• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TABLE MANNERS TERHADAP KARAKTER ANAK KELOMPOK B

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TABLE MANNERS TERHADAP KARAKTER ANAK KELOMPOK B"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TABLE MANNERS TERHADAP KARAKTER ANAK KELOMPOK B

Dwi Santi Januari Wiwik Widajati

PG PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya

Jalan Teratai No.4 Surabaya 60136. Email: ([email protected]) ([email protected])

Abstract: The purpose of this research was to prove whether there was influence of learning table manner contextual toward the characteristics of group B children in TK Aisyiyah Busthanul Atfhal 39 Wringinanom Gresik. The sample of this research is 20 childrens. The input data used patisipant observation and documentation..The analysis data used wilcoxon match p. The research result indicated that Tcounted = 0 < from Ttable = 73 (0 < 73) in this way Ha was accepted and Ho was refused. In this way the stated that there was influence of learning table manner contextual toward the characteristics of group B children in TK Aisyiyah Busthanul Atfhal 39 Wringinanom Gresik.

Keywords: Learning table manner contextual, Children’s characteristics.

Abstrak: Penelitian kuantitatif ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran kontekstual table manners terhadap karakter anak kelompok B di TK „Aisyiyah Busthanul Atfhal 39 Wringianom Gresik.

Teknik pengumpulan data menggunakan observasi participant dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis uji wilcoxon match pairs test. Sampel dalam penelitian ini adalah 23 anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Thitung < Ttabel (0<73), dengan demikian Ha diterima dan Ho ditolak. Dengan demikian disimpulkan bahwa ada pengaruh pembelajaran kontekstual table manners terhadap karakter anak kelompok B di TK „Aisyiyah Busthanul Atfhal 39 Wringinanom Gresik.

Kata kunci: Pembelajaran kontekstual table manners, Karakter anak .

Karakter merupakan cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup bekerja sama, baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat

keputusan dan siap

mempertanggungjawabkan setiap akibat dari keputusannya yang dia perbuat. Karakter anak yang hendak dikembangkan dalam pendidikan anak usia dini adalah anak usia dini yang

sehat, cerdas, ceria, dan berakhlak mulia.

Menurut Lickona (2013:14) menjelaskan bahwa karakter atas 3 bagian yang saling terkait, yaitu pengetahuan tentang moral, perasaan tentang moral dan perilaku bermoral.

Menurut Daryanto (2012:153) Pendidikan karakter harusnya dilaksanakan dengan cara pembiasaan dan anak mengalami secara langsung dalam kehidupan sehari- harinya salah satu di antaranya dengan pembelajaran kontekstual (Contextual

(2)

Teaching and Learning/ CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengkaitan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan meraka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Diharapkan dengan pembelajaran kontekstual table manners anak dapat secara langsung menerapkan materi pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari yaitu dalam hal etika makan. Pembelajaran etika makan pada anak dapat mencerminkan kepribadian, intelegensi, dan juga kepribadian seorang anak.

Pembelajaran kontekstual diharapkan lebih bermakna bagi anak. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan anak bekerja dan mengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa.

Strategi pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil. Dengan demikian peneliti akan menerapkan pembelajaran kontekstual table manners kepada anak didik dengan melihat permasalahan karakter sopan santun anak dalam beretika makan.

Latar belakang penelitian ini adalah kurang berkembangnya karakter anak dalam hal beretika makan dengan baik, yaitu berdasarkan observasi didapat banyak anak makan tidak sesuai dengan etika makan yang baik. Tujuan dari penelitian ini adalah ingin membuktikan adakah pengaruh pembelajaran kontekstual terhadap karakter anak kelompok B di TK „Aisyiyah Bustanul Atfhal 39 Wringinanom Gresik. Manfaat yang diberikan dalam penelitian ini adalah dapat mengembangkan pengetahuan dan sabagai bahan pertimbangan dalam ilmu dalam pembelajaran kontekstual table manner terhadap karakter sopan santun anak.

Pembelajaran kontektual (Contextual Teaching and Learning/ CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengkaitan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil, (Daryanto 2012:153). Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Komalasari (2010:7) yang mengatakan bahwa “pembelajaran kontekstual adalah pendekatan pembelajaran yang mengaitkan antara materi yang dipelajari dengan kehidupan nyata siswa sehari-hari, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat maupun warga negara, dengan tujuan untuk menemukan makna materi tersebut bagi kehidupannya”.

