• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 5"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN TERPADU BAYI MUDA UMUR KURANG DARI 2 BULAN

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 5

Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada :

Kuliah Blok 21 Kedokteran Keluarga Tahun Ajaran 2011 / 2012 Program Studi Pendidikan Dokter

UNIVERSITAS JAMBI

(2)

Setelah saudara mempelajari tatalaksana balita sakit umur 2 bulan sampai 5 tahun, maka pada modul ini akan dibahas

manajemen terpadu bayi muda.

Dimaksudkan dengan bayi muda adalah yang berumur 1 hari sampai 2 bulan.

Bayi muda mudah sekali menjadi sakit, cepat menjadi berat dan serius bahkan meninggal, utamanya pada 1 minggu pertama kehidupan bayi.

Pada kesempatan ini, saudara akan

mempelajari cara memberi pelayanan pada bayi muda umur 1 hari sampai 2 bulan, baik dalam keadaan sehat maupun sakit.

(3)

Penyakit yang terjadi pada 1 minggu pertama kehidupan bayi hampir selalu terkait dengan masa kehamilan dan persalinan.

Keadaan tersebut merupakan karakteristik

khusus yang harus dipertimbangkan pada saat membuat klasifikasi penyakit.

Pada bayi yang lebih tua, pola penyakitnya sudah merupakan campuran dengan pola penyakit pada anak.

Proses penanganan bayi muda mirip dengan yang telah saudara pelajari untuk menangani balita sakit umur 2 bulan sampai 5 tahun.

Beberapa hal yang telah saudara pelajari dalam menangani sakit umur 2 bulan sampai 5 tahun berguna untuk bayi muda.

Semua langkah terdapat dalam bagan yang terdiri dari:

◦ Penilaian dan Klasifikasi

◦ Tindakan dan Pengobatan

◦ Konseling dan ibu

◦ Pelayanan Tindak lanjut

(4)

TUJUAN PEMBELAJARAN

Modul ini akan menjelaskan dan memberi kesempatan kepada saudara untuk mempraktekkan keterampilan- keterampilan berikut ini:

•Menanyakan kepada ibu mengenai masalah yang dihadapai bayi muda .

•Memeriksa dan mengklasifikasikan bayi muda untuk:

– Kemungkinan Penyakit Sangat Berat atau Infeksi Bakteri Berat.

– Ikterus – Diare

– Kemungkinan berat badan rendah

• Masalah pemberian ASI.

•Menentukan status imunisasi pada bayi muda

•Menilai masalah/keluhan lain pada bayi muda maupun ibu.

•Menentukan tindakan dan memberi pengobatan pada bayi muda.

•Melakukan konseling bagi ibu.

•Memberikan pelayanan tindak lanjut pada bayi muda.

(5)
(6)

1.0. PENILAIAN DAN KLASIFIKASI BAYI MUDA UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULAN

Tanyakan kepada ibu mengenai masalah bayinya. Tentukan kunjungan ini merupakan kunjungan pertama atau kunjungan ulang untuk masalah yang sama pada bayi muda.

Jika merupakan kunjungan ulang, saudara harus memberikan pelayanan tindak lanjut yang akan saudara pelajari pada Pelayanan Tindak Lanjut Bayi Muda pada MODUL 6.

Jika merupakan kunjungan pertama, ikuti langkah-langkah pemeriksaan berikut ini:

• Periksa semua bayi muda untuk KEMUNGKINAN PENYAKIT SANGAT BERAT ATAU ,INFEKSI BAKTERI. Selanjutnya buatlah klasifikasi berdasarkan tanda/gejala yang ditemukan.

• Tanyakan kepada ibu apakah bayi DIARE .

Jika diare, periksa tanda/gejala yang terkait.

(7)

• Periksa semau bayi muda untuk IKTERUS dan klasifikasikan berdasarkan gejala yang ada.

• Periksa juga semua bayi muda untuk KEMUNGKINAN BERAT BADAN RENDAH DAN/ATAU MASALAH PEMBERIAN ASI.

Selanjutnya klasifikasikan bayi muda berdasarkan tanda/gejala yang ditemukan.

• Tanyakan kepada ibu mengenai IMUNISASI .Tentukan STATUS IMUNISASI bayi muda.

• Tanyakan kepada ibu masalah lain seperti KELAINAN KONGENITAL, TRAUMA LAHIR, PERDARAHAN TALI PUSAT, dan sebagainya.

• Tanyakan kepada ibu keluhan/masalah ibu yang terkait dengan kesehatan bayinya.

Jika bayi muda membutuhkan RUJUKAN

SEGERA, teruskan pemeriksaan saudara

secara cepat. Lewati penilaian pemberian

ASI karena akan memperlambat rujukan .

(8)

Infeksi pada bayi muda dapat terjadi secara sistemik atau lokal.

Infeksi sistemik gejalanya tidak terlalu khas,

umumnya menggambarkan gangguan sistem organ :

 gangguan kesadaran sampai kejang  gangguan napas

 bayi malas minum

 tidak bisa minum atau muntah  diare, demam atau hipotermi.

Infeksi lokal biasanya bagian yang terinfeksi teraba panas, bengkak, merah , yang sering :

 infeksi pada tali pusat  kulit, mata dan telinga

Saudara harus membuka pakaian dan memeriksa seluruh badan bayi.

Bila terbangun tentukan tingkat kesadarannya.

Amati gerakan tangan dan kakinya.

(9)

Bayi menunjukkan tanda “ tidak biasa minum atau menyusui “ bila bayi terlalu lemah untuk minum atau tidak bisa menghisap / menelan apabila diberi minum atau disusui.

Bayi mempunyai tanda “ memuntahkan

semuanya “ jika bayi sama sekali tidak dapat

menelan apapun. Semua cairan atau makanan

yang masuk akan keluar lagi.

(10)

1.1.2. MEMERIKSA GEJALA KEJANG.

Pemeriksaan ini dilakukan pada semua bayi muda ketika saudara melakukan kunjungan rumah atau bayi muda datang ke klinik saudara.

Kejang merupakan gejala kelainan susunan saraf pusat (SSP) dan merupakan keadaan darurat.

Kejang pada bayi muda umur < 2 hari berhubungan dengan asfiksia, trauma lahir dan kelainan bawaan. Kejang pada umur >2 hari dikaitkan dengan tetanus neonatorum, infeksi dan kelainan metabolik seperti kurangnya kadar gula darah. Pada bayi kurang bulan, kejang lebih sering disebabkan oleh perdarahan intrakranial.

Di Indonesia, kejang pada bayi muda sering disebabkan oleh tetanus neonatorum, sepsis, meningitis, ensefalitis, perdarahan otak dan akibat cacat bawaan. Tanda/gejala klinis kejang pada bayi muda sangat bervariasai bahkan kadang sulit dibedakan dengan gerakan normal.

Meskipun demikian, jika saudara menjumpai gejala/gerakan yang tidak biasa, terjadi secara berulang-ulang dan periodik, saudara harus memikirkan kemungkinan bayi kejang.

(11)

TANYA:

• Apakah ada riwayat

kejang?

LIHAT, DENGAR, RABA

Adakah tanda/gejala kejang berikut:

• Tremor dengan atau tanpa kesadaran menurun?

• Menangis melengking tiba-tiba?

• Gerakan yang tidak terkendali pada mulut, mata, atau anggota gerak?

• Mulut mencucu?

• Kaku seluruh badan dengan

atau tanpa rangsangan?

(12)

1.1.3. MEMERIKSA GEJALA GANGGUAN NAPAS

Pola napas pada bayi muda tidak teratur.

Frekuensi napas normal bayi cukup bulan adalah 30-59 kali/menit. Frekuensi napas > 60 kali/menit atau < 30 kali/menit dan menetap, menunjukkan ada gangguan napas, biasanya disertai tanda/gejala bayi biru (sianosis), tarikan dinding dada yag kuat, pernapasan cuping hidung serta terdengar suara merintih.

Saat menghitung napas, bayi harus dalam keadaan tenang. Bila bayi menangis, minta ibu untuk menenangkan bayinya.

LIHAT DAN DENGAR

• Hitung napas dalam 1 menit

Jika napas > 60 kali per menit, ulangi lagi

Apakah bayi napas cepat (> 60 kali per menit) atau napas lambat (<30 kali per menit)?

• Lihat adakah tarikan dinding dada ke dalam yang sangat kuat?

•Dengar apakah bayi merintih?

(13)

1.1.4. MEMERIKSA GEJALA HIPOTERMIA

Ukur suhu badan semua bayi muda pada waktu saudara melakukan kunjungan neonatal atau memeriksa bayi muda di klinik. Suhu normal adalah 36.5 – 37.50C. Suhu < 36.50C disebut hipotermia. Suhu bayi pada hari-hari pertama kehidupannya mudah turun terutama pada bayi dengan berat lahir rendah (BBLR), lahir kurang bulan dan bayi yang mengalami asfiksia. Bayi dengan hipotermia mudah sekali meninggal.

