• Tidak ada hasil yang ditemukan

INFORMASI LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (ILPPD) KOTA BANDUNG TAHUN 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INFORMASI LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (ILPPD) KOTA BANDUNG TAHUN 2014"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

INFORMASI LAPORAN PENYELENGGARAAN

PEMERINTAHAN DAERAH (ILPPD)

KOTA BANDUNG TAHUN 2014

PENDAHULUAN

Terbitnya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,

sebagaimana telah diubah untuk kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 12

Tahun 2008, telah memberikan kewenangan kepada Pemerintahan Daerah untuk

mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas

pembantuan. Dalam rangka mewujudkan pelaksanaan otonomi daerah yang sejalan

dengan upaya menciptakan pemerintahan yang bersih, bertanggung jawab, serta mampu

menjawab tuntutan perubahan secara efektif dan efisien sesuai dengan prinsip tata

pemerintahan yang baik, maka perlu dilaksanakan mekanisme pertanggungjawaban

yang salah satunya diwujudkan dengan adanya kewajiban Kepala Daerah untuk

menyampaikan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (ILPPD)

kepada masyarakat.

Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut, maka Pemerintah Kota Bandung

memiliki kewajiban dalam penyelenggaraan pemerintahan daerahnya untuk

menyampaikan LKPJ Walikota Bandung Tahun 2014 kepada DPRD Kota Bandung.

Dengan demikian, ILPPD ini merupakan pertanggungjawaban kinerja pelaksanaan RKPD

Kota Bandung Tahun 2014, sebagaimana diatur dalam Peraturan Walikota Bandung

Nomor 1132 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota

Bandung Tahun 2014, yang merupakan penjabaran tahunan Peraturan Daerah Kota

Bandung Nomor 03 Tahun 2014 tentang RPJMD Kota Bandung Tahun 2013-2018,

dengan berpedoman pada Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2008

tentang RPJPD Kota Bandung Tahun 2005-2025. Pelaksanaaan ILPPD yang

diselenggarakan pada tahun ini merupakan tahapan tahun ke-1 dari RPJMD Tahun

2013-2018.

GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG

Secara geografis, Kota Bandung terletak pada koordinat 107º 36’ Bujur Timur dan

6º 55’ Lintang Selatan dengan luas wilayah sebesar 16.767 hektar. Wilayah Kota

Bandung dilewati oleh 15 sungai sepanjang 265,05 km, dengan sungai utamanya yaitu

Sungai Cikapundung yang mengalir ke arah selatan dan bermuara ke Sungai Citarum.

Iklim Kota Bandung secara umum adalah sejuk dengan kelembapan tinggi karena

dipengaruhi oleh iklim pegunungan di sekitarnya dan curah hujan yang masih cukup

tinggi. Namun, beberapa tahun terakhir kondisi suhu rata-rata udara Kota Bandung

cenderung mengalami peningkatan yang disebabkan oleh peningkatan sumber polutan

dan dampak dari perubahan iklim serta pemanasan global (global warming).

Secara administratif, Kota Bandung sebagai ibukota Provinsi Jawa Barat

berbatasan dengan beberapa daerah kabupaten/kota lainnya, yaitu:

1)

sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung

Barat;

2)

sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat dan Kota Cimahi;

3)

sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Bandung; dan

4)

sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bandung.

Luas wilayah Kota Bandung saat ini adalah 16.729,65 Ha, terbagi dalam wilayah

administratif 30 Kecamatan, 151 Kelurahan, 1.578 Rukun Warga (RW), dan 9.843

Rukun Tetangga (RT). Jumlah penduduk Kota Bandung tahun 2014 adalah

2.470.802jiwa (sumber: BPS Kota Bandung, 2014), dengan rata-rata kepadatan penduduk

14.676jiwa per km

2

dan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) 1,26%.

Sektor perdagangan, hotel, dan restoran merupakan sektor unggulan Kota

Bandung. Hal ini ditunjukkan oleh paling besarnya kontribusi sektor ini terhadap

perekonomian Kota Bandung. Pada tahun 2013, sektor perdagangan, hotel, dan restoran

memberikan kontribusi sebesar 41,71% terhadap perekonomian Kota Bandung dan

mengalami kenaikankontribusi menjadi 42,62% pada tahun 2014.

(2)

No Uraian Satuan Tahun

2010 2011 2012 2013 2014*)

1 IPM 78,99 79,12 79,32 79,47 79,66

2 Indeks Pendidikan 90,09 90,14 90,25 90,44 90,53

3 Indeks Kesehatan 81,22 81,32 81,35 81,38 81,40

4 Indeks Daya Beli 65,66 65,90 66,35 66,59 67,05

5 Angka Harapan

Hidup (AHH) Tahun 73,73 73,79 73,81 73,83 73,84

6 Angka Melek

Hurup (AMH) % 99,54 99,55 99,58 99,62 99,53

7 Standar Hidup Layak Konsumsi per kapita yang Disesuaikan (Ribu Rp.) 584,14 585,15 587,10 648,13 650,15 8 Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Tahun 10,68 10,70 10,74 10,81 10,85 9 LPE % 8,45 8,73 8,98 8,87 - 10 PDRB (Berlaku) (Juta Rupiah) 82.002.176 95.612.863 111.121.551 130.209.650 - 11 PDRB per Kapita (Berlaku) Rupiah 34.688.875 39.219.772 45.135.932 52.962.981 - 12 PDRB (Konstan) (Juta Rupiah) 31.697.282 34.463.631 37.558.320 40.890.010 - 13 PDRB per Kapita (Konstan) Rupiah 13.408.706 14.136.757 15.255.635 16.632.078 - 14 Inflasi % 4,53 2,75 7,97 7,97 7,76 15 Tingkat Pengangguran Terbuka % 12,17 10,34 10,98 10,98 8,05**

Sumber: BPS Kota Bandung, 2014

Angka PDRB Tahun 2014 belum mendapat penghitungan dari BPS Kota Bandung * Angka sementara

**Angka Sangat Sementara

KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA BANDUNG 2014

Dalam konteks dan kerangka waktu jangka panjang, kebijakan pembangunan

dituangkan dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2008 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Bandung 2005–2025. RPJPD

tersebut menguraikan tentang arah pembangunan yang ingin dicapai Kota Bandung

dalam kurun waktu 20 tahun, disusun berdasarkan Visi dan Misi Daerah yang

dijabarkan ke dalam tujuan, strategi, dan tahapan pembangunan jangka panjang.

Selanjutnya dijabarkan dalam Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 09 Tahun 2009

tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah yang telah disahkan melalui

Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 03 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung Tahun 2013-2018. Perlu dipahami

bersama bahwa dokumen RPJPD Kota Bandung Tahun 2005-2025 dan RPJMD Kota

Bandung Tahun 2013-2018 masih mengacu pada Undang-Undang 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah karena pada saat penyusunan dokumen tersebut belum

terbit Undang-Undang 23 Tahun 2014 sebagai pengganti Undang-Undang 32 Tahun

2004. Untuk itu Bandung pada tahun 2014 dan laporan hasil pelaksanaannya masih

berlandaskan pada Undang-Undang 32 Tahun 2014.

Peraturan Daerah Nomor 03 tahun 2014 tentang RPJMD Kota Bandung tahun

2013-2018 memuat Visi, Misi, Program Walikota sebagai Kepala Daerah, Arah Kebijakan

Pembangunan, Kebijakan Umum, Keuangan Daerah, dan Program Pembangunan yang

akan dilaksanakan oleh SKPD disertai dengan rencana kegiatan dan kerangka

pendanaan yang bersifat indikatif.

Penyusunan ILPPD Walikota Bandung Tahun 2015 merupakan laporan

pelaksanaan program dan kegiatan yang didasarkan pada Peraturan Walikota Bandung

Nomor 1132 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Bandung

Tahun 2014. Pelaksanaan RKPD Tahun 2014 yang disampaikan dalam ILPPD Tahun

2015 merupakan tahapan tahun ke-1 RPJMD tahun 2013-2018. Oleh karena itu,

pencapaian kinerja dalam ILPPD tahun 2014 didasarkan pada target yang telah

(3)

ditetapkan dalam dokumen RKPD Kota Bandung Tahun 2014 serta target pembangunan

tahun pertama RPJMD Kota Bandung Tahun 2013-2018.

A.

VISI DAN MISI

Visi Kota Bandung

:

Terwujudnya Kota Bandung yang Unggul, Nyaman, dan

Sejahtera

1.

Bandung

: meliputi wilayah dan seluruh isinya. Artinya, Kota Bandung dan

semua warganya yang berada dalam suatu kawasan dengan batas-batas tertentu

yang berkembang sejak tahun 1811 hingga sekarang;

2.

Unggul

: menjadi yang terbaik dan terdepan dengan mempertahankan

pencapaian sebelumnya serta menjadi contoh bagi daerah lain dalam upaya

terobosan perubahan bagi kenyamanan dan kesejahteraan warga Kota Bandung;

3.

Nyaman

: terciptanya suatu kondisi dimana kualitas lingkungan terpelihara

dengan baik melalui sinergitas lintas sektor sehingga dapat memberikan

kesegaran dan kesejukan bagi penghuninya. Kota yang nyaman adalah suatu

kondisi dimana berbagai kebutuhan dasar manusia seperti tanah, air, dan udara

terpenuhi dengan baik sehingga nyaman untuk ditinggali serta ruang-ruang kota

dan infrastruktur pendukungnya responsif terhadap berbagai aktivitas dan

perilaku penghuninya;

4.

