• Tidak ada hasil yang ditemukan

Elva Anggraini ZR, Sonja V.T. Lumowa, Helmy Hassan Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mulawarman

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Elva Anggraini ZR, Sonja V.T. Lumowa, Helmy Hassan Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mulawarman"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Ekstrak Kulit Buah Nanas (Ananas comosus (L.) Merr var.

cayenne) terhadap Intensitas Serangan Serangga Hama pada Tanaman Kembang Kol (Brassica oleracea var. botrytis L. subvar. Cauliflora DC.)

sebagai Penunjang Mata Kuliah Entomologi

Elva Anggraini ZR, Sonja V.T. Lumowa, Helmy Hassan Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mulawarman

Email: elva_anggrainizr@yahoo.co.id Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak kulit buah nanas (Ananas comosus (L.) Merr var. Cayenne) terhadap intensitas serangan hama pada tanaman kembang kol (Brassica oleracea var. botrytis L. subvar. cauliflora DC.) . Penelitiian ini dilaksanakan selama dua bulan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan lima perlakuan (termasuk kontrol) yang diulang sebanyak dua puluh lima kali. Masing-masing perlakuan yaitu 25 %, 50 %, 75 % dan kontrol (tanpa perlakuan) kemudian di analisis dengan menggunakan Anaysis of Variance (ANAVA) dan dilanjutkan dengan uji BNJ 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai masing-masing Fhitung (46,79) (212,3) (66,14) (194,96) (82,11) > Ftabel (3,01) sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian pestisida nabati kulit buah nanas dapat mengurangi intensitas serangan hama pada tanaman kembang kol.

Kata kunci: ekstrak kulit buah nanas (Ananas comosus (L.) Merr var. Cayenne), intensitas serangan, kembang kol (Brassica oleracea var. botrytis L. subvar. cauliflora DC.)

PENDAHULUAN

Nanas (Ananas comosus (L..) Merr) merupakan salah satu jenis buah yang terdapat di Indonesia. Masyarakat Indonesia sudah tidak asing lagi dengan buah nanas, karena banyak dikonsumsi sebagai buah segar. Biasanya nanas dapat diolah menjadi minuman yang segar seperti jus dan sirup dari nanas. Penelitian yang dilakukan oleh Budiman, I dan Destina, T (2014) Buah Nanas (Ananas comosus (L..) Merr) Varietas Cayenne dapat menurunkan tekanan darah, hal ini disebabkan karena buah nanas mengandung vitamin C.

Didaerah tempat peneliti tinggal yaitu di Tenggarong Kota, sering peneliti jumpai limbah kulit nanas varietas cayenne banyak menumpuk dipasar dan penjual buah yang terbuang begitu saja. Limbah kulit nanas ini termasuk limbah organik yang masih mengandung banyak nutrisi yang dapat dimanfaatkan. Namun limbah organik dari kulit nanas ini merupakan limbah organik basah yang mengandung kadar air yang cukup tinggi sehingga mudah membusuk. Apabila dibiarkan begitu saja tanpa penanganan yang tepat akan mencemari lingkungan. Kulit buah nanas yang biasanya menjadi limbah, jika dimanfaatkan dengan benar akan menjadi sebuah inovasi yang baru, sehingga lingkungan juga tidak akan dicemari oleh sampah dari kulit buah nanas tersebut.

Kulit nanas yang dibuang begitu saja sebagai limbah, mengandung vitamin C, karotenoid dan flavonoid (Erukainure etal., 2011). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hatam,dkk (2013) dapat diketahui bahwa ekstrak kulit nanas dengan metode ekstraksi maserasi memiliki kandungan total flavonoid yaitu 3,51 µg/mL.

Kandungan senyawa aktif lain yang terdapat pada kulit nanas adalah saponin, tanin, dan flavonoid yang bisa dimanfaatkan untuk pengendalian hama pada tanaman melalui proses ekstraksi. Menurut Hatam (2013) E kstrak merupakan kumpulan senyawa-senyawa dari berbagai golongan yang terlarut didalam pelarut yang sesuai, termasuk didalamnya senyawa-senyawa aktif atau yang tidak aktif.

