• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODE PENELITIAN. kuantitatif dan bersifat deskriptif. Penelitian kuantitatif dalam penelitian ini

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "III. METODE PENELITIAN. kuantitatif dan bersifat deskriptif. Penelitian kuantitatif dalam penelitian ini"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

25 III. METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara kuantitatif dan bersifat deskriptif. Penelitian kuantitatif dalam penelitian ini menggunakan pertanyaan terstruktur/sistematis yang sama kepada responden untuk kemudian seluruh jawaban yang diperoleh peneliti dicatat, diolah dan dianalisis ini menggunakan program statistik. Penelitian kuantitatif dengan. Penelitian yang bersifat deskriptif berguna untuk menjelaskan keadaan suatu data sebagaimana adanya yang kemudian dianalisis sesuai dengan tujuan dari penelitian.

3.2 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari pihak yang bersangkutan. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung kepada petani. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari pihak-pihak lain seperti instansi yang bersangkutan. Data sekunder untuk penelitian ini bisa diperoleh dari Kantor Kecamatan Junrejo, Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Junrejo dan kantor instansi yang terkait lainnya. Data yang dibutuhkan untuk penelitian ini berupa data profil desa, tingkat pendidikan warga setempat, kelembagaan sosial dan sumber lainnya yang dapat menunjang peneltian.

3.3 Waktu dan Tempat

Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan cara mengambil tempat di Desa Torongrejo Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Jawa Timur. Pertimbangannya adalah di lokasi tersebut telah terbentuk kelompok tani di setiap Desa yang di bina oleh Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Junrejo. Ada 2 jenis kelompok tani di

(2)

Desa Torongrejo yaitu kelompok tani laki-laki dan kelompok wanita tani. Penelitian ini menentukan objek penelitiannya pada kelompok wanita tani dengan menggunakan metode purposive sampling. Akhirnya didapatkan Kelompok Wanita Tani “Putri Pandan Wangi” dikarenakan pada kelompok wanita tani ini memiliki keistimewaan yaitu para anggota wanita tani tumbuh berdasarkan keakraban dan keselarasan dalam hal pertanian serta anggota Wanita tani ini sebelumnya belum pernah diteliti. Penelitian dilakukan selama bulan Maret tahun 2021 Desa Torongrejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu.

3.4 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan secara simple

random sampling dimana pengumpulan data diambil dari jumlah seluruh populasi.

Pengambilan sampel dilakukan pada kelompok tani yang berada di Desa Torongrejo Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Terdapat 12 kelompok tani yang terdiri dari 10 kelompok tani laki-laki dan 2 kelompok wanita tani. Dikarenakan penelitian ini mengambil obyek penelitian pada kelompok wanita tani yang sudah ditentukan menggunakan metode purposive sampling maka didapatkan kelompok wanita tani “Putri Pandan Wangi”. Pengambilan sampelnya menggunakan rumus Slovin. Rumus slovin dapat digunakan ketika sudah mengetahui jumlah populasinya. Rumus Slovin untuk menentukan sampel adalah sebagai berikut :

Keterangan:

n = Ukuran sampel/jumlah responden N = Ukuran populasi

n = N 1+N (e)2

(3)

e = Persentase kelonggaran ketelitian kesalahan pengambilan sampel yang masih bisa ditolerir

Jumlah populasi dari kelompok wanita tani “Putri Pandan Wangi” sebanyak 50 orang, sehingga persentase kelonggaran yang digunakan adalah 10% dan hasil perhitungan dapat dibulatkan untuk mencapai kesesuaian. Perhitungannya sebagai berikut : n= N 1+N (e)2 n= 50 1+50 (0,1)2 n= 50 1,5 n = 33,333 n = 34

Sampel minimal yang didapatkan berdasarkan perhitungan tersebut adalah sebanyak 34 sampel.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

teknik pengumpulan data guna memperoleh data yang sesuai dengan permasalahan penelitian ini dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :

1. Observasi yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan mengamati secara langsung obyek yang diteliti di lokasi penelitian.

2. Wawancara yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara bertanya langsung kepada responden dengan daftar pertanyaan yang sudah disiapkan sebelumnya. Wawancara yang dilakukan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan karena penelitian ini dilakukan pada saat masih pada keadaan covid-19.

(4)

3. Kuisioner yaitu metode pengumpulan data dengan cara menyebar daftar pertanyaan yang diisi oleh responden. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dengan model Skala Likert. Variabel dalam Skala Likert yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan Skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai dengan negatif.

