanya adalah menyangkut
seluruh aktivitas yang ditunjukan oleh tenaga pengajar dalam tanggung
jawab untuk mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, dan
memandu peserta didik.
Guru merupakan kunci tenaga profesional yang mempunyai peran
sangat penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional dan
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkhlak mulia, sehat berilmu,
cakap, kreatif, mandiri serta menjadi warga negara yang demokratis dan
tanggung jawab dan bermoral. Peran guru sangat penting dalam
pembentukan karakter dan sikap murid, karena murid membutuhkan contoh
di samping pengetahuan tentang nilai baik-buruknya, benar-salah, dan
10
perannya dalam pengembangan intelektual, emosional, dan spritual murid.
Kualitas guru merupakan komponen penting bagi pendidikan yang sukses
dalam (Mustafah 2011:10). Menurut Killen (1998) pengetahuan
kemampuan, dan kejakinan guru memiliki pengaruh penting terhadap apa
yang dipelajari siswa.
Peningkatan kualitas pendidikan di Mimika Papua ditentukan oleh
kesiapan sumber daya manusia yang terlibat dalam proses pendidikan.
Namun selama ini masyarakat Mimika-Papua merasakan bahwa adanya
ketertinggalan didalam pendidikan baik pendidikan formal maupun
pendidikan nonformal. Hal tersebut diperoleh dari perbandingan kinerja
guru meningkatkan kualitas pendidikan Mimika dan kota-kota lain di Papua
dan pada umumnya di Indonesia. Pendidikan telah menjadi terobosan
meningkatkan kualitas sumber daya manusia Mimika Papua yang tidak
kalah bersaing dengan kualitas sumber daya manusia di kota-kota lain.
Jika profesionalitas guru rendah, maka layak diajukan pertanyaan
tentang profesionalitas guru dan sekolah bagi pencapaian keberhasilan
siswa. Sebab bisa jadi, kecerdasan intelektual, kehidupan keluarga, kawan
bermain, dan kelas sosial siswa yang merupakan faktor penting bagi
pencapaian keberhasilan siswa. Jika guru tidak dapat membuat perubahan
pada peningkatan prestasi siswa, menurut Ornstein (1990), paling tidak
harus ada tiga hal berikut yang harus menjadi perhatian guru. Kebutuhan
minimal untuk fokus pada kompetensi (sebelum mengajar), kebutuhan
11
jawab pada prestasi siswa.Sehingga peran seorang guru profesional itu
mengenalkan siswa tentang pintu dunia menuju keberhasilan serta
menjawab persoalan yang ada di dunia pendidikan dan profesionalistas guru
akan menciptakan kualitas peserta didik yang handal dan siap dipakai dalam
dunia pendidikan maupun di dunia bisnis.
Namun rendahnya kualitas kinerja guru disebabkan oleh beragam
faktor. Faktor yang pertama adalah rendahnya kesejahteraan guru, gaji guru
hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari sehingga tidak
bisa untuk melanjutkan pendidikan demi memperdalami ilmu pengetahuan.
Kedua, rendahnya sertifikasi kompetensi guru. Ketiga, faktor kultur budaya
setempat. Selain itu tampak jelas bahwa masalah yang serius kinerja guru
profesional meningkatkan kualitas pendidikan berbagai jenjang pendidikan
baik, formal maupun informal masih sangat rendah itulah disebabkan
kualitas pendidikan yang menghambat ketersediaan sumber daya manusia
yang mempunyai kenterampilan dan keahalian untuk memenuhi
pembangunan Kabupaten Mimika diberbagai bidang masih terlantar.
Dengan demikian peneliti akan mengeksplorasi kinerja guru SMA untuk
beberapa indikator antara lain yaitu bagimana kondisi awal profesionalisme
guru-guru di Kota Mimika, bagaimana pembinaan peran pemerintah daerah
dan lembaga pengembangan masyarakat Angmungme dan Kamoro dalam
meningkatkan kualitas pendidikan di Kabupaten Mimika, serta bagimana
upaya pemberdayaan guru-guru SMA Kota Mimika dan, hasil bagimana ada
12
masalah di atas maka penulis akan berfokus pada masalah-masalah yang
dihadapi oleh masyarakat kabupaten Kota Mimika dengan berdasarkan
hasil sosialisasi pendidikan. Maka berdasarkan penjelasan di atas peneliti
akan meneliti dengan judul penelitian merumuskan judul proposal
(Peningkatan Kinerja Guru SMA Di Kabupaten Mimika Provinsi Papua).
