• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan LKPD Berbasis STEM Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VII SMPN 8 Makassar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Penerapan LKPD Berbasis STEM Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VII SMPN 8 Makassar"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN IPA II

“Optimalisasi Literasi Digital melalui Pendekatan STEM” 2021

136

Penerapan LKPD Berbasis STEM Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VII SMPN 8 Makassar

(Studi pada Materi Sistem Tata Surya)

Abstrak

Penelitian ini bertujan untuk mengetahui: (1) Peningkatan hasil belajar peserta didik kelas VII di SMPN 8 Makassar setelah penerapan LKPD Berbasis STEM pada materi sistem tata surya, (2) apakah penerapan LKPD berbasis STEM dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VII di SMPN 8 Makassar pada materi sistem tata surya. (3) ada tidaknya perbedaan peningkatan hasil belajar peserta didik kelas VII di SMPN 8 Makassar setelah penerapan LKPD Berbasis STEM pada materi sistem tata surya. Penelitian ini merupakan penelitian pre-experimental dengan desain penelitian one group pretest- posttest design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VII di SMPN 8 Makassar berjumlah 393 orang. Sampel penelitian dipilih dengan teknik purposive sampling dan terpilih kelas VII.6, VII.7 dan VII.8 dengan total sampel 42 orang peserta didik. Instrumen penelitian berupa test hasil belajar. Data dianalisis dengan statistik deskriptif dan statistik inferensial.

Hasil analisis data diperoleh bahwa: 1) peningkatan hasil belajar peserta didik berada pada ketegori rendah dengan nilai 0.233, 2) penerapan LKPD berbasis STEM dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VII SMPN 8 Makassar dengan nilai thitung hasil belajar

= 7.31, 4) tidak terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar secara signifikan peserta didik yang diajar menggunakan LKPD berbasis STEM dengan nilai fhitung hasil belajar 0.30.

Kata kunci: LKPD berbasis STEM, , hasil belajar

Nursam Samal1*, Ramlawati2 & Muhammad Aqil Rusli3

1Prodi S1 Pendidikan IPA Universitas Negeri Makassar

2Dosen Pendidikan IPA Universitas Negeri Makassar

3Dosen Pendidikan IPA Universitas Negeri Makassar

[email protected] [email protected] [email protected]

(2)

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN IPA II

“Optimalisasi Literasi Digital melalui Pendekatan STEM” 2021

137

PENDAHULUAN

Pendidikan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk menyujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran dimana peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya agar menjadi manusia yang memiliki iman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakal mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri, dan bisa menjadi warga negera Indonesia yang berintegritas dan bertanggung jawab. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional kurikulum dibuat sebagai pedoman yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran sebagai mana yang diatur dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 32 tahun 2013 tentang Standar Pendidikan Nasional.

Kualitas pendidikan di Indonesia masih sangat jauh dari tujuan pendidikan nasional.

Berdasarkan hasil survei oleh programmme for international student assessment (PISA) 2018 menunjukkan peringkat PISA Indonesia turun apabila dibandingkan dengan hasil PISA tahun 2015. Hasil survei menunjukkan rata-rata nilai hasil belajar sains peserta didik di Indonesia berada di peringkat 74 dari 79 negara yang ikut berpartisipasi. Hal ini menunjukkan kualitas pendidikan di Indonesia masih sangat rendah dibandingkan dengan negara-negara lain (Tohir, 2019).

Menurut Khoiriyah, dkk (2017) penerapan kurikulum 2013 dipandang sebagai solusi yang dapat menyelesaikan masalah pendidikan di Indonesia dan menjawab tuntutan keterampilan abad 21 di Era Industri 4.0. Dimana peserta didik dituntut untuk mampu menggunakan perangkat komputer, sensor dan data atau internet of things (IOT) (Saputra dan Agus, 2021). Menutut Greenstein (2012) keterampilan abad 21 antara lain: Thinking, Acting, dan Living in the world. Thinking melipuli berpikir kritis, dan memecahkan masalah.

