• Tidak ada hasil yang ditemukan

RESUME TENTANG LOGIKA HUKUM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "RESUME TENTANG LOGIKA HUKUM"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENALARAN DAN ARGUMENTASI HUKUM

RESUME TENTANG LOGIKA HUKUM

ANAK AGUNG GEDE ROMI ANTIKA 1416051179

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2017

(2)

1. Logika Secara Umum

Logika adalah hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Kata Logika berasal dari Yunani kuno λόγος (logos) yang juga merupakan salah satu cabang ilmu filsafat. Sebagai sebuah ilmu, logika disebut dengan logike episteme (bahasa Latin: logica scientia) atau ilmu logika (ilmu pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk berpikir secara lurus, tepat, dan teratur. Para ahli telah mendefinisikan beberapa pengertian logika diantaranya menurut Aristoteles Pengertian logika adalah ajaran tentang berpikir yang secara ilmiah membicarakan bentuk pikiran itu sendiri dan hukum-hukum yang menguasai pikiran. Menurut Soekadijo, (1983-1994: 3) Pengertian Logika menurut Soekadijo adalah suatu metode atau teknik yang diciptakan untuk meneliti ketepatan nenalar.

Logika merupakan cabang filsafat yang bersifat praktis berpangkal pada penalaran, dan sekaligus juga sebagai dasar filsafat dan sebagai sarana ilmu. Dengan fungsi sebagai dasar filsafat dan sarana ilmu karena logika merupakan “jembatan penghubung” antara filsafat dan ilmu, yang secara terminologis logika didefinisikan: Teori tentang penyimpulan yang sah. Penyimpulan pada dasarnya bertitik tolak dari suatu pangkal-pikir tertentu, yang kemudian ditarik suatu kesimpulan. Penyimpulan yang sah, artinya sesuai dengan pertimbangan akal dan runtut sehingga dapat dilacak kembali yang sekaligus juga benar, yang berarti dituntut kebenaran bentuk sesuai dengan isi. Logika sebagai teori penyimpulan, berlandaskan pada suatu konsep yang dinyatakan dalam bentuk kata atau istilah, dan dapat diungkapkan dalam bentuk himpunan sehingga setiap konsep mempunyai himpunan, mempunyai keluasan. Dengan dasar himpunan karena semua unsur penalaran dalam logika pembuktiannya menggunakan diagram himpunan, dan ini merupakan pembuktian secara formal jika diungkapkan dengan diagram himpunan sah dan tepat karena sah dan tepat pula penalaran tersebut.

Secara etimologis, logika adalah istilah yang dibentuk dari kata logikos yang berasal dari kata benda logos. Kata logos berarti: sesuatu yang diutarakan, suatu pertimbangan akal (fikiran), kata, atau ungkapan lewat bahasa. Kata logikos berarti mengenai sesuatu yang diutarakan, mengenai suatu pertimbangan akal, mengenai kata, mengenai percakapan atau yang berkenaan dengan ungkapan lewat bahasa. Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa logika adalah suatu pertimbangan akal atau pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Sebagai ilmu, logika disebut logike episteme atau dalam bahasa

(3)

latin disebut logica scientia yang berarti ilmu logika, namun sekarang lazim disebut dengan logika saja. Definisi umumnya logika adalah cabang filsafat yang bersifat praktis berpangkal pada penalaran, dan sekaligus juga sebagai dasar filsafat dan sebagai sarana ilmu.

2. Macam – Macam Logika

Macam-macam Logika menurut The Liang Gie (1980) dalam Adib (2010: 102-104) : - Logika dalam pengertian luas dan sempit = Dalam arti sempit logika dipakai searti

dengan logika deduktif atau logika formal. Sedangkan dalam arti luas, pemakaiannya mencakup kesimpulan-kesimpulan dari berbagai bukti dan tentang bagaimana sistem penjelasan disusun dalam ilmu alam serta meliputi pula pembahasan mengenai logika itu sendiri.

- Logika Deduktif dan Induktif = Logika Deduktif mempelajari asas-asas penalaran yang bersifat deduktif, yakni suatu penalaran yang menurunkan suatu kesimpulan sebagai kemestian dari pangkal pikirnya sehingga bersifat betul menurut bentuknya saja.

Sedangkan Logika Induktif mempelajari asas-asas penalaran yang betul dari sejumlah hal khusus sempai pada kesimpulan umum yang bersifat boleh jadi (probability).

