i
PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY TERHADAP REAKSI PASAR PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN 2013
Oleh :
CHRISTINA WIDHI ASTUTI NIM : 232011267
KERTAS KERJA
Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari
Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2015
vi
MOTTO
“Karena itu saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan
pernah tersandung.” (2 Petrus 1 : 10)
“Mintalah maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapatkan; ketoklah maka pintu akan dibukakaan bagimu. Karena setiap orang
yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya akan dibukakan.”
(Matius 7 : 7-10)
“Jika kau berdoa saat sulit, akan meringankan kesulitanmu. Jika kau berdoa saat gembira maka akan melipatgandakan kegembiraanmu.”
(Tesalonika 5 : 16-18)
“Bukan kesulitan yang membuat kita takut, tapi ketakutanlah yang membuat kita sulit. Karena itu, jangan pernah mencoba untuk menyerah dan jangan pernah
menyerah untuk mencoba.” (2 Timotius 1 : 7)
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena telah memberikan kekuatan, rahmat dan cinta-Nya yang luar biasa kepada penulis dari awal hingga akhir perkuliahan serta pembuatan kertas kerja ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan kuliah dan kertas kerja ini dengan baik.
Isu-isu lingkungan dan pemanasan global yang terjadi memberikan perubahan secara langsung pada perusahaan, karena perindustrian dituding sebagai penyumbang terbesar yang mengakibatkan kerusakan lingkungan tersebut. Perusahaan mencoba mengurangi dampak operasi yang dilakukan dengan berbagai kegiatan yang biasa disebut Corporate Social Responsibility atau CSR. CSR adalah bentuk kepedulian sosial sebuah perusahaan untuk melayani kepentingan organisasi maupun kepentingan publik eksternal. CSR juga dapat diartikan sebagai komitmen perusahaan untuk mepertanggungjawabkan dampak operasi dalam dimensi sosial, ekonomi serta lingkungan. Kegiatan CSR yang dilakukan ini diungkapkan perusahaan dalam laporan tahunan. Selain sebagai bentuk pertanggungjawaban atas operasi perusahaan yang dilakukan, CSR juga dimanfaatkan perusahaan sebagai salah satu strategi perusahaan untuk meningkatkan citra baik perusahaan. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai dampak pengungkapan CSR terhadap tingkah laku investor. Sehingga pada penelitian ini penulis memberikan judul “Pengaruh Pengungkapan Corporate
Social Responsibility terhadap Reaksi Pasar pada Perusahaan Manufaktur di BEI
viii
Penulisan kertas kerja ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai gelar sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana. Besar harapan penulis agar kertas kerja ini dapat bermanfaat dan memperkaya pengetahuan bagi pihak-pihak yang membutuhkan serta dapat dijadikan acuan bagi penelitian mendatang.
Salatiga, 05 November 2015 Penulis
ix
UCAPAN TERIMA KASIH
Kertas kerja ini tidak akan selesai dengan baik tanpa bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Kedua orang tua saya yang telah menyayangi, mencintai, mendidik, memotivasi, mendoakan dan bekerja keras untuk membiayai pendidikan saya selama ini. Terima kasih Bapak dan Ibuk, saya berjanji akan berusaha untuk membahagiakan Bapak dan Ibuk.
2. Terima kasih kepada keluarga saya, kakak-kakak tersayang, (Alm) Mas Yudi, Mbak Rahma, Mas Rofik, Mas Agung, Mbak Dian, Mbak Tiwik dan Mas Toro yang selalu menanyakan saya kapan lulus sehingga memotivasi saya untuk berjuang menyelesaikan kertas kerja ini.
3. Ibu A.N. Yeterina Widi Nugrahanti, SE., M.Acc selaku pembimbing yang telah memberikan waktu, tenaga, dan pikiran dalam membimbing penulis menyelesaikan kertas kerja ini. Terimakasih atas ide-ide, saran dan kritik yang membangun selama ini. Suatu kebanggaan bagi saya pernah dimbimbing oleh Ibu.
4. Terima kasih untuk sahabat-sahabat yang selalu mendukung saya selama ini, Dika, Ndari, Putri, Nug, Christin, Siwi, Adit, Novi, Aulia, Tanjung, Ira, Reinhard. Aku sayang kalian. Dan Seluruh teman-teman seangkatan 2011 yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu.
x
5. Bapak Dr Usil Sis Sucahyo, SE., MBA, selaku wali studi dan Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana. Terima kasih atas saran-saran yang bermanfaat. 6. Bapak Hari Sunarto, SE., MBA., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ekonomika
dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana
7. Seluruh dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis maupun Fakultas lainnya yang telah membagikan pengetahuan dan pengalaman yang sangat berharga demi kemajuan dan perkembangan akademik penulis.
8. Staf Tata Usaha (TU) Fakultas Ekonomika dan Bisnis yang telah membantu penulis selama kuliah di Fakultas Ekonomika dan Bisnis.
Salatiga, 05 November 2015 Penulis
xi
DAFTAR ISI
Halaman Judul ... i
Pernyataan Tidak Plagiat... ii
Pernyataan Persetujuan Akses... iii
Halaman Persetujuan Skripsi ... iv
Pernyataan Keaslian Karya Tulis Skripsi ... v
Halaman Motto... vi
Kata Pengantar ... vii
Ucapan Terimakasih... ix
Daftar Isi... xi
Daftar Tabel ... xiii
Daftar Lampiran ... xiii
Daftar Grafik ... xiii
ABSTRACT ... xiv
SARIPATI ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
BAB II KERANGKA TEORITIS ... 4
Stakeholder Theory ... 4
Signaling Theory ... 5
Corporate Social Responsibility ... 6
Reaksi Pasar ... 7
Pengungkapan CSR dan Reaksi Pasar ... 8
xii
Populasi dan Sampel ... 10
Jenis dan Sumber Data ... 10
Variabel Penelitian ... 10
Teknik dan Langkah Analisis Event Study... 14
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN ... 16
Pengambilan Sampel Penelitian ... 16
Statistik Deskriptif ... 16
Uji Asumsi Klasik ... 20
Pengujian Hipotesis ... 21
Pembahasan ... 22
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 24
Kesimpulan ... 24
Implikasi Teoritis ... 25
Keterbatasan dan Saran Penelitian ... 25
DAFTAR PUSTAKA ... 26
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Pengambilan Sampel Penelitian ... 16
Tabel 2. Statistik Deskriptif ... 17
Tabel 3. Tingkat Pengungkapan Per Sub Item CSR ... 17
Tabel 4. Hasil Uji Regresi Linear Berganda Model 1 ... 21
Tabel 5. Hasil Uji Regresi Linear Berganda Model 2 ... 21
DAFTAR
GRAFIK
Grafik 1. Rata-rata Abnormal Return ... 19Grafik 2. Rata-rata Unexpected Trading Volume ... 19
DAFTAR
LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Perusahaan Sampel ... 31Lampiran 2. Daftar Data Penelitian ... 35
Lampiran 3. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 39
xiv
ABSTRACT
This research aims to examine the effect of Corporate Social Responsibility (CSR) disclosure toward market reaction. CSR disclosure is measured by comparing the corporation CSR disclosure with the GRI standart. Market reaction is measured by abnormal return and unexpected trading volume. The sample of this research consist of 118 manufacture companies listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI) in 2013. Multiple regressions were used to analyze the data. Based on the research, the result was the disclosures Of Corporate Social Responsibility did not influence abnormal return and unxpected trading volume.
Keywords : Corporate Social Responsibility (CSR) disclosure, abnormal return, unexpected trading volume.
xv
SARIPATI
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pengungkapan corporate social
reponsibility (CSR) terhadap reaksi pasar. Pengungkapan CSR diukur dengan
membandingkan penungkapan CSR perusahaan dengan standar yang ditetapkan GRI. Reaksi pasar diukur dengan menggunakan variabel abnormal return dan
unexpected trading volume. Sampel dalam penelitian ini adalah 118 perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2013. Alat analisis dalam penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda. Berdasarkan pengujian ditemukan bahwa pengungkapan CSR tidak berpengaruh terhadap abnormal return dan unexpected trading volume.
