• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep keluarga 1. Pengertian keluarga

Keluarga adalah dua atau lebih dari individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan, atau pengangkatan dan mereka hidup bersama dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam peranannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Baylon dan Maglaya dikutip oleh Efendi, 1998 : 33).

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Menurut Depkes. RI. 1998 dikutip oleh Effendy 1998 : 32).

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dalam keterkaitan aturan dan emosional mempunyai peran penting yang merupakan bagian dari Keluarga (Friedman 1998 dikutip oleh Suprajitno, 2004: 1).

2. Tipe Keluarga

Menurut Effendy (2004:33) tipe Keluarga dibedakan menjadi empat macam adalah :

a. Keluarga inti (nuclear family) adalah Keluarga yang terdiri dari ibu, ayah dan anak.

b. Keluarga besar (eztended family) adalah Keluarga inti ditambah ddengan sanak saudara misalnya nenek, kakek, keponakan dan sebagainya.

c. Keluarga berantai (serial family) adalah Keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.

(2)

d. Keluarga duda/janda (single family) adalah Keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.

e. Keluarga berkomposisi (composite) adalah Keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama-sama.

f. Keluarga kabitas (cahabitasia) adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga

3. Tugas perkembangan keluarga

Menurut Carter dan Mc Goldrick 1989 dalam Suprajitno (2004 : 36) ada beberapa tugas perkembangan Keluarga, yaitu :

a. Pasangan baru menikah (Newly established couple-no children) 1) Membina hibungan intim yang menyenangkan

2) Menetapkan tujuan bersama 3) Mengembangkan keakraban

4) Mendiskusikan rencana mempunyai anak 5) Menetapkan tujuan bersama

6) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial b. Keluarga dengan kehadiran anak pertama (Child bearing)

1) Mempersiapkan diri menjadi orang tua

2) Beradaptasi terhadap perubahan anggota Keluarga

3) Mempertahankan hubungan yang tetap memuaskan pasangan c. Keluarga dengan anak pra sekolah (family with school children)

1) Memenuhi keutuhan anggota keluarga

2) Membantu anak bersosialisasi dengan linglcungan 3) Pembagian tanggung jawab keluarga

4) Mempertahankan hubungan yang balk, sehat, balk didalam atau di luar keluarga

5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak d. Keluarga dengan anak usia sekolah

1) Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah dan lingkungan yang lebih luas.

(3)

2) Mempertahankan keintiman pasangan

3) Memenuhi kebutuhan keluarga yang meningkat e. Keluarga dengan remaja (family with teenagers)

1) Memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab 2) Mempertahankan hubungan intim dalam keluarga

3) Mempertahankan komunikasi terbuka antara orang tua dan anak 4) Mempersiapkan perubahan system peran dalam tubuh kembang

remaja

f. Keluarga dengan anak dewasa awal (Family with launching center) 1) Memperluas jaringan keluarga dari Keluarga inti

2) Mempertahankan keintiman pasangan

3) Membantu anak menjadi mandiri sebagai anggota masyarakat g. Keluarga usia pertengahan

1) Mempertahankan kesehatan individu dan pasangan 2) Meningkatkan keakraban pasangan

3) Memperkokoh hubungan perkawinan h. Keluarga lansia

1) Mempertahankan suasanan rumah yang menyenangkan 2) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan 3) Mempertahankan hubungan dengan anak dan social 4) Mengenang perjalanan hidup

5) Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat

4. Fungsi keluarga

Friedman (1992) membedakan fungsi Keluarga menjadi lima yaitu; a. Fungsi afektif

Merupakan fungsi yang berhubungan dengan fungsi internal keluarga dalam bentuk dukungan dan perlindungan psilcologi bagi anggota keluarga

b. Fungsi sosialisasi

(4)

hasil dari interaksi social dan pembelajaran peran social dari lahir sampai mati. Keluarga sebagai tempat individu melakukan sosialisasi untuk belajar

c. Fungsi reproduksi

Fungsi untukmeneruskan kelangsungan hidupdan ketunman dan manambah sumber daya manusia

d. Fungsi ekonomi

Fungsi keluarga sebagai sumber keuangan untuk memenuhi kebutuhan Keluarga

e. Fungsi perawatan kesehatan

Fungsi yang memangku suatu focus sentral dalam keluarga yang sehat yang emberikan gambaran tentang kemampuan keluarga dalam melakukan asuhan keperawatan atau pemeliharaan kesehatan

5. Keperawatan kesehatan keluarga

Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada Keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai sarana penyalur (Balton dan Maglaya, 1978 dikutip oleh Effendi, 1998 : 39)

Tujuan keperawatan kesehatan keluarga menurut Effendi(1998) antara lain: a. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi adanya

masalah kesehatan yang dihadapi keluarga

b. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga

c. Menungkatkan kemampuan Keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah kesehatan

d. Meningkatkan kemampuan Keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap anggota Keluarga yang sakit.

e. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam meningkatkan mutu hidupnya

(5)

6. Tugas keluarga dalam pemeltharaan kesehatan

Menurut Freeman (1981) dikutip oleh Effendi (1998 : 42) keluarga mempunyai lima tugas memelthara kesehatan keluarga khususnya keluarga yang anggotanya menderita penyakit diabetes yaitu :

a. Mengenal gangguan dan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarga

b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat c. Memberikan perawatan kepada keluarga yang sakit

d. Mempertahankan suasana dirumah, yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarganya.

e. Mempertahankan hubungan timbal balik dengan fasilitas kesehatan yang dapat mengatasi kesehatan keluarga

B. Konsep dasar diabetes militus 1. Pengertian diabetes militus

Diabetes militus (DM) adalah penyakit kronik yang komplek yang melibatkan kelainan metabolism karbohidrat, protein dan lemak serta berkembangnya komplikasi mikrovaskuler, makrovaskuler dan neurologis (Long Barbara C, 1996:4)

Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner dan Suddarth, 2002).

Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kelainan kadar glukosa dalam darah atauhiperglikemi.

Glukosa secara normal bersikulasi dalam jumlah tertentu dalam darah. Glukosa dibentuk dihati makanan yang dikonsumsi (Brunner dan Suddarth, 2002)

Diabetes melitus adalah penyakit kronik yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah karena gangguan pembakaran karbonhidrat, lemak dan protein dalam tubuh yang merupakan sumber energi (Darmono, 1997 : 21)

(6)

Diabetes millitus adalah penyakit hiperglikemi kronik yang disertai berbagai kelainan metabolisme gangguan hormonal yang menimbulkan komplikasi (Kapital Selekta Kedoteran, 2001 : 580)

Dan bberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Diabetes mellitus adalah penyakit kronik yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah yang dapat menimbulkan komplikasi pada mata, ginjal, syaraf dan pembuluh darah.

2. Etiologi

Faktor penyebab terjadinya Diabetes mellitus (Sjaifoellah, 1996 : 692) a. Faktor keturunan

Karena adanya kelainan fungsi atau jumlah sel-sel bertha pancreas yang bersifat genetik dan diturunkan secara autosom dominan sehingga mempengaruhi sel betha Berta mengubah kemampuannya dalam mengenali dan menyebarkan rangsang yang merupakan bagian dari sintesis insulin (Long, 1996 : 6)

b. Fungsi sel pankreas dan sekresi insulin berkurang

Jumlah glukosa yang diambil dan dilepaskan oleh hati dan yang digunakan oleh jaringan parifer tergantung keseimbangan fisiologis beberapa hormon. Hormon yang menurunkan glukosa darah yaitu insulin yang dibentuk sel betha pulau pankreas. Jika terjadi kekurangan insulin akibat kerusakan fungsi sel pankreas akan menyebabkan gangguan dalam metabolisme karbohidrat, asam amino, kalium dan fosfat (Long, 1996 : ^)

c. Kegemukan atau obesitas

Terjadi karena hipertrofi betha pankreas dan hiperinsulinemia dan intoleransi glukosa kemudian berakhir dengan kegemukan dengan diabetes militus dan insulin insufisiensi relatif (Long, 1996). Jumlah reseptor insulin pada penderita Diabetes karena obesitas berkurang mengakibatkan intoleransi glukosa dan hiperglikemia (Price dan Wilson), 1995).

(7)

d. Perubahan pada usia lanjut berkaitan dengan resistensi insulin Pada usia lanjut terjadi resistensi insulin sehingga terjadi penurunan maupun kemampuan insulin terutama pada post reseptor (Setiono, 2005 : 24)

3. Tipe DM

a. Tipe 1 atau insulin Dependent Diabetes mellitus (IDDM) atau tipe juvenil yaitu keadaan defisiensi insulin karena tidak adanya sel-sel langerhans. Kerusakan insulin dan ketergantungan pada terapi insulin untuk mempertahankan hidup disebut juga diabetes juvenil onset karena kebanyakan terjadi umur 20 tahun. Komplikasi yang terjadi adalah ketosis dan ketoasidosis.

b. Tipe 2 atau Non Insulin Dependent Diabetes mellitus (NIDDM) dikenal dengan maturity concept dimana tidak terjadi defisiensi insulin secara absolut melainkan relatif karena gangguan resistensi insulin. NIDDM berhubungan dengan tingginya kadar insulin dalam darah namun tetap memiliki reseptor insulin dan tidak efektif.

c. Impaired glukose toleransi (intoleransi glokosa) kadar glukosa normal dan diabetes karena keadaan sindrom tertentu hiperglikemi karena penyakit lain seperti penyakit pankreas, obat-obatan, endokrinopati dan sindrome genetik tertentu. Obat-obatan antara lain lasx, epinefrin, dilantin dan asam nikotinat (Long, 1996: 6)

d. Gestasional Diabetes mellitus (GDM) intoleransi glukosa terjadi selama kehamilan (Long, 1996 : 6)

4. Manifestasi klinik

Gejala Diabetes mellitustype 1 muncul secara tiba-tiba pada usia anak-anak sebagai akibat dari kelainan genetika sehingga tubuh tidak memproduksi insulin dengan baik. Gejala-gejalanya antara lain adalah sering buang air kecil, terus menerus lapar dan haus, berat badan turun, kelelahan, penglihatan kabur, infeksi pada kulit yang berulang, meningkatnya kadar gula dalam darah dan air seni, cenderung terjadi pada

(8)

mereka yang berusia dibawah 20 tahun.

Sedangkan Diabetes mellitus tipe II muncul secara perlahan-lahan sampai menjadi gangguan kulit yang jelas, dan pada tahap pemulaannya seperti gejala pada diabetes mellitus type I, yaitu cepat lemah, kehilangan tenaga, dan merasa tidak fit, sering buang air kecil, terus menerus lapar dan haus, kelelahan yang berkepanjangan, biasanya terjadi pada mereka yang berusia diatas 40 tahun tetapi prevalensinya kini menjadi tinggi pada golongan anak-anak dan remaja.

Gejala-gejala tersebut sering terabaikan karena dianggap sebagai keletihan kerja. Jika glukosa darah sudah tumpah ke saluran urine sehingga bila urine tersebut tidak diseka akan dikerubungi oleh semut adalah tanda adanya gula. Gejala lain biasa muncul adalah penglihatan kabur, luka yang lama sembuh, kaki terasa, lemas, infeksi jamur pada saluran reproduksi wanita, impotensi pada pria (Smeltser & Bare, 2001:1223)

5. Komplikasi

Komplikasi diabetes melitus terbagi menjadi 2 yaitu komplikasi akut dan komplikasi kronik. (Carpenito, 2001)

a. Komplikasi Akut, ada 3 komplikasi akut pada diabetes melitus yang penting dan berhubungan dengan keseimbangan kadar glukosa darah dalam jangka pendek, ketiga komplikasi tersebut adalah (Smeltzer & Bare, 2002:1258)

1) Diabetik Ketoasedosis (DKA)

Ketoasedosis diabetik merupakan defisiensi insulin berat dan akut dari suatu perjalanan penyakit diabetes melitus. Diabetik ketoasidosis disebabkan oleh tidak adanya insulin atau tidak cukupnya jumlah insulin yang nyata (Smeltzer & Bare, 200:1258)

2) Koma Hiperosmolar Nonketotik (KHHN)

Koma Hiperosmolar Nonketotik merupakan didominasi oleh hiperosmolaritas dan hiperglikemia dan disertai perubahan tingkat kesadaran. Salah satu perbedaan utama KUHN dengan DKA adalah

(9)

tidak ada ketosis pada KHHN (Smeltzer & Bare, 2002:1262) 3) Hipoglikemia

Hipoglikemia (kadar gula darah yang abnormal yang rendah ) terjadi kalau kadar glukoda dalam darah turun dibawah 50 hingga 60 mg/dl. Keadaan ini dapat terjadi akibat pemberian preparat insulin atau preparat oral yang berlebihan, konsumsi makanan yang terlalu sedikit (Smiltzer & Bare, 2002:1256)

b. Komplikasi kronik

Terjadi pada pembuluh darah diseluruh bagian tubuh (Angiopati Diabetik)(Long, 1996)

1) Mikrovaskuler a) Penyakit ginjal

Salah satu akibat utama dari perubahan-perubahan mikrovaskuler adalah perubahan pada struktural dan fungsi ginjal. Bila kadar glukosa darah meningkat, maka mekanisme filtrasi ginjal akan mengalami stress yang menyebabkan kebocoran protein darah dalam urin (Smeltzer, 2002:1272)

b) Penyakit mata (Katarak)

Penderita diabetes melitus akan mengalami gejala penglihatan sampai kebutaan. Keluhan penglihatan kabur tidak selalu disebabkan retinopati (Sjaifoellah, 1996:588) katarak disebabkan karena hiperglikemia yang berkepanjangan yang menyebabkan pembengkakan lensa dan kerusakan lensa (Long, 1996:16)

c) Neuropati

Diabetes dapat mempengaruhi saraf-saraf perifer, sistem saraf otonom, Medulla spinalis, atau sistem syaraf pusat. Akumulasi sorbital dan perubahan-perubahan metabolik lain dalam sintesa atau fungsi myelin yang dikaitkan dengan hiperglikemia dapat menimbulkan perubahan kondisi saraf (Long, 1996:17)

2) Makrovaskuler

(10)

Akibat kelainan fungsi jantung akibat diabetes melitus maka terjadi penurunan kerja jantung untuk memompakan darahnya keseluruh tubuh sehingga tekanan darah akan naik atau hipertensi. Lemak yang menumpuk dalam pembuluh darah menyebabkan mengerasnya arteri (arterioselerosis), dengan resiko penderita penyakit jantung koroner atau stroke.

b) Pembuluh darah kaki

Timbul karena anesthesia fungsi saraf-saraf sensorik, keadaan ini berperan dalam terjadinya trauma minor dan tidak terdeteksinya infeksi yang menyebabkan gangren. lnfeksi dimulai dari celah-celah kulit yang mengalami hipertropi, pada sel-sel kuku yang tertanam pada bagian kaki, bagian kulit kaki yang menebal, dan kalus, demikian juga pada daerah yang terkena trauma (Long 1996:17)

c) Pembuluh darah otak dapat terjadi penyumbatan sehingga suplai darah ke otak menurun (Long, 1996:17)

6. Pathofisiologi

Insulin dan glukagon dalam pangkreas, yang merupakan kelenjar eksokrin dan endokrin yang lebih dari sejuta kumpulan pulau-pulau sel terletak menyebar dalam organ ini. Terdapat 3 jenis sel-sel endokrin, yatiu sel alpha yang memproduksi glukagon, sel beta yang mensekresi insulin, sel delta yang mensekresi gastrin dan somatostatin pankreas.