Karakter adalah seperangkat tingkah laku atau perilaku dari seseorang yang dengan melihat tingkah laku orang tersebut kemudian akan dikenal sebagai pribadi tertentu. Menurut Taufiq (2011:18) karakter akan menetukan kemampuan seseorang untuk mencapai cita–

citanya dengan efektif, kemampuan untuk berlaku jujur dan berterus terang kepada orang lain, serta kemampuan untuk taat pada tata tertib dan aturan yang ada.

Menurut Battistich (2011:45), karakter meliputi sikap seperti keinginan untuk melakukan hal yang terbaik, kapasitas intelektual seperti berfikir kritis dan alasan moral, perilaku seperti jujur dan bertanggungjawab, mempertahankan prinsip-

2

(3)

Januari, Pengaruh Pembelajaran Kontekstual Table Manners Terhadap Karakter Anak

prinsip moral dalam situasi penuh ketidakadilan, kecakapan interpersonal dan emosional yang memungkinkan seseorang berinteraksi secara efektif dalam berbagai keadaan, dan komitmen untuk berkontribusi dengan komunitas dan individu (intelektual, sosial, emosional, dan etika). Individu yang berkarakter baik adalah seseorang yang berusaha melakukan hal yang terbaik.

Pendapat serupa juga dikemukakan Menurut Alwisol dalam Arismantoro (2008:27) diartikan sebagai gambaran tingkah laku yang menonjolkan nilai benar-salah, baik–

buruk,baik secara eksplisit maupun implisit.

Karakter berbeda dengan kepribadian, karena pengertian kepribadian dibebaskan dari nilai.

Meskipun demikian, baik kepribadian maupun karakter berwujud tingkah laku yang ditujukkan ke lingkungan sosial. Keduanya relatif permanen serta menuntun, mengarahkan, dan mengorganisasikan aktivitas individu.

Menurut Peggy, dkk (2009:13), prinsip dasar sopan santun beretika makan telah dimasukkan dalam buku etiket untuk generasi ke generasi karena makan dengan orang lain selalu disajikan kesempatan untuk

"berinteraksi satu sama lain" dan sopan santun beretika makan yang baik membantu untuk menunjukkan identitas diri.

METODE

Penelitian tentang pengaruh pembelajaran kontekstual table manners terhadap kerakter anak kelompok B1 di TK „Aisyiyah Bustanul Athfal 39 Wringinanom Gresik termasuk pendekatan kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan desain one-group pre-test post-test design, dimaksudkan karena ada pre-test dan post-test sehingga hasil perlakuan dapat diketahui dengan lebih akurat, karena

membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan dan setelah diberi perlakuan adalah seluruh anak kelompok B1 di TK

„Aisyiyah Bustanul Athfal 39 Wringinanom Gresik B 1 sebanyak 23 anak.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi dan dokumentasi. Jenis observasi yang digunakan adalah observasi partisipan, yaitu peneliti peneliti ikut aktif berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran sehingga peneliti ikut melakukan dan fokus untuk mengamati perlakuan dan hasil dari perlakuan berupa pembelajaran kontekstual table manners yang diberikan pada subjek penelitian. Penggunaan teknik observasi participant observation, perlakuan dengan pembelajaran kontekstual table manners terhadap karakter anak utamanya karakter sopan santun anak.

Sedangkan dokumentasi berupa foto kegiatan anak, Rancana Program Pembelajaran Harian (RPPH), dan daftar nama anak, yang dijadikan sebagai pendukung kelengkapan dari data penelitian.

Sampel yang digunakan relatif kecil yaitu < 30 sampel, maka teknik yang digunakan aadalah teknik sampling jenuh.

Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2014:85).

Peneliti menggunakan uji wilcoxon match pairs test karena untuk mencari perbedaan karakter sopan santun anak kelompok B1 di TK „Aisyiyah Bustanul Athfal 39 Wringinanom Gresik sebelum dan sesudah diberikan perlakuan dengan pembelajaran kontekstual table manners Langkah awal dalam melakukan analisis yaitu menentukan taraf signifikan sebesar α=0,05. Langkah selanjutnya yaitu menentukan Thitung

kemudian membandingkan dengan Ttabel. 3

3 3

(4)

HASIL

Hasil penelitian tentang pengaruh pembelajaran kontekstual table manners terhadap karakter anak kelompok B di TK