PERIKSA : Ukur suhu aksiler dengan termometer atau raba badan bayi.

Mengukur suhu bayi muda menggunakan termomoter pada aksiler (ketiak) selama 5 menit. Tidak dianjurkan mengukur secara rektal karena dapat mengakibatkan terjadinya perlukaan pada anus. Sebelum mengukur suhu, pastikan air raksa pada termometer menunjukkan angka yang terendah. Jika tidak ada termometer, saudara dapat meraba bagian tangan, kaki atau badan bayi untuk mengetahui apakah demam atau dingin.

Disebut : Hipotermia Berat : suhu < 35,5° C Hipotermia Sedang : suhu 35,5 - 36° C

Demam : suhu ≥ 37,5 ° C

(14)

1.1.5. MEMERIKSA INFEKSI BAKTERI LOKAL Pada infeksi lokal biasanya pada bagian

yang terinfeksi teraba panas, bengkak,

merah. Infeksi lokal yang sering terjadi pada bayi muda adalah infeksi pada tali pusat,

kulit, mata.

LIHAT :

Apakah ada pustula dikulit Apakah mata bernanah

Apakah pusar kemerahan atau bernanah

(15)

KLASIFIKASI KEMUNGKINAN PENYAKIT SANGAT BERAT ATAU INFEKSI BAKTERI

TANDA / GEJALA KLASIFIKASI

Tidak mau minum atau memuntahkan semuanya ATAU

Riwayat kejang ATAU

Bergerak hanya jika distimulasi ATAU

Napas cepat ATAU

Tarikan dinding dada kedalam yang kuat ATAU

Merintik ATAU

Demam ( ≥ 37,5 °C ) ATAU

Hipotermia ( < 35,5 °C ) ATAU

Nanah yang banyak dimata ATAU

Pusar kemerahan meluas sampai dinding perut.

PENYAKIT SANGAT BERAT

ATAU INFEKSI BAKTERI

BERAT

Pustula dikulit ATAU

Mata bernanah ATAU

Pusar kemrahan atau bernanah

INFEKSI BAKTERI

LOKAL

Tidak terdapat salah satu tanda diatas MUNGKIN

BUKAN INFEKSI

(16)

1.2. MENILAI DAN MENGKLASIFIKASIKAN DIARE

Ibu mudah mengenali bayi yang diare. Biasanya karena perubahan bentuk tinja yang tidak seperti biasanya dan frekuensi beraknya lebih sering dibanding biasanya. Berak tidak sepeti biasanya dan frekuensi beraknya lebih sering dibanding biasanya. Berak encer dan sering, merupakan hal biasa pada bayi muda yang mendapat ASI saja.

1.2.1 Menilai Diare TANYAKAN:

Apakah bayi diare ?

LIHAT DAN RABA

Lihat keadaan umum bayi.

Apakah:

– Letargis atau tidak sadar?

– Gelisah/rewel?

• Apakah matanya cekung?

• Cubit kulit perut untuk mengetahui turgor.

Apakah kembalinya:

– Sangat lambat (lebih dari 2 detik)?

– Lambat?

– Segera ?

(17)

1.2.2. Klasifikasi Diare

Lihat tanda/gejala yang terdapat pada bagan berikut ini. Pilih klasifikasi yang sesuai dengan status dehidrasinya.

TANDA/GEJALA KLASIFIKASI Terdapat 2 atau lebih tanda berikut:

• Letargis atau tidak sadar,

• Mata cekung,

• Cubitan kulit perut kembalinya sangat lambat

DIARE DEHIDRASI

BERAT

Terdapat 2 atau lebih tanda berikut:

• Gelisah/rewel,

• Mata cekung,

• Cubitan kulit perut kembalinya lambat.

DIARE DEHIDRASI

RINGAN / SEDANG

Tidak cukup tanda untuk dehidrasi

berat atau ringan/sedang DIARE TANPA DEHIDRASI

(18)

1.3. MEMERIKSA DAN MENGKLASIFIKASIKAN IKTERUS

Ikterus adalah perubahan warna kulit atau selaput mata menjadi kekuningan. Sebagian besar (80%) ikterus merupakan akibat penumpukan bilirubin (merupakan hasil pemecahan sel darah merah), sebagian lainnya karena ketidak-cocokan golongan darah ibu dan bayi. Peningkatan kadar bilirubin dapat diakibatkan oleh pembentukan yang berlebih atau ada gangguan pengeluarannya.