Sejahtera

: mengarahkan pembangunan kota pada pemenuhan kebutuhan

lahir dan batin melalui peningkatan partisipasi dan kerjasama seluruh lapisan

masyarakat, agar dapat memfungsikan diri sebagai hamba dan wakil Tuhan di

bumi. Kesejahteraan yang ingin diwujudkan merupakan kesejahteraan yang

berbasis pada ketahanan keluarga dan lingkungan sebagai dasar pengokohan

sosial. Masyarakat sejahtera tidak hanya dalam konteks lahiriah dan materi saja,

melainkan juga sejahtera jiwa dan batiniah. Kesejahteraan dalam artinya yang

sejati adalah keseimbangan hidup yang merupakan buah dari kemampuan

seseorang untuk memenuhi tuntutan dasar seluruh dimensi dirinya, meliputi

rohani, akal, dan jasad. Kesatuan elemen ini diharapkan mampu saling

berinteraksi dalam melahirkan masa depan yang cerah, adil, dan makmur.

Keterpaduan antara sejahtera lahiriah dan batiniah adalah manifestasi dari

sejahtera yang paripurna. Kesejahteraan yang seperti inilah yang akan

membentuk kepecayaan diri yang tinggi pada masyarakat Kota Bandung untuk

mencapai kualitas kehidupan yang semakin baik, hingga menjadi teladan bagi

kota lainnya.

Misi Kota Bandung

1.

Misi Pertama: Mewujudkan Bandung nyaman melalui perencanaan tata ruang,

pembangunan infrastruktur serta pengendalian pemanfaatan ruang yang

berkualitas dan berwawasan lingkungan. Bermakna untuk menciptakan

kenyamanan bagi seluruh warga Kota Bandung melalui pembangunan infrastruktur

yang berkualitas dengan memperhatikan daya tampung dan daya dukung

lingkungan.

2.

Misi Kedua: Menghadirkan tata kelola pemerintahan yang efektif, bersih, dan

melayani. Dimaksudkan untuk mewujudkan pelayanan birokrasi pemerintah Kota

Bandung yang prima, menjalankan fungsi birokrasi sebagai pelayan masyarakat

yang didukung dengan kompetensi aparat yang profesional dan sistem modern

berbasis IPTEK menuju tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance) dan

pemerintahan yang bersih (Clean Government)

3.

Misi Ketiga: Membangun masyarakat yang mandiri, berkualitas, dan berdaya

saing. Dimaksudkan untuk mewujudkan warga Kota Bandung yang sehat, cerdas,

dan berbudaya yang bercirikan meningkatnya ketahanan keluarga, menurunnya

jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), tingginya peran pemuda

dalam pembangunan, meningkatnya prestasi olah raga tingkat nasional dan

internasional, serta terpeliharanya seni dan warisan budaya.

4.

Misi Keempat: Membangun perekonomian yang kokoh, maju, dan berkeadilan.

Dimaksudkan untuk meningkatkan kesempatan kerja dan perlindungan tenaga

kerja, menciptakan iklim usaha yang kondusif, mengembangkan koperasi dan

UMKM, mewujudkan pariwisata yang berdaya saing dan berkelanjutan,

(4)

B. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2014

Untuk mencapai keberhasilan pembangunan jangka menengah daerah, kebijakan

perencanaan pembangunan Kota Bandung Tahun 2013-2018 yang ditetapkan dengan

Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 03 Tahun 2014 tentang RPJMD Kota Bandung

Tahun 2013-2018 yang dijabarkan ke dalam kebijakan perencanaan pembangunan

tahunan pada RKPD Kota Bandung Tahun 2014. Dalam RKPD Kota Bandung Tahun

2014, terdapat prioritas dan program-program prioritas pembangunan daerah tahun

2014. Berdasarkan kondisi serta permasalahan yang dihadapi, terdapat 37 prioritas

pembangunan Kota Bandung pada tahun 2014, yaitu sebagai berikut:

1.

Meningkatnya kuantitas dan kualitas penyelenggaraan pendidikan didukung

dengan program-program sebagai berikut:

1)

Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun;

2)

Program Penyelenggaraan Sekolah Gratis;

3)

Program Pendidikan Menengah;

4)

Program Pendidikan PAUD;

5)

Program Pendidikan Non Formal;

6)

Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan;

2.

Pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas didukung dengan program-program

sebagai berikut:

1)

Program Pelayanan Kesehatan Rujukan

2)

Program Perencanaan, Pengembangan, dan Evaluasi Pembangunan Kesehatan

3)

Program Pengadaan dan Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/

Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit Mata

4)

Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/ Rumah Sakit

Jiwa/Rumah Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit Mata

3.

Mewujudkan sarana prasarana lingkungan yang memenuhi standar teknis/SPM

didukung dengan program-program sebagai berikut:

1)

Program Pembangunan Saluran Drainase/ Gorong-Gorong

2)

Program Rehabilitasi/ Pemeliharaan Jalan dan Jembatan

3)

Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa, dan

Jaringan Pengairan Lainnya

4)

Program

Pengendalian Banjir

4.

Berkembangnya system transportasi kota yang memadaididukung dengan

program-program sebagai berikut:

1)

Program Penerangan Jalan Umum

5.

Mitigasi dan penanggulangan bencana serta adaptasi perubahan iklimdidukung

dengan program-program sebagai berikut:

1)

Program Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran

6. a. Pengelolaan RTH yang berkualitasdidukung dengan program-program sebagai

berikut:

1) Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau

b. Menyediakan ruang kota yang aman, nyaman, produktif, dan

berkelanjutandidukung dengan program-program sebagai berikut:

1) Program Pengelolaan Areal Pemakaman

7. Penataan pelaku ekonomi Informal didukung dengan program-program sebagai

berikut:

(5)

8. Menjamin tersedianya kuantitas dan kualitas airdidukung dengan

program-program sebagai berikut:

1) Program Lingkungan Sehat Perumahan

9. Peningkatan kualitas dan penataan bangunan dan bangun bangunandidukung

dengan program-program sebagai berikut:

1) Program Peningkatan Kualitas dan Penertiban Bangunan dan Bangun Bangunan

10 . Pemantapan reformasi birokrasi didukung dengan program-program sebagai

berikut:

1)

Program Perencanaan Pembangunan

11. Terkendalinya pencemaranudara, air, dantanahdidukung dengan

program-program sebagai berikut:

1) Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan Bermotor

12. Berkembangnya system transportasi kota yang memadaididukung dengan

program-program sebagai berikut:

1) Program Peningkatan Pelayanan Angkutan

13. Pengelolaaan Persampahan Kotadidukung dengan program-program sebagai

berikut:

1)Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan

14. Terlaksananya pengembangan sumber air baku untuk penyediaan air

bersihdidukung dengan program-program sebagai berikut:

1) Program Perlindunga dan Konservasi Sumber Daya Alam

15. Pengelolaan kependudukan dan pelayanan keluarga berencanadidukung dengan

program-program sebagai berikut:

1) Program Penataan Administrasi Kependudukan

16. Pengelolaan kependudukan dan pelayanan keluarga berencana didukung dengan

program-program sebagai berikut:

1) Program Pembinaan Peran serta Masyarakat dalam Pelayanan KB/KR yang Mandiri

17. Meningkatnya kualitas hidup perempuan dan anak didukung dengan

program-program sebagai berikut:

1) Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan gender dan Anak

18. Meningkatnya kepedulian dan Partisipasi masyarakat dalam penanggulangan

penyandang masalah kesejahteraan sosial didukung dengan program-program

sebagai berikut:

1) Program PembinaanAnak terlantar

2) Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial (Eks Narapidana, PSK,

Narkoba, dan Penyakit Sosial )

3) Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial

19. Meningkatnya perluasan kesempatan kerja formal di sector yang menjadi core

competency kota didukung dengan program-program sebagai berikut:

1) Program Peningkatan Kesempatan Kerja

20. Meningkatnya peranan usaha mikro kecil menengah dan koperasi dalam

perekonomian kota didukung dengan program-program sebagai berikut:

1) Program PengembanganKewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif UMKM

2) Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi

3) Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha bagi Usaha Mikro Kecil

Menengah

21. Meningkatnya kemampuan teknologi, sistem didukung dengan program-program

sebagai berikut:

1) Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri

2) Program Pengembangan Sentra-Sentra Industri Potensial

(6)

1) Program Pelayanan Perijinan

23. Meningkatnya ketertiban serta terciptanya kesadaran masyarakat dalam menjaga

stabilitas keamanan daerah didukung dengan program-program sebagai berikut:

1) Program Pendidikan Politik Masyarakat

2) Program Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat

3) Program Penanggulangan Kemiskinan

24. Meningkatnya ketertiban serta terciptanya kesadaran masyarakat dalam menjaga

lingkungan/ stabilitas keamanan didukung dengan program-program sebagai berikut:

1) Program Dukungan Kelancara Penyelenggaraan Pemilihan Umum

25. Penataan pelaku ekonomi informal didukung dengan program-program sebagai

berikut:

1) Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal

26. Meningkatkan prestasi kepemudaan dan olahraga Dukungan penyelenggaraan

PON didukung dengan program-program sebagai berikut:

1) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olah Raga

27. Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik melalui pemantapan reformasi

birokrasi didukung dengan program-program sebagai berikut:

1) Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah

28. Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik melalui pemantapan reformasi

birokrasi didukung dengan program-program sebagai berikut:

1) Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan

Kebijakan KDH

2) Program Pembangunan Produk hukum Daerah

3) Program Koordinasi Perumusan dan Implementasi Kebijakan Ekonomi

29. a.

Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik melalui pemantapan

reformasi birokrasi

didukung dengan program-program sebagai berikut:

1) Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah

b.

Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik melalui pemantapan

reformasi birokrasi

didukung dengan program-program sebagai berikut:

1) Program Penataan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan, dan Pemanfaatan Tanah

30. Pemantapan reformasi birokrasi didukung dengan program-program sebagai

berikut:

1) Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan

Kebijaka

31. Pemantapan reformasi birokrasi didukung dengan program-program sebagai

berikut:

1) Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan

32. Pemantapan reformasi birokrasi didukung dengan program-program sebagai

berikut:

1) Program Pembangunan dan Pengembangan Asessment Center

33. Meningkatnya kuantitas dan kualitas penyelenggaraan pendidikan didukung

dengan program-program sebagai berikut:

1) Program Peningkatan Kualitas Informasi dan Budaya Baca

34. Menguatnya ketahanan pangan perkotaan didukung dengan program-program

sebagai berikut:

1) Program Ketahanan Pangan

35. Pemantapan reformasi birokrasi didukung dengan program-program sebagai

berikut:

(7)

36. Meningkatnya Kota Bandung sebagai kota tujuan wisata didukung dengan

program-program sebagai berikut:

1) Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata

2) Program Pengembangan Destinasi pariwisata

37. Penguatan kewenangan kewilayahan didukung dengan program-program sebagai

berikut:

1) Program Peningkatan Peran Kecamatan dan Kelurahan Seluruh

C. PENGELOLAAN

PENDAPATAN

DAN

BELANJA

DAERAH

C.1 Target dan Realisasi Pendapatan

Target pendapatan Pemerintah Kota Bandung pada tahun anggaran 2014

sebagaimana yang tertuang dalam APBD dianggarkan sebesar Rp5.302.471.398.707,15

dan dapat direalisasikan sebesar Rp4.953.940.629.444,00 atau mencapai 93,43% dari

target yang telah ditetapkan (sebelum dilakukan audit oleh BPK-RI). Perincian rencana

dan realisasi pendapatan dapat dilihat pada tabel berikut.

Komposisi Pendapatan Pemerintah Kota Bandung Tahun Anggaran 2014

(Sebelum dilakukan audit BPK-RI)

No. Uraian

Tahun Anggaran 2014

Anggaran Pendapatan Realisasi Pendapatan %

1 PAD 1.808.509.055.075,00 1.716.057.298.378,00 94,89

2 Dana Perimbangan 1.938.446.741.066,oo 1.886.016.264.020,00 97,30 3 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 1.555.515.602.566,156 1.351.867.067.046,00 86,91

Jumlah 5.302.471.398.707,15 4.953.940.629.444,00 93,43

Sumber: Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2014

Perincian Pendapatan Asli Daerah Kota Bandung Tahun Anggaran 2014

(Sebelum dilakukan audit BPK-RI)

No Uraian

Tahun Anggaran 2014 Setelah Perubahan Anggaran

pendapatan pendapatan Realisasi %

1 Hasil Pajak Daerah 1.400.000.000.000,00 1.399.598.856.917,00 99,97

2 Hasil Retribusi Daerah 131.157.749.867,00 99.192.319.387,00 75,63

3 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan 19.157.551.445,00 9.356.757.469,00 48,84

4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 258.193.753.763,00 207.909.364.605,00 80,52 Jumlah 1.808.509.055.075,00 1.716.057.298.378,00 94,89 Sumber: Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2014

C.2 Target dan Realisasi Belanja

Belanja daerah Pemerintah Kota Bandung pada tahun anggaran 2014 dianggarkan

sebesar Rp5.717.545.328.505,00 dan dapat direalisasikan Rp4.435.597.295.732,00 atau

mencapai 77,58% (sebelum dilakukan audit BPK-RI) yang perinciannya dapat dilihat

pada tabel berikut.

Komposisi Belanja Pemerintah Kota Bandung Tahun Anggaran 2014

(Sebelum dilakukan audit BPK-RI)

(8)

1 Belanja Tidak Langsung 2.703.055.362.564,00 2.340.030.458. 907,00 86,57

2 Belanja Langsung 3.014.489.965.941,00 2.095.566.836.825,00 69,52 Total Belanja 5.717.545.328.505,00 4.435.597.295.732,00 77,58

Sumber: Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2014

Perincian Belanja Tidak Langsung Pemerintah Kota Bandung

Tahun Anggaran 2014 (Sebelum dilakukan audit BPK-RI)

No Uraian

Tahun Anggaran 2014 Setelah Perubahan Anggaran Belanja Tidak

Langsung Realisasi Belanja Tidak Langsung %

1 Belanja Pegawai 2.306.764.174.204,00 2.006.283.002.537,00 86,97

2 Belanja Bunga - - -

3 Belanja Subsidi 101.474.455.000,00 95.628.422.500,00 94,24

4 Belanja Hibah 180.020.565.000,00 164.426.915.411,00 91,34

5 Belanja Bantuan Sosial 100.546.000.000,00 72.791.138.800,00 72,40

6 Belanja Tidak Terduga 13.400.000.000,00 65.560.700,00 0,49

7 Belanja Bantuan Keuangan pada Partai Politik 850.168.360,00 835.418.959,00 98,27 Jumlah 2.703.055.362.564,00 2.340.030.458.907,00 86,57 Sumber: Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2014

Perincian Belanja Langsung Pemerintah Kota Bandung

Tahun Anggaran 2014(Sebelum dilakukan audit BPK-RI)

No Uraian

Tahun Anggaran 2014 Setelah Perubahan

Anggaran Belanja Langsung Realisasi Belanja Langsung %

1 Belanja Pegawai 209.987.702.032,00 186.801.628.770,00 88,96

2 Belanja Barang & Jasa 1.196.988.185.036,00 937.324.608.724,00 78,31

3 Belanja Modal 1.607.514.078.873,00 971.440.599.331,00 60,43 Jumlah 3.014.489.965.941,00 2.095.566.836.825,00 69,52 Sumber: Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, 2014

D. Pencapaian Kinerja Misi serta Janji Walikota dan Wakil Walikota

Pencapaian Kinerja Misi Pembangunan serta Janji Walikota dan Wakil Walikota

pada tahun 2014 dijabarkan melalui pelaksanaan program dan kegiatan yang terbagi

pada penyelenggaraan Urusan Wajib dan Urusan Pilihan. Pelaksanaan program dan

kegiatan oleh Pemerintah Kota Bandung merupakan implementasi pelaksanaan amanat

yang telah termaktub dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) Kota Bandung Tahun 2013-2018 dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun

2014.

1.

Kinerja Misi

a.

Misi 1: Mewujudkan Bandung Nyaman melalui Perencanaan Tata Ruang,

Pembangunan Infrastruktur, serta Pengendalian Pemanfaatan Ruang yang

Berkualitas dan Berwawasan Lingkungan

Pada tahun 2014, pelaksanaan Misi 1 yaitu “Mewujudkan Bandung Nyaman

melalui Perencanaan Tata Ruang, Pembangunan Infrastruktur, serta Pengendalian

Pemanfaatan Ruang yang Berkualitas dan Berwawasan Lingkungan” mendapatkan

alokasi anggaran sebesar Rp988.363.589.178,00 dan dapat direalisasikan sebesar

Rp574.528.790.202,00 atau mencapai 58,13% dengan capaian kinerja misi yang secara

terperinci diuraikan pada tabel berikut.

(9)

Capaian Kinerja Misi Mengembangkan Sumber Daya Manusia yang Sehat, Cerdas, Berakhlak,

Profesional dan Berdaya Saing

N o Tujuan Indikator Target Kinerja Sasaran 2014 Realisasi Capaian 2014 SKPD Keterangan 1. 1 Mewujudkan Penataan Ruang Kota yang Terpadu dan Berkelanjuta n 1.Persentase Penertiban Pelanggaran Pemanfaatan Ruang

60% 63,34% Distarcip Tertanganinya jumlah

pengaduan, permasalahan, dan pelanggaran yang ditertibkan dan diselesaikan serta pelaksanaan penyegelan bangunan yang melanggar pemanfaatan ruang sebanyak 1.258 laporan dari 1.986 pengaduan permasalahan adanya pelanggaran yang masuk pada Distarcip. Adapun factor pendorong pencapaian target, antara

lain: 1. adanya komitmen yang kuat dari Walikota Bandung untuk menjadikan Kota Bandung Juara dan kota yang nyaman untuk tempat tinggal warga; 2. dukungan stakeholder untuk menjaga

tata ruang dan bangunan di Kota Bandung; serta 3. adanya regulasi yang mengatur pemanfaatan tata ruang dan bangunan. Tingkat Keterbanguna n Infrastruktur PPK Gedebage 30% 34,90% Bappeda, Distarcip, Dishub, DBMP Realisasi sebesar 34,90% diperoleh dari:Bappeda (perencanaan) sebesar 6%, DBMP (jalan) sebesar 13,9%, Distarcip (SUS) sebesar 15%, dan Dishub (terminalterpadu) sebesar 0%. 1. 2 Menyediakan Infrastruktur , Permukiman, dan Sanitasi Perkotaan yang Nyaman, Umur Pakai Panjang, dan Merata Secara Efektif dengan Konsep Maju, Hijau dan Manusiawi Rasio Luas Jalan Dalam Kondisi Baik 75% 81,03% DBMP Capaian tahun 2014 = 940,6 km2, panjang jalan kota 1.160,8 km. Indeks Aksesibilitas

Jalan 7,42 7,41 DBMP Capaian sampai tahun 2013 = 1.239,28 km dan capaian tahun 2014 = 0,822 km. Total = 1.240,1 km. Indeks aksesibilitas = 1.240,1 / 167,297 = 7,41. Dimana 167,297 km2 merupakan Luas Kota Bandung. Persentase Wilayah Kota

Bandung Terang pada Malam Hari

55% 55% DBMP Kebutuhan penerangan

jalan di Kota Bandung sebanyak 52.291 titik. Capaian PJU 2014 =

(10)

2014 29.285 titik. Capaian/kebutuhan x 100% = 29.285/52.291 x 100% Panjang Saluran Drainase yang Berfungsi dengan Baik

70% 58,46% DBMP Drainase dalam kondisi

baik = 314.468,40 m, realisasi tahun 2014 = 537.954,23 m.