„Aisyiyah Busthanul Athfal 39 Wringinanom Gresik, dapat disimpulkan berpengaruh secara signifikan terhadap karakter sopan santun anak kelompok B. Hasil penelitian pembelajaran kontekstual table manners terhadap karakter anak sebelum pembelajan kontekstual table manners skor total 256

dengan rata-rata skor total adalah 11,13 dan hasil sesudah pembelajan kontekstual table manners skor total 448 rata-rata skor total adalah 19,47. Dari hasil tersebut makan dapat dinyatakan dengan prosentasi masing-masing 55,65% dan 97,35% dengan demikian didapat hasil tersebut menunjukkan adanya peningkatan karakter sopan santun dalam beretika makan sebelum pembelajaran kontekstual dan sesudah pembelajaran kontekstual.

Tabel 4.4 Tabel Penolong Wilcoxon

(Sumber: Hasil Uji Wilcoxon)

No XA1 XB1 Beda Tanda jenjang

XA1- XB1 Jenjang + -

1 9 19 10 17,5 +17,5 -

2 8 18 10 17,5 +17,5 -

3 8 18 10 17,5 +17,5 -

4 12 20 8 9 +9 -

5 11 19 8 9 +9 -

6 9 18 9 13 +13 -

7 10 19 9 13 +13 -

8 12 20 8 9 +9 -

9 13 20 7 6 +6 -

10 11 20 9 13 +13 -

11 14 20 6 3,5 +3,5 -

12 13 20 7 6 +6 -

13 11 20 9 13 +13 -

14 14 20 6 3,5 +3,5 -

15 8 19 11 21 +21 -

16 10 20 10 17,5 +17,5 -

17 13 20 7 6 +6 -

18 8 18 15 15 +15 -

19 9 20 11 21 +21 -

20 16 20 4 2 +2 -

21 9 20 11 21 +21 -

22 11 20 9 13 +13 -

23 17 20 3 1 +1 -

Jumlah T+=268 T= 0

(5)

Januari, Pengaruh Pembelajaran Kontekstual Table Manners Terhadap Karakter Anak

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai Thitung yang diperoleh adalah 0.

Penentuan Thitung menurut Sugiyono (2014:136) yaitu diambil dari jumlah jenjang yang kecil tanpa memperhatikan Ttabel yaitu menentukan (n,α), dimana n= jumlah sampel yaitu: n dan α= taraf signifikan 5% sehingga Ttabel diperoleh dari tabel nilai kritis adalah 73 untuk uji Wilcoxon yaitu: Mengetahui jumlah angka yang diperoleh dari Ttabel berjumlah 73 berarti Thitung < Ttabel (0<73). Hasil skor rata- rata hasil pre-test dan post-test dapat dinyatakan rendah atau sagat baik dilihat dari kategori kriteria penilaian untuk menentukan kemampuan anak berkembang atau tidak didasarkan pada analisis menggunakan uji wilcoxon dan skala menggunakan pendapat Purwanto (2004:112) adalah sebagai berikut : nilai < 60 %= kurang sekali, 60 – 69%=

kurang <70-79% = sukup, 80-90%= baik, dan 90-100%= baik sekali.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian ini dan beberapa teori dapat membuktikan bahwa ada pengaruh pembelajaran kontekstual table manners terhadap karakter anak kelompok B di TK „Aisyiyah Bustanul Athfal 39 Wringinanom Gresik. Hal ini dikarenakan peneliti memberikan kegiatan yang bermakna, menarik dan sesuai dengan kehidupan sehari- hari dan melibatkan anak secara langsung dalam proses pembelajaran sehingga anak dapat mengaitkan dalam kehidupan sehari- hari anak dibuktikan dengan taraf signifikan 5% sehingga Ttabel diperoleh dari tabel nilai kritis adalah 73 untuk uji Wilcoxon yaitu:

Mengetahui jumlah angka yang diperoleh dari Ttabel berjumlah 73 berarti Thitung < Ttabel (0<73). Dengan demikian H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga berdasarkan analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pengaruh pembelajaran kontekstual

table manners terhadap karakter anak kelompok B1 di TK „Aisyiyah Bustanul Athfal 39 Wringinanom Gresik.

Melalui pembelajaran kontekstual table manners anak diharapkan dapat membangun pengetahuannya sendiri melalui pengalaman yang didapat dengan memegang benda nyata.

Hal ini sejalan dengan pendapat Daryanto (2012:153) yaitu pembelajaran kontektual (Contextual Teaching and Learning/ CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengkaitan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliinya dengan penerapan dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil.

