BAB I
PROFIL PERUSAHAAN
1.1 Sejarah Perusahaan
PT Pertamina (Persero) adalah sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bisnis minyak, gas bumi, LNG, energi dan petrokimia serta usaha lain yang menunjang bisnis utamanya. Pada awal kemerdekaan Indonesia, industri perminyakan nasional dimulai dengan hadirnya PTMNRI (Perusahaan Tambang Minyak Negara Republik Indonesia) di Sumatera Utara, Permiri (Perusahaan Negara Pertambangan Minyak Indonesia) di Sumatera Selatan dan Jambi serta PTMN (Perusahaan Tambang Minyak Negara) di Cepu hingga Pertamina dibentuk berdasarkan UU No.8 Tahun 1971.
Tahun 1960, Dewan Perwakilan Rakyat mengeluarkan kebijaksanaan yang menyatakan bahwa penambangan minyak dan gas bumi hanya boleh dilaksanakan oleh negara melalui perusahaan negara. Semenjak itu, pihak asing yang terlibat di dalamnya berdasarkan kepada kontrak saja dan juga perusahaan‐perusahaan asing sepakat untuk secara bertahap menjual tempat penyulingan minyaknya dan asset lainnya di bidang pemasaran dan distribusi kepada pihak Indonesia dalam jangka waktu lima sampai lima belas tahun.
Dua perusahaan negara dibentuk pada zaman transisi tersebut:
PERMINA dan PERTAMIN. PERMINA diberikan wewenang dan tanggung
jawab untuk administrasi, manajemen dan pengawasan terhadap kerja sama
dibidang eksplorasi dan produksi. Sementara itu PERTAMIN mendapat
tanggung jawab untuk mengatur proses distribusi minyak bagi kepulauan
Indonesia.
Untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga ahli di bidang perminyakan, Permina mendirikan Sekolah Kader Teknik di Brandan. Permina kemudian juga mendirikan Akademi Perminyakan di Bandung pada tahun 1962.
Kurikulum dari Akademi Perminyakan meliputi berbagai aspek dalam industri perminyakan, dan para lulusannya kemudian menjadi tenaga inti di Permina (yang kemudian menjadi Pertamina). Tahun 1968, untuk mengkonsolidasi industri perminyakan dan gas, manajemen, eksplorasi pemasaran dan distribusi maka Permina dan Pertamin merger menjadi PN Pertamina.
Pada awalnya Pertamina diberikan hak monopoli oleh negara melalui UU No.8 Tahun 1971 dan Keppres No.22 Tahun 1981 untuk mengelola kegiatan migas dan panas bumi nasional. Hak istimewa monopoli dicabut menjadi satu perusahaan negara berentitas bisnis murni seiring dengan diberlakukannya UU Migas No.22 Tahun 2001 pada tanggal 17 September 2003 Pertamina telah berubah status menjadi PT Pertamina (Persero) berdasarkan Peraturan Pemerintah No.31 Tahun 2003. Saat ini Pertamina berada di bawah koordinator Menteri Negara BUMN. Seperti kontraktor lainnya, sebagai pemain bisnis Pertamina juga melakukan Kontrak Kerja Sama dengan BP Migas. Dengan berubahnya status Pertamina menjadi PT Pertamina (Persero) maka Pertamina menjadi entitas bisnis murni yang lebih berorientasi laba.
Untuk meningkatkan kinerja, efisiensi, produktivitas dan pendayagunaan semua sumber daya yang dimiliki serta mengantisipasi perubahan eksternal dalam negeri dan luar negeri maka Pertamina melaksanakan restrukturisasi perusahaan secara menyeluruh dengan road‐map di Tabel 1.1.
Tabel 1.1 Road Map Restrukturisasi Pertamina
ʺROAD MAPʺ RESTRUKTURISASI
1993‐1995 1998‐1999 2000‐2001 2002‐2003 2004‐2010
• Inisiatif awal
• Team 15
• Kerangka acuan
• Perampingan SDM
• Perampingan SDM
• Perubahan organisasi
• Penghapusan jabatan
• Visi 2010
• Perubahan regulasi
• Team 7
• Pembentukan TRKP
• Perampingan SDM
• PERTAMINA Persero
• Pembentukan Pertamina EP
• PERTAMINA tumbuh &
berkembang
• Perampingan SDM
Inisiatif awal untuk restrukturisasi muncul pada rapat pimpinan saat menyusun Rencana Korporat III tahun 1993. Tahun 1994 Pertamina langsung bergerak menyusun konsep Program Restrukturisasi Pertamina. Pada periode ini dibentuk Tim 15 di pusat untuk merumuskan konsep restrukturisasi secara lebih konkret. Hasilnya berupa sebuah kerangka acuan untuk restrukturisasi.
