FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
(CSR)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana S1
OLEH :
AZIZAH NURUL ISNAINI 1302030088
PROGRAM STUDI AKUNTANSI SI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi yang diajukan oleh:
Nama : Azizah Nurul Isnaini
NIM : 1302030088
Program Studi : Akuntansi S1
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Judul : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan
Corporate Social Responsibility (CSR)
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan penguji dan diterima sebagai
bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi
(S.E.) pada Program Studi Akuntansi S1, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
DEWAN PENGUJI
Ketua : Dr. Novi Dirgantari, SE, M.Si, Ak ( )
Anggota 1 : Dr. Sri wahyuni, SE, M.Si ( )
Anggota 2 : Rina Mudjiyanti, SE, M.Si ( )
Ditetapkan di : Purwokerto
Tanggal : 27 Januari 2017
Mengetahui:
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
HALAMAN PAERNYATAAN ORISINALITAS
Yang bertandatangan dibawah ini:
Nama : Azizah Nurul Isnaini
NIM : 1302030088
Program Studi : Akuntansi S1
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Universitas : Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya dan bukan hasil jiplakan dari hasil karya orang lain.
Demikian pernyataan ini dan apabila kelak dikemudian hari terbukti ada unsur penjiplakan maka saya bersedia mempertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Purwokerto, 27 Januari 2017
Yang membuat pernyataan
MOTTO
“ Allah SWT adalah cahaya langit dan bumi, cahanya-Nya itu bagaikan sebuah ceruk dimana terdapat sebuah pelita yang ditaruh didalam sebuah bejana. Bejana
tersebut (sedemikian beningnya) bagaikan bintang yang gemerlapan. Pelita itu
dinyalakan dengan minyak zaitun yang berkah, yang tidak tumbuh baik ditimur
maupun dibarat, dan yang memancarkan cahaya walaupun tidak tersentuh api.
Allah adalah cahaya dan dengan cahaya-Nya dia menerangi orang-orang yang
dikehendakinya-Nya. ”
( QS. AN-NUR, 35)
“ Jangan bimbang menghadapi segala macam penderitaan, karena semakin dekat
cita-cita tercapai, semakin dekat penderitaan yang harus kita hadapi “
( Amanat Jendral Soedirman )
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya Sederhana ini saya persembahkan sebagai
ucapan syukur kepada :
Allah SWT
Dann sebagai ucapan terimakasih saya kepada orang
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, yang telah
melimpahkan karunia, rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat
menyalesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka
memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada program
Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Purwokerto. Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu,
saya mengucapkan terimakasih kepada :
1. Akhmad Darmawan, SE, M.Si, selaku dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
yang telah memberi berbagai informasi dan bimbingan tentang laksana
penyusunan skripsi ini kepada saya;
2. DR. Novi Dirgantari, SE, M.Si, Ak, selaku dosen pembimbing saya yang
telah memberika bimbingan, pengarahan dan dukungan selama proses
penyusunan hingga terselesaikannya skripsi ini;
3. DR. Sri Wahyuni, SE, M.Si, selaku dosen penguji yang telah memberikan
banyak masukan untuk kesempurnaan skripsi ini;
4. Rina Mudjiyanti, SE, M.Si, selaku dosen penguji yang telah memberikan
banyak masukan untuk kesempurnaan skripsi ini;
5.Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Purwokerto, khususnya Dosen Prodi Akuntansi yang telah memberikan ilmu
6. Kedua Orang tua tercinta Drs. Basuki Budi Santoso, MM dan Dra. Toimah,
terimakasih untuk segala cinta, kasih sayang, dukungan dan doa yang tak
kunjung henti hingga kini dan esok untuk saya;
7. Kakakku tercinta Rizka Rakhmat Yudha Santosa, yang selalu memberikan
kasih sayang, doa dan semangat kepada saya;
8. Sahabat terbaik saya Nanda, Devara Ariesmaya. Terimakasih untuk kasih
sayang, doa yang tiada henti, semangat, canda, tawa dan kebersamaan selama
ini, semoga kebersamaan kita akan selalu terjalin;
9. Sahabat-sahabat yang selalu ada untuk saya ( Juli, Fiana, Mela, Amalia,
Ningrum, Aji, Topan, Sukron, Muslimin, Tri Wahyono). Terimaksih untuk
dukungan, doa dan semangat yang telah diberika kepada saya;
10. Anak-anak kusuma kost ( Sonnia, Bela, Agnes, Dita, Asa, Lulia, Tita, Yulia,
Ais, Firsta, Widia). Terimakasi untuk canda, tawa, doa, dukungan selama ini
semoga kebersamaan yang sudah terjalin akan selalu terjaga;
11. Seluru teman-teman Akuntansi B 2013, Terimakasih untuk kebersamaan
selama 3,5 tahun ini, selamat berjuang dan sampai bertemu dipuncak
kesuksesan;
12. Sahabat-sahabat terbaik ( Arie anisa, Trisna Leviana, Neila Q, Eva, Indri).
Terimkasih atas doa dan dukungan selama ini;
Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu.
Purwokerto, 27 Januari 2017
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai aktivitas akademis Universitas Muhammadiyah Purwokerto dan demi
pengembangan ilmu pengetahuan, saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Azizah Nurul Isnaini
NIM : 1302030088
Program Studi : Akuntansi S1
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Jenis Karya : Skripsi
Menyetujui untuk memberikan Hak Bebas Royalti Nonkslusif ( N0n-exclusive
Royalty-Free Right ) kepada Universitas Muhammadiyah Purwokerto atas karya
ilmiah saya yang berjudul:
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Muhammadiyah Purwokerto berhak menyimpan,
mengalih media/mengalihformatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya dengan tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak
Cipta.
Pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Purwokerto
Pada tanggal : 27 januari 2017
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) Azizah Nurul Isnaini, DR. Novi Dirgantari, SE, M.Si
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan corporate social responsibility (csr).Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pengungkapan corporate social responsibility, sedangkan variable indepen dennya adalah kinerja lingkungan, ukuran perusahaan dan profitabilitas. Objek penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode waktu penelitian yaitu 2013-2015. Teknik pengambilan sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling, dimana pemilihan sampel perusahaan didasarkan pada kriteria tertentu. Hasil analisis menunjukan bahwa kinerja lingkungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap corporate social responsibility. Ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap corporate social responsibility. Sedangkan profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap corporate social responsibility. Nilai Adjusted R Squaredari model regresi 0,064, hal ini berarti bahwa 6,4% variabel dependen corporate social responsibility dapat dijelaskan oleh variabel independen yaitu kinerja lingkungan, ukuran perusahaan dan profitabilitas, sedangkan selebihnya 93,6% dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian ini.