4. Dokumentasi yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mencatat data atau dokumen yang berhubungan dengan penelitian

3.6 Metode Analisis Data 3.6.1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk menentukan kebenaran dari pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini. Validasi menunjukkan sejauh mana skor, nilai atau ukuran yang diperoleh benar-benar menyatakan hasil pengukuran dari hasil kuesioner. Menurut Widi, (2011) uji validitas dilakukan dengan mengukur korelasi antara variabel dengan skor total variable. Daftar pertanyaan sebagai alat ukur harus mampu mengukur apa yang akan diukur. Uji validas berguna untuk mengetahui apakah kuisioner yang disusun dapat mengukur isi yang ingin diukur, dengan cara dilakukannya uji korelasi antara skor (nilai) tiap item (pertanyaan) dengan total skor kuisioner. Pengujian validitas tiap butir kuisioner pada program SPSS dengan menggunakan teknik korelasi product moment antara skor tiap butir kuisioner dengan skor total (jumlah tiap skor kuisioner. Instrumen dikatakan valid apabila nilai korelasi (pearson correlation) adalah positif, dan nilai probabilitas

(5)

korelasi [sig. (2-tailed)] < taraf signifikan (α) 0,05. Teknik korelasi yang digunakan adalah pearson product moment dengan rumusan sebagai berikut:

r= n∑xiyi-(∑xi)(∑yi) √(n∑xi2)-(∑xi)2(∑yi2-(∑yi)2

Keterangan :

r = Koefisisen Korelasi product moment xi = variabel independen (variabel bebas) yi = variabel dependen (variabel terikat) n = Jumlah sampel

∑xiyi = Jumlah perkalian variabel bebas dan variabel terikat 3.6.2 Uji Reliabilitas

Menurut Widi, (2011) uji reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Hal ini menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama. Alat ukur dikatakan reliabel jika menghasilkan hasil yang sama meskipun dilakukan pengukuran berkali-kali. Uji reliabilitas dalam penelitian ini penulis menggunakan metode belah dua (Split half) dengan mengkorelasikan total skor ganjil lawan genap, selanjutnya dihitung reliabilitasnya menggunakan rumus “AlphaCronbach”. Penghitungan dilakukan dengan dibantu program SPSS. Suatu

konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai koefisien reliabilitas ≥ 0,60.

(6)

3.6.3 Metode Transformasi Data

Sebelum melakukan kegiatan analisis regresi linier berganda, data penelitian yang menggunakan skala ordinal perlu diubah terlebih dahulu ke skala interval dengan menggunakan Methode of Successive Interval (MSI). Hal tersebut dikarenakan analisis data yang menggunakan regresi linier berganda mensyaratkan data yang digunakan bersakala interval atau rasio. Pengubahan data ordinal ke interval perlu dilakukan karena data ordinal merupakan kualitatif atau bukan angka yang sebenarnya. Data ordinal adalah data yang menggunakan angka sebagai simbol data kualitatif, misalnya angka 1 mewakili “sangat tidak setuju”; angka 2 mewakili “ tidak setuju”; angka 3 mewakili “netral”; angka 4 mewakili “setuju” dan angka 5 mewakili “sangat setuju. Penjelasan ini juga didukung oleh penelitian dari Ningsih & Dukalang, (2019) bahwa transformasi MSI adalah sebuah metode transformasi data ordinal menjadi data interval dengan mengubah proporsi kumulatif setiap peubah pada kategori menjadi nilai kurva normal bakunya. Pengubahan skala ordinal ke skala interval dengan Methode of Successive Interval (MSI) dapat melalui software microsoft exel dan dapat dihitung secara manual. Langkah-langkah menggunakan MSI secara manual adalah sebagai berikut : 1. Menentukan frekuensi setiap jawabab responden

2. Menentukan proporsi dari setiap jawaban responden, yaitu dengan cara membagi frekuensi dengan jumlah sampel.

3. Menentukan frekuensi secara berurutan untuk setiap responden sehingga diperoleh proporsi kumulatif

4. Menentukan nilai Z untuk masing-masing proporsi kumulatif yang dianggap menyebar mengikuti sebaran normal baku

(7)

5. Menentukan nilai Scala Value (nilai interval rata-rata) untuk setiap pilihan jawaban melalui persamaan berikut ini :

Keterangan :

Density at Lower limit = Kepadatan batas bawah Density at upper limit = Kepadatan batas atas

Area below upper limit = Daerah di bawah batas atas Area below lower limit = Daerah di bawah batas bawah

6. Mengubah Scale Value (SV) terkecil sama dengan satu dan mentrasformasikan masing-masing skala menurut perubahan skala terkecil sehingga diperoleh Transformasi Scale Value (TSV).

