• Tidak ada hasil yang ditemukan

Artinya: Adalah suatu kemungkinan untuk menggolongkan semua masyarakat, dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Artinya: Adalah suatu kemungkinan untuk menggolongkan semua masyarakat, dalam"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Teori tahap-tahap pertumbuhan ekonomi Rostow merupakan literatur ekonomi yang paling luas beredar dan banyak menjadi acuan bagi negara-negara berkembang dalam menjalankan modernisasinya (Jhingan, 149: 2000). Bahkan menurut Sukirno (121: 1985) Teori Rostow merupakan salah salah satu teori yang banyak menarik perhatian para ilmuan baik dari kalangan ahli Ekonomi maupun Sejarah. Komentar para ahli terhadap Teori Rostow jauh lebih panjang daripada teori Rostow itu sendiri.

Walt Whitman Rostow (7 Oktober 1916 – 13 Februari 2003) adalah seorang ahli sejarah ekonomi asal Amerika Serikat, yang pada tahun 1960-an menulis sebuah buku The Stages of Economic Growth, A Non-Communist Manifesto. Buku ini mengurai sejarah perkembangan ekonomi Amerika Serikat dengan menggunakan pendekatan analisis historis. Menurut Rostow pembangunan ekonomi berlangsung secara betingkat-tingkat dengan lima tahapan yang dijabarkan dalam teorinya, yaitu: 1) The traditional society (Masyarakat tradisional); 2) The precondition for take off (Pra kondisi lepas landas); 3) The take off (Lepas landas); 4) The drive to maturity (Pendewasaan); dan 5) The age of high mass consumption (Zaman konsumsi masa besar-besaran) (Rostow 4:199)

Model pertumbuhan ekonomi bertahap (Stages of Growth model of development) muncul dikarenakan adanya perang dingin yang berkobar pada dekade 1950-an dan 1960-an (Todaro, 95: 2000). Suasana politik perang dingin tersebut memicu persaingan sengit dikalangan negara-negara besar untuk mencari pengikut setia dari kalangan negara-negara yang baru saja merdeka. Salah satu tokoh penganjur model pertumbuhan ekonomi yang paling terkenal adalah Walt.

Whitman Rostow. Ia berpendapat bahwa perubahan dari keterbelakangan menuju kemajuan ekonomi dapat dijelaskan kedalam lima seri tahapan yang harus dilalui oleh semua negara, seperti yang diungkapkan oleh Rostow dalam bukunya The Stages Of Economic Growth, Sebagai berikut:

It is possible to identify all societies, in their economic dimensions, as lying within one of five categories: the traditional society, the preconditions for take-off, the take-off, the drive to maturity, and the age of high mass- consumption (Rostow, 4: 1993)

Artinya:

Adalah suatu kemungkinan untuk menggolongkan semua masyarakat, dalam

(2)

dimensi ekonomi mereka, sebagai bagian didalam salah satu dari lima kategori: masyarakat tradisioanal, pra kondisi lepas landas, lepas landas, pendewasaan, dan zaman konsumsi besar-besaran.

Rostow menggolongkan semua masyarakat dunia ke dalam lima tahap yang disebutkan diatas, tahap pertama adalah masyarakat tradisional (the traditional society) yang menurut Rostow sebagai berikut:... A traditional society is one whose structure is developed within limited production functions, based on pre-Newtonian science and technology, and on pre- Newtonian attitudes towards the physical world. (The Stages Of Economic Growth, 1993: 4)

Artinya:

Masyarakat tradisional adalah masyarakat yang strukturnya berkembang dalam fungsi-fungsi produksi yang terbatas, berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi pra Newton, dan berdasarkan pandangan (sikap) pra newton terhadap dunia fisika.

Dengan begitu masyarakat tradisional dipandang sebagai masyarakat yang strukturnya berkembang didalam fungsi produksi yang terbatas yang didasarkan kepada teknologi, ilmu pengetahuan dan sikap masyarakat seperti sebelum masa Newton, yang dimaksudkan oleh Rostow dengan masyarakat sebelum Newton adalah suatu masyarakat yang masih menggunakan cara-cara memproduksi yang relatif primitif dan cara hidup masyarakat yang masih sangat dipengaruhi oleh cara pemikiran yang irasional (Sukirno, 103: 1985). Newton dipakai Rostow sebagai simbol mulainya manusia berpikir bahwa dunia luar tunduk pada beberapa hukum yang dapat diketahui dan bisa secara sistematis diselenggarakan secara produktif.

