• Tidak ada hasil yang ditemukan

GOOD LABORATORY PRACTICE (PRAKTEK LABORATORIUM YANG BENAR) Hasil pemeriksaan laboratorium digunakan untuk :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GOOD LABORATORY PRACTICE (PRAKTEK LABORATORIUM YANG BENAR) Hasil pemeriksaan laboratorium digunakan untuk :"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

GOOD LABORATORY PRACTICE (PRAKTEK LABORATORIUM YANG BENAR)

Pelayanan laboratorium merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diperlukan untuk menunjang upaya peningkatan kesehatan, pencegahan dan

pengobatan penyakit.

Hasil pemeriksaan laboratorium digunakan untuk :

Menunjang dan atau menetapkan diagnosis

Pemberian pengobatan

Pemantauan hasil pengobatan

Penentuan prognosis

Untuk meningkatkan suatu hasil pemeriksaan laboratorium,

mutlak perlu dilaksanakan kegiatan pemantapan mutu (quality assurance).

yang mencakup berbagai komponen kegiatan.

Salah satu komponen tersebut adalah kegiatan praktek laboratorium yang benar (Good Laboratory Practice / GLP).

Komponen GLP meliputi : A.

Organisasi

B.

Pencatatan dan pelaporan

C.

Ruangan dan fasilitas penunjang

D.

Peralatan laboratorium

E.

Bahan laboratorium

F.

Spesimen

G.

Metoda pemeriksaan H.

Bakuan mutu

I.

Pemantapan mutu

J.

Keamanan laboratorium

A.

ORGANISASI

Kelengkapan organisasi  disesuaikan dengan jenis dan jenjang laboratorium yang bersangkutan

Tenaga :

- Dokter Spesialis Patologi Klinik

- Dokter umum + pengalaman di bidang laboratorium - Sarjana bidang kesehatan

- Analis kesehatan

Komunikasi

- Intern (dalam laboratorium itu sendiri) : horizontal / vertikal - Ekstern (antar laboratorium lain / unit lainnya yang terkait)

- Penanggung jawab laboratorium harus dapat mengadakan komunikasi ekspertis / keahlian /

konsultatif untuk memberikan penjelasan kepada pemakai jasa.

(2)

Pendidikan & pelatihan bagi tenaga laboratorium secara berkesinambungan : formal &

informal

B.

PENCATATAN DAN PELAPORAN

Diperlukan dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

Kesalahan dalam pencatatan & pelaporan akan mempengaruhi aktivitas laboratorium.

Pencatatan : -

kegiatan pelayanan -

keuangan

-

logistik -

kepegawaian

Pelaporan : -

kegiatan rutin : harian, triwulan, tahunan -

khusus : kasus-kasus KLB, HIV

-

hasil pemeriksaan

Penyimpanan dokumen : -

surat permintaan pemeriksaan laboratorium -

hasil pemeriksaan laboratorium

-

surat permintaan dan hasil rujukan Pemusnahan dokumen -

setelah 5 tahun

C.

RUANGAN DAN FASILITAS PENUNJANG

ruang penerimaan -

ruang pemeriksaan -

ruang administrasi Fasilitas Penunjang :

Kamar mandi / WC pasien dan petugas laboratorium

Penampungan / pengolahan limbah laboratorium

Fasilitas keamanan kerja

Ventilasi yang cukup

Penerangan yang cukup

Air bersih yang mengalir

(3)

D.

PERALATAN LABORATORIUM

Sebelum menentukan jenis alat yang akan dibeli, perlu dipertimbangkan beberapa faktor, yaitu :

Sesuai dengan kebutuhan jenis pemeriksaan, vol spesimen, jumlah pemeriksaan

Sesuai dengan fasilitas yang tersedia, misal : luas ruangan, listrik dan lain-lain

Tersedianya tenaga yang ada untuk mengoperasikan alat tersebut.

Tersedianya reagensia dan kontinuitas pengadaannya

Sistem alat

Pemasok / vendor :

o

mempunyai reputasi yang baik, memiliki fasilitas uji fungsi.

o

menyediakan petunjuk operasional alat.

o

menyediakan pelatihan dan pelayanan purna-jual

Terdaftar di DepKes (BPOM)

Nilai ekonomis

Pemilihan pemasok

Evaluasi peralatan baru, baik sebelum / sesudah pembelian alat yang mencakup : - kesesuaian spesifikasi alat dengan brosur

- kesesuaian alat dengan lingkungan dan lain-lain.

Penggunaan dan pemeliharaan alat (maintenance)

Pemecahan masalah kerusakan alat (trouble shooting)

Kalibrasi peralatan

Penanggung jawab alat (umumnya setiap alat tidak digunakan oleh hanya satu orang saja).

E.

