• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

40

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

3.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

CV HAN MAJU JAYA BLOCK merupakan salah satu usaha produksi batako dan memperdagangkannya untuk keperluan pembangunan rumah sederhana atau kontrakkan dan keperluan toko bahan bangunan (material). CV HAN MAJU JAYA BLOCK ini berdiri pada tahun 1995 yang berkedudukan di Jln. Jombang Raya (Pondok Aren) No. 12 Rt/Rw 03/04 Ciledug – Tangerang. Dengan luas 4.000m2, yang dilegalisir pada tahun 1997 bernomor SIUP: 0064/10- 04/PK/I/1997 yang dipimpin oleh bapak Handri Hanjih.

Tidak seperti usaha produksi batako lainnya CV HAN MAJU JAYA BLOCK dimulai dari industri rumahan yang mempekerjakan 5 orang karyawan dengan produksi awal sebanyak 1000 batako hingga menjadi 8000 batako per hari dengan menyerap tenaga kerja sebanyak +20 orang seperti sekarang ini. CV HAN MAJU JAYA BLOCK ini tumbuh dan berkembang secara bertahap, dengan konsisten, kerja keras dan keseriusan dalam mengelola usaha sehingga mampu meningkatkan kapasitas produksi dan penjualan serta sekaligus mempeluas wilayah pemasarannya sampai daerah yang strategis. CV HAN MAJU JAYA BLOCK menggunakan pemasaran melalui sistem door to door kepada proyek dan sistem titip barang kepada toko material dengan tagihan pembayaran seminggu sekali.

Tujuan didirikannya perusahaan ini adalah:

1. Menjalankan usaha-usaha dalam bidang bahan bangunan.

2. Memperoleh laba atau keuntungan atas usaha yang dijalankan.

3. Ikut serta dalam program pemerintah untuk mengurangi pengangguran.

Model pengiriman pada perusahaan ini adalah:

1. Dalam wilayah yang dekat dengan pabrik atau satu kecamatan dapat diantar dengan kendaraan seperti mobil pik-up sampai engkel.

(2)

2. Dalam kota menggunakan truck untuk mempercepat penyelesaian kiriman barang.

3.2 Kondisi Bisnis Perusahaan Sejenis

Pada saat berdiri CV HAN MAJU JAYA BLOCK berawal dari industri rumahan yang mempekerjakan 5 orang karyawan dengan modal awal Rp 50.000.000,- (Lima puluh juta rupiah) untuk aktiva tetap yang terdiri dari bangunan dan mesin-mesin. Awal produksi dimulai tahun 1995 yang menghasilkan sebanyak 1000 batako perhari, karena keuletan dan kerja keras dari pemiliknya sampai saat ini maka industri rumahan ini berkembang menjadi suatu persekutuan komanditer yang mampu memproduksi 8000 batako perhari.

CV HAN MAJU JAYA BLOCK memproduksi 2 (dua) jenis batako yaitu batako ukuran 38cm, dan ukuran 36 cm, keduanya itu dibagi lagi menjadi berbagai macam ukuran sebagai berikut

:

Tabel 3.1 Ukuran batako perusahaan

38 cm 36 cm

Ukuran

Panjang 38 cm 36 cm

Lebar 8 cm 8 cm

Tinggi 18 cm 17 cm

Kedalaman Lubang

Panjang 16 cm 13 cm

Lebar 4 cm 3,5 cm

Harga Rp 1.200 Rp 1.050

Sumber: Data dari perusahaan sejenis

(3)

CV HAN MAJU JAYA BLOCK ini memiliki beberapa pemasok untuk menjalankan roda operasionalnya yaitu sebagai berikut:

1. Untuk Teras (bahan dasar) = 1. PT. Taman Sari

Jl. Malahpar No. 36, Rumpin – Bogor 2. PT. Gunung Menara

Jl. Leuwiliang No. 27, Bogor 2. Untuk Semen = 1. PT. Benstone Cipta Kreasi

Jl. Pesanggrahan Raya No. 35 F, Jakarta 11620 2. PT. Jaya Agung Perkasa

Jl. Raya Cilincing No. 23, Jakut 14120 3. PT. Bima Sepaja Abadi

Jl. Alas No. 1 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta 14310 3. Untuk Oker (Penghitam Batako) = 1. PB. Kencana Block

Jl. Raya Pasar Kemis No. 20, Tangerang

Pada tahun awal beroperasinya CV Han Maju Jaya Block ini daerah pemasarannya masih terbatas pada toko bahan bangunan (material) sekitar Pondok Aren, Perigi, Kampung sawah dan sekitarnya, dengan jumlah toko material yang menjadi rekanan berjumlah 15 toko material, dengan menawarkan dari pintu kepintu dengan contoh batako yang akan dijual (toko bahan bangunan) dan pasar (konsumen) hingga mendapat pelanggan yang royal serta toko material yang tetap. Namun pada pertengahan tahun 2005 CV Han Maju Jaya Block telah melebarkan daerah pemasaran barunya di Bintaro dan Ulujami. Dengan sistem titip barang pada toko bahan bangunan yang ada disepanjang jalan tersebut dengan jumlah rekanan bisnis ini sekarang berjumlah +30 toko material.