FACTORS AFFECTING THE DISCLOSURE OF CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)
Azizah Nurul Isnaini, DR. Novi Dirgantari, SE, M.Si
ABSTRACT
This research aimed to analyze the factors influencing the disclosure of corporate social responsibility (CSR). The dependent variable of this research was the disclousure of corporate social responsibility. Meanwhile, the independent variables were environmental performance, company size and profitability. The research objects were the mining companies registered in Indonesia Stock Exchange Within 2013-2015 research periode. The sampling technique was purposive sampling in which the companies sample selection was based on certain criteria. The analysis result showed that the enivornmental performace and significant positive effect on corporate social responsibility. The size of the company positive effect on corporate social responsibility. Meanwhile profitability and significant positive effect on corporate social responsibility and significant positive effect on corporate social responsibility. The Adjust R Square value of regression model 0,064. It meat that 6,4 % dependent variable of corporate social responsibility cauld be explained by independent variables, i.e eniviromental performance, company size, and profitability. Meanwhile, the remaning 93,6% was explained by onther variables outside this research.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...i
HALAMAN PERSETUJUAN ...ii
HALAMAN PENGESAHAN ...iii
HALAMAN PAERNYATAAN ORISINALITAS ...iv
MOTTO...v
HALAMAN PERSEMBAHAN...vi
KATA PENGANTAR ...vii
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...x
ABSTRAK ...xi
ABSTRACT ...xii
DAFTAR ISI ...xiii
DAFTAR TABEL ...xv
BAB I PENDAHULUAN ...1
A. Latar Belakang Masalah ...1
B. Rumusan Masalah ...5
C. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian ...6
1. Tujuan Penelitian ...6
3. Pengertian Akuntansi Lingkungan ...10
4. Kinerja Lingkungan (Environmental Performance) ...11
5. Ukuran Perusahaan ...12
6. Profitabilitas ...12
7. Pengungkapan Lingkungan (Environmentl Disclosure) ...14
8. Penerapan akuntansi lingkungan ...15
C. Kerangka Pemikiran ...16
D. Hipotesis ...18
1. Pengaruh Kinerja Lingkungan (Environmental Performance) terhadap pengungkapan Corporaite Social Responsibility (CSR) ...18
2. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility ...20
3. Pengaruh profitabilitas terhadap terhadap pengungkapan Corporaite Social Responsibility (CSR) ...20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...22
A. Jenis Penelitian ...22
B. Populasi dan Sampel ...22
1. Populasi ...22
2. Sampel ...22
C. Metode Pengumpulan Data ...23
D. Variable Penelitian ...24
E. Definisi operasional ...24
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...34
A. Karakteristik Sampel ...34
B. Analisis Data ...35
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...47
A. Kesimpulan ...47
B. Keterbatasan dan saran ...47
DAFTAR PUSTAKA ...49
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu...15
Tabel 3.1 Skala ukur kinerja lingkungan...26
Tabel 4.1 Nama Perusahaan ...34
Tabel 4.2 Statistik Descriptif ...35
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas...36
Tabel 4.4 Uji Multikolonieritas ...38
Tabel 4.5 Uji Autokolerasi ...38
Tabel 4.6 Uji Heterokedasititas ...39
Tabel 4.7 Uji Analisis Regresi Linier Berganda ...40
Tabel 4.8 Uji Koefisien Determinasi ...40
Tabel 4.9 Uji Simultan F ...42
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejarah perkembangan akuntansi, yang berkembang pesat pasca
terjadinya revolusi industri, menyebabkan pelaporan akuntansi lebih banyak
digunakan sebagai alat pertanggungjawaban kepada pemilik modal (kaum
kapitalis), sehingga orientasi perusahaan lebih berpihak kepada pemilik
modal. Dengan keberpihakan perusahaan kepada pemilik modal ini,
perusahaan melakukan eksploitasi sumber-sumber alam dan masyarakat
(sosial) secara tidak terkendali. Hal ini mengakibatkan terjadinya kerusakan
lingkungan dan menggangu kehidupan manusia.
Kapitalisme, yang hanya berorientasi pada laba material, telah merusak
keseimbangan kehidupan dengan cara menstimulasi pengembangan potensi
ekonomi yang dimiliki manusia secara berlebihan yang tidak memberi
kontribusi bagi peningkatan kemakmuran mereka tetapi justru menjadikan
mereka mengalami penurunan kondisi sosial ( Anggraini, 2006).
Dunia banyak memberikan kenyataan bahwa sesungguhnya dunia yang
di huni ini bukan hanya untuk manusia saja, namun juga harus memperhatikan
rantai kehidupan makhluk hidup lainnya. Manusia kemudian tersadar akan
kesalahan yang telah dilakukan hingga membahayakan kelangsungan
kehidupan makhluk hidup lainnya. Untuk itulah manusia kemudian
melakukan gerakan perubahan untuk perbuatan yang telah dilakukan dengan
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang
mepengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan
manusia serta makhluk hidup lain (UU Nomor 32 Tahun 2009 Pasal 1 Ayat 1).
Dari penjelasan definisi lingkungan hidup di atas, dapat disimpulkan bahwa
lingkungan hidup memengaruhi kesejahteraan umat manusia dan makhluk
hidup lain. “Lingkungan hidup adalah segala benda, kondisi, keadaan, dan
pengaruh yang terdapat dalam ruangan yang kita tempati dan memengaruhi
hal yang hidup termasuk kehidupan manusia,” Emil Salim, Menteri
Lingkungan Hidup RI tahun 1973-1993 (Prasajo, 2012).
Lingkungan hidup dapat memengaruhi kehidupan manusia karena
memiliki daya dukung untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Definisi daya
dukung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk
mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lain (UU Nomor 23
Tahun 1997 Pasal 1 Ayat 5). Lingkungan hidup Indonesia menjadi sumber dan
penunjang hidup bagi rakyat Indonesia, maka pemerintah harus melaksanakan
tindakan pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup (UU
Nomor 32 Tahun 2009, Pasal 13 Ayat 1 dan Ayat 3). Namun, pemerintah
terkesan belum melaksanakan pengendalian kerusakan lingkungan dengan
sunguh-sungguh. Sebab, menurut Menteri Negara Lingkungan Hidup
Rachmat Witoelar (2004-2009), alasan akuntansi lingkungan penting diteliti
adalah penelitian terhadap badan usaha dalam melestarikan lingkungan
Monteiro (2009) dalam Prasajo (2012), juga menuturkan masih terjadi
kekurangan hasil penelitian yang meneliti akuntansi lingkungan pada sektor
publik.
Pada umumnya perusahaan tidak perduli akan efek negatif dan efek
samping dari kegiatan bisnis yang mereka lakukan, karena keuntungan yang
besar merupakan tujuan utama mereka sehingga perusahaan cenderung
mengacuhkan kondisi lingkungan dan sosial maka dari itu, akuntansi
lingkungan ada sebagai jembatan untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi
dan menemukan solusi yang tepat. Inisiatif yang tepat dengan
langkah-langkah yang tepat sangat dibutuhkan untuk memperbaiki kondisi lingkungan.
Dalam hal ini akuntansi lingkungan merupakan salah satu dorongan besar
terhadap sistem akuntansi yang memperhatikan aspek lingkungan dan
pertanggungjawaban sosial dalam setiap kegiatan akuntasi. Kemudian
pertanggungjawaban sosial merupakan instrumen penting dalam
memperhitungkan biaya pengeluaran dan juga pendapatan dari perusahaan
dalam pengelolaan lingkungan dalam perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Handayani (2010), tentang Pengaruh
Environmental Performance Terhadap Environmental Disclosure dan
Economic Performance serta Environmental Disclosure Terhadap Economic
Performance (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia) menjukan bahwa Environmental performance tidak
berpengaruh terhadap environmental disclosure, Environmental performance
Penelitian yang dilakukan oleh Zaenuddin (2010) yang meneliti
tentang Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Praktek Pengungkapan Sosial
dan Lingkungan pada Perusahaan Manufaktur Go Publik menunjukan hasil
ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
pengungkapan sosial dan lingkungan.