7. Menyiapkan pasangan data dari variabel independen dan variabel dependen dari semua sampel penelitian untuk pengujian hipotesis.

3.6.4 Pengujian Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik yang dilakukan adalah: uji normalitas, uji multikolinieritas dan uji heteroskedastisitas. Menurut Gujarati, N.D (dalam Ningsih & Dukalang, 2019) asusmsi klasik untuk regresi adalah sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Transormasi Scale value = Scale Value + (1 + scale value minimum) Skala Value Density at Lower limit- Density at upper limit

(8)

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel terikat dan variabel bebas mempunyai distribusi normal atau tidak, nilai residualnya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual normal atau mendekati normal. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kolmogorov Smirnov yaitu dengan kriteria jika signifikan Kolmogorov Smirnov < 0.05 maka data tidak normal, sebaliknya jika signifikan Kolmogorov Smirnov > 0.05 maka data normal.

2. Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Multikolinearitas dapat dideteksi dari nilai Variance inflation factor (VIF) dan nilai tolerance. Jika VIF < 10 dan tolerance > 0,1 maka tidak terjadi Multikolinearitas, tetapi jika VIF > 10 dan tolerance > 0,1 maka terjadi Multikolinearitas.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedasitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau yang tidak terjadi heteroskedastitas. Adanya heteroskedastisitas dapat dideteksi menggunakan uji glejser. Dilihat dari hasilnya jika sig > 0,05 maka tidak terdapat gejala heterokedastisitas, jika sig < 0,05 maka terdapat gejala heteroskedastisitas. Model regresi yang baik ialah tidak terjadi heterokedastisitas.

(9)

3.6.5 Analisis Uji Regresi Linier Berganda

Model regresi linier berganda merupakan pengembangan dari model regresi linier sederhana. Model regresi linier sederhana hanya terdiri dari satu variabel bebas dan satu variabel terikat, sedangkan pada pada regresi linier berganda jumlah variabel bebasnya lebih dari satu dan satu variabel terikat. Analisis data regresi linier berganda pada penelitian ini dibantu dengan SPSS. Menurut Makmur et al., (2019) analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen. Rumus regresi linier berganda adalah sebagai berikut

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 Keterangan : Y = variabel dependent a = konstanta b = koefisien regresi X = variable independent 3.6.6 Pengujian Hipotesis

Apabila syarat untuk ditelitinya suatu model regresi telah terpenuhi semua, maka langkah selanjutnya untuk mengetahui diterima atau tidaknya hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, dilakukan analisis data dengan uji F, uji t, dan uji koefisien determinasi (R Square).

(10)

Analisis koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui persentase variasi variabel independent yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variasi variabel dependen. Variabel independent yang dimaksud adalah inisiator, motivator, edukator, komunikator dan fasilitator, sedangkan variabel dependen yaitu persepsi petani. Menurut Marita, (2015) nilai dari koefisien determinasi adalah berkisar antara 0 sampai dengan 1 dimana nilai yang mendekati 0 memiliki arti bahwa kemampuan variabel bebas yang diajukan dalam menjelaskan variabel terikat sangatlah terbatas, sebaliknya jika nilai R2 mendekati 1 berarti varibel independen yang diajukan hampir memberikan seluruh informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependennya. Peneliti menggunakan tingkat signifikansi kesalahan (alpha) 5% atau 0,05. Pengujian uji koefisien determinasi dalam penelitian ini dengan menggunakan bantuan program SPSS Hasil analisis determinasi dapat dilihat pada output model summary dari hasil analisis regresi berganda.

2. Uji F (Uji Simultan)

Uji F digunakan untuk menguji tingkat signifikan dari pengaruh variabel independent secara serempak terhadap variabel dependent. Variabel independent yang dimaksud adalah inisiator, motivator, edukator, komunikator dan fasilitator, sedangkan variabel dependent yaitu persepsi petani. Pengujian uji F dalam penelitian ini dengan menggunakan bantuan program SPSS. Pengujian signifikansi uji F dapat dilakukan pengujian dengan rumus dari penelitian Lestari et al., (2019), sebagai berikut:

F R

2/k (1-R2)/ (n-k-1)

(11)

Keterangan:

R2 = koefisien determinasi k = jumlah variabel independen n = jumlah anggota sampel

Tahapan untuk melakukan uji F adalah sebagai berikut : a. Merumuskan hipotesis

H0 : variabel independent (inisiator, motivator, edukator, komunikator dan fasilitator) secara simultan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependent (persepsi petani).