Titik Banjir

Terselesaikan 32 lokasi 30 lokasi Pada tahun 2014 secara kumulatif ditargetkan 32 titik lokasi banjir yang

ditangani. Tahun 2014 secara kumulatif direalisasikan 30 lokasi yaitu 16 titik lokasi pada tahun 2014 dan 14 titik lokasi pada tahun 2014, merupakan jumlah titik

lokasi dari indikator jumlah lokasi banjir yang ditangani secara permanen dan tidak permanen di Kota Bandung dan Panjang Saluran irigasi/sungai yang dibersihkan untuk kelancaran pengairan air sungai.

Luas Kawasan

PermukimanKumuh 10,76% 8,50% Distarcip Berdasarkan hasil studi yang dilaksanakan oleh Distarcip pada tahun 2014, target

berkurangnya kawasan kumuh menjadi 10,75% dari luas Kota

Bandung telah terlampaui dengan berkurangnya luas kawasan kumuh menjadi 8,5%. Faktor pendorongnya adalah dilaksanakannya program penanganan pemukiman kumuh secara bertahap. Tahap jangka pendek adalah penanganan prasarana dan sarana

lingkungan kumuh, seperti: jalan

lingkungan, air bersih, pengelolaan

limbah, dan rumah tidak layak huni. Tahap jangka menengah adalah penataan kawasan kumuh, seperti: penyediaan ruang publik, RTH, dan sempadan sungai. Tahap jangka panjang adalah

penyediaan hunian bagi MBR dan sebagai solusi peremajaan/revitalisasi kumuh dalam skala yang lebih luas, antara lain dengan gagasan pembangunan Rusun yang dibangun di atas lahan Pemkot dengan mengundang investor. Jumlah rumah susun

yang terbangun

11 unit 0 unit Distarcip Penyediaan PSU

sebanyak 3 lokasi dan penyediaan lahan untuk 1 lokasi rumah

susun. Perbaikan Rumah

Tidak Layak Huni

80 unit 87,23% Distarcip Pada tahun 2014, perbaikan rumah tidak layak huni sebanyak 85

(11)

N o Tujuan Indikator Target Kinerja Sasaran 2014 Realisasi Capaian 2014 SKPD Keterangan

unit. Faktor pendorong pencapaian target yaitu dilakukannya

kerjasama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan pembiayaan melalui APBD Provinsi Jawa Barat Tingkat Pengelolaan Sampah Kota 1) Persentase Pemrosesan Sampah di Landfill (Tingkat Pengangkutan Ke TPA) 2) Persentase Pengolahan Dan Pengurangan Sampah di Sumber 2.a. Persentase Sampah yang Dikelola dengan Sistem 3R

2.b. Persentase Sampah yang Dikelola Dengan Mengkonversi menjadi WTE 88% 69% 19% 18% 1% 87,23% 69% 18,23% 18% 0,23% BPLH, PD

Kebersihan Tidak tercapainya target pengelolaan sampah lebih disebabkan belum terbangunnya PLTSa sebagai tempat pengolahan sampah menjadi energi listrik, dan pada tahun 2014 pengolahan sampah tersebut masih menggunakan

biodigester sebanyak 14 unit yang

dibangun oleh BPLH, sehingga pengolahan sampahnya masih jauh dari target yang diharapkan (hanya sebesar

0,23%).

Persentase pemrosesan sampah di Landfill

adalah sampah yang terangkut

ke TPA/hari sebanyak 1100 ton/hari atau sebesar 69% dari timbulan sampah Kota Bandung.

Tidak tercapainya target pengelolaan sampah yang dikonversi menjadi energi/waste to energy

(WTE).

Kondisi awal pada tahun 2013, pengelolaan sampah dengan 3 R sebesar 16 %. Peningkatan pengelolaan sampah dengan 3R menjadi 18 %, berarti ada kenaikan sebesar 2 % didorong oleh adanya kegiatan Bank Sampah lebih kurang 110 unit dan pengelolaan sampah

dari mulai sumber timbulan yaitu rumah tangga dengan menggunakan komposter

dan takakura. Pada tahun 2014 pun terdapat 6 model Kawasan Bebas Sampah (KBS) dengan aktivitas pengelolaan sampah 3R, antara lain: pengomposan, bank sampah, aktivasi lubang biopori dengan sampah organik,serta lainnya. Berdasarkan 14 unit biodigester yang dibangun oleh BPLH Kota Bandung, persentase sampah yang dikelola dengan mengkonversi menjadi

(12)

2014

energi (biogas) adalah sebanyak 0,23 % dengan asumsi berdasarkan kapasitas dan potensi

sampah yang dapat dikelola di TPS menjadi gas dan di masyarakat yang di kelola oleh masyarakat bersama BPLH

dan instansi terkait. Tingkat Pelayanan Air

Limbah dengan Sistem

Terpusat

66% 66,6% PDAM Diperoleh dari

penjumlahan pelayanan sambungan rumah melalui program rutin perpipaan (off site)sebesar 105.417 SR atau 38,82% dan pelayanan on sitesebesar 1138 SR atau 27,8%. Tingkat Cakupan

Pelayanan Air Minum 78% 70,26% PDAM Tidak ada penambahan kapasitaspengolahan air minum, sedangkanjumlah penduduk meningkat. Realisasisebesar 70,26% diperoleh dari totalcakupan pelayanan air minum sebesar 1.747.020 dibagi jumlah penduduksebanyak 2.486.457 jiwa. Kapasitas Produksi Air Baku 3.000

ltr/dtk 2.764 ltr/dtk PDAM Realisasi sebesar 2.764 ltr/dtk diperoleh dari penjumlahan total kapasitas sumber air baku sebesar 2.500 ltr/dtk, total

kapasitas air tanah sebesar 107 ltr/dtk,dan total kapasitas sumur bor sebesar 157ltr/dtk. 1. 3 Mewujudkan Sistem Transportasi yang Aman, Nyaman, Efisien, Memadai, Handal dan Ramah Persentase Tersedianya Fasilitas Sarana dan Prasarana SAUM Sesuai dengan Rencana Induk Transportasi Kota

23% 16% Dishub Pada kondisi eksisting

target hanya ada untuk TMB, sedangkan setelah ada Review Masterplan Transportasi target bertambah menjadi TMB (9 koridor); Bus Sekolah (8 Koridor);

Cable Car (4

koridor); dan Monorel (4 koridor). Sehingga capaian target sampai saat ini

baru tercapai 16 % (terdiri atas 2 Koridor TMB dan 2 Koridor Bus Sekolah). Faktor penghambat: terkendala dengan adanya

kajian Pra FS, DED, dan Lelang Investasi. Persentase Aspek Penyebab Kemacetan Yang Terkendali 31% 31,25 % Dishub, DPKAD, DBMP, Distarcip Faktor pendorong, antara lain: adanya koordinasi antar stakeholder (Satpol PP, Polisi, POM, PD. Pasar, Disdik, DBMP, Distarcip, PT. KAI) dengan Dishub; adanya penertiban parkir sembarangan; adanya penertiban pasar tumpah; adanya partisipasi masyarakat terhadap

perlintasan kereta api yang tidak dilengkapi dengan pintu palang perlintasan (relawan

(13)

N o Tujuan Indikator Target Kinerja Sasaran 2014 Realisasi Capaian 2014 SKPD Keterangan penjaga pintu palang perlintasan) Sesuai dengan kewenangannya, pada tahun 2014 DPKAD telah melaksanakan pembebasan lahan untuk akses jalan (33.951 m2), yang terdiri

atas jalan akses dan interchange KM 149 yang bersumber bari Bantuan Provinsi Jawa Barat (32.298 m2)

dan Jalan Tembus

1. 4 Mewujudkan Pengelolaan Lingkungan Hidup Berkelanjuta n dan Penanggulan gan Bencana yang Handal Tingkat Kualitas Udara Perkotaan Memenuhi Baku Mutu Udara Ambien

12,50% 96% BPLH Data merupakan hasil

pemantauan kualitas udara ambien road side, dimana

dari 27 titik lokasi terdapat 26 titik lokasi yang memenuhi baku mutu berdasarkan parameter sesuai Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Faktor yang mendorong antara lain adanya upaya perbaikan lingkungan melalui penghijauan yang dapat menyerap polutan udara, kepatuhan para pemilik kendaraan yang memenuhi baku mutu emisi, dan kepatuhan para pelaku usaha yang memiliki emisi

cerobong, dimana dari 18 sumber yang dipantau, 13 (78%) kegiatan memenuhi baku mutu emisi cerobong Sungai yang Memenuhi Baku Mutu Kelas IV Gol.B (dari Tercemar Berat Menjadi Tercemar Ringan) 12,50% 0% BPLH Dari pemantauan kualitas 16 sungai prioritas, belum ada yang memenuhi baku mutu kelas IV Golongan B. Akan ada perbaikan kualitas yaitu pada tahun 2013 terdapat 4 sungai yang termasuk ke

dalam kelas IV

Golongan D, sedangkan pada tahun 2014 hanya terdapat 2 sungai yang termasuk ke dalam kelas IV Golongan D dan 2 sungai menjadi kelas IV golongan C. Faktor penghambat tidak tercapai target dikarenakan pengelolaan sungai merupakan lintas batas administrasi. Adapun sungai Kota Bandung terdapat di bagian hilir, dimana bagian hulunya terdapat di daerah Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat yang mempengaruhi langsung terhadap kualitas sungai yang ada di Kota Bandung.