(2)

Ekstrak kulit nanas dapat digunakan pula sebagai bahan untuk mengendalikan hama. Menurut Cahyono (2001) Hama adalah organisme perusak tanaman pada akar, batang, daun atau bagian tanaman lainnya sehingga tanaman tidak dapat tumbuh dengan sempurna atau mati.

Hama juga dapat merusak tanaman hortikultura, Salah satu tanaman yang dibudidayakan Indonesia adalah jenis sayuran yaitu kembang kol. Para petani di Kutai Kartanegara tempat peneliti tinggal beranggapan bahwa hama kembang kol terlalu banyak hingga enggan menanam. Sebenarnya tidak demikian, jika setiap hari diamati dan dilakukan pencegahan maka serangan hama tidak akan begitu berat sehingga merugikan.

Kebanyakan hama yang menyerang tanaman kembang kol adalah ulat dan kutu penghisap. Kemudian untuk mengatasi serangan hama biasanya para petani menggunakan pestisida kimiawi. Namun, jika pestisida tersebut digunakan secara berlebihan akan menimbulkan dampak yang buruk baik bagi kesehatan. Untuk pengendalian hama tersebut, sebaiknya digunakan jenis pestisida yang mudah terurai seperti pestisida nabati. Menurut Kardinan (2002) Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan aktifnya berasal dari tanaman atau tumbuhan dan bahan organik lainnya yang berkhasiat mengendalikan serangan hama.

Atas dasar tersebut peneliti ingin memanfaatkan ekstrak dari limbah kulit buah nanas (Ananas comosus (L.) Merr var. cayenne) yang mengandung senyawa-senyawa aktif seperti alkaloid, flavonoid, tannin dan saponin untuk pertahanan hama serangga pada tanaman kembang kol (Brassica oleracea var. botrytis L. subvar. Cauliflora DC.).

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah eksperimen sungguhan (True Eksperimental Research) yang bertujuan untuk mengetahui atau menyelidiki kemungkinan saling berhubungan sebab akibat dengan cara menekankan kepada satu atau lebih kelompok eksperimental satu atau lebih kondisi perlakuan dari membandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan (Nurboko, 2014).

Rancangan yang digunakan adalah menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), karena lokasi penelitian dilakukan dilapangan yang terdiri dari 5 perlakuan (termasuk control) masing-masing diulang sebanyak 5 kali sebagai kelompok. Menurut Murdiyanto (2005) RAK (Rancangan Acak Kelompok) adalah rancangan paling sederhana yang sesuai untuk percobaan di lapangan (field experiment).

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain blender, baskom, mulsa, karung, cangkul, timbangan, hand-sprayer, saringan, gelas ukur, tali, alat pengukur , kamera, alat tulis, benih Kembang kol (Brassica oleracea var.botrytis L.subvar.Cauliflora DC.), kulit nanas (Ananas comosus (l.) Merr var. cayenne) 500 gr, deterjen 2 gr, air, dan pupuk kandang.

Prosedur penelitian ini dimulai dari penyemaian benih kembang kol, penanaman pada umur kembang kol 21 hari, pemeliharaan dengan penyiraman dan pembersihan gulma, pengaplikasian ekstrak kulit nanas pada perlakuan yang berbeda yaitu konsentrasi 25 %, 50 % , 75 % dan perlakuan kontrol, dan pemanenan.

Teknik pengumpulan data dilakukan setiap satu minggu sekali sampai 5 minggu. Menghitung intensitas serangan hama yang menyerang pada daun yaitu pada 21, 28, 35, 42 dan 49 hari setelah tanam dibedengan dengan rumus :

Ket : I = Intensitas Serangan (%)

(3)

Dengan nilai skalanya yaitu 0 (tidak ada serangan hama/tanaman sehat), 1 (kerusakan < 25% serangan hama ringan), 2 (kerusakan 25-50% (serangan hama sedang), 3 (kerusakan 50-75% (serangan hama berat), 4 (kerusakan > 75% serangan hama sangat besar) (Leatemia, 2011).

