• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Sebelumnya tim yakni peneliti dan guru mitra melakukan observasi awal terhadap subjek penelitian sebagai data awal yang menjadi dasar penelitian. Untuk jelasnya hasil penelitian tindakan kelas dapat dideskripsikan sebagai berikut.

a. Hasil Observasi Awal

Observasi awal dilaksanakan pada hari Senin tanggal 18 November 2013.

Berdasarkan hasil observasi awal, terdapat 12 orang siswa atau 48% dari jumlah 25 orang siswa yang kurang memiliki keterampilan sosial. Adapun hasil observasi awal dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1. Hasil Observasi Awal

Pengamat

Aspek Yang Dinilai

Rata-rata Keterampilan

Sosial Siswa Menghargai

pendapat orang lain

Bekerjasama Membantu teman

M KM TM M KM TM M KM TM M KM TM

I 13 12 - 14 7 4 12 9 4 13 9 3

II 13 12 - 14 7 4 12 9 4 13 9 3

Persentase 52% 48% 0% 56% 28% 16% 48% 36% 16% 52% 36% 12%

(2)

Keterangan: M = Mampu

KM = Kurang Mampu TM = Tidak Mampu

Hasil pengamatan observasi awal menunjukkan bahwa tingkat rata-rata keterampilan sosial siswa belum mencapai standar yang diharapkan. Hal ini berarti perlu adanya peningkatan keterampilan sosial yang sangat dibutuhkan dalam perkembangan. Beberapa fenomena yang menunjukkan belum optimalnya keterampilan sosial siswa ditunjukkan oleh beberapa hal sebagai berikut: a) bersifat egois; b) mau menang sendiri; c) kurang bekerjasama dengan kelompok; d) tidak menghargai teman.

Berdasarkan temuan dalam kegiatan observasi awal, bahwa perlu ada upaya- upaya yang dilakukan untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa. Adapun upaya tersebut yang dilakukan yakni melalui bimbingan kelompok teknik diskusi.

Bimbingan kelompok teknik diskusi bertujuan agar siswa dapat berinteraksi dengan baik, memahami diri sendiri dan orang lain, sehingga selalu berpikir positif terhadap keberadaan diri sendiri dan orang lain. Untuk itu diadakan siklus sebagai implementasi dari indikator kinerja yang akan dicapai.

b. Hasil Siklus I Pertemuan 1

Pelaksanaan kegiatan siklus I pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 20 November 2013. Kegiatan siklus I pertemuan 1 dilakukan dengan mengacu pada satuan layanan bimbingan kelompok.

(3)

Adapun langkah-langkah pelaksanaannya yakni memotivasi siswa untuk mengikuti layanan bimbingan kelompok, menjelaskan tujuan bimbingan kelompok, azas-azas teknik kelompok, dan tahap-tahap yang akan dilakukan dalam pelaksanaannya. Pada setiap akhir kegiatan, peneliti memberi pengertian kepada siswa yang menunjukkan keaktifannya dalam proses bimbingan kelompok dengan teknik diskusi.

Adapun hasil pelaksanaan siklus I pertemuan 1 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2. Hasil Pengamatan Siklus I Pertemuan 1

Pengamat

Aspek Yang Dinilai

Rata-rata Keterampilan

Sosial Siswa Menghargai

pendapat orang lain

Bekerjasama Membantu teman

M KM TM M KM TM M KM TM M KM TM

I 15 10 - 15 10 0 15 10 - 15 10 -

II 15 10 - 15 10 0 15 10 - 15 10 -

Persentase 60% 40% 0% 60% 40% 0% 60% 40% 0% 60% 40% 0%

Keterangan: M = Mampu

KM = Kurang Mampu TM = Tidak Mampu

Pada pelaksanaan siklus I pertemuan 1 terjadi perubahan, siswa yang berada pada kriteria mampu memiliki keterampilan sosial berjumlah 15 orang atau 60%, 10

(4)

orang siswa atau 40%, serta 0% berada pada kriteria tidak mampu. Temuan ini menunjukkan bahwa bimbingan kelompok teknik diskusi, memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam meningkatkan keterampilan sosial siswa. Namun demikian yang dicapai belum sesuai dengan hasil indikator kinerja yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil pengamatan kegiatan guru, ternyata semua langkah- langkah telah dilakukan tapi belum maksimal, oleh sebab itu perlu ditingkatkan pelaksanaannya pada siklus I pertemuan II.

c. Hasil Siklus I Pertemuan 2

Pelaksanaan kegiatan siklus I pertemuan 2 dilakukan untuk lebih meng- optimalkan tingkat capaian keterampilan sosial dalam proses pembelajaran. Kegiatan siklus I pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Senin tanggal 25 November 2013.

