• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penguasaan Alat Praktik Terhadap Hasil Praktik Siswa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Pengaruh Penguasaan Alat Praktik Terhadap Hasil Praktik Siswa"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei 2013 66

Pengaruh Penguasaan Alat Praktik Terhadap Hasil Praktik Siswa

Agus Sunyoto (

08320005)

Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang

ABSTRAK

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan yang bertujuan menyiapkan peserta didiknya untuk menjadi tenaga kerja yang terampil. Berdasarkan pengamatan di SMK Bina Utama Kendal, metode pembelajaran praktik melakukan tune up hanya menggunakan metode cermah dan tanya jawab serta jumlah alat yang tersedia sangat terbatas tidak sesuai dengan jumlah siswa, hal ini menyebabkan siswa kurang memahami penggunaan alat praktik sehingga hasil praktik kurang maksimal Masalah ini berdampak pada rendahnya nilai rata-rata hasil ulangan akhir semester ganjil tahun ajaran 2011/2012 yang nilainya sebesar 6,05 dengan ketuntasan belajar 43,24 % atau dibawah nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditentukan yakni 7,00 dengan ketuntasan belajar minimal sebesar 75%. Permasalahan yang dikaji adalah: (1) apakah ada pengaruh penguasaan alat praktik terhadap hasil praktik siswa di SMK Bina Utama Kendal?. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: (1) untuk mendeskripsikan bagaimana penguasaan alat praktik siswa SMK Bina Utama Kendal terhadap hasil praktik. Metode penelitian yang dilakukan disini termasuk dalam jenis penelitian kuantitatif. Populasi adalah siswa kelas XI TKR 2 SMK Bina Utama Kendal. Sedangkan sampel yang digunakan sebanyak 34 siswa. Alat analisis dalam penelitian ini menggunakan uji validitas dan realibilitas, uji analisis deskriptif, uji regresi linier sederhana, uji F dan uji koefisien determinan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan dokumentasi. Hasil diskripsi variabel menunjukkan sebagian besar siswa di SMK Bina Utama Kendal, yaitu 32,5 % mempunyai penguasaan alat praktik yang tergolong rendah. Hal ini dapat di lihat dari kurangnya kemampuan dalam siswa mengenal jenis dan fungsi dari alat-alat praktek, 44,2 % mempunyai kategori buruk. Hal ini menggambarkan mayoritas siswa mempunyai hasil praktek rendah. Hasil ini di perkuat dengan uji hipotesis yaitu dengan uji F yang mana dari uji tersebut nilai F hitung sebesar 119,509 lebih tinggi dari F tabel(4,057) dan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih rendah dari 0,05 (α=5%) menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan sehingga Ho di tolak dan Ha diterima,sehingga hipotesis yang menyatakan “ada pengaruh penguasaan alat praktik terrhadap hasil praktik siswa kelas XI TKR 2 SMK Bina Utama Kendal tahun ajaran 2011/2012” dapat diterima. Hasil uji koefisien determinasi mengindikasikan sebesar 72,6% hasil praktik (Y) dapat dijelaskan oleh penguasaan alat praktik.

Sedangkan sisanya 27,4% hasil praktik (Y) dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti, misalnya motivasi siswa, minat siswa, dll. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penguasaan alat praktik mempunyai pengaruh positif terhadap hasil praktik. Kondisi tersebut mengindikasikan semakin tinggi penguasaan alat praktik, maka hasil praktik akan semakin meningkat.

Saran yang dapat disampaikan adalah 1) Bagi sekolah Diharapkan pihak sekolah dapat menyediakan fasilitas praktik yang memadai, sehingga anak didik dapat melatih keterampilan dalam memanfaatkan dan menggunakan peralatan-peralatan tersebut dengan baik.2) Bagi guru diharapkan dapat memberikan contoh penggunaan alat-alat praktik secara langsung, sehingga keterampilan anak didik dalam pemanfaatan alat praktik akan semakin meningkat. 3) Bagi siswa diharapkan dapat menggunakan dengan baik, maka akan lebih mudah dalam penggunaannya merawat peralatan praktik dengan baik, karena dengan peralatan-peralatan dan membantu dalam meningkatkan keterampilan mereka.