Kemudian data-data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis sidik ragam – rancangan acak kelompok dengan analisis of varian (ANOVA) dengan selang kepercayaan 95%. Dan dilanjutkan dengan BNJ 5%. Cara perhitungan sebagai berikut :

JKG = JKT – JKK – JKP

Keterangan :

FK = Faktor korelasi JKT = Jumlah Kuadrat total JKK = Jumlah Kuadrat Kelompok JKP = Jumlah Kuadrat Perlakuan JKG = Jumlah Kuadrat Galat

HASIL PENELITIAN

1. Intensitas Serangan Hama Serangga Pada Daun Tanaman Kembang Kol (Brassica oleracea var. botrytis L. subvar. Cauliflora DC.)

a. Umur 21 Hari Setelah Tanam

Tabel 1. Intensitas Serangan Hama Serangga Umur 21 Hari Setelah Tanam

Perlakuan Ulangan Total Rerata

R1 R2 R3 R4 R5 TPj ȳPj

P0 72.67 74.48 73.90 77.26 65.62 363.93 72.79 P1 61.71 71.67 66.67 66.12 53.43 319.60 63.92 P2 59.57 52.83 35.29 46.40 30.90 225.00 45.00 P3 46.07 48.69 38.36 35.26 31.86 200.24 40.05 P4 39.24 30.57 36.10 27.81 27.02 160.74 32.15 Total (TRi) 279.26 278.24 250.31 252.86 208.83 1269.50 253.90 Tabel 2. Hasil Analisis Sidik Ragam umur 21 Hari Setelah Tanam

Sumber Keragaman

Derajat Kebebasan (Db)

Jumlah Kuadrat (JK)

Kuadrat

Tengah (KT) F Hitung F Tabel (5%)

Kelompok 4 656.11 164.03 5.33 4,16 = 3.01

Perlakuan 4 5763.22 1440.81 46.79 4,16 = 3.01

Galat 16 492.69 30.79

Total 24 6912.02

Keterangan : Koefisien Keragaman = 2,2

Dari jumlah Fhitung (46.79) > Ftabel (3.01) sehingga ekstrak kulit nanas berhasil dapat mengurangi intensitas serangan hama.

Tabel 3. Uji Lanjut BNJ Taraf 5 % Umur 21 Hari Setelah Tanam

Perlakuan Rerata (%) Nilai Tengah

72.79 63.92 45 40.05 32.15

P0 72.79 0 8.87 27.79* 32.74* 40.64*

P1 63.92 -8.87 0 18.92* 23.87* 31.77*

P2 45 -27.79 -18.92 0 4.95 12.85*

P3 40.05 -32.74 -23.87 -4.95 0 7.9

P4 32.15 -40.64 -31.77 -12.85 -7.9 0

Keterangan: *: berbeda nyata ( selisih > uji BNJ )

(4)

b. Umur 28 Hari Setelah Tanam

Tabel 4. Intensitas Serangan Hama Serangga Umur 28 Hari Setelah Tanam

Perlakuan Ulangan Total Rerata

R1 R2 R3 R4 R5 TPj ȳPj

P0 83.81 78.77 83.57 85.48 77.29 408.92 81.78 P1 73.33 63.57 63.33 62.46 58.67 321.36 64.27 P2 42.26 42.03 44.51 46.98 37.50 213.28 42.66 P3 34.45 39.11 29.93 31.05 29.94 164.48 32.90 P4 30.02 21.11 28.78 21.75 23.38 125.04 25.01 Total (TRi) 263.87 244.59 250.12 247.72 226.78 1233.08 246.62

Tabel 5. Hasil Analisis Sidik Ragam umur 28 Hari Setelah Tanam Sumber

Keragaman

Derajat Kebebasan (Db)

Jumlah Kuadrat (JK)

Kuadrat

Tengah (KT) F Hitung F Tabel (5%)

Kelompok 4 141.75 35.44 2.76 4,16 = 3.01

Perlakuan 4 10913.52 2728.38 212.30 4,16 = 3.01

Galat 16 205.62 12.85

Total 24 11260.89

Keterangan : Koefisien Keragaman = 1,5

Dari jumlah Fhitung (212.30) > Ftabel (3.01) sehingga ekstrak kulit nanas berhasil dapat mengurangi intensitas serangan hama.