Menurut Rostow dalam suatu masyarakat tradisional tingkat produksi perkapita dan tingkat produktivitas pekerja masih sangat terbatas, oleh sebab itu sebagian besar dari sumber-sumber daya masyarakat digunakan untuk kegiatan dalam sektor pertanian. Dalam sektor ini struktur sosialnya sangat bersifat hirarkis, yaitu anggota masyarakat mempunyai kemungkinan yang sangat kecil untuk mengadakan mobilitas secara vertikal dalam struktur sosial. Maksudnya ialah kedudukan seseorang dalam masyarakat tidak akan berbeda dengan

(3)

kedudukan ayahnya, kakeknya dan nenek moyangnya. Jhingan menyebut struktur sosial masyarakat seperti itu bersifat berjenjang, hubungan darah dan keluarga memainkan peranan yang menentukan (2000: 143). Hal di atas dikemukakan Rostow dalam bukunya seperti berikut:

Generally speaking, these societies, because of the limitation on productivity, had to devote a very high proportion of their resources to agriculture; and flowing from the agricultural system there was an hierarchical social structure, with relatively narrow scope--but some scope--for vertical mobility. Family and clan connexions played a large role in social organization. The value system of these societies was generally geared to what might be called a long-run fatalism; that is, the assumption that the range of possibilities open to one's grandchildren would be just about what it had been for one's grandparents (1993: 5).

Artinya:

secara umum, masyarakat seperti ini, oleh karena terbatasnya produktivitas, harus mencurahkan sebagain besar dari sumber tenaga mereka untuk pertanian, dan di dalam sistem pertanian itu terdapat struktur sosial yang bertingkat-tingkat dengan ruang lingkup yang relatif sempit tetapi ada lingkup seadanya untuk gerak vertikal. Hubungan keluarga dan suku memegang peranan besar dalam organisasi sosial. Sistem penilaian dari masyarakat ini umumnya berputar pada apa yang mungkin dinamakan fatalisme jangka panjang, yaitu asumsi bahwa kemungkinan lapangan yang terbuka untuk seorang cucu kira-kira akan sama dengan apa yang sudah didapat kakeknya. Mengenai kegiatan politik dan pemerintahan dalam tahap masyarakat tradisional, Rostow menggambarkan bahwa walaupun kadang-kadang terdapat sentralisasi dalam pemerintahan, pusat dari kekuasaan politik terdapat di daerah- daerah, ditangan tuan-tuan tanah yang berkuasa dalam berbagai daerah. Kebijaksanaan dari pemerintah pusat selalu dipengaruhi oleh pandangan tuan-tuan tanah di berbagai daerah tersebut. Rostow mengartikan pembangunan ekonomi sebagai suatu proses yang menyebabkan

(4)

perubahan dan ciri-ciri penting dalam suatu masyarakat, yaitu perubahan dalam keadaan sistem politiknya, struktur sosialnya, nilai-nilai masyarakatnya, dan struktur kegiatan ekonominya. Apabila perubahan-perubahan seperti itu timbul sehingga menyebabkan pertumbuhan lebih selalu berlaku, maka proses pertumbuhan ekonomi dapat dikatakan sudah mulai berlaku dan masyarakat yang mencapai taraf tersebut menurut Rostow sudah dikatakan berada pada tahap prasyarat untuk tinggal landas yaitu tahapan yang akan dilalui setelah tahap pertama telah terpenuhi.

Tahap kedua dinamakan The precondition for take off (Pra kondisi lepas landas), tahap ini merupakan transisi dimana prasyarat-prasyarat pertumbuhan swadaya dibangun atau diciptakan (Jhingan, 143: 2000). Corak dari tahap prasyarat untuk lepas landas dibedakan oleh Rostow menjadi dua jenis, yang pertama adalah tahap prasyarat untuk lepas landas yang dicapai oleh negara- negara Eropa, Asia, Timur Tengah dan Afrika yang dilakukan dengan merombak masyarakat tradisional ynag sudah ada. Bentuk kedua adalah yang dicapai oleh negara-negara yang dinamakan oleh Rostow born free, yaitu Amerika Serikat, Kanada, Australia dan Selandia Baru, yang dapat mencapai tahap prasyarat untuk lepas landas tanpa harus merombak sistem masyarakat tradisional karena negara- negara itu terdiri dari imigran yang telah mempunyai sifat yang diperlukan oleh suatu masyarakat untuk mencapai tahap prasyarat untuk lepas landas (Azwar, 23:

1962).