Acting meliputi komunikasi, kolaborasi, melek teknologi, fleksibilitas dan adaptabilitas.

Living in the world meliputi tanggungjawab dan kepemimpinan. Keterampilan tersebut penting untuk dikuasi oleh peserta didik agar mampu memahami dan menyelesaikan masalah di dalam kelas dan lingkungannya (National Research Council, 2011).

Pembelajaran kurikulum 2013 berpusat pada peserta didik atau student center dan pendidik hanya sebagai fasilitator yang menciptakan suasana belajar dimana peserta didik dapat mengeksplorasi diri dan mengeluarkan ide atau opininya (Kemendikbut, 2017).

Pembelajaran kurikulum 2013 dapat membiasakan peserta didik untuk berfikir kritis, bertindak kreatif, produktif, mandiri, kolaboratif, komunikatis, serta dapat melatih keterampilan yang dimiliki peserta didik sesuai dengan tuntutan abad 21 (Kemendikbut, 2016).

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara kepada 3 pendidik mata pelajaran IPA di SMPN 8 Makassar pada tanggal 12 November 2020 dan 23 Februari 2021 peneliti memperoleh hasil yaitu pertama model yang digunakan dalam proses pembelajaran discovery learnig, menerapkan santifik proses, menggunakan LKPD dalam proses pratikum, menggunakan aplikasi ruang guru dalam proses pembelajaran, membiasakan peserta didik berinteraksi dengan teknologi dalam proses pembelajaran, dan pemberian soal latihan setiap pertemuan. Kedua hasil belajar peserta didik di kelas VII masih banyak yang belum mencapai KKM 70 hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata ulangan harian peserta didik yaitu 66,5.

Sejalan dengan hasil observasi dan wawancara yang diperoleh pentingnya penerapan

(3)

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN IPA II

“Optimalisasi Literasi Digital melalui Pendekatan STEM” 2021

138

STEM dapat menjadi solusi dalam meningkatakan hasil belajar dan keterampilan proses sains peserta didik sebab dalam pembelajaran STEM peserta didik dibiasakan untuk mengidentifikasi pertanyaan dan masalah dalam kehidupan, menyelidiki fenomena alam, menjelaskan fenomena alam, mendesain, serta menarik kesimpulan berdasarkan bukti mengenai isu-isu yang didapatkan (Bybee, 2013). Keempat aspek STEM memiliki kesesuain antara dunia nyata, mempu menciptakan pembelajaran yang aktif dan kohesif sehingga peserta didik mampu menyatukan konsep yang abstrak dari setiap aspek untuk menyelesaikan masalah (Torlakson, 2014).

Menurut Saputra dan Agus (2021) pembelajaran multidisiplin ilmu STEM ini secara alami melibatkan banyak keterampilan yang berbeda-beda diantaranya membaca, menulis, matematis dan membangun konsep pengetahun. Penerapan STEM dengan kegiatan ekperimen atau proyek mampu meningkatkan hasil belajar kognitif, membentuk sikap, dan keterampilam proses ilmiah sebab peserta didik dilatih dengan kegiatan 4C yaitu creativity, critical thinking, collaboration dan communication. Sejalan dengan hal tersebut Jolly (2017) dalam penelitiannya juga menjelaskan bahwa penerapan STEM dengan LKPD dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan keterampilan dan kerjasama peserta didik dalam menyelesaikan masalah dan menghasilkan produk sebab peserta didik dibiasakan dengan langkah-langkah engineering design process yaitu: define the problem, research, imagine, plane, crete, test and evaluate, redesign and communicat.

Pembelajaran dengan LKPD Berbasis STEM dapat melatih peserta didik dalam mengimplementasikan ilmu yang dipelajari di sekolah dengan fenomena yang terjadi dalam kehidupan sahari-hari sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Artiani (2020) bahwa penggunaan LKPD dengan pendekatan STEM dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar dan keterampilan peserta didik. Menurut Qurratulaini (2019) penerapan LKPD berbasis STEM dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Laisnima (2020) pendekatan STEM dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik sebesar 0,53 dan keterampian sains peserta didik sebesar 78,20%.