Kata Kunci : Pengaruh penguasaan alat praktik, Terhadap hasil praktik

(2)

Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei 2013 67 PENDAHULUAN

Berdasarkan pengamatan di SMK Bina Utama Kendal, metode pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran mata pelajaran praktik melakukan tune up engine hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab, sedangkan media yang dipakai adalah media gambar dari benda nyata seperti gambar bagian komponen sistem bahan bakar bensin dan gambar dari alat praktek yang akan digunakan dalam pelaksanaan praktek tune up engine. Penggunaan metode ceramah dan tanya jawab tidak dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari siswa yang terkesan tidak memperhatikan guru ketika sedang menerangkan, siswa lebih banyak diam dan sedikit bertanya bahkan ada yang bicara sendiri. Akibatnya siswa mengalami kesulitan dalam menerima materi pelajaran yang diberikan pendidik sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai, kemudian siswa tidak memahami tentang materi dan cara penggunaan alat praktek yang akan digunakan pada waktu akan dilaksanakan kegiatan praktik melakukan tune up engine, langkah apa yang akan diambil dari awal praktik harus diapakan benda kerja yang ada kemudian bagaimana cara penggunaan alat yang ada siswa kurang menguasai sehingga hasil praktek tidak sesuai Standar kompetensi. Penggunaan media pendidikan dapat meningkatkan motivasi dan perhatian siswa dalam belajar. Namun demikian media yang digunakan berupa gambar dari benda nyata tidak dapat dilihat siswa dengan jelas. Alat praktikum atau alat peraga yang seharusnya ada untuk pembelajaran siswa kurang memadai. Sehingga pembelajaran tidak berjalan secara efektif karena alat praktek yang digunakan kurang memadai dengan jumlah siswa yana ada. Meskipun jumlah guru produktif sudah mencukupi saat kegiatan praktek namun dalam pelaksanaanya siswa tidak dapat melaksanakan praktek yang sesuai dengan kompetensi yang dipengaruhi beberapa faktor yang telah dibahas sebelumnya. Selain itu faktor yang dapat menyebabkan rendahnya kompetensi siswa SMK Bina Utama diantaranya yaitu layanan yang diberikan sekolah dalam hal fasilitas serta layanan pembelajaran masih kurang memadai. Dalam kondisi ekonomi yang tidak stabil ternyata tidak semua sekolah mampu memberikan layanan fasilitas yang optimal, baik secara umum maupun dalam konteks fasilitas pembelajaran (media praktikum).

Diperoleh gambaran beberapa masalah yang menghambat proses belajar mengajar yang dialami oleh siswa dan guru di kelas maupun di bengkel khususnya di Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan. Beberapa permasalahan tersebut antara lain: (1) siswa mengalami kesulitan memahami pelajaran yang diceramahkan; (2) siswa belum menunjukan kemauan belajar secara mandiri; (3) penguasaan konsep teori dan penguasaan alat yang masih kurang; (4) minat mengikuti pelajaran teori kejuruan dan produktif yang masih kurang. Masalah ini berdampak pada rendahnya ketuntasan belajar siswa, hal ini dapat dilihat dari rata-rata hasil ulangan murni akhir semester ganjil tahun ajaran 2011/2012 yang nilainya sebesar 6,05 dengan ketuntasan belajar 43, 24 % atau dibawah nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditentukan yakni 7,00 dengan ketuntasan belajar minimal sebesar 75% .

(3)

Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei 2013 68 Kendala tersebut menuntut agar siswa dapat memahami dan menguasai alat praktik. Pentingnya media pembelajaran adalah sebagai usaha mengefektifkan proses belajar dengan menyajikan ilmu secara jelas, lengkap dan mudah dipahami. Selain itu juga menyediakan sumber belajar bagi siswa untuk belajar secara mandiri dan mengulang materi belajar. Usaha yang telah dilakukan guru adalah dengan menyusun modul belajar tentang tune up engine, namun efektifitas transfer ilmunya masih dirasa kurang.