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah kinerja guru SMA untuk
meningkatkan kualitas pendidikan di Kabupaten Kota Mimika Papua. Untuk
itu, faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru SMA perlu dipandang
untuk dipelajari, ditelaah dan dikaji secara mendalam agar dapat
memberikan gambaran yang jelas faktor yang mempengaruhi kinerja guru
SMA tersebut adalah bagimakondisi awal kompetensi profesionalisme
guru, bagimana peminaan pemberdayaan guru-guru di Kota Mimika dan
fasilitas sekolah, dukungan seluruh lapisan masyarakat, dukungan
pemerintah daerah, juga pembinaan dukungan lembaga pengembangan
masyarakat Angmungme dan Kamoro (LPMAK) dalam meningkatkan
kualitas pendidikan di Mimika, selain itu ada juga pengaruh geografis,
pengaruh lingkungan dan rendahnya pemahaman tentang pentingnya
pendidikan.
Namun peneliti hanya meneliti tentang kinerja guru dalam
meningkatkan kualitas pendidikan di Kabupaten Mimika Provinsi Papua
13
kompetensi profesionalisme guru di Mimika, serta bagaimana pembinaan
pemberdayaan guru-guru SMA, dan bagimana upaya pembinaan Lembaga
Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro meningkatkan
kemampuan kinerja profesionalisme guru di Kota Mimika Provinsi Papua
serta bagimana hasil peningkatan kualitas pendidikan di Kota Mimika.
Peneliti akan meneliti beberapa guru dari beberapa sekolah pada Sekolah
Menengah Atas (SMA), di Kota Mimika. Dan Disini tidak ada pembatasan
masalah tentang peningkatan kinerja guru sekolah menengah atas di kota
Mimika, dan penelitian ini meneliti secara eksploratif atau deskriptif
kualitatif.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka peneliti merumusan
masalahnya sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi awal profesionalisme guru di Kabupaten Mimika
Papua?
2. Bagaimana pemberdayaan guru-guru SMA Negeri I Mimika, Advent,
dan YPPGI oleh Dinas Pendidikan dan kebudayaan di Kabupaten
Mimika?
3. Bagaimana pembinaan guru-guru oleh lembaga pengembangan
Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) dalam meningkatkan
kualitas pendidikan di Mimika?
4. Bagaimana hasil pemberdayaan dan pembinaan oleh Dinas P dan K,
14
E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel dalam penelitian ini adalah kinerja guru SMA. Kinerja guru
yang dimaksud adalah unjuk kinerja guru yang ditunjukkan dalam
penampilan, nilai dan sikap guru dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.
Sehubungan dengan pengertian tersebut, penilaian kinerja guru dapat
diartikan sebagai suatu upaya memperoleh gambaran tentang pengetahuan,
ketrampilan, nilai, dan sikap guru dalam melaksanakan tugas dan fungsinya,
yang ditunjukkan dalam penampilan, perbuatan, dan prestasi kerjanya
(Mulyasa, 2013:88).
Guru sekolah menengah atas kabupaten kota Mimika-Papua menjadi
masalah, maka penelitian ini akan mengarahkan ke sana, dalam arti
masalah apa yang terjadi pada guru-guru sekolah menengah atas di Kota
Mimika. Tujuannya adalah bagimana guru-guru yang bertugas di Kota
Mimika benar-benar berkompeten dalam bidangnya masing-masing
dengan mampu meningkatkan dan menciptakan perubahan-perubahan
melalui pendidikan sekolah menengah atas tersebut.
Untuk menghindari salah pengertian atau penafsiran terhadap
istilah-istilah yang terdapat dalam penelitian ini, maka perlu diberikan penegasan
definisi operasional yang berhubungan dengan istilah-istilah yang
dimaksud, sebagai berikut:
1. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
15
mengevaluasi peserta didik pada SMA, dalam hal ini guru SMA di
Kota Mimika.
2. Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang
memerlukan keahlian, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu
dan kompetensi tertentu serta memerlukan pendidikan profesi yang
dipersyaratkan.
3. Kompetensi guru adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan
prilaku yang harus miliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam
melaksanakan tugas keprofesionalannya.
4. Kinerja guru adalah kemampuan pencapaian hasil kerja atau unjuk
kerja yang dilakukan oleh guru SMA negeri maupun swata dalam
melaksanakan kompetensi tugasnya, dalam hal ini mempersiapkan dan
melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar serta menilai hasil
evaluasi belajar siswa.
F. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini merupakan hal pokok yang harus ada dan harus
ditetapkan terlebih dahulu, sebelum seseorang melakukan kegiatan tertentu
yang terdiri dari beberapa tahap yang sering berhubungan atau sama lainnya
dalam memecahkan masalah yang sedang diteliti. Dalam penelitian yang
16
Kabupaten Mimika provinsi Papua, mengenai kualitas pendidikan. Dengan
demikian tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengeksplorasikan bagimana kondisi awal kompetensi
profesionalisme guru Sekolah menengah atas di Kota Mimika Provinsi
Papua tahun 2013.
2. Untuk mengetahui bagaimana pemberdayaan dari Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan dalam meningkatkan profesionalisme guru SMA di
kota Mimika tahun 2013.
3. Untuk mengetahui bagimana pembinaan oleh Lembaga
Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) dalam
meningkatkan kualitas pendidikan di Mimika Papua.
4. Untuk menjelaskan bagimana hasil pemberdayaan dan pembinaan
guru-guru oleh Dinas Pendidikan dan kebudayaan lembaga
Pengembangan masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) dalam
meningkatkan kualitas pendidikan sekolah menengah Atas di Kota
Mimika.
G. Manfaat Penelitian
Adapun kegiatan yang dilakukan oleh peneliti selalu ada
kegunaannya, demikian juga dengan penelitian yang peneliti akan
melakukan penelitian, di SMA Kabupaten Mimika Provinsi Papua guru
memberikan informasi kepada berbagai pihak yang membutukan
17
1. Secara teoritis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam
pengembangan pengetahuan yang berkaitan dengan tinjuan kinerja guru
SMA yang baik untuk menemukan konsep atau teori-teori yang berkaitan
dengan tinjauan kenerja guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan
kinerja guru profesional yang bermanfaat bagi upaya peningkatan kualitas
pendidikan di sekolah menengah atas.
2. Secara praktis
a. Untuk Guru
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk mengevaluasi
pelaksanaan kegiatan mengajar, memperbaiki kinerja guru, dan
meningkatkan kompentensi keprofesionalisme guru. Dan juga
mengembangkan ilmu pengetahuan yang lebih dalam sesuai dengan
bidang studi masing-masing.
b. Untuk Dinas Pendidikan Kabupaten Mimika
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi terhadap
tingkat kinerja guru sebagai dampak dari keberhasilan atau kegagalan
yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan untuk menilai sejauh mana
pencapaian kinerja atau proses pembelajaran di sekolah kearah
pencapaian kualitas pendidikan di Kabupaten Mimika Provinsi Papua.
Dan masukan dalam membuat keputusan mengenai penempatan guru,
18
kualias pendidikan. Dan juga pemerintah daerah berfokus sehingga
kualiatas pendidikan akan lebih baik dan bersaing dengan kota-kota
lainnya.
c. Untuk Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan
Kamoro
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai tolak ukur tentang kondisi
kinerja guru, untuk dijadikan sebagai bahan evaluasi dalam rangka
peningkatan kinerja guru melalui fasilitasi sertifikasi guru, sesuai
dengan visi-misi biro pendidikan yang ingin tercapai, dan dapat
mendorong untuk menggangkat kualitas pendidikan di Kabupaten
Mimika.
d. Untuk Peneliti Selanjutnya
Penelitian merupakan kegiatan usaha yang mengembangkan. Usaha
yang membutuhkan waktu dan sangat bermanfaat bagi mahasiswa
yang semangat dalam rangka meraih cita-citanya. Maka jadilah
peneliti baik dan memberikan informasi-informasi yang terbaik dari
hasil penelitian berikut yang akan menjelaskan kondisi pendidikan di
Kabupaten Mimika nantinya dan miliki keterampilan-keterampilan
lebih khususnya dalam penelitian dibidang apapun, karena data dan
fakta yang peneliti temukan dapat bermanfaat bagi generasi yang
19
e. Bagi Penulis
Bagi penulis dalam kegiatan penelitian ini diharapkan dapat
menambah pengetahuan pada penulis dibidang penelitian dan dapat
memecahkan masalah-masalah yang penulis ingin menyampaikan
informasi kepada semua pihak yang peduli tehadap pendidikan dalam
hal ini tentang kondisi pendidikan di seluruh Provinsi Papua dan
Provinsi Papua Barat khususnya Kabupaten Mimika. Dengan latar
belakang ini penulis memohon agar dapat membantu penulis dalam
hal kegiatan penelitian sehingga dapat memberi informasi kepada
20
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Profesionalisme Guru
1. Profesi Guru
Kata profesi indentik dengan kata kehalian, demikian juga Javis
(1983) dalam Yamin (2011:3) mengartikan seseorang yang melakukan tugas
profesi juga sebagai seorang yang ahli (expert). Pada sisi lain profesi
mempunyai pengertian seseorang yang menekuni pekerjaan berdasarkan
keahlian, kemampuan, teknik, dan prosedur berdasarkan intelektualitas. Hal
demikian padat dibaca pula pendapat Volmer dan Mills (1966), McCully
(1969), dan Kommer (dalam Sagala, 2000:195-196), mereka sama-sama
mengartikan profesi sebagai spesialisasi dari jabatan intelektual yang
diperoleh melalui studi dan traning, bertujuan menciptakan keterampilan,
pekerjaan yang bernilai tinggi, sehingga keterampilan dan pekerjaan itu
diminati, disenangi oleh orang lain, dan dia dapat melakukan pekerjaan itu
dengan mendapat imbalan berupa bayaran, upah, dan gaji (payment).