- Logika Formal (Minor) dan Material (Mayor) = Logika Formal atau disebut juga Logika Minor mempelajari asas, aturan atau hukum-hukum berfikir yang harus ditaati, agar orang dapat berfikir dengan benar dan mencapai kebenaran. Sedangkan Logika Material atau Mayor mempelajari langsung pekerjaan akal serta menilai hasil-hasil logika formal dan mengujinya dengan kenyataan praktis yang sesungguhnya, mempelajari sumber-sumber dan asalnya pengetahuan, alat-alat pengetahuan, proses terjadinya pengetahuan, dan akhirnya merumuskan metode ilmu pengetahuan itu.

- Logika Murni dan Terapan = Logika Murni merupakan pengetahuan mengenai asas dan aturan logika yang berlaku umum pada semua segi dan bagian dari pernyataan-pernyataan dengan tanpa mempersoalkan arti khusus dalam sesuatu cabang ilmu dari istilah pernyataan yang dimaksud. Logika Terapan adalah pengetahuan logika yang diterapkan dalam setiap cabang ilmu, bidang-bidang filsafat, dan juga dalam pembicaraan yang menggunakan bahasa sehari-hari.

- Logika Filsafati dan Matematik = Logika Filsafati merupakan ragam logika yang punya hubungan erat dengan pembahasan dalam bidang filsafat, seperti logika kewajiban dengan etika atau logika arti dengan metafisika.Sedangkan Logika Matematik menelaah penalaran yang benar dengan menggunakan metode matematik serta bentuk lambang yang khusus dan cermat untuk mengindarkan makna ganda.

(4)

Menurut Adib (2010:148) macam-macam logika selain yang sudah disebutkan di atas, juga terdapat Logika Alamiah dan Logika Ilmiah.

- Logika Alamiah menggunakan kinerja akal budi manusia yang berfikir secara tepat dan lurus sebelum dipengaruhi oleh keinginan-keinginan dan kecenderungan-kecenderungan yang subjektif.

- Logika Ilmiah, logika ini ada sejak lahir, yang berfungsi memperhalus, mempertajam pikiran serta akal budi. Logika Ilmiah menjadi ilmu khusus yang merumuskan asas-asas yang harus ditepati dalam pemikiran.

Menurut Mundiri (2011: 15-16) macam-macam logika antara lain :

- Berdasarkan segi kualitasnya, Logika/Mantiq dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu Logika Naturalis (Mantiq al-Fitri) dan Logika Artifisialis/Ilmiah (Mantiq As-Suri). Logika Naturalis (Mantiq al-Fitri) yaitu kecakapan berlogika berdasarkan kemampuan akal bawaan manusia. Akal manusia yang normal dapat bekerja secara spontan sesuai hukum-hukum logika dasar. Sedangkan Logika Artifisialis/Ilmiah (Mantiq al-Suri) yang bertugas membantu Mantiq al-Fitri.

Mantiq ini memperhalus, mempertajam serta menunjukkan jalan pemikiran agar akal dapat bekerja lebih teliti, efisien, mudah dan aman.

- Dilihat dari metodenya, dibedakan atas Logika Tradisional (Mantiq al-Qadim) dan Logika Modern (Mantiq al-Hadis). Logika Tradisional adalah Logika Aristoteles, dan Logika dari pada Logikus yang lebih kemudian, tetapi masih mengikuti sistem Logika Aristoteles. Para Logikus sesudah Aristoteles tidak membuat perubahan atau mencipta sistem baru dalam Logika kecuali hanya membuat komentar yang menjadikan Logika Aristoteles lebih elegan dengan sekedar mengadakan perbaikan-perbaikan dan membuang hal-hal yang tidak penting dari Logika Aristoteles.Logika Modern tumbuh dan dimulai abad XIII. Mulai abad ini ditemukan sistem baru, metode baru yang berlainan dengan sistem Logika Aristoteles. Saatnya dimulai sejak Raymundus Lullus menemukan metode baru Logika yang disebut Ars magna.

- Dilihat dari objeknya, terdapat Logika Formal (Mantiq As-Suwari) dan Logika Material (Mantiq al-Maddi). Cara pertama disebut berpikir deduktif (berpikir dari umum ke khusus) dipergunakan dalam Logika Formal yang mempelajari dasar- dasar persesuaian (tidak adanya pertentangan) dalam pemikiran dengan menggunakan hukum-hukum, rumus-rumus, patokan-patokan berpikir benar. Cara

(5)

berpikir induktif (berpikir dari khusus ke umum) dipergunakan dalam logika material, yang mempelajari dasar-dasar persesuaian pikiran dengan kenyataan. Ia menilai hasil pekerjaan Logika Formal dan menguji benar tidaknya dengan keadaan empiris. Cabang Logika Formal disebut juga Logika Minor, Logika Material disebut juga Logika Mayor.