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Praktikum Di Sekolah Menengah kejuruan

Praktikum termasuk ke dalam penilaian kinerja (performance assesment) yang merupakan penilaian berbagai macam tugas, serta situasi dimana peserta tes diminta untuk mendemonstrasikan pemahan dan pengaplikasian pengetahuan yang mendalam. Praktikum di SMK memiliki unsur-unsur yang mencakup hal-hal sebagai berikut:

1. Peralatan praktikum

Definisi peralatan menurut kamus besar bahasa indonesia adalah beragam alat atau perkakas atu kelengkapan, maka peralatan praktikum dapat diartikan sebagai beragam alat atau perkakas atau kelengkapan yang digunakan pada kegiatan praktikum. Barang yang digunakan dalam hal ini adalah yang berhubungan dengan praktikum. Memelihara sistem bahan bakar bensin adalah seperti engine stand, kunci-kunci, dan lain-lain. Merencanakan pengadaan peralatan yang akan digunakan untuk praktikum harus diselaraskan dengan tujuan atau sasaran belajar dan pertimbangan lainnya bahwa perlengkapan meliputi : ruang kelas, laboratorium, bengkel, alat-alat bantu pengajaran, perkakas, tempat kerja, serta mesin-mesin. Hanya digambarkan secara garis besar saja dan hanya ditentukan dari luar. Dari segi pengambilan keputusan kuantitatif maupun kualitatif. Perencanaan harus diselaraskan dengan pertimbangan-pertimbangan utama sebagai berikut yaitu sasaran belajar, pengaturan pendidikan (misalnya jadwal waktu ) ukuran kelompok, jenis ruangan, keuangan yang tersedia.Berdasarkan uraian tentang perencanaan pengadaan peralatan praktikum di suatu bengkel kerja yang ideal, yang ada hanya sarana yang mendekati ideal. Selain dari pengadaan peralatan di bengkel kerja, perlu dipertimbangkan juga adalah penggunaan alat-alat praktikum secara benar.

2. Metode Pengajaran Praktikum

Metode adalah cara yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan.

Metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar akan berhasil bila tujuan pengajaranya tercapai. Pengajaran yang berlangsung dalam lingkup pendidikan kejuruan harus memungkinkan pelajaran mengenal tugas-tugas yang khas untuk bidang kejuruanya, begitu pula menanggulangi persoalan-persoalan dalam kenyataan dalam bidang profesinya. Tugas serta persoalan itu beraneka ragam sifatnya. Jadi metode yang digunakan dalam pengajaran hendaknya disesuaikan serta beraneka ragam pula.

(4)

Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei 2013 69 3. Prosedur Pelaksanaan Praktikum

Praktikum pada pelaksanaan sebenarnya, siswa diberikan petunjuk terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan agar siswa bisa melaksanakan tugasnya dengan lancar dan mencapai hasil yang baik.

Petunjuk ini biasanya disusun dalam suatu lembaran kerja (instructional sheet) . Adapun lembaran kerja menurut pedoman pelaksanaan kurikulum pendidikan menengah kejuruan Sebelum siswa mendapatkan pelajaran mengenai materi tune up .siswa diharuskan untuk mempelajari terlebih dahulu materi dasar seperti memahami dasar - dasar mesin,memahami proses pembentukan logam, menjelaskan proses – proses mesin konversi energi, menginterplasikan gambar teknik, menggunakan peralatan praktek dan perlengkapan ditempat kerja, menggunakan alat- alat ukur, dan menerapkan prosedur keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan tempat kerja. Penguasaan materi tersebut adalah keharusan, sehingga siswa mampu melakukan dan menguasai teori suatu praktek pada kompetensi tune up engine.