Tabel 6. Uji Lanjut BNJ Taraf 5 Umur 28 Hari Setelah Tanam.

Perlakuan Rerata (%) Nilai Tengah

81.78 64.27 42.66 32.9 25.01

P0 81.78 0 17.51* 39.12* 48.88* 56.77*

P1 64.27 -17.51 0 21.61* 31.37* 39.26*

P2 42.66 -39.12 -21.61 0 9.76* 17.65*

P3 32.90 -48.88 -31.37 -9.76 0 7.89*

P4 25.01 -56.77 -39.26 -17.65 -7.89 0

Keterangan : *: berbeda nyata ( selisih > uji BNJ ) c. Umur 35 Hari Setelah Tanam

Tabel 7. Intensitas Serangan Hama Serangga Umur 35 Hari Setelah Tanam

Perlakuan Ulangan Total Rerata

R1 R2 R3 R4 R5 TPj ȳPj

P0 80.12 70.11 88.00 75.74 50.04 364.01 72.80 P1 68.89 59.98 56.23 51.49 37.24 273.83 54.77 P2 40.93 29.44 44.99 35.84 26.61 177.81 35.56 P3 28.40 28.42 25.52 22.27 18.77 123.38 24.68 P4 26.01 18.12 21.27 17.49 15.26 98.15 19.63 Total (TRi) 244.35 206.07 236.01 202.83 147.92 1037.18 207.44 Tabel 8. Hasil Analisis Sidik Ragam umur 35 Hari Setelah Tanam

Sumber Keragaman

Derajat Kebebasan (Db)

Jumlah Kuadrat (JK)

Kuadrat

Tengah (KT) F Hitung F Tabel (5%)

Kelompok 4 1148.87 287.22 7.78 4,16 = 3.01

Perlakuan 4 9762.02 2440.51 66.14 4,16 = 3.01

Galat 16 590.37 36.90

Total 24 11501.27

Keterangan : Koefisien Keragaman = 2,9

(5)

Dari jumlah Fhitung (66,14) > Ftabel (3.01) sehingga ekstrak kulit nanas berhasil dapat mengurangi intensitas serangan hama.

Tabel 9. Uji Lanjut BNJ Taraf 5 % Umur 35 Hari Setelah Tanam

Perlakuan Rerata (%) Nilai Tengah

72.8 54.77 35.56 24.68 19.63

P0 72.80 0 18.03* 37.24* 48.12* 53.17*

P1 54.77 -18.03 0 19.21* 30.09* 35.14*

P2 35.56 -37.24 -19.21 0 10.88* 15.93*

P3 24.68 -48.12 -30.09 -10.88 0 5.05

P4 19.63 -53.17 -35.14 -15.93 -5.05 0

Keterangan: * : berbeda nyata selisih > uji BNJ) d. Umur 42 Hari Setelah Tanah

Tabel 10. Intensitas Serangan Hama Serangga Umur 42 Hari Setelah Tanah

Perlakuan Ulangan Total Rerata

R1 R2 R3 R4 R5 TPj ȳPj

P0 80.51 70.13 74.78 71.01 56.65 353.08 70.62 P1 57.50 53.33 51.34 56.70 43.33 262.20 52.44 P2 36.06 26.20 34.26 27.56 22.33 146.41 29.28 P3 22.33 24.48 19.17 18.81 20.95 105.74 21.15 P4 19.78 13.40 16.82 12.82 6.58 69.40 13.88 Total (TRi) 216.18 187.54 196.37 186.90 149.84 936.83 187.37 Tabel 11. Hasil Analisis Sidik Ragam umur 42 Hari Setelah Tanam

Sumber Keragaman

Derajat Kebebasan (Db)

Jumlah Kuadrat (JK)

Kuadrat

Tengah (KT) F Hitung F Tabel (5%)

Kelompok 4 463.95 115.99 8.18 4,16 = 3.01

Perlakuan 4 11063.49 2765.87 194.96 4,16 = 3.01

Galat 16 226.99 14.19

Total 24 11754.43

Keterangan : Koefisien Keragaman = 2,0

Diketahui bahwa Fhitung (194,96) > Ftabel (3.01), maka penggunaan ekstrak kulit nanas berhasil dapat mengurangi intensitas serangan hama.