BAHAN LABORATORIUM

Macam / jenis : -

reagen

-

standar -

bahan kontrol -

air

-

media

Dasar pemilihan : -

kualitas bahan

-

produksi pabrik yang telah dikenal -

deskripsi lengkap dari bahan / produk -

masa kadaluarsa yang panjang

-

volume / isi kemasan -

mudah diperoleh di pasaran -

biaya tiap satuan (nilai ekonomis) -

pemasok / vendor

-

kelancaran & kesinambungan pengadaan -

terdaftar di DepKes (BPOM)

Pengadaan harus diperhitungkan : -

tingkat persediaan

-

perkiraan jumlah kebutuhan

-

waktu yang dibutuhkan untuk mensuplai bahan tersebut.

Tingkat persediaan harus sama dengan jumlah persediaan yaitu : persediaan minimum

ditambah jumlah safety stock.

(4)

Persediaan minimum adalah jumlah yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan kegiatan operasional normal sampai pengadaan berikut.

Jumlah safety stock adalah jumlah persediaan yang harus ada untuk bahan-bahan yang sangat dibutuhkan di luar kebutuhan rutin atau yang sering terlambat diterima dari pemasok.

Untuk menetapkan perkiraan jumlah kebutuhan dapat didasarkan pada jumlah pemakaian / pembelian bahan dalam periode 6 – 12 bulan yang lalu dan proyeksi jumlah pemakaian / pembelian bahan dalam periode 6 – 12 bulan yad.

Penyimpanan  harus diperhatikan :

- perputaran pemakaian : FIFO ( First In First Out) - suhu / kelembaban.

- lama penyimpanan ( lihat kadaluarsa & incompabilitynya)

F.

SPESIMEN

Macam : -

darah (serum / plasma) -

urin

-

faeces -

dan lain-lain

Persiapan : -

pasien (puasa, diet, obat-obatan, alkohol, merokok, umur, ras, kehamilan, aktivitas fisik, demam, trauma, variasi harian)

Pengambilan, syarat-syarat : -

peralatan -

wadah

-

pengawet / tidak

-

waktu pengambilan yang paling baik -

lokasi pengambilan yang tepat -

volume spesimen yang dibutuhkan Pemberian identitas -

tgl & jam

-

nama pasien -

jenis kelamin -

umur

-

no register laboratorium

-

pemeriksaan laboratorium yang diminta

(5)

Pengolahan : -

spesimen yang telah diambil harus segera diolah dan diperiksa, karena stabilitas spesimen dapat berubah oleh faktor-faktor misalnya: terjadinya penguapan, pengaruh suhu,

terkena paparan sinar matahari terkontaminasi oleh kuman.

Penyimpanan dan pengiriman spesimen

: -

bila spesimen tidak dapat langsung diperiksa, maka spesimen tersebut harus disimpan dengan memperhatikan persyaratan penyimpanan untuk tiap-tiap spesimen

Perhatikan juga : -

apakah perlu antikoagulan / tidak -

wadah yang dipakai

-

stabilitas spesimen tersebut.

Bila spesimen yang diterima oleh laboratorium tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan, maka laboratorium tersebut harus menolaknya

G.

METODA PEMERIKSAAN

Pemilihan metoda pemeriksaan perlu dipertimbangkan :

1.

Tujuan pemeriksaan

Tiap pemeriksaan sensitifitas & spesifisitas yang berbeda-beda.

Pemeriksaan dengan sensitifitas yang tinggi terutama dipersyaratkan untuk tujuan

pemeriksaan penyaring. Metoda yang baik adalah yang mempunyai sensitifitis & spesifisitis setinggi mungkin.

2.

Kecepatan hasil pemeriksaan yang diinginkan, misalnya : pada keadaan gawat darurat.

3.

Rekomendasi resmi dari lembaga / badan yang diakui atau organisasi profesi.

H.

BAKUAN MUTU

Bakuan mutu dapat dibagi beberapa jenis berdasarkan jenjang hierarki dalam suatu organisasi. Pada umumnya jenjang dokumen bakuan mutu terbagi atas 3 jenjang :

1.

Normatif (Pedoman Mutu / Kebijakan Mutu)

Yang memuat segala kebijakan dalam hal mutu yang berlaku dalam laboratorium yang bersangkutan. Dari pedoman ini harus tercermin secara garis besar sasaran mutu yang ingin dicapai & segala upaya yang dilakukan agar sasaran mutu tersebut dapat benar-benar tercapai.

2.

Tingkat menengah : Prosedur Tetap ( Standard Operating Prosedure / SOP)

Yang memuat langkah-langkah utama dalam mengerjakan suatu aktifitas.

Contoh :

SOP Pendaftaran & Penerimaan Pasien / Spesimen

SOP Pengadaan Reagensia

SOP Pemeriksaan dan sebagainya

3.

Teknis : Petunjuk Teknis / Instruksi Kerja

yang mengatur bagaimana segala langkah teknis harus dilakukan.