1
PENDAHULUAN
Di era globalisasi seperti saat ini, adanya berbagai isu yang berkaitan dengan lingkungan seperti global warming, eco-efficiency, dan kegiatan industri yang memberi dampak langsung di lingkungan sekitarnya, telah menciptakan perubahan lingkungan perusahaan baik secara internal maupun eksternal (Rustika, 2011). Di Indonesia, permasalahan lingkungan akibat proses produksi perusahaan banyak ditemukan, misalnya kasus pencemaran sungai Citarum, pencemaran udara oleh pabrik rokok di Kediri, munculnya radio aktif akibat limbah pengolahan logam di Kabupaten Tegal dan pencemaran lingkungan lainnya (Tempo.co, diakses 9 Juli 2014). Masalah yang ditimbulkan perusahaan manufaktur mengakibatkan adanyaaksi protes yang mengganggu operasi perusahaan yang dilakukan oleh berbagai pihak yang berkepentingan, baik yang bersifat internal seperti karyawan, shareholder, ataupun yang bersifat eksternal, yakni serikat pekerja, pemasok, konsumen, pesaing, LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) dan badan-badan pemerintah (Sari dan Kholisoh, 2010)
Dewasa ini, dunia usaha seharusnya tidak lagi hanya memperhatikan aspek keuangan semata (single bottom line), tetapi juga memperhatikan tiga aspek penting dalam menjalankan perusahaan yang meliputi aspek keuangan, lingkungan, dan sosial (triple bottom line). Artinya tujuan bisnis tidak hanya mencari laba (profit), tetapi juga mensejahterakan orang (people), dan menjamin keberlanjutan hidup bumi ini (planet) (Restuti dan Nathaniel, 2012). Corporate
Social Responsibility atau CSR merupakan strategi yang mengakomodasi
kebutuhan dan kepentingan para stakeholder untuk mengukur sejauh mana penerapan prinsip triple bottom line dilaksanakan. Apabila prinsip triple bottom
line dapat diimplementasikan dengan baik, maka akan menunjukkan bahwa
akuntabilitas perusahaan tidak hanya untuk pelaksanaan kegiatan ekonomi mereka, tetapi juga untuk pelaksanaan kegiatan sosial dan lingkungan (Deegan, 2004 dalam Kristi, 2013)
2
Menurut Yusuf (2007) dalam Azizah (2014), manfaat CSR bagi perusahaan yaitu : (1) dapat mempertahankan dan mendongkrak reputasi dan
brand image perusahaan, (2) layak mendapatkan izin untuk beroperasi
(sociallicense to operate), (3) dapat mereduksi risiko bisnis perusahaan, (4) melebarkan akses ke sumber daya, (5) membentangkan akses menuju pasar, (6) mereduksi biaya, (7) memperbaiki hubungan dengan stakeholders dan regulator, serta (8) dapat meningkatkan semangat dan produktifitas karyawan.
Pengungkapan CSR merupakan kunci strategi perusahaan, sehingga hal ini menimbulkan pertanyaan tentang dampak informasi CSR terhadap tingkah laku investor. Beberapa studi di negara maju menunjukkan bahwa investor sebagai salah satu stakeholder kunci, sangat mempertimbangkan kinerja sosial dan lingkungan perusahaan dalam melakukan keputusan investasi (Nurdin dan Cahyandito, 2006).
Pengambilan keputusan ekonomi tidak hanya melihat kinerja keuangan entitas, karena kesimpulan baik atau buruknya kinerja entitas tidak cukup dilihat dari besarnya laba yang dihasilkan. Penerapan CSR dipercaya dapat meningkatkan kinerja perusahaan, para investor cenderung menanamkan modal kepada perusahaan yang melakukan kegiatan CSR (Cheng dan Christiawan, 2011). Investor mengapresiasi praktik CSR ini dan melihat aktivitas CSR sebagai rujukan untuk menilai potensi keberlanjutan suatu perusahaan. Bila perusahaan tidak mengungkapkan program CSR, bisa jadi stakeholder menganggap perusahaan yang bersangkutan tidak melakukan tanggung jawab sosialnya dan meragukan goingconcern-nya (Pambudi, 2006). Survey global yang dilakukan oleh The Economist Intelligence Unit menunjukkan bahwa 85% eksekutif senior dan investor dari berbagai organisasi menjadikan CSR sebagai pertimbangan utama dalam pengambilan keputusan (Warta Ekonomi, 2006 dalam Daud and Syarifudin, 2008).
Reaksi pasar atas announcement/disclosure dapat dilihat dari adanya perubahan harga saham dan aktivitas volume perdagangan saham (Nurdin dan Fani, 2006 dalam Falichin, 2010). Jika pelaku pasar (investor) menganggap informasi tersebut sebagai informasi yang baik (good-news) maka akan ada reaksi
3
investor yang tercermin melalui peningkatan harga saham maupun volume perdagangan saham.Pengungkapan CSR dalam laporan tahunan diharapkan akan dianggap sebagai sebuah informasi yang baik (good news) oleh pasar dan direspon oleh investor (Listiyanti, 2011).
Penelitian-penelitian sebelumnya mengenai pengaruh CSR tehadap reaksi investor menemukan hasil yang beragam. Nurdin dan Cahyandito (2006) menyimpulkan bahwa pengungkapan tema-tema sosial dan lingkungan dalam laporan tahunan perusahaan berpengaruh positif terhadap reaksi investor. Zuhroh
et al (2003) menemukan bahwa pengungkapan sosial dalam laporan tahunan
perusahaan berpengaruh terhadap volume perdagangan saham bagi perusahaan yang masuk dalam kategori high profile.
Hasil penelitian tersebut tidak konsisten dengan penelitian Suranta (2010) yang menunjukkan bahwa pengungkapan tema-tema sosial dan lingkungan tidak mempengaruhi reaksi investor yang diukur dengan menggunakan abnormal return dan trading volume aktivity. Restuti dan Nathaniel (2011) menemukan bahwa CSR tidak berpengaruh terhadap ERC dan berasumsi bahwa investor belum menganggap pengungkapan CSR dalam laporan tahunan sebagai informasi yang dapat mempengaruhi investor dalam melakukan keputusan investasi.
Dari uraian di atas terlihat keanekaragaman hasil dalam penelitian-penelitian sebelumnya. Adanya hasil yang berbeda tersebut, mendorong peneliti untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh pengungkapan CSR terhadap reaksi pasar pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013.Alasan pengambilan sampel perusahaan manufaktur karena perusahaan manufaktur memiliki karakteristik melakukan proses produksi sehingga : (a) Perusahaan menarik dana dari berbagai individu dalam masyarakat, dengan berbagai hak yang melekat di dalamnya, hal ini menjadikan perusahaan bertanggung jawab kepada kelompok masyarakat yang terdiri atas para investor dan kreditor. (b) Perusahaan memperkerjakan sejumlah besar pegawai dan buruh, hal ini menjadikan perusahaan bertanggung jawab kepada pekerja dan organisasinya (serikatpekerja). (c) Perusahaan memproduksi barang dan jasa untuk kepentingan konsumen, hal ini menjadikan perusahaan bertanggung jawab
4
kepada kelompok masyarakat konsumen yang peka terhadap kualitas, keamanan produk dan perubahan harga. (d) Perusahaan berkewajiban untuk membayar pajak sesuai dengan peraturan pemeritah, hal Ini menjadikan perusahaan bertanggung jawab kepada pemerintah dan kelompok masyarakat yangmendapatkan manfaat dari kegiatan pemerintah. (e) Perusahaan dalam beraktivitas menggunakan sumber daya alam, menimbulkan polusi air, tanah dan udara, hal ini menyebabkan perusahaan bertanggung jawabterhadap kualitas lingkungan alam dan sosial kepada pemerintah dan masyarakat (Zuhroh dan Sukmawati, 2003).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan secara empiris mengenai apakah pengungkapan Corporate Social Responsibilty (CSR) dalam laporan tahunan perusahaan berpengaruh terhadap reaksi pasar pada perusahaan manufaktur. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penggunaan variabel unexpected trading volume dalam menghitung tingkat volume saham yang diperdagangkan. Penelitian sebelumnya menggunakan variabel trading volume activity dalam mengukur volume perdagangan saham. Keunggulan unexpected trading volume adalah dapat melihat kelebihan dari volume perdagangan yang sesungguhnya terjadi terhadap volume perdagangan di pasar (Azizah, 2014).