Penelitian yang dilakukan oleh Warno (2015) yang meneliti tentang
Penerapan Dalam Perspektif Islam (Studi Kasus pada Perusahaan yang
Tercatat di Jakarta Islamic Index (JII)) menunjukan hasil Pengukuran
akuntansi lingkungan dan pengungkapan akuntansi lingkungan tidak
signifikan sehingga tidak ada pengaruhnya terhadap penerapan akuntansi
lingkungan.
Penelitian yang dilakukan oleh Prasajo (2012) yang meneliti tentang
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Akuntansi Lingkungan (studi
kasus pada KLH/BLH , Dinkeb , dan PDAM) menunjukan hasil Ukuran
organisasi atau perusahaan berpengaruh positif terhadap pelaksanaan
akuntansi lingkungan.
Oleh karena itu, dari hasil penelitian yang terdahulu bahwa kegiatan
perusahaan sangat berpengaruh terhadap pengungkapn tanggungjawab sosial
(CSR) maka, penelitian ini akan meneliti tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi pengungkapan corporate social responsibility (CSR) pada
perusahaan pertambangan dan keuangan yang terdapat di Bursa Efek
Indonesia periode 2013-2015. Hal ini disebabkan oleh karena, kegiatan bisnis
perusahaan pertambangan bersentuhan langsung dengan pemanfaatan sumber
daya alam yang mana berdampak langsung pada lingkungan yang akan
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu terletak pada
tahun dan objek penelitian yang digunakan. Penelitian terdahulu meneliti pada
tahun 2010 sedangkan penelitian ini akan meneliti pada periode 2013-2015.
Penelitian terdahulu melakukan penelitian pada perusahaan manufaktur di
Bursa Efek Indonesia tahun 2010, sedangkan penelitian ini akan meneliti pada
perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2013-2015.
Berdasarkan uraian penelitian di atas, perusahaan penting untuk
melakukan pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai
wujud pertanggungjawaban perusahaan. Maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR).”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, permasalahan
yang akan diteliti pada penelitian ini adalah:
1. Apakah kinerja lingkungan berpengaruh positif terhadap pengungkapan
Corporate Social Responsibility di dalam sebuah perusahaan?
2. Apakan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan
Corporate Social Responsibility di dalam sebuah perusahaan?
3. Apakah profitabilitas berpengaruh positif terhadap pengungkapan
C. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan penelitian yang telah diuraikan di atas,
penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Memperoleh bukti empiris bahwa kinerja lingkungan berpengaruh
positif terhadap pengukapan Corporate Social Responsibility.
2. Memperoleh bukti empiris bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
positif terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility.
3. Menperoleh bukti empiris profitabilitas berpengaruh positif terhadap
pengungkapan Corporate Social Responsibility.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
penelitian terutama dalam bidang pengungkapan corporate social
responsibility sebagai pembuktian empiris mengenai pengaruh
penerapan pengungkapan corporate social responsibility dalam hal
kinerja lingkungan, tipe industri, ukuran perusahaan terhadap
pengungkapan corporate social responsibility.
2. Bagi Investor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan memilih
perusahaan yang memiliki kepedulian tinggi terhadap lingkungan dan
3. Bagi Pihak Manajemen
Pengungkapan corporate social responsibility memberikan dan
menghasilkan informasi tanggung jawab terhadap sosial dan
lingkungan untuk membantu manajemen dalam pengambilan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Teori Legitimasi
Teori legitimasi dapat didefinisikan sebgai sebuah kondisi dan
merupakan hasil akhir dari sebuah proses legitimasi. Legitimasi organisasi
dapat dilihat sebgai suatu yang diberikan masyarakat kepada perusahaan
dan suatu yang diinginkan atau dicari perusahaan dari masyarakat
Handayani (2010).
Ghozali dan Chariri (2007) menyatakan bahwa hal yang mendasari
teori legitimasi adalah “kontrak sosial” antara perusahaan dengan
masyarakat dimana perusahaan beroperasi dan menggunakan sumber
ekonomi. Shocker dan Sethi (1974) dalam Ghozali dan Chariri (2007)
memberikan penjelasan tentang konsep kontrak sosial bahwa “Semua
institusi sosial tidak terkecuali perusahaan beroperasi di masyarakat
melalui kontrak sosial, baik eksplisit maupun implisit, dimana
kelangsungan hidup dan pertumbuhannya didasarkan pada hasil akhir yang
secara sosial dapat diberikan kepada masyarakat luas dan distribusi
manfaat ekonomi, sosial atau politik kepada kelompok sesuai dengan
power yang dimiliki.”
Jadi pada dasarnya setiap perusahaan memiliki kontrak implisit
dengan masyarakat untuk melakukan kegiatannya berdasarkan nilai–nilai
disebabkan masyarakat menolak melegitimasi keberadaan perusahaan di
tengah-tengah mereka. Oleh karena itu, perusahaan berusaha mendapatkan
legitimasi dari masyarakat dengan cara melaksanakan program-program
yang sesuai dengan harapan masyarakat.
2. Teori Stakeholder
Stakeholder merupakan individu, sekelompok manusia, komunitas
atau masyarakat baik secara keseluruhan maupun secara parsial yang
memiliki hubungan serta kepentingan terhadap perusahaan. Individu,
kelompok, maupun masyarakat dapat dikatakan sebagai stakeholder jika
memiliki kekuasaan, legitimasi, dan kepentingan terhadap perusahaan
(Budimanta dkk, 2008). Konsep yang mendasari mengenai siapa saja yang
termasuk dalam stakeholder perusahaan sekarang ini telah berkembang
mengikuti perubahan lingkungan bisnis dan kompleksnya aktivitas bisnis
perusahaan.
Teori stakeholder menyatakan bahwa semua stakeholder
mempunyai hak memperoleh informasi mengenai aktivitas perusahaan
yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan mereka. Para
stakeholder dapat memilih untuk tidak menggunakan informasi tersebut
dan bahkan tidak dapat memainkan peran secara langsung dalam suatu
perusahaan (Deegan, 2004). Hal ini disebabkan stakeholder dianggap
dapat mempengaruhi tapi juga dapat dipengaruhi perusahaan. Dengan
demikian, keberadaaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh
Perusahaan menganggap bahwa peran para stakeholder sangat
berpengaruh bagi perusahaan sehingga dapat mempengaruhi dan menjadi
pertimbangan dalam mengungkapkan suatu informasi dalam laporan
keuangan mereka. Stakeholder menjadi pertimbangan utama bagi
perusahaan karena mereka memegang posisi yang kuat dalam
perusahaan.Stakeholder pada dasarnya dapat mempengaruhi pemakaian
berbagai sumber ekonomi yang digunakan dalam aktivitas perusahaan.
Oleh karena itu, teori stakeholder umumnya berkaitan dengan cara-cara
yang digunakan perusahaan untuk mengendalikan pengaruh stakeholder
tersebut (Budimanta dkk, 2008).
3. Pengertian Akuntansi Lingkungan
Akuntansi Lingkungan (Environmental Accounting atau EA)
merupakan istilah yang berkaitan dengan kebijakan memasukkan biaya
lingkungan (environmental costs) ke dalam praktik akuntansi perusahaan
atau lembaga pemerintah. Biaya lingkungan adalah dampak yang timbul
dari sisi keuangan maupun non-keuangan. Biaya lingkungan harus dipikul
sebagai akibat dari kegiatan yang memengaruhi kualitas lingkungan.