CV Han Maju Jaya Block ini mempunyai rekanan pabrik di Bogor yaitu tepatnya didesa Nordin kecamatan Malahpar kabupaten Bogor dengan kapasitas produksi batako sebanyak 2000 sampai 4000 batako perhari dengan jumlah mesin 2 buah. Rekanan pabrik ini sangat dekat dengan lokasi pengambilan bahan dasar pembuat batako. Rekanan pabrik ini sangat diperlukan

(4)

jika permintaan akan batako dari para konsumen langsung maupun dari toko bahan bangunan membludak atau melebihi kapasitas produksi batako perusahaan perhari. Karena dampaknya sangat berpengaruh pada ketersediaan batako untuk para konsumen maupun toko bahan bangunan dipasar.

3.3 Struktur Organisasi CV Han Maju Jaya Block dan Uraian Tugas

Salah satu unsur pendukung dalam menentukan kesuksesan suatu bisnis perusahaan dalam mencapai tujuan atau rencana yang telah ditetapkan adalah sistem struktur organisasi perusahaan tersebut yang baik dan sistematis. Struktur organisasi ini menggambarkan dan menyatakan adanya urutan dan tanggung jawab di antara bagian-bagian yang ada dalam struktur organisasi perusahaan tersebut. Dengan adanya struktur organisasi maka masing- masing bagian dapat mengetahui dengan jelas kapan, bagaimana, serta apa yang menjadi tanggung jawab dan wewenang seluruh karyawan dan kepada siapa mereka harus bertanggung jawab.

Uraian pekerjaan atau deskripsi pekerjaan adalah suatu daftar tugas-tugas, tanggung jawab, hubungan laporan, kondisi kerja, tanggung jawab ke penyelia suatu jabatan.

Sumber: Gambar diolah

Gambar 3.1

Struktur Organisasi Perusahaan Sejenis

Pemilik

Mandor

Bagian Produksi Keuangan

Pemasaran

(5)

1. Pemilik

Sebagai pemilik sekaligus direktur dari CV Han Maju Jaya Block mengemban tugas dan wewenang sebagai berikut:

a. Melakukan pengawasan secara menyeluruh atas semua kegiatan produksi dan non produksi yang terjadi di pabrik.

b. Memeriksa laporan keuangan dan membuat keputusan taktis dan strategis untuk pengembangan usaha dimasa yang akan datang.

c. Bertanggung jawab sepenuhnya terhadap jalannya operasional dan memperhatikan kondisi baik material maupun tenaga kerja.

2. Mandor

Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:

a. Memastikan prosedur dan instruksi kerja yang dibuat direktur untuk aktivitas sehari-hari agar mudah dipahami dan diukur pencapaiannya.

b. Membuat planning dan strategi secara periodic tentang seluruh kegiatan dari bagian- bagian yang bernaung dibawahannya seperti bagian produksi.

c. Bertanggung jawab terhadap aktivitas, produktivitas, dan kinerja seluruh personil yang bernaung dalam bagian produksi.

d. Memberikan inovasi yang berupa ide-ide yang dapat diimplementasikan agar suatu proses produksi dapat berjalan dengan lebih baik dan lancar sesuai atau seiring dengan situasi dan kondisi masa dan perkembangan zaman.

3. Bagian Pemasaran

Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:

a. Menetapkan kebijaksanaan dibidang pemasaran dan mengawasi pelaksanaannya.

b. Melakukan promosi untuk meningkatkan volume penjualan.

c. Menyampaikan laporan bulanan atau tahunan tentang hasil penjualan 4. Bagian produksi

(6)

Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:

a. Melakukan motivasi kepada karyawan untuk meningkatkan kinerjanya.

b. Mengarahkan karyawan bila menyimpang dari pekerjaannya.

c. Melaksanakan tugas dari pimpinan untuk menyelesaikan produksi yang ditargetkan.

d. Bertanggung jawab atas laporan yang diberikan secara periodik kepada pimpinan.

5. Bagian Keuangan

Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:

a. Melakukan pencatatan atas seluruh kegiatan keluar masuknya arus keuangan.

b. Mengevaluasi kerja karyawan menurut tata cara yang telah disepakati.

c. Mempertanggung jawabkan tugas yang diberikan oleh pimpinan dan menyampaikan laporan secara periodik kepada pimpinan.

3.4 Analisis Kekuatan Persaingan dalam Industri

Untuk menentukan strategi korporat perusahaan terlebih dahulu harus mengetahui keunggulan bersaing atau kekuatan yang dimiliki, atau diciptakan, dan menempatkan pada masing-masing unit bisnis yang dikelola. Penciptaan keunggulan bersaing tersebut mengacu pada pemain baru yang masuk didalam industri ini dikutip dari Philip Kotler (2002, p248). Ada lima kekuatan yang menjadi perhatian dari setiap perusahaan, yaitu:

1. Ancaman pendatang baru 2. Ancaman produk pengganti 3. Kekuatan tawar-menawar pembeli 4. Kekuatan tawar-menawar pemasok 5. Persaingan diantara perusahaan yang ada

Lima kekuatan diatas merupakan kekuatan yang menentukan potensial laba pokok dalam industri, dimana potensial laba diukur dengan tingkat pengembalian investasi modal. Semakin kuat setiap kekuatan dalam model tersebut, semakin terbatas kemampuan perusahaan untuk menaikkan harga dan mendapatkan laba yang lebih besar. Kekuatan dengan intensitas kuat akan

(7)

menjadi ancaman karena mungkin akan mengurangi laba, sebaliknya lemahnya kekuatan akan memberikan kesempatan karena mungkin perusahaan akan mendapatkan laba yang lebih besar.

Dalam jangka pendek, kekuatan yang kuat akan menjadi penghalang aktivitas perusahaan. Dalam jangka panjang, dengan menggunakan strategi, perusahaan mungkin dapat mengubah intensitas yang tinggi dari satu atau lebih kekuatan untuk keunggulan perusahaan.

`

Sumber: Philip Kotler (2002, p248)

Gambar 3.2

Lima Kekuatan Michael Porter

1. Ancaman Pendatang Baru

Pendatang baru atau newcomers dalam bidang usaha produksi batako sangat banyak jumlahnya, dari perusahaan ukuran kecil, menengah sampai besar. Hal ini disebabkan karena

Ancaman Produk Pengganti - Bata merah - Selkon - Martir

Ancaman Pendatang Baru - Perusahaan batako baru

Persaingan Industri - PB. Harmoni - PB. RJM

- PB. Mitra Jaya Bangunan

Kekuatan Daya Tawar Pembeli - TB. Sinar Budi - TB. Indo Makmur

- Permintaan proyek - Para calo Kekuatan Daya Tawar

Pemasok - PB. Kencana Block - PT. Benstone Cipta

Kreasi - PT. Taman Sari

(8)

semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan pentingnya batako baik untuk keperluan pembangunan rumah kontrakkan maupun dalam industri perumahan. Perusahaan seharusnya mewaspadai dan secara terus-menerus memantau pesaing-pesaing yang ada. Agar tidak kehilangan pelanggannya, maka perusahaan perlu untuk memperhatikan, menjaga, dan meningkatkan kualitas dari produksi batako. Ancaman pendatang baru bukanlah suatu ancaman yang berarti apabila pesaing baru tersebut kurang memiliki modal yang cukup, pendistribusian yang baik, Sumber Daya Manusia, pengalaman dan hal-hal lain yang diperlukan untuk membuat usaha tersebut dapat bertahan dalam dunia bisnis jadi ancaman pendatang baru relatif rendah.

Jadi kesimpulannya ancaman pendatang baru relatif rendah dan wajar terjadi dalam bisnis.

2. Kekuatan Daya Tawar Pembeli

Pada umumnya pelanggan baik konsumen langsung maupun toko bahan bangunan meminta agar perusahaan dapat memberikan cara pembayaran dengan sistem angsuran atau potongan harga untuk kualitas produksi batako yang sama bila membayar secara tunai. Kejadian seperti ini sudah lumrah terjadi dalam kegiatan bisnis sehari-hari. Seperti dari PB. Sinar Budi, PB Indo makmur, Permintaan proyek, Para calo yang datang langsung kepabrik. Maka dari itu, perusahaan harus dapat menjaga dan memberikan pelayanan terbaiknya agar permintaan hasil produksi batako tetap terjaga, dan para pelanggan mendapatkan apa yang harus mereka dapat dari pengorbanannya atau uang yang telah mereka keluarkan. Kesimpulannya bahwa daya tawar konsumen terhadap perusahaan sangat tinggi, karena berdasarkan tingkat ketersediaan barang yang ada di pasar.

3. Kekuatan Daya Tawar Pemasok

Untuk dapat menghindari besarnya pengeluaran biaya untuk bahan baku dan bahan pendukung serta ketersediaan bahan baku dipasaran agar tidak mengganggu operasional perusahaan, maka umumnya perusahaan melakukan tawar-menawar harga dengan pihak pemasok untuk kerutinan pengiriman barang dan mendapatkan harga yang lebih rendah dengan kualitas yang baik dan keringanan pembayaran. Perusahaan tidak hanya tergantung dari satu pemasok saja, tetapi perusahaan mempunyai peluang untuk menjalin hubungan yang luas

(9)

dengan banyak perusahaan baik dengan pemasok satu wilayah, daerah hingga kota, seperti PB Kencana Block, PT Benstone Cipta Kreasi, PT Taman Sari, TB Maju Jaya, PB Panca Block. Jadi pemasok bahan baku tidak berpengaruh terhadap jalannya roda operasional perusahaan.

Kesimpulannya daya tawar pemasok terhadap perusahaan menjadi rendah.

4. Ancaman Produk Pengganti

Salah satu ancaman yang paling bahaya yang dapat menggoyahkan kedudukan perusahaan adalah akan adanya produk pengganti. Untuk saat ini ancaman produk pengganti untuk produksi batako adalah Bata merah, Selkon, Martir tetapi untuk dua yang disebutkan terakhir beda dengan segmen pasar yang dituju. Segmen yang sama dengan batako adalah Bata merah, tetapi perbedaan produk tersebut terletak dari bahan dasar pembuatannya serta jarak perm2 yang bila menggunakan batako menjadi lebih cepat dan penggunaan bahan lainnya menjadi lebih efisien serta kecepatan dalam pembuatannya karena umumnya sekarang produksi batako menggunakan mesin sedangkan bata merah masih tradisional yaitu masih menggunakan tangan dalam proses produksinya. Jadi kesimpulansnya ancaman produk pengganti tergolong rendah.

5. Persaingan Industri

Persaingan dapat juga dikatakan sebagai perlombaan dalam rangka memenangi suatu kompetisi yang dipertandingkan untuk mencapai dan menguasai target pasar yang telah direncanakan dan ditetapkan sebelumnya. Persaingan terjadi dengan PB Harmoni, PB RJM, PB Mitra Jaya Bangunan hal ini terjadi sejak dahulu, persaingan dalam produksi batako ini sangat ketat, banyak dari para pesaing tersebut yang berani menawarkan produknya dengan harga yang jauh lebih rendah dari harga pasar, untuk mendapatkan pelanggan secara cepat sehingga perang hargapun terjadi diantara para pesaing. Tidak mengherankan banyak perusahaan batako yang gulung tikar dibuatnya, dikarenakan harga yang dijual tidak dapat menutup biaya produksi.

Tetapi untuk saat ini, produk batako lumayan banyak dicari oleh toko bahan bangunan maupun konsumen dalam pembuatan rumah serta pembangunan perumahan yang semakin pesat, sehingga harga pun tidak terlalu diutamakan, melainkan kualitas atau mutu produk yang

(10)

diutamakan oleh para pengguna produksi batako tersebut. Kesimpulannya persaingan antar perusahaan batako tergolong wajar dan masih dapat diatasi oleh perusahaan semaksimal mungkin.

Gambar

Tabel 3.1 Ukuran batako perusahaan

Referensi

Dokumen terkait

preparation menjadi tidak merata dalam suatu hari kerja. 2) Pengawasan terhadap aktivitas unloading menjadi kurang terkontrol. 3) Adanya penyimpangan tingkat persediaan material

Model sebelumnya tentang model konseptual menghasilkan pendugaan bahwa faktor Customer Relationship Marketing yaitu variabel dari Ikatan, Empati, Timbal Balik, Kepercayaan,

pool resources) yang dikuasai negara. Tujuan utama penelitian ini adalah merumuskan model kelembagaan pengelolaan hutan lindung Gunung Damar. Untuk mencapai tujuan tersebut

Menurut Slamet kelemahan-kelemahan tersebut antara lain: keputusan pusat sering kurang sesuai dengan kebutuhan sekolah; administrasi berlebihan yang dikarenakan

Pada penelitian ini dilakukan penilaian green building pada satu gedung Apartemen Sentra Timur untuk mengetahui apakah Tower Abu-abu sudah menerapkan konsep green building

Pendapatan dan Belanja Daerah dan Rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri

1) Merangsang keluarga mengenal, menerima, masalah, dan kebutuhan mereka, melalui memperluas pengetahuan keluarga melalui penyuluhan kesehatan, membantu keluarga melihat situasi dan

Solusi yang ditawarkan penulis terhadap permasalahan dan fenomena ini adalah dengan menciptakan aplikasi matematika berbasis Android seperti mini ensiklopedia dengan