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat : (a) bagi perusahaan, penelitian ini dapat dijadikan motivasi bagi perusahaan untuk berperan aktif dalam tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan dan mengungkapkannya dalam laporan tahunan. (b) bagi investor, sebagai tambahan bahan pertimbangan dalam melakukan keputusan investasi, terkait dengan CSR yang dilakukan oleh perusahaan.
KERANGKA TEORETIS
Stakeholder Theory
Stakeholder Theory adalah teori yang menyatakan bahwa perusahaan
5
memberikan manfaat kepada seluruh stakeholder-nya (Ghozali dan Chariri, 2007).
Stakeholder Theory mengasumsikan bahwa eksistensi perusahaan ditentukan oleh
para stakeholder. Perusahaan berusaha mencari pembenaran dari stakeholder dalam menjalankan operasi perusahaan. Semakin kuat posisi stakeholder, semakin kuat pula kecenderungan perusahaan untuk mangadaptasi dirinya sesuai dengan keinginan stakeholder (Indrawati, 2011).
Dengan mengetahui apa yang diinginkan stakeholder, maka manajer dapat merumuskan suatu strategi korporat yang fleksibel. Strategi yang tidak hanya bisa mengakomodasi seluruh kepentingan stakeholder, tetapi juga tujuan akhir perusahaan (Listiyanti, 2011). Salah satu pewujudan strategi korporat adalah dengan melaksanakan program CSR serta mengungkapkannya didalam laporan tahunan. Pengungkapan sosial dapat dianggap sebagai wujud dialog antara manajemen dengan stakeholder. Hal ini penting dilakukan karena investor sebagai
stakeholder, perlu mengevaluasi sejauh mana perusahaan telah melaksanakan
peran sesuai keinginan stakeholder.
Signaling Theory
Signaling theory adalah teori yang menjelaskan mengenai sinyal-sinyal
informasi yang dibutuhkan oleh investor untuk mepertimbangkan dan menentukan apakah para investor akan menanamkan sahamnya atau tidak pada perusahaan yang bersangkutan (Indrawati, 2009). Signaling theory berakar pada teori akuntansi pragmatik yang mengamati pengaruh informasi terhadap perubahan perilaku pemakai informasi (Suwardjono, 2005 dalam Listyanti, 2011). Signaling
theory mengemukakan bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan
sinyal kepada pengguna laporan keuangan dan non keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik, yaitu memaksimalkan keuntungan mereka. Sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan lebih baik dari perusahaan lain (Falichin, 2011).
Berdasarkan Signaling theory, kegiatan sosial yang diungkapkan perusahaan dalam laporan tahunan memberikan informasi kepada investor tentang
6
prospek return masa depan yang substansial. Pengungkapan CSR yang tepat dan sesuai dengan harapan stakeholder adalah sinyal berupa good news yang diberikan oleh pihak manajemen kepada publik dan menunjukkan bahwa perusahaan memiliki prospek yang bagus di masa depan serta memastikan terciptanya keberlanjutan usaha perusahaan. Perusahaan melakukan pengungkapan CSR dengan harapan dapat meningkatkan reputasi dan nilai perusahaan melalui peningkatan harga saham (Apriwandi dan Pratama, 2014).
Corporate Social Responsibility
Menurut Andayani (2011), CSR (Corporate Social Responsibility) merupakan suatu bentuk kepedulian sosial sebuah perusahaan untuk melayani kepentingan organisasi maupun kepentingan publik eksternal. CSR juga dapat diartikan sebagai komitmen perusahaan untuk mepertanggungjawabkan dampak operasi dalam dimensi sosial, ekonomi serta lingkungan.
Hackston dan Milne (1996) dalam Sayekti dan Wondabio (2007) menyatakan bahwa, pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan merupakan proses pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi organisasi, terhadap kelompok khusus yang berkepentingan dan terhadap masyarakat secara keseluruhan.Salah satu media yang paling tepat untuk mengungkapkan aktivitas sosial lingkungan adalah dengan menerbitkan laporan tahunan. Laporan tahunan adalah salah satu media yang digunakan perusahaan untuk berkomunikasi langsung dengan investor. Pengungkapan informasi dalam laporan tahunan diharapkan dapat mengurangi asimetri informasi dan agency problem (Healy et al, 2001 dalam Sayekti dan Wondabio, 2007)
Pelaksanaan tanggung jawab sosial di Indonesia didukung oleh sejumlah aturan seperti UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH). Sedangkan pelaporan tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan diatur dalam Pasal 66 Ayat 2 (c) UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang menyatakan bahwa laporan tahunan harus memuat mengenai laporan pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.
7 Reaksi Pasar
Menurut Jogiyanto (2008), reaksi pasar adalah suatu bentuk tanggapan pasar atas informasi yang terdapat pada sebuah pengumuman yang dikeluarkan atau diterbitkan. Apabila sebuah pengumuman mengandung informasi yang good
news, maka pasar akan menanggapi atau bereaksi secara cepat saat informasi
tersebut diumumkan. Investor akan menanggapi informasi tersebut sebagai sinyal dalam menentukan keputusannya. Reaksi investor dalam menanggapi pengumuman menyebabkan adanya aktivitas jual beli saham yang mengakibatkan perubahan harga dan volume perdagangan saham. Reaksi pasar dapat dilihat melalui abnormal return dan unexpected trading volume.
Abnormal return adalah selisih antara return sesungguhnya atau yang
sudah terjadi (actual return) dengan return yang belum terjadi tetapi diharapkan akan terjadi (expected return). Abnormal return digunakan untuk melihat harga saham pada event window untuk tiap-tiap hari di sekitar tanggal peristiwa (Yuliana et.al, 2008). Abnormal return merupakan proksi harga saham yang menunjukkan besarnya respon pasar terhadap informasi akuntansi yang dipublikasikan (Daud dan Syarifudin, 2008).
Volume perdagangan saham dapat diukur dengan menggunakan
unexpected trading volume (volume perdagangan saham abnormal) yaitu selisih
antara volume sesungguhnya terjadi dengan volume perdagangan normal.
Unexpected trading volume (volume perdagangan saham abnormal) merupakan
volume penyesuaian pasar untuk melihat reaksi pasar, yang merupakan bukti perubahan probabilitas penilaian investor atas distribusi return masa depan (Nurdin dan Cahyandito, 2006).
Penelitian ini menggunakan variabel harga dan volume perdagangan saham dalam mengukur reaksi pasar karena abnormal return tidak selalu berhubungan dependen volume perdagangan saham (Subekti, 2005 dalam Listiyanti, 2011). Beaver (1968) dalam Bandi dan Hartono (1999) menyatakan perbedaan antara pengujian harga dan volume adalah bahwa harga merefleksikan perubahan dalam pengharapan pasar sebagai suatu keseluruhan sedangkan volume merefleksikan jumlah tindakan atau perubahan dalam pengharapan investor individual. Suatu
8
informasi, dalam hal ini pengungkapan CSR perusahaan di dalam laporan tahunan mungkin tidak mengubah pengharapan suatu keseluruhan tetapi mengubah pengharapan secara individual, hal ini mengakibatkan tidak adanya reaksi terhadap harga saham tetapi mungkin ada reaksi terhadap volume saham.
Pengembangan Hipotesis
Pengungkapan CSR dan Reaksi Pasar
Informasi dalam laporan keuangan perusahaan mempunyai peran yang sangat penting bagi investor secara individual maupun pasar secara keseluruhan. Bagi investor, informasi berperan penting dalam mengambil keputusan investasi. Investor tidak hanya memasukkan laba sebagai bahan pertimbangan, tetapi mulai melihat pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan.
Searah dengan signaling theory dan stakeholder theory yang menyatakan bahwa perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan sesuai keinginan
stakeholderdan mengirimkan sinyal positif melalui pelaporannya, maka
pengungkapan atau pelaporan aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan CSR adalah salah satu cara untuk mengirimkan sinyal kepada para pemangku kepentingan (investor) dan pasar.
