• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam ketentuan umum Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal, Standar Pelayanan Minimal yang selanjutnya disingkat SPM adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal.

Pemerintah Pusat (Kementerian/LPNK) telah menetapkan 15 SPM untuk Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dan sesuai dengan surat dari Menteri Dalam Negeri tanggal 27 Maret 2012 Nomor : 100/1023/SJ tentang Percepatan Pelaksanaan Penerapan dan Pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) di daerah, bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota diminta untuk segera menyusun target pencapaian SPM dan sekaligus merumuskan program dan kegiatan dalam rangka pencapaiannya sesuai dengan kondisi keuangan daerah.

Berdasarkan hal tersebut di atas, serta untuk melaksanakan amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 pasal 11 ayat (4) dan pasal 14 ayat (3), serta permintaan Pemerintah Pusat dalam Percepatan Penerapan SPM di daerah, maka Pemerintah Kabupaten Landak memacu pencapaian SPM dengan menyusun Keputusan Bupati Landak Nomor 065/147.8/HK-2013 tentang Pembentukan TIM

1

(2)

Percepatan Dan Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Kabupaten Landak Tahun 2013.

Dengan adanya Keputusan Bupati tersebut, dimaksudkan untuk memudahkan SKPD dalam berkoordinasi dan konsilidasi internal serta mencapai target SPM sebagaimana batas waktu yang ditetapkan secara Nasional, dan bertujuan untuk memberikan landasan hukum kepada SKPD dalam pengintegrasian rencana pencapaian SPM ke dalam dokumen perencanaan dan penganggaran.

Penetapan tim percepatan penerapan dan pencapaian SPM Kabupaten Landak dalam Keputusan Bupati tersebut, telah dilakukan analisis terhadap pendistribusian tugas berdasarkan kemampuan dan potensi kepada tim teknis untuk mengawal percepatan penerapan dan pencapaian SPM Kabupaten Landak. Analisis Kemampuan dan Potensi Daerah disusun berdasarkan data, statistik dan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan baik yang bersifat khusus maupun umum.

B. DASAR HUKUM

1. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal;

2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal;

3. Peraturan Menteri Sosial Nomor 129 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Sosial Daerah Provinsi Dan Daerah Kabupaten/Kota;

(3)

4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota

5. Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Nomor 1 Tahun 2010 Standar Pelayanan Minimal Bidang Layanan Terpadu Bagi Perempuan Dan Anak Korban Kekerasan;

6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 15 tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan Dasar di Kabupaten/Kota;

7. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 19 tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Dan Daerah Kabupaten/Kota;

8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang;

9. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Per : 15/MEN/X/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Ketenagakerjaan;

10. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 22 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kominfo di Kabupaten/Kota;

11. Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 65/Permentan/OT.140/12/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Ketahanan Pangan Provinsi Dan Kabupaten/Kota;

12. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor PM.106/HK.501/MKP/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesenian;

13. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM.81 Tahun 2011 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Perhubungan Daerah Provinsi Dan Daerah Kabupaten/Kota;

(4)

14. Peraturan Kepala BKKBN Nomor 55/HK-010/B5 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Keluarga Berencana;

15. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 14 Tahun 2011 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Penanaman Modal Provinsi dan Kabupaten/Kota;

16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 62 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pemerintahan Dalam Negeri di Kabupaten / Kota ;

17. Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor : 22/PERMEN/M/2008 ;

18. Keputusan Bupati Landak Nomor 065/147.8/HK-2013 tentang Pembentukan TIM Percepatan Penerapan dan Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Pemerintah Kabupaten Landak.

C. KEBIJAKAN UMUM

Kebijakan Umum APBD Kabupaten Landak Tahun 2012 merupakan kesepakatan bersama antara Pemerintah Daerah dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Landak yang dituangkan dalam Nota Kesepakatan, sebagai penjabaran dari tahun kedua Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Landak Tahun 2012 – 2016 dan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Landak Tahun 2012 untuk selanjutnya digunakan sebagai dasar penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) APBD Kabupaten Landak Tahun Anggaran 2012. KU-APBD juga disusun berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan APBD tahun 2011 baik pada aspek pendapatan, belanja dan pembiayaan.