Berdasarkan uraian latar belakang serta hasil penelitian yang berkaitan dengan LKPD berbasis STEM, maka tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Peningkatan hasil belajar peserta didik kelas VII di SMPN 8 Makassar setelah penerapan LKPD Berbasis STEM pada materi sistem tata surya, (2) apakah penerapan LKPD berbasis STEM dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VII di SMPN 8 Makassar pada materi sistem tata surya. (3) ada tidaknya perbedaan peningkatan hasil belajar peserta didik kelas VII di SMPN 8 Makassar setelah penerapan LKPD Berbasis STEM pada materi sistem tata surya.

METODE

Penelitian ini merupakan penelitian pre-experimental design dengan desain penelitian one group pretest- posttest design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VII SMPN 8 Makassar tahun pelajaran 2020/2021 yang 393 orang. Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan teknik purposive sampling dan terpilih kelas VII.6, VII.7 dan VII.8 dengan total 42 peserta didik. Instrumen dalam penelitian ini berupa test hasil belajar 25 soal dalam bentuk pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban. Teknik analisis data pada

(4)

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN IPA II

“Optimalisasi Literasi Digital melalui Pendekatan STEM” 2021

139

penelitian ini menggunakan dua teknik statistik yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Analisis statistik deskriptif ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan rumus N-gain dan analisis statistik inferensial menggunakan uji normalitas, uji hipotesis satu pihak dan uji hipotesis anova.

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil

1. Analisis Deskriptif

Hasil analisis statistik deskriptif menunjukakan karakteristik nilai test hasil belajar peserta didik kelas VII di SMP Negeri 8 Makassar setelah dilakukan penelitian pada kelas VII 6, VII 7, dan VII 8 adalah sebagai berikut:

Tabel 1 Hasil Analisis Statistik Deskripsi Data Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VII No Statistik Hasil Belajar

Pretest Posttest

1. Jumlah sampel 42 42

2. Skor tertinggi 15 20

3. Skor terendah 5 9

4. Skor ideal 25 25

5. Skor rata-rata 10,79 14,21

6. Standar deviasi 2,59 14,4

7. Standar varians 6,32 10,03

Tabel 1 di atas menunjukkan perbedaan data skor pretest dan posttest hasil belajar peserta didik pada materi sistem tata surya. Dari hasil analisis tes hasil belajar peserta didik diperoleh skor tertinggi pada pretest sebesar 15 dan skor terendah 5, dengan skor rata-rata sebesar 10,79. Sedangkan pada posttest diperoleh skor tertinggi 20 dan skor terendah 9, dengan skor tata-rata 14,21. Untuk mengetahui kategori peningkatan hasil belajar peserta didik dari penelitian yang telah dilakukan, peneliti menggunakan rumus n-gain. Dalam penentuan kategori peningkatan skor rata-rata hasil belajar peserta didik, dapat dilihat pada tebel berikut ini.

Tabel 2 N-gain Skor Rata-Rata Hasil Belajar Peserta Didik

Pretest Posttest N-gain Keterangan Hasil Belajar 10,79 14,21 0,233 Rendah

Tabel 2 di atas menunjukkan rata-rata skor n-gain hasil belajar peserta didik sebesar 0,233, sehingga dapat diketahui bahwa peningkatan hasil pelajar peserta didik berada pada kategori rendah. Untuk mengetahui persentase peningkatan hasil belajar peserta didik disetiap indikator, dapat dilihat pada tabel 3 berikut.

Tabel 3 Persentase Indikator Hasil Belajar Peserta Didik

Indikator No.