Contoh : SOP yang disebut diatas, secara umum dirinci langkah-langkah yang harus dilakukan dalam

menganalisa sampel.Sebagai petunjuk teknis untuk mendukung Protap tersebut perlu

(6)

dibuatkan pedoman bagi masing-masing analit (parameter pemeriksaan) sehingga akan tersedia, misalnya :

Petunjuk Teknis Pemeriksaan Glukosa

Petunjuk Teknis Pemeriksaan HBs Ag dan sebagainya

I.

PEMANTAPAN MUTU

1.

Pemantapan Mutu Internal

PMI adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan yang dilaksanakan oleh masing-masing laboratorium sendiri secara rutin, teratur dan terus menerus terhadap setiap tahap

pemeriksaan mulai dari tahap praanalitik, analitik sampai pasca analitik, agar dapat memperoleh hasil pemeriksaan yang tepat dan teliti.

Berbagai kegiatan dalam PMI ini antara lain :

Kalibrasi peralatan

Uji kualitas air

Uji kualitas reagens

Uji kualitas antigenik-antisera

Uji ketelitian ketepatan

2.

Pemantapan Mutu Eksternal

PME adalah kegiatan yang diselenggarakan secara periodik oleh pihak lain diluar

laboratorium yang bersangkutan untuk menilai penampilan suatu laboratorium dalam bidang pemeriksaan tertentu. Setiap laboratorium harus mengikuti PME tersebut. Kegiatan ini merupakan pengecekan terakhir dari kegiatan pemantapan mutu.

Dalam mengikuti kegiatan PME ini, pelaksanaan pemeriksaan haruslah tidak

dilakukan secara khusus, tapi dilakukan sama seperti yang dilakukan pada pemeriksaan sehari-hari.

3.

Audit

Adalah proses menilai atau memeriksa kembali secara kritis berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan didalam laboratorium. Audit dapat dilakukan oleh petugas yang sudah senior di laboratorium yang bersangkutan (internal audit) atau oleh pihak lain di luar laboratorium (external audit)

4.

Validasi Hasil

Merupakan upaya untuk memantapkan kualitas hasil pemeriksaan melalui pemeriksaan ulang oleh laboratorium rujukan, termasuk disini adalah cross-check.

5.

Akreditasi

Merupakan inspeksi yang dilakukan oleh badan yang berwenang untuk menentukan apakah suatu laboratorium layak dan kompeten untuk melakukan suatu pelayanan laboratorium.

6.

Pendidikan dan Pelatihan

Pendidikan & pelatihan harus direncanakan secara berkelanjutan dan berkesinambungan, serta dilaksanakan dan dipantau pelaksanaannya.

J.

KEAMANAN LABORATORIUM

Setiap petugas laboratorium harus memahami dan menguasai :

1.

Hal-hal umum yang berkaitan dengan pencegahan infeksi

(7)

2.

Pengaturan dan tata ruang laboratorium

3.

Penggunaan peralatan laboratorium

4.

Sterilisasi, desinfeksi dan dekontaminasi

5.

Pengelolaan spesimen

6.

Pengelolahan limbah

7.

Pengamanan terhadap :

bahan kimia

bahan radioaktif

infeksi mikroorganisme

fasilitas hewan percobaan

keadaan darurat

Agar semua tindakan keamanan laboratorium dapat dilaksanakan dengan baik perlu dibentuk

Tim Keamanan Laboratorium.

Referensi

Dokumen terkait

Pasal 28 huruf c menjelaskan bahwa PSE wajib menginformasikan kegagalan dalam perlindungan data pribadi kepada pemilik data pribadi dalam bentuk tertulis, dengan

Menyatakan dengan sungguh-sungguh bahwa skripsi yang berjudul “Pemanfaatan Ekstrak Kulit Buah Manggis ( Garcinia mangostana L.) sebagai Bahan Pewarna Alternatif untuk

Kondisi ini diduga karena besarnya aktivitas gross p yang terukur merupakan sumbangan radioaktivitas alam yang berasal dari batuan dan tanah atau peristiwa vulkanik dari gunung

Namun, pada waktu retensi 6 jam sore hari nilai yang diperoleh tidak signifikan karena nilai yang diperoleh < 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan

“Penyaluran” adalah pengemasan informasi yang mempunyai unsur mempertanggungjawabkan hasil penggalangan dana pemirsa, seperti pelaporan jumlah dana yang sudah terkumpul dan

Melalui analisis geokimia kandungan unsur logam timah yang terdapat pada sedimen permukaan di sekitar aliran dan muara sungai kurang dari 10ppm lebih kecil dibandingkan

Penelitian yang sekarang jenis penelitiannya yaitu preeksperiment dengan pendekatan pretest-posttest, tempat penelitian di Bidan Tri Yuliastuti AM.Keb Kecamatan Karangawen

Dalam rangka untuk memastikan apakah pengukuran tinggi lutut dapat memberikan data yang sama jika diukur beberapa kali dalam waktu yang berbeda, maka perlu