tmarhendi@gmail.com
tmarhendi@gmail.com
IRIGA
SI
INTAKE
Karangtalun di Kalibawang
CONTOH DAERAH IRIGASI
Daerah Irigasi :
Vanderwick, Selokan
Mataram (dengan
luas Total DI adalah
40.000 ha)
Sungai Progo
LOKASI: SEBAGIAN DI WILAYAH KAB MAGELANG (JATENG) DAN SEBAGIAN DI WIL KAB SLEMAN , DIY
•
HUJAN BANYAK JATUH
PADA BULAN-BULAN
BASAH YANG
BERLANGSUNG DALAM
BEBERAPA BULAN.
•
AIR CENDERUNG
BERLIMPAH PADA
MUSIM BASAH
•
MASYARAKAT
INDONESIA SEJAK
AWAL TELAH AKRAB
DENGAN BUDAYA
PENGAIRAN
MASYARAKAT
HIDROLIK
INDONESI
A
TERLETAK
DI
WILAYAH
MUSON
TROPIS
KEBERADA
AN AIR
SANGAT
KHAS
INDONESI
A
TERLETAK
DI
WILAYAH
MUSON
TROPIS
KEBERADA
AN AIR
SANGAT
KHAS
IRIGASI SEBAGAI BAGIAN DAUR
HIDROLOGI
IRRIGATED AREA
IRIGASI SEBAGAI BAGIAN DAUR
HIDROLOGI
Air lebih dapat dimanfaatkan manusia
apabila perputaran daur lambat
Laju perputaran daur dipengaruhi oleh :
- klimatologi
- bentuk muka bumi
- manusia
IRIGASI SEBAGAI BAGIAN DAUR
HIDROLOGI
Manusia lebih dominan
pengaruhnya
Semakin cepat perputaran daur
semakin kecil air yang dapat
dimanfaatkan
Juga mempengaruhi mutu air,
karena air juga sebagai pembawa
larutan
IRIGASI SEBAGAI BAGIAN DAUR
HIDROLOGI
DALAM
ARTI
UMUM
DALAM
ARTI
UMUM
SUATU USAHA UNTUK MENGATUR DAN MEMANFAATKAN AIR YANG MENCAKUP BIDANG-BIDANG IRIGASI, DRAINASE, REKLAMASI, PENGATURAN DAN PENGENDALIAN BANJIR. SUATU USAHA UNTUK MENGATUR DAN MEMANFAATKAN AIR YANG MENCAKUP BIDANG-BIDANG IRIGASI, DRAINASE, REKLAMASI, PENGATURAN DAN PENGENDALIAN BANJIR.
PENGERTIAN IRIGASI
ILMU
IRIGASI/TEK
NIK IRIGASI
ILMU
IRIGASI/TEK
NIK IRIGASI
SUATU CABANG DARI PENGETAHUAN
BIDANG ILMU TEKNIK SIPIL YANG KHUSUS MEMPELAJARI
TENTANG IRIGASI ATAU TEKNIK
PENGUASAAN AIR. SUATU CABANG DARI PENGETAHUAN
BIDANG ILMU TEKNIK SIPIL YANG KHUSUS MEMPELAJARI
TENTANG IRIGASI ATAU TEKNIK
SISTEM
TATA
SALURAN
YANG
DIMAKSUD
SISTEM
TATA
SALURAN
YANG
DIMAKSUD
• BANGUNAN-BANGUNAN DAN SALURAN UNTUK MENGALIRKAN AIR YANG TERSEDIA YANGDIPERLUKAN BAGI PERTANIAN
• BANGUNAN-BANGUNAN DAN SALURAN-SALURAN UNTUK MEMBAGI-BAGIKAN AIR KE LAHAN PERTANIAN • BANGUNAN-BANGUNAN DAN SALURAN-SALURAN UNTUK MEMBUANG AIR YANG SUDAH DIGUNAKAN.
