• Tidak ada hasil yang ditemukan

1_bahan Kuliah Irigasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1_bahan Kuliah Irigasi"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

tmarhendi@gmail.com

tmarhendi@gmail.com

IRIGA

SI

(2)

INTAKE

Karangtalun di Kalibawang

CONTOH DAERAH IRIGASI

Daerah Irigasi :

Vanderwick, Selokan

Mataram (dengan

luas Total DI adalah

40.000 ha)

Sungai Progo

(3)

LOKASI: SEBAGIAN DI WILAYAH KAB MAGELANG (JATENG) DAN SEBAGIAN DI WIL KAB SLEMAN , DIY

(4)
(5)

HUJAN BANYAK JATUH

PADA BULAN-BULAN

BASAH YANG

BERLANGSUNG DALAM

BEBERAPA BULAN.

AIR CENDERUNG

BERLIMPAH PADA

MUSIM BASAH

MASYARAKAT

INDONESIA SEJAK

AWAL TELAH AKRAB

DENGAN BUDAYA

PENGAIRAN

MASYARAKAT

HIDROLIK

INDONESI

A

TERLETAK

DI

WILAYAH

MUSON

TROPIS

KEBERADA

AN AIR

SANGAT

KHAS

INDONESI

A

TERLETAK

DI

WILAYAH

MUSON

TROPIS

KEBERADA

AN AIR

SANGAT

KHAS

IRIGASI SEBAGAI BAGIAN DAUR

HIDROLOGI

(6)

IRRIGATED AREA

IRIGASI SEBAGAI BAGIAN DAUR

HIDROLOGI

(7)

Air lebih dapat dimanfaatkan manusia

apabila perputaran daur lambat

Laju perputaran daur dipengaruhi oleh :

- klimatologi

- bentuk muka bumi

- manusia

IRIGASI SEBAGAI BAGIAN DAUR

HIDROLOGI

(8)

Manusia lebih dominan

pengaruhnya

Semakin cepat perputaran daur

semakin kecil air yang dapat

dimanfaatkan

Juga mempengaruhi mutu air,

karena air juga sebagai pembawa

larutan

IRIGASI SEBAGAI BAGIAN DAUR

HIDROLOGI

(9)

DALAM

ARTI

UMUM

DALAM

ARTI

UMUM

SUATU USAHA UNTUK MENGATUR DAN MEMANFAATKAN AIR YANG MENCAKUP BIDANG-BIDANG IRIGASI, DRAINASE, REKLAMASI, PENGATURAN DAN PENGENDALIAN BANJIR. SUATU USAHA UNTUK MENGATUR DAN MEMANFAATKAN AIR YANG MENCAKUP BIDANG-BIDANG IRIGASI, DRAINASE, REKLAMASI, PENGATURAN DAN PENGENDALIAN BANJIR.

PENGERTIAN IRIGASI

ILMU

IRIGASI/TEK

NIK IRIGASI

ILMU

IRIGASI/TEK

NIK IRIGASI

SUATU CABANG DARI PENGETAHUAN

BIDANG ILMU TEKNIK SIPIL YANG KHUSUS MEMPELAJARI

TENTANG IRIGASI ATAU TEKNIK

PENGUASAAN AIR. SUATU CABANG DARI PENGETAHUAN

BIDANG ILMU TEKNIK SIPIL YANG KHUSUS MEMPELAJARI

TENTANG IRIGASI ATAU TEKNIK

(10)

SISTEM

TATA

SALURAN

YANG

DIMAKSUD

SISTEM

TATA

SALURAN

YANG

DIMAKSUD

• BANGUNAN-BANGUNAN DAN SALURAN UNTUK MENGALIRKAN AIR YANG TERSEDIA YANG

DIPERLUKAN BAGI PERTANIAN

• BANGUNAN-BANGUNAN DAN SALURAN-SALURAN UNTUK MEMBAGI-BAGIKAN AIR KE LAHAN PERTANIAN • BANGUNAN-BANGUNAN DAN SALURAN-SALURAN UNTUK MEMBUANG AIR YANG SUDAH DIGUNAKAN.

BANGUNAN-BANGUNAN DAN

SALURAN UNTUK MENGALIRKAN AIR YANG TERSEDIA YANG

DIPERLUKAN BAGI PERTANIAN

• BANGUNAN-BANGUNAN DAN SALURAN-SALURAN UNTUK MEMBAGI-BAGIKAN AIR KE LAHAN PERTANIAN • BANGUNAN-BANGUNAN DAN SALURAN-SALURAN UNTUK MEMBUANG AIR YANG SUDAH DIGUNAKAN.