Penggunaan konsep akuntansi lingkungan bagi perusahaan dapat
mendorong kemampuan untuk meminim alisasi persoalan-persoalan
lingkungan yang dihadapinya. Banyak perusahaan besar industri dan jasa
yang kini menerapkan akuntansi lingkungan, supaya dapat meningkatkan
efisiensi pengelolaan lingkungan dengan melakukan penilaian kegiatan
lingkungan dari sudut pandang biaya (environmental costs) dan manfaat
4. Kinerja Lingkungan ( Environmental Performance )
Kinerja lingkungan adalah hasil yang dapat diukur dari sistem
manajemen lingkungan, yang terkait dengan kontrol aspek-aspek
lingkungannya. Pengkajian kinerja lingkungan didasarkan pada kebijakan
lingkungan. Sasaran lingkungan dan target lingkungan (ISO 14001).
Kinerja lingkungan diterjemahkan sebagai kinerja yang berkenaan dalam
lingkungan, terutama berkaitan dengan dampak lingkungan. Kinerja ini
berhubungan dengan tiga aspek, yaitu strategic corporate environmental
performance, operational corporate environmental performance, dan
corporate environmental reporting ( Gunther, et all., 2011).
Menurut Lankoski (2000), konsep kinerja lingkungan merujuk
pada tingkat kerusakan lingkungan hidup yang disebabkan oleh
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. Tingkat kerusakan lingkungan
yang lebih rendah menunjukan kinerja lingkungan perusahaan lebih baik.
Begitu pula sebaliknya, semakin tinggi tingkat kerusakan lingkungannya
maka semakin buruk kinerja lingkungan perusahaan tersebut.
Environmental performance di definisikan sebagai kinerja
perusahaan dalam menciptakan lingkungan yang baik dan melestarikan
lingkungan (Suratno dkk., 2006). Kementrian Lingkungan hidup
melakukan pemeringkatan kinerja lingkungan perusahaan dengan
PROPER. Penilaian Peringkat Kinerja Penaatan dalam Pengelolaan
Lingkungan ini mulai dikembangkan sejak tahun 1995 dan diperluas pada
penataan terhadap pengendalian pencemaran air, udara, pengelolaan
limbah B3, dan penerapan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan).
Peringkat kinerja lingkungan dalam PROPER dibagi menjadi lima,
yaitu yang terbaik EMAS, HIJAU, BIRU, MERAH, sampai ke yang
terburuk, HITAM.
5. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan skala yang digunkan dalam
menentukan besar kecilnya suatu perusahaan. Wakid, dkk (2013)
menyatakan bahwa, besar kecilnya suatu perusahaan mempengaruhi dalam
pengungkapan akuntansi lingkungan. Amalia dkk (2011) mengungkapkan
bahwa, ukuran perusahaan akan berpengaruh terhadap pengungkapan
pertanggungjawaban sosial karena semakin besar perusahaan maka akan
semakin besar pula tanggung jawab perusahaan terhadap pengungkapan
pertanggungjawaban sosial.
6. Profitabilitas
Profitabilitas menunjukkan seberapa besar kinerja keuangan
perusahaan dalam menghasilkan atau memperoleh keuntungan.
Profitabilitas merupakan faktor yang membuat manajemen menjadi bebas
dan fleksibel untuk mengungkapkan pertanggungjawaban sosial kepada
pemegang saham Anggraini (2006). Sehingga semakin tinggi tingkat
profitabilitas perusahaan, semakin besar pengungkapan pertanggung
jawaban sosial yang dilakukan perusahaan yang memiliki tingkat
melakukan penanaman modal dalam perusahaan tersebut. Dengan
diperkirakannya arus laba dapat memberikan kontribusi pada peningkatan
kinerja pasar dari saham perusahaan, dinyatakan bahwa terdapat hubungan
positif dan signifikan antara kepemilikan institusional dengan profitabilitas
Pada penelitian ini, kemampuan perusahaan menghasilkan laba
diukur dengan menggunakan rasio return on asset (ROA). ROA mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan
tingkat aktiva tertentu atau dapat dikatakan pula bahwa ROA merupakan
rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan dari setiap rupiah aktiva yang digunakan. Menurut Darsono
dan Ashari (2005), dengan mengetahui ROA perusahaan, dapat menilai
apakah perusahaan tersebut efisien dalam memanfaatkan aktiva pada
kegiatan operasional perusahaan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa ROA
memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena
menunjukkan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva dalam
upaya memperoleh pendapatan.
ROA diperoleh dengan membandingkan antara laba bersih dengan
total aktiva. Fauzi, et al. (2007) menemukan bukti empiris bahwa terdapat
hubungan positif dan signifikan antara ROA dengan corporate social
performance yang kemudian menyatakan bahwa jika perusahaan memiliki
tingkat ROA yang tinggi, maka perusahaan akan memiliki dana yang
cukup untuk dialokasikan kepada kegiatan sosial dan lingkungan sehingga
tingkat pengungkapan pertanggungjawaban sosial oleh perusahaan akan
7. Pengungkapan Lingkungan ( Environmental Disclosure )
Menurut Suratno dkk, (2007) pengungkapan lingkungan adalah
pengungkapan informasi yang berkaitan dengan lingkungan di dalam
laporan tahunan perusahaan. Sedangkan menurut Suhardjanto dan Miranti
(2009) pengungkapan lingkungan merupakan wujud pertanggung jawaban
sosial perusahaan melalui pengungkapan lingkungan hidup pada laporan
tahunan dimana masyarakat dapat memantau aktifitas yang dilakukan oleh
perusahaan dalam memenuhi tanggungjawab sosialnya. Pengungkapan
lingkungan merupakan jenis pengungkapan sukarela.
Hendriksen (2000) dalam Emillia Nurdin (2006), menyatakan
bahwa dalam pengertian luasnya, pengungkapan berarti penyampaian
informasi (release of information). Para akuntan cenderung menggunakan
kata ini dalam pengertian yang agak terbatas, yaitu penyampaian informasi
lingkungan tentang suatu perusahaan di dalam laporan keuangan, biasanya
laporan tahunan. Penyampaian informasi di dalam neraca, laporan laba
rugi, serta laporan arus kas termasuk dalam pengakuan dan pengukuran.
Pengungkapan dalam arti sempitnya menyangkut hal-hal seperti
pembahasan dan analisis manajemen, catatan kaki dan laporan pelengkap.
Mattews (1997) dalam Nurkhin (2006), mendefinisikan
pengungkapan lingkungan sebagai pengungkapan informasi sukarela, baik
secara kualitatif maupun kuantitatif yang dibuat oleh organisasi untuk
menginformasikan aktivitasnya, di mana pengungkapan kuantitatif berupa
8. Penerapan akuntansi lingkungan
Penerapan akuntansi lingkungan perlu dilakukan karena penerapan
akuntansi lingkungan dilakukan sebagai pertanggungjawaban perusahaan
dengan masyarakat yang terkena polusi akibat kegiatan yang dilakukan
perusahaan dan perusahaan harus memikirkan limbah yang ditimbulkan
oleh perusahaan agar tidak menimbulkan efek negatif pada masyarakat
disekitar perusahaan.
B. Penelitian Terdahulu
Berikut ini adalah beberapa penelitian terdahulu yang terkait mengenai
Corporate Social Responsibility, kinerja lingkungan, ukuran perusahaan, dan
profitabilitas.
Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Corporate Social
Responsibility sedangkan variabel independennya adalah kinerja lingkungan,
ukuruan perusahaan dan profitabilitas.
Perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan yang baik, akan
mempunyai pengaruh yang baik terhadap pengungkapan tanggung jawab
sosial Suratno (2007). kinerja lingkungan merupakan tanggung jawab
perusahaan. Maka kinerja lingkungan sangat berpengaruh positif terhadap
pengungkapan CSR
Perusahaan dalam melakukan pengukuran terhadap ukuran perusahaan
sebagai skala yang bisa diklasifikasikan menjadi besar atau kecil bisa dengan
menggunakan berbagai cara. Perusahaan yang besar, lebih banyak
diperhatikan oleh orang lain maka pengungkapan lingkungan yang lebih besar
akan menjadi tanggung jawab bagi perusahaan Sambhakresnha (2009).
Perusahaan kecil akan lebih menimbang perbandingan biaya dan manfaat
untuk melakukan pengungkapan dibanding perusahaan yang besar. Oleh
karena itu, ukuran perusahaan akan berpengaruh positif terhadap
pengungkapan CSR karena semakin besar perusahaan maka akan semakin
besar pengungkapan CSR yang dilakukan Rabbani (2013).
Profitabilitas menunjukkan seberapa besar kinerja keuangan
perusahaan dalam menghasilkan atau memperoleh keuntungan. Profitabilitas
merupakan faktor yang membuat manajemen menjadi bebas dan fleksibel
untuk mengungkapkan pertanggungjawaban sosial kepada pemegang saham
Anggraini (2006). Sehingga semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan,
semakin besar pengungkapan pertanggungjawaban sosial yang dilakukan
perusahaan. Maka profitabilitas berpengaruh positif terhadap pengungkapan
Berdasarkan uraian diatas, maka variabel terkait dalam penelitian ini
dapat dirumuskan melalui suatu model penelitian sebagai berikut:
H1 (+)
Berdasarkan kerangka pemikiran, maka hipotesis dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Pengaruh Kinerja Lingkungan (Environmental Performance) terhadap pengungkapan Corporaite Social Responsibility (CSR)
Beberapa penelitian menunjukkan kinerja lingkungan berpengaruh
terhadap kinerja pengungkapan Corporate Social Responsibility,
(Rakhiemah, 2009) menemukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
antara kinerja lingkungan dengan pengaruh pengungkapan CSR.
Berdasarkan teori legitimasi, kinerja lingkungan, adalah apabila terjadi
ketidakselarasan antara sistem nilai perusahaan dan sistem nilai
legitimasinya, kemudian kelangsungan hidup perusahaan terancam
(Lindblom, 1994).
Suatu perusahaan akan mendapatkan peringkat emas jika
perusahaan telah secara konsisten menunjukan keunggulan lingkungan
dalam proses produksi atau jasa, melaksanakan bisnis yang beretika dan
bertanggungjawab terhadap masyarakat, peringkat hijau jika perusahaan
telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan
dalam peraturan melalui pelaksanaan sistem pengelolaan lingkungan,
pemanfaatan sumberdaya secara efisien melalui upaya 4R (reduce, reuse,
recycle, dan recovery) dan melakukan tanggungjawab sosial dengan baik,
peringkat biru jika perusahaan telah melakukan upaya pengelolaan
lingkungan yang dipersyaratkan sebagaimana diatur dalam perundang–
undangan, peringkat merah jika perusahaan tidak melakukan pengelolaan
lingkungan hidup sebagaimana di atur dalam undang–undang dan
perusahaan akan mendapatkan peringkat hitam jika perusahaan sengaja
melakukan perbuatan atau kelalaian yang mengakibatkan pencemaran atau
kerusakan lingkungan atau pelanggaran terhadap peraturan undang–
undang atau tidak melaksanakan sangsi administrasi. Dengan demikian,
kinerja lingkungan perusahaan memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap pengungkapan pertanggung jawaban sosial dan kinerja
lingkungan berdampak positif terhadap pengungkapan Corporate Social
Responsibility.
Dari penjelasan diatas hipotesis yang dapat dirumuskan adalah:
2. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility
Ukuran perusahaan merupakan suatu proxy untuk informasi
lingkungan perusahaan. Ukuran perusahaan sudah digunakan secara luas
dalam studi analisis pengungkapan tanggung jawab sosial, pada sektor
public Azzahra (2013) dan Ukuran perusahaan dapat di ukur dengan
tingkat penjualan, jumlah pekerja, tingkatperputaran, total aset, dan
pendapatan laba. Penelitian ini menggunakan total aset prasajo (2012)
Dengan demikian semakin besar ukuran perusahaan maka semakin
besar juga pertanggungjawaban sosial yang dilakukan perusahaan terhadap
masyarakat maka ukuran perusahaan akan berdampak positif pada
pertanggung jawaban sosial perusahaan pada masyarakat.
Dari penjelasan diatas hipotesis yang dapat dirumuskan adalah:
H2 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap
pengungkapan Corporate Social Responsibility
3. Pengaruh profitabilitas terhadap terhadap pengungkapan Corporaite
Social Responsibility (CSR)
Profitabilitas menunjukkan seberapa besar kinerja keuangan
perusahaan dalam menghasilkan atau memperoleh keuntungan dan
Sehingga semakin tinggi tingkat profitabilitas pada perusahaan membuat
perusahaan lebih memberhatikan dampak yang terjadi pada lingkungan
yang ditimbulkan oleh kegiatan perusahaan dalam melakukan aktivitas
pengungkapan pertanggungjawaban sosial yang dilakukan oleh
perusahaan. Maka, profitabilitas berpengaruh positif terhadap
pengungkapan Corporate Social Responsibility.
Dari penjelasan diatas hipotesis yang dapat dirumuskan adalah:
H3 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap pengungkapan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian
yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran
variabel-variabel penelitian dengan angka yang bertujuan untuk menguji hipotesis
(Panjaitan dan Chariri, 2014).
Objek penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar
dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode waktu penelitian yaitu
2013-2015.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan
pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
2. Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan
pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2015.
Hal ini disebabkan oleh karena kegiatan bisnis perusahaan pertambangan
bersentuhan langsung dengan pemanfaatan sumber daya alam yang mana
Teknik pengambilan sampel dipilih dengan menggunakan metode
purposive sampling, dimana pemilihan sampel perusahaan didasarkan pada
kriteria tertentu :
1. Perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
dari tahun 2013-2015.
2. Perusahaan pertambangan yang mempublikasikan laporan keuangan
tahunan (annual report) dari tahun 2013-2015 yang berisi data dan
informasi yang dapat digunakan dalam penelitian ini.
3. Perusahaan mengikuti Program Penilaian Peringkat Kinerja dalam
Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER) secara berturut-turut tahun
2013-2015.
C. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan
tahunan perusahaan Pertambangan dan Keuangan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2013-2015. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan
dengan metode dokumentasi. Sedangkan untuk studi pustaka diperoleh dari
penelitian terdahulu dan ditunjang oleh literatur lain. Data perusahaan laporan
keuangan didapat di website resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu
D. Variable Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada dua variabel yaitu
variabel dependen dan variabel independen. Variabel dependen dalam
penelitian adalah pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR)
Sedangkan variabel independen dalam penelitian ini adalah kinerja
lingkungan, ukuran perusahaan, profitabilitas.
E. Definisi operasional
Definisi operasional merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu
variabel diukur sehingga peneliti dapat mengetahui nilai pengukuran tersebut.