Berbagai pengertian profesi di atas menimpulkan makna, bahwa
profesi yang dipandang oleh tenaga kependidikan atau guru, adalah sesuatu
pekerjaan yang membutuhkan pengetahuan, kenterampilan, kemampuan,
keahlian, dan kedisiplinan untuk menciptakan anak memiliki prilaku sesuai
21
Profesi ialah suatu jabatan atau pekerjaan biasa seperti halnya dengan
pekerjaan-pekerjaan lain. Tetapi itu harus diterapkan kepada masyarakat
untuk untuk kepentingan masyarakat umum, bukan untuk kepentingan
individual, kelompok, atau golongan tertentu. Dalam melaksanakan
pekerjaan itu harus melalui norma-norma itu. Orang yang melakukan
pekerjaan profesi itu harus ahli, orang yang sudah memiliki daya pikir, ilmu
dan kenterampilan yang tinggi. Disamping itu ia juga dituntut dapat
mempertanggung-jawabkan segala tindakan dan hasil karyanya yang
menyangkut profesi itu.
Pengembangan profesi guru memiliki hubungan fungsional dan
pengaruh terhadap kinerja guru karena memperkuat kemampuan profesional
guru dalam melaksanakan pekerjaan. Pola pengembangan profesi yang
dapat dilakukan antara lain 1) program tugas belajar, 2) program sertifikasi
dan 3) penempatan dan workshop. Pengembagan seperti ini mampu
menempatkan guru dalam bekerja secara baik. Kerena sangat tidak mungkin
seorang guru yang memiliki pengetahuan sangat sempit dan menghasilkan
dan memberikan pencerahan kepada siswa yang baik. Jika seorang guru
memiliki pendidikan yang baik maka ada kemungkinan dalam bekerja akan
selalu mempertahankan dan memperhatikan profesionalismenya karena
merasa malu dengan guru yang lain yang berpendidikan rendah tetapi
kinerjaanya lebih baik. Perasaan ini memupuk dan mengacu guru untuk
22
2. Profesional Guru
Guru yang profesional dipersyaratkan mempunyai: (1) Dasar ilmu
yang kuat sebagai pengetahuan terhadap masyarakat teknologi dan
msyarakat ilmu pengetahuan, (2)Penguasaan kiat-kiat profesi berdasarkan
riset dan praksis pendidikan yaitu ilmu pendidikan sebagai ilmu praktis
bukan hanya merupakan konsep-konsep belaka. Pendidikan merupakan
proses yang terjadi di lapangan dan bersifat ilmiah, serta riset pendidikan
hendaknya diarahkan pada praktis pendidikan masyarakat,
(3) Pengembangan kemampuan profesional berkeseimbangan, profesi
merupakan profesi yang berkembang turus menerus dan berkesinambungan
antara LPTK dengan praktek pendidikan. Kekerdilan profesi guru dan ilmu
pendidikan disebabkan terputusnya program preservice dan inservice karena
pertimbangan birokrasi yang kaku atau manajemen pendidikan yang lemah.
3. Profesionalisme Guru
Profesionalisme berasal dari Bahasa Inggris profesionalism yang
secara Leksikal berarti sifat profesional. Profesionalisme mengacu kepada
sikap dalam bentuk komitmen dari para anggota suatu profesi.