Pengungkapan aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan CSR merupakan salah satu cara untuk memberikan sinyal positif bagi stakeholder dan pasar. Sinyal positif tersebut adalah prospek perusahaan dimasa depan, bahwa perusahaan memberikan jaminan atas keberlangsungan hidup usahanya. Sebagai contoh apabila perusahaan melaksanakan dan mengungkapkan aktivitas kepedulian lingkungan dengan benar sesuai dengan undang-undang, maka akan menghindarkan perusahaan dari tuntutan hukum mengenai pencemaran atau perusakan lingkungan dimasa yang akan datang. Kemudian apabila perusahaan melaksanakan dan mengungkapkan aktivitas kemasyarakatan, maka perusahaan akan memiliki citra yang baik dan mendapat dukungan dari masyarakat dalam melaksanakan proses produksinya. Pengungkapan CSR dapat mengirimkan sinyal
9
positif bahwa perusahaan tersebut lebih baik dibandingkan perusahaan lain karena peduli terhadap dampak lingkungan, sosial dan ekonomi dari aktivitas perusahaan. Pengungkapan CSR ditangkap sebagai sinyal positif atau informasi good
news oleh investor karena memberikan prospek yang baik dimasa depan. Hal itu
membuat investor tertarik untuk melakukan investasi sehingga menyebabkan terjadinya aktivitas perdagangan saham. Kenaikan aktivitas perdagangan saham menyebabkan peningkatan harga saham dan volume perdagangan saham yang mengakibatkan adanya abnormal return dan unexpected trading volume bagi perusahaan.
Penelitian yang mendukung adanya pengaruh antara CSR dengan
abnormal return adalah penelitian Nurdin dan Cahyandito (2006) yang
menunjukkan bahwa aktivitas CSR berpengaruh positif terhadap abnormal return. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Almilia dan Wijayanto (2007) yang menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan yang baik akan direspon positif oleh investor melalui fluktuasi harga saham yang semakin naik.
Penelitian yang mendukung adanya pengaruh antara pengungkapan CSR dengan volume perdagangan saham adalah Zuhroh dan Putu (2006), yang menujukkan bahwa pengungkapan sosial dalam laporan tahunan telah terbukti berpengaruh terhadap volume perdagangan saham bagi perusahaan yang termasuk dalam kategori high profile.
Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
Ha1 : Pengungkapan CSR berpengaruh positif terhadap abnormal return.
Ha2 : Pengungkapan CSR berpengaruh positif terhadap unexpected trading volume.
10
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive
sampling dengan kriteria sebagai berikut :
- Perusahaan yang menyajikan laporan tahunan per 31 Desember 2013. - Perusahaan yang memiliki data pasar dan data keuangan yang lengkap. - Perusahaan yang tidak melakukan corporate action selama periode
penelitian selain penerbitan Laporan Tahunan.
Jenis dan Sumber Data
Jenis data penelitian ini adalah data sekunder, yaitu antara lain :
a. Data pengungkapan CSR perusahaan dalam laporan tahunan dan laporan keuangan yang diperoleh dari Kantor IDX cabang Semarang dan diakses melalui website resmi IDX di www.idx.co.id.
b. Data harga penutupan saham harian dan volume perdagangan saham harian perusahaan sampelyang diakses melalui www.yahoofinance.com
Periode pengamatan dilakukan selama 11 hari, yaitu 5 hari sebelum tanggal publikasi, 1 hari pada saat terjadinya peristiwa (event day), dan 5 hari setelah tanggal publikasi. Alasan pengambilan periode pengamatan selama 11 hari adalah untuk menghindari confounding effect akibat pengumuman stock split,
merger atau corporate action lainnya (Vijaya, 2010)
Definisi Operasi Variabel 1. Variabel Independen
Pengungkapan CSR
Pengungkapan CSR diukur dengan proksi CSRDI (Corporate
Social Responsibility Disclosure Index) berdasarkan indikator GRI.
Konsep GRI dipilih karena lebih memfokuskan pada standar pengungkapan kinerja ekonomi, sosial, dan lingkungan, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas dan pemanfaatan pelaporan (Wariyanto,
11
2010). Penilaian akan dilakukan dengan membandingkan jumlah pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan dengan jumlah pengungkapan yang mengacu kepada indikator dalam GRI guidelines. Pengungkapan yang terdiri dari 79 item, meliputi : economic, environment,
labor practice, human rights, social, dan product responsibility (GRI,
2006 dalam Wariyanto, 2010). Apabila item yang ditentukan ditemukan dalam laporan tahunan maka diberi skor 1, apabila tidak ada maka diberi skor 0. Perhitungan jumlah index yang CSR (CSRI) adalah sebagai berikut:
CSRI = 𝐣𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐢𝐭𝐞𝐦 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐮𝐧𝐠𝐤𝐚𝐩𝐤𝐚𝐧
𝟕𝟗
Keterangan :
CSRI : Corporate Social Responsibility Disclosure Index Perusahaan
2. Variabel Dependen Reaksi Pasar
a. Abnormal Return
Abnormal return merupakan selisih antara return sesungguhnya
terjadi dengan return ekspektasi (expected return), return normal merupakan return ekspektasi (return yang diharapkan oleh investor) (Randa dan Liman, 2012). Menurut Jogiyanto (2008), Abnormal return dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
𝑨𝑹𝒊𝒕
=
𝑹𝒊𝒕− 𝑬(𝑹𝒊𝒕) Keterangan :ARit : abnormal return saham ke-i pada hari ke-t
Rit : return sesungguhnya yang terjadi pada saham ke-I
hari ke t
E(Rit) : return ekspektasi saham ke-i hari ke-t
Untuk menghitung return sesungguhnya (Rit) dapat digunakan rumus
12
𝑹𝒊𝒕 = 𝑷𝒊𝒕− 𝑷𝒊𝒕−𝟏 𝑷𝒊𝒕−𝟏 Keterangan :
Pit : Harga saham sekuritas ke-i pada hari ke-t
Pit-1 : Harga saham sekuritas ke-i pada hari ke-t-1
Untuk menghitung return ekspektasi pasar penelitian ini menggunakan market adjusted model, yang menganggap bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. (Randa dan Liman, 2012). 𝑬(𝑹𝒊𝒕) = 𝑹𝒎𝒕 Dimana : 𝑹𝒎𝒕 = 𝑰𝑯𝑺𝑮𝒕− 𝑰𝑯𝑺𝑮𝒕−𝟏 𝑷𝒊𝒕−𝟏 Keterangan :
Rmt : Return aktual saham pada hari ke t
IHSGt : Indeks Harga Saham Gabungan ke t IHSGt-1 : Indeks Harga Saham Gabungan ke t-1
b. Unexpected Trading Volume
Volume perdagangan saham merupakan indikator yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi yang tercermin melalui naik turunnya volume saham yang diperdagangkan (Randa dan Liman, 2012). Volume perdagangan saham dapat diukur dengan menggunakan unexpected trading volume (volume perdagangan saham abnormal) yaitu selisih antara volume sesungguhnya terjadi dengan volume perdagangan normal (Nurdin dan Cahyandito, 2006).
Unexpected trading volume dapat dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut (Bandi dan Hartono, 1999) :
13
Keterangan :
Vat : volume perdagangan abnormal pada periode t. Psit : persentase saham perusahaan i yang di
perdagangkan pada periode t.
PSmt : persentase saham yang diperdagangkan dipasar keseluruhan pada periode t.
Untuk persentase saham perusahaan i yang diperdagangkan pada periode t (PSit) dapat dihitung sebagai berikut:
𝑷𝑺𝒊𝒕 = 𝒔𝒊𝒕 𝑺𝑩𝒊𝒕 Keterangan :
PSit : persentase saham perusahaan i yang diperdagangakan
pada periode t
Sit : saham perusahaan i diperdagangkan di pasar pada
periode t
SBit : jumlah saham perusahaan i yang beredar pada periode t
Sedangkan persentase saham yang diperdagangkan secara keseluruhan di pasar (PSmt) dapat dihitung sebagai berikut:
𝑷𝑺𝒎𝒕 = 𝒔𝒎𝒕 𝑺𝑩𝒎𝒕 Keterangan :
PSmt : persentase saham yang diperdagangankan dipasar keseluruhan pada periode t
Smt : jumlah saham yang diperdagangkan di pasar keseluruhan pada periode t
SBmt : jumlah saham yang beredar dipasar keseluruhan pada periode t.