(14)

2014

Upaya yang dilakukan adalah pada tahun 2015 akan

dilaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan upaya rehabilitasi kualitas sungai, antara lain: pembuatan bendungan sampah, alat

pengangkat sampah, pembuatan instalasi pengolah air sungai menjadi air bersih. Pengendalian dari sumber pencemar juga terus dilakukan, antara lain melalui Program Kali Bersih (Prokasih) dan Program Pemeringkatan Kinerja Perusahaan (Proper) . Persentase Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca

2% 6,38 BPLH Berdasarkan hasil

pendataan Gas Rumah Kaca oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandung, angka emisi gas rumah kaca mengalami penurunan sebesar 6,38

%. Perhitungan penurunan emisi Gas Rumah Kaca

Berdasarkan Perhitungan CO2 ekivalen dari sektor energi, pertanian, kehutanan, dan penggunaan lahan lainnya, serta pengelolaan limbah. Penurunan emisi gas rumah kaca faktor pendukung utamanya yaitu adanya konversi penggunaan LPG kegiatan

industri, pengelolaan limbah cair anaerob, serta pengelolaan sampah

dengan kompos dan biodigester. Manfaat penurunan emisi gas rumah kaca adalah terjadinya peningkatan temperatur bumi yang lebih lambat.

Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota yang Efektif Menunjang Fungsi Hidroorologi 14% 12,14% BPLH, DPKAD, Dishub, Diskamtam, Distan KP

Lahan RTH yang dapat dibebaskan oleh DPKAD pada tahun 2014 seluas 31.153 m2.

Cakupan Pelayanan

Bencana Kebakaran 45,98% 45,98% DPPK Realisasi sebesar 45,98% diperoleh dari jumlah luas Wilayah Manajemen

Kebakaran (WMK) seluas 76,93 km2 dibagi

jumlah luas potensi kebakaran seluas 167,3 km2. Tingkat Waktu Tanggap (Response Time Rate) <20 menit <20

menit DPPK Faktor pendorong pencapaian target yaitu meningkatnya kesadaran pengguna jalan dalam memberikan akses kepada mobil pemadam kebakaran pada saat terjadi kebakaran.

(15)

N o Tujuan Indikator Target Kinerja Sasaran 2014 Realisasi Capaian 2014 SKPD Keterangan Untuk mencapai SRT <15 menit perlu didukung oleh penyediaan SDM, sarana prasarana (mobil pemadam kebakaran dan motor

unit reaksi cepat), pos kewilayahan, hydrant, dan peran serta masyarakat/satwankar

b. Misi 2: Menghadirkan Tata Kelola Pemerintahan yang Efektif, Bersih, dan

Melayani

Pada tahun 2014, pelaksanaan Misi 2 yaitu ”Menghadirkan Tata Kelola

Pemerintahan

yang Efektif, Bersih, dan Melayani” memperoleh alokasi anggaran

sebesarRp520.828.970.763,00 dan dapat direalisasikan sebesar Rp380.542.449.869,00

ataumencapai 73,06% dengan capaian kinerja Misi yang secara terperinci diuraikan

padatabel berikut.

Capaian Kinerja Misi 2 :

”Menghadirkan Tata Kelola Pemerintahan yang Efektif, Bersih, dan Melayani”

N o Tujuan Indikator Target Kinerja Sasaran 2014 Realisasi Capaian 2014 SKPD Keterangan 1. 1 Meningkatny a Kinerja Perencanaan Pembanguna n. Persentase Usulan Masyarakat melalui Musrenbang yang Diakomodir dalam Perencanaan Pembangunan

WDP 33,08% Bappeda Pada tahun 2014,

tingkat aspirasimasyarakat melalui Musrenbang dihitung berdasarkan jumlahakomodasi usulan Musrenbang dalam Renja SKPD sejumlah Rp768.898.172.980,00 dibagi jumlahpagu dalam RKPD sejumlah Rp2.324.512.268.900,0 0 dikalikan100% sehingga diperoleh hasil sebesar 33,08%. Dokumen rencana penganggaran berdasarkan aspirasimasyarakat melalui : 1) sistem Musrenbang on line; 2) PeraturanDaerah Kota Bandung Nomor 05 Tahun 2009 tentang PerubahanPeraturan Daerah Kota Bandung Nomor 07 Tahun 2008 tentangtahapan, tata cara

penyusunan,pengendali an, dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunanserta musyawarah perencanaan

pembangunan daerah yang mengatur tingkat akomodasi usulan Musrenbangsebesar ≥ 30. 1. 2 Terlaksanany a Reformasi Birokrasi Opini BPK terhadap Laporan Keuangan Daerah

WDP WDP DPKAD Opini BPK atas laporan

keuanganPemerintah Kota Bandung padaTahun Anggaran 2013.

(16)

2014 SKPD yang Mendapat Temuan Berindikasi Tidak Pidana Korupsi yang Material

pada jumlahSKPD yang mendapatkan temuan berindikasi tindak pidana korupsiyang material, yaitu SKPD yang memiliki temuan BPK RI yang nilaitemuannya sebesar lebih dari 1% dari

nilai anggaran/nilai kontrak. Jika SKPD tersebut di tahun berikutnyatidak memiliki lagi temuan sebesar 1%

dari nilai

anggaran/kontrak, SKPDtersebut dikatakan tidak lagi menjadiSKPD yang mendapat temuan berindikasi tindak pidana korupsiyang material. Dengan demikian, nilai capaian dari indikator ini dari tahunke tahun persentase besarannya akansemakin menurun, karena terjadipenurunan jumlah SKPD yang mendapat temuan berindikasi tindak pidana korupsi yang material. SKPD yang Telah Menerapkan SPIP Level Berkembang

33% 40,98% Inspektorat Indikator ini didasarkan pada jumlahSKPD yang telah menyusun SOP. Pada tahun 2014 ditargetkan sejumlah 20 SKPD yang telah menyusun SOP,akan tetapi realisasinya melebihitarget sejumlah 25 SKPD. Formulasi perhitungan persentase SKPD yangtelah menerapkan SPIP level berkembang adalah jumlah SKPDyang telah menyusun SOP sebanyak 25SKPD dibagi jumlah SKPD sebanyak61 SKPD dikalikan 100% sama dengan40,98%. Penyusunan SOP SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Bandungdidampingi oleh Bagian Organisasi, akan tetapi adanya SOP pada setiapSKPD, merupakan bagian dari pelaksanaan implementasi SPIP disetiap SKPD. Rata-Rata Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) B B Bagian Orpad, BPPT, Kecamatan, Distarcip, DBMP, dan SKPD Pelayanan Publik

Rata-rata IKM Kota Bandung sebesar75,23 dengan kategori B diperolehberdasarkan hasil pengukuran ratarata IKM kecamatan,puskesmas, sertabeberapa SKPD. (BPPT = A; Kec. Astanaanyar = B; Bag. Orpad = B).

(17)

N o Tujuan Indikator Target Kinerja Sasaran 2014 Realisasi Capaian 2014 SKPD Keterangan Jabatan yang Diisi Sesuai dengan Kompetensi struktural =1.951 terisi= 1.929 orang sehingga masih tersisa kekosongan jabatan sebanyak 22

orang, Jumlah formasi fungsionalseluruhnya terisi = 13.468. Jumlah fungsional umum =5.512 orang.Jumlah PNS Kota Bandung per 31

Desember 2014 = 20.931 orang,sehingga pencapaian penempatan PNSyang sudah sesuai formasi dan standar kompetensi hingga saat ini sebesar73,56%. Secara normatif penempatan

dalam jabatan idealnya harus 100%sesuai formasi dan kompetensi, untuk mencapai target tersebut BKDmelakukan upaya-upaya: 1) melaksanakan kerjasama denganpihak luar untuk melakukanassesment kompetensi dan tallent mapping terhadap pejabat structural dan fungsional umum dalam rangka

percepatan penyusunan standarkompetensi; 2) saat ini penempatan pejabat struktural mengacu pada PP 13 Tahun 2002 tentang PengangkatanPNS dalam Jabatan Struktural

ditambah dengan hasil assesment dantallent maping, serta 3) mengajukanalokasi anggaran diklat teknis tugas

dan fungsi untuk peningkatankompetensi SDM Aparatur. Tingkat Ketepatan Struktur dan Ukuran Organisasi

- - Bagian Orpad Belum ada target pada

RPJMD,pengukuran efektivitas organisasi akan dilaksanakan pada tahun 2015. Nilai Evaluasi AKIP Kota

CC CC Bagian Orpad Nilai Evaluasi AKIP Kota

Bandungpada tahun 2014 adalah sebesar 55,13

yang termasuk kategori CC. Nilai LPPD Sangat baik = 3,0550 Baik/tinggi = 2,8400 Bagian Pemum Nilai LPPD Kota Bandung pada tahun2014 adalah sebesar 2,8400 yang termasuk kategori baik/tinggi. Cakupan Wilayah untuk Pelayanan Informasi Pembangunan

50% 34,21% Diskominfo Cakupan wilayah

pelayanan informasi pembangunan dengan melaluipemasangan internet yang mencakup SKPD, BUMD, dan Kelurahansebanyak 228 titik yang tersambung dan realisasi pada

(18)

2014 tahun 2014,pemasangan titik yang tersambungmasih pada 78 SKPD dan BUMD. Tingkat Layanan Interaksi Pengaduan Secara On Line

100% 100% Diskominfo Pengaduan masyarakat

melaluiLayanan Aspirasi Pengaduan Online

(LAPOR) sebanyak 4.233 laporandengan laju verifikasi 3,17 hari dan

laju tindak lanjut 7,16 hari, semualaporan 100% sudah didisposisikan ke SKPD terkait. 1. 3 Meningkatka n Kesadaran Masyarakat dan Aparat terhadap Hukum dan HAM Indeks Demokrasi

66% 66,6% PDAM Tidak ada target dan

kegiatan pada tahun 2014. Tingkat Partisipasi Pemilihan Umum 57% 77,76% BKBPM Ketercapaian target melalui sosialisasi dan adanya kesadaran warga, dimanatingkat partisipasi pada saat Pileg sebesar 73,23% dan Pilpres 77,76%.Pada tahun 2014, tingkat partisipasi masyarakat dalam pemilihan legislatif dan pemilihan presiden meningkatsebesar 4,53%.

Cakupan penegakan Perda

70% 70% Satpol PP Pada tahun 2014

penegakan Perda yang dilakukan melalui penertibanyang terdiri atas : 1) Reklame 921 titik,

2) Minuman alkohol 21 tempat(14.320 botol dan 12 jerigen), 3) PKL 138 PKL, 4) Parkir liar 1.729pelanggar, 5) PSK (yustisi) 262 pelanggar, 6) Microcell Poll 8 unit, 7) Tempat Usaha 16 tempat, 8)Bangunan liar 346 bangunan, 9)PMKS 497 pelanggar, 10) Pengenaan

biaya paksa 14 orang. Seluruhnyarekapitulasi penertiban diatas terdapat

3.952 pelanggar. Dengan demikian Satpol PP telah mampu menyelesaikan sebanyak 3.952 pelanggaran dari sebanyak 5.617 pelanggaran yang terlaporkan atau mencapai 70%.

c.

Misi 3: Membangun Masyarakat yang Mandiri, Berkualitas, dan Berdaya Saing

Pada tahun 2014, pelaksanaan Misi 3 yaitu ”Membangun Masyarakat yang

Mandiri,Berkualitas, dan Berdaya Saing” memperoleh alokasi anggaran

(19)

ataumencapai 72,33% dengan capaian kinerja Misi yang secara terperinci diuraikan pada

tabel berikut.

Capaian Kinerja Misi 3:

”Membangun Masyarakat yang Mandiri, Berkualitas, dan Berdaya Saing”

N o Tujuan Indikator Target Kinerja Sasaran 2014 Realisasi Capaian 2014 SKPD Keterangan 1. 1 Mewujudkan Pendidikan yang Merata, Unggul, Terjangkau dan Terbuka.

Indeks Pendidikan 90,77 90,53 BPS Kota

Bandung Angka Rata- Rata Lama Sekolah (ARLS) 11.07

Tahun 10,85 Tahun BPS Kota Bandung Penduduk yang Berusia >15 Tahun Melek Huruf (Tidak Buta Aksara) 99,66% 99,63% BPS Kota Bandung 1. 2 Peningkatan Taraf Kesehatan Masyarakat secara Berkelanjuta n Persentase Pelayanan Kesehatan Dasar pada Bayi, Balita, Anak, Remaja dan Ibu

80% 100,76% Dinkes Realisasi sebesar

100,76% diperolehdari jumlah rata-rata seluruhindikator pelayanan kesehatan dasar

pada bayi, balita, anak remaja, sertaibu dan lansia yang mencapai targetdalam periode tertentu. Persentase Penyakit Menular yang Ditangani

100% 80,67% Dinkes Realisasi sebesar

80,67% diperolehdari rata-rata jumlah kasus penyakit

menular yang ada dan mendapatpenanganan pelayanan kesehatan dalam periode tertentu. Persentase Wilayah

Kota

Bandung Terang pada Malam Hari

55% 55% DBMP Kebutuhan penerangan

jalan di Kota Bandung sebanyak 52.291 titik. Capaian PJU 2014 = 29.285 titik.Capaian/kebutuha n x 100% = 29.285/52.291 x 100% Persentase Pasien Miskin yang Dirujuk dan Dilayani oleh PPK II 100% 100% Dinkes, RSKIA, RSKGM

Jumlah pasien miskin yang datang

kepelayanan kesehatan primer dan

dirujuk serta dilayani oleh PPK IIdalam periode tertentu. Persentase RS Memenuhi Standar Pelayanan 60% 66,91% Dinkes, RSKIA, RSKGM

Diperoleh dari rata-rata persentaseRS yang memenuhi standar pelayanan dengan rincian RSKIAsebesar 67%, RSUD sebesar 73,74 %,dan RSKGM sebesar 60 % Jumlah RW

Siaga Aktif 778 RW 714 RW Dinkes Ketidaktercapaian target dikarenakantidak semua UPT Puskesmas melaksanakan kegiatan pembentukanRW Siaga yang telah dialokasikan di

30 UPT Puskesmas. Dari 778 RWSiaga Aktif baru terdapat 714 RW yang telah melaksanakan kegiatantersebut. Upaya yang dilakukanadalah meningkatkan koordinasi dengan membuat

(20)

2014 perencanaan yangterintegrasi antara puskesmas dengan aparat kewilayahan tepat waktu, tepatsasaran dalam pembentukan RWSiaga. Persentase Kelurahan yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

7% 13,9% Dinkes Cakupan kelurahan

dalam satu wilayah kabupaten/kota yang melaksanakan Sanitasi Total BerbasisMasyarakat (STBM) dalam periode tertentu. Persentase Sarana Air Minum yang Memenuhi Syarat

73,80% 72,47% Dinkes Jumlah sarana air

minum yangmemenuhi syarat pada

penyelenggara air minum di wilayah tertentusebanyak 209.769 dibagi denganjumlah seluruh sarana air minum yang diuji pada wilayah tertentudalam periode waktu tertentusebanyak 401.228 sehingga diperolehhasil sebesar 72,47%. Kasus Penyakit Zoonosa

8 kasus 1 kasus Dispertapa Penyakit zoonosis merupakanpenyakit atau infeksi pada binatang

yang dapat ditularkan kepadamanusia. Penyakit yang tergolongdalam zoonosis, misalnya: antraks,rabies, brucellosis, avian influenza,dan lain-lain. Selama tahun 2014, terjadi 1 kasus zoonosis (aviantinfluenza) pada bulan Januari 2014 di Kelurahan Cisurupan KecamatanCibiru. Ditemukan kematian ungags sebanyak 179 ekor di 2 RT, 19 KK, dan 12 ekor unggas depopulasi. Dalamempat tahun terakhir, dari tahun 2011

sampai tahun 2014 jumlah kasuspenyakit zoonosa stagnan pada posisi

1 kasus. Faktor pendorongnya yaitu tersedianya sarana dan prasaranapenunjang untuk kegiatan pemeliharaan kesehatan danpenanggulangan penyakit menular ternak, diantaranya kendaraan roda 4 untuk operasional di lapangan,pakaian kerja lapangan, obat-obatan, serta vaksin. 1. 3 Peningkatan Kualitas Hidup Masyarakat Jumlah Penduduk Maksimal Kota Bandung 2.502.808

jiwa 2.470.802 jiwa BPS Kota Bandung Berdasarkan data dari BPS, jumlahpenduduk Kota Bandung pada tahun

2012 adalah sebanyak 2.444.617 jiwa,tahun

(21)

N o Tujuan Indikator Target Kinerja Sasaran 2014 Realisasi Capaian 2014 SKPD Keterangan 2013 sebanyak 2.458.503 jiwa,dan tahun 2014 sebanyak 2.470.802jiwa. Angka

Fertilitas 1,99% 1,99% BPPKB Dari jumlah kelahiran dari usia ibu19-49 tahun per seribu kelahiransebanyak 391 jiwa atau mencapai 1,99%. Data diperoleh dari BPS. Indeks Pembangunan Gender (IPG) 65,3 67,74 BPPKB Indeks Pemberdayaan Gender sebesar 67,74%. Data diperoleh dari BPS KotaBandung. Kesadaran dan partisipasi

perempuan mulai tinggi di bidangekonomi dan politik, kerjasama dengan KPPI, Fisip UNPAD, dan UPI. Indeks Pemberdayaan Gender (Gender Empowerment Measurement) 70,05 73,93 BPPKB Indeks Pembangunan Gender yangdilakukan perhitungannya oleh BPS

Kota Bandung sebesar 73,93% sertaada upaya dari pemerintah,akademisi, dan masyarakat dalammeningkatkan partisipasipembanguna n gender di KotaBandung. Kota Layak

Anak 10% 10% BPPKB Pada tahun 2014, persentasekelurahan

layak anak sebesar 10% berdasakan

perhitungan dari jumlahpenggarapan kelurahan layak anak sebanyak 8 kelurahan dibagi jumlah sasaran kelurahan layak anaksebanyak 80 kelurahan. Adapun kerjasama dan koordinasi denganKelurahan Sasaran Kelurahan Ramah Anak, yaitu: 1. Kelurahan TuranggaKec. Lengkong, 2. Kelurahan Karanganyar Kec. Astanaanyar, 3.Kelurahan Cimincrang Kec. Gedebage, 4. Kelurahan Kopo Kec.Bojongloa Kaler, 5. Kelurahan Pungkur Kec. Regol, 6 KelurahanSekeloa Kec. Coblong, 7. Kelurahan Neglasari Kec.