Rostow sangat menekankan perlunya perubahan yang bersifat multi dimensi yaitu perubahan dalam bidang ekonomi, politik, dan sosial masyarakat, karena ia tidak yakin akan kebenaran pandangan yang menyatakan bahwa pembangunan akan dapat dengan mudah diciptakan apabila dapat dilakukan peningkatan dalam tabungan (Sukirno: 104: 1985). Menurut pandangan tersebut, kenaikan tersebut akan memungkinkan peningkatan penanaman modal dan

(5)

mempercepat pembangunan ekonomi. Tingkat tabungan yang tinggi akan menyebabkan tercapainya tingkat penanaman modal yang tinggi hal tersebut akan menjamin tercapainya pertumbuhan ekonomi dengan naiknya pendapatan nasional yang lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan penduduk.

Menurut keyakinan Rostow, kenaikan tabungan, penanaman modal dan selanjutnya pembangunan ekonomi, hanya akan tercapai apabila perubahan- perubahan tersebut diikuti oleh perubahan-perubahan lain dalam masyarakat.

Perubahan itulah yang akan memungkinkan berlakunya kenaikan dalam tabungan dan penggunaan tabungan itu dengan sebaik-baiknya. Kegiatan masyarakat harus sanggup memanipulasi dan selanjutnya menggunakan ilmu pengetahuan modern dan membuat penemuan-penemuan baru (Invensi) yang bersifat menurunkan biaya produksi.

Di samping itu harus terdapat pula orang-orang yang bersedia menggunakan penemuan baru untuk modernisasi kegiatan produksi. Kemudian harus terdapat pula golongan masyarakat yang bersedia menciptakan tabungan dan meminjamkannya kepada pengusaha yang inovatif untuk memperbesar produksi dan mempertinggi tingkat produktivitas. Dan akhirnya sebagian besar masyarakat harus bersedia mendapat pendidikan dan latihan untuk pekerjaan- pekerjaan disektor industri, dan harus dapat melakukan tugasnya dengan disiplin kerja yang tinggi. Singkatnya adalah kenaikan dalam tingkat penanaman modal yang akan menciptakan pembangunan ekonomi yang lebih cepat dari sebelumnya bukan semata-mata tergantung kepada kenaikan dalam tingkat tabungan, tetapi juga kepada perubahan radikal dalam sikap masyarakat terhadap ilmu pengetahuan, hal tersebut bertujuan untuk mengubah teknik produksi, sikap pengambilan resiko dan dalam sikap terhadap kondisi-kondisi maupun cara-cara bekerja.

Rostow menekankan bahwa kenaikan tingkat penanaman modal hanya

(6)

mungkin tercipta apabila terjadi perubahan dalam struktur kegiatan ekonomi.

Kemajuan-kemajuan disektor pertanian, pertambangan dan prasarana harus terjadi bersama-sama dengan proses peningkatan penanaman modal. Pembangunan ekonomi hanya dimungkinkan oleh adanya kenaikan produktivitas di sektor pertanian dan perkembangan di sektor pertambangan, hal ini berarti bahwa walaupun negara yang telah mencapai pertumbuhan yang tinggi merupakan negara industri, perkembangan permulaan kearah itu hanya dimungkinkan oleh adanya perkembangan di sektor pertanian dan pertambangan.

Pada taraf permulaan dari proses pembangunan, sektor industri masih belum mampu menjadi motor penggerak dari proses tersebut. Kenaikan produktivitas sektor pertanian dan pertambangan merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi untuk melepaskan sesuatu masyarakat dari belenggu ketradisioanalan dan keterbelakangannya. Sektor pertanian memegang peranan yang penting dalam masa peralihan sebelum mencapai tahap lepas landas.