• BANGUNAN-BANGUNAN DAN
SALURAN UNTUK MENGALIRKAN AIR YANG TERSEDIA YANG
DIPERLUKAN BAGI PERTANIAN
• BANGUNAN-BANGUNAN DAN SALURAN-SALURAN UNTUK MEMBAGI-BAGIKAN AIR KE LAHAN PERTANIAN • BANGUNAN-BANGUNAN DAN SALURAN-SALURAN UNTUK MEMBUANG AIR YANG SUDAH DIGUNAKAN.
DALAM
ARTI
KHUSUS
DALAM
ARTI
KHUSUS
SUATU USAHA UNTUK MENGATUR DAN
MEMANFAATKAN AIR YANG TERSEDIA BAIK DI SUNGAI ATAU SUMBER AIR LAIN DENGAN MENGGUNAKAN
SISTEM TATA SALURAN UNTUK KEPENTINGAN PERTANIAN. SUATU USAHA UNTUK MENGATUR DAN
MEMANFAATKAN AIR YANG TERSEDIA BAIK DI SUNGAI ATAU SUMBER AIR LAIN DENGAN MENGGUNAKAN
SISTEM TATA SALURAN UNTUK KEPENTINGAN PERTANIAN.
KONSE
P
IRIGAS
I
ADALA
H
SUPLE
SI
KONSE
P
IRIGAS
I
ADALA
H
SUPLE
SI
PENGERTIAN IRIGASI
MEMBASAHI TANAH
• MENGATUR SUHU TANAH • MEMBERSIHKAN TANAH • MEMBERANTAS HAMA • MEMUPUK TANAH
• MENGATUR TINGGI MUKA
AIR TANAH • PENGENCERAN AIR BUANGAN • MENGATUR PEMBAGIAN AIR MEMBASAHI TANAH
• MENGATUR SUHU TANAH • MEMBERSIHKAN TANAH • MEMBERANTAS HAMA • MEMUPUK TANAH
• MENGATUR TINGGI MUKA AIR TANAH • PENGENCERAN AIR BUANGAN • MENGATUR PEMBAGIAN AIR
TUJUA
N
POKO
K
IRIGAS
I
TUJUA
N
POKO
K
IRIGAS
I
TUJUAN IRIGASI
DENGAN ADANYA AIR DIHARAPKAN SUHU TANAH AKAN
TETAP STABIL DAN TOLERANSINYA
TIDAK TERLALU BESAR.
DENGAN ADANYA AIR DIHARAPKAN SUHU TANAH AKAN
TETAP STABIL DAN TOLERANSINYA TIDAK TERLALU BESAR. 2. MENGAT UR SUHU TUBUH 2. MENGAT UR SUHU TUBUH 1. MEMBASAHI TANAH 1. MEMBASAHI TANAH MEMBERI AIR PADA LAHAN PERTANIAN AGAR DICAPAI SUATU KONDISI TANAH YANG BAIK BAGI PERTUMBUH AN TANAMAN. MEMBERI AIR PADA LAHAN PERTANIAN AGAR DICAPAI SUATU KONDISI TANAH YANG BAIK BAGI PERTUMBUH AN TANAMAN. KEPERLUA N AIR BAGI TANAMAN KEPERLUA N AIR BAGI TANAMAN PELARUT UNSUR-UNSUR HARA PELARUT UNSUR-UNSUR HARA BAHAN PEMBENTUK BADAN TANAMAN BAHAN PEMBENTUK BADAN TANAMAN MEMUNGKINKAN TERJADINYA PROSES KIMIA YANG DAPAT MENGUBAH ZAT-ZAT TERTENTU MENJADI MAKANAN
MEMUNGKINKAN TERJADINYA PROSES KIMIA YANG DAPAT MENGUBAH ZAT-ZAT TERTENTU MENJADI MAKANAN
3. MEMBERSIHKA N TANAH 3. MEMBERSIHKA N TANAH
MEMBERSIHKAN LAHAN PERTANIAN DARI RACUN ATAU UNSUR-UNSUR YANG DAPAT MERUGIKAN ,
MENGHILANGKAN TUMBUH-TUMBUHAN YANG TIDAK DIKEHENDAKI. UNTUK
PERKEMBANGAN SELANJUTNYA IRIGASI DAPAT DIPAKAI UNTUK
MENGURANGI ATAU MENGHILANGKAN PENGARUH AIR ASIN DI DAERAH
PANTAI.