Cibeunying Kaler, dan8. Kelurahan Cijerah Kec. Bandung Kulon. Persentase Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial yang Terlayani

20% 20,90% Dinsos Diperoleh dari jumlah

PMKS yangterlayani sebanyak 23.110 jiwa dibagidengan jumlah seluruh PMKSsebanyak 110.574 jiwa. Peran Serta Swadaya Masyarakat terhadap Program Pemberdayaan Rp150

miliar Rp179,206 miliar BKBPM Ketercapaian target adalah denganmeningkatnya partisipasi masyarakat terhadap pembangunan di KotaBandung serta

(22)

2014 Masyarakat

(Miliar Rp) bertumbuhnya usahausaha

ekonomi di masyarakat. Angka

Kemiskinan 301.890 jiwa NA Belum ada data dari TNP2K

Tingkat Inovasi Pemberdayaan dan Pembangunan Kewilayahan - - Bappeda,

BKPPM Pada tahun 2014, capaian kinerjaindikator tingkat inovasipemberdayaan dan pembangunankewilayah an belum dapat terealisasikarena baru akan dilaksanakan pada tahun 2015 setelah ditetapkannyaPeraturan Walikota tentang Program Inovasi Pemberdayaan PembangunanKewilayah an (PIPPK) yang akandigunakan sebagai landasan hokum dalam pelaksanaan kegiatannya. 1. 4 Meningkatka n Pelestarian Seni Budaya Peran Pemuda Prestasi Olah Raga Jumlah Seni Budaya Tradisi yang Dilestarikan

3 unit 3 unit Disbudpar Seni budaya tradisi yang

dilestarikanmeliputi: calung, pencak silat, dan wayang golek. Prestasi Olahraga di Tingkat Provinsi dan Nasional Juara 1 pada POR Provinsi dan Juara 1 pada POR Pemda Juara 2 POR Pemda

Dispora Pelaksanaan POR Pemda di KotaBandung dengan perolehan medali 4emas, 5 perak, dan 4 perunggu 1. 5 Mewujudkan Toleransi dan Pembinaan Umat Beragama Terwujudnya Pemahaman dan Pengamalan Agama Sesuai dengan Agama dan Keyakinan Masing- Masing

C - Bagian Kesra Kegiatan tidak

diagendakan di Tahun Anggaran 2014 Terwujudnya Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama

C - Bagian Kesra Kegiatan tidak

diagendakan di Tahun Anggaran 2014

d.

Misi 4: Membangun Perekonomian yang Kokoh, Maju, dan Berkeadilan

Pada tahun 2014, pelaksanaan Misi 4 yaitu “Membangun Perekonomian yang

Kokoh,Maju, dan Berkeadilan” memperoleh alokasi anggaran sebesar

Rp69.401.738.589,00dan dapat direalisasikan sebesar Rp60.368.038.787,00 atau mencapai

86,98% dengancapaian kinerja Misi yang secara terperinci diuraikan pada tabel berikut.

Capaian Kinerja Misi 4:

“Membangun Perekonomian yang Kokoh, Maju, dan Berkeadilan”

N o Tujuan Indikator Target Kinerja Sasaran 2014 Realisasi Capaian 2014 SKPD Keterangan 1. 1 Membangun Perekonomia n Kota yang Kokoh. Penguatan Cadangan Pangan Ekuivalen Beras

24 ton 26,7 ton Dispertapa Ketahanan pangan

merupakan upaya sistematis dalam rangka memenuhikebutuhan konsumsi pangan setiap individu dalam suatu wilayah yangtercermin dari tersedianya pangan yangcukup baik jumlah

(23)

N o Tujuan Indikator Target Kinerja Sasaran 2014 Realisasi Capaian 2014 SKPD Keterangan maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata danterjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budayamasyarakat, untuk dapat hidup sehat,

aktif, dan produktif secara

berkelanjutan.Pada tahun 2014, untuk penguatan cadangan pangan ekuivalen beras sebesar 26,70 ton.

Tingkat Inflasi Umum

< 10% 10,85

Tahun BPS Kota Bandung Perkembangan inflasi tingkat KotaBandung berdasarkan data dari BPS Tahun 2014: bulan januari = 1,09%;Februari = 0,39%; Maret = 0,11% ; April =0,05% ; Mei =0,19% ; Juni = 0,20% ; Juli= 0,74% ; Agustus = 0,41% ; September = 0,57% ; Oktober = 0,14% ; November =1,27% ; Desember = 2,34% . Total TingkatInflasi Kota Bandung Tahun 2014 = 7,76%. Laju Perumbuhan Ekonomi (LPE) 9,25% NA BPS Kota

Bandung Data Tidak Tersedia Nilai Ekspor Kota Bandung (Juta US $) 603 603 Dinas KUKM Indag

Realisasi nilai ekspor sebesar US$ 603juta dihitung berdasarkan atas penerbitan surat keterangan asal komoditi yangmerupakan rekomendasi yang menyatakan barang tersebut diproduksi di Indonesia (Bandung) Penerimaan Pajak Daerah (Juta Rp)

1.400.000 1.400.864 Disyanjak Tercapainya realisasi penerimaan target pendapatan dari pajak daerah Rp1.400.863.832.385,0 0 atau 100,06%secara keseluruhan dapat tercapai denganbeberapa faktor pendorong sebagai berikut:1)adanya beberapa event nasional yang diselenggarakan di Kota Bandung;2)terlaksanan ya penertiban dan penindakan terhadap wajib pajak yangmelakukan penunggakan pajak daerah;3)kerja sama dengan BPN Kota Bandung

dalam hal validasi BPHTB;

4)terlaksananya Operasi Terpadu(OPSDU) PBB; 5)ekspose terhadap

(24)

2014 pemalsuan SuratTanda Bukti Setoran BPHTB dan PBB; 6)intensifnya penyuluhan pajak daerah; serta 7)terlaksananya pertemuan Disyanjak dengan asosiasi-asosiasi masyarakat/usaha; IPPAT, HIPHI, PHRI,dan lain sebagainya. Penerimaan Retribusi (Juta Rp) 138.000 99.192,32 BPPT, Dinkes, RSUD, RSKIA, RSKGM, Dishub, Dispertapa, DPPK, Diskamtam, Dispora Penerimaan retribusi diperoleh dari : 1)Retribusi Pelayanan Kesehatan pada Dinkes, RSUD, RSKGM, RSKIA, danDispertapa; 2) Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat pada Diskamtam; 3) Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum pada Dishub; 4)Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotorpada Dishub dan BPPT; 5) Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran pada DPPK; 6) Retribusi PengendalianMenara Telekomunikasi ; 7) RetribusiBidang Perhubungan pada Dishub danBPPT; 8) Retribusi Rumah Potong Hewan

pada Dispertapa; 9) Retribusi

TempatRekreasi dan Olah raga pada Dispora; 10)Retribusi Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) pada BPPT; 11) Retribusi IjinGangguan/Keramaia n pada BPPT; serta12) Retribusi Ijin Trayek pada Dishub dan BPPT

Insentif

Pajak Daerah - 12 kelompok Disyanjak Berdasarkan pada Perwal 1131 Tahun2013 tentang Pengurangan atau

Pembebasan PBB, ada 12 kelompoksasaran yang mendapat intensif pajak/pengurangan pajak seperti : 1. Objekpajak yang dimiliki, dikuasai dan/ataupemanfaatan/ dimanfaatkan oleh Wajib Pajak Pensiunan PNS, TNI/Polri; 2. objek pajak yang dimiliki, dikuasai, dan/atau pemanfaatan/dimanfaat kan oleh Wajib

Pajak Pensiun BUMN; 3. objek pajak

yangdimiliki, dikuasai dan/atau

pemanfaatan/dimanfaat kan oleh wajib

pajak yang

berpenghasilan rendah; 4.objek pajak yang dimiliki, dikuasai dan/atau

(25)