Soal

Pretest Posttest Gain (f) (%) (f) (%)

(5)

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN IPA II

“Optimalisasi Literasi Digital melalui Pendekatan STEM” 2021

140

3.11.1 Menuliskan pengertian tata surya

1 31 74 42 100 26

2 35 83 42 100 17

3.11.2 Menjelaskan kerakteristik komponen tata surya

3 16 38 18 43 5

4 19 45 30 71 26

5 29 69 36 86 17

6 3 7 15 36 29

3.11.3

Membedakan macam-

macam planet penyusun tata surya

7 33 79 42 100 36

8 6 14 21 50 36

3.11.4 Menjelaskan gerak planet pada orbit tata surya

9 12 29 15 36 7

10 33 79 42 100 21

3.11.5 Menerapkan hukum kepler dalam gerak planet

11 9 21 18 43 21

12 19 45 27 64 19

13 17 40 21 50 10

3.11.6 Menganalisis berbagai fase bulan

14 20 48 24 57 10

15 15 36 33 79 43

3.11.7 Menjelaskan gerak rotasi dan revolusi bumi

16 25 60 39 93 33

17 25 60 36 86 26

3.11.8 Menjelaskan gerak rotasi dan revolusi bulan

18 26 62 33 79 17

19 15 36 18 43 7

3.11.9

Menjelaskan dampak dari rotasi dan revolusi Bumi bagi kehidupan di Bumi

20 17 40 24 57 17

21 9 21 24 57 36

22 33 79 39 93 14

3.11.10

Menjelaskan dampak dari rotasi dan rovolusi bulan bagi kehidupan di Bumi

23 22 52 36 86 33

24 32 76 27 64 -12

25 17 40 33 79 38

Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa dari 25 soal hanya nomor 7 dan nomor 10 yang mengalami peningkatan hingga 100% peserta didik menjawab benar, nomor 24 yang mengalami penurunan dari 76% menjadi 64% peserta didik menjawab benar, sedangkan nomor 15 mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan nomor yang lainnya yaitu dari 36% menjadi 79% peserta didik menjawab benar.

2. Analisis Statistik Infernsial a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji chi kuadrat (x2) dengan taraf signifikan α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = n – 1. Data hasil belajar pada pretest dan posttest masing-masing dianalisis menggunakan uji chi kuadrat. Hasil uji normalitas pretest

(6)

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN IPA II

“Optimalisasi Literasi Digital melalui Pendekatan STEM” 2021

141

hasil belajar didapatkan x2hitung sebesar 4.22 dan untuk posttest didapatkan x2hitung

sebesar 3,65. Sedangkan x2tabel pada pretest dan posttest dengan taraf signifikan α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = 5 adalah 11,07. Berdasarkan hasil analisis data tersebut diperoleh x2hitung < x2tabel maka dapat disimpulkan bahwa pretest dan posttest hasil belajar terdistribusi normal.

b. Uji Hipotesis I (Uji t)

Hasil analisis uji normalitas terhadap hasil belajar peserta didik menunjukkan bahwa data terdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis untuk mengetahui jawaban dari hipotesis yang diajukan. Pada penelitian ini digunakan uji-t dan bentuk pengujian satu pihak. Hasil dari perhitungan thitung selanjutnya akan dibandingkan dengan nilai ttabel dengan derajat kebebasan (dk) = n-1 dan taraf signifikan α = 0,05. Apabila setelah dilakukan analisis uji t dan diperoleh perbandingan thitung <

ttabel maka H0 diterima dan apabila thitung > ttabel maka H1 yang diterima. Pengujian hipotesis terhadap hasil belajar yang dilakukan dengan menggunakan uji-t menunjukan bawah thitung = 7,31 > ttabel = 1,68. Hal ini berarti H1 diterima dan H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bawah penerapan LKPD berbasis STEM dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VII di SMP Negeri 8 Makassar pada materi sistem tata surya.

.

c. Uji Hipotesis II (Analisis Anava)

Uji analisis anava dilakukan untuk melihat apakah terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan terhadap penerapan LKPD berbasis STEM dari ketiga sampel kelas.