MEMBERSIHKAN LAHAN PERTANIAN DARI RACUN ATAU UNSUR-UNSUR YANG DAPAT MERUGIKAN ,
MENGHILANGKAN TUMBUH-TUMBUHAN YANG TIDAK DIKEHENDAKI. UNTUK
PERKEMBANGAN SELANJUTNYA IRIGASI DAPAT DIPAKAI UNTUK
MENGURANGI ATAU MENGHILANGKAN PENGARUH AIR ASIN DI DAERAH
PANTAI. 4. MEMBERANT AS HAMA 4. MEMBERANT AS HAMA
KHUSUSNYA HAMA TIKUS DAPAT DIHILANGKAN
DENGAN JALAN
MENGGENANGI SAWAH DENGAN AIR SECUKUPNYA
KHUSUSNYA HAMA TIKUS DAPAT DIHILANGKAN
DENGAN JALAN
MENGGENANGI SAWAH DENGAN AIR SECUKUPNYA
5. MEMUPU K TANAH 5. MEMUPU K TANAH
MENGALIRKAN AIR YANG MENGANDUNG UNSUR-UNSUR HARA YANG DIPERLUKAN UNTUK
KELANGSUNGAN HIDUP TANAMAN. UNSUR-UNSUR TERSEBUT UMUMNYA TERKANDUNG DALAM LUMPUR YANG DIBAWA AIR. SEHINGGA PERLU
DIPERTIMBANGAN SISTEM SALURANNYA AGAR SEBISA MUNGKIN ALIRAN MELALUI DAERAH YANG KAYA
UNSUR HARA. KEMUDIAN KECEPATAN ALIRAN DITEMPAT PEMUPUKAN DIUPAYAKAN RENDAH SEHINGGA UNSUR HARA DAPAT MENGENDAP. MENGALIRKAN AIR YANG MENGANDUNG UNSUR-UNSUR HARA YANG DIPERLUKAN UNTUK
KELANGSUNGAN HIDUP TANAMAN. UNSUR-UNSUR TERSEBUT UMUMNYA TERKANDUNG DALAM LUMPUR YANG DIBAWA AIR. SEHINGGA PERLU
DIPERTIMBANGAN SISTEM SALURANNYA AGAR SEBISA MUNGKIN ALIRAN MELALUI DAERAH YANG KAYA
UNSUR HARA. KEMUDIAN KECEPATAN ALIRAN DITEMPAT PEMUPUKAN DIUPAYAKAN RENDAH SEHINGGA UNSUR HARA DAPAT MENGENDAP.
• TANAMAN DALAM SETIAP MASA
TUMBUHNYA MEMERLUKAN AIR YANG
BERBEDA-BEDA. UNTUK ITU PERLU DIATUR PEMBAGIAN AIR SESUAI KEBUTUHAN PADA MASA TUMBUH TANAMAN.
• TANAMAN DALAM SETIAP MASA
TUMBUHNYA MEMERLUKAN AIR YANG
BERBEDA-BEDA. UNTUK ITU PERLU DIATUR PEMBAGIAN AIR SESUAI KEBUTUHAN PADA MASA TUMBUH TANAMAN.
8. MENGATUR PEMBAGIAN AIR 8. MENGATUR PEMBAGIAN AIR 6. MENGATU R TINGGI MUKA AIR 6. MENGATU R TINGGI MUKA AIR
HAL INI DILAKUKAN BILA AIR TANAH DI AREAL PERTANIAN TERLALU RENDAH.
• SEPERTI DIKETAHUI
AIR DALAM TANAH NAIK SECARA
KAPILER. PADA AIR TANAH YANG RENDAH, ALIRAN KAPILERNYA TIDAK DAPAT MENCAPAI PERAKARAN TANAMAN, AKIBATNYA AKAR-AKAR TANAMAN TIDAK DAPAT MENYERAP AIR. HAL INI DILAKUKAN BILA AIR TANAH DI AREAL PERTANIAN TERLALU RENDAH.