Ikterus pada bayi baru lahir dapat merupakan bentuk fisiologik dan patologik. Yang bersifat patologik dikenal sebagai “hiperbilirubinemia”

yang dapat mengakibatkan gangguan susunan saraf pusat (Kern ikterus) atau kematian.

Sampai saat ini ikterus masih merupakan maslah pada bayi baru lahir, terjadi sekitar 25-50 % pada bayi lahir cukup bulan dan lebih tinggi lagi pada bayi lahir, kurang bulan. Memeriksa adanya ikterus pada bayi muda dilakukan pada waktu saudara melakukan kunjungan neonatal atau pada saat memeriksa bayi muda di klinik.

(19)

Untuk menilai derajat kekuningan pada kulit bayi digunakan cara sederhana yaitu metode “Kramer”.

Pada waktu memeriksa ikterus sebaiknya di bawah cahaya/sinar matahari, dan kulit yang diamati

sedikit ditekan.

Derajat ikterus menurut “ KRAMER “

Kramer 1 : Kuning pada daerah kepala dan leher Kramer 2 : Kurang sampai dengan badan bagian

atas ( dari pusar keatas )

Kramer 3 : Kuning sampai badan bagian bawah hingga lutut atau siku

Kramer 4 : Kuning sampai pergelangan tangan dan kaki

Kramer 5 : Kuning sampai daerah tangan dan kaki.

1.3.1. Menilai Ikterus

TANYAKAN:

Apakah bayi kuning?

Jika ya, pada umur berapa timbul kuning?

• Apakah bayi lahir kurang bulan?

• Apakah warna tinja bayi pucat?

LIHAT:

Lihat, adakah kuning pada bayi?

• Tentukan, sampai di daerah manakah

warna kuning pada bagian badan bayi?

(20)

1.3.2. Klasifikasi Ikterus

Lihat tanda dan gejala yang terdapat pada bagan dibawah ini. Pilihlah klasifikasi yang sesuai dengan tanda/gejala yang ditemukan.

TANDA / GEJALA

KLASIFIKASI

• Timbul kuning pada hari pertama ( < 24 jam ) setelah lahir, ATAU

• Kuning ditemukan pada umur 14 hari atau lebih, ATAU

•Tinja berwarna pucat, ATAU

• Kuning sampai telapak tangan / telapak kaki ATAU

IKTERUS BERAT

• Timbul kuning pada umur > 24 jam - < 14 hari dan tidak sampai telapak tangan /

telapak kaki

IKTERUS

(21)

1.4. MEMERIKSA DAN

MENGKLASIFIKASIKAN KEMUNGKINAN BERAT BADAN RENDAH DAN/ATAU

MASALAH PEMBERIAN ASI

Pemberian ASI merupakan hal yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi pada umur 6 bulan pertama kehidupannya.

Jika ada masalah pemberian ASI pada masa ini, bayi dapat kekurangan gizi dan mudah terserang penyakit.

Keadaan ini akan berdampak pada tumbuh kembang anak di kemudian hari bahkan dapat berakhir dengan kematian.

Masalah yang sering ditemui pada bayi muda

adalah berat badan rendah menurut umur. Hal ini merupakan salah satu gambaran adanya masalah pemberian ASI.

Masalah pemberian ASI pada bayi muda cukup bulan biasanya berkaitan dengan masukan ASI yang kurang.

Masalah pemberian ASI pada bayi kurang bulan biasanya berkaitan dengan reflek isap yang belum sempurna.

(22)

1.4.1 Memeriksa Kemungkinan Berat Badan Rendah Dan/Atau Masalah Pemberian ASI

TANYAKAN:

•Apakah inisiasi menyusi dini dilakukan ?

•Apakah ibu mengalami kesulitan dalam pemberian ASI ?

• Apakah bayi diberi ASI?

Jika YA; berapa kali dalam 24 jam?

• Apakah bayi diberi

makanan/minuman selain ASI ?

Jika YA; berapa kali dalam 24 jam?

Alat apa yang digunakan?

LIHAT

•Adakah luka atau bercak putih

(thrush) di mulut?

• Adakah celah

bibir/langit-langit?

TIMBANG DAN TENTUKAN

:

•Berat badan Menurut Umur ( standar WHO 2005 )

(23)

1.4.2. Menilai Cara Menetek

ASI mengandung zat gizi yang paling

sempurna untuk kesehatan, pertumbuhan perkembangan dan kecerdasan bayi.

ASI juga mengandung zat kekebalan tubuh yang akan merangsang pertumbuhan sistem kekebalan tubuh bayi sehingga memberikan perlindungan terhadap alergi pada bayi.