Ketersediaan dana dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2012, diprioritaskan dalam mencapai target-target pembangunan Kabupaten Landak Tahun 2012, serta akan digunakan

(5)

dalam mendukung jalannya pemerintahan dan pemberian pelayanan kepada masyarakat. Harapan dari hal tersebut adalah agar pelaksanaan pembangunan pada tahun 2012 dapat semakin mengarah pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat Kabupaten Landak, serta pada pencapaian visi Kabupaten Landak yaitu “Masyarakat Kabupaten Landak Yang Cerdas Dan Berdaya Saing”.

Prinsip dan kebijakan umum APBD adalah landasan filosofis untuk merumuskan kebijakan dan sasaran program/kegiatan dalam satu tahun anggaran, untuk dipedomani seluruh satuan kerja perangkat daerah dalam penyusunan rencana kegiatan dan anggaran dalam rangka penyusunan Rancangan APBD dan Rancangan Perubahan APBD.

D. ARAH KEBIJAKAN

Kerangka Ekonomi Makro pada Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Landak Tahun 2012 memberikan gambaran kondisi ekonomi daerah, tantangan dan prospek perekonomian daerah tahun tahun 2012, serta arah kebijakan ekonomi.

Seiring dengan semangat Otonomi Daerah, maka setiap daerah dituntut kemandiriannya untuk mempercepat laju pembangunan dan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik setiap tahunnya.

Pertumbuhan ekonomi daerah sangat bergantung dari berhasilnya pergerakan seluruh sektor ekonomi dalam mempercepat laju pembangunan. Salah satu untuk mengukur kondisi perekonomian secara makro dapatlah dilihat dari angka PDRB.

1) Pertumbuhan Ekonomi

Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator yang menunjukkan naik atau turunnya produk yang dihasilkan , sebagai balas jasa seluruh kegiatan

(6)

ekonomi. Naik turunnya angka PDRB biasa juga disebut laju pertumbuhan ekonomi. Laju pertumbuhan ekonomi dapat diketahui dari penyajian PDRB atas dasar harga konstan karena pengaruh naik turunnya harga telah dihilangkan atau dengan kata lain dengan mempergunakan harga konstan, pengaruh inflasi telah ditiadakan.

Semakin tinggi kenaikan PDRB maka makin tinggi pula pertumbuhan ekonomi. Pada tahun 2011 PDRB Kabupaten Landak atas dasar harga berlaku meningkat dari Rp.2.961.191,00 juta di tahun 2010 menjadi Rp. 3.324.717,37 juta di tahun 2011. Demikian juga PDRB atas dasar harga konstan meningkat dari Rp.

1.602.125,64 juta pada tahun 2010 menjadi Rp.1.714.087,66 juta pada tahun 2011, sehingga pertumbuhan ekonomi pada tahun 2011 adalah sebesar 6,99%.

2) Struktur Perekonomian

Pada tahun 2011 struktur perekonomian di Kabupaten Landak masih sangat didominasi oleh sektor pertanian Dilihat dari PDRB menurut harga berlaku sektor Pertanian menyumbang sebesar 50,49% dalam pembentukan PDRB. Keadaan ini tidak jauh berbeda dengan keadaan di tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2008 sektor Pertanian menyumbang 52,18%. Hal ini berarti pada tiga tahun terakhir peranan sektor pertanian dalam pembentukan PDRB masih dominan.

3) Pendapatan Regional

Sektor berikutnya yang mempunyai peranan cukup berarti dalam pembentukan PDRB Kabupaten Landak adalah sektor Perdagangan, Hotel & Restoran yang menyumbang sebesar 20,84% dan sektor Industri Pengolahan yang menyumbang sebesar 10,48% pada pembentukan PDRB Kabupaten Landak tahun 2011.