3. Variabel Kontrol Ukuran Perusahaan
Menurut Basyaib (2007) dalam Anggraini dan Suprasto (2015), ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar
14
kecilnya perusahaan menurut berbagai cara, yaitu dengan ukuran pendapatan, total aset, dan total modal. Perusahaan yang berukuran besar lebih diminati oleh para analis dan broker, karena perusahaan tersebut cenderung mudah mempublikasikan laporan keuangan dan cenderung berada pada posisi kinerja yang stabil. Selain itu, perusahaan besar memiliki pertumbuhan yang relatif lebih besar dibandingkan perusahaan kecil, sehingga tingkat pengembalian (return) saham perusahaan besar juga lebih besar daripada perusahaan kecil. Oleh karena itu, investor akan berspekulasi untuk memilih berinvestasi pada perusahaan besar dengan harapan memperoleh keuntungan yang besar pula (Zulfa, 2013)
Ukuran perusahaan dapat diukur dengan menggunakan rumus berikut :
𝑼𝒌𝒖𝒓𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒖𝒔𝒂𝒉𝒂𝒂𝒏 = 𝑳𝒐𝒈 𝒏𝒂𝒕𝒖𝒓𝒂𝒍 × 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒔𝒆𝒕
Teknik dan Langkah Analisis Event Study
Analisis dilakukan dengan menggunakan teknik analisis event study untuk mengolah dan membahas data yang diperoleh. Elton dan Gruber (1995) dalam Munawarah (2009) menjelaskan langkah analisis adalah sebagai berikut :
a. Menentukan dengan tepat hari atau tanggal pengumuman dan menentukan sebagai hari 0. Hari 0 dalam penelitian ini adalah hari publikasi laporan tahunan masing-masing perusahaan.
b. Menentukan periode penelitian atau event window. Penelitian ini menggunakan 11 hari penelitian, yaitu 5 hari sebelum tanggal publikasi, 1 hari saat tanggal publikasi dan 5 hari sesudah tanggal publikasi laporan tahunan.
c. Menghitung abnormal return dari return yang sudah didapatkan untuk setiap perusahaan.
d. Menghitung unexpected trading volume untuk setiap perusahaan. e. Menghitung ukuran perusahaan untuk setiap perusahaan.
f. Melakukan uji asumsi klasik yang meliputi :
15 - Uji Autokorelasi
- Uji Normalitas - Uji Heteokedastisitas
g. Melakukan pengujian hipotesis dengan uji regresi berganda. Uji ini untuk mengetahui pengaruh dari pengungkapan CSR terhadap reaksi pasar. Dalam penelitian ini pengolahan data dilakukan dengan menggunakan
software SPSS versi 16.
Persamaan Regresi Berganda
Dalam menganalisis penelitian tentang pengaruh pengungkapan Corporate
Social Responsibility (CSR) terhadap reaksi pasar diperlukan model analisis yaitu
menggunakan analisis regresi berganda.
Persamaan analisis regresi berganda sebagai berikut:
Y1 = a + bX1 + cX2 + e ... (1) Y2 = a + bX1 + cX2 +e ...(2) Keterangan:
Y1 = Abnormal Return
Y2 = Unexpected Trading Volume
X1 = Pengungkapan Corporate Social Responsibility X2 = Ukuran Perusahaan
a+b+c = Koefisien regresi e = Standar Error
Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
Ho1 : Pengungkapan CSR tidak berpengaruh positif terhadap abnormal return
Ha1 : Pengungkapan CSr berpengaruh positif terhadap abnormal return
Ho2 : Pengungkapan CSR tidak berpengaruh positif terhadap unexpected trading volume
16
ANALISIS HASIL PENELITIAN
Pengambilan Sampel Penelitian
Proses pengambilan sampel perusahaan manufaktur tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini :
Tabel 1. Proses Pengambilan Sampel
Kriteria Jumlah
Jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013 131 Perusahaan yang tidak mengungkapkan CSR (11) Perusahaan yang melakukan corporate action disekitar tanggal
penerbitan laporan tahunan -
Perusahaan yang tidak memiliki data tanggal publikasi, harga dan volume saham secara lengkap
(2) Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini 118
Sumber : data sekunder diolah, 2015
Statistik Deskriptif
Pengungkapan aktivitas CSR perusahaan dilakukan bersamaan dengan informasi lain yang terdapat dalam Laporan Tahunan yaitu meliputi informasi laba, detail dan struktur perusahaan serta kinerja perusahaan selama satu periode. Statistik deskriptif dari tiap-tiap variabel penelitian baik dari hipotesis pertama (Ha1) maupun hipotesis kedua (Ha2) dapat dilihat pada Tabel 2. Dari tabel tersebut
dapat diperoleh gambaran mengenai karakteristik sampel meliputi nilai minimum, nilai maksimum, dan rata-rata.
17 Tabel 2. Statistik Deskriptif
Variabel Jumlah
Sampel Nilai Minimum Nilai Maksimum Rata-rata
Pengungkapan CSR 118 10,13% 59,49% 18,69% Cummulative Abnormal Return 118 -0,6595 1,7118 0,1101 Cummulative Unexpected Trading Volume 118 -0,0140 0,2044 -0,0022 Total Aset 118 45.208.000.000 353.491.494.000.000 10.818.244.906.779,60
Sumber : data sekunder diolah, 2015
Tabel 3. Tingkat Pengungkapan Per Sub Item CSR
CSR Indeks Ekonomi Lingkungan
Ketenaga-kerjaan HAM Sosial Produk Rata-rata 3,92 3,71 4,35 0,37 0,95 1,47
Sumber : data sekunder diolah, 2015
Berdasarkan data statitik deskriptif pada Tabel 2 dapat diketahui rata-rata pengungkapan CSR dari perusahaan yang dijadikan sampel penelitian adalah sebesar 18,69% atau sekitar 15 item CSR dari total 79 item yang seharusnya diungkapkan dalam laporan tahunan. Hal ini menunjukkan bahwa dalam satu periode rata-rata perusahaan manufaktur melaksanakan dan mengungkapkan CSR sebanyak 18,69%. Pengungkapan CSR tertinggi adalah 59,49% dimiliki oleh PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk. Pengungkapan CSR terendah yang sebesar 10,13% dimiliki oleh 10 perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel penelitian.
Variabel Cummulative Abnormal Return memiliki nilai minimum -0,6595 (PT Eratex Djaya Tbk) dan nilai maksimum sebesar 0,1778 (PT Gudang Garam
18
Tbk). Rata-rata dari sampel bernilai positif sebesar 0,1101 yang mengindikasikan bahwa return aktual yang terjadi lebih besar dibandingkan dengan return ekspektasi yang diharapkan oleh investor.
Variabel Cummulative Unexpected Trading Volume memiliki nilai minimum – 0,0140 (PT Merck Tbk) dan nilai maksimum sebesar 0,2044 (PT Asahimas Flat Glass Tbk). Nilai rata-rata dari sampel yang ada sebesar 0,0022 yang mengindikasikan bahwa terdapat selisih antara volume perdagangan saham yang terjadi sesungguhnya dengan volume perdagangan saham normal.
Variabel Total Aset memiliki nilai minimum Rp 45.208.000.000 (PT Alam Karya Unggul Tbk) dan nilai maksimum sebesar Rp353.491.494.000.000 (PT Asia Pasific Fiber Tbk). Nilai rata-rata total aset dari sampel yang ada sebesar Rp 10.818.244.906.779,66.
Pada Tabel 3 dapat diketahui Indikator Pengungkapan CSR menurut GRI. Terdapat 6 indikator yang digunakan untuk mengukur pengungkapan CSR. Nilai rata-rata tertinggi yang diungkapkan oleh perusahaan dalam laporan tahunan adalah indikator Ketenagakerjaan sebesar 4,35 item. Banyak perusahaan yang mengungkapkan tentang Ketenagakerjaan, sebagai contoh : jumlah karyawan berdasarkan kriteria tertentu, fasilitas untuk karyawan, keamanan dan keselamatan kerja, program-program karyawan.
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas, maka Grafik 1 menggambarkan pola pergerakan nilai rata-rata abnormal return harian saham untuk semua saham perusahaan sampel selama 11 hari penelitian. Grafik 2 menggambarkan pola pergerakan nilai rata-rata unexpected trading volume harian untuk semua saham perusahaan sampel selama 11 hari penelitian.
19 Grafik 1. Rata-rata Abnormal Return
Sumber : data sekunder diolah, 2015
Berdasarkan Grafik 1, dapat dilihat bahwa rata-rata abnormal return menunjukkan angka positif. Dari t-5 hingga t+1 mengalami penurunan nilai rata-rataabnormal return, namun meningkat pada t+2 dan selanjutnya berfluktuasi hingga t+5. Hal ini terjadi diduga karena minat pasar mulai turun terhadap saham pada hari sebelum penerbitan laporan tahunan. Namun setelah diterbitkannya laporan tahunan, pasar mulai tertarik kembali terhadap saham meskipun berfluktuasi namun relatif mengalami peningkatan. Hal ini terjadi dimungkinkan karena informasi CSR yang diberikan direspon positif oleh pasar dan dianggap sebagai informasi yang good news.