• SEPERTI DIKETAHUI
AIR DALAM TANAH NAIK SECARA
KAPILER. PADA AIR TANAH YANG RENDAH, ALIRAN KAPILERNYA TIDAK DAPAT MENCAPAI PERAKARAN TANAMAN, AKIBATNYA AKAR-AKAR TANAMAN TIDAK DAPAT MENYERAP AIR. 7. PENGENCER AN AIR BUANGAN 7. PENGENCER AN AIR BUANGAN •DILAKUKAN BILA TERDAPAT AIR YANG MENGANDUN G RACUN YANG BERASAL DARI KOTA ATAU DAERAH INDUSTRI. •DILAKUKAN BILA TERDAPAT AIR YANG MENGANDUN G RACUN YANG BERASAL DARI KOTA ATAU DAERAH INDUSTRI.
TUJUAN IRIGASI
TUJUAN LAIN TUJUAN LAIN AIR MINUM DAN AIR RUMAH TANGGA AIR MINUM DAN AIR RUMAH TANGGA PENYEHATA N LINGKUNG AN PENYEHATA N LINGKUNG AN PERIKANAN , PETERNAK AN PERIKANAN , PETERNAK AN PLTA DAN INDUSTRI PLTA DAN INDUSTRI PERIBADAT AN PERIBADAT AN USAHA PERKOTAA N, DLL USAHA PERKOTAA N, DLL
TUJUAN IRIGASI
KEBUTUHAN AIR IRIGASI
Hubungan Kebutuhan Air
Irigasi dengan Kebutuhan
Air Tanaman
Hubungan Kebutuhan Air
Irigasi dengan Kebutuhan
Air Tanaman
• Tanaman membutuhkan air agar dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik.
• Air tersebut dapat berasal dari air hujan maupun air irigasi.
• Air irigasi adalah sejumlah air yang umumnya diambil dari sungai atau waduk dan dialirkan melalui system jaringan irigasi, guna menjaga keseimbangan jumlah air di sawah. • Keseimbangan air yang masuk dan
keluar dari suatu lahan dapat
digambarkan seperti skema berikut : • Tanaman membutuhkan air agar
dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik.
• Air tersebut dapat berasal dari air hujan maupun air irigasi.
• Air irigasi adalah sejumlah air yang umumnya diambil dari sungai atau waduk dan dialirkan melalui system jaringan irigasi, guna menjaga keseimbangan jumlah air di sawah. • Keseimbangan air yang masuk dan
keluar dari suatu lahan dapat
SKEMA KESEIMBANGAN AIR MASUK DAN KELUAR DI
LAHAN
AGAR TERJADI KESEIMBANGAN AIR DI SUATU LAHAN
PERTANIAN MAKA :
AGAR TERJADI KESEIMBANGAN AIR DI SUATU LAHAN
PERTANIAN MAKA :
Dirumuskan sebagai : IR = (ET + Pd + P&I) – R
Jika tidak ada hujan (R = 0), maka jumlah air irigasi IR = (ET + Pd + P&I) Jika hujan deras (R lebih besar dari ET + PD + P&I ), pada saat ini air irigasi
tidak dibutuhkan, bahkan diperlukan pembuangan air (drainase) agar lahan tidak tergenang air secara berlebihan.
Kelebihan maupun kekurangan air pada lahan pertanian berakibat buruk terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman.
Dirumuskan sebagai : IR = (ET + Pd + P&I) – R
Jika tidak ada hujan (R = 0), maka jumlah air irigasi IR = (ET + Pd + P&I) Jika hujan deras (R lebih besar dari ET + PD + P&I ), pada saat ini air irigasi
tidak dibutuhkan, bahkan diperlukan pembuangan air (drainase) agar lahan tidak tergenang air secara berlebihan.