3. Penjabaran Logika Hukum

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, logika merupakan:

(1) pengetahuan tentang kaidah berpikir, (2) jalan pikiran yang masuk akal.

Menurut Munir Fuadi logika berfungsi sebagai suatu metode untuk meneliti kebenaran atau ketepatan dari suatu penalaran, sedangkan penalaran adalah suatu bentuk pemikiran. Kelsen memandang ilmu hukum adalah pengalaman logical suatu bahan di dalamnya sendiri adalah logikal . Ilmu hukum adalah semata-mata hanya ilmu logikal.

Ilmu hukum adalah bersifat logikal sistematikal dan historikal dan juga sosiologikal . Logika hukum (legal reasoning) mempunyai dua arti, yakni arti luas dan arti sempit.

Dalam arti luas, logika hukum berhubungan dengan aspek psikologis yang dialami hakim dalam membuat suatu penalaran dan putusan hukum. Logika hukum dalam arti sempit, berhubungan dengan kajian logika terhadap suatu putusan hukum, yakni dengan melakukan penelaahan terhadap model argumentasi, ketepatan dan kesahihan alasan pendukung putusan.

Munir Fuady menjelaskan bahwa logika dari ilmu hukum yang disusun oleh hukum mencakup beberapa prinsip diantaranya; pertama, prinsip eksklusi, adalah suatu teori yang memberikan pra anggapan bahwa sejumlah putusan independen dari badan legislatif merupakan sumber bagi setiap orang, karenanya mereka dapat mengidentifikasi sistem.

Kedua, prinsip subsumption, adalah prinsip di mana berdasarkan prisip tersebut ilmu hukum membuat suatu hubungan hierarkhis antara aturan hukum yang bersumber dari legislatif superior dengan yang inferior. Ketiga, prinsip derogasi, adalah prinsip-prinsip yang merupakan dasar penolakan dari teori terhadap aturan-aturan yang bertentangan dengan aturan yang lain dengan sumber yang lebih superior. Keempat, prinsip

(6)

kontradiksi, adalah adalah prinsip-prinsip yang merupakan dasar berpijak bagi teori hukum untuk menolak kemungkinan adanya kontradiksi di antara peraturan yang ada.

Dapat dikatakan bahwa pengertian dari logika hukum (legal reasoning) adalah penalaran tentang hukum yaitu pencarian “reason” tentang hukum atau pencarian dasar tentang bagaimana seorang hakim memutuskan perkara/ kasus hukum, seorang pengacara mengargumentasikan hukum dan bagaimana seorang ahli hukum menalar hukum. Logika hukum dikatakan sebagai suatu kegiatan untuk mencari dasar hukum yang terdapat di dalam suatu peristiwa hukum, baik yang merupakan perbuatan hukum (perjanjian, transaksi perdagangan, dll) ataupun yang merupakan kasus pelanggaran hukum (pidana, perdata, ataupun administratif) dan memasukkannya ke dalam peraturan hukum yang ada.

Logika hukum berfungsi sebagai suatu metode untuk meneliti kebenaran atau ketepatan dari suatu penalaran, sedangkan penalaran adalah suatu bentuk dari pemikiran. Penalan tersebut bergerak dari suatu proses yang dimulai dari penciptaan konsep (conceptus), diikuti oleh pembuatan pernyataan (propositio),kemudian diikuti oleh penalaran (ratio cinium, reasoning).

Bagi para hakim logika hukum ini berguna dalam mengambil pertimbangan untuk memutuskan suatu kasus. Sedangkan bagi para praktisi hukum logika hukum ini berguna untuk mencari dasar bagi suatu peristiwa atau perbuatan hukum dengan tujuan untuk menghindari terjadinya pelanggaran hukum di kemudian hari dan untuk menjadi bahan argumentasi apabila terjadi sengketa mengenai peristiwa ataupun perbuatan hukum tersebut. Bagi para penyusun undang-undang dan peraturan, logika hukum ini berguna untuk mencari dasar mengapa suatu undang-undang disusun dan mengapa suatu peraturan perlu dikeluarkan. Sedangkan bagi pelaksanan, logika hukum ini berguna untuk mencari pengertian yang mendalam tentang suatu undang-undang atau peraturan agar tidak hanya menjalankan tanpa mengerti maksud dan tujuannya. Arti penting logika juga dipaparka oleh A. Soeteman dan P.W Brouwer,diman satu dalil yang kuat adalah suatu argumentasi yang dibangun atas dasar logika engan kata lain agar suatu keputusan dapat diterima adalah berdasarkan proses nalar yang sesuai dengan sisitem logika formal yang merupakan syarat mutlak.