Definisi operasional penelitian ini adalah:
Variable dependen Y
Variabel Variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau
dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen pada penelitian ini
adalah pengungkapan Corporate Social Responsibility.
a. Menurut Suratno dkk, (2007), pengungkapan lingkungan dan sosial adalah
pengungkapan informasi yang berkaitan dengan lingkungan di dalam
laporan tahunan perusahaan. Sedangkan menurut Suhardjanto dan Miranti
(2009) pengungkapan lingkungan merupakan wujud pertanggung jawaban
sosial perusahaan melalui pengungkapan lingkungan hidup pada laporan
tahunan dimana masyarakat dapat memantau aktifitas yang dilakukan oleh
perusahaan dalam memenuhi tanggungjawab sosialnya. Pengungkapan
Standar pengukuran yang digunakan untuk mengukur
pengungkapan akuntansi lingkungan yatitu Global Reporting
Initiatives (GRI) yang diperoleh dari website www.globalreporting.org.
GRI merupakan lembaga untuk mempromosikan standar yang diciptakan
dengan memberi arahan bagi perusahaan-perusahaan dalam menerbitkan
laporan berkelanjutan tentang tanggung jawab sosial perusahaan.
Penelitian ini menggunakan standar GRI-G4 dengan menggunakan metode
content analysis, dalam standar GRI-G4 indikator kinerja dibagi menjadi 3
komponen yaitu ekonomi, lingkungan dan sosial, mencakup praktik
ketenagakerjaan dan kenyamanan bekerja, hak asasi manusia, masyarakat
sosial, dan tanggung jawab atas produk. Pada setiap dimensi terdapat
sejumlah indikator masing-masing yang total keseluruhan sejumlah 91
indikator.
Dalam penelitian pengungkapan Corporate Social Responsibility di
ukur dengan menggunakan rumus pengungkapan CSR yaitu :
CSRDi =∑
CSRDi = Pengungkapan CSR perusahaan i
∑ Xi = Jumlah item bernilai 1 pada perusahaan i
n = Jumlah seluruh item indikator pengungkapan CSR
(n = 91)
Variabel Independen (X).
a. Kinerja Lingkungan (X1)
lingkungan hidup. PROPER merupakan salah satu upaya kebijakan yang
dilakukan pemerintah melalui Kementrian Lingkungan Hidup (KLH)
untuk mendorong peningkatan kinerja perusahaan dalam pengelolaan
lingkungan melalui penyebaran informasi kinerja penaatan perusahaan
dalam pengelolaan lingkungan. Hasil PROPER dipublikasikan secara
terbuka kepada publik dan stakeholder lainnya. Sistem peringkat kinerja
PROPER mencakupi pemeringkatan perusahaan dalam 5 (lima) peringkat
warna yang mencerminkan kinerja pengelolaan lingkungan secara
keseluruhan yaitu emas, hijau, biru, merah dan hitam.
Tabel 3.1
Skala ukur kinerja lingkungan
WARNA KETERANGAN SKOR
EMAS
Telah secara konsisten menunjukkan keunggulan lingkungan (environmental excellency) dalam proses produksi dan atau jasa, melaksanakan bisnis yang beretika dan bertanggung jawab terhadap masyarakat.
5
HIJAU
Telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang disyaratkan dalam peraturan (beyond
compliance) melalui pelaksanaan sistem
pengelolaan lingkungan, pemanfaatan sumberdaya secara efisien melalui upaya 4R (Reduce, Reuse, Recycle dan Recovery) dan melakukan tanggung jawab sosial(CSR) dengan baik.
4
BIRU
Telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan yang disyaratkan sesuai dengan ketentuan dan atau peraturan perundangan.
3
MERAH
Pengelolaan lingkungan hidup dilakukan tidak sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundangan.
2
HITAM
Sengaja melakukan perbuatan atau melakukan kelalaian yang mengakibatkan pencemaran dan atau kerusakan lingkungan.
b. Ukuran Perusahaan (X3)
Ukuran perusahaan (size) merupakan skala yang digunakan dalam
menetukan besar kecilnya suatu perusahaan. Ukuran perusahaan
diproksikan dengan log natural total aset, tujuannya agar mengurangi
perbedaan yang signifikan antara ukuran perusahaan besar dan ukuran
perusahaan kecil sehingga data total aset dapat terdistribusi normal.
Rumus yang digunakan untuk mengukur ukuran perusahaan adalah :
Size = Log natural (total aset)
c. Profitabilitas
Profitabilitas diukur dengan menggunakan rasio return on asset
(ROA). ROA merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari setiap rupiah aktiva yang
digunakan dan memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas
perusahaan karena menunjukkan efektivitas manajemen dalam
menggunakan.
Rumus perhitungan ROA adalah sebagai berikut:
Return on Asset (ROA) =
f. Metode Analisis Data
Metode analisis pada penelitian ini menggunakan analisis berganda
untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga
menunjukkan arah hubungan variabel.
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah proses transformasi data penelitian
ringkasan, pengaturan, atau penyusunan data dalam bentuk tabel,
numeric dan grafik. Metode analisis data dilakukan dengan bantuan
program aplikasi komputer SPSS.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas menggunakan metode dengan melihat
distribusi normal probility plot yang membandingkan distribusi
kumulatif dari distribusi normal, yaitu dengan melihat data yang
dianalisis memiliki nilai residual disekitar nol. Dan distribusi data
penelitian dinyatakan normal jika nilai propabilitas (sig) > 0,05.
Uji normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan analisis
Kolmogorov Smirnov. Jika nilai signifikansinya di atas 5% maka
data tersebut berdistribusi normal dan jika nilai signifikansinya di
bawah 5% maka data tidak berdistribusi normal (Sugiyono, 2008).
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(indepeden). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2006).
Untuk menguji apakah multikolinearitas, maka dapat dilihat
dari: 1) nilai tolerance dan lawannya 2) VIF (Variance Inflation
Facor). Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang
Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang
tinggi. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya
multikolinieritas adalah nilai Tolerance < 0.10 atau sama dengan
nilai VIF < 10.
c. Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui
ketidaksamaan variance antar variabel. Apabila variance dari
variabel satu ke variabel yang lain tetap maka disebut
homoskedastisitas, sedangkan jika variance berbeda antar variabel
maka terjadi heteroskedastisitas. Penelitian ini menggunakan uji
glejser (Ghozali,2011). Apabila nilai signifikansi > 0.05 maka
tidak ada heteroskedastisitas, apabila nilai signifikansi ≤ 0.05 maka
ada heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk mendeteksi apakah regresi
linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pada perode t-1 (sebelumnya). Untuk mendeteksi
ada tidaknya autokorelasi maka dilakukan pengujian
Durbin-Watson (DW test) dengan hipotesis sebagai berikut:
H0 : Tidak ada autokorelasi (r = 0)
Ha : Ada autokorelasi (r ≠ 0)
Ketentuan penerimaan atau penolkan hipotesis adalah sebagai
Hipotesis nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0<d<dl Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ d≤ du Tidak ada autokorelasi negatif Tolak 4 – dl < d < 4 Tidak ada autokorelai negatif No decision 4-du ≤ d ≤ 4 – dl Tidak ada autokorelasi positif
atau negatif
Tidak ditolak du < d< 4 – du
Kriteria Penerimaan atau Penolakan Autokorelasi.
e. Uji Linearitas
Uji Linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah dua
variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara
signifikan. Untuk mengetahui linearitas data dapat menggunakan
uji test of linearity dengan taraf signifikansi 5%, sehingga jika nilai
signifikansi linearity lebih besar dari 0,05 maka data tersebut
linear, jika berada di bawah 0,05 maka data tersebut tidak linear
(Ghozali, 2011).