Kelebihan maupun kekurangan air pada lahan pertanian berakibat buruk terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman.
Kebutuhan air tanaman adalah : sejumlah air yang dibutuhkan untuk mengganti air yang
hilang akibat penguapan. Kebutuhan air tanaman adalah : sejumlah air yang dibutuhkan untuk mengganti air yang
hilang akibat penguapan. Penguapan bisa terjadi melalui permukaan air (evaporasi) maupun daun-daun tanaman (transpirasi). Penguapan bisa terjadi melalui permukaan air (evaporasi) maupun daun-daun tanaman (transpirasi).
Bila kedua proses penguapan tersebut
terjadi bersama-sama terjadilah
EVAPOTRANSPIRA SI.
Bila kedua proses penguapan tersebut
terjadi bersama-sama terjadilah
EVAPOTRANSPIRA SI.
Dengan demikian besar kebutuhan air tanaman adalah sebesar jumlah
air yang hilang akibat proses
EVAPOTRANSPIRASI. Dengan demikian besar
kebutuhan air tanaman adalah sebesar jumlah
air yang hilang akibat proses
EVAPOTRANSPIRASI.
KEBUTUHAN AIR TANAMAN
Kebutuhan Air Tanaman
Besar evaporasi sangat dipengaruhi oleh keadaan
iklim, meliputi temperatur udara, kecepatan angin,
kelembaban udara dan kecerahan penyinaran
matahari.
Besar evaporasi sangat dipengaruhi oleh keadaan
iklim, meliputi temperatur udara, kecepatan angin,
kelembaban udara dan kecerahan penyinaran
matahari.
Besar transpirasi dipengaruhi oleh : keadaan iklim, jenis
tanaman, varietas tanaman dan umur tanaman, biasa disebut
faktor tanaman. Besar transpirasi dipengaruhi oleh : keadaan iklim, jenis
tanaman, varietas tanaman dan umur tanaman, biasa disebut
faktor tanaman.
Rumus Kebutuhan Air Tanaman adalah : ET =
k . ETo
k = koefisien tanaman, besarnya tergantung dari jenis, varitas dan
umur tanaman.. Rumus Kebutuhan Air Tanaman adalah : ET =
k . ETo
k = koefisien tanaman, besarnya tergantung dari jenis, varitas dan
umur tanaman.. Eto = Evapotranspirasi potensial, besarnya dapat dihitung melalui berbagai rumus. Eto = Evapotranspirasi potensial, besarnya dapat dihitung melalui berbagai rumus.
KEBUTUHAN AIR TANAMAN
Kebutuhan Air Tanaman
BAGAN HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR YANG
BERPENGARUH TERHADAP KEBUTUHAN AIR
TANAMAN
Notasi k menyatakan koefisien tanaman (sering
disebut koefisien evapotranspirasi tanaman),
merupakan angka pengali untuk menjadikan
evapotranspirasi potensial (Eto) menjadi
Evapotranspirasi yang sebenarnya (ET).
Notasi k menyatakan koefisien tanaman (sering
disebut koefisien evapotranspirasi tanaman),
merupakan angka pengali untuk menjadikan
evapotranspirasi potensial (Eto) menjadi
Evapotranspirasi yang sebenarnya (ET).
•
Besarnya koefisien tanaman (k) erat berhubungan
dengan :
•
Jenis tanaman (padi, jagung, tebu, dll).
•
Varitas tanaman (Padi IR2, Padi PB5, dll)
•
Umur tanaman.
•
Besarnya koefisien tanaman (k) erat berhubungan
dengan :
•
Jenis tanaman (padi, jagung, tebu, dll).
•
Varitas tanaman (Padi IR2, Padi PB5, dll)
•
Umur tanaman.
BEBERAPA DATA KOEFISIEN TANAMAN PADI (suyono
dan takeda,hlm 62)
1. Salah satu tujuan irigasi adalah membagi sejumlah air yang sama pada lahan yang seluas mungkin. Untuk itu dilakukan berbagai macam cara. Salah satunya adalah memperkecil kebutuhan air irigasi (IR).