Suatu petunjuk praktikum yang baik akan sangat membantu siswa dalam melaksanakan paktikum. Begitu pula sebaliknya bila petunjuk praktikum tidak disusun dengan baik maka akan menghambat proses belajar mengajar praktikum di bengkel.

Mata Pelajaran Praktik

Menghasilkan lulusan yang siap bekerja di dunia usaha maupun dunia industri (DU/DI), maka isi program pendidikan dan pelatihannya pun selain menyangkut umum juga khusus.

Komponen pendidikan yang menjadikan SMK berbeda dengan SMU adalah komponen produktif. Komponen ini meliputi semua mata diklat yang bersifat kejuruan. Dalam pengertian yang dicantumkan dalam Depdikbud bahwa mata diklat produktif adalah segala mata diklat yang dapat membekali pengetahuan teknik dasar keahlian kejuruan. Pengertian ini dipertegas lagi sebagai materi yang berkaitan dengan pembentukan kemampuan keahlian tertentu sesuai program keahlian masing- masing.

Penguasaan mata pelajaran praktik merupakan suatu pemahaman terhadap mata diklat kejuruan dengan keahlian tertentu sesuai dengan program keahlian masing-masing. Seberapa jauh siswa menguasai mata diklat produktif diwujudkan dalam prestasi. Prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan atau dikerjakan.

Hasil dari prestasi belajar dapat dikelompokkan dalam berbagai mata diklat, diantaranya mata diklat produktif. Bukti konkritnya dijabarkan dalam perolehan nilai rapor siswa. Buku rapor tersebut menyajikan prestasi siswa yang tentu saja mencantumkan kemajuan belajar siswa yang bersangkutan.

Dalam penelitian ini, penguasaan mata diklat produktif berupa angka/nilai yang tercantum dalam rapor. Nilai tersebut mencerminkan penguasaan siswa terhadap materi mata pelajaran praktik yang telah diterima kemudian dicari rata-ratanya.

(5)

Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei 2013 70 METODE PENELITIAN

Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan penelitian kuantitatif, yaitu pendekatan yang mendasarkan pada perhitungan angka-angka atau statistik.

Dalam penelitian ini peneliti menentukan aspek-aspek yang di analisa berupa jumlah alternatif jawaban yang telah disediakan, jumlah skor jawaban yang ada. Data kuantitatif berupa hasil belajar kognitif yang dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif.

Analisis data didasarkan pada hasil rekapitulasi data kuantitatif jawaban subyek penelitian terhadap soal tes yang diberikan. Kemudian dianalisis dengan mencari persentase skor jawaban siswa.

Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian, yaitu elemen-elemen yang ada dalam wilayah penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa kelas XI TKR 2 SMK Bina Utama Kendal, sebanyak 37 orang.

Dalam pengambilan sampel ini peneliti berpedoman pada tabel kretjie.

Tabel 1. Tabel Kretjie

Berdasarkan tabel kretjie diatas jika jumlah populasi 37 berada di tengah-tengah antara jumlah populasi 35 dan 40, maka peneliti berdasarkan jumlah populasi, maka digunakan 34 orang yang digunakan sebagai sampel penlitian.

(6)

Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei 2013 71 Teknik Pengumpulan Data

Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu dokumentasi dan tes seperti dijelaskan berikut.

1. Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu metode yang digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa; catatan, daftar nilai, buku, surat kabar, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya. Pengggunaan metode dokumentasi ini adalah untuk mengungkap data tentang; jumlah siswa setiap kelas, nama siswa, nomor induk siswa, prestasi belajar , dan data lain dari siswa serta dokumen sekolah

.

2. Format tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Soal tes yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui sesudah pembelajaran, maka tes ini disusun sesuai dengan indikator yang dikembangkan.prestasi belajar siswa pada aspek kognitif .