Pembelajaran kontekstual table manners dipilih sebagai stimulasi untuk mengembangkan karakter sopan santun anak.

pembelajaran kontekstual table manners merupakan aktivitas yang menyenangkan dengan menggunakan peralatan dan makanan yang nyata. Hal ini sependapat dengan Peggy, dkk (2009:13) prinsip dasar sopan santun beretika makan telah dimasukkan dalam buku etiket untuk generasi ke generasi karena makan dengan orang lain selalu disajikan kesempatan untuk "berinteraksi satu sama lain" dan sopan santun beretika makan yang baik membantu untuk menunjukkan identitas diri.

(6)

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Hasil penelitian pembelajaran kontekstual table manners terhadap karakter anak sebelum pembelajan kontekstual table manners rata- rata skor total adalah 11,13 dan hasil sesudah pembelajan kontekstual table manners rata- rata skor total adalah 19,47. Dengan demikian H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga berdasarkan analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pengaruh pembelajaran kontekstual table manners terhadap karakter anak kelompok B1 di TK

„Aisyiyah Bustanul Athfal 39 Wringinanom Gresik.

Saran

Saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sebaiknya guru dapat menggunakan kegiatan yang variatif dan menyenangkan seperti pembelajan kontekstual table manners untuk mengembangkan karakter sopan santun anak dalam hal ber-etika makan dan juga aspek lain seperti kemampuan bersosialisasi, 2. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengembangkan karakter anak kelompok B1 di TK „Aisyiyah Busthanul Athfal 39 Wringinanom Gresik, sebaiknya guru dapat menciptakan suasana belajar yang menarik supaya anak tidak bosan dalam mengikuti pembelajaran serta kegiatan yang dilakukan anak lebih bermakna, 3. Pembelajaran kontekstual table manners memberikan hasil

positif terhadap karakter sopan santun anak, sebaiknya penelitian selanjutnya dapat mengembangkan penelitian ini dengan menggunakan aspek lain

DAFTAR RUJUKAN

Arismantoro. 2008. Character Building.Yogyakarta:Tiara Wacana.

Battistich. 2011. The Relationship Between Student’s Sense of Their School as Community and Their Involement in Problem Behaviors. America Journal of Public Health.

Daryanto, dkk. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogjakarta: Gava Media

Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi.

Bandung: Refika Aditama.

Likcona, Thomas. 2013. Mendidik Untuk Membentuk Karakter. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Peggy, Cindy. 2009. Table Manners For Kids.

U.S.A: Collins An Imprint of Harper Collins

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RND. Bandung.

Alfabeta.

Taufiq A, Tuhana. 2011. Mengembangkan karakter sukses Anak di Era Cyber.Yogyakarta: Arus Media.

6

6 6

(7)

Gambar

Tabel 4.4 Tabel Penolong Wilcoxon
table  manners  terhadap  karakter  anak   kelompok  B1  di  TK  „Aisyiyah  Bustanul  Athfal 39 Wringinanom Gresik

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Wang (2010) dimana pengaruh transaparansi negatif terhadap hubungan antara tax avoidance

Koloid atau dispersi koloid (sistem koloid) adalah sistem dispersi dengan ukuran partikel yang lebih besar dari laritan tapi lebih kecil dari suspensi, dengan ukuran partikel

Trauma tidak langsung, apabila trauma dihantarkan ke daerah yang lebih jauh dari daerah fraktur, misalnya jatuh dengan tangan ekstensi dapat menyebabkan fraktur

Dengan demikian, kebugaran jasmani sesungguhnya adalah derajat sehat dinamis tertentu yang dapat menanggulangi tuntutan jasmani dalam melaksanakan tugas hidup

Dalam penyelesaian busana diperlukan pola yang sudah sesuai dengan ukuran si pemakai. Pola tersebut diperlukan agar busana yang dijahit memiliki lekuk-lekuk tubuh

Ternyata orang-orang terse but adalah rombongan dari istana yang akan mencari Putri Nurlela Cahaya. Burung garuda menjaga Putri di Gunung Bayan. Ketika garuda hendak menengok

Rizky Al Adib Tidak Lulus

Rancangan penelitian ini menggunakan penelitian Quasi- EksperimentaI dengan rancangan Equivalent ControI Group. Populasi dalam penelitian ini adaIah seluruh pasien