DALAM

ARTI

KHUSUS

DALAM

ARTI

KHUSUS

SUATU USAHA UNTUK MENGATUR DAN

MEMANFAATKAN AIR YANG TERSEDIA BAIK DI SUNGAI ATAU SUMBER AIR LAIN DENGAN MENGGUNAKAN

SISTEM TATA SALURAN UNTUK KEPENTINGAN PERTANIAN. SUATU USAHA UNTUK MENGATUR DAN

MEMANFAATKAN AIR YANG TERSEDIA BAIK DI SUNGAI ATAU SUMBER AIR LAIN DENGAN MENGGUNAKAN

SISTEM TATA SALURAN UNTUK KEPENTINGAN PERTANIAN.

KONSE

P

IRIGAS

I

ADALA

H

SUPLE

SI

KONSE

P

IRIGAS

I

ADALA

H

SUPLE

SI

PENGERTIAN IRIGASI

(11)

MEMBASAHI TANAH

MENGATUR SUHU TANAHMEMBERSIHKAN TANAHMEMBERANTAS HAMAMEMUPUK TANAH

MENGATUR TINGGI MUKA

AIR TANAH • PENGENCERAN AIR BUANGAN • MENGATUR PEMBAGIAN AIR MEMBASAHI TANAH

MENGATUR SUHU TANAHMEMBERSIHKAN TANAHMEMBERANTAS HAMAMEMUPUK TANAH

MENGATUR TINGGI MUKA AIR TANAH • PENGENCERAN AIR BUANGAN • MENGATUR PEMBAGIAN AIR

TUJUA

N

POKO

K

IRIGAS

I

TUJUA

N

POKO

K

IRIGAS

I

TUJUAN IRIGASI

(12)

DENGAN ADANYA AIR DIHARAPKAN SUHU TANAH AKAN

TETAP STABIL DAN TOLERANSINYA

TIDAK TERLALU BESAR.

DENGAN ADANYA AIR DIHARAPKAN SUHU TANAH AKAN

TETAP STABIL DAN TOLERANSINYA TIDAK TERLALU BESAR. 2. MENGAT UR SUHU TUBUH 2. MENGAT UR SUHU TUBUH 1. MEMBASAHI TANAH 1. MEMBASAHI TANAH MEMBERI AIR PADA LAHAN PERTANIAN AGAR DICAPAI SUATU KONDISI TANAH YANG BAIK BAGI PERTUMBUH AN TANAMAN. MEMBERI AIR PADA LAHAN PERTANIAN AGAR DICAPAI SUATU KONDISI TANAH YANG BAIK BAGI PERTUMBUH AN TANAMAN. KEPERLUA N AIR BAGI TANAMAN KEPERLUA N AIR BAGI TANAMAN PELARUT UNSUR-UNSUR HARA PELARUT UNSUR-UNSUR HARA BAHAN PEMBENTUK BADAN TANAMAN BAHAN PEMBENTUK BADAN TANAMAN MEMUNGKINKAN TERJADINYA PROSES KIMIA YANG DAPAT MENGUBAH ZAT-ZAT TERTENTU MENJADI MAKANAN

MEMUNGKINKAN TERJADINYA PROSES KIMIA YANG DAPAT MENGUBAH ZAT-ZAT TERTENTU MENJADI MAKANAN

(13)

3. MEMBERSIHKA N TANAH 3. MEMBERSIHKA N TANAH

MEMBERSIHKAN LAHAN PERTANIAN DARI RACUN ATAU UNSUR-UNSUR YANG DAPAT MERUGIKAN ,

MENGHILANGKAN TUMBUH-TUMBUHAN YANG TIDAK DIKEHENDAKI. UNTUK

PERKEMBANGAN SELANJUTNYA IRIGASI DAPAT DIPAKAI UNTUK

MENGURANGI ATAU MENGHILANGKAN PENGARUH AIR ASIN DI DAERAH

PANTAI.