Kemajuan pertanian diperlukan untuk menjamin agar penyediaan bahan makanan bagi penduduk yang bertambah akan tetap terjamin dan agar penduduk kota yang bertambah dengan cepat sebagai akibat industrialisasi dapat memperoleh bahan makanan yang cukup, kesanggupan sektor pertanian untuk menyediakan bahan makanan yang cukup bukan saja menyebabkan terhindarnya bahaya kelaparan, akan tetapi juga dapat menghindarkan penggunaan devisa untuk megimpor bahan makanan sehingga ia dapat digunakan untuk mengimpor barang-barang lain yang lebih berguna untuk pembangunan. Hal tersebut dikemukakan Rostow sebagai berikut:

...agriculture must supply more food. Food is needed to meet likely rise in population, without yielding either starvation or a depletion of foreign excange available for purposes essential to growth. But increased supplies ang increased transfers of food out of rural areas are needed for another reason: to feed the urban populations which are certain to grow at a

(7)

disproportionately high rate during transition. And, in most cases, increased agricultural supplies are needed as well to help meet the foreign excangebill for capital development either positively by earning foreign exchange...(Rostow, 22: 1993).

Artinya:

...pertanian harus menyumbangkan lebih banyak makanan. Makanan diperlukan untuk menghadapi kemungkinan bertambahnya penduduk, tanpa mengakibatkan kelaparan maupun kemerosotan devisa yang bisa diperoleh guna maksud yang penting untuk pertumbuhan. Tetapi bertambahnya sumbangan dan bertambahnya perpindahan makanan dari daerah-daerah pedesaan diperlukan untuk alasan lain: untuk memberi makan pada penduduk kota yang pasti tumbuh dengan pesat yang tidak sebanding dengan transisi. Dan, yang paling penting, bertambahnya sumbangan pertanian juga diperlukan untuk membantu menghadapi keperluan devisa untuk pembangunan modal baik secara positif dengan memperoleh devisa...

Selanjutnya, perkembangan di sektor pertanian dapat pula menunjang perkembangan sektor industri. Kenaikan produktivitas di sektor pertanian akan memperluas pasar dari berbagai kegiatan industri. Kenaikan pendapatan petani akan memperluas pasar industri barang-barang konsumsi dan kenaikan produktivitas pertanian akan memperluas industri-industri penghasil input pertanian modern seperti mesin-mesin pertanian dan pupuk kimia. Kenaikan pendapatan disektor pertanian dapat pula menjadi sumber biaya untuk pengeluaran pemerintah, yaitu dengan mengenakan pajak atas sektor pertanian.

Akhirnya sumbangan lain dari kemajuan sektor pertanian terhadap pembangunan adalah untuk menciptakan tabungan yang dapat digunakan oleh sektor lain, terutama sektor industri, sehingga akan mempertinggi tingkat penanaman modal disektor-sektor lain tersebut.

Mengenai perkembangan sektor prasarana Rostow berpendapat bahwa dalam masa transisi sebelum mencapai tahap lepas landas dan dalam tahap lepas landas sendiri, bagian yang cukup besar dari penanaman modal digunakan untuk

(8)

membangun prasarana. Dibandingkan dengan penanaman modal disektor lain, penanaman modal untuk membangun prasarana mempunyai tiga ciri yang khusus yaitu:

...social overhead outlays have three characteristics which distinguish them from investment in general. First, their periods of gestation and of pay-off are usually long. a railway system is unlikely to yield ist result in a year or two from the time its construction is undertaken, although it will yield large benefits over a very long time. Second, social overhead capital is generally lumpy. Third, of its nature, the profits from social overhead capital often return to the comunity as a whole-Through indirect chains of caustion-rather than directly to the initiating entrepreneurs. (Rostow, 25:

1993).

(9)

Artinya:

Pengeluaran untuk membangun prasarana mempunyai tiga karakteristik yang membedakannya dari penanaman modal pada umumnya. Pertama, periode sebelum pemberian hasil biasanya lama. Suatu sistem kereta api besar kemungkinannya memberikan hasil-hasilnya dalam satu atau dua tahun sejak waktu pembangunannya dilakukan, meskipun ia akan menghasilkan keuntungan besar setelah jangka waktu lama. Kedua, pembangunan prasarana harus secara besar-besaran. Ketiga pada dasarnya keuntungan dari pembangunan prasarana kembali kepada masyarakat secara keseluruhan-melalui rantai sebab-akibat yang tidak langsung-bukan secara langsung pada pengusaha-pengusaha yang mengadakan inisiatif.