N o Tujuan Indikator Target Kinerja Sasaran 2014 Realisasi Capaian 2014 SKPD Keterangan pemanfaatan/dimanfaat kanoleh wajib pajak orang pribadi veteran,pejuang kemerdekaan, dan veteran pembela kemerdekaan, termasukjanda/dudany a; 5. objek pajak yang dimiliki, dikuasai dan/atau

pemanfaatan/dimanfaat kan oleh wajibpajak orang pribadi tokoh pejuang sosial; 6. objek pajak yang mempunyai fungsi pelestarian lingkungan; 7. objek pajak

yang mempunyai fungsi bangunan yang

termasuk cagar budaya; 8. objek pajakyang terkena bencana alam; 9. wajib pajak

badan yang mengalami kerugian dankesulitan likuiditas pada tahun sebelumnya; 10. objek pajak yang dimiliki, dikuasai dan/atau dimanfaatkan oleh wajib pajak yang berbadan hukum yangmengupayakan kantong plastik ataukantong alternatif lain yang ramah lingkungan; 11. objek pajak perguruantinggi swasta; serta 12. objek pajak rumahsakit swasta. Program/ Kegiatan yang Pendanaannya Melibatkan APBN, APBD Provinsi Jawa Barat, dan APBD Kota Bandung - 6 Program dan 14 Kegiatan pada 6 SKPD SKPD yang mendapatkan bantuan APBN atau APBD Provinsi

Total anggaran DAK yang diterimasebesar Rp71.051.530.400,00 dan terealisasi sebesar Rp55.579.149.005,00 atau 78,22%. Jumlah Perusahaan Swasta yang Berkontribus i terhadap Pembangunan Kota Setiap Tahun

35 unit 70 unit Bagian

Perkonomian Capaian target pada indikator ini melebihi target. Berdasarkan laporan yang masuk ke Bagian Perekonomian melalui balasanSurat Edaran Nomor 500/SE.118-Bag.Ek Tanggal 24 Desember 2014 tentangSinkronisasi dan Evaluasi Program Kegiatan Tanggung Jawab Sosial danLingkungan (TJSL) Perusahaan di Kota Bandung terdapat 70 perusahaan (BUMN, Asosiasi, Perbankan) telah memberikanCSR baik langsung ke masyarakat maupun melalui Pemerintah Kota Bandung. 1. 2 Membangun Perekonomia n Kota yang Maju Nilai Investasi (Rp) Berskala 3,862

triliun 3,611 triliun Bappeda, BPPT Data investasi PMDN/PMA sebesar Rp3,611 triliun diperoleh dari Bappeda,

(26)

2014 Nasional (PMDN/ PMA) sedangkan BPPT hanya memiliki datanilai investasi non PMDA dan non PMDNyaitu sebesar Rp7.181.283.561.428,0 0. Terbentukny a Perusahaan Patungan untuk Beberapa Layanan Jasa Umum dan Barang Publik Draft

Raperda Draft Raperda dan kajian pengembang an bisnis Bappeda, Bagian Perekonomian Tahun 2014, kajian, naskah akademik,dokumen tata laksana, raperda danbusiness plan telah di lakukan oleh Bappeda. Tahun 2015 akan dilakukanpengajuan Raperda tentang Perusda Holding ke Prolegda oleh Bappeda. Tercapainya Parameter Kota Kreatif yang Meliputi Kebijakan; Infrastruktur ; Aspek Hukum, HKI dan Etika Kreatif; Sistem Pendukung; Kapasitas dan Kontribusi Ekonomi Kreatif - - Distarcip, Bagian Perekonomian , Bappeda, Dis KUKM Indag Tahun 2014, parameter kota kreatif yangmeliputi kebijakan infrastruktur;

aspekhukum, HKI, dan etika kreatif; sistem pendukung; kapasitas dan kontribusiekonomi kreatif, masih dalam tahap

penyusunan sehingga sasaranberkembangnya ekonomi kreatif untuk mendukung tercapainya Bandung sebagai Kota Kreatif tahun 2014 belum memiliki target. Pelaku usaha Bernilai Tambah dalam Aspek HKI, Paten, Omzet, Akses Modal Sertifikasi Halal, Kuantitas, dan Kualitas Produksi

155 unit 761 unit Dinas

KUKM Indag Terealisasi sebanyak 761 pelaku UKMmelalui: seminar kewirausahaan, sosialisasi HKI, fasilitasi HKI, sosialisasiP-IRT, Workshop MEA, Bimtek, forumperajin, sosialisasi akses permodalan, dan fasilitasi promosi produk

melaluipameran. Koperasi

Aktif 81,76% 81,77% Dis KUKM Indag Dari target jumlah koperasi aktif tahun 2014 sebanyak 2.081 koperasi, meningkat menjadi 2.086 koperasi begitu pula targetjumlah koperasi tahun 2014 sebanyak2.545 koperasi menjadi 2.551 koperasi. Formulasi perhitungan: jumlah koperasi aktif 2.086 dibagi 2.551 koperasiseluruhnya dikali 100%. Capaian target tersebut dilaksanakan melalui pembinaan dan penilaian koperasi berpretasi.

Jumlah Kunjungan Wisatawan

5.367.894

orang 5.807.564 orang Disbudpar Diperoleh dari penjumlahan wisatawan mancanegara sebanyak 180.143 orang dan wisatawan nusantara sebanyak 5.627.421orang. 1. 3 Membangun Perekonomia n Kota yang Berkeadilan Tingkat Penganggura n Terbuka

10,78% 8,05%** Disnaker **Angka sangat

sementara.

Data diperoleh dari BP. Lapangan Pekerjaan Baru 30.000 lapangan pekerjaan 9.695 lapangan pekerjaan Disnaker, Dinas KUKM Realisasi sebesar 9.695 lapanganpekerjaan baru diperoleh dari Disnaker.

(27)

N o Tujuan Indikator Target Kinerja Sasaran 2014 Realisasi Capaian 2014 SKPD Keterangan

Indag Adapun indikator kinerja

lapanganpekerjaan baru yang terdapat pada Dinas

KUKM dan Perindag Kota Bandungdilaksanakan melalui Program Peningkatan Kualitas KelembagaanKoperasi Kegiatan Peningkatan dan Pengembangan Jaringan KerjasamaUsaha Koperasi serta Program Program

Pengembangan Industri Kecil Menengah Kegiatan Pembinaan Industri KecilMenengah pada Sentra Industri yang akandilaksanakan pada tahun 2015. Wirausaha

Baru 10.000 orang 19.925 orang Dinas KUKM Indag, Distan KP, Disdik, Dispora, Disnaker

Jumlah wirausaha baru sebanyak 1.431terdiri atas : 1160 wirausaha berdasarkandata Disnaker; 35 wirausaha berdasarkandata Dinas KUKM Indag; 136 wirausahaberdasarkan data Dispertapa; 100 wirausaha berdasarkan data Dispora; dan 18,494 berdasarkan data Disdik

Indeks Daya

Beli 66,83 67,05 BPS Kota Bandung

-

PDRB/kapita (Rp)

16.501.354 NA BPS Kota

Bandung

Data tidak tersedia

1.

Janji Walikota dan Wakil Walikota

Capaian kinerja kebijakan Janji Walikota dan Wakil Walikota “Bandung Sehat”

yang merupakan salah satu tolok ukur pencapaian indikator kinerja “Misi

Membangun Masyarakat yang Mandiri, Berkualitas, dan Berdaya Saing”. Dalam

upaya menuju Bandung Sehat ini didukung dengan sejumlah anggaran yang

dijelaskan dalam uraian berikut.

1) Asuransi Kesehatan

Dalam rangka mendukung janji walikota ini telah diupayakan oleh Dinas

Kesehatan melalui Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda). Jumlah peserta

Jamkesda yang terdaftar di Dinas Kesehatan Kota Bandung sampai dengan

bulan Desember tahun 2014 adalah sebanyak 267.383 jiwa yang tersebar di 73

Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK). Adapun data lengkapnya dapat dilihat

pada tabel berikut.

Tabel IV.6

Jumlah Peserta Jamkesda yang Terdaftar di Dinas Kesehatan Kota Bandung sampai

dengan Bulan Desember Tahun 2014

No

Kode PPK

Nama PPK

Jml Jiwa

1

01350104

Rusunawa

26

2

01350105

Cempaka Arum

4219

3

10010101

Ledeng

1635

4

10010102

Sukarasa

1809

Gambar

Tabel IV.6
Tabel IV.10
Tabel IV.12
Tabel IV.15
+2

Referensi

Dokumen terkait

students’ knowledge related to tourism purposes such as guiding skills; and (c) The teacher develops the students’ speaking skill by providing them with

Upaya-upaya untuk mengatasi kendala-kendala dalam penerapan sistem pemidanaan edukatif terhadap anak yang berkonflik dengan hukum di Pengadilan Negeri Putussibau

Berkat rahmat, taufik dan hidayah-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul &#34;Efektivitas CD Interaktif dalam

Desa adalah Desa dan Desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang

Perancangan aplikasi mobile monitoring kamera CCTV untuk perangkat Mobile berbasis Android ini dapat diakses dimana saja dan kapan saja dengan syarat terdapat koneksi

Pada hari-hari akhir bulan Agustus 2017 ini, di berbagai daerah masih sibuk memeriahkan hari kemerdekaan RI dengan berbagai macam kegiatannya. Sebagai ungkapan

Aluminium cair dari tungku reduksi diangkut ke Bagian Penuangan dan setelah dimurnikan lebih lanjut dalam dapur-dapur penampung, dibentuk menjadi Aluminium batangan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa (1) Pengetahuan baik sejumlah 66% (43 responden), pengetahuan cukup sejumlah 31%