Tabel 12. Uji Lanjut BNJ Taraf 5 Umur 42 Hari Setelah Tanam

Perlakuan Rerata (%) Nilai Tengah

70.68 52.44 29.28 21.15 13.88

P0 70.62 -0.06 18.18* 41.34* 49.47* 56.74*

P1 52.44 -18.24 0 23.16* 31.29* 38.56*

P2 29.28 -41.4 -23.16 0 8.13* 15.4*

P3 21.15 -49.53 -31.29 -8.13 0 7.27

P4 13.88 -56.8 -38.56 -15.4 -7.27 0

Keterangan : *: berbeda nyata (selisih > uji BNJ) e. Umur 49 Hari Setelah Tanam

Tabel 13. Intensitas Serangan Hama Serangga Umur 49 Hari Setelah Tanam.

Perlakuan Ulangan Total Rerata

R1 R2 R3 R4 R5 TPj ȳPj

P0 64.50 49.07 60.40 56.20 38.33 268.50 53.70 P1 55.22 43.64 48.22 40.63 39.16 226.87 45.37 P2 29.91 29.20 24.83 27.26 22.54 133.74 26.75 P3 28.52 25.29 15.08 20.19 11.28 100.36 20.07

(6)

Perlakuan Ulangan Total Rerata

R1 R2 R3 R4 R5 TPj ȳPj

P4 16.57 14.81 11.11 14.54 4.01 61.04 12.21

Total (TRi) 194.72 162.01 159.64 158.82 115.32 790.51 158.10 Tabel 14. Hasil Analisis Sidik Ragam berumur 49 Hari Setelah Tanam

Sumber Keragaman

Derajat Kebebasan (Db)

Jumlah Kuadrat (JK)

Kuadrat

Tengah (KT) F Hitung F Tabel (5%)

Kelompok 4 637.87 159.47 8.65 4,16 = 3.01

Perlakuan 4 6053.09 1513.27 82.11 4,16 = 3.01

Galat 16 294.89 18.43

Total 24 6985.85

Keterangan : Koefisien Keragaman = 2,7

Tabel 15. Uji Lanjut BNJ Taraf 5 % Umur 49 Hari Setelah Tanam

Perlakuan Rerata (%) Nilai Tengah

53.7 45.37 26.75 20.07 12.21

P0 53.70 0 8.33* 26.95* 33.63* 41.49*

P1 45.37 -8.33 0 18.62* 25.3* 33.16*

P2 26.75 -26.95 -18.62 0 6.68* 14.54*

P3 20.07 -33.63 -25.3 -6.68 0 7.86

P4 12.21 -41.49 -33.16 -14.54 -7.86 0

Keterangan : *: berbeda nyata ( selisih > uji BNJ )

2. Identifikasi Jenis Hama Pada Daun Tanaman Kembang Kol (Brassica oleracea var.

botrytis L. subvar. Cauliflora DC.)

Dalam penelitian ini ditemukan pula beberapa jenis hama serangga yang menyerang tanaman kembang kol yaitu sebagai berikut :

Tabel 16. Serangga yang Ditemukan Selama Penelitian

NO NAMA SPESIES JUMLAH

1 Plutella xylostella L. 10

2 Atractomorpha crenulata 27

PEMBAHASAN

Penelitian dimulai dari proses penyemaian yaitu dengan cara menaruh biji atau benih kembang kol pada tempat yang telah disiapkan dan telah disiram terlebih dahulu, tujuannya adalah agar tanah untuk persemaian menjadi lembab. Kemudian tempat yang telah ditaburi dengan biji ditutup dengan menggunakan karung agar menjaga kelembaban dari tanah yang dapat mempercepat munculnya tunas atau kecambah dari biji kembang kol (Cahyono, 2001). Penyemaian dilakukan selama 21 hari yaitu sampai calon tanaman kembang kol siap atau berjumlah 5-6 daun untuk dipindahkan pada lahan penelitian.