Dalam kerangka acuan restrukturisasi tersebut disebutkan bahwa kewenangan pusat lebih diarahkan pada aspek‐aspek kebijakan strategis, perencanaan strategis dan pengendalian strategis atas usaha pengembangan.
Sejak tahun 1994 Pertamina telah beberapa kali membentuk tim khusus untuk restrukturisasi atau transformasi. Pada tahun 2000 Direksi membentuk Tim Penataan Ulang Organisasi Direktorat PKK, Direktorat PPDN, dan Direktorat Umum yang dikenal sebagai Tim Tujuh. Setelah bekerja selama sebulan, Direksi memperpanjang kerja tim ini dan mengganti namanya menjadi Tim Restrukturisasi Korporat Pertamina (TRKP). Tugas Tim ini antara lain menyusun breakdown organisasi, menyusun konsep Keppres pengganti Keppres No.11 Tahun 1990.
Pada perkembangan selanjutnya (melalui UU No.22 tahun 2001) terjadi
perubahan bentuk perusahaan. Pertamina menjadi sebuah persero dengan
nama PT Pertamina pada tanggal 17 September 2003 sekaligus merupakan
holding company. Perubahan ini diikuti pembentukan anak perusahaan di sektorhulu, yakni PT Pertamina EP (Exploration & Production) melalui sebuah Kontrak Kerja Sama (KKS) pada tanggal 17 September 2005 dengan BP Migas. PT Pertamina EP dibentuk untuk mengelola seluruh bekas Wilayah Kuasa Pertambangan (WKP) Pertamina, di luar blok Cepu dan blok Randugunting.
Dalam proses transformasi PT Pertamina (Persero), telah terjadi downsizing organisasi dan pengurangan pekerja. Dimulai dari tahun 1995, terjadi reorganisasi perusahaan dikarenakan organisasi sudah terlalu besar, sehingga perlu dilakukan downsizing. Pengurangan pekerja dari 46.000 hingga 30.000 orang. Pada tahun 1997‐200 terjadi penyesuaian jumlah pekerja kembali menjadi 28.790 orang. Pada tahun 2001‐2004 terjadi penyesuaian jumlah pekerja menjadi 21.386. dan yang terakhir pada tahun 2005‐2008 akan terjadi penyesuaian jumlah pekerja menjadi 14.000 orang.
1.2 Lingkup Bidang Usaha
Diberlakukannya UU Migas No.22 Tahun 2001 yang mengatur aspek fleksibilitas bisnis, operasional dan pemasaran bagi produk dan jasa di bidang minyak dan gas bumi, merupakan tantangan dan sekaligus menjadi peluang bagi PT Pertamina (Persero) untuk menjadi perusahaan yang sejajar dengan pelaku bisnis minyak dan gas bumi lainnya.
Menurut UU Migas No.22 tahun 2001:
Pasal 5 : Kegiatan Usaha Minyak dan Gas Bumi terdiri atas : 1. Kegiatan Usaha Hulu yang mencakup :
a. Eksplorasi;
b. Eksploitasi
2. Kegiatan Usaha Hilir yang mencakup :
a. Pengolahan;
b. Penyimpanan;
c. Pengangkutan d. Niaga
1.3 Visi, Misi, Strategi, Tujuan dan Tata Nilai
1.3.1 Visi
Visi Pertamina 2010 Pertamina adalah siap tinggal landas tumbuh dan berkembang, membangun entitas bisnis kelas dunia.
1.3.2 Misi dan Strategi
Misi PT Pertamina (Persero) :
• Melakukan usaha dalam bidang energi dan petrokimia serta usaha lain yang
menunjang bisnis PT Pertamina (Persero)• Merupakan entitas bisnis yang dikelola secara profesional, kompetitif, dan
berorientasi laba.• Memberikan nilai tambah lebih bagi pemegang saham, pelanggan, pekerja, dan masyarakat, serta mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Strategi Utama PT.Pertamina (Persero) :
• Untuk sektor hulu adalah First Quality then Growth (mencapai pertumbuhan
yang diinginkan melalui perbaikan kualitas) yaitu dengan peningkatan
pendapatan melalui perbaikan efisiensi dan efektivitas dalam rencana dan
implementasi program‐program operasional di lahan existing serta
menemukan dan mengembangkan cadangan migas di dalam dan di luar
negeri serta pengembangan panas bumi di dalam negeri.