Grafik 2. Rata-rata Unexpected Trading Volume
Sumber : data sekunder diolah, 2015
Berdasarkan Grafik 2 rata-rata unexpected trading volume sebagian besar menunjukkan angka negatif, hanya bernilai positif pada t+0, t+3, t+4 dan t+5. Dari t-5 hingga t-1 relatif stabil, dan mulai mengalami peningkatan pada t-0. Namun mengalami penurunan dan bernilai negatif pada t+1 dan t+2, kemudian
0.00000 0.00500 0.01000 0.01500 0.02000 0.02500 t-5 t-4 t-3 t-2 t-1 t-0 t+1 t+2 t+3 t+4 t+5 -0.00060 -0.00040 -0.00020 0.00000 0.00020 0.00040 t-5 t-4 t-3 t-2 t-1 t-0 t+1 t+2 t+3 t+4 t+5
20
meningkat kembali pada t+3 dan meskipun turun namun tetap bernilai posotif pada t+4 dan t+5. Hal ini terjadi diduga karena investor tertarik pada informasi yang diterbitkan dan menganggapnya sebagai good news mulai pada t+3 hingga t+5 yang dimungkinkan karena informasi mengenai CSR.
Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan analisis regresi linear berganda ada beberapa syarat pengujian yang harus dipenuhi agar hasil olahan data benar-benar dapat menggambarkan apa yang menjadi tujuan penelitian.
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel independen, model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi. Hasil perhitungan nilai Tolerance menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak terdapat korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan nilai VIF juga menunjukkan hal yang sama, tidak ada variabel yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa variabel lolos uji multikolonieritas.
Uji autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan Durbin – Watson Test (DW). Dari hasil diketahui nilai batas atas (du) adalah 1,736 dan batas bawah (dl) adalah 1,613. Oleh karena nilai Durbin Watson 2,102 lebih besar dari batas atas (du) 1,736 dan kurang dari 4-1,746 (du), maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi dalam data sehingga variabel lolos uji autokorelasi.
Uji normalitas dalam penelitian ini menggunkan One Sample Kolmogorov
– Smirnov Test. Dari hasil perhitungan diketahui nilai Kolomogorov Smirnov Z
adalah 1,052 dengan signifikansi 0,219 > 0,05. Dari hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian terdistribusi normal sehingga data lolos uji normalitas.
Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan Park Test. Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, hasil menunjukkan nilai sigifikansi untuk setiap variabel lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terdapat heteroskedastisitas atau lolos uji heteroskedastisitas.
21 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis untuk membuktikan adanya pengaruh pengungkapan CSR terhadap reaksi pasar dilakukan dengan menggunakan uji regresi berganda dengan tingkat signifikasi 5%. Tabel 4 menunjukkan hasil uji regresi pengungkapan CSR terhadap abnormal return. Tabel 5 menunjukkan hasil uji regresi pengungkapan CSR terhadap unexpected trading volume.
Tabel 4. Hasil Uji Regresi Linear Berganda Model 1
Variabel Independen Koefisien Beta t Signifikansi Konstanta -0,28 -0,553 0,581 Pengungkapan CSR -0,054 -0,681 0.497 Total Aset 0,019 1,025 0,307
Adjusted R2 : 0,007 F : 0,59 Sig. F : 0,556 Variabel Dependen : Cummulative Abnormal Return
Sumber : data sekunder diolah 2015
Nilai adjusted R square sebesar 0,007 yang berarti bahwa 0,7% variabel
abnormal return dapat dijelaskan oleh variabel pengungkapan CSR dan Total
Aset. Sedangkan sisanya sebesar 99,3% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak dimasukkan dalam model regresi.
Tabel 5. Hasil Uji Regresi Linear Berganda Model 2
Variabel Independen Koefisien Beta t Signifikansi Konstanta -0,075 -1,929 0,056 Pengungkapan CSR 0,01 1,619 0,108 Total Aset 0,002 1,087 0,279 Adjusted R2 : 0,03 F : 2,806 Sig. F : 0,065 Variabel Dependen : Cummulative Unexpected Trading Volume
Sumber : data sekunder diolah, 2015
Nilai adjusted R square sebesar 0,03 yang berarti bahwa 3% variabel
22
Total Aset. Sedangkan sisanya sebesar 97% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak dimasukkan dalam model regresi.
Pembahasan
Pengungkapan CSR dan AbnormalReturn.
Berdasarkan hasil uji regresi pada Tabel 4 diketahui bahwa nilai signifikansi uji regresi untuk variabel CSR adalah 0,497 > 0,05 sehingga Ha1
ditolak atau tidak dapat menolak Ho1. Pengungkapan CSR tidak mempengaruhi abnormal return diduga karena pengungkapan CSR tidak ditangkap oleh pasar
sebagai kabar baik atau good news, hal itu disebabkan masih rendahnya tingkat pengungkapan CSR perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel yaitu dengan rata-rata hanya 18,69% atau sekitar 15 item dari 79 item yang harus diungkapkan. Hal ini sesuai dengan kondisi Indonesia bahwa item pengungkapan CSR masih bersifat sukarela, sehingga perusahaan tidak terlalu memfokuskan perhatian untuk melakukan pengungkapan CSR.Selain itu, mungkin investor belum percaya terhadap pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan karena sampai saat ini masih banyak kasus yang terkait dengan isu-isu lingkungan, sosial dan ekonomi sehingga investor menganggap bahwa pengungkapan CSR hanya sebagai formalitas. Tingginya biaya yang dibutuhkan perusahaan untuk melaksanakan program CSR juga dapat menjadi penyebab investor enggan berinvestasi, karena menganggap biaya untuk program CSR sebagai suatu pemborosan yang malah mengurangi laba perusahaan. Kemungkinan lain, investor bereaksi diluar periode penelitian, menurut Jogiyanto (2009) sinyal berupa pengungkapan CSR yang diberikan manajemen merupakan sinyal yang sangat sulit diukur nilai ekonomisnya sehingga investor membutuhkan waktu yang lebih lama untuk bereaksi.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Katutisari dan Dewi (2014) yang menyatakan bahwa pengungkapan CSR tidak berpengaruh terhadap
abnormal return. Hal ini karena perusahaan dan investor masih memiliki persepsi
yang rendah mengenai CSR. Pada akhirnya pengungkapan CSR oleh suatu perusahaan tidak menimbulkan reaksi investor sehingga tidak mempengaruhi
23 abnormal return. Penelitian Suranta (2010) juga menemukan bahwa variabel
dalam pengungkapan tema-tema sosial dan lingkungan tidak mempengaruhi reaksi investor yang diukur dengan variabel abnormal return.
Sebagai contoh PT Asahimas Flat Glass Tbk memiliki tingkat pengungkapan CSR tinggi sebesar 34,18% dan PT Prashida Aneka Niaga Tbk memiliki tingkat pengungkapan CSR rendah sebesar 10,13%. Kedua perusahaan tersebut memiliki nilai abnormal return negatif yang hampir sama yaitu -0,0231 dan -0,1929. Hal ini menunjukkan bahwa tinggi rendahnya pengungkapan CSR tidak mempengaruhi abnormal return.
Pengungkapan CSR dan Unexpected Trading Volume.
Berdasarkan hasil uji regresi berganda pada Tabel 5 diketahui bahwa nilai signifikansi uji regresi untuk variabel pengungkapan CSR adalah 0,108 > 0,05 sehingga Ha2 ditolak atau tidak dapat menolak Ho2. Hal ini berarti bahwa
pengungkapan CSR tidak berpengaruh terhadap unexpected trading volume. Pengungkapan CSR tidak mempengaruhi pengharapan investor individual yang menyebabkan peningkatan volume perdagangan saham yang menyebabkan adanya unexpected trading volume.