Mekanisme kerja insulin adalah hipoglikemik dan anabolotik. Dalam keadaan normal jam terdapat insulin, asupan glukosa yang melebihi kebutuhan kalori akan disimpan sebagai glikogen dalam sel-sel hati dan otot yang disebut proses glokogenesis. Proses ini mencegah terjadinya hiperglemi (kadar glukosa darah>110 mg/dl). Jika terjadi kekurangan insulin maka menyebabkan perubahan metabolisme yang menyebabkan hiperglikemi, antara lain :

(11)

b. Glukogenesis berkurang dan tetap terdapat kelebihan glukosa dalam darah.

c. Glikogenesis meningkat sehingga cadangan glikogen berkurang dan glukosa hati akan dicurahkan secara terus-menerus.

d. Glukoneogenesis meningkat sehingga glukosa dalam darah meningkat dan basil pemecahan asam amino dan lemak

Pada pasien DM, kadar glukosa dalam darah meningkat/tidak terkontrol, akibat rendahnya produk insulin/tubuh tidak dapat menggunakannya, sebagai sel-sel akan starvasi. Bila kadar meningkat akan dibuang melalui ginjal yang akan menimbulkan diuresi sehingga pasien banyak minum (polidipsi). Glukosa terbuang melalui urin maka tubuh kehilangan banyak kalori sehingga nafsu makan meningkat (poliphagi). Akibat sel-sel starvasi karena glukosa tidak dapat melewati membran sel, maka pasien akan cepat lewat.

7. Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan yang dilakukan sebagai penunjang diagnostik medis antara lain :

a. Pemeriksaan gula darah

Orang dengan metabolisme yang normal mampu mempertahankan kadar gula darah antara 70-110 mg/dl (engliglikemi) dalam kondisi asupan makan yang berbeda-beda. Test dilakukan sebelum dan sesudah makan serta pada waktu tidur (Smiltzer & Bare, 2001:1226) b. Tes Toleransi Glukosa

Merupakan tes yang leblh sensitif dari tes toleransi glukosa intravena yang hanya digunakan dalam situasi tertentu, tes toleransi glikosa oral diberikan larutan glukosa sederhana. Pasien mengkonsumsi makanan tinggi karbohidrat sebanyak 75 gram diberikan dalam bentuk minuman (seperti glukosa, minuman yang mengandung gula dan soda) WHO merekomendasikan pengambilan sampel darah 2 jam sesudah konsumsi gula. Beberapa faktor yang mempengaruhi tes toleransi

(12)

glukosa oral yang mencakup metode analisa, sumber spesimen, diet, aktivitas, lama tirah baring, penyakit kronik, pengobatan dan jumlah kalori yang dikonsumsi. Persiapan diet sebelum menjalani tes sangat penting karena asupan makanan dapat mempengaruhi hasil tes (Smeltzer & Bare, 2002:1226)

c. Pemeriksaan dengan Hb

Dilakukan untuk pengobatan DM jangka lama yang merupakan fib minor sebagai hasil dari glikolisis normal.

d. Pemeriksaan Urine

Pemeriksaan urine dikombinasikan dengan pemeriksaan glukosa darah untuk memantau kadar glukosa darah pada periode waktu diantara pemeriksaan darah.

8. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan pada penderita diabetes melitus yang mempunyai tujuan untuk menormalkan kadar gula darah. Ada lima prinsip dalam perawatan penderita diabetes melitus yaitu diet, latihan atau aktivitas, pemantauan kadar gula darah dan terapi (Smeltzer & Bare, 2002:1226)

a. Diet

Salah satu pilar utama pengelolaan DM adalah perencanaan makan. Walaupun telah mendapat tentang penyuluhan perencanaan makanan, lebih dan 50% pasien tidak melaksanakannya.