3. Analisis Regresi Berganda
Alat uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam
penelitian ini adalah uji regresi berganda dengan tingkat α sebesar 5%.
Analisa regresi berganda digunakan oleh peneliti, bila peneliti
bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel
dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai
faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Jadi analisis
regresi berganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya
minimal 2 (Sugiyono, 2013). Tujuan analisa regresi berganda adalah
meramalkan nilai variabel dependen. Bentuk matematis analisa regresi
berganda dalam penelitian ini adalah:
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e
dimana :
Y = Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR)
X1 = Kinerja Lingkungan (Environmental Performance)
X2 = Ukuran perusahaan
X3 = Profitabilitas
α = Konstanta
β1-β3 = Besarnya koefisisen masing-masing variabel
e = Standar error
Berdasarkan persamaan regresi berganda diatas, data akan
dianalisa dengan menggunakan software SPSS. Pengujian hipotesis
dilakukan secara parsial terhadap masing-masing variabel independen
pada model regresi di atas. Kaidah pengambilan keputusan adalah :
Jika signifikansi (p) > α, maka H0 diterima.
Jika signifikansi (p) < α, maka H0 ditolak.
4. Uji Hipotesis
Uji Signifikani Parameter Individual ( Uji Statistik t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual
a. Pengujian Hipotesis Pertama
1) Merumuskan perumusan hipotesis :
H0: β1≤ 0 : artinya kinerja lingkungan tidak berpengaruh
positif terhadap pengungkapan Corporate Social
Responsibility.
Ha: β1 > 0 : artinya kinerja lingkungan berpengaruh positif
terhadap pengungkapan Corporate Social
Responsibility.
2) Tingkat signifikan α yang digunakan dalam penelitian ini
ditentukan sebesar 0,05 (5%) dan tingkat keyakinan atau
kepercayaan 0,95 (95%) serta derajat kebebasan sebesar (n-k-1)
(Ghozali, 2013).
3) Dasar Pengambilan Keputusan :
Jika sig ≥ 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak
Jika sig < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima
b. Pengujian Hipotesis Kedua
1) Merumuskan perumusan hipotesis :
H0: β2≤ 0 : artinya ukuran perusahaan tidak berpengaruh
positif terhadap pengungkapan Corporate Social
Responsibility.
Ha: β2> 0 : artinya ukuran perusahaan berpengaruh positif
terhadap pengungkapan Corporate Social
2) Tingkat signifikan α yang digunakan dalam penelitian ini
ditentukan sebesar 0,05 (5%) dan tingkat keyakinan atau
kepercayaan 0,95 (95%) serta derajat kebebasan sebesar (n-k-1)
(Ghozali, 2013).
3) Dasar Pengambilan Keputusan :
Jika sig ≥ 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak
Jika sig < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima
c. Pengujian Hipotesis Ketiga
1) Merumuskan perumusan hipotesis :
H0: β3≤ 0 : artinya profitabilitas tidak berpengaruh positif
terhadap pengungkapan Corporate Social
Responsibility.
Ha: β3> 0 : artinya profitabilitas berpengaruh positif terhadap
pengungkapan Corporate Social Responsibility.
2) Tingkat signifikan α yang digunakan dalam penelitian ini
ditentukan sebesar 0,05 (5%) dan tingkat keyakinan atau
kepercayaan 0,95 (95%) serta derajat kebebasan sebesar
(n-k-1) (Ghozali, 2013).
3) Dasar Pengambilan Keputusan :
Jika sig ≥ 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan
pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2015. Hal
ini disebabkan oleh karena kegiatan bisnis perusahaan pertambangan
bersentuhan langsung dengan pemanfaatan sumber daya alam yang mana
berdampak langsung pada lingkungan.
Proses pengambilan sampel dipilih dengan menggunakan metode
purposive sampling, dimana pemilihan sampel perusahaan didasarkan pada
kriteria :
Tabel 4.1
Kriteria sampel jumlah
Perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2013-2015.
49
Perusahaan pertambangan yang tidak mempublikasikan laporan keuangan tahunan (annual report) dari tahun 2013-2015 yang berisi data dan informasi yang dapat digunakan dalam penelitian ini.
(7)
Perusahaan yang tidak mengikuti Program Penilaian Peringkat Kinerja dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER) secara berturut-turut tahun 2013-2015.
(23)
Jumlah perusahaan yang memenuhi kriteria 18
Tahun amatan 3
Total sampel selama periode penelitian 54
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa total perusahan
pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2013-2015
perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan keuangan dan tahunan dari
tahun 2013-2015 terdapat 7 perusahaan, kemudian perusahaan yang tidak
mengikuti Program Penilaian Peringkat Kinerja dalam Pengelolaan
Lingkungan Hidup (PROPER) secara berturut-turut tahun 2013-2015 terdapat
23 perusahaan. Periode pengamatan yang diambil oleh peneliti adalan 3 tahun,
yaitu 2013, 2014, 2015. Jadi total sampel yang diteliti sebanyak 54 data
laporan keuangan dan tahunan.
Tabel 4.2 Nama Perusahaan
No Kode perusahaan Nama Perusahaan 1 ADRO Adro Energi Tbk
12 KKGI Reseource Alam Indonesia Energi Tbk 13 MEDC Medco Energy Internasional Tbk
14 PTBA Tambang Batu Bara Bukit Asam (Persero) Tbk
15 PTRO Petrosea Tbk
Statistik deskriptif merupakan proses pengumpulan, penyajian, dan
bantuan program SPSS, hasil uji statistik deskriptif terlihan dalam table 2
berikut: Dalam penelitian ini data dianalisi
Tabel 4.3 Statistik Descriptif
Berdasarkan hasil pengolahan Hasil Uji Statistik Deskriptif data
pada tabel 2 diatas diketahui bahwa:
a. Csr
Dari pengujian statistik deskriptif pada tebel 4.3, dapat
diketahui bahawa nilai minimum Csr sebesar 24,18 dan nilai maximum
sebesar 32,97 dengan rata-rata (mean) 27,7361 pada standar deviation
sebesar 2,45251. Csr dengan nilai minimum dimiliki oleh perusahaan
Dewa Henwa Tbk, Golden Energy Mines T bk tahun 2013,2014,
Timah (persero) Tbk tahun 2013, 2014 dan nilai maximum dimiliki
oleh perusahaan Benkat Integra Tbk pada tahun 2013,2014. dengan
nilai rata-rata 27,7361 menytakan bahwa Corporate Social
Responsibility dinyatakan baik.
b. Kinerja Lingkungan
Dari pengujian statistik deskriptif pada tabel 4.3, dapat
diketahui bahwa kinerja lingkungn memiliki nilai minimum sebesar
3,00 dan nilai maximum sebesar 5,00 dengan rata-rata (mean) 3,5556
pada standar deviation sebesar 0,69137. Nilai perusahaan dengan nilai
minimum dimiliki oleh perusahaan Aneka Tambang (persero) Tbk,
Golden Energy Mines Tbk, Harum Energy Tbk, Vale Indonesia Tbk.