Pengungkapan CSR tidak membuat minat investor terhadap saham meningkat secara signifikan, hal ini terjadi diduga karena tingkat pengungkapan CSR perusahaan manufaktur yang relatif masih rendah yaitu hanya 18,69% atau sekitar 15 item dari 79 item yang seharusnya diungkapkan sehingga ditangkap oleh investor bukan sebagai informasi yang good news. Pengaruh lain mungkin investor bereaksi diluar periode penelitian, menurut Jogiyanto (2009) sinyal berupa pengungkapan CSR yang diberikan manajemen merupakan sinyal yang sangat sulit diukur nilai ekonomisnya sehingga investor membutuhkan waktu yang lebih lama untuk bereaksi. Menurut Restuti dan Nathaniel (2011) investor belum memperhatikan informasi sosial yang diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan sebagai informasi yang mempengaruhi keputusan investasi. Investor masih menganggap informasi laba lebih bermanfaat dalam menilai perusahaan dan dianggap lebih mampu memberikan informasi untuk mendapatkan return
24
saham yang diharapkan oleh investor dibandingkan dengan informasi sosial yang diungkapkan perusahaan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suranta (2010) yang menyatakan bahwa variabel dalam pengungkapan tema-tema sosial dan lingkungan tidak mempengaruhi reaksi investor, dimana reaksi investor diukur dengan variabel trading volume activity.
Sebagai contoh PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk memiliki tingkat pengungkapan CSR tertinggi yaitu sebesar 59,49% dan PT Alam Karya Unggul Tbk yang memiliki tingkat pengungkapan CSR rendah yaitu sebesar 10,13%. Kedua perusahaan tersebut memiliki nilai unexpected trading volume negatif yang hampir sama yaitu sebesar -0,0045 dan -0,0105. Hal ini membuktikan bahwa tinggi rendahnya tingkat pengungkapan CSR tidak mempengaruhi unexpected
trading volume.
Hasil uji regresi untuk ukuran perusahaan yang diukur dengan total aset memiliki nilai signifikansi 0,307 > 0,05 dan 0,279 > 0,05, hal ini berarti bahwa ukuran perusahaan juga tidak berpengaruh terhadap reaksi pasar. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan saja tidak bisa dijadikan pertimbangan oleh investor dalam melakukan keputusan investasi, masih banyak faktor-faktor lain yang harus dipertimbangkan. Informasi ukuran perusahaan dalam publikasi laporan tahunan tidak cukup informatif dan tidak lagi menjadi perhatian investor dalam mengambil keputusan investasi. Investor beranggapan bahwa perusahaan besar tidak selamanya dapat memberikan tingkat return yang besar sesuai dengan harapan investor (Zulfa, 2013).
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pengujian terhadap abnormal return, dapat disimpulkan bahwa tidak dapat menolak Ho1, hal ini berarti tidak terdapat
pengaruh positif atas pengungkapan CSR terhadap abnormal return. Hasil pengujian terhadap unexpected trading volume menunjukkan bahwa tidak dapat
25
menolak Ho2, hal ini berarti tidak terdapat pengaruh positif atas pengungkapan
CSR terhadap unexpected trading volume.
Implikasi Teoretis
Hasil penelitian ini tidak dapat menjelaskan signaling theory karena informasi yang diterbitkan tidak cukup memberikan sinyal yang dapat menyebabkan perubahan keyakinan investor dan menyebabkan tindakan tertentu, tindakan tersebut diyakini sebagai akibat dari informasi yang diterbitkan.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penelitian selanjutnya mengenai pengungkapan CSR, abnormal return dan unexpected
trading volume agar dapat menjadi referensi tambahan dan pembanding dalam
melakukan penelitian.
Keterbatasan dan Saran Penelitian
Penelitian ini memliki beberapa keterbatasan dan memerlukan perbaikan di penelitian berikutnya. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah adanya subyektifitas dalam menilai luas pengungkapan. Hal ini terjadi karena setiap pembaca melihat pengungkapan pertanggungjawaban sosial yang diungkapkan perusahaan dari sudut pandang yang berbeda-beda. Selain itu, pengungkapan CSR yang dinilai dalam penelitian ini bersamaan denganAnnual Report sehingga banyak informasi selain CSR yang dapat menjadi pertimbangan investor dalam keputusan investasi.
Saran untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan rumus abnormal
return yang lain selain market adjusted model yaitu market model atau mean adjusted model. Dapat juga menggunakan ketiga model tersebut sekaligus untuk
mengetahui pebedaan reaksi pasar atau return ekspektasi. Disarankan untuk menambahkan periode pengamatan dalam mengamati reaksi pasar. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menggunakan data press release atau pengumuman khusus mengenai informasi CSR dalam menilai aktivitas CSR perusahaan.
26
DAFTAR PUSTAKA
Almilia, LS., dan Retrinasari I., 2007, “Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Kelengkapan Pengungkapan dalam Laporan Tahunan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ”, Proceeding
Seminar Akuntansi.
Andayani, TJ., 2011, “Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure
Alternatif Pengambilan Keputusan Bagi Investor”,
Anggraini, N. dan Suprasto B., 2015, “Pengaruh Perataan Laba, Ukuran Perusahaan dan Debt Equity Ratio pada Reaksi Pasar”. E-jurnal
Akuntansi Universitas Udayana II, Hal 743-755.
Apriwandi dan Pratama RY., 2014, “Pengaruh Perataan Laba dan Corporate Social Resposibility Disclosure terhadap Reaksi Pasar”,
Azizah, NL., 2014, “Reaksi Pasar atas Publikasi Sustainability Report”,
Skripsi Porgram S1. Fakultas Ekonomi, Universitas Brawijaya.
Bandi dan Hartono J., 1999, “ Perilaku Reaksi Harga dan Volume Perdagangan Saham terhadap Pengumuman Deviden”, Simposium
Nasional Akuntansi II, Universitas Brawijaya.
Cheng, M., dan YJ. Christiawan., 2011,“Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibilty terhadap Abnormal Return”, Jurnal Akuntansi dan
Keuangan, Vol. 13, No. 01, hal 24-26, Mei 2011.
Daud, RM., dan NA. Syarifudin, 2008, ”Pengaruh Corporate Social Responsibility, Timeliness, dan Debt to Equity Ratio terhadap Earning Response Ciefficient (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur
27 yang Terdaftar di BEI)”, Jurnal Telaah dan Riset Akuntansi. Vol. 1, No. 1,
hal 82-101.
Falichin, MZM., 2010, “Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclosure terhadap Reaksi Investor dengan Environmental Performance Rating sebagai Variabel Moderasi”, Skripsi Program S1, Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro, Semarang.
Ghozali, I. dan Chariri A., 2007, “Teori Akuntansi”, Badan Penerbit
Universitas Diponegoro, Semarang.
Indrawati, N., 2009, “Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam Annual Report serta Pengaruh Political Visibility dan Economic Performance”, Pekbis Jurnal, Vol1, No, 1 Hal 1-11.
Jogiyanto, H., 2008, “Teori Portofolio dan Analisis Investasi (5th ed.)”,
Yogyakarta, BPFE.
Kastuti, S. dan Dewi NHU., 2012, “Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Abnormal Return”, STIE Perbanas
Surabaya.
Kholisoh, L dan NMR. Sari, 2010, “Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure pada Perusahaan Manufaktur”,Fakultas Ekonomi Akuntansi, Universitas Guna Darma Kristi, AA., 2013, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan
Corporate Social Responsibility (CSR) pada Perusahaan Publik di Indonesia”, Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Brawijaya. Listiyanti, A., 2011, “Pengaruh Tanggungjawab Sosial Perusahaan terhadap
Reaksi Investor : Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI periode tahun 2008-2009)”, Skripsi program S1, Universitas
28 Munawarah, 2009, “Analisis perbandingan abnormal return dan trading volume activity sebelum dan setelah suspend BEI”,Tesis Universitas
Diponegoro, Semarang.
Nurdin, E., dan MF. Cahyandito., 2006, “Pengaruh Kualitas Pengungkapan Sosial dan Lingkungan dalam Laporan Tahunan terhadap Reaksi Investor”, Thesis (S2). Universitas Padjajaran.
Pambudi, T., 2006, “Perjalanan Si Konsep Seksi”, Majalah SWA 26 (XXI/19),
11 Januari 2006, Hal 44-45.
Purwanto, A., 2011, “Pengaruh Tipe Industri, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas terhadap Corporate Resposibility”, Jurnal Akuntansi dan
Auditing, Vol. 8, No. 1, hal 13-27.