Penderita DM sebaiknya mempertahankan menu diet seimbang, dengan komposisi idealnya sekitar 68% karbohidrat, 20% lemak dan 12% protein. Karena itu diet yang tepat untuk mengendalikan dan mencegah agar berat badan tidak menjadi berlebihan dengan cara :

- Kurangi lemak

- Konsumsi karbohidrat komplek - Hindari makanan yag manis - Perbanyak konsumsi serat

(13)

b. Olah raga

Olah raga selain dapat mengontrol kadar gula darah karena membuat insulin berkerja lebih efektif. Olah raga juga membantu menurunkan berat badan, memperkuat jantung, dan mengurangi stress. Bagi pasien DM melakukan olah raga dengan teratur akan lebih baik, tetapi jangan melakukan olah raga yang berat-berat.

c. Pemantauan kadar gula darah. d. Terapi obat-obatan jika diperlukan.

C. Proses Keperawatan

Proses keperawatan adalah metode ilmiah yang digunakan secara sistematis untuk mengkaji dan menentukan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga, melaksanakan asuhan keperawatan, serta implementasi keperawatan terhadap keluarga sesuai rencana yang telah dilaksanakan (Effendy, 1998:46) 1. Pengkajian Keluarga

a. Identitas keluarga

Merupakan informasi yang diperlukan untuk mengukur masalah kesehatan, status kesehatan, kesanggupan keluarga dalam memberikan Perawatan pada anggota keluarga (Friedman, 1998:172)

1) Nama kepala keluarga 2) Alamat/tempat tinggal 3) Komposisi keluarga 4) Tipe keluarga

5) Latar belakang budaya a) Kebiasaan makan

Kebiasaan makan keluarga berapa kali, bagaimana menu makanannya, apakah menu makanan balita dan dewasa disamakan, bagaimana pengolahan dan cara memasaknya, berapa banyak porsi makan yang dihabiskan (Noer, 1998:172)

b) Pemanfaatan fasilitas kesehatan

(14)

merupakan faktor penting dalam penelolaan diabetes. Ketidakmampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada akan menimbulkan komplikasi lebih lanjut (Effendy, 1998:43)

6) Agama

7) Status sosial ekonomi 8) Aktivitas rekreasi

b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

Fokus pada tahap perkembangan keluarga saat ini, tugas perkembangan yang belum terpenuhi, riwayat keluarga dan lahir sampai saat ini dan riwayat keluarga dan pihak istri dan suami.

c. Riwayat lingkungan 1) Karakteristik rumah

2) Rumah yang mendukung kesehatan keluarga (Friedman, 1998:214) 3) Lingkungan dan komunitas tempat tinggal

4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk bertemu dan sejauhmana keluarga berinteraksi dengan masyarakat sekitar (Friedman, 1998:218)

5) Sistem pendukung keluarga d. Struktur keluarga

1) Pola komunikasi keluarga

Pola komunikasi antar keluarga dalam menyelesaikan masalah (Farad dan Caplan, 1965) yang diadopsi Friedman (1998) dikutip oleh Suprajitno (2004:7)

2) Struktur kekuatan keluarga 3) Struktru peran

Setiap anggota keluarga berperan sesuai peran masing-masing (Friedman, 1998:291)

4) Nilai dan norma dalam keluarga

(15)

aturan bagi tiap anggota (Friedman, 1998:326) e. Fungsi keluarga

f. Koping keluarga g. Pemeriksaan fisik

h. Harapan keluarga terhadap petugas kesehatan keluarga

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa yang mungkin muncul penderita diabees antara lain (Doengoes, 2000:51)

a. Resiko defisit cairan berhubungan dengan gejala poliuri dan dehidrasi b. Gangguan nutrisi berhubungan dengan gangguan keseimbangan insulin,

makanan, dan aktivitas.

c. Kurang pengetahuan tentang informasi/ketrampilan perawatan mandiri diabetes.

d. Potensial ketidakmampuan melakukan perawatan mandiri berhubungan dengan gangguan fisik atau faktor-faktor sosial

e. Ansietas berhubungan dengan hilang kendali, perasaan takut terhadap ketidakmampuan menangani diabetes, informasi yang salah tentang penyakit diabetes, kekuatan terhadap komplikasi diabetes.