Pestisida nabati dibuat dengan mengolah ekstrak kulit nanas yang caranya yaitu menyiapkan masing-masing 500 gram kulit nanas yang kemudian masing-masing diblender dengan campuran 1500 ml air. Dalam hal pembuatan pestisida nabati pelarut yang digunakan adalah air, hal ini bertujuan untuk benar-benar mengurangi kandungan zat kimia yang dapat menimbulkan dampak negatif dalam pengaplikasiannya pada tanaman.

Penyemprotan atau pemberian ekstrak kulit nanas dimulai saat tanaman berumur 14 hari setelah tanam (HST) pada sore hari. Ekstrak kulit nanas diaplikasikan setiap 3 hari sekali untuk meningkatkan efektifitas ekstrak tersebut dalam mengurangi

(7)

intensitas serangan hama serangga yang seringkali menyerang tanaman kembang kol.

Sebab, kelemahan penggunaan pestisida nabati adalah cepat terurai dan aplikasinya harus lebih sering, daya racun rendah, tidak langsung mematikan serangga/memiliki efek lambat (Kardinan, 2002).

Hasil pengamatan yang dilakukan selama penelitian, khususnya pada hari ke 21, 28, 35, 42 dan hari ke 49 setelah tanam menunjukkan bahwa intensitas serangan hama serangga pada tanaman kembang kol yang diberikan ekstrak kulit nanas dengan konsentrasi yang lebih tinggi mengalami serangan hama serangga yang lebih sedikit dibandingkan tanaman kembang kol yang diberikan ekstrak kulit nanas dengan konsentrasi lebih rendah maupun kontrol.

Berdasarkan hasil analisis sidik ragam intensitas serangan hama serangga pada umur 21, 28, 35, 42 dan 49 hari setelah tanam juga menunjukkan bahwa pemberian pestisida nabati kullit nanas pada tanaman kembang kol berpengaruh nyata dalam hal menurunkan intensitas serangan hama. Hal ini dilihat dari F hitung lebih besar dari pada F tabel.

Berdasarkan rata-rata intensitas serangan hama pada setiap umur pengamatan kembang kol terlihat pestisida nabati kulit nanas memiliki rata-rata intensitas serangan hama serangga yang hampir sama. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hatam,dkk (2013) dapat diketahui bahwa ekstrak kulit nanas dengan metode ekstraksi maserasi memiliki kandungan total flavonoid yaitu 3,51 µg/mL yang dapat menurunkan aktivitas makan pada hama atau bersifat antifidant. Hal ini dikarenakan kulit nanas mengandung flavonoid yang juga salah satu senyawa yang terkandung dalam kulit nanas, merupakan senyawa pertahanan tumbuhan yang bersifat menghambat makan serangga dan toksis (sifat zat yang menyebabkan keracunan) (Dinata, 2009).

Cara kerja insektisida racun kontak yang masuk kedalam tubuh serangga melalui lubang-lubang alami dari tubuh serangga. Setelah masuk racun akan menyebar ke seluruh tubuh serangga dan menyerang system saraf sehingga dapat menganggu aktivitas serangga dan serangga akan mati.

Berdasarkan pengamatan selama penelitian dan perhitungan yang dilakukan membuktikan bahwa terdapat pengaruh nyata ekstrak kulit nanas terhadap intensitas serangan hama serangga pada tanaman kembang kol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan serangan hama yang sangat signifikan antara tanaman kembang kol yang diberikan perlakuan dengan aplikasi pestisida nabati dari ekstrak kulit nanas dibandingkan tanaman kembang kol yang tidak diberikan pestisida nabati dari ekstrak kulit nanas. Hal ini membuktikan bahwa senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam kulit nanas memang berpotensi sebagai zat racun bagi serangga hama sehingga bisa dijadikan sebagai pestisida nabati.