Dengan nilai rata-rata 3,5556 menyatakan bahwa Kinerja Lingkungan
dinyatakan baik.
c. Ukuran Perusahaan
Dari pengujian statistik deskriptif pada tabel 4.2 dapat
diketahui bahwa ukuran perusahaan memiliki nilai minimum sebesar
11,87 dan nilai maximum sebesar 35,43 dengan rata-rata (mean)
28,4383 pada standar deviation sebesar 5,05644. Nilai perusahaaan
dengan nilai minimum dimiliki oleh perusahaan Tambang Batu Bara
Bukit Asam Tbk tahun 2013, dan nilai maximum dimiliki oleh
perusahaan Bara Multi Sukssema Tbk tahun 2015. Dengan nilai
rata-rata 28,4383 menyatakan bahwa Ukuran Perusahaan telah nyatakan
baik.
d. Profitabilitas
Dari pengujian statistik deskriptif pada tabel 4.3 dapat diketahui
bahwa profitabilitas memiliki nilai minimum sebesar 0,08 nilai
maximum sebesar 64,529 dengan rata-rata (mean) sebesar 7,077 pada
standar deviation sebesar 9,49154 nilai perusahaaan dengan nilai
minimum dimiliki oleh perusahaan Dewa Henwa Tbk tahun 2014nilai
maximum dimiliki oleh perusahaan Bumi Resource Tbk tahun 2015.
Dengan nilai rata-rata 7,077 bahwa profitabilitas dinyatakan kurang
2. UJI ASUMSI KLASIK
a. Uji Normalitas
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
Kolmogorov-Smirnov Z 0,818
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,515
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Berdasarkan tabel 4.4, hasil uji normalitas dengan
menggunakan uji Kolmogorov – Smirnov menunjukkan nilai
asymptotic significance (2-tailed) sebesar 0,515 atau lebih besar dari
0,05 yang berarti data terdistribusi normal.
Hal ini berarti bahwa data dapat digunakan untuk melakukan
pengujian dalam penelitian ini untuk mencari pengaruh kinerja
lingkungan, ukuran perusahaan, profitabilitas terhadap pengungkapan
b. Uji Multikolinieritas
Tabel 4.5 Uji Multikolinieritas
pengujian tolerance menunjukkan nilai kinerja lingkungan sebesar
0,795, ukuran perusahaan 0,77, profitabilitas sebesar 0,921 dan ukuran
perusahaan Dari hasil pengujian multikolinearitas diatas tidak ada
Sementara untuk nilai VIF, kinerja lingkungan sebesar 1,258, ukuran
perusahaan sebesar 1,289, profitabilitas sebesar 1,086. Dari hasil
perhitungan VIF juga menunjukkan bahwa tidak ada satu variabel
bebas yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa tidak ada multikorelasi antara variabel dalam
regresi.
a. Predictors: (Constant), lag_y, up, prof, kl b. Dependent Variable: csr
Uji Durbin waston dalam penelitian ini menggunakan lag
Regresi untuk memperbaiki data yang terkena autokolerasi sehingga
dapat memperoleh data sesuai dengan tabel 4.6 diperoleh nilai DW
sebesar 1,926. Dengan jumlah predictors sebanyak 3 buah (k=3) dan
sampel sebanyak 54 (n=54), berdasarkan tabel D-W dengan tingkat
signifikansi 5%, maka dapat ditentukan nilai (dl) adalah sebesar
1,4464 dan (du) adalah sebesar 1,6800 dengan demikian nilai du < DW
< 4-du yaitu 1,926 < 2,264 < 2,387 yang menandakan bahwa tidak
terdapat autokorelasi positif dan negatif dalam model regresi, atau
dengan kata lain, variabel pendapatan kinerja perusahaan, ukuran
perusahaan dan profitabilitas dalam penelitian ini telah terbebas dari
d. Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan tabel 4.7 diatas dapat dilihat bahwa kinerja
lingkungan memperoleh nilai signifikasi sebesar 0,091, ukuran
perusahaan sebesar 0,5567 profitabilitas sebesar 0,231. dari hasil uji
heteroskedastisitas tersebut dapat disimpulkan secara keseluruhan
memperoleh nilai signifikasi > 0,05 yang artinya data variabel kinerja
lingkungan, ukuran perusahaan, profitabilitas, terbebas dari masalah
heteroskedastisitas.
3. Uji Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linear berganda dilakukan untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen.
Pengujian dilakukan dengan analisis regresi linear berganda yang
memperoleh gambaran menyeluruh mengenai kinerja lingkungan, ukuran
perusahaan, profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Hasil uji regresi linier
berganda dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.8 Uji Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Y = 17,295 + 1,814kl + 0,137 up + 0,004prof + e
Dari persamaan hasil diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
α = 17,295 Koefisien konstanta sebesar 17,295 dengan nilai positif, ini
dapat diartikan bahwa Nilai perusahaan bernilai 17,295 apabila
masing-masing variabel kinerja lingkungan, ukuran perusahaan dan
profitabilitas bernilai 0.
β1 = 1,814 Variabel kinerja lingkungan memiliki koefisien regresi
sebesar 1,814. Nilai koefisien regresi positif menunjukkan 1%
dengan asumsi variabel tetap maka akan menaikan pengungkapan
CSR sebesar 1,814%.
β2 = 0,137 Variabel ukuran perusahaan memiliki koefisien regresi
sebesar 0,137. Nilai koefisien regresi positif menunjukan 1%
dengan asumsi variabel tetap maka akan menaikan pengungkapan
CSR sebesar 0,137%.
β3 = 0,004 Variabel profitabilitas memiliki koefisien regresi sebesar
0,004. Nilai koefisien regresi positif menunjukkan 1% dengan
asumsi variabel tetap maka akan menaikan pengungkapan CSR
sebesar 0,004 %.
2. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variasi variabel independen. Hasil uji determinasi
Uji Koefisien Determinasi
Tabel 4.9 Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
1 0,342a 0,117 0,064 1,36610
a. Predictors: (Constant), prof, kl, up
Berdasarkan tabel 4.9 pada kolom Adjusted R Square, diperoleh
nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,064 atau 6,4% hal ini
menunjukkan bahwa variabel nilai perusahaan dapat dijelaskan oleh
variabel kinerja lingkungan, ukuran perusahaan, profitabilitas, sedangkan
sisanya 0,936 atau 93,6% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak
termasuk dalam penelitian ini.
a. Uji Simultan F
Pengujian ini digunakan untuk mengetahui apakah semua
variabel independen (kinerja lingkungan, ukuran perusahaan,
profitabilitas) yang diproyeksikan dalam model mempunyai pengaruh
terhadap variabel dependen nilai perusahaan. Uji F ini digunakan
untuk menguji kelayakan model penelitian (Ghozali, 2013). Hasil uji F
dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 4.10 Uji Simultan F
ANOVAa
Berdasarkan Tabel 4.10 diatas dapat diketahui bahwa nilai
signifikasi sebesar 0,003 < 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa model persamaan regresi yang digunakan fit dan dapat
digunakan untuk memprediksi kinerja lingkungan, ukuran perusahaan,
profitabilitas terhadap pengungkapan corporate social responsibility.
Uji Parsial t
1) Hasil Pengujian Hipotesis Pertama
Berdasarkan tabel 4.11 dapat diketahui bahwa Koefisien regresi
variabel kinerja lingkungan 1,814 dengan arah positif dan nilai
signifikansi 0,001. Sehingga menunjukan bahwa, maka H0 ditolak dan
Ha diterima. Hal ini menunjukan bahwa variabel kinerja lingkungan
berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan corporate
social responsibility pada perusahaan pertambangan periode
2013-2015, sehingga hipotesis pertama yang diajukan diterima.
Kinerja lingkungan sering dikaitkan dengan pengungkapan
Corporate Social Responsibility dan menurut teori stakeholder apabila
perusahaan memiliki kinerja lingkungan yang baik maka akan
melakukan pertanggung jawaban sosial, karena perusahaan yang