(7)

PDRB meliputi 9 sektor yang disajikan dalam 2 bentuk, penyajian Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dan atas Harga Konstan (ADHK).

Perkembangan ADHB di Kabupaten Landak tahun 2009 – 2011 disajikan dalam table berikut :

PDRB Atas Dasar Harga Berlaku di Kabupaten Landak

Gross Regional Domestic Product at Current Market Prices in Landak Regency 2009 - 2011 (Jutaan/Millions Rupiah)

NO. S e k t o r 2009 2010 2011

1 Pertanian 1 394 146, 67 1 497 773, 95 1 678 742, 62

2 Pertambangan dan Penggalian 43 355, 88 48 208, 67 55 991, 17

3. Industri Pengolahan 277 380, 02 300498, 71 348 366, 56

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 7 889, 62 8 940,11 11 173, 23

5. Konstruksi 68 429,10 79 444,13 93 261,10

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 536 330,10 640 313, 00 692 955, 07 7. Pengangkutan dan Komunikasi 66 655, 47 73 418, 03 81 621, 28 8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 127 068, 80 140 087, 35 157 685, 56

9. Jasa-jasa 15 079, 39 172 507, 06 204 920, 77

JUMLAH 2 672 047,04 2 961 191,00 3 324 717,37

Sumber : KDA Kabupaten Landak, Tahun 2012

Sedangkan perkembangan PDRD ADHK di Kabupaten Landak tahun 2009 – 2011 disajikan pada table berikut :

PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kabupaten Landak

Gross Regional Domestic Product at Constant 2000 Market Prices in Landak Regency

2009 - 2011 (Jutaan/Millions Rupiah)

NO. S e k t o r 2009 2010 2011

1 Pertanian 791 537,88 804 897,03 846 367,33

2 Pertambangan dan Penggalian 25 134,74 26 608,43 29 804,98

3. Industri Pengolahan 170 407,73 176 963,28 201 183,27

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 3 927,94 299,80 4 914,75

(8)

5. Konstruksi 36 493,40 39 558,85 44 881,12 6. 10. Perdagangan, Hotel dan Restoran 312 180,10 349 879,90 370 707,38 7. 11. Pengangkutan dan Komunikasi 35 077,36 36 976,78 39 418,95 8. 12. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 71 592,69 77 386,50 85 413,70

9. Jasa-jasa 79 423,90 85 555,07 91 396,17

JUMLAH 1 525 775,75 1 602 125,64 1 714 087,66

Sumber : KDA Kabupaten Landak, Tahun 2012.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan utama dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengestimasi nilai manfaat yang diperoleh dari pengelolaan sumberdaya lahan sawah yang digunakan untuk

Penelitian tentang GIS juga telah diaplikasikan pada Sistem Informasi Geografis Pencarian Data Penduduk (Rusidy, 2003) yang di dalamnya membahas tentang kelebihan

Dasar pertimbangan perlunya undang-undang yang mengatur perlindungan korban kejahatan (dan saksi) untuk disusun dengan jelas dapat dilihat pada bagian menimbang daripada

Revisi karena penggunaan anggaran belanja yang bersumber dari PNBP di atas pagu APBN untuk satker BLU terkait perubahan rincian anggaran yang disebabkan panambahan

Jari-jari atom unsur segolongan dari atas ke bawah umumnya makin besar, sedangkan untuk unsur-unsur dalam satu periode dari kiri ke kanan jari-jari atomnya semakin kecil. Nomor

Untuk menjadikan rumah sakit yang bersih maka harus memenuhi kriteria- kriteria dengan melakukan upaya penyelenggaraan kebersihan lingkungan rumah sakit, maka dibutuhkan

Populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau hasil pengukuran yang menjadi obyek penelitian atau populasi merupakan obyek atau subjek yang berada pada suatu

Dua bulan yang lalu, suatu kelompok Opus Dei di sebuah universitas di barat bagian tengah tertangkap basah membius pengikut barunya dengan obat yang dapat menimbulkan