2. Upaya memperkecil IR bisa dilakukan dengan memperkecil kebutuhan air tanaman (ET).
3. Upaya memperkecil kebutuhan air tanaman (ET) hanya dapat dilakukan dengan memperkecil koefisien tanaman (k), karena besaran evapotranspirasi potensial (Eto) sukar dimanipulasi karena sangat berhubungan dengan keadaan iklim.
4. Mengubah factor koefisien tanaman (k) berarti mengubah jenis, varitas dan umur tanaman. Yaitu contoh : dengan memilih tebu atau yang lain sebagai pengganti padi, mengubah waktu tanam pada bulan tertentu.
5. Kegiatan mengatur jenis tanaman, varitas tanaman dan masa pertumbuhan tanaman biasanya disebut pengaturan POLA TATA TANAM.
Dengan demikian usaha mengatur pola
tata tanam dimaksudkan untuk
mengubah
besar
koefisien
tanaman (k)
agar didapat
besaran ET
tertentu.
CONTOH : BERDASARKAN PERHITUNGAN
NILAI ETO DIDAPATKAN HASIL SEPERTI
BERIKUT :
CONTOH : BERDASARKAN PERHITUNGAN
NILAI ETO DIDAPATKAN HASIL SEPERTI
BERIKUT :
Diketahui nilai rata-rata bulanan koefisien
tanaman (k) jagung jenis tertentu seperti
berikut :
Diketahui nilai rata-rata bulanan koefisien
tanaman (k) jagung jenis tertentu seperti
berikut :
Bulan
Jan
Feb
mar
Apr
Mei
Eto (mm/hari)
4.42
4.45
3.21
3.86
3.68
Umur pertumbuhan (bulan) 1 2 3
(k) 0.45 0.70 0.40
Dari tabel di atas tampak bahwa jika awal tanam dimulai pada awal Januari, maka besar ET bulan Februari sebesar 3.11 mm/hari. Dengan mengubah awal tanam menjadi awal Februari, maka terjadi
perubahan ET, pada bulan Februari menjadi 2.00 mm/hari.
Dari tabel di atas tampak bahwa jika awal tanam dimulai pada awal Januari, maka besar ET bulan Februari sebesar 3.11 mm/hari. Dengan mengubah awal tanam menjadi awal Februari, maka terjadi
perubahan ET, pada bulan Februari menjadi 2.00 mm/hari.
Jika penanaman jagung dimulai pada awal Januari, maka kebutuhan air tanaman (ET) dapat diketahui seperti :
Bulan Jan Feb mar Apr Mei Eto (mm/hari) 4.42 4.45 3.21 3.86 3.68 (k) 0.45 0.70 0.40
ET = k . ETo 1.91 3.11 1.28
Jika awal penanaman diganti menjadi awal Februari maka : Jika awal penanaman diganti menjadi awal Februari maka :
Bulan Jan Feb mar Apr Mei Eto (mm/hari) 4.42 4.45 3.21 3.86 3.68 (k) 0.45 0.70 0.40
ET = k . ETo 2.00 2.25 1.54
Silahkan dikerjakan, Jika awal
penanaman diganti menjadi
1)awal Maret dan
2) awal april
dikerjakan dikelas dan
dikumpulkan
Kekurangan data Eto dan k
disesuaikan, bulan juni-juli Eto
disamakan mei, k bulan april
dan mei disamakan bulan
POLA TANAM
Rumus Data terukur yang dibutuhkan Blaney- Criddle Letak lintang (LL), Suhu udara ( t )
Radiasi Letak lintang (LL), temperature udara ( t ), dan kecerahan matahari (n.N)
Penman Letak lintang (LL), temperature udara ( t ), kecerahan matahari (n / N)
kecepatan angin ( u ), kelembaban ralatif (RH)
Rumus Keadaan iklim yang diperkirakan guna penetapan c Blaney -
Criddle
Kelembaban relatf (RH), kecepatan angin ( u ), kecerahan matahari (n/N)
Radiasi Kelembaban relatf (RH), kecepatan angin ( u ) Penman Perbedaan kecepatan angin siang dan malam
RUMUS PENMAN MODIFIKASI
w = faktor yang berhubungan dengan temperatur
(T) dan elevasi daerah. Untuk daerah
Indonesia dengan elevasi antara 0 - 500 m, hubungan harga T dan w seperti pada Tabel disamping.