Ibu yang segera meneteki bayinya dalam 30 menit setelah lahir dan memberikan ASI

secara eksklusif sampai bayi umur 6 bulan mempunyai ikatan batin yang erat dengan bayinya.

Lakukan penilaian cara pemberian ASI

seperti bagan di bawah ini.( hanya dilakukan khusus bayi berumur 1 – 28 hari )

(24)

Jika bayi: * Ada kesulitan pemberian ASI ATAU

* Pemberian ASI kurang dari 8 kali dalam 24 jam ATAU * Diberi makanan/minuman lain selain ASI ATAU

* Berat badan rendah menurut umur.

DAN * Tidak ada indikasi dirujuk

LAKUKAN PENILAIAN TENTANG CARA MENETEKI:

Apakah bayi diberi ASI dalam 1 jam terakhir?

• Jika TIDAK, minta ibu untuk meneteki.

• Jika YA, minta ibu menunggu dan memberitahu saudara jika bayi sudah mau menetek lagi

• Amati pemberian ASI dengan seksama.

• Bersihkan hidung yang tersumbat, jika menghalangi bayi menetek.

Lihat, apakah bayi menyusu dengan baik

• Lihat, apakah posisi bayi benar?

Seluruh badan bayi tersangga dengan baik, kepala dan badan bayi lurus, badan bayi menghadap ke dada ibunya, badan bayi dekat ke ibunya.

• Lihat apakah bayi melekat dengan baik ?

Dagu bayi menempel payudara, mulut terbuka lebar, bibir bawah membuka keluar, areola tampak lebih banyak dibagian atas daripada dibawah mulut.

• Lihat dan dengar, apakah bayi mengisap dengan efektif?

Bayi mengisap dalam, teratur, diselingi istirahat, hanya terdengar suara menelan

(25)

1.4.3. Klasifikasi Kemungkinan Berat Badan

Rendah dan/atau Masalah Pemberian ASI

TANDA/GEJALA KLASIFIKASI

• Ada kesulitan pemberian ASI, ATAU

• Berat badan menurut umur rendah, ATAU

• ASI kurang dari 8 kali/hari, ATAU

• Mendapat makanan/minuman lain selain ASI, ATAU

• Posisi bayi tidak benar, ATAU

•TTidak melekat dengan baik, ATAU

•Tidak mengisap dengan efektif, ATAU

•Terdapat luka atau bercak putih di mulut (thrush).

• Terdapat celah bibir / langit langit.

BERAT BADAN RENDAH DAN / ATAU

MASALAH PEMBERIAN

ASI

•Tidak terdapat tanda/gejala diatas

BERAT BADAN TIDAK RENDAH

DAN TIDAK ADA

MASALAH PEMBERIAN

ASI

(26)

Semua bayi akan beresiko untuk mengalami perdarahan , karena sistem pembekuan darah pada BBL belum sempurna.

Untuk mencegah tersebut, maka pada SEMUA BBL, apalagi BBLR diberikan suntukan vitamin K, sebanyak 1 mg dosis tunggal, intra

muskuler pada antero lateral paha kiri,

SETELAH proses Inisiasi Dini Menyusui dan SEBELUM pemberian imunisasi Hepatitis B-0.

PERIKSA DAN TANYAKAN

(27)

1.6. MEMERIKSA STATUS IMUNISASI BAYI MUDA

Periksa status imunisasi bayi muda umur 1 hari sampai 2 bulan, apakah bayi muda sudah

mendapat imunisasi Hepatitis B-0 yang diberikan sedini mungkin (0-7 hari).

Mengapa imunisasi Hepatitis B dosis pertama harus diberikan pada bayi umur 0-7 hari?

Sebagian ibu hamil merupakan “carrier” Hepatitis B

Hampir separuh bayi dapat tertular Hepatitis B pada saat lahir dari ibu pembawa virus

Penularan pada saat lahir hampir seluruhnya berlanjut menjadi Hepatitis menahun, yang selanjutnya dapat berlanjut menjadi sirosis hati dan kanker hati primer

Imunisasi Hepatitis B sedini mungkin akan melindungi sekitar 75% bayi dari penularan Hepatitis B.