Syarat dari uji anava adalah data harus terdistribusi normal. Data hasil belajar yang diperoleh sudah terdistribusi normal maka dapat dilanjutkan dengan uji hipotesis anava.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji anava satu arah (One Way Anova) untuk membandingkan rata-rata dari tiap kelas dengan mencari jumlah kuadrat (JK), derajat bebas (db), kuadrat rerata (KR) dan Fhitung. Hasil perhitungan dari Fhitung selanjutnya akan dibandingkan dengan nilai dan Ftabel. Kriteria pengujian pada taraf signifikan α = 0,05, derajat kebebasan antar kelompok (dbA) = A-1 dan derajat kebebasan dalam kelompok (dbD) = N-A. Apabila diperoleh perbandingan Fhitung < Ftabel maka H0 diterima dan Fhitung > Ftabel maka H1 yang diterima. Berdasarkan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji anava hasil analisis test hasil belajar peserta didik diperoleh Fhitung = 0,30 < Ftabel = 3,24. Hal ini berarti H0 diterima dan H1 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat berbedaan hasil belajar yang signifikan terhadap penerapan LKPD berbasis STEM materi sistem tata surya pada ketiga sampel kelas.

B. Pembahasan

Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan tiga tahapan yaitu pemberian test awal (pretest) untuk mengetahui skor peserta didik sebelum diajarkan menggunakan LKPD berbasis STEM, pelaksanaan pembelajaran menggunakan LKPD berbasis STEM dan pemberian test akhir (posttest) untuk mengetahui pemahaman peserta didik setelah penerapan LKPD berbasis STEM. Selanjutnya dilakukan analisis menggunakan dua

(7)

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN IPA II

“Optimalisasi Literasi Digital melalui Pendekatan STEM” 2021

142

teknik statistik yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Hasil analisis statistik deskriptif skor hasil belajar menunjukkan skor rata-rata posttest sebesar 14,21 lebih tinggi dibandingkan skor rata-rata pretest sebesar 10,79. Dari data tersebut dapat diketahui terdapat peningkatan hasil belajar peserta didik setelah diajarkan menggunakan LKPD berbasis STEM. Hasil tersebut sejalan dengan penelitian Fitriyah (2019) yang menyatakan bahwa penerapan LKPD berbasis STEM dalam proses pembelajaran dapat membantu peserta didik meningkatkan hasil belajar. Hasil tersebut juga sesuai dengan pendapat Arianti (2020) yang bahwa penerapan LKPD berbasis STEM dapat meningkatkan ketertarikan peserta didik terhadap pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar.

Meskipun hasil analisis data yang diperoleh terdapat peningkatan hasil belajar peserta didik setelah penerapan LKPD berbasis STEM di kelas namun nilai rata-rata skor n-gain sebesar 0,233 dan berada pada kategori rendah. Hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor misalnya peneliti yang kesulitan dalam mengontrol jalannya proses pembelajaran daring, peserta didik yang tidak mengikuti semua pertemuan, peserta didik yang tidak aktif pengerjaan proyek dan LKPD, ketersediaan layanan internet masing-masing daerah, sarana dan prasarana lain berupa ketersediaan gadget/smartphone android atau leptop dimana tidak semua peserta didik memiliki perangkat tersebut dan faktor gagap teknologi.

Sejalan hal tersebut hasil penelitian yang dilakukan oleh Mahjatia, dkk (2020) menunjukan bahwa penerapan LKPD berbasis STEM dalam pembelajaran efektif diterapkan dalam pembelajaran dimasa pendemik hal ini ditunjukkan dengan peningkatan nilai hasil belajar peserta didik sebesar 0,43 berada pada kategori sedang.

Hal serupa juga dijelaskan Saputra dan Agus (2021) dalam penelitian mereka bahwa kemampuan pendidik dan peserta didik dalam menggunakan teknologi menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan pembelajaran STEM di masa pembelajaran daring. Menurut Sintema (2020) kurangnya fasilitas e-learning yang dimiliki peserta didik, pengurangan jam pelajaran, dan kurangnya interaksi antara pendidik dengan pesera berpengaruh terhadap keefektifan pembelajaran STEM.