H1 : variabel independent (inisiator, motivator, edukator, komunikator dan fasilitator) secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependent (persepsi petani).

b. Menentukan tingkat signifikansi

Peneliti menggunakan tingkat signifikansi kesalahan (alpha) 5% atau 0,05. Signifikansi sebesar 5% atau 0,05 adalah ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian.

c. Menentukan F hitung

Diperoleh dari perhitungan menggunakan SPSS. d. Menentukan F tabel

Menentukan F tabel menggunakan tingkat signifikansi sebesar 95%, α = 5%, df1 = k – 1 ; df2 = n – k.

e. Menentukan nilai signifikansi

Diperoleh dari perhitungan menggunakan SPSS. f. Kriteria pengujian

(12)

• Berdasarkan nilai sig

- H0 diterima : Jika nilai Sig. < 0,05 maka variabel independen (inisiator, motivator, edukator, komunikator dan fasilitator) berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap variabel dependen (persepsi petani). - H0 ditolak : Jika nilai Sig. ≥ 0,05 maka variabel independent (inisiator,

motivator, edukator, komunikator dan fasilitator) tidak berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap variabel dependent (persepsi petani). • Berdasarkan nilai Fhitung dan F tabel

- H0 diterima : Jika nilai F hitung > F tabel maka variabel independent (inisiator, motivator, edukator, komunikator dan fasilitator) berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependent (persepsi petani).

- H0 ditolak : Jika nilai F hitung ≤ F tabel maka variabel independent (inisiator, motivator, edukator, komunikator dan fasilitator) tidak berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependent (persepsi petani).

3. Uji t (Uji Parsial)

Uji t digunakan untuk menguji tingkat signifikan dari pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Variabel independent yang dimaksud adalah inisiator, motivator, edukator, komunikator dan fasilitator, sedangkan variabel dependen yaitu persepsi petani. Pengujian uji t dalam penelitian ini dengan menggunakan bantuan program SPSS. Pengujian signifikansi uji t dapat dilakukan pengujian dengan rumus dari penelitian Lestari et al., (2019), sebagai berikut:

t=r√n-2 √1-r2 dk = n - 2

(13)

Keterangan: t = nilai t hitung n = jumlah responden

r = koefisien korelasi hasil r hitung

Tahapan untuk melakukan uji t adalah sebagai berikut : a. Merumuskan hipotesis

H0 : variabel independent (inisiator, motivator, edukator, komunikator dan fasilitator) secara parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependent (persepsi petani).

H1 : variabel independent (inisiator, motivator, edukator, komunikator dan fasilitator) secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependent (persepsi petani).

b. Menentukan tingkat signifikansi

Peneliti menggunakan tingkat signifikansi kesalahan (alpha) 5% atau 0,05. Signifikansi sebesar 5% atau 0,05 adalah ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian.

c. Menentukan t hitung

Diperoleh dari perhitungan menggunakan SPSS. d. Menentukan t tabel

Menentukan t tabel menggunakan tingkat signifikansi sebesar 95%, α = 5%, df1 = n – k.

e. Menentukan nilai signifikansi

(14)

f. Kriteria pengujian • Berdasarkan nilai sig

- H0 diterima : jika nilai Sig. < 0,05 maka variabel independent (inisiator, motivator, edukator, komunikator dan fasilitator) berpengaruh secara parsial dan signifikan terhadap variabel dependent (persepsi petani).

- H0 ditolak : Jika nilai Sig. > 0,05 maka variabel independent (inisiator, motivator, edukator, komunikator dan fasilitator) tidak berpengaruh secara parsial dan signifikan terhadap variabel dependent (persepsi petani).

• Berdasarkan nilai t hitung dan t tabel

- H0 diterima : Jika nilai t hitung > t tabel, maka variabel independent (inisiator, motivator, edukator, komunikator dan fasilitator) berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependent (persepsi petani).

- H0 ditolak : Jika nilai t hitung < t tabel, maka variabel independent (inisiator, motivator, edukator, komunikator dan fasilitator) tidak berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependent (persepsi petani).