HASIL PENELITIAN

Deskripsi variabel di sini akan menguraikan tanggapan responden mengenai variabel yang diteliti, yaitu penguasaan alat praktik dan hasil praktik. Untuk mengetahui tanggapan responden terhadap variabel tersebut, dapat dijelaskan sebagai berikut.

a. Penguasaan alat praktik adalah variabel bebas yang diberi simbol (X)

Penguasaan alat praktik dalam hal ini adalah pemahaman siswa mengenai penggunaan dan pemanfaatan alat-alat praktik tune up engine yang ada di tempat kerja sekolah/bengkel.

Penguasaan alat praktik dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan tiga indikator, yaitu: 1) kemampuan siswa mengenal jenis dan fungsi dari alat-alat praktik; 2) memahami dampak negatif dari kesalahan penggunaan alat praktik; dan 3) memahami manfaat penggunaan alat praktik dengan benar. Tanggapan responden mengenai ketiga indikator tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

1) Kemampuan siswa mengenal jenis dan fungsi dari alat-alat praktik

Tanggapan responden mengenai indikator ”kemampuan siswa mengenal jenis dan fungsi dari alat-alat praktik” dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Tanggapan responden mengenai indikator

”kemampuan siswa mengenal jenis dan fungsi dari alat-alat praktik”

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent valid Sangat

tinggi

10 29,4 29,4 29,4

Tinggi 3 8,8 8,8 38,2

(7)

Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei 2013 72

Rendah 6 17,6 17,6 55,8

Sangat rendah

15 44,2 44,2 100,0

Total 34 100,0 100,0

Berdasarkan tabel 2 menunjukkan 15 orang (44,2%) memiliki kategori tanggapan sangat rendah, 10 orang (29,4%) memiliki kategori tanggapan sangat tinggi, 6 orang (17,6%) memiliki kategori tanggapan rendah, dan 3 orang (8,8%) memiliki kategori tanggapan tinggi. Dapat disimpulkan mayoritas siswa kelas XI TKR 2 SMK Bina Utama Kendal, yaitu 44,2%

mempunyai kemampuan mengenal jenis dan fungsi dari alat-alat praktik sangat rendah.

2) Memahami dampak negatif dari kesalahan penggunaan alat praktik

Tanggapan responden mengenai indikator ”memahami dampak negatif dari kesalahan penggunaan alat praktik” dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Tanggapan responden mengenai indikator

”memahami dampak negatif dari kesalahan penggunaan alat praktik”

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

valid Sangat tinggi 11 32,3 32,3 32,3

Tinggi 4 11,7 11,7 44

Rendah 4 11,7 11,7 55,7

Sangat rendah 15 44,3 44,3 100,0

Total 34 100,0 100,0

Berdasarkan tabel 3 menunjukkan 15 orang (44,3%) memiliki kategori tanggapan sangat rendah, 11 orang (32,3%) memiliki kategori tanggapan sangat tinggi, 4 orang (11,7%) memiliki kategori tanggapan rendah, dan 4 orang (11,7%) memiliki kategori tanggapan tinggi. Dapat disimpulkan mayoritas siswa kelas XI TKR 2 SMK Bina Utama Kendal, yaitu 44,3%

mempunyai pemahaman sangat rendah terhadap dampak negatif dari kesalahan penggunaan alat praktik.

3) Memahami manfaat penggunaan alat praktik dengan benar

Tanggapan responden mengenai indikator ”memahami manfaat penggunaan alat praktik dengan benar” dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Tanggapan responden mengenai indikator

”memahami manfaat penggunaan alat praktik dengan benar”

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

valid Sangat tinggi 12 35,2 35,2 35,2

Tinggi 3 8,8 8,8 44

Rendah 6 17,6 17,6 61,6

Sangat rendah 13 39,4 39,4 100,0

Total 34 100,0 100,0

Berdasarkan tabel 4 menunjukkan 13 orang (38,4%) memiliki kategori tanggapan sangat rendah, 12 orang (35,2%) memiliki kategori tanggapan sangat tinggi, 6 orang (17,6%) memiliki kategori tanggapan rendah, dan 3 orang (8,8%) memiliki kategori tanggapan tinggi. Dapat

(8)

Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei 2013 73 disimpulkan mayoritas siswa kelas XI TKR 2 SMK Bina Utama Kendal, yaitu 38,4%

mempunyai pemahaman sangat rendah mengenai manfaat penggunaan alat praktik dengan benar. Secara keseluruhan tanggapan responden mengenai penguasaan alat praktik dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Tanggapan responden mengenai penguasaan alat praktik Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent valid Sangat tinggi 8 23,5 23,5 23,5

Tinggi 7 20,5 20,5 44

Rendah 8 23,5 23,5 67,5

Sangat rendah 11 32,5 32,5 100,0

Total 34 100,0 100,0

Berdasarkan tabel 5 menunjukkan 11 orang (32,5%) memiliki kategori tanggapan sangat rendah, 7 orang (20,5%) memiliki kategori tanggapan tinggi, 8 orang (23,5%) memiliki kategori tanggapan rendah, dan 8 orang (23,5%) memiliki kategori tanggapan sangat tinggi.

Dapat disimpulkan mayoritas siswa kelas XI TKR 2 SMK Bina Utama Kendal, yaitu 32,5%

memiliki persepsi sangat rendah mengenai penguasaan alat praktik.

b. Hasil praktik adalah variabel terikat yang diberi simbol (Y)

Merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional yang memadukan secara sitematik dan sinkron program pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan praktik langsung di bengkel sekolah, terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional tertentu.

Hasil praktik dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan lima indikator, yaitu: 1) ketepatan kerja siswa yang bersangkutan di bengkeel; 2) tingkat pengetahuan dan ketrampilan; 3) mempunyai gerakan yang cepat menanggapi tanda-tanda; 4) dapat menduga kemungkinan timbulnya kesulitan; dan 5) kesiapan untuk mengatasi setiap kesulitan yang timbul. Tanggapan responden mengenai kelima indikator hasil praktik dapat dilihat pada penjelasan berikut.

1) Ketepatan kerja siswa yang bersangkutan di bengkel

Tanggapan responden mengenai indikator “ketepatan penyelesaian praktek siswa yang bersangkutan di bengkel” dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. Tanggapan responden mengenai indikator

“ketepatan penyelesaian praktek siswa yang bersangkutan di bengkel”

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

valid Sangat baik 10 29,4 29,4 29,4

Baik 7 20,5 20,5 49,9

Buruk 6 17,6 17,6 67,5

Sangat buruk 11 32,5 32,5 100,0

Total 34 100,0 100,0

Berdasarkan tabel 6 menunjukkan 11 orang (32,5%) memiliki kategori tanggapan sangat buruk, 10 orang (29,4%) memiliki kategori tanggapan sangat baik, dan 7 orang (20,5%)

(9)

Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei 2013 74 memiliki kategori tanggapan baik dan buruk. Dapat disimpulkan mayoritas siswa kelas XI TKR 2 SMK Bina Utama Kendal, yaitu 32,5% memiliki persepsi sangat buruk mengenai waktu penyelesaian praktek yang dilaksanakan di bengkel.

2) Tingkat pengetahuan dan ketrampilan

Tanggapan responden mengenai indikator ”tingkat pengetahuan dan keterampilan” dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7. Tanggapan responden mengenai indikator

”tingkat pengetahuan dan keterampilan”

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent valid Sangat baik 10 29,4 29,4 29,4

Baik 7 20,5 20,5 49,9

Buruk 8 23,5 23,5 73,4

Sangat buruk 9 26,6 26,6 100,0

Total 34 100,0 100,0

Berdasarkan tabel 7 menunjukkan 10 orang (29,4%) memiliki kategori tanggapan sangat baik, 8 orang (23,5%) memiliki kategori tanggapan buruk dan sangat buruk, dan 7 orang (20,5%) memiliki kategori tanggapan baik. Dapat disimpulkan mayoritas siswa kelas XI TKR 2 SMK Bina Utama Kendal, yaitu 29,4% mempunyai tingkat pengetahuan dan keterampilan sangat baik.