Selain Imunisasi Hepatitis B1, bayi muda juga harus mendapat imunisaasi BCG dan Polio 1JADWAL

IMUNISASI PADA BAYI MUDA

UMUR JENIS IMUNISASI

LAHIR DIRUMAH

LAHIR DI SARYANKES 0 – 7 HARI HB0 HB0, BCG, POLIO1 1 BULAN BCG, POLIO 1 --

(28)

1.7. MEMERIKSA MASALAH/KELUHAN LAIN

Periksa MASALAH / KELUHAN LAIN pada bayi muda yang saudara temukan pada waktu kunjungan

neonatal maupun pemeriksaan di klinik

1.7.1. Memeriksa Kelainan Bawaan / Kongenital

Kelainan kongenital adalah kelainan pada BBL lahir yang bukan akibat trauma lahir. Kematian pada BBL dengan kelainan kongenital banyak terjadi akibat malformasi yang tidak mungkin hidup / yang memerlukan tindakan bedah namun tidak dapat dilakukan segera. Untuk mengenali jenis kelainan kongenital, lakukan penilaian kelainan fisik. Dari pemeriksaan fisik, saudara dapat mengenali beberapa kelainan bawaan yang sering dijumpai serta tindakan yang harus dilakukan.

1.7.2.Memeriksa Kemungkinan Trauma Lahir

Trauma lahir merupakan perlukaan pada bayi baru lahir yang terjadi pada waktu proses persalinan.

1.7.3. Memeriksa Perdarahan Tali Pusat

Lakukan pemeriksaan apakah ada perdarahan tali pusat. Perdarahan terjadi karena ikatan tali pusat menjadi longgar setelah beberapa hari. Perdarahan tali pusat yang tidak ditangani secara cepat dapat menyebabkan syok.

(29)

TANYA :

1. Bagaimana keadaan ibu ? Apakah ada keluhan ? Tanya kemungkinan permasalahan yang sering terjadi pada ibu pasca persalinan misalnya :

perdarahan, demam, sakit kepala, pusing, stres atau depresi,

2. Apakah ada masalah dengan :

 Waktu istirahat dan pola tidur ?

 Pola makan dan minum ?

 Kebiasaan buang air kecil atau buang air besar ? 3. Apakah merasa mulas ? Apakah lokia berbau ?

Apakah lokia berwarna gelap ? Apakah ada nyeri pada perineum ?

4. Apakah ASI keluar lancar ? Apakah putting payu dara rata ? Apakah putting tertarik kedalam ?

Apakah putting lecet ? Apakah payudara bengkak ? 5. Apakah ibu mempunyai kesulitan merawat BBl ?

6. Apakah ibu minum tablet tambah darah dan vit. A ? 7. Apakah ibu minum obat atau jamu ?

8. Apakah ibu sudah menggunakan alat kontrasepsi ?

(30)

LIHAT DAN RABA:

1. Lihat keadaan umum ibu, ukur tanda / gejala vital ( suhu, denyut nadi, tekanan darah , periksa tanda-tanda anemia dan perdarahan )

2. Periksa payudara ( pembengkakan atau putting )

3. Periksa uterus ( ukuran dan tonus )

4. Perisa lokia ( jumlah , warna dan bau ) 5. Periksa daerah perineum ( kebersihan,

pembengkakan, hemorhoid, luka, bau )

6. Periksa edema kaki

(31)
(32)

Tentukan tindakan dan beri pengobatan untuk setiap klasifikasi sesuai dengan yang tercantum dalam kolom

tindakan/pengobatan pada buku bagan

Bayi muda yang termasuk klasifikasi

merah memerlukan RUJUKAN SEGERA ke fasilitas pelayanan yang lebih baik.

Sebelum merujuk lakukan tindakan pra rujukan .

Jelaskan tindakan pra rujukan , untuk

menyelamatkan kelangsungan hidup anak

Minta informed consent untuk tindakan ini.

Bayi muda yang termasuk klasifikasi

kuning dan atau hijau tidak memerlukan rujukan

Lakukan tindakan/pengobatan dan

nasihat ibu termasuk kapan harus segera kembali serta kunjungan ulang sesuai

bagan.

(33)

2.1. Menentukan Perlunya Rujukan Bagi Bayi Muda

Bayi muda membutuhkan rujukan segera adalah

yang mempunyai klasifikasi berat ( BERWARNA MERAH ) seperti :

 Penyakit sangat berat atau infeksi bakteri berat.

 Ikterus berat

 Diare dehidrasiberat.

Khusus untuk bayi muda dengan DIARE

DEHIDRASI BERAT, jika tidak ada klasifikasi berat lainnya dan fasilitas mempunyai

kemampuan terapi intravena, maka dapat

dilakukan rehidrasi dengan Rencana Terapi C terlebih dahulu sebelum merujuk.