3. Rencana keperawatan a. Menyusun prioritas

Rencana keluarga adalah sekumpulan tindakan keperawatan yang ditentukan oleh perawat untuk dilaksanakan dalam memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang telah diidentifikasi (Nasrul Effendy, 1998:54)

b. Penyusunan tujuan 1) Tujuan umum

Setelah diberikan informasi kepada keluarga mengenai diabetes mampu mengenal masalah diabetes, mampu mengambil keputusan untuk tindakan yang tepat bagi anggota keluarga yang menderita

(16)

diabetes. 2) Tujuan khusus

Masalah tentang diabetes dalam keluarga dapat teratasi atau tidak bertambah buruk keadaan.

a) Menentukan kriteria evaluasi - Respon-respon verbal kognitif - Respon Afektif keluarga - Respon motorik

b) Menentukan standar evaluasi c. Menentukan intervensi keperawatan

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam memilih tindakan keperawatan (Effendy, 1998:57)

1) Merangsang keluarga mengenal, menerima, masalah, dan kebutuhan mereka, melalui memperluas pengetahuan keluarga melalui penyuluhan kesehatan, membantu keluarga melihat situasi dan akibat dari situasi tersebut, mengkaitkan kebutuhan kesehatan dan sasaran keluarga, mengembangkan sifat positif dari keluarga.

2) Menolong keluarga untuk menentukan tindakan keperawatan merundingkan dengan keluarga tentang akibat bila mereka mengambil keputusan, memperkenalkan kepada keluarga tentang altematif yang dapat mereka pilih dan sumber-somber yang diperlukan dalam melakukan tindakan keperawatan.

3) Menumbuhkan kepercayaan keluarga terhadap perawat, memberikan asuhan keperawatan pada anggota keluarga yang sakit, mencari cara untuk mengurangi ancaman, kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.

4. Implementasi

Implementasi berdasarkan pada asuhan keperawatan yang telah disusun, kegagalan dalam implementasi banyak faktor, diantaranya adalah:

(17)

b. Kurang pengetahuan menghadapi situasi c. Informasi yang diperoleh tidak menyeluruh. d. Mempertahankan perilaku yang telah melekat e. Kurang percaya terhadap tindakan yang dilakukan f. Kegagalan dalam mengaitkan tindakan dan sasaran

5. Evaluasi

Evaluasi adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai atau tidak. Evaluasi selalu berkaitan dengan tujuan. Apabila tujuan tidak tercapai maka banyak faktor yang menjadi penyebabnya, yaitu:

a. Tindakan keperawatan tidak tepat b. Tujuan tidak realistis

(18)
(19)

Referensi

Dokumen terkait

Semakin tinggi tingkat keuntungan ( earning per share ) maka laba yang diperoleh perusahaan semakin baik. Perusahaan yang memiliki nilai EPS yang tinggi akan menarik

Nomor 30.a Tahun 2020 tentang Pedoman, Kriteria dan Mekanisme Penanganan Pengaduan Masyarakat Pada Inspektorat Daerah Kabupaten Aceh Timur, perlu menetapkan Peraturan

Data primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu pendapat dari responden mengenai Kualitas Layanan yang diukur dari Bukti Langsung, Kehandalan, Daya Tanggap,

Model pembelajaran Group Investigation dapat meningkatkan tanggung jawab siswa karena dengan menggunakan model ini siswa terhindarkan dari kecurangan dalam

Hari Kamis tanggal 15 bulan Maret tahun 2018, telah dilakukan pengajuan Skripsi atas nama Rizki Nurrahmawati NIM 2014150015, dengan judul Skripsi “HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN

SDS = parameter respons spektral percepatan disain pada perioda pendek SD1 = parameter respons spektral percepatan disain pada perioda 1 detik SMS = parameter spektrum

memahami makna yang terkandung dalam al- Qur‟an. Allah menurunkan al-.. Qur ‟ an menggunakan bahasa Arab untuk dipahami oleh umat Islam. Yusuf : 2). Selain sebagai alat

Metode yang digunakan adalah metode maserasi, merupakan proses perendaman sampel menggunakan pelarut etanol 96% karena etanol merupakan pelarut yang umum digunakan untuk