Rs = radiasi gelombang pendek dalam satuan evaporasi (mm/hari)
= (0,25 + 0,54 n/N) Ra
Ra = radiasi gelombang pendek yang memenuhi
batas luar atmosfir (angka angot) yang dipengaruhi oleh letak lintang daerah. Harga Raseperti Tabel Ra
Rn1 = radiasi bersih gelombang panjang (mm/hari)
= f(t) . f(ed) . f(n/N)
f(t) = fungsi suhu (Tabel Hub T, ea, w dan f(t) ) f(ed) = fungsi tekanan uap
= 0,34 - 0,44 . (ed)
Tabel Hubungan antara T, ea, w dan f(t)
*
T TOc
E
E
)
(
)
(
)
1
(
)
75
,
0
(
*
w
Rs
R
1w
f
u
ea
ed
ET
n
f(n/N) = fungsi kecerahan = 0,1 + 0,9 n/N
f(u) = fungsi dari kecepatan angin pada ketinggian 2 m dalam satuan (m/dt)
= 0,27 (1 + 0,864 u) u = kecepatan angin (m/dt)
(ea-ed) = perbedaan tekanan uap jenuh dengan tekanan uap yang sebenarnya
ed = ea . Rh
Rh = kelembaban udara relatif (%)
ea = tekanan uap jenuh (mbar) (Tabel 1).
ed = tekanan uap sebenarnya (mbar)
c = angka koreksi Penman yang memasukkan harga perbedaan kondisi cuaca siang dan malam.
Tabel Angka Angot (Ra) (mm/hari) (Untuk Daerah Indonesia,
antara
50 LU sampai 100 LS)
Tabel Angka Koreksi ( c ) Bulanan Untuk Rumus Penman
Data Klimatologi , Stasiun : Babulu Darat Kalsel,
Posisi geografi : 01˚40’14” LS
Perhitungan Evapotranspirasi Metode Penman Modifikasi,
sta babulu Darat, Kalsel, 01 40 14 LS
Ada tiga
tipe
pengambila
n air:
Ada tiga
tipe
pengambila
n air:
Gravity
Supply
Gravity
Supply
Pumpet
Suplly
Pumpet
Suplly
Pumpet
Storage
Supply
Pumpet
Storage
Supply
PENGAMBILAN AIR IRIGASI
Mengandalk an gaya gravitasi, cara paling mudah Mengguna kan pompa Kombinasi pompa dengan tampunga n (gravitasi)
SUMBER AIR UTK IRIGASI
Sumber air
irigasi:
Sumber air
irigasi:
Mata Air
Mata Air
Sungai
Sungai
Mata air, Sumur (biasa atau artesis) Dengan sistem bendung (pengambil an yang mudah)
CARA PEMBERIAN AIR IRIGASI
1. LEWAT
PERMUKAAN:
1. LEWAT
PERMUKAAN:
a. Peluapan penggenang an bebas a. Peluapan penggenang an bebas b. Peluapan terkendali (pompa) b. Peluapan terkendali (pompa)c.
Kalenan
c.