Menurut akadum bahwa ada lima penyebab rendahnya
profesionalisme guru yaitu: (1). Masih banyak guru yang tidak menekuni
23
norma dan etika profesi keguruan, (3). Pengakuan terhadap ilmu pendidikan
dan keguruanan masih stengah hati dari pengambilan kebijakan dan
pihak-pihak terlibat. Hal ini terbukti dari masih belum mantapnya kelembagaan
pencetak tenaga keguruan dan kependidikan, (4). Masih belum smooth-nya
perbedaan pendapat tentang proporsi materi ajar yang diberikan kepada
calon guru, (5). Masih belum berfungsi PGRI sebagai organisasi profesi
yang berupaya secara maksimal peningkatan profesionalisme anggotanya.
Menurut ketentuan umum pasal 1 Undang-undang kompetensiadalah
seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki,
dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan. Dalam profil guru terdapat empat kompetensi yang
mendasar yakni:
1. Kompetensi pedagogik
2. Kompetensi profesional
3. Kompetensi pribadi dan
4. Kompetensi sosial
Menurut Sardiman (dalam Yamin, Dan Maisah 2010:12) yang ada
kompetensi guru yang merupakan profil kemampuan dasar bagi seorang
guru:
1. Menguasahi bahan
Sebelum guru tampil di depan kelas mengelola interaksi
24
dikontrakkan dan sekaligus bahan-bahan apa yang mendukung jalannya
proses belajar-mengajar.
2. Mengelola program belajar-mengajar
Guru yang kompeten, harus juga mampu mengelola program
belajar-mengajar. Dalam hal ini ada beberapa langkah yang harus ditempuh
oleh guru.
3. Mengelola kelas
Untuk mengajar suatu kelas, guru dituntut mampu mengelola kelas,
yakni menyediakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya proses
belajar-mengajar. Kalau belum kondusif, guru-guru harus berusaha
se-optimal mungkin untuk membenahinya. Oleh karena itu kegiatan mengelola kelas akan menyangkut “mengatur tata ruang kelas yang
memadai untuk pembelajaran” dan menciptakan iklim belajar-
mengajar yang serasi.
4. Mengunakan media atau sumber
Ada beberapa langkah yang harus diperhatikan oleh guru dalam
menggunakan media, yaitu:
a. Mengenal, memilih dan menggunakan sesuatu media. Hal ini perlu
selektif, karena dalam menggunakan suatu media itu juga harus
mempertimbangkan komponen-komponen yang lain dalam proses
25
b. Membuat alat-alat bantu pelajaran yang menimbulkan berbagai
penafsiran yang berbeda.
c. Memggunakan mengelola laboratorium dalam rangka proses
pembelajaran. Misalnya untuk kegiatan penelitian, eksperimen, dan
lain-lain.
d. Menggunakan buku pegangan/ buku sumber. Buku sember perlu
lebih dari satu dan kemudian ditambah buku-buku lain yang
menunjang.
e. Menggunakan perpustakaan dalam proses belajar-mengajar. Bahkan
dalam hal ini juga dituntut dapat mengelola perpustakaan agar dapat
memberikan kemudahan bagi anak didiknya.
f. Menggunakan unit microteaching dalam program pengalaman
lapangan. Hal ini menempati posisi yang cukup strategis.
g. Menguasai landasan-landasan pendidikanPendidikan adalah
serangkaian usaha untuk pengembangan bangsa. Pengembangan
bangsa dapat diwujutkan secara nyata dengan usaha menciptakan
ketahanan nasional dalam rangka mencapai cita-cita bangsa.
5. Mengelola interaksi belajar-mengajar.
Lima kompetensi sebagaimana telah diuraikan di atas adalah
merupakan dasar dan sarana pendukung bagi guru dalam melakukan
26
6. Untuk memperlancar kegitan pengelolaan intraksi belajar-mengajar,
diperlukan kegiatan sarana-sarana pendukung yang lain, termasuk
antara lain mengetahui prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran.
7. Mengenal fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan di sekolah.
Dalam tugas dan perannya di sekolah guru juga sebagai pembimbing
ataupun konselor/ penyuluh. Itulah sebabnya guru harus mengenal
fungsi dan program layanan bimbingan dan penyuluhan di sekolah serta
harus menyelenggarakan program layanan bimbingan di sekolah, agar
kegiatan interaksi belajar-mengajarnya bersama para siswa menjadi
lebih tepat dan produktif.
8. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah.