MEMBERSIHKAN LAHAN PERTANIAN DARI RACUN ATAU UNSUR-UNSUR YANG DAPAT MERUGIKAN ,

MENGHILANGKAN TUMBUH-TUMBUHAN YANG TIDAK DIKEHENDAKI. UNTUK

PERKEMBANGAN SELANJUTNYA IRIGASI DAPAT DIPAKAI UNTUK

MENGURANGI ATAU MENGHILANGKAN PENGARUH AIR ASIN DI DAERAH

PANTAI. 4. MEMBERANT AS HAMA 4. MEMBERANT AS HAMA

KHUSUSNYA HAMA TIKUS DAPAT DIHILANGKAN

DENGAN JALAN

MENGGENANGI SAWAH DENGAN AIR SECUKUPNYA

KHUSUSNYA HAMA TIKUS DAPAT DIHILANGKAN

DENGAN JALAN

MENGGENANGI SAWAH DENGAN AIR SECUKUPNYA

5. MEMUPU K TANAH 5. MEMUPU K TANAH

MENGALIRKAN AIR YANG MENGANDUNG UNSUR-UNSUR HARA YANG DIPERLUKAN UNTUK

KELANGSUNGAN HIDUP TANAMAN. UNSUR-UNSUR TERSEBUT UMUMNYA TERKANDUNG DALAM LUMPUR YANG DIBAWA AIR. SEHINGGA PERLU

DIPERTIMBANGAN SISTEM SALURANNYA AGAR SEBISA MUNGKIN ALIRAN MELALUI DAERAH YANG KAYA

UNSUR HARA. KEMUDIAN KECEPATAN ALIRAN DITEMPAT PEMUPUKAN DIUPAYAKAN RENDAH SEHINGGA UNSUR HARA DAPAT MENGENDAP. MENGALIRKAN AIR YANG MENGANDUNG UNSUR-UNSUR HARA YANG DIPERLUKAN UNTUK

KELANGSUNGAN HIDUP TANAMAN. UNSUR-UNSUR TERSEBUT UMUMNYA TERKANDUNG DALAM LUMPUR YANG DIBAWA AIR. SEHINGGA PERLU

DIPERTIMBANGAN SISTEM SALURANNYA AGAR SEBISA MUNGKIN ALIRAN MELALUI DAERAH YANG KAYA

UNSUR HARA. KEMUDIAN KECEPATAN ALIRAN DITEMPAT PEMUPUKAN DIUPAYAKAN RENDAH SEHINGGA UNSUR HARA DAPAT MENGENDAP.

(14)

TANAMAN DALAM SETIAP MASA

TUMBUHNYA MEMERLUKAN AIR YANG

BERBEDA-BEDA. UNTUK ITU PERLU DIATUR PEMBAGIAN AIR SESUAI KEBUTUHAN PADA MASA TUMBUH TANAMAN.

TANAMAN DALAM SETIAP MASA

TUMBUHNYA MEMERLUKAN AIR YANG

BERBEDA-BEDA. UNTUK ITU PERLU DIATUR PEMBAGIAN AIR SESUAI KEBUTUHAN PADA MASA TUMBUH TANAMAN.

8. MENGATUR PEMBAGIAN AIR 8. MENGATUR PEMBAGIAN AIR 6. MENGATU R TINGGI MUKA AIR 6. MENGATU R TINGGI MUKA AIR

HAL INI DILAKUKAN BILA AIR TANAH DI AREAL PERTANIAN TERLALU RENDAH.

SEPERTI DIKETAHUI

AIR DALAM TANAH NAIK SECARA

KAPILER. PADA AIR TANAH YANG RENDAH, ALIRAN KAPILERNYA TIDAK DAPAT MENCAPAI PERAKARAN TANAMAN, AKIBATNYA AKAR-AKAR TANAMAN TIDAK DAPAT MENYERAP AIR. HAL INI DILAKUKAN BILA AIR TANAH DI AREAL PERTANIAN TERLALU RENDAH.

SEPERTI DIKETAHUI

AIR DALAM TANAH NAIK SECARA

KAPILER. PADA AIR TANAH YANG RENDAH, ALIRAN KAPILERNYA TIDAK DAPAT MENCAPAI PERAKARAN TANAMAN, AKIBATNYA AKAR-AKAR TANAMAN TIDAK DAPAT MENYERAP AIR. 7. PENGENCER AN AIR BUANGAN 7. PENGENCER AN AIR BUANGANDILAKUKAN BILA TERDAPAT AIR YANG MENGANDUN G RACUN YANG BERASAL DARI KOTA ATAU DAERAH INDUSTRI. •DILAKUKAN BILA TERDAPAT AIR YANG MENGANDUN G RACUN YANG BERASAL DARI KOTA ATAU DAERAH INDUSTRI.

TUJUAN IRIGASI

(15)

TUJUAN LAIN TUJUAN LAIN AIR MINUM DAN AIR RUMAH TANGGA AIR MINUM DAN AIR RUMAH TANGGA PENYEHATA N LINGKUNG AN PENYEHATA N LINGKUNG AN PERIKANAN , PETERNAK AN PERIKANAN , PETERNAK AN PLTA DAN INDUSTRI PLTA DAN INDUSTRI PERIBADAT AN PERIBADAT AN USAHA PERKOTAA N, DLL USAHA PERKOTAA N, DLL

TUJUAN IRIGASI

(16)
(17)

KEBUTUHAN AIR IRIGASI

Hubungan Kebutuhan Air

Irigasi dengan Kebutuhan

Air Tanaman

Hubungan Kebutuhan Air

Irigasi dengan Kebutuhan

Air Tanaman

Tanaman membutuhkan air agar dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik.

Air tersebut dapat berasal dari air hujan maupun air irigasi.

• Air irigasi adalah sejumlah air yang umumnya diambil dari sungai atau waduk dan dialirkan melalui system jaringan irigasi, guna menjaga keseimbangan jumlah air di sawah. • Keseimbangan air yang masuk dan

keluar dari suatu lahan dapat

digambarkan seperti skema berikut : • Tanaman membutuhkan air agar

dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik.

• Air tersebut dapat berasal dari air hujan maupun air irigasi.

Air irigasi adalah sejumlah air yang umumnya diambil dari sungai atau waduk dan dialirkan melalui system jaringan irigasi, guna menjaga keseimbangan jumlah air di sawah. • Keseimbangan air yang masuk dan

keluar dari suatu lahan dapat

(18)

SKEMA KESEIMBANGAN AIR MASUK DAN KELUAR DI

LAHAN

(19)

AGAR TERJADI KESEIMBANGAN AIR DI SUATU LAHAN

PERTANIAN MAKA :

AGAR TERJADI KESEIMBANGAN AIR DI SUATU LAHAN

PERTANIAN MAKA :

Dirumuskan sebagai : IR = (ET + Pd + P&I) – R

Jika tidak ada hujan (R = 0), maka jumlah air irigasi IR = (ET + Pd + P&I) Jika hujan deras (R lebih besar dari ET + PD + P&I ), pada saat ini air irigasi

tidak dibutuhkan, bahkan diperlukan pembuangan air (drainase) agar lahan tidak tergenang air secara berlebihan.

Kelebihan maupun kekurangan air pada lahan pertanian berakibat buruk terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman.

Dirumuskan sebagai : IR = (ET + Pd + P&I) – R

Jika tidak ada hujan (R = 0), maka jumlah air irigasi IR = (ET + Pd + P&I) Jika hujan deras (R lebih besar dari ET + PD + P&I ), pada saat ini air irigasi

tidak dibutuhkan, bahkan diperlukan pembuangan air (drainase) agar lahan tidak tergenang air secara berlebihan.

Kelebihan maupun kekurangan air pada lahan pertanian berakibat buruk terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman.

(20)

Kebutuhan air tanaman adalah : sejumlah air yang dibutuhkan untuk mengganti air yang

hilang akibat penguapan. Kebutuhan air tanaman adalah : sejumlah air yang dibutuhkan untuk mengganti air yang

hilang akibat penguapan. Penguapan bisa terjadi melalui permukaan air (evaporasi) maupun daun-daun tanaman (transpirasi). Penguapan bisa terjadi melalui permukaan air (evaporasi) maupun daun-daun tanaman (transpirasi).

Bila kedua proses penguapan tersebut

terjadi bersama-sama terjadilah

EVAPOTRANSPIRA SI.

Bila kedua proses penguapan tersebut

terjadi bersama-sama terjadilah

EVAPOTRANSPIRA SI.

Dengan demikian besar kebutuhan air tanaman adalah sebesar jumlah

air yang hilang akibat proses

EVAPOTRANSPIRASI. Dengan demikian besar

kebutuhan air tanaman adalah sebesar jumlah

air yang hilang akibat proses

EVAPOTRANSPIRASI.

KEBUTUHAN AIR TANAMAN

Kebutuhan Air Tanaman

(21)

Besar evaporasi sangat dipengaruhi oleh keadaan

iklim, meliputi temperatur udara, kecepatan angin,

kelembaban udara dan kecerahan penyinaran

matahari.

Besar evaporasi sangat dipengaruhi oleh keadaan

iklim, meliputi temperatur udara, kecepatan angin,

kelembaban udara dan kecerahan penyinaran

matahari.

Besar transpirasi dipengaruhi oleh : keadaan iklim, jenis

tanaman, varietas tanaman dan umur tanaman, biasa disebut

faktor tanaman. Besar transpirasi dipengaruhi oleh : keadaan iklim, jenis

tanaman, varietas tanaman dan umur tanaman, biasa disebut

faktor tanaman.

Rumus Kebutuhan Air Tanaman adalah : ET =

k . ETo

k = koefisien tanaman, besarnya tergantung dari jenis, varitas dan

umur tanaman.. Rumus Kebutuhan Air Tanaman adalah : ET =

k . ETo

k = koefisien tanaman, besarnya tergantung dari jenis, varitas dan

umur tanaman.. Eto = Evapotranspirasi potensial, besarnya dapat dihitung melalui berbagai rumus. Eto = Evapotranspirasi potensial, besarnya dapat dihitung melalui berbagai rumus.

KEBUTUHAN AIR TANAMAN

Kebutuhan Air Tanaman

(22)
(23)

BAGAN HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR YANG

BERPENGARUH TERHADAP KEBUTUHAN AIR

TANAMAN

(24)

Notasi k menyatakan koefisien tanaman (sering

disebut koefisien evapotranspirasi tanaman),

merupakan angka pengali untuk menjadikan

evapotranspirasi potensial (Eto) menjadi

Evapotranspirasi yang sebenarnya (ET).

Notasi k menyatakan koefisien tanaman (sering

disebut koefisien evapotranspirasi tanaman),

merupakan angka pengali untuk menjadikan

evapotranspirasi potensial (Eto) menjadi

Evapotranspirasi yang sebenarnya (ET).

Besarnya koefisien tanaman (k) erat berhubungan

dengan :

Jenis tanaman (padi, jagung, tebu, dll).

Varitas tanaman (Padi IR2, Padi PB5, dll)

Umur tanaman.

Besarnya koefisien tanaman (k) erat berhubungan

dengan :

Jenis tanaman (padi, jagung, tebu, dll).

Varitas tanaman (Padi IR2, Padi PB5, dll)

Umur tanaman.

(25)

BEBERAPA DATA KOEFISIEN TANAMAN PADI (suyono

dan takeda,hlm 62)

(26)

1. Salah satu tujuan irigasi adalah membagi sejumlah air yang sama pada lahan yang seluas mungkin. Untuk itu dilakukan berbagai macam cara. Salah satunya adalah memperkecil kebutuhan air irigasi (IR).

2. Upaya memperkecil IR bisa dilakukan dengan memperkecil kebutuhan air tanaman (ET).

3. Upaya memperkecil kebutuhan air tanaman (ET) hanya dapat dilakukan dengan memperkecil koefisien tanaman (k), karena besaran evapotranspirasi potensial (Eto) sukar dimanipulasi karena sangat berhubungan dengan keadaan iklim.

4. Mengubah factor koefisien tanaman (k) berarti mengubah jenis, varitas dan umur tanaman. Yaitu contoh : dengan memilih tebu atau yang lain sebagai pengganti padi, mengubah waktu tanam pada bulan tertentu.

5. Kegiatan mengatur jenis tanaman, varitas tanaman dan masa pertumbuhan tanaman biasanya disebut pengaturan POLA TATA TANAM.

(27)

Dengan demikian usaha mengatur pola

tata tanam dimaksudkan untuk

mengubah

besar

koefisien

tanaman (k)

agar didapat

besaran ET

tertentu.

(28)

CONTOH : BERDASARKAN PERHITUNGAN

NILAI ETO DIDAPATKAN HASIL SEPERTI

BERIKUT :

CONTOH : BERDASARKAN PERHITUNGAN

NILAI ETO DIDAPATKAN HASIL SEPERTI

BERIKUT :

Diketahui nilai rata-rata bulanan koefisien

tanaman (k) jagung jenis tertentu seperti

berikut :

Diketahui nilai rata-rata bulanan koefisien

tanaman (k) jagung jenis tertentu seperti

berikut :

Bulan

Jan

Feb

mar

Apr

Mei

Eto (mm/hari)

4.42

4.45

3.21

3.86

3.68

Umur pertumbuhan (bulan) 1 2 3

(k) 0.45 0.70 0.40

(29)

Dari tabel di atas tampak bahwa jika awal tanam dimulai pada awal Januari, maka besar ET bulan Februari sebesar 3.11 mm/hari. Dengan mengubah awal tanam menjadi awal Februari, maka terjadi

perubahan ET, pada bulan Februari menjadi 2.00 mm/hari.

Dari tabel di atas tampak bahwa jika awal tanam dimulai pada awal Januari, maka besar ET bulan Februari sebesar 3.11 mm/hari. Dengan mengubah awal tanam menjadi awal Februari, maka terjadi

perubahan ET, pada bulan Februari menjadi 2.00 mm/hari.

Jika penanaman jagung dimulai pada awal Januari, maka kebutuhan air tanaman (ET) dapat diketahui seperti :

Bulan Jan Feb mar Apr Mei Eto (mm/hari) 4.42 4.45 3.21 3.86 3.68 (k) 0.45 0.70 0.40

ET = k . ETo 1.91 3.11 1.28

Jika awal penanaman diganti menjadi awal Februari maka : Jika awal penanaman diganti menjadi awal Februari maka :

Bulan Jan Feb mar Apr Mei Eto (mm/hari) 4.42 4.45 3.21 3.86 3.68 (k) 0.45 0.70 0.40

ET = k . ETo 2.00 2.25 1.54

(30)

Silahkan dikerjakan, Jika awal

penanaman diganti menjadi

1)awal Maret dan

2) awal april

dikerjakan dikelas dan

dikumpulkan

Kekurangan data Eto dan k

disesuaikan, bulan juni-juli Eto

disamakan mei, k bulan april

dan mei disamakan bulan

(31)

POLA TANAM

(32)
(33)

Rumus Data terukur yang dibutuhkan Blaney- Criddle Letak lintang (LL), Suhu udara ( t )

Radiasi Letak lintang (LL), temperature udara ( t ), dan kecerahan matahari (n.N)

Penman Letak lintang (LL), temperature udara ( t ), kecerahan matahari (n / N)

kecepatan angin ( u ), kelembaban ralatif (RH)

(34)

Rumus Keadaan iklim yang diperkirakan guna penetapan c Blaney -

Criddle

Kelembaban relatf (RH), kecepatan angin ( u ), kecerahan matahari (n/N)

Radiasi Kelembaban relatf (RH), kecepatan angin ( u ) Penman Perbedaan kecepatan angin siang dan malam

(35)

RUMUS PENMAN MODIFIKASI

w = faktor yang berhubungan dengan temperatur

(T) dan elevasi daerah. Untuk daerah

Indonesia dengan elevasi antara 0 - 500 m, hubungan harga T dan w seperti pada Tabel disamping.

Rs = radiasi gelombang pendek dalam satuan evaporasi (mm/hari)

= (0,25 + 0,54 n/N) Ra

Ra = radiasi gelombang pendek yang memenuhi

batas luar atmosfir (angka angot) yang dipengaruhi oleh letak lintang daerah. Harga Raseperti Tabel Ra

Rn1 = radiasi bersih gelombang panjang (mm/hari)

= f(t) . f(ed) . f(n/N)

f(t) = fungsi suhu (Tabel Hub T, ea, w dan f(t) ) f(ed) = fungsi tekanan uap

= 0,34 - 0,44 . (ed)

Tabel Hubungan antara T, ea, w dan f(t)

*

T TO

c

E

E

)

(

)

(

)

1

(

)

75

,

0

(

*

w

Rs

R

1

w

f

u

ea

ed

ET

n

(36)

f(n/N) = fungsi kecerahan = 0,1 + 0,9 n/N

f(u) = fungsi dari kecepatan angin pada ketinggian 2 m dalam satuan (m/dt)

= 0,27 (1 + 0,864 u) u = kecepatan angin (m/dt)

(ea-ed) = perbedaan tekanan uap jenuh dengan tekanan uap yang sebenarnya

ed = ea . Rh

Rh = kelembaban udara relatif (%)

ea = tekanan uap jenuh (mbar) (Tabel 1).

ed = tekanan uap sebenarnya (mbar)

c = angka koreksi Penman yang memasukkan harga perbedaan kondisi cuaca siang dan malam.

(37)

Tabel Angka Angot (Ra) (mm/hari) (Untuk Daerah Indonesia,

antara

50 LU sampai 100 LS)

(38)

Tabel Angka Koreksi ( c ) Bulanan Untuk Rumus Penman

(39)

Data Klimatologi , Stasiun : Babulu Darat Kalsel,

Posisi geografi : 01˚40’14” LS

(40)

Perhitungan Evapotranspirasi Metode Penman Modifikasi,

sta babulu Darat, Kalsel, 01 40 14 LS

(41)

Ada tiga

tipe

pengambila

n air:

Ada tiga

tipe

pengambila

n air:

Gravity

Supply

Gravity

Supply

Pumpet

Suplly

Pumpet

Suplly

Pumpet

Storage

Supply

Pumpet

Storage

Supply

PENGAMBILAN AIR IRIGASI

Mengandalk an gaya gravitasi, cara paling mudah Mengguna kan pompa Kombinasi pompa dengan tampunga n (gravitasi)

(42)

SUMBER AIR UTK IRIGASI

Sumber air

irigasi:

Sumber air

irigasi:

Mata Air

Mata Air

Sungai

Sungai

Mata air, Sumur (biasa atau artesis) Dengan sistem bendung (pengambil an yang mudah)

(43)

CARA PEMBERIAN AIR IRIGASI

1. LEWAT

PERMUKAAN:

1. LEWAT

PERMUKAAN:

a. Peluapan penggenang an bebas a. Peluapan penggenang an bebas b. Peluapan terkendali (pompa) b. Peluapan terkendali (pompa)

c.

Kalenan

c.

Kalenan

(44)

CARA PEMBERIAN AIR IRIGASI

2. LEWAT BAWAH

PERMUKAAN:

2. LEWAT BAWAH

PERMUKAAN:

Di atas MAT, dibawah

zone perakaran

Di atas MAT, dibawah

zone perakaran

d. petak-petak penggenangan/

cekungan-cekungan

d. petak-petak penggenangan/

cekungan-cekungan

(45)

CARA PEMBERIAN AIR IRIGASI

3. PENYIRAMAN:

3. PENYIRAMAN:

a. Pancaran (springkle

irrigation) effektif,

efisien dan hemat

a. Pancaran (springkle

irrigation) effektif,

efisien dan hemat

b. Tetesan

(Trickle/Drip

Irrigation) posisi

tepat di atas tanah

b. Tetesan

(Trickle/Drip

Irrigation) posisi

tepat di atas tanah

(46)

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI

Jaringan irigasi

Jaringan irigasi

Satu kesatuan saluran dan

bangunan yang diperlukan

untuk pengaturan air

irigasi, mulai dari

penyediaan, pengambilan,

pembagian, pemberian

dan penggunaannya

Satu kesatuan saluran dan

bangunan yang diperlukan

untuk pengaturan air

irigasi, mulai dari

penyediaan, pengambilan,

pembagian, pemberian

dan penggunaannya

(47)

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI

jaringan irigasi

terdiri jaringan

utama dan jaringan

tersier

Jaringan

utama

meliputi

bangunan,

saluran

primer dan

saluran

sekunder

jaringan

tersier

terdiri dari

bangunan

dan saluran

yang

berada

dalam

petak

tersier

Suatu

kesatuan

wilayah

yang

mendapat

kan air

dari suatu

jariganirig

asi disebut

dengan

Daerah

Irigasi.

(48)

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI: klasifikasi

jaringan irigasi

(49)

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI

Ilustrasi jaringan irigasi sederha na Ilustrasi jaringan irigasi sederha na

(50)

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI

Ilustrasi jaringan irigasi semi teknis Ilustrasi jaringan irigasi semi teknis

(51)

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI

Ilustra si jaringa n irigasi teknis Ilustra si jaringa n irigasi teknis

(52)

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI

Organisasi Saluran Saluran Primer Saluran Sekunder Saluran Tersier Saluran Kuarter Saluran Cacing Organisasi Petak Petak Primer Petak Sekunder Petak Tersier Petak Kuarter Petak Sawah

(53)

(a) Peta topografi dengan garis-garis ketinggian dan tata letak

jaringan irigasi dengan skala 1 : 25.000 dan 1 : 5.000;

(a) Peta topografi dengan garis-garis ketinggian dan tata letak

jaringan irigasi dengan skala 1 : 25.000 dan 1 : 5.000;

(b) Peta situasi trase saluran berskala 1 : 2000 dengan garis-garis

ketinggian pada interval 0,5 m untuk daerah datar dan 1,0 m

untuk daerah berbukit-bukit;

(b) Peta situasi trase saluran berskala 1 : 2000 dengan garis-garis

ketinggian pada interval 0,5 m untuk daerah datar dan 1,0 m

untuk daerah berbukit-bukit;

(c) Profil memanjang pada skala horisontal 1 : 2000 dan skala

vertikal 1 : 200 (atau skala 1 : 100 untuk saluran berkapasitas

kecil bilamana diperlukan);

(c) Profil memanjang pada skala horisontal 1 : 2000 dan skala

vertikal 1 : 200 (atau skala 1 : 100 untuk saluran berkapasitas

kecil bilamana diperlukan);

(d) Potongan melintang pada skala horisontal dan vertikal 1 : 200

(atau 1 : 100 untuk saluran-saluran berkapasitas kecil) dengan

interval 50 m untuk bagian lurus dan interval 25 m pada bagian

tikungan;

(d) Potongan melintang pada skala horisontal dan vertikal 1 : 200

(atau 1 : 100 untuk saluran-saluran berkapasitas kecil) dengan

interval 50 m untuk bagian lurus dan interval 25 m pada bagian

tikungan;

(e) Peta lokasi titik tetap/benchmark, termasuk deskripsi

benchmark.

(e) Peta lokasi titik tetap/benchmark, termasuk deskripsi

benchmark.

(54)

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI :

petak tersier

(55)

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI:

petak skunder

(56)

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI:

petak primer

(57)

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI:

(58)

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI:

Bendung

Bendung Gerak Bendung Tetap

(59)

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI:

(60)

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI: pengambilan

bebas dan pompa

pengambilan bebas

(61)
(62)

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI: Skema jaringan

irigasi

(63)

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI: bangunan

pembawa

(64)

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI: bangunan

pembawa

(65)

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI: bangunan

pengatur dan sadap

(66)

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI: bangunan

pengatur dan sadap

(67)
(68)
(69)
(70)

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI: standar tata

nama skema irigasi

(71)
(72)

CARA PEMBERIAN TANDA/NAMA

(NOMENKLATUR)

BENDUNG/BANGUNAN SADAP BANGUNAN PELIMPAH SALURAN PEMBERI/IRIGASI SALURAN DRAINASE BANGUNAN BAGI BANGUNAN PEMBERI BANGUNAN TERJUNAN BANGUNAN PELUNCUR

(73)

CARA PEMBERIAN TANDA/NAMA

(NOMENKLATUR)

TALANG AIR PELINDUNG TEBING SYPHON GORONG-GORONG PETAK TERSIER TANGGUL RUMAH POMPA JEMBATAN

(74)
(75)

Gambar

Tabel Angka Angot (Ra) (mm/hari) (Untuk Daerah Indonesia,  antara 50 LU sampai 100 LS)
Tabel Angka Koreksi ( c ) Bulanan Untuk Rumus Penman

Referensi

Dokumen terkait

Metode ini menggunakan kertas milimeter dan peralatan menggambar untuk mengukur luas daun.Metode ini dapat diterapkan cukup efektif pada daun dengan bentuk daun

Pengujian regresi berganda dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel X (Bauran pemasaran jasa Hotel Posters, yang terdiri dari produk, harga, tempat

Agar suatu pabrik berjalan dengan baik di samping tersedianya alat-alat proses yang lengkap dan bahan baku yang dipergunakan, diperlukan juga tenaga kerja guna menjalankan proses

LAJU PERTUMBUHAN MENURUN DENGAN BERTAMBAHNYA UKURAN TUBUH (UMUR) DAN UMUR MEMPENGARUHI KEBUTUHAN ENERGI...

Kontribusi adalah sejumlah uang yang dibayarkan oleh Peserta melalui Pemegang Polis kepada Kami, sehubungan dengan diadakannya Sertifikat Asuransi, yang bersifat sekali bayar

Berdasarkan Tabel 5.5, hasil parameter threshold inliers terbaik pada skenario uji coba 1 adalah 5. Nilai lebih kecil, garis yang terbuat sedikit, dan tidak mewakili, nilai lebih

bantuan, saat penelitian hari ketiga didapatkan bahwa terdapat 1 responden dengan kriteria cukup menjadi kriteria baik hanya dengan dua kali perlakuan atau diberi permainan maze,

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas, yaitu pentingnya penyesuaian perkawinan yang harus dilakukan oleh suami istri untuk menjaga keharmonisan