3) Mempunyai gerakan yang cepat menanggapi tanda-tanda

Tanggapan responden mengenai indikator ”mempunyai gerakan yang cepat dalam menanggapi tanda-tanda” dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 8. Tanggapan responden mengenai indikator

”mempunayi gerakan yang cepat dalam menanggapi tanda-tanda”

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

valid Sangat baik 11 32,3 32,3 32,3

Baik 5 14,7 14,7 47

Buruk 9 26,4 26,4 73,4

Sangat buruk 9 26,6 26,6 100,0

Total 34 100,0 100,0

Berdasarkan tabel 8 menunjukkan 11 orang (32,3%) memiliki kategori tanggapan sangat baik, 9 orang (26,6%) memiliki kategori tanggapan sangat buruk, 9 orang (26,4%) memiliki kategori tanggapan buruk, dan 5 orang (14,7%) memiliki kategori tanggapan baik. Dapat disimpulkan mayoritas siswa kelas XI TKR 2 SMK Bina Utama Kendal, yaitu 32,3% memiliki gerakan yang cepat dalam menanggapi tanda-tanda.

4) Dapat menduga kemungkinan timbulnya kesulitan

Tanggapan responden mengenai indikator “dapat menduga kemungkinan timbulnya kesulitan” dapat dilihat pada tabel 9.

(10)

Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei 2013 75 Tabel 9. Tanggapan responden mengenai indikator

“dapat menduga kemungkinan timbulnya kesulitan”

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent valid Sangat baik 11 32,3 32,3 32,3

Baik 8 23,5 23,5 55,8

Buruk 7 20,5 20,5 76,3

Sangat buruk 8 23,7 23,7 100,0

Total 34 100,0 100,0

Berdasarkan tabel 9 menunjukkan 11 orang (32,3%) memiliki kategori tanggapan sangat baik, 8 orang (23,5%) memiliki kategori tanggapan baik. 7 orang (20,5%) memiliki tanggapan buruk. 8 orang (23,7%) memiliki kategori tanggapan sangat buruk. Dapat disimpulkan mayoritas siswa kelas XI TKR 2 SMK Bina Utama Kendal, yaitu 32,3% dapat menduga dengan baik kemungkinan timbulnya kesulitan yang terjadi.

5) Kesiapan untuk mengatasi setiap kesulitan yang timbul

Tanggapan responden mengenai indikator “kesiapan untuk mengatasi setiap kesulitan yang timbul” dapat dilihat pada tabel 10.

Tabel 10. Tanggapan responden mengenai indikator

“kesiapan untuk mengatasi setiap kesulitan yang timbul”

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

valid Sangat baik 14 41,1 41,1 41,1

Baik 1 2,9 2,9 44

Buruk 5 14,7 14,7 58,7

Sangat buruk 14 41,3 41,3 100,0

Total 34 100,0 100,0

Berdasarkan tabel 10 menunjukkan 14 orang (41,3%) memiliki kategori tanggapan sangat buruk, 14 orang (41,1%) memiliki kategori tanggapan sangat baik, 5 orang (14,7%) memiliki kategori tanggapan buruk, dan 1 orang (2,9%) memiliki kategori tanggapan baik.

Dapat disimpulkan mayoritas siswa kelas XI TKR 2 SMK Bina Utama Kendal, yaitu 41,3%

mempunyai kesiapan sangat buruk dalam mengatasi setiap kesulitan yang timbul.

Secara keseluruhan, tanggapan responden mengenai hasil praktik dapat dilihat pada tabel 11.

Tabel 11. Tanggapan responden mengenai hasil praktik Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

valid Sangat baik 9 26,4 26,4 26,4

Baik 7 20,5 20,5 46,9

Buruk 10 29,4 29,4 76,3

Sangat buruk 8 23,7 23,7 100,0

Total 34 100,0 100,0

Berdasarkan tabel 11 menunjukkan 10 orang (29,4%) memiliki kategori tanggapan buruk, 7 orang (20,5%) memiliki kategori tanggapan baik, 8 orang (23,7%) memiliki kategori tanggapan sangat buruk, dan 9 orang (26,4%) memiliki kategori tanggapan sangat baik. Dapat

(11)

Gardan. Vol. 3 No. 1, Mei 2013 76 disimpulkan mayoritas siswa kelas XI TKR 2 SMK Bina Utama Kendal, yaitu 29,4% memiliki hasil praktik buruk.