3.7 Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel menjelaskan variabel yang akan diteliti, indikator serta skala pengukurannya. Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert. Skala likert disini berguna untuk mengetahui tanggapan dan persepsi petani terhadap kinerja penyuluh pertanian. Sebelum menjelaskan indikator dari variabel maka perlu dilakukannya penentuan rating scale. Rating scale disini berguna untuk menghitung hasil tanggapan dari petani dengan cara sebagai berikut:

(15)

Penentuan skor jawaban ini digunakan pada kuesioner yang menggunakan skala likert untuk mempermudah responden dalam menjawab pernyataan – pernyataan yang telah di siapkan peneliti. Biasanya skor jawaban yang digunakan adalah sebagai berikut :

Nilai Skor Skala Jawaban 1 Sangat tidak setuju 2 Tidak setuju 3 Ragu-ragu 4 Setuju

5 Sangat Setuju

b. Penentuan skor ideal

Skor ideal ditentukan melalui rumus :

Skor kriterium = nilai skala x jumlah responden

c. Rating scale

Selanjutnya menentukan rating scale dari nilai skor ideal. Rating scale berfungsi untuk mengetahui hasil data kuesioner secara umum.

0 50 100 150 200 250

SKB KB CB B SB Nilai Jawaban Skala 1 x 50 = 50 SKB 2 x 50 = 100 KB 3 x 50 = 150 CB 4 x 50 = 200 B 5 x 50 = 250 SB

(16)

Dengan ketentuan sebagai berikut :

d. Persentase persetujuan

Persentase persetujuan diketahui melalui rumus : P = f

n x 100 % e. Persentase Indeks

Persentase indeks diketahui melalui :

Skor Maksimum = jumlah responden x skor tertinggi skala likert Skor Minimum = jumlah responden x skor terendah skala likert

Indeks (%) = (Total Skor / Skor Maksimum) x 100 Skor Kriterium Skala

0 - 50 SKB

51 - 100 KB 101 - 150 CB 151 - 200 B 201 - 250 SB

(17)

Tabel 1. Indikator Pengukuran Variabel

No. Variabel Indikator Butir Soal Respon

1. Inisiator (X1) Sumber: Ardita et al., (2017) - Memberikan ide - Mengadakan pelatihan 8 butir soal (1) Sangat Tidak Setuju (2) Tidak Setuju (3) Ragu – Ragu (4) Setuju (5) Sangat Setuju 2. Motivator (X2) Sumber: Chintyasari et al., (2019) - Dorongan mencapai tujuan - Semangat kerja - Dorongan kreativitas - Memunculkan rasa tanggung jawab 8 butir soal 3. Edukator (X3) Sumber: Makmur et al., (2019) - Memberikan pengetahuan seputar usahatani - Mempraktekan penggunaan alat-alat pertanian 12 butir soal 4. Komunikator (X4) Sumber: Makmur et al., (2019) - Komunikatif - Pemilihan kata yang mudah dimengerti - Menggunakan media penunjang komunikasi 7 butir soal 5. Fasilitator (X5) Sumber: Listiana et al., (2018) - Membantu mencarikan fasilitas penunjang penyuluhan - Mencarikan mitra dan pinjaman modal - Membantu kerjasama antar kelompok tani 8 butir soal

(18)

6. Persepsi Petani Sumber: Iskandar et al., (2020) - Memahami ide yang diberikan penyuluh - Memahami pelatihan yang didapat - Memahami penyampaian penyuluh - Merasakan fasilitas yang diberikan 11 butir soal

Gambar

Tabel 1. Indikator Pengukuran Variabel

Referensi

Dokumen terkait

tes-retes, sedangkan untuk perhitungan analisis statistik dengan menggunakan korelasi Product Moment (program SPSS). Adapun data yang dikorelasikan untuk

R ² sama dengan 0, maka tidak ada sedikit pun prosentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen independen yang digunakan

Hal ini tentunya dapat memberikan manfaat ganda bagi pemerintah daerah dimana selain dapat mengatasi keterbatasan dana pembangunan, juga dapat membuat masyarakat

Selain itu dibeberapa wilayah juga dicirikan dengan penurunan frekuensi konsumsi pangan pokok, kondisi tempat tinggal (lantai terluas dari tanah) dan pakaian. Rumahtangga yang

Apabila probabilitas tingkat kesalahan dari t hitung lebih besar dari pada tingkat signifikansi yang diharapkan (α=5%), maka H0 diterima dan Ha ditolak yang berarti

Teknik tersebut digunakan untuk menguji hubungan antara kedua variabel yaitu variabel X kegiatan bermain peran makro dengan variabel Y Keterampilan Berbicara, dengan rumus

Data cross section adalah data beberapa objek yang dikumpulkan pada suatu waktu tertentu dengan tujuan untuk menggambarkan suatu keadaan (Suliyanto, 2018). Jenis data pada

Objektivasi adalah hasil yang didapatkan dari proses tahapan eksternalisasi, dari tahapan eksternalisasi penyesuaian diri dalam kehidupan realitas sosial