Berdasarkan anggapan Rostow di atas dapat disimpulkan bahwa ketiga ciri khusus pembangunan prasarana itu adalah masa diantara pembangunannya dan hasil pembangunan tersebut sangat panjang. Pembangunannya harus dilakukan secara besar- besaran sehingga memerlukan biaya yang sangat banyak, tetapi pemanfaatan pembangunannya dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat. Berdasarkan kepada sikap yang istimewa ini menurut Rostow, pengembangan prasarana terutama harus dilakukan oleh pemerintah. Ini berarti pemerintah memegang peranan yang penting sekali dalam menjamin tercapainya pembangunan yang pesat dalam tahap prasyarat untuk mencapai tahap landas.

Dalam analisisnya Rostow menunjukan bentuk perubahan dalam kepemimpinan pemerintahan masyarakat yang mengalami transisi. Untuk menjamin terciptanya pembangunan yang teratur, suatu golongan elite yang baru atau kepemimpinan yang baru haruslah tercipta dan melibatkan diri mereka kepada usaha mewujudkan suatu masyarakat industri. Kepemimpinan yang baru ini haruslah mempunyai sifat

(10)

nasionalisme yang reaktif (reactive nationalism), yaitu beraksi positif atas tekanan- tekanan yang datang dari negara yang lebih

maju. Dengan mencontohkan pengalaman negara Jerman, Rusia dan Jepang, Rostow berpendapat bahwa perombakan terhadap masyarakat tradisional dan percepatan pembangunan yang baru akan tercipta setelah negara-negara tersebut menghadapi tekanan atau hinaan dari negara maju. Rostow meyakini bahwa tanpa adanya tekanan atau penghinaan terhadap beberapa negara dari negara lain yang maju, modernisasi masyarakat tradisional yang telah berlaku tidak akan secepat seperti yang berlaku dalam satu setengah abad belakangan ini. Nasionalisme reaktif ini, dapat juga dikatan sebagai reaksi melawan ketakutan akan dominasi asing, berfungsi sebagai kekuatan potensial di dalam melahirkan masa transisi tersebut (Jhingan, 144: 2000).

Tahap ketiga dinamakan take off (lepas ladas), tahap lepas landas merupakan titik yang menentukan di dalam kehidupan suatu masyarakat ketika pertumbuhan mencapai kondisi normalnya. Dalam tahap ini pertumbuhan merupakan peristiwa yang selalu berlaku. Permulaan dari masa lepas landas adalah berupa berlakunya perubahan yang sangat drastis dalam masyarakat, seperti revolusi politik, terciptanya kemajuan yang pesat dalam inovasi atau berupa terbukanya pasaran-pasaran baru. Jadi faktor penyebab dimulainya masa lepas landas berbeda-beda, yang penting, sebagai akibat dari perubahan- perubahan ini secara teratur akan tercipta pembaharuan-pembaharuan (innovations) dan peningkatan penanaman modal. Penanaman modal yang makin bertambah tinggi tingkatnya ini mengakibatkan tingkat pertambahan pendapatan nasional menjadi bertambah tinggi dan akan melebihi tingkat pertambahan

penduduk. Dengan demikian tingkat pendapatan perkapita makin lama akan menjadi

(11)

makin bertambah besar.

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan yang membedakan konsep fitrah dari empirisme adalah pada masalah dasar yang dibawa manusia sejak lahir, dalam Empirisme manusia lahir sebagai tabularasa

Dalam sistem ini setiap pelanggan yang datang mula-mula akan mengamati panjang antrian, lalu dia memilih untuk dilayani pelayan dengan antrian lebih pendek di

(2) Percobaan padat {hidrostatic test) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf h, tekanan uji 1,5 kali dari tekanan kerja yang diperbolehkan atau tekanan desain atau tercantum

Keempat tentang alur proses pengiriman / rujukan pecandu narkoba dari Kabupaten Bulungan ke Balai Besar Rehabilitasi LIDO Badan Narkotika Nasional dan ke Kabupaten Bulungan

d) (etode galian tahap satu. Penggalian dilakukan backhoe dan material langsung di dumping ke dumptruck !posisi dumptruck yang optimal di mana sudut s%ing bucket *-+ dera'at),

Bahasa pemrograman yang digunakan oleh Google Maps yang terdiri dari HTML, Javascript dan AJAX serta XML, memungkinkan untuk menampilkan peta Google Map di website

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan program Srata-1 pada jurusan Teknik informatika Fakultas Ilmu komputer Binus University.. Selama

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap dan pendidikan dengan perilaku pengelolaan sampah di Kelurahan Bener, Kecamatan Tegalrejo, Yogyakarta Metode