KESIMPULAN

Dari hasil analisis yang dilakukan, dapat diambil simpulan sebagai berikut:

1. Hasil uji regresi menunjukkan variabel penguasaan alat praktik mempunyai pengaruh positif terhadap hasil praktik. Kondisi tersebut mengindikasikan semakin tinggi penguasaan alat praktik, maka hasil praktik akan semakin meningkat.

2. Hasil uji hipotesis dengan uji F menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan variabel penguasaan alat praktik terhadap hasil praktik, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, artinya hipotesis yang menyatakan ”ada pengaruh penguasaan alat praktik terhadap hasil praktik siswa XI TKR 2 SMK Bina Utama Kendal” dapat diterima.

3. Hasil uji koefisien determinasi mengindikasikan sebesar 72,6% hasil praktik (Y) dapat dijelaskan oleh penguasaan alat praktik. Sedangkan sisanya 27,4% hasil praktik (Y) dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti, misalnya motivasi siswa, minat siswa, dll

DAFTAR PUSTAKA

Alfassi, Mariam, 2004, An analysis of factors influencing learning achievement on high school students.

Anni , Chatarina Tri. 2004. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK UNNES.

Anwar, Moch. Idochi. (2004). Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan.

Bandung: Alfabeta

Arikunto, Suharsimi, 2007, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Bina Aksara Azwar, S. 2000. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Dawson,R. Hancock. 2001. The factors influence the achievement.

Debdikbud, 1999, Kurikulum, Garis-garis Besar Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud.

Ghozali, I. 2005. Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Undip.

Hamalik, Umar, 1994. Psikologi Belajar. Bandung: Sinar Baru.

Kartini Kartono, 2005, Pengantar Metodologi Riset Sosial, Bandung: Mandar Maju.

M. Dalyono. 2005. Psikologi Pendidikan. Cetakan Keempat, Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Ngalim purwanto. 1988. Psikologi pendidikan. Cetakan keempat edisi dua, Bandung CV remaja karya.

Santoso, Singgih, 2000, SPSS Mengolah Data Statistik Secara Profesional, Edisi ke-2, PT. Elex Media Komputindo Gramedia Jakarta: Jakarta.

Sardiman, AM. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Slameto, 2003, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta.

Gambar

Tabel 1. Tabel Kretjie
Tabel 3. Tanggapan responden mengenai indikator
Tabel 5. Tanggapan responden mengenai penguasaan alat praktik   Frequency  Percent  Valid
Tabel 7. Tanggapan responden mengenai indikator
+2

Referensi

Dokumen terkait

Form kondisi manager merupakan form yang berisi halaman tentang kriteria kondisi dari genotype diet sehat beserta nilai dari certainty factor.. Data kondisi

Perlakuan G4 artinya perlakuan dengan genagan selama empat hari sehingga dapat diketahui G4 A jumlah akar primer sebanyak 35 dan G4 B sebanayak 19, dengan berat

[r]

Jika sekumpulan data dibagi menjadi empat bagian yang sama banyaknya dan sudah disusun menurut urutan nilainya, maka bilangan pembaginya disebut Kuartil , ada tiga buah Kuartil

KOMUNIKASI DATA DAN JARINGAN KOMPUTER, PRAKTEK. HERU WAHYU

Input untuk sistem ini adalah citra digital yang diambil dari webcam dan dimasukan kedalam proses pengambilan gambar wajah menggunakan blokset simulink sebagai

In Broken Masculinities, Çimen Günay-Erkol begins her introduction by outlining the various military interventions that have taken place in Turkey in order to set the context for

[r]