Randa, F., dan W. Liman., 2012, “Analisis Perbedaan Abnormal Return dan Volume Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Pengumuman Indonesian Corporate Social Responsibility Awards (Studi Kasus pada Perusahaan Pemenang ICA yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011”,. Jurnal Sistem Informasi Manajemen. Vol. 10, No. 2, Oktober
2012, hal 151-168
Restuti, MIMD., dan C. Nathaniel., 2012, “Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Earning Response Coefficient”, Jurnal Dinamika Manajemen. Vol. 3, No. 1, hal 40-48. Rustika, N., 2011, “Analisis Pengaruh Penerapan Akuntansi Manajemen
Lingkungan Dan Strategi Terhadap Inovasi Perusahaan”, Fakultas
Ekonomi, Universitas Diponegoro.
Sayekti, Y., dan KS. Wondabio. 2007, “Pengaruh CSR Disclousure terhadap Earning Response Coefficient”, Simposium Nasional Akuntansi X, Unhas
29 Setiawan, D. dan Hartono J., 2003, “Pengujian Efisiensi Pasar Setengah Kuat secara Keputusan : Analisa Pengumuman Deviden Meningkat”, Jurnal
Riset Akuntansi Indonesia.
Suranta, E., 2010, “Analisis Corporate Social Responsibility Disclosure terhadap Reaksi Investor (Studi empiris pada perusahaan yang terdaftar di BEI)”, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Bengkulu. Vijaya, DP., 2010, “Pengaruh Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan terhadap Aktivitas Volume Perdagangan dan Harga Saham”, Universitas Pendidikan Ganesha.
Waryanto., 2010, “Pengaruh Karakteristik Good Corporate Governance terhadap Luas Pengungkapan Corporate Social Responsibility di Indonesia”, Skripsi Program S1, Faktultas Ekonomi Universitas
Diponegoro.
Winarto, W. 2014, “Reaksi Pasar di Sekitar Tanggal Pengumuman Laporan Audit Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelasan dan Laporan Audit Wajar dengan Pengecualian”, Skripsi Program S1,
Fakultas Ekonomi, UKSW Salatiga. www.idx.co.id
www.tempo.co, diakses 9 Juli 2014. www.yahoofinance.com
Yuliana, R., B. Purnomosidhi., dan EG. Sukoharsono., 2008, “Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Pengungkapan CSR dan Dampaknya terhadap Pengaruh Investor”, Jurnal Akuntansi dan
30 Zuhroh, D. dan Sukmawati IPPH., 2003, “Analisis Pengaruh Pengungkapan Sosial dalam Laporan Tahunan Perusahaan terhadap Reaksi Investor”,
Simposium Nasional Akuntansi VI, Surabaya.
Zulfa, I., 2013, “Pengaruh Rentabilitas, Likuiditas, Kecukupan Modal dan Ukuran Perusahaan Terhadap Return Saham pada Perusahaan Perbankan yang Listing di Bursa Efek Indonesia”, Skripsi Program S1,
31
LAMPIRAN 1 : DAFTAR PERUSAHAAN SAMPEL
Nomor Kode Nama Perusahaan
1 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk
2 SMBR Semen Baturaja (Persero) Tbk
3 SMCB Holcim Indonedsia Tbk
4 SMGR Semen Indonesia (persero) Tbk
5 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk
6 ARNA Arwana Citra Mulia Tbk
7 IKAI Inti Keramik Alam Asri indutri Tbk
8 KIAS Keramik Indonesia Assosiasi Tbk
9 MLIA Mulia Industrindo Tbk
10 TOTO Surya Toto Indonesia
11 BRPT Barito Pasific Tbk
12 BUDI Budi Acid Jaya Tbk
13 DPNS Duta Pertiwi Nusantara Tbk
14 EKAD Ekadharma International Tbk
15 ETWA Eterindo Wahanatama Tbk
16 INCI Intan Wijaya Iternational
17 SOBI Sorini Agro Asia Corporindo Tbk
18 SRSN Indo Acitama tbk
19 TPIA Chandra Asri Petrochemical
20 UNIC Unggul Indah Cahata Tbk
21 ALKA Alaska Industrindo tbk
22 ALMI Alumindo Light Metal Industry Tbk
23 BAJA Sarana Central Bajatama Tbk
24 BTON Beton Jaya Manunggal tbk
25 CTBN Citra Tubindo tbk
26 GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk
27 INAI Indah Alumunium Industry Tbk
28 ISSP Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk
29 JPRS Jaya Pari Steel Tbk
32
31 LION Lion Metal Works Tbk
32 LMSH Lionmesh Prima Tbk
33 NIKL Pelat Timah Nusantara Tbk
34 AKKU Alam Karya Unggul Tbk
35 AKPI Argha Karya Prima Industry Tbk
36 APLI Asiaplast Industries tbk
37 BRNA Berlina Tbk
38 IGAR Champion Pasific Indonesia Tbk
39 IPOL Indopoly Swakarsa Indutry Tbk
40 SIAP Sekawan Intipratama Tbk
41 SIMA Siwani Makmur Tbk
42 TRST Trias Sentosa Tbk
43 YPAS Yana Prima Hasta Persada Tbk
44 CPIN Charoen Pokphan Indonesia Tbk
45 JPFA Japfa Camfeed Indonesia Tbk
46 MAIN Malindo Feedmill Tbk
47 SIPD Siearad Produce Tbk
48 SULI Sumalindo Lestari Jaya Tbk
49 TIRT Tirta Mahakan Resource Tbk
50 ALDO Alkindo Naratama Tbk
51 FASW Fajar Surya Wisesa Tbk
52 INKP Indah Kiat Pulp dan Paper Tbk
53 INRU Toba Pulp Lestari Tbk
54 KBRI Kertas Rachmat Indonesia Tbk
55 TKIM Pabkrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk
56 KRAH Grand Kartech Tbk
57 ASII Astra International tbk
58 AUTO Astra Auto Part Tbk
59 BRAM Indo Kordsa Tbk
60 GDYR Goodyear Indonesia
61 GJTL Gajah Tunggal Tbk
62 IMAS Indomobil Sukse International Tbk
63 INDS Indospring Tbk
64 LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk
65 MASA Maultistrada Arah Saran Tbk
33
67 PRAS Prima Alloy Steel Universal
68 SMSM Selamat sempurna Tbk
69 ADMG Polychem Indonesia Tbk
70 ARGO Argo Pantes Tbk
71 ERTX Eratex Djaya Tbk
72 ESTI ever Shine Textille Industry Tbk
73 INDR Indo Rama Synthetic Tbk
74 MYTX Apac Citra Centertex Tbk
75 PBRX Pan Brithers Tbk
76 POLY Asia Pasific Fiber Tbk
77 RICY Ricky Putra Globalindo
78 SRIL Sri Rejeki Islam Tbk
79 SSTM Sunson Textile Manufacturer Tbk
80 TRIS Trisula International Tbk
81 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk
82 BATA Sepatu Bata Tbk
83 PTSN Sat Nusantara Persada Tbk
84 ADES Akasha Wira International Tbk
85 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
86 ALTO Tri Banyan tirta Tbk
87 CEKA Cahaya Kalbar Tbk
88 DLTA Delta Djakarta Tbk
89 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
90 INDF Indofoof Sukses Makmur Tbk
91 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk
92 MYOR Mayora Indah Tbk
93 PSDN Prashida Aneka Niaga tbk
94 ROTI Nippon Indosari Corporindo tbk
95 SKBM Sekar Bumi Tbk
96 SKLT Sekar Laut Tbk
97 STTP Siantar Top tbk
98 ULTJ Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk
99 GGRM Gudan Garam Tbk
100 HMSP Hanjaya Mandala Sampoerna tbk
101 RMBA Bentoel International Invetama Tbk
34
103 DVLA Darya Varia Laboratoria Tbk
104 INAF Indofarma Tbk
105 KAEF Kimia Farma Tbk
106 KLBF Kalbe Farma Tbk
107 MERK Merck Tbk
108 PYFA Pyridam Farma Tbk
109 SCPI schering Plough indonesia Tbk
110 SIDO Industri Ajmu dan Farmasi Sido Muncul Tbk
111 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk
112 MBTO Mertina Berto tbk
113 MRAT Mustika Ratu Tbk
114 TCID Mandom Indonesia Tbk
115 UNVR Unilever Indonesia Tbk
116 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk
117 KICI Kedung Indag Can Tbk