Temuan pada siklus I pertemuan 1, menjadi dasar pelaksanaan siklus I pertemuan 2, seperti memotivasi siswa untuk mengikuti kegiatan bimbingan kelompok, memberi kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan, ide atau pun gagasan dalam diskusi.

Untuk jelasnya hasil pelaksanaan siklus I pertemuan 2 dapat dilihat pada tabel 3 berikut.

(5)

Tabel 3. Hasil Pengamatan Siklus I Pertemuan 2

Pengamat

Aspek Yang Dinilai

Rata-rata Keterampilan

Sosial Siswa Menghargai

pendapat orang lain

Bekerjasama Membantu teman

M KM TM M KM TM M KM TM M KM TM

I 17 8 - 17 8 - 17 8 - 17 8 -

II 17 8 - 17 8 - 17 8 - 17 8 -

Persentase 68% 32% 0% 68% 32% 0% 68% 32% 0% 68% 32% 0%

Keterangan: M = Mampu

KM = Kurang Mampu TM = Tidak Mampu

Dari tabel 3 diperoleh hasil pengamatan siklus I pertemuan 2 siswa yang berada pada kriteria mampu berjumlah 17 orang atau 68% yang telah memiliki keterampilan sosial, 8 orang atau 32% pada kriteria kurang mampu, serta 0% pada kriteria tidak mampu.

Dari hasil analisis dan refleksi bersama peneliti dan guru mitra untuk siklus I diperoleh hasil, sebagai berikut:

a) Siswa menunjukkan sikap antusias dalam mengikuti kegiatan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi.

(6)

b) Langkah-langkah pelaksanaan bimbingan kelompok, sangat memotivasi mereka untuk lebih terbuka dengan teman dalam memberikan pendapat, menghargai teman dalam kelompok.

c) Terdapat 8 orang siswa (32%) yang belum menunjukkan perubahan dalam keterampilan sosial. Namun demikian hasil yang dicapai belum sesuai dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil pengamatan kegiatan guru, ternyata semua langkah-langkah telah dilakukan tapi belum maksimal. Atas dasar temuan ini, maka ditingkatkan pelaksanaannya pada siklus II.

b. Siklus II Pertemuan 1

Kegiatan tindakan kelas siklus II pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 26 November 2013. Proses pelaksanaan siklus II pertemuan 1 dilaksanakan untuk lebih memotivasi semua siswa agar aktif, dalam menghargai pendapat orang lain, bekerjasama, membantu teman, sebagai indikator yang dinilai pada pelaksanaan bimbingan kelompok.

Kerjasama antara peneliti dan guru mitra, sangat membantu siswa, terutama memberi semangat kepada siswa yang belum aktif pada pelaksanaan bimbingan kelompok teknik diskusi. Untuk jelasnya, hasil pelaksanaan siklus II pertemuan 1 dapat dilihat pada tabel 4.

(7)

Tabel 4. Hasil Pengamatan Siklus II Pertemuan 1

Pengamat

Aspek Yang Dinilai

Rata-rata Keterampilan

Sosial Siswa Menghargai

pendapat orang lain

Bekerjasama Membantu teman

M KM TM M KM TM M KM TM M KM TM

I 19 6 - 19 6 - 19 6 - 19 6 -

II 19 6 - 19 6 - 19 6 - 19 6 -

Persentase 76% 24% 0% 76% 24% 0% 76% 24% 0% 76% 24% 0%

Keterangan: M = Mampu

KM = Kurang Mampu TM = Tidak Mampu

Berdasarkan tabel 4 diperoleh hasil pengamatan siklus II pertemuan 1, siswa yang memiliki keterampilan sosial pada kriteria mampu berjumlah 19 orang atau 76%, kriteria tidak mampu 6 orang atau 24% serta 0% berada pada kriteria tidak mampu.