Apakah kekhususan argumentasi hukum? Ada dua hal yang mendasar yang pertama adalah setiap pengacara atau hakim tidaklah berargumentasi dari keadaann yan hampa pastilah dimulai dari hukum positif,dari suatu hukum positifpara yuridis akan menemukan

(7)

suatu norma-norma yang baru yang nantinya dari asas-asas tersebut dapat mengambil keputusan-keputusan yang baru. Kekhusussan yang kedua adalah bahwa argumentasi hukum berkaitan dengan kerangka procedural yang didalamnya berlangsung argumentasi rasional dan diskusi rasioanal.Hukum sendiri mempunyai lapisannya yang dikemukakan oleh E.T Feteris yakni Lapisan logika,lapisan ini merupakan bagian dari logika tardisional. Isu yang muncul adalah berkaitan dengan premis-premis yang digunakan untuk menarik suatu kesimpulan misalnya deduksi dan induksi.Lapisan dialektik, lapisan ini membandingakan argumentasi baik yang pro dan kontra yang berdebat dan hingga pada akhirnya tidak menemukan jawaban karena sama-sama kuat.Lapisan procedural, lapisan ini menetukan bagaimana procedural yang ada bilaman seseoarang berdebat dengan orang lainnya yang ditetapkan dengan syarat-syrat procedural yang rasioanal dan syrat sengketa yang jelas.

Tentang legal reasoning digunkan dalam dua arti yakni luas dan sempit. Dalam arti yang luas adalah proses psikologi yang dilakukan oleh hakim sampai pada keputusan atas kasus yang dihadapinya, jadi studinya adalah aspek psikologi dan biographi. Sedangkan dalam arti yang sempit adalah argumentasi yang melandasi suatu keputusan ,jadi studinya adalah kajian logika suatu keputusan. Tipe argumentasi sendiri dibedakan menurut bentuk atau struktur dan dari jenis-jenis alas an yang digunakan. Sedangkan jenis-jenis logika dibedakan atas argumentasi deduksi dan non deduksi. Argumentasi hukum merupakan pencerminan seseorang yuris sampai mana ia mengetahui atau menguasai hukum itu sendiri. Jadi para yuris haruslah memilki suatu argumentasi hukum yang masuk akal atau sesuai dengan aturan dan rasional.

Namun ada kalanya saat ini para yuris yang ahli berargumen membawa argumennta kearah yang membigungkan untuk tujannya pribadi ataupun kepentingan kelompoknya.

Ini bisa dilihat dari debat-debat hukum yang ditayangkan dimedia massa kenbnayakan dari mereke berargument demi kepentingan kelompoknya bahkan buka suatu solusi yang didapatkan malah melemparkan kembali masalah yang baru. Inilah yang sehrusnya kembali direnungkan oleh para yuris dalam berargument karena mereka haruslah ingat akan etika dan tanggung jawab profesi yang mereka pegang. Selain itu diharapkan pula bagaimana para yuris dinegeri ini mampu memberikan suatu contoh yang baik dalam tata cara berargument.Sehingga nantinya argument yang baik akan menjadi cerminan bagaimana pendidikan,tingkat intelektual dan kecerdasan suatu bangsa dalam menhdapi masalha yang ada.

Referensi

Dokumen terkait

Gagal jantung kongestif merupakan salah satu masalah kesehatan dalam system kardiovaskuler yang jumlahnya meningkat cepat. Proses penyembuhan pasien dengan penyakit

Hal ini menunjukkan program pengembangan sistem pendukung usaha bagi usaha mikro kecil menengah sudah sangat tepat untuk digulirkan karena kegiatan­ kegiatan dalam program

Kepala seksi adalah pelaksana pekerjaan dalam lingkungan bagiannya sesuai dengan rencana yang telah diatur oleh kepala bagian masing-masing agar diperoleh hasil yang

In this research, a model for a Field Effect Transistor (FET)-based structure has been developed as a platform for a gas detection sensor in which the CNT conductance

Sejak itu, tumbuh beberapa institusi lain yang merancakkan lagi pengajian Melayu seperti Dewan Bahasa dan Pustaka (1956), Universiti Kebangsaan Malaysia (1970) dan

Kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaian laporan ini dan tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, penulis mengucapkan terima kasih..

In the PicSOM system, we consider the previous user in- teraction as metadata associated with the images and use it to construct a statistical user interaction feature , to be

Maksud penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi dalam bidang financial accounting khususnya faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam