• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI TEKNIK CERITA BERANTAI DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK SISWA KELAS V SDN KRAGILAN 3 KECAMATAN KRAGILAN KABUPATEN SERANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI TEKNIK CERITA BERANTAI DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK SISWA KELAS V SDN KRAGILAN 3 KECAMATAN KRAGILAN KABUPATEN SERANG."

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI TEKNIK CERITA BERANTAI

DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK SISWA KELAS V SDN KRAGILAN 3 KECAMATAN KRAGILAN KABUPATEN SERANG

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

AWALIYAH SAFITRI 0903847

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS SERANG

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

AWALIYAH SAFITRI 0903847

IMPLEMENTASI TEKNIK CERITA BERANTAI

DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK SISWA KELAS V SDN KRAGILAN 3 KECAMATAN KRAGILAN KABUPATEN SERANG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Drs. H. Herli Salim, M. Ed., Ph. D. NIP. 19591022 198503 1 008

Pembimbing II

Yulianti Fitriani, S. Pd., M. Sn NIP. 19820725 200812 2 004

Mengetahui

Ketua Program Studi S1 PGSD

(3)

ABSTRAK

Awaliyah Safitri (2013).Implementasi Teknik Cerita Berantai dalam Peningkatan Kemampuan Menyimak Siswa Kelas V SDN Kragilan 3 Kecamatan Kragilan Kabupaten Serang.”

(4)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

LEMBAR PERSEMBAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

UCAPAN TERIMA KASIH ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GRAFIK ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Definisi Operasional... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA (MENYIMAK DALAM CERITA BERANTAI) A. Kajian Teoritis ... 8

B. Kajian Hasil Penelitian ... 19

C. Kerangka Berfikir... 20

(5)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. MetodePenelitian... 22

B. Prosedur Penelitian... 26

C. Instrumen Penelitian... 29

D. Subjekdan Lokasi Penelitian ... 36

E. TeknikPengumpulan Data ... 37

F. Analisis Data ... 38

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. PelaksanaanPenelitianTindakanKelas ... 39

B. Pembahasan HasilPenelitian ... 59

C. JawabanHipotesis ... 64

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 65

B. Rekomendasi ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 69

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 71

(6)

DAFTAR GAMBAR

Bagan2.1 Kerangka Berfikir Umum ... 20 Bagan 3.1 Model Kemmis da Mc. Taggart ... 24 Bagan 3.2 Alur PTK Kegiatan Pembelajaran Menyimak dengan Teknik

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel Hasil Nilai Tes Siswa Kelas V ... 30

Tabel3.2 Rekapitulasi Data Hasil Tes Siswa Kelas V ... 31

Tabel3.3 HasilPenilaian Wawancara Siswa ( Pra Siklus ) ... 31

Tabel3.4 HasilPenilaian Wawancara Guru ( Pra Siklus ) ... 32

Tabel3.5 Lembar Kegiatan Observasi Siswa Kelas V ... 33

Tabel3.6 Peningkatan Presentase Keaktifan Siswa ... 33

Tabel3.7 RekapitulasiKegiatan Observasi Siswa Kelas V ... 34

(8)

DAFTAR GRAFIK

Bagan4.1 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa ... 59

Bagan 4.2 Rekapitulasi Hasil NilaiTes Siswa ... 61

Bagan 4.3 Rekapitulasi Keaktifan SiswadanNilaiTesSiswa (Siklus I) ... 63

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1: SK Pengangkatan Pembimbing Penyusunan Skripsi ... 71

LAMPIRAN 2 : Surat Permohonan Izin Mengadakan Penelitian ... 72

LAMPIRAN3 : Surat Keterangan Mengadakan Penelitian di SD ... 73

LAMPIRAN4 : Tabel-tabel Tabel 4.1 Lembar Observasi Siswa kelas V (Pra Siklus) ... 74

Tabel 4.2 Rekapitulasi Kegiatan Observasi Siswa Kelas V (Pra Siklus) ... 75

Tabel 4.3 Hasil Penilaian Wawancara Siswa (Pra Siklus) ... 76

Tabel 4.4 Hasil Penilaian Wawancara Guru (Pra Siklus) ... 76

Tabel 4.5 Hasil Nilai Tes Siswa Kelas V (Pra Siklus) ... 77

Tabel 4.6 Lembar Kegiatan Observasi Siswa Kelas V (Siklus I) ... 79

Tabel 4.7 Rekapitulasi Kegiatan Observasi Siswa Kelas V(SiklusI) ... 81

Tabel 4.8 Peningkatan Prosentase Keaktifan Siswa (Pra Siklus s.d Siklus I) ... 81

Tabel 4.9 Hasil Nilai Tes Siswa Kelas V (Siklus I) ... 82

Tabel 4.10 Rekapitulasi Nilai Tes Siswa Kelas V (Siklus I) ... 83

Tabel 4.11 Lembar Kegiatan Observasi Siswa Kelas V (Siklus II) ... 84

(10)

Tabel 4.13 Peningkatan Prosentase Keaktifan Siswa

(Siklus I s.d Siklus II) ... 86

Tabel 4.14 Hasil Nilai Tes Siswa Kelas V (Siklus II)... 87

Tabel 4.15 Rekapitulasi Nilai Tes Siswa Kelas V (Siklus II) ... 89

Tabel 4.16 Rekapitulasi Kegiatan Observasi Siswa Kelas V (Pra Siklus s.d Siklus II) ... 89

Tabel 4.17 Rekapitulasi Tes Hasil Belajar ... 90

LAMPIRAN5 :Foto kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ... 92

LAMPIRAN 6: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 95

LAMPIRAN 7 :Ringkasan materi siklus I ... 98

LAMPIRAN 8 : Teks cerita siklus I ... 99

LAMPIRAN 9:Lembar soal tes siklus I ... 100

LAMPIRAN 10 :Kunci jawaban soal siklus I ... 100

LAMPIRAN 11 :Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 101

LAMPIRAN 12 : Ringkasan materi siklus II ... 104

LAMPIRAN 13 :Teks cerita siklus II ... 104

LAMPIRAN 14 :Lembar soal siklus II... 105

LAMPIRAN 15 :Kunci jawaban soal siklus II ... 105

LAMPIRAN 16 : Hasil pekerjaan siswa (siklus I) ... 106

(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh setiap orang untuk berinteraksi baik secara langsung maupun tidak langsung, selain itu bahasa juga merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia dalam bersosialisasi dalam suatu masyarakat, dengan bahasa kita dapat saling memahami dan mengerti maksud orang lain. Karena pada dasarnya kegiatan berbahasa merupakan kegiatan berkomunikasi. Melalui bahasa kita dapat menurunkan kebudayaan berbahasa kepada generasi penerus bangsa, salah satunya pada jenjang sekolah dasar.

Tujuan utama pembelajaran Bahasa Indonesia di SD ditekankan kepada empat aspek kemampuan berbahasa yakni: kemampuan menyimak, kemampuan berbicara, kemampuan membaca dan kemampuan menulis. Keempat aspek kemampuan berbahasa tersebut saling berkaitan satu sama lain untuk menentukan keberhasilan berbahasa siswa, oleh sebab itu siswa ditekankan untuk menguasai keempat aspek kemampuan tersebut, karena keberhasilan berbahasa siswa tidak hanya diukur dari sejauh mana siswa dapat menguasai pelajaran, tetapi juga bagaimana proses penguasaan itu terjadi. Dengan pengusaan tersebut diharapakan siswa mampu mengubah perilaku dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotor, agar dapat memecahkan persoalan yang mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari.

(12)

2

yang tidak seutuhnya tersurat, sehingga penyimak harus berusaha mengungkapkan hal-hal yang tersirat.

Menurut Kamidjan (2001:4) menyimak adalah suatu proses mendengarkan lambang-lambang bahasa lisan dengan sungguh-sungguh penuh perhatian, pemahaman, apresiatif yang dapat disertai dengan pemahaman makna komunikasi yang disampaikan secara nonverbal.

Mengingat menyimak merupakan suatu keterampilan, maka perlu dilakukan latihan-latihan secara terus menerus kepada siswa. Dalam proses belajar mengajar, kegiatan menyimak sering diabaikan karena kita cenderung beranggapan bahwa tanpa diajarkan pun keterampilan menyimak dapat dilakukan oleh siswa. Namun kenyataan kontradiktif terjadi di lapangan, dimana kemampuan siswa dalam menyimak materi pelajaran tertentu masih dirasa kurang mencapai tujuan pembelajarannya. Hal ini terjadi karena beberapa kemungkinan, diantaranya yaitu: kurangnya pengetahuan tentang hakikat kemampuan menyimak, dan belum ditemukannya teknik yang tepat dalam pengajaran menyimak. Selain itu belum ada upaya kita (guru) untuk meningkatkan kualitas pengajaran menyimak siswa terhadap materi pelajaran sehingga menyebabkan prestasi belajar siswa menjadi kurang.

(13)

pembelajaran menyimak di sekolah dasar. Dengan teknik yang efektif, pembelajaran menyimak akan mencapai tujuan yang diharapkan.

Salah satu teknik yang dapat diterapkan dalam pembelajaran keterampilan menyimak adalah teknik cerita berantai. Teknik cerita berantai merupakan proses mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian, interpretasi, serta apresiasi untuk memperoleh informasi secara lisan. Dengan teknik cerita berantai ini kegiatan belajar sepenuhnya dilakukan oleh siswa. Guru hanya bertindak sebagai fasilitator, motivator, dan mediator dalam pelaksanaan proses pembelajaran.

Sebuah cerita dapat mengandung berbagai pendidikan moral yang berupa pesan atau amanat. Melalui cerita guru dapat memberikan penanaman nilai-nilai moral kepada siswa, namun fenomena yang terjadi di tingkat

sekolah dasar, cerita cenderung digunakan sebagai “selingan” dalam

pembelajaran.

Jika kegiatan cerita berantai ini diterapkan dengan kondisi yang tepat pada setiap pembelajaran menyimak, maka bukan tidak mungkin hasilnya akan menciptakan siswa yang mempunyai daya/kemampuan menyimak yang tinggi ditambah dengan pemahaman yang semakin meningkat akan pentingnya makna dari setiap cerita yang di dengarnya. Salah satu manfaat cerita yang amat penting selain meningkatkan kemampuan menyimak sebagai proses pemahaman siswa yaitu cerita akan membantu pembentukan moral siswa menjadi lebih baik lagi.

(14)

4

B. Perumusan Masalah

Permasalahan secara umum dirumuskan mengenai keefektifan penggunaan teknik cerita berantai sebagai upaya peningkatan kemampuan menyimak siswa di kelas V SDN Kragilan 3 Kecamatan Kragilan Kabupaten Serang.

Adapun rumusan umum masalah penelitian tersebut secara rinci adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pembelajaran menyimak cerita dengan menggunakan teknik cerita berantai dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa?

2. Bagaimana pembelajaran menyimak cerita dengan menggunakan teknik cerita berantai dapat meningkatkan hasil belajar siswa?

3. Apakah implikasi teknik cerita berantai dalam peningkatan kemampuan menyimak siswa?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka penelitian ini memiliki tujuan yang ingin dicapai, yaitu untuk:

1. Mengetahui kemampuan menyimak siswa dalam kegiatan pembelajaran menyimak dengan menggunakan teknik cerita berantai.

2. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran menyimak dengan menggunakan teknik cerita berantai.

(15)

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

a. Menambah wawasan untuk proses pembelajaran selanjutnya.

b. Menambah kreatifitas dalam mengelola perencanaan pembelajaran yang menarik agar hasil pembelajaran yang dicapai sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

2. Bagi Guru

a. Dapat memudahkan guru dalam penyampaian materi pembelajaran Bahasa Indonesia.

b. Dapat membantu guru agar lebih cermat memilih metode yang tepat dalam kegiatan pembelajaran khususnya pada pembelajaran yang bertujuan meningkatkan kemampuan menyimak siswa melalui kegiatan cerita berantai.

c. Dapat mengembangkan kemampuan guru dalam merancang rencana pembelajaran yang inovatif dan menarik dalam setiap kegiatan pembelajaran.

3. Bagi Siswa

a. Meningkatkan motivasi belajar siswa

b. Melatih siswa dalam menyimak pelajaran dengan baik.

c. Mampu memahami dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari

4. Bagi Sekolah

(16)

6

E. Definisi Operasional

Berdasarkan permasalahan yang terjadi, peneliti membuat judul

penelitian ini sebagai “Implementasi Teknik Cerita Berantai dalam

Peningkatan Kemampuan Menyimak Siswa Kelas V SDN Kragilan 3 Kecamatan Kragilan Kabupaten Serang.” Berikut ini diberikan pengertian beberapa istilah kunci agar tidak terjadi salah tafsir.

1. Implementasi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:408). Implementasi dapat diartikan pelaksanaan atau penerapan.

2. Teknik Cerita Berantai

Teknik mengandung pengertian berbagai cara dan alat yang digunakan guru dalam kelas. Dengan demikian Teknik adalah daya upaya, usaha, cara yang digunakan guru dalam mencapai tujuan langsung dalam pelaksanaan pembelajaran (Subana, 2011:20).

Cerita berantai adalah rangkaian cerita yang cerita pertamanya membuahkan cerita kedua dan selanjutnya (KBBI, 1995:228).

Jadi, teknik cerita berantai adalah suatu cara yang digunakan guru dalam pembelajaran untuk mengerjakan/memahami serangkaian cerita yang cerita pertamanya membuahkan cerita selanjutnya sehingga dapat membantu dalam menyelesaikan atau menyempurnakan teks bacaan/cerita untuk mencapai suatu tujuan langsung dalam pelaksanaan pembelajaran.

3. Peningkatan

(17)

4. Kemampuan Menyimak

Mampu berarti kuasa (bisa, sanggup) melakukan sesuatu; dapat; berada; kaya; mempunyai harta berlebih. Kemampuan adalahkesanggupan; kecakapan; kekuatan (KBBI, 1995:623). Seseorang dikatakan mampu apabila ia bisa atau sanggup melakukan sesuatu yang harus ia lakukan. Kemampuan adalah kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Kemampuan adalah sebuah penilaian terkini atas apa yang dapat dilakukan seseorang (http://id.wikipedia.org/wiki/Kemampuan, diakses tanggal 26 Januari 2011).

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah kapasitas kesanggupan atau kecakapanseorang individu dalam melakukan sesuatu hal atau beragam tugas dalam suatu pekerjaan tertentu.

(18)

22

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). PTK dalam Bahasa Inggris diartikan sebagai Classroom Action Research, disingkat CAR. Namanya sendiri sebetulnya sudah menunjukkan isi yang terkandung didalamnya. Oleh karena ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian pula yang dapat diterangkan.

a) Penelitian – kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu dari suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

b) Tindakan – sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan

c) Kelas – sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seseorang guru (Sumadayo, 2013:21)

Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang disengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas.

(19)

kata lain, metode penelitian akan memberikan petunjuk terhadap pelaksanaan penelitian, jenis data apa yang akan dikumpulkan dan alat apa yang digunakan untuk memperoleh data tersebut.

Metode yang digunakan yaitu model Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart. Karena dalam metode penelitian ini mampu menawarkan berbagai cara dan prosedur baru yang lebih bermanfaat dalam memperbaiki dan meningkatkan kinerja guru dalam proses belajar mengajar yang berlangsung di dalam kelas.

Adapun tahapan-tahapan yang dikembangakan oleh Kemmis dan Mc. Taggart ada empat komponen yaitu tahapan Perencanaan, Tindakan, Observasi dan Refleksi.

a. Rencana : Rencana tindakan apa yang dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan tingkahperilaku dan sikap sebagai solusi.

b. Tindakan : Apa yang dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan. c. Observasi : Mengamati dampak dari tindakan yang dilaksanakan kepada

siswa.

(20)

24

Bagan 3.1

Model Kemmis dan Mc. Taggart

OBSERVASI

(21)

Bagan 3.2 Siklus I

Observasi

Peneliti mengamati proses kegiatan belajar mengajar (KBM) Bahasa Indonesia di kelas V dan melakukan wawancara terhadap guru dan murid

Mengamati aktivitas belajar siswa pada proses pembelajaran menyimak dengan menggunakan teknik cerita berantai

Refleksi

- Peneliti dan guru mitra mengadakan diskusi untuk mengkaji atau mengevaluasi hasil kemajuan tindakan atau kelemahan-kelemahan yang muncul, pada pembelajaran menyimak.

- Menentukan revisi rencana tindakan untuk siklus berikutnya.

Mengamati aktivitas belajar siswa pada proses pembelajaran menyimak dengan menggunakan teknik cerita berantai

Refleksi

- Peneliti dan guru mitra mengadakan diskusi untuk mengkaji atau mengevaluasi hasil kemajuan tindakan - Hasil kemajuan disesuaikan

(22)

26

Alur PTK kegiatan pembelajaran menyimak dengan teknik cerita berantai B. Prosedur Penelitian

Teknik penelitian tindakan ini diawali dengan melakukan observasi awal (pra siklus) untuk mengidentifikasi permasalahan yang ada dalam proses pembelajaran menyimak, hal tersebut dilaksanakan pada tahap pra siklus. Selanjutnya untuk data problem solving (pemecahan masalah) dan sekaligus meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran menyimak, maka penulis mengambil langkah-langkah tindakan perbaikan berdasarkan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model Kemmis dan Mc. Taggart.

Proses tindakan pembelajaran menyimak dengan menggunakan teknik cerita berantai dimulai dari:

1. Pra Siklus a) Observasi

Peneliti mengamati situasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru sesuai dengan kondisi sebenarnya. Dalam tahap ini peneliti hanya bertindak sebagai pemantau, pengamat dan penilai atas kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia tentang kemampuan menyimak yang dilakukan oleh guru pada siswa kelas V.

b) Refleksi

Peneliti melakukan analisis dengan guru pamong tentang kegiatan pembelajaran yang telah diamati, apakah terdapat kekurangan atau permasalahan dalam kegiatan pembelajaran tersebut, setelah itu baru secara bersama-sama (peneliti dan guru) merumuskan perencanaan pembelajaran menyimak pada siklus.

2. Siklus I

a) Perencanaan

Dalam kegiatan ini, peneliti bersama guru merencanakan tindakan dengan melihat kegiatan pada tahap pra siklus, yakni: 1) Membuat skenario pembelajaran (RPP) tentang menyimak

(23)

2) Mempersiapkan sebuah cerita menarik yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa yang akan digunakan untuk pembelajaran menyimak.

3) Membuat lembar kerja siswa.

4) Membuat soal tes siklus I, tes yang digunakan pada penelitian ini berbentuk essay (5 soal) yang bertujuan untuk mengamati langkah pengajaran siswa dan mengamati kelemahan-kelemahan siswa untuk tiap langkah pengerjaan soal tersebut.

5) Membuat lembar observasi untuk mengetahui bagaimana kondisi pada waktu kegiatan belajar mengajar berlangsung.

b) Tindakan

Aktivitas pembelajaran menyimak dengan menggunakan teknik cerita berantai pada siklus I dilaksanakan dalam satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Pada tahap ini aktivitas diawali dengan guru menyampaikan salam, mengkondisikan siswa, mengecek kehadiran siswa, apersepsi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran kemudian melaksanakan skenario pembelajaran (RPP) dengan menggunakan teknik cerita berantai, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Sebelumnya guru telah menyiapkan sehelai kertas yang bertuliskan pesan/cerita (kurang lebih tiga atau lima kalimat) yang akan disampaikan kepada siswa

2) Cerita yang hendak disampaikan guru menyangkut kejadian-kejadian yang cukup menarik dan berarti bagi siswa. Misalnya: cerita tentang peristiwa yang terjadi dilingkungan sekitar.

(24)

28

direkam).Kegiatan ini dilakukan siswa di depan kelas sambil berdiri.

5) Kemudian siswa kelima menceritakan isi cerita kepada siswa pertama.

6) Guru dan siswa membandingkan isi cerita pertama dengan ketiga.

7) Guru menuliskan isi rekaman cerita berantai dipapan tulis. 8) Hasil rekaman diperbandingkan dengan teks cerita.

c) Observasi

Kegiatan pengamatan dilakukan untuk mengamati pelaksanaan tindakan pembelajaran pada setiap siklus pembelajaran. Adapun kegiatan yang diamati adalah peristiwa-peristiwa yang menjadi indikator keberhasilan atau ketidakberhasilan pemecahan masalah pada implementasi teknik cerita berantai.

Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dengan melakukan pencatatan terhadap semua aktivitas siswa maupun guru. Peneliti meminta bantuan kepada guru kelas sebagai mitra juga sebagai observer untuk mengamati kegiatan pembelajaran menyimak dengan menggunakan teknik cerita berantai yang dilakukan oleh peneliti sebagai model.

Pada pedoman observasi, peneliti sengaja menyamarkan nama siswa, hal tersebut dilakukan untuk memberikan kenyamanan terhadap pihak yang terkait dan menghindari adanya ketidaksesuaian data yang digunakan peneliti.

d) Refleksi

(25)

tersebut dijadikan acuan dan pertimbangan untuk pelaksanaan tindakan pada siklus selanjutnya

C. Instrumen Penelitian

Sumadayo (2013: 75) “Instrumen adalah alat yang digunakan oleh guru atau observer untuk mengukur dan mengambil data yang akan dimanfaatkan

untuk menetapkan keberhasilan dari rencana tindakan yang dilakukan.” Pada

penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa instrumen, yakni: 1. Tes Hasil belajar

Menurut Nurkancana (1986), tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh anak atau sekelompok anak, sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak.

Bentuk tes yang digunakan untuk melihat hasil belajar siswa secara individu ketika sebelum diadakan penelitian dan sesudah diadakan penelitian adalah dalam bentuk essay tertutup dengan menggunakan soal yang sama agar mengetahui peningkatan belajar siswa.

Contoh salah satu soal yang akan diujikan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1) Buatlah tanggapan positif dan tanggapan negatif dari cerita “Banjir” di atas?

Jumlah soal yang diberikan kepada siswa ada lima soal essay, dimana setiap soal yang dikerjakan bernilai 20 dengan syarat memenuhi dua kriteria penilaian di bawah ini:

a. Tepat jawabannya b. Rapi dalam penulisan

Setiap kriteria penilaian mendapatkan skor 10, namun jika jawaban tidak ada yang benar atau tidak sesuai dengan kriteria penilaian maka memperoleh skol nol. Jadi, jika semua soal (5 soal) dapat dijawab dengan benar, maka siswa akan mendapat skor maksimal yaitu 100.

Keterangan:

(26)

30

Nilai 20 = 1 soal jawaban benar (memenuhi dua kriteria penilaian) Nilai 100 = semua jawaban benar (skor maksimal)

Untuk memperoleh skor maksimal, maka: Untuk menghitung nilai, maka:

Tabel 3.1

Tabel Hasil Nilai Tes Kelas V

Pembelajaran Menyimak dengan Teknik Cerita Berantai No Nilai

∑HN : Jumlah nilai yang diperoleh x jumlah siswa yang menjawab

� � � ℎ

� � � 100 =

100

100 100 = 100

(27)

∑ N : Jumlah siswa yang menjawab

Tabel 3.2

Rekapitulasi Data Hasil Tes Siswa Kelas V Dari pra siklus s.d siklus II

No Nama Siswa Nilai Jumlah

Pra Siklus Siklus I Siklus II 1

2 3

2. Wawancara

Dalam penelitian ini jenis wawancara yang digunakan adalah suatu pembicaraan formal yang dilakukan secara langsung. Teknik wawancara dalam penelitian ini ditujukan kepada siswa yang dianggap mewakili siswa yang lain untuk mengungkapkan pendapatnya tentang pembelajaran menyimak dengan teknik cerita berantai. Selain itu, wawancara digunakan pada guru untuk diminta pendapatnya mengenai pembelajaran menyimak yang telah disampaikan.

Tabel 3.3

Hasil Penilaian Wawancara Siswa ( Pra Siklus )

No. Aspek Jawaban

Ya Tidak

1. Apakah kamu menyukai pelajaran Bahasa Indonesia?

2. Apakah kamu pernah menyimak cerita?

3. Apakah kamu senang menyimak cerita?

(28)

32

5. Apa kamu suka dengan cara gurumu mengajar tentang menyimak?

Jumlah Keseluruhan

Tabel 3.4

Hasil Penilaian Wawancara Guru ( Pra Siklus )

No. Aspek Jawaban

Ya Tidak

1. Apakah anda menggunakan teknik pembelajaran ketika mengajar?

2. Apakah teknik pembelajaran yang anda gunakan dapat memunculkan minat belajar bagi siswa?

3. Apakah anda pernah menerapkan metode/teknik yang dapat meningkatkan minat menyimak siswa?

4. Apakah anda sering memberikan tugas rumah untuk dikerjakan siswa?

5. Apakah hasil belajar bahasa Indonesia siswa khususnya pada keterampilan menyimak sudah mencapai ketuntasan nilai?

3. Observasi

Observasi yaitu cara mengumpulkan data dari objek penelitian, yang dilakukan langsung terhadap siswa untuk mengetahui apakah dengan teknik cerita berantai pembelajaran menyimak cerita dapat meningkat. Tujuan observasi pembelajaran adalah untuk memperoleh informasi, data, dan rekaman hal-hal penting dalam pembelajaran yang dapat dijadikan bahan untuk menemukan masalah PTK (Sumadayo, 2013: 82).

Sararan observasi adalah aktivitas dan siswa selama proses

(29)

Berikut lembar kegiatan yang akan digunakan pada waktu kegiatan penelitian dilaksanakan.

Tabel 3.5

Lembar Kegiatan Observasi Siswa Kelas V Pada KBM Bahasa Indonesia

No Nama Siswa

Aspek yang Diamati

Jumlah

A B C D E

Tabel 3.6

Peningkatan Presentase Keaktifan Siswa

Dalam KBM Menyimak Cerita Melalui Kegiatan Bercerita

No Aspek yang Diobservasi Pra Siklus Siklus I Siklus II

1 Sikap siswa dalam menyimak cerita 2 Keaktifan siswa dalam mengenal materi

cerita

3 Pemahaman materi dalam menginter- pretasikan lambang-lambang lisan 4 Pemahaman soal

(30)

34

Tabel 3.7

Rekapitulasi Kegiatan Observasi Siswa Kelas V Pada KBM Bahasa Indonesia

No Aspek yang Diobservasi

Jumlah dan Presentase Siswa

Aktif % Tidak

Aktif %

1 Sikap siswa dalam menyimak cerita 2 Keaktifan siswa dalam mengenal

materi cerita

3 Pemahaman materi dalam menginter-pretasikan lambang-lambang lisan 4 Pemahaman soal

5 Evaluasi siswa dalam pembelajaran Total Keseluruhan

Untuk menghitung presentasenya dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

= Jumlah presentase siswa (aktif atau tidak aktif )

5

Dalam menganalisis data observasi digunakan beberapa deskriptor untuk memberikan penilaian pada setiap aspek yang diobservasi.

Deskriptor dalam pedoman observasi “Nilai setiap aspek (sempurna) adalah empat (10) jika semua deskriptor nampak.” Berikut ini adalah

deskriptor dari setiap aspek:

(31)

a. Memperhatikan dengan seksama

b. Tidak berbicara dengan teman ketika guru memberikan penjelasan

c. Bersemangat dalam pembelajaran

d. Terlihat senang pada saat pembelajaran berlangsung 2. Keaktifan siswa dalam mengenal materi cerita

a. Dapat menjawab ketika ditanya b. Langsung bertanya jika tidak mengerti c. Langsung maju ke depan jika diminta guru d. Bekerja sama dengan teman kelompok

3. Pemahaman materi dalam menginterpretasikan lambang-lambang lisan

a. Mengerti apa yang dijelaskan guru

b. Dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru c. Banyak siswa yang bertanya

d. Dapat mengeluarkan pendapat, ide atau gagasannya 4. Pemahaman soal

a. Dapat mengerti isi soal

b. Dapat menjawab soal dengan benar

c. Dapat menjawab soal dengan penyelesaian yang tepat d. Mendapatkan hasil yang sesuai

5. Evaluasi siswa dalam pembelajaran a. Menyelesaikan soal tepat waktu b. Semua soal diisi dengan baik

c. Tidak mencontek pada saat pengisian soal d. Mendapatkan nilai yang memuaskan

4. Dokumentasi

(32)

36

penelitian sebagai dokumentasi, alat ini berguna untuk memotret situasi dan merekam cerita pada saat proses pembelajaran berlangsung, hasilnya berupa gambar yang dapat dilampirkan dalam penelitian.

Dari photo dan hasil rekaman dapat menggambarkan aktivitas selama proses pembelajaran sehingga memungkinkan data peneliti memiliki tingkat kebenaran karena tidak ada rekayasa baik subjek maupun objek penelitian.

D. Subyek dan Lokasi Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Kragilan 3 yang berjumlah 39 orang (terdiri dari 17 orang laki-laki dan 18 orang perempuan)

2. Lokasi Penelitian

Lokasi yang dijadikan tempat penelitian ini adalah Sekolah Dasar Negeri Kragilan 3 yang beralamat Jalan Raya Sentul - Nyapah Km 02 Kecamatan Kragilan Kabupaten Serang.

(33)

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik penelitian adalah salah satu cara untuk mengumpulkan data dan mengolah data. Teknik ini perlu ditetapkan untuk menindaklanjuti metode/teknik yang digunakan. Setiap evaluasi selalu didahului dengan aktivitas pengumpulan data (Subana dan sunarti, 2011:195).

Adapun data penelitian meliputi: 1. Konsepsi siswa

2. Keterampilan dan aktifitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan teknik cerita berantai antara lain:

a. Mengamati b. Menggolongkan

c. Mamahami/menafsirkan d. Menerapkan/mengapresiasikan

Pengambilan tindakan dilakukan setelah melakukan refleksi bersama guru mitra mengenai tindakan apa yang akan dilaksanakan selanjutnya.

Tabel 3.8

Jenis Data dan Alat Pengumpul Data No Jenis Data Alat Pengumpul

Data

Sumber

Data Keterangan 1 Nilai Tes

Siswa

Tes Hasil Belajar Siswa Dilakukan pada awal dan akhir pembelajaran

(34)

38

Siswa Observasi saat

pembelajaran

F. Analisis Data

Ketika data sudah terkumpul maka hal yang harus dilakukan adalah menganalisisnya. Dalam menganalisis data ini menggunakan tiga langkah. Menurut Arikunto (2006: 235) yaitu: persiapan, pentabulasian, dan penerapan data yang sesuai dengan pendekatan penelitian.

1. Persiapan

Di dalam langkah persiapan ini ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan, yaitu:

a. Mengecek nama dan kelengakapan identitas pengisi.

b. Mengecek kelengkapan data, artinya memeriksa isi instrumen pengumpulan data.

c. Mengecek macam isian data.

Kegiatan ini untuk memilih data sedemikian rupa sehingga hanya data yang terpakai saja yang dapat dianalisis.

2. Pentabulasian

Yang termasuk dalam kegiatan pentabulasian ini antara lain:

a. Memberikan skor terhadap item-item yang perlu diberi skor, seperti: pemberian skor untuk soal tes dan observasi.

b. Menjumlahkan masing-masing data untuk dibuatkan presentasenya bagi setiap siklusnya.

3. Penerapan data

(35)
(36)

61

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pelaksanaan dan pembahasan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada siswa kelas V SDN Kragilan 3 Kecamatan Kragilan Kabupaten Serang, maka kesimpulan yang diperoleh harus disesuaikan dengan perumusan masalah, sehingga dapat ditemukan jawaban dari hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan.

Yang pertama yaitu “Bagaimana pembelajaran menyimak cerita dengan menggunakan teknik cerita berantai dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa?.” Pada pembelajaran menyimak dengan menggunakan teknik cerita berantai pada siswa kelas V SD Negeri Kragilan 3 Kecamatan Kragilan sudah mencapai nilai yang baik. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Dimana adanya peningkatan proses belajar siswa dari pra siklus sebesar 28 % dengan kategori kurang, meningkat pada siklus I menjadi 56,58 % dengan kategori keaktifan siswa cukup kemudian mengalami peningkatan kembali pada siklus II sebesar 74,86 % dengan kategori baik. Aspek-aspek penilaian yang peneliti amati pada saat pembelajaran, yaitu: (a) Kemampuan siswa dalam menggunakan teknik cerita berantai, (b) Kemampuan menangkap simakan, (c) Kemampuan mengingat cerita, (d) Sikap kesanggupan diri dalam menyimak, (e) Kemampuan memahami isi simakan.

(37)

menyimak, faktor di atas dapat diberlakukan ketika pembelajaran berlangsung, hal tersebut dapat membantu siswa menjadi lebih aktif di dalam kelas, karena pada hakekatnya berhasil atau tidaknya suatu pembelajaran semua tergantung kepada dimana siswa itu berada dan bagaimana seorang guru dapat mengemas pembelajaran dengan baik.

Yang kedua yaitu “Bagaimana pembelajaran menyimak cerita dengan menggunakan teknik cerita berantai dapat meningkatkan hasil belajar siswa?.” Penggunaan Teknik Cerita Berantai pada keterampilan Menyimak dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dibuktikan dari perolehan nilai rata-rata pada prasiklus sebesar 39,42 mengalami peningkatan pada siklus I menjadi 53,14, kemudian mengalami peningkatan kembali pada siklus II menjadi 83,42. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa telah terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya.

Berdasarkan hasil tes yang meningkat disetiap siklusnya, peneliti menyimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam menyimak dengan menggunakan teknik cerita berantai, mampu membantu pemahaman siswa dalam menginterpretasikan lambang-lambang lisan, sehingga dapat memberikan pemahaman siswa terhadap isi simakan yang didengar.Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Dawson bahwakegiatan menyimak yang dapat mengakibatkan kesenangan rekontruksi imajinatif para penyimak terhadap bunyi, penglihatan, gerakan, serta perasaan-perasaan yang menggambarkan keindahan yang dirangsang oleh apa-apa yang disimaknya. (Dawson dalam Tarigan, 1987:46). Melalui kegiatan cerita berantai pemahaman siswa menjadi meningkat, sehingga hasil yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan.

(38)

63

kesulitan yang dihadapi.Teknik cerita berantai efektif digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran menyimak cerita. Hal ini terlihat dari partisipasi siswa saat menyimak cerita yang disampaikan teman-temannya melalui kegiatan cerita berantai, komunikasi dan suasana keakrabandengan siswa terjalin dengan baik tanpa mengganggu kegiatan cerita berantai.

(39)

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan yang telah disebutkan diatas, maka penulis merekomendasikan hal-hal sebagai berikut yang ditujukan kepada:

1. Guru SD

Hendaknya guru terus memperluas wawasan tentang berbagai teknik pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar guna meningkatkan mutu pendidikan Bahasa Indonesia. Teknik Cerita Berantai merupakan salah satu teknik yang tepat untuk digunakan dalam proses belajar mengajar di SD karena dapat memunculkan minat belajar siswa yang tinggi.

2. Kepala SD

Kepala Sekolah diharapkan agar menyediakan sarana belajar yang menunjang guna penggunaan teknik yang tepat dalam pembelajaran di kelas sehingga dapat mendukung terlaksananya proses belajar mengajar yang efektif. Selain itu, Kepala Sekolah harus terus memotivasi para guru luntuk selalu meningkatkan kadar aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar, menciptakan teknik, kegiatan pembelajaran yang aktif dan inovatif serta menyenangkan.

3. Peneliti Selanjutnya

(40)

DAFTAR PUSTAKA

Adnan. (2009). Keterampilan Menyimak. Tersedia: http://jejakkelana. wordpress.com.html [Diakses 15 Mei 2009].

Arikunto, S. (2006). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, S. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Bakar, Z. (2006). Penggunaan Strategi Induktif Melalui Kegiatan Mendongeng (Story Telling) untuk Meningkatkan Kemampuan Anak dalam Menyimak. Jurnal Pendidikan Dasar: Vol. IV No. 6 Desember 2006.

Djuanda, D. (2006). Pembelajaran Bahasa Indonesia yang komunikatif dan Menyenangkan. Jakarta: Depdiknas.

Khurliyah, F. (2009). Penerapan Teknik Cerita Berantai untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara pada Siswa Kelas IV SDN Kedungrejo Kecamatan Winongan Kabupaten Pasuruan. Jurnal Pendidikan Dasar: Vol. VII No. 21 Juni 2009.

http://evaluasipendidikan.blogspot.com/2008/03/pengukuran-penilaian-dan-evaluasi.html.

Iskandarwassid. (2009). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Rosda Kamidjan. (2001). Teori Menyimak. Surabaya: FBS UNESA.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1995). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Balai Pustaka.

(41)

Ramadhan, T. (2010). Penerapan Teknik Cerita Berantai untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara Siswa. Tersedia http://tarmizi.wordpress.com/ [Diakses 16 Juni 2010].

Rofi’uddin, A. dan Zuhdi. (1998). Rancangan Penelitian Tindakan. Makalah disajikan pada Lokakarya Penelitian Tahun 1998/1999. Depdikbud. Malang: Lembaga Penelitian IKIP Malang.

Sriyono. (2009). Menyimak. Tersedia:http://prabareta.blogspot.com.html [Diakses 23 Juli 2009].

Subana, M. dan Sunarti. (2011). Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Setia.

Sumadayo, S. (2013). Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Graha Ilmu. Tarigan, H.G. (1990). Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa.

Tarigan, H.G. (2008). Menyimak sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Wardhani. (2001). Penelitian Tindakan Kelas. Surabaya: Widya Pustaka. Wicaksono, W.A. (2012). Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia di

Gambar

Tabel 3.1 Tabel Hasil Nilai Tes Siswa Kelas V  ......................................
Tabel 4.14 Hasil Nilai Tes Siswa Kelas V (Siklus II)..........................
Tabel 3.1 Tabel Hasil Nilai Tes Kelas V
Tabel 3.2 Rekapitulasi Data Hasil Tes Siswa Kelas V
+5

Referensi

Dokumen terkait

Kehadiran mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Universitas Ahmad Dahlan di Dusun Mertasari, Desa Kemranggon, Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara mendapatkan sambutan

Pembacaan hermeneutic dalam puisi menyesal dalam puisi “ menyesal” pada baris pertama “pagiku hilang sudah melayang” memiliki makna masa muda

Dalam rangka mendukung janji walikota ini telah diupayakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Dinas KUKM Perindag. Target tersebut merupakan target Janji Walikota dan Wakil Walikota

“Penerapan Asas-Asas Hukum Asuransi Dalam Perjanjian Asuransi Kendaraan Bermotor Di PT. Asuransi Raksa Pratikara Di

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT MENGGUNAKAN PETA KONSEP.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Terbimbing untuk meningkatkan kemampuan memahami kandungan ayat al- qur’an dan hadits di

[r]

Terbimbing untuk meningkatkan kemampuan memahami kandungan ayat al- qur’an dan hadits di mts. Al-ikhlash