Hasil analisis persentase setiap indikator hasil belajar pada pretest ke posttest menunjukkan bahwa dari 10 indikator yang terbagi dalam 25 soal hanya nomor 24 yang mengalami penurunan dari 76% menjadi 64% peserta didik menjawab benar dan untuk nomor yang lainya semuanya mengalami peningkatan signifikan dari pretest ke posttest. Salah satu nomor yang mengalami peningkatan hingga 100% peserda didik menjawab benar yaitu nomor 7 dan nomor 10. Menurut Banila (2021) efektifitas pembelajaran STEM dapat dilihat dari peningkatan nilai pretest ke posttest setiap indikator. Sehingga dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan LKPD berbasis STEM ini efektif dilakukan jika dilihat dari peningkatan hasil pretest ke posttest dari setiap indikator kerena hanya satu saol yang mengalami penurunan.

Berdasarkan hasil analisis statistika inferensial dengan menggunakan uji-t terhadap hasil belajar peserta didik menunjukan bawah thitung = 7,31 > ttabel = 1,68. Hal ini berarti H1 diterima dan H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bawah penerapan LKPD berbasis STEM dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VII di SMP Negeri 8 Makassar pada materi sistem tata surya. Hal ini sejalan dengan penelitian yang

(8)

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN IPA II

“Optimalisasi Literasi Digital melalui Pendekatan STEM” 2021

143

dilakukan oleh Qurratulaini (2019) dan Artiani (2020) bahwa penerapan LKPD berbasis STEM efektif dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik. Berdasarkan hasil analisis statistika inferensial dengan menggunakan uji anava terhadap hasil belajar peserta didik menujukkan bahwa Fhitung = 0,30< Ftabel = 3,24. Hal ini berarti H0 diterima dan H1 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat berbedaan hasil belajar yang signifikan terhadap penerapan LKPD berbasis STEM materi sistem tata surya pada ketiga sampel kelas. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya kelas kontrol dalam penelitian ini dan perlakukan yang diberikan kepada ketiga kelas eksperimen sama.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa rata-rata peningkatan (N-gain) hasil belajar peserta didik di kelas VII SMPN 8 Makassar yang diajar dengan penerapan LKPD berbasis STEM mengalami peningkatan dengan rata-rata skor 0,233 yang termasuk dalam kategori rendah, penerapan LKPD berbasis STEM dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VII SMPN 8 Makassar dengan nilai thitung

hasil belajar = 7,31 dan tidak terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar secara signifikan peserta didik di kelas VII SMPN 8 Makassar yang diajar menggunakan LKPD berbasis STEM dengan nilai fhitung hasil belajar 0,30.

.

Ucapan Terimakasih

Penulis mengucapakan banyak terima kasik untuk semua pihak yang senantiasa memberikan arahan, bimbingan, dukungan dan motovasi dari dosen pembimbing ibunda Dr.

Hj. Ramlawati, M.Si dan bapak Muhammad Aqil Rusli, S.Pd., M.Pd.

DAFTAR PUSTAKA

Artiani, Leni. (2020). Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Dengan Pendekatan Science, Teknology, Engineering, and Mathematics (STEM) Berbasis Picture. Lampung: Universitas Negeri Raden Intan.

Banilaa, Lidya., Hana Lestarib., dan Ridwan Siskandarc. (2021). Penerapan blended learning dengan pendekatan STEM untuk meningkatkan kemampuan literasi sains siswa pada pembelajaran biologi di masa pandemi covid-19. Journal of Biology Learning, 3 (1).

Bybee, W Rodger. (2013). The Case for STEM Education Challenges and Oppartunities.

Amerika: NSTA.

Fitriyah, Lina Arifah., & Humaidillah Kurniadi Wardana. (2019). Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Unsur, Senyawa, dan Campuran dengan Pendekatan STEM. Jurnal Zarah, 2 (2), 86-92.

Greenstein, L. (2012). Assessing 21st Century Skill: Guide to Evaluating Mastery and Authentic Larning. Thousand Oaks, CA: Corwin.

Jolly, A. (2017). STEM By Design. Strategies and activities for grade 4-8.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2016). Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Tahun Ajaran 2014/2015: Mata pelajaran IPA SMP/MTs. Jakarta:

(9)

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN IPA II

“Optimalisasi Literasi Digital melalui Pendekatan STEM” 2021

144

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2017). Penduan Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Sekolah Menengah Pertama. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah dan Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama.