Pada siklus II pertemuan 1, siswa pada umumnya tekun dan semangat dalam mengikuti bimbingan kelompok dengan teknik diskusi, hal ini ditandai dengan adanya argumen dari setiap siswa terhadap tema yang dibahas. Di samping itu pemberian penguatan oleh peneliti, membuat siswa ingin mengetahui lebih jauh tentang keterampilan sosial yang perlu dimiliki dan diterapkan dalam kehidupan

(8)

sehari-hari. Untuk mencapai hasil yang optimal, pelaksanaan siklus dilanjutkan pada siklus II pertemuan 2.

c. Siklus II Pertemuan 2

Pelaksanaan siklus II pertemuan 2, yakni pada hari Kamis tanggal 28 November 2013. Proses pembelajarannya sama dengan siklus-siklus sebelumnya.

Temuan yang diperoleh selama pelaksanaan siklus ditindak-lanjuti pada siklus II pertemuan 2.

Siswa pada umumnya telah memiliki keterampilan sosial sesuai indikator penilaian yakni: a) menghargai pendapat orang lain; b) beerjasama; c) membantu teman. Adapun pencapaian indikator penilaian, berkat kerjasama antara peneliti dengan guru peneliti terutama menyamakan persepsi dalam upaya pelaksanaan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi. Untuk jelasnya hasil pelaksanaan siklus II pertemuan 2 dapat dilihat pada tabel 5 berikut.

Tabel 5. Hasil Pengamatan Siklus II Pertemuan 2

Pengamat

Aspek Yang Dinilai

Rata-rata Keterampilan

Sosial Siswa Menghargai

pendapat orang lain

Bekerjasama Membantu teman

M KM TM M KM TM M KM TM M KM TM

I 22 3 - 22 3 - 22 3 - 22 3 -

II 22 3 - 22 3 - 22 3 - 22 3 -

Persentase 88% 12% 0% 88% 12% 0% 88% 12% 0% 88% 12% 0%

(9)

Keterangan: M = Mampu

KM = Kurang Mampu TM = Tidak Mampu

Dari tabel 5 diperoleh hasil pengamatan siklus II pertemuan 2, yakni siswa yang memiliki keterampilan sosial pada kriteria mampu berjumlah 22 orang atau 88%, 3 orang siswa pada kriteria kurang mampu 12%, dan 0% pada kriteria tidak mampu.

Dari hasil analisis dan refleksi bersama untuk pelaksanaan siklus II diperoleh hal-hal sebagai berikut:

a) Pada dasarnya siswa memiliki keterampilan sosial yang perlu ditumbuh- kembangkan.

b) Bimbingan kelompok dengan teknik diskusi, merupakan salah satu jenis layanan yang memotivasi siswa untuk memiliki keterampilan sosial.

c) Tahapan-tahapan bimbingan kelompok, sangat membantu siswa untuk memahami diri sebagai makhluk sosial yang perlu dibekali dengan keterampilan sosial.

d) Indikator yang dinilai pada pelaksanaan tindakan kelas secara bertahap telah dapat dilaksanakan dengan baik.

Berdasarkan pelaksanaan tindakan kelas pada siklus II, telah menunjukkan peningkatan keterampilan sosial siswa melalui bimbingan kelompok teknik diskusi.

Hal ini dibuktikan dengan tercapainya indikator kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya yakni apabila 88% siswa telah memiliki keterampilan sosial, dari jumlah

(10)

siswa 25 orang, atau terjadi peningkatan dari 13 orang (52%) menjadi 22 orang (88%). Mencermati temuan pada siklus II ini, maka pelaksanaan penelitian tidak dilanjutkan ke siklus III.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis dan tindakan pada siklus I pertemuan 1 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan yakni dari 13 orang (52%) menjadi 15 orang siswa atau (60%) siswa yang memiliki keterampilan sosial. Tindakan siklus I pertemuan 1 selanjutnya diikuti dengan pertemuan 2. Kelemahan-kelemahan yang ditemui pada siklus I pertemuan 1 diminimalkan dengan lebih menjelaskan tujuan pelaksanaan bimbingan kelompok teknik diskusi, serta langkah-langkah pelaksanaan bimbingan kelompok. Di samping itu, peneliti bersama guru mitra, terlibat aktif bersama siswa dalam pelaksanaan bimbingan kelompok teknik diskusi. Motivasi kepada siswa, terutama memberi penguatan terhadap indikator penilaian yakni: a) menghargai pendapat orang lain; b) bekerjasama; c) membantu teman. Hal ini mendapat respons yang baik dari siswa. Hal ini dibuktikan dengan hasil siklus I pertemuan 2 menjadi 17 orang siswa atau (68%) siswa berada pada kriteria mampu memiliki keterampilan sosial.