PENUTUP Kesimpulan

Penggunaan pestisida nabati kulit nanas (Ananas comosus (l.) Merr var.

cayenne) berpengaruh nyata terhadap pengendalian intensitas serangan hama pada kembang kol (Brassica oleracea var. botrytis L. subvar. Cauliflora DC.) dengan perlakuan paling menonjol pada P4 (ekstrak kulit nanas dengan konsentrasi 75%).

(8)

Saran

Kepada para petani perlu menggunakan pestisida nabati dari kulit nanas sebagai solusi dalam pestisida alternative yang murah dan ramah lingkungan.

Perlunya dilakukan penelitian lanjutan mengenai tanaman yang berpotensi sebagai pestisida nabati untuk menanggulangi masalah Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan untuk mata kuliah entomologi dalam hal senyawa metabolit tumbuhan yang dapat membantu dalam pengendalian hayati.

DAFTAR RUJUKAN

Budiman, I dan Destina, T. 2014. Efek Nanas (Ananas comosus (L..) Merr) Terhadap Penurunan Tekanan Darah 2014. Universitas Kristen Maranatha

Cahyono, B. 2001. Kubis Bunga dan Brokoli. Kanisius : Yogyakarta

Erukairune, O. L., J. A. Ajiboye, R. O. Adejobi, O. Y. Okafor, S.O. Adenekan. 2011.

Protective effect of pineapple (ananas comosus) peel extract on Alcohol - induced oxidative stress in brain tissues of male albinorats. Asian Pac. J.

Trop. Disease. 5-9.

Hatam, Sri Febriani. dkk , 2013. Aktivitas Antioksidan Dari Ekstrak Kulit Nanas (Ananas comosus (L) Merr). FMIPA UNSRAT : Manado

Dinata, L. P. 2009. Formulasi Tablet Ekstrak Herba Tapak Dara (Catharantus roseus (L) G. Don) dengan Bahan Pengikat Gelatin dan Gom Arab pada Berbagai Konsentrasi. Universitas Muhammadyah Surakarta

Kardinan, A. 2002. Pestisida Nabati Ramuan dan Aplikasi. Cetakan Keempat.

Penebar Swadaya : Jakarta

Leatemia, J.A. 2011. Studi Kerusakan Akibat Serangan Hama Pada Tanaman Pangan di Kecamatan Bula, Kabupaten Seram Bagian Timur, Propinsi Maluku.

Jurnal Agroforestri Volume VI Nomor 1

Murdiyanto, Bambang. 2005. Rancangan Percobaan.http://ikanlaut.tripod.com/

xdesign.pdf. Diakses 13 Februari 2016 (18.45)

Nurboko. Achmadi. 2014. Metodologi penelitian. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan penyulaman bibit yang ada di persemaian bermaksud agar jumlah bibit yang diperlukan untuk penanaman jumlah bibit cukup selain itu agar bibit untuk penanaman

Rawat Gabung adalah pelayanan yang diberikan kepada bayi baru Rawat Gabung adalah pelayanan yang diberikan kepada bayi baru lahir, ditempatkan bersama ibunya dalam satu..

Diharapkan setelah mempelajari materi ini, kamu akan mampu (1) mendeskripsikan manusia sebagai makhluk sosial dan ekonomi yang bermoral dalam memenuhi kebutuhan, dan

Untuk itu hal pertama yang diperhatikan dalam keluarga adalah pola asuh yang di lakukan oleh bapak dan ibu dalam pergaulan, antara anak dan orang tua perlu

Disimpannya kunci pribadi dalam keystore bersamaan dengan sertifikat dapat menghasilkan suatu kontradiksi. Di satu sisi, sertifikat merupakan hal yang

Lampiran Surat

Berdasarkan perspektif Yusuf Al-Qaradhawi di atas yang menjadi permasalahan menurut penulis bahwa jual-beli on-line dengan penambahan kode sebagai harga dibelakang harga

Maraknya aplikasi-aplikasi belajar online dengan menawarkan berbagai fitur-fitur yang menarik dan menyenangkan menjadi peluang dan kesempatan besar bagi setiap guru untuk