• Untuk sektor hilir Retrenchment and Growth (mencapai pertumbuhan melalui pembenahan diri). Adapun strategi retrenchment dalam suatu perusahaan biasanya dilakukan dengan menyusutkan operasi usaha untuk mempertahankan hidup (survive) dan memperkuat kemampuan diri untuk di kemudian hari bangkit kembali setelah beberapa tahun. Dapat dilakukan dengan efisiensi seperti pengurangan biaya (cost reduction), pengurangan aset (asset reduction), pengurangan pelanggan/pasar (low margin customers), perampingan organisasi. Adapun yang dilakukan Pertamina adalah akan terus membenahi diri melalui peningkatan efisiensi dan produktivitas, disertai dengan upaya pertumbuhan di semua level mata rantai aktivitas dan unit‐unit sesuai potensi dan kompetensi masing‐masing serta maksimalisasi nilai tambah melalui optimilisasi pengelolaan dan pengembangan kilang, perkapalan dan jaringan distribusi atau pemasaran.
1.3.3 Tujuan Perusahaan
Tujuan perusahaan ini adalah membangun dan melaksanakan pengusahaan minyak dan gas bumi yang meliputi eksplorasi, eksploitasi, pemurnian, pengolahan, pengangkutan dan penjualan dalam arti seluas‐luasnya untuk menciptakan kemakmuran rakyat dan negara serta ketahanan Republik Indonesia
Dalam UU No.44/PRP tahun 1960, terdapat tujuan Pertamina yaitu:
1. Mencukupi kebutuhan minyak dan gas bumi dalam negeri yang terus meningkat sebagai akibat pertambahan penduduk dan pelaksanaan pembangunan nasional.
2. Memenuhi kebutuhan data dan devisa untuk pembangunan nasional.
3. Melaksanakan perimbangan yang menguntungkan antara konsumsi dalam
negeri dan ekspor.
4. Mempertahankan kedudukan Indonesia dalam pasar dunia.
5. Memperbesar pendapatan Negara yang berasal dari minyak dan gas bumi.
6. Turut memecahkan masalah pengangguran.
7. Turut meningkatkan pendapatan nasional dan pendapatan perkapita untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Selain itu terdapat tugas pokok PT Pertamina sesuai dengan UU di atas sebagai berikut melaksanakan pengusahaan minyak dan gas bumi dengan memperoleh hasil yang sebesar‐besarnya bagi kemakmuran rakyat dan negara serta menyediakan, melayani dan memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak dan gas bumi untuk dalam negeri.
1.3.4 Tata Nilai
Nilai‐nilai yang dianut oleh perusahaan adalah sebagai berikut (dikenal dengan singkatan FIVE‐M):
• Fokus
Menggunakan secara optimum berbagai kompetensi perusahaan untuk meningkatkan nilai tambah perusahaan.
• Integritas
Mampu mewujudkan komitmen ke dalam tindakan nyata.
• Visionary ‐ Berwawasan Jauh ke Depan
Mengantisipasi lingkungan usaha yang berkembang saat ini maupun yang akan datang untuk dapat tumbuh dan berkembang.
• Excellence – Unggul
Menampilkan yang terbaik dalam semua aspek pengelolaan usaha.
• Mutual Respect ‐ Kesetaraan dan kesederajatan
Menempatkan seluruh pihak yang terkait setara dan sederajat dalam
kegiatan usaha.
1.4 Struktur Organisasi
PT Pertamina (Persero) terdiri dari 4 Direktorat yaitu, Direktorat Hulu, Direktorat Hilir, Direktorat Pengembangan & SDM serta Direktorat Keuangan sebagaimana terlihat pada gambar berikut.
RUPS
Dewan Komisaris
Direktur Utama
Kepala Satuan Pengawasan Sekretaris Perseroan
Intern
Direktur Pengembangan &
SDM
Direktur Keuangan Direktur
Direktur
Hilir Hulu
Deputi Direktur Operasi Hulu
Deputi Direktur Pengolahan
Gambar 1.1 Struktur Organisasi PT Pertamina (Persero)
1.5 Sumber Daya
1.5.1 Sumber Daya Manusia
Pengembangan SDM difokuskan kepada penciptaan pekerja yang profisien, profesional, berkomitmen, berdedikasi dan berorientasi bisnis.
Untuk mencapai hal tersebut di atas, perusahaan telah menetapkan strategi korporat berikut untuk pengembangan SDM :
Deputi Direktur Usaha &
Kemitraan Hulu
Deputi Direktur Pemasaran &
Niaga
Deputi Direktur Perbendaharaan
& Pendanaan
Deputi Direktur Pengembangan Bisnis
& Services
Deputi Direktur SDM & OSM
Deputi Direktur Perkapalan
Deputi Direktur Kontroler &
Manajemen Resiko