Khoiriyah, Nailul., Abdurrahman., & Ismu Wahyudi. (2018). Implementasi Pendekatan Pembelajaran STEM untuk Meningkatkan Keterampilan Berfikir Kritis Siswa SMA pada Materi Gelombang Bunyi. JRKPF UAD, 5 (2), 1-10.

Laisnima, Lhony, & Tiurlina Siregar. (2020). Modul Pembelajaran Berbasis Science, Teknology, Engineering, and Mathematics (STEM) untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Keterampilan Proses Peserta Didik pada Materi Redoks dan Sel Ektrolisis.

Jurnal Ilmu Pendidikan Indonesia, 8 (2), 84-90.

Mahjatia, Nanda., Eko Susilowati., dan Sarah Miriam. (2020). Pengembangan LKPD Berbasis STEM untuk Melatihkan Keterampilan Proses Sains Siswa Melalui Inkuiri Terbimbing. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika, 4 (3), 139-150.

National Research Council. (2011). A Framework for K-12 Science Education: Practices, Crosscutting Concepts, and Core Ideas. Washington DC: The National Academies Press.

Quratulaini, (2019). Pengembangan LKS IPA berbasis STEM (Sciensi Technology, Engineering, and Mathematics) untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kreatif dan Hasil Belajar Siswa SMP/Mts. Jember: FKIP.

Saputra, Beny., and Agus Sujarwanta. (2021). Transformasi Pembelajaran Berbasis Proyek Science, Technology, Engineering and Mathematics Di Masa Pandemi Covid-19.

Biolova, 2 (1).

Sintema, Edgar John. (2020). Effect of COVID-19 on the Performance of Grade 12 Students: Implications for STEM Education. EURASIA Journal of Mathematics, Science and Technology Education, 16 (7).

Tohir, Mohammad. (2019). Hasil PISA Indonesia Tahun 2018 Turun Dibandingkan Tahun 2015. Diakses dari http://matematohir.wordpreess.com/2019/12/03/hasil-pisa- indonesia-tahun-2018-turun-dibanding-tahun-2015/ diakses pada tanggal 18 Januari 2021.

Torlakson, T. (2014). Innovate: A Blueprint For Science, Technology, Engineering, And Mathematics In California Public Education. Dublin, CA: Californians Dedicated to Education Foundation

Undang-Undang Republik Indonesia No. 30 Tahun 2003 Tentang Pendidikan Nasional Depdiknas. 2003. Undang-Undang RI No. 30 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2013 Tentang Standar Pendidikan Nasional.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam komponen ini, kita diharuskan untuk memaparkan tujuan pemasaran perusahaan kita, antara lain, seperti meningkatkan kesadaran (akan keberadaan) produk (barang)

(3) setelah melewati rangkaian filter pada tahap terakir adalah proses Adder dimana Adder disini berfungsi untuk menaikan level tegangan pada sinyal yang sebagian negatif dari

Hasil yang tidak konsisten ini disebabkan antara lain oleh perbedaan metode yang digunakan oleh para peneliti, mulai dari percobaan di laboratorium menggunakan makanan buatan dan

Pada bab ini membahas gambaran umum perusahaan yang dijadikan obyek dalam penelitian ini, yaitu karyawan bagian penjualan PT Perindustrian Bapak Djenggot,

Efisiensi yang diterapkan pada perancangan ini adalah penataan ruang dalam kawasan pusat kota dengan ruang terbuka yang dapat difungsikan sebagai tempat parkir (parkir

Isikan nama sekolah terkini dengan HURUF BESAR di dalam petak dari kiri ke kanan dengan menggunakan satu petak bagi tiap-tiap satu huruf. Kosongkan satu petak antara

Salah satu definisi tersebut menyebutkan bahwa pramuwisata adalah orang yang yang memimpin dan bertugas memberi bimbingan, penjelasan, dan petunjuk tentang objek