Jika fasilitas tidak ada,  RUJUK SEGERA

Bayi muda dengan klasifikasi merah ,

memerlukan penanganan awal segera. Lakukan pemeriksaan dan penanganan secara cepat

sehingga rujuakan tidak terlambat.

Jangan melakukan tindakan yang tak perlu.

Siapkan surat rujukan dan jelaskan kepada ibu alasan merujuk bayinya.

Ajari ibu segala sesuatu yang perlu dilakukan selama perjalanan ketempat rujukan.

(34)

Sebelum merujuk bayi muda ke rumah sakit,

berikan semua tindakan pra rujukan yang sesuai dengan klasifikasinya.

Bayi muda ditemukan dalam keadaan KEJANG, HENTI NAPAS, segera lakukan tindakan sebelum malkukan penilaian lain dan RUJUK SEGERA.

BAYI DAPAT DIRUJUK APABILA :

Suhu ≥ 36° C

Denyut Jantung ≥ 100 per menit

Tidak ada tanda dehidrasi berat

2. 2. TINDAKAN DAN PENGOBATAN

PRA RUJUKAN

(35)

Tindakan / pengobatan pra rujukan

yang harus dilakukan sebelum meruku bayi muda klasifikasi merah :

Membebaskan jalan napas dan memberi oksigen

Menangani kejang dengan obat anti kejang

Mencegah agar gula darah tidak turun

Memberi cairan intravena

Memberi antibiotik intramuskular

Menghangatkan tubuh bayi segera

Menasehati ibu cara menjaga bayi tetap hangat selama perjalanan ke tempat rujukan dengan METODE KANGURU

Menyertakan contoh darah ibu jika bayi mempunyai klasifikasi Ikterus berat

Memasang pipa lambung pada bayi

dengan klasifikasi DIARE DEHIDRASI

BERAT.

(36)

Menangani gangguan napas dilakukan

jika bayi muda mempunyai gejala KEJANG dan GANGGUAN NAPAS  lihat bagan.

Cara Menggunakan Alat Pengisap Lendir : oJika alat dimasukkan melalui mulut,

maka panjang pipa yang dimasukkan maksimum 5 cm dari ujung bibir.

oJika alat dimasukkan melalui hidung ,

maka panjang pipa yang dimasukkan

maksimum 3 cm dari ujung hidung.

(37)

Beri obat anti kejang jika bayi muda

mengalami kejang saat pemeriksaan.   lihat bagan.

Bayi kejang jangan diberi minum atau apapun lewat mulut, karena bisa terjadi aspirasi.

Jika bayi kejang dicurigai sebagai

TETANUS NEONATORIUM dengan tanda / gejala :

o Kejang/ kaku seluruh tubuh baik dirangsang maupun spontan.

o Mulut mencucu seperti mulut ikan.

o Biasanya kesadaran masih baik, tetapi bayi tak bisa menetek.

Lakukan tindakan :

o Beri obat anti kejang diazepam bukan fenobarbital, sebaiknya per rektal.

o Beri dosis pertama antibiotika intramuskular Penisillin Procain.

o Lihat pedoman ETN selanjutnya.

(38)

2.2.3. Mencegah Agar Gula Darah Tidak Turun 2.2.4. Memberi Cairan Intravena

2.2.5. Memberi Antibiotika Intramuskular 2.2.6. Menghangatkan tubuh bayi segera Metoda Kanguru

2.2.7. Menasehati Ibu cara menjaga bayi tetap hangat selama perjalanan,

LIHAT BAGAN

(39)

Tentukan tindakan / pengobatan untuk

setiap klasifikasi bayi muda yang berwarna kuning dan hijau

Catat semua tindakan / pengobatan pada

formulir pencatatan termasuk kapan kembali segera dan kunjungan ulang.

Tindakan / pengobatan bayi muda yang tidak memerlukan rujukan :

Menghangatkan tubuh bayi segera

Mencegah agar gula darah tidak turun

Memberi antibiotik yang sesuai

Mengobati infeksi bakteri lokal

Menyinari bayi dengan cahaya matahari pagi

Menghangatkan rehidrasi oral baik di klinik maupun di rumah

Mengobati luka atau bercak putih ( trush ) di mulut

Melakukan asuhan dasar bayi muda

LIHAT BAGAN

(40)
(41)

Konseling diberikan pada bayi muda dengan klasifikasi kuning dan hijau

Lakukan konseling setelah selesai memberikan tindakan

Konseling dilakukang dengan :

TANYAKAN

DENGARKAN

BERI PUJIAN ( bila benar )

BERI NASEHAT ( bila keliru )

GUNAKAN BAHASA SEDERHANA YANG MUDAH DIMENGERTI

MENGECEK PEMAHAMAN IBU.