Disadari bersama, keterampilan sosial membutuhkan proses, dalam arti tidak diperoleh hanya dalam waktu singkat. Untuk itu bimbingan kelompok dengan teknik diskusi, merupakan langkah awal untuk lebih mengingatkan kepada siswa bahwa

(11)

dalam hidup, manusia tidak lepas dari kedudukannya sebagai makhluk sosial.

Keberhasilan individu banyak ditentukan oleh kualitasnya berinteraksi dengan individu lain. Pemberian penguatan dengan hal-hal tersebut di atas menghasilkan peningkatan keterampilan sosial pada kriteria mampu siklus II pertemuan 1 menjadi 19 orang siswa (76%), dan dilanjutkan pada siklus II pertemuan 2 menjadi 22 orang (88%) dari jumlah siswa 25 orang.

Adapun kelemahan yang ditemui pada proses pelaksanaan siklus, yakni siswa pada umumnya belum mengetahui dengan jelas pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi. Kemampuan berkomunikasi yang belum optimal merupakan faktor penghambat, tetapi dengan adanya motivasi dan pemberian penguatan kepada setiap siswa, menjadikan suasana pelaksanaan bimbingan kelompok lebih akrab, siswa saling menghargai pendapat teman, bekerjasama, dalam merumuskan hasil diskusi sesuai tema yang dibahas.

Dari hasil pelaksanaan siklus, masih terdapat 3 orang siswa (12%) yang berada pada kriteria kurang mampu, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain: banyak bolos, kurang berinteraksi dengan teman, bersikap tertutup dengan teman-teman. Untuk itu, bimbingan secara kontinu akan dilakukan oleh peneliti.

Untuk jelasnya hasil pelaksanaan tindakan kelas, sehubungan dengan peningkatan keterampilan sosial melalui bimbingan kelompok dengan teknik diskusi di MTs Muhammadiyah Kabila Kabupaten Bone Bolango, dapat dilihat pada tabel 6.

(12)

Tabel 6. Rekapitulasi Hasil Pelaksanaan Siklus

Tahap Penelitian

Rata-rata Kerjasama Siswa Menghargai pendapat

orang lain Bekerjasama Membantu teman

M KM TM M KM TM M KM TM

Observasi awal

52% 36% 12% 52% 36% 12% 52% 36% 12%

Siklus I 68% 32% 0% 68% 32% 0% 68% 32% 0%

Siklus II 88% 12% 0% 88% 12% 0% 88% 12% 0%

Keterangan: M = Mampu

KM = Kurang Mampu TM = Tidak Mampu

Keterampilan sosial berdampak pada pembentukan moral, sebagaimana yang dikemukakan oleh Lickona (2013:130) bahwa para siswa saling tahu tentang diri teman-temannya, maka akan lebih mudah bagi guru untuk membangun aspek kedua dari komunitas moral, yakni siswa saling menghormati, mendukung dan peduli kepada satu sama lain.

Selanjutnya Geldard (2013:315) menjelaskan temuan-temuan riset menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara kompetensi sosial di masa kecil dan fungsional sosial, akademis dan psikologis. Anak didik dengan keterampilan sosial yang buruk tidak mampu memulai dan mempertahankan interaksi dengan siswa- siswa lain dalam cara-cara yang positif. Sebagai konsekuensinya, mereka kemungkinan diabaikan, atau mengalami penolakan. Mereka seringkali tidak disukai, dipersalahkan, dan diperlakukan secara berbeda oleh siswa-siswa lain. Di sisi lain,

(13)

siswa-siswa dengan keterampilan sosial yang adaptif kemungkinan sangat populer, mempunyai teman dan terlihat lebih bahagia.

Bertitik tolak dari pendapat para ahli yang telah dikemukakan, maka bimbingan kelompok dengan teknik diskusi benar-benar diperlukan sehubungan dengan peningkatan keterampilan sosial siswa, khususnya di kelas VIII Tsanawiyah Muhammdiyah Kabila Kabupaten Bone Bolango.

Gambar

Tabel 1. Hasil Observasi Awal
Tabel 2. Hasil Pengamatan Siklus I Pertemuan 1
Tabel 3. Hasil Pengamatan Siklus I Pertemuan 2
Tabel 4. Hasil Pengamatan Siklus II Pertemuan 1
+3