Guru di sekolah disamping berperan sebagai pengajar, pendidik dan
pembimbing juga sebagai administrator. Dengan demikian maka guru
harus mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah. Hal ini
sebagai upaya pemuasan layanan terhadap para siswa.
9. Memahami prisip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan
guna keperluan pengajaran.
Pendapat di atas senada dengan apa yang di kemukakan oleh
Churmain 2008 dalam (Yamin, Dan Maisah 2010:15) mengemukakan
sepuluh kemampuan dasar guru seperti (1) menguasai bahan pelajaran; (2)
mengelola program belajar mengajar; (3) mengelola kelas; (4)
menggunakan media sumber; (5) menguasai ladasan-landasan pendidikan;
27
kepentingan pengajaran; (8) mengenal fungsi dan program pelayanan
bimbingan dan penyuluhan; (9) mengenal dan menyelengarakan
administrasi sekolah; dan (10) memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan
hasil-hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran.
Bertugas sebagai pendidik dan pembimbing anak didik dalam rangka
pengabdian kepada masyarakat, nusa dan bangsa, guru juga harus
memahami hal-hal yang berkaitan dengan penelitian.
Untuk lebih jelasnya rincian komponen kompetensi guru menurut
Majid yang dikutip Sardiman kemudian (dalam Yamin, dan Maisah
2010:15-18) dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.1 Kompetensi Dan Indikator Kompetensi
Kompetensi Pengelolaan Pembelajaran Kompetensi Indikator
1. Penusunan rencana pembelajaran
1. Mampu mendeskripsikan tujuan/ kompetensi
pembelajaran
2. Mampu memlih/ menentukan materi 3. Mampu mengorganisir materi
4. Mampu menentukan metode/ strategi pembelajaran 5. Mampu menentukan sumber belajar/ media/ alat
4. Mampu mengunakan bahasa yang komunikatif 5. Mampu menggunakan bahasa yang komunikatif 6. Mampu motivasi siswa
7. Mampu mengorganisasi kegiatan
8. Mampu berinteraksi dengan siswa secara komunikatif
28
1. Mampu memilih soal berdasarkan tingkat kesuksesan
2. Mampu memilih soal berdasarkan tingkat pembeda.
3. Mampu memperbaiki soal yang tidak valid. 4. Mampu memeriksa jawaban.
5. Mampu mengklasifikasi hasil-hasil penelitian. 6. Mampu mengelolah dan menganalisis hasil
penilaian.
7. Mampu membuat mengelolah hasil penilaian. 8. Mampu membuat interpretasi kecederungan
hasil penilaian.
9. Hasil mampu korelasi antar soal berdasarkan penilaian.
10.Mampu mengidentifikasi tingkat variasi hasil penilaian
11.Mampu menyimpulkan dari hasil penilaian secara jelas dan logis.
4. Pelaksaan tindak lanjut hasil penilaian
1. Menyusun laporan tidak lanjut hasil penilaian 2. Mengklasifikasikan kemampuan siswa
3. Mengindentifikasi kebutuhan tidak lanjut hasil penilaian
4. Melaksanakan tidak lanjut 5. Mengevaluasi hasil tidak lanjut
6. Menganalisis hasil evaluasi program tidak lanjut hasil penilaian.
2. Mengalih bahasan buku pelajaran/ karya ilmiah
29
13. Mengikuti pelatihan kualifikasi 14.Mengikuti pendidikan kualifikasi pendidikan dalam hal proses dan hasil pendidikan
6. Membangun sisten yang menunjukkan keterkaitan pendidikan dan luar sekolah
7. Penguasaan
bahan kajian akademik
1. Memahami struktur pengetahuan 2. Menguasai subtansi materi
3. Menguasai subtansi kekuasaan sesuai dengan jenis pelayanan yang dibutuhkan siswa
B. Tinjauan Kompetensi Guru
Menyangkut berbisacara profil guru sebernarnya kompetensi itu
sendiri. Dalam profil guru terdapat empat kompetensi yang mendasar yakni:
30 2) Kompetensi pedagogik
3) Kompetensi sosial dan
4) Kompetensi pribadian.