3.1. Menggunakan Ketrampilan Komunikasi yang Baik

( sama dengan anak usia 2 bulan – 5

tahun )

(42)

3.2. MENASEHATI DAN MENGAJARI IBU CARA PEMBERIAN OBAT ORAL DI RUMAH .

 Tunjukkan , jelaskan alasanya, beri contoh, praktekkan oleh ibu, cek pemahaman ibu.

3.3. MENASEHATI DAN MENGAJARI IBU CARA

MENGOBATI INFEKSI BAKTERI LOKAL DIRUMAH  Infeksi mata , kulit / pusar dan luka di mulut.

  LIHAT BAGAN

3.4. MENASEHATI IBU TENTANG CARA PEMBERIAN ASI 1. Anjuran pemberian ASI ekslusif untuk bayi

muda.

2. Mengajari ibu cara meningkatkan produksi ASI 3. Mengajariibu menyusi dengan baik

4. Mengatasi masalah pemberian ASI pada bayi 5. Mengatasi masalah pemberian ASI pada Ibu.

6. Cara pemberian minum dengan cangkir 7. Cara mengeluarkan ASI

8. Cara menyimpan ASI

 Suhu kamar :  6 – 8 jam

 Termos es :  24 jam

 Lemari es :  2 – 3 hari

9. Cara memberikan ASI setelah disimpan LIHAT BAGAN

(43)

3.5. MENGAJARI CARA MERAWAT TALI PUSAT DAN MENJELASKAN JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI PADA BAYI MUDA

3.6. MENASEHATI IBU UNTUK MEMBERIKAN CAIRAN TAMBAHAN PADA WAKTU BAYI SAKIT.

3.7. MENASEHATI IBU KAPAN HARUS SEGERA KEMBALI MEMBAWA BAYI KE PETUGAS

KESEHATAN DAN KAPAN KUNJUNGAN ULANG.

  LIHAT BAGAN

3.8. MENASEHATI IBU TENTANG KESEHATAN

IBUNYA.

(44)
(45)

Bayi muda yang sakit yang tidak memerlukan rujukan segera  perlu kunjungan ulang.

Tindak Lanjut  diperiksa/ dinilai , membuat klasifikasi  membaik tau tidak ada

perubahan / menurun .

RUJUKLAH BAYI MUDA KE RUMAH SAKIT , jika :

Keadaan bayi memburuk ATAU

Keadaan bayi tetap dan obat pilihan kedua tidak tersedia ATAU

Petugas khawatir tentang keadaan bayi muda ATAU

Petugas tidak tahu harus berbuat apa dengan

bayi muda.

(46)

13.1. KUNJUNGAN ULANG INFEKSI BAKTERI LOKAL

13.2. KUNJUNGAN ULANG DIARE DEHIDRASI RINGAN / DEHIDRASI SEDANG

13.3. KUNJUNGAN ULANG IKTERUS

13.4. KUNJUNGAN ULANG BERAT BADAN RENDAH MENURUT UMUR

13.5. KUNJUNGAN ULANG MASALAH ASI

13.6. KUNJUNGAN ULANG LAUKA / THRUSH DI MULUT.

 LIHAT BAGAN

(47)

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan anugerahNya penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul” Analisis Koordinasi Lintas Sektor

Berdasarkan hasil penelitian, formulasi masker wajah gel peel-off ekstrak air kering buah apel (Malus domestica L.) dengan kombinasi pengering etanol dan

Penyusunan Laporan Akhir ini dibuat untuk memenuhi syarat menyelesaikan program pendidikan Diploma III (D3) pada Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik

Konstruksi sistem suspensi diatas bekerja menjadi satu kesatuan juga, seperti pada sistem suspensi depan. Konstruksi sistem suspensi belakang tersebut bertujuan untuk

Berdasarkan basil penelitian, ekstrak metanol herba urang-aring dan sawi langit mengandung senyawa flavonoid dan mempunyai daya meredam radikal bebas dengan harga EC

[3], proposed a comparative study for classifying soil texture using data mining techniques like GATree, Fuzzy Classification Rules and Fuzzy C-Means algorithm..

Terjemahan: Teori peran menyangkut salah satu karakteristik yang paling penting dari perilaku-sosial dimana manusia berperilaku dengan cara yang berbeda dan dapat diprediksi

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan menggunakan uji t pada persamaan regresi sederhana dengan tingkat signifikansi 0,05 ternyata hasil analisis data menunjukkan bahwa