Kalenan
CARA PEMBERIAN AIR IRIGASI
2. LEWAT BAWAH
PERMUKAAN:
2. LEWAT BAWAH
PERMUKAAN:
Di atas MAT, dibawah
zone perakaran
Di atas MAT, dibawah
zone perakaran
d. petak-petak penggenangan/
cekungan-cekungan
d. petak-petak penggenangan/
cekungan-cekungan
CARA PEMBERIAN AIR IRIGASI
3. PENYIRAMAN:
3. PENYIRAMAN:
a. Pancaran (springkle
irrigation) effektif,
efisien dan hemat
a. Pancaran (springkle
irrigation) effektif,
efisien dan hemat
b. Tetesan
(Trickle/Drip
Irrigation) posisi
tepat di atas tanah
b. Tetesan
(Trickle/Drip
Irrigation) posisi
tepat di atas tanah
PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI
Jaringan irigasi
Jaringan irigasi
Satu kesatuan saluran dan
bangunan yang diperlukan
untuk pengaturan air
irigasi, mulai dari
penyediaan, pengambilan,
pembagian, pemberian
dan penggunaannya
Satu kesatuan saluran dan
bangunan yang diperlukan
untuk pengaturan air
irigasi, mulai dari
penyediaan, pengambilan,
pembagian, pemberian
dan penggunaannya
PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI
jaringan irigasi
terdiri jaringan
utama dan jaringan
tersier
Jaringan
utama
meliputi
bangunan,
saluran
primer dan
saluran
sekunder
jaringan
tersier
terdiri dari
bangunan
dan saluran
yang
berada
dalam
petak
tersier
Suatu
kesatuan
wilayah
yang
mendapat
kan air
dari suatu
jariganirig
asi disebut
dengan
Daerah
Irigasi.
PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI: klasifikasi
jaringan irigasi
PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI
Ilustrasi jaringan irigasi sederha na Ilustrasi jaringan irigasi sederha naPERENCANAAN JARINGAN IRIGASI
Ilustrasi jaringan irigasi semi teknis Ilustrasi jaringan irigasi semi teknisPERENCANAAN JARINGAN IRIGASI
Ilustra si jaringa n irigasi teknis Ilustra si jaringa n irigasi teknisPERENCANAAN JARINGAN IRIGASI
Organisasi Saluran Saluran Primer Saluran Sekunder Saluran Tersier Saluran Kuarter Saluran Cacing Organisasi Petak Petak Primer Petak Sekunder Petak Tersier Petak Kuarter Petak Sawah(a) Peta topografi dengan garis-garis ketinggian dan tata letak
jaringan irigasi dengan skala 1 : 25.000 dan 1 : 5.000;
(a) Peta topografi dengan garis-garis ketinggian dan tata letak
jaringan irigasi dengan skala 1 : 25.000 dan 1 : 5.000;
(b) Peta situasi trase saluran berskala 1 : 2000 dengan garis-garis
ketinggian pada interval 0,5 m untuk daerah datar dan 1,0 m
untuk daerah berbukit-bukit;
(b) Peta situasi trase saluran berskala 1 : 2000 dengan garis-garis
ketinggian pada interval 0,5 m untuk daerah datar dan 1,0 m
untuk daerah berbukit-bukit;
(c) Profil memanjang pada skala horisontal 1 : 2000 dan skala
vertikal 1 : 200 (atau skala 1 : 100 untuk saluran berkapasitas
kecil bilamana diperlukan);
(c) Profil memanjang pada skala horisontal 1 : 2000 dan skala
vertikal 1 : 200 (atau skala 1 : 100 untuk saluran berkapasitas
kecil bilamana diperlukan);
(d) Potongan melintang pada skala horisontal dan vertikal 1 : 200
(atau 1 : 100 untuk saluran-saluran berkapasitas kecil) dengan
interval 50 m untuk bagian lurus dan interval 25 m pada bagian
tikungan;
(d) Potongan melintang pada skala horisontal dan vertikal 1 : 200
(atau 1 : 100 untuk saluran-saluran berkapasitas kecil) dengan
interval 50 m untuk bagian lurus dan interval 25 m pada bagian
tikungan;
(e) Peta lokasi titik tetap/benchmark, termasuk deskripsi
benchmark.
(e) Peta lokasi titik tetap/benchmark, termasuk deskripsi
benchmark.
PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI :
petak tersier
PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI:
petak skunder
PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI:
petak primer
PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI:
PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI:
Bendung
Bendung Gerak Bendung TetapPERENCANAAN JARINGAN IRIGASI:
PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI: pengambilan
bebas dan pompa
pengambilan bebas