1. Kompetensi profesional
Kompetensi profesional mengacu pada pengertian kemampuan
penguasaan materi secara luas dan mendalam yang memungkinkan
membimbing peserta didik/ siswa memenuhi standar kompetensi yang
ditetapkan Standar Nasional Pendidikan. Kompetensi profesional perlu
dimiliki oleh seorang guru, sehingga selayaknya menjadi bahan/ materi ajar
(Agung 2012: 101-108). Menghasilkan guru kompetensi & profesional
selain itu sejumlah aspek yang perlu diperhatikan dalam proses pendidikan
diantaranya:
1) Kode etik profesi
Profesi guru merupakan pekerjaan/ jabatan yang memerlukan
kemampuan intelektual khusu, kehalian dan kentrampilan untuk melayani
dan memberikan advice pada orang lain dengan memperoleh upah atau gaji
dalam jumlah tertentu. Eksplisit, profesi berarti pekeerjaan yang
memerlukan kompetensi khusus dan kemampuan intelektual tinggi berupa
penguasan yang didasari pengetahuan tertentu. Karasteristik profesi
mengacu pada kemampuan intelektual yang diperoleh melalui pendidikan,
memiliki pengetahuan spesialisasi, memiliki pengetahuan peraktis yang
31
yang dapat dikomunikasikan, memiliki kemampuan dan kapasitas
mengorganisasikan kerja secara mandiri, mementingkan kepentingan orang
lain, memiliki kode etik, memiliki sangsi dan tanggung jawab komunitas,
serta mempunyai sistem upah dan budaya profesional.
Dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 (pasal 7 ayat 1)
ditegaskan, bahwa profesi guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang
memerlukan prinsip-prinsip profesional, yaitu: (i). memiliki bakat, minat,
panggilan jiwa dan idealisme; (ii) memiliki kualifikasi pendidikan dan latar
belakang pendidikan sesuai dengan bidang dan tugasnya; (iii) memiliki
kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugasnya; (iv)
mengetahui kode etik profesi; (v) memiliki hak dan kewajiban dalam
melaksanakan tugas; (vi) memperoleh penghasilan yang yang ditentukan
sesuai dengan prestasi kerjanya; (vii) memiliki kesempatan untuk
mengembangkan profesi secara berkelanjutan; (viii) memperoleh
perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas profesionalnya; dan (ix)
memiliki organisasi profesi yang berbadan hukum.
Secara sederhana dapat dikatakan, bahwa seorang guru yang
menjalankan profesinya dengan dilandasi norma-norma yang berlaku secara
benar disebut profesional. Profesi yang didasar atas kehalian, pengetahuan
dan kode etik tertentu sering desebut dengan profesionalme. Dalam kaitan
itu banyak pihak berpendapat, bahwa profesionalisme guru merupakan suatu
hal yang cukup penting diperhatikan. Artinya, agar guru menjalankan
32
keahlian, dan keterampilan yang memandai, serta didasari atas kode etik
guru.
2) Pengembangan penguasaan materi
Ilmu pengetahuan teknologi mengalami perkembangan yang pesat,
yang mau tidak mau menuntut guru untuk mengembangkan penguasaan
materi oleh guru terkait dengan mata pelajaran yang diampunya.
Perkembangan ini baru dapat dilakukan guru apabila dirinya turus-menerus
mewujudkan kemauan, kemampuan, dan upaya mencari, menemukan, dan
mengembangkan wawasan dan pengetahuan dari dari berbagai sumber.
Melalui penguasan itu guru pun akan berusaha untuk meningkatkan bahan/
materi ajar dalam pelaksanaan tugas pembelajaran. Guru yang kurang
memperlihatkan kemampuan mengembangkan penguasaan materi
cenderung terjebak kedalam pola dan materi ajar yang tidak memahami
perubahan, menonton, menjenuhkan, dan kurang membangkitkan gairah
belajar peserta didiknya. Bukan itu semata, guru yang kurang mampu
mengembangkan penguasaan materi akan mengalami ketertinggalan
per-kembangan iptek, sehingga tidak mustahil akan mempengaruhi pengelolaan
pembelajaran yang diisi dengan teori, konsep, dan lain-lainnya yang sudah
usang.
3) Pengembangan penguasaan kompentensi mata pelajaran
Kompetensi guru bukan merupakan suatu kondisi yang statis,
melainkan dinamis dalam arti mengandung harapan untuk dikembangkan
33
mata pelajaran yang diampu oleh seorang guru tidak hanya mencakup
materi semata, tetapi segenap hal yang berhubungan dengan pelaksaan tugas
pembelajaran, berupa mamfaat metode, teknologi pembelajaran, dan
lain-lainnya. Dalam lingkup makna kompetensi di sini, tetapi juga kepribadian,
profesional, dan sosial.
Salah satu pendukung pengembangan penguasaan kompetensi adalah
penelitian tindakan kelas (PTK). PTK dapat dilakukan seorang guru dengan
membatasi pada objek kajian tertentu terkait dengan pelaksaan tugas
pembelajaran, mulai dari pemberian perhatian pada peserta didik, materi
pembelajaran, pengembangan dan penguasaan metode pembelajaran tertentu
dan sebagainya. Penguasaan dan penerapan PTK pada dasarnya dapat
menjadi pintu masuk bagi guru dalam upaya pengembangan kompetensi dan
profesional kerja.
4) Pengembangan materi/ bahan ajar
Pada dasarnya pekembangan materi/ bahan ajar oleh guru dipengaruhi
penguasaan teori terhadap mata pelajaran yang diampunya. Seorang guru
akan terkedala mengembangkan materi/ bahan ajar dalam pembelajaran
apabila tidak diimbangi dengan penguasaan teori yang memadai.
Sebaliknya, penguasaan materi cenderung kurang memberikan dampak
positif terhadap hasil belajar peserta didiknya, apabila guru kurang mampu
mengembangkannya dalam pengelolaan pembelajaran, melainkan diduga
hanya akan menghasilkan pembelajaran dan hasil belajar yang
34 5) Pengembangan diri (potensi)
Dalam meneliti jenjang karir profesi guru, seorang guru diwajibkan
untuk memenuhi persyaratan angka kredit yang ditentukan fenomena yang
muncul, masih banyak guru di jenjang pendidikan dasar dan menengah
mengalami kesulitan dalam memenuhi angka kredit untuk kenaikkan
golongan atau kepangkatan. Bahkan dalam menyiapkan materi/ bahan ajar,
banyak guru yang mengambil jalan pintas dengan cara meng-copypaste
milik rekan sejawat dari bidang studi yang sama ataupun yang diperoleh
dari KKG/MGMP. Kemandirian akan kreatifitas guru tidak tampak dalam
pengembangan materi/ bahan ajar, padahal apa yang disalinnya itu belum
tentu sesuai dan dapat diterapkan dalam pelaksanaan tugas pembelajaran.
Menurut (Yamin, dan Maisah, 2010:10) kompetensi profesional
merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam,
yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan
subtansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap
struktur dan metodologi keilmuan. Setiap sub-kompetensi tersebut memiliki
indikator esensial sebagai berikut:
1. Sub-kompetensi menguasai subtansi keilmuan yang terkait dengan
bidang studi memiliki indikator esensial; memahami struktur, konsep,
dan metode keilmuan yang menaungi atau koheren dengan materi ajar;
memahami hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; dan
35
2. Sub-kompetensi menguasai struktur dan metode keilmuan memiliki
indikator esensial; menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian
kritis untuk memperdalam pengetahuan/ materi dibidang studi secara
profesional dalam konteks global.
Secara ringkas kompetensi guru dapat digambarkan sebagai berikut:
Profesional:
1. Konsep struktur dan metode keilmuan/ teknologi/ seni yang
menaungi/ koheren dengan materi ajar
2. Materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah
3. Hubungan konsep antar mata pelajaran terkait
4. Penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari dan
5. Kompetensi secara profesional dalam konteks global dengan tetap
melestarikan nilai dan budaya nasional.
Menurut Sanusi (1990) sepuluh kemampuan dasar guru sebagai
standar unjuk kerja guru. Yamin, Dan Maisah yang dikutip Sanusi,
merincikan kesepuluh kemampuan dasar itu menjadi 17 gugus pengetahuan
dan penguasaan teknik dasar profesional, yang kemudian dibagikannya
menjadi tiga gugus kemampuan profesional, dan terbagi jenis kegiatan
37
Berbicara soal kedudukan guru sebagai tenaga profesional, akan lebih
tepat kalau diketahui terlebih dahulu mengenai maksud kata profesi.
Pengertian profesi memiliki banyak konotasi, salah-satu diantaranya
pendidikan, termasuk guru. Secara umum profesi diartikan sebagai
pekerjaan yang memerlukan pendidikan lanjutan di dalam ilmu dan
teknologi yang digunakan sebagai perangkat dasar untuk diimplementasikan
dalam berbagai kegiatan yang bermanfaat. Dalam aplikasinya, menyangkut
aspek-aspek yang lebih bersifat mental dari pada yang besifat manual work.
Pekerjaan profesional akan senantiasa menggunakan teknik dan prosedur
yang bepijak pada landasan intelektual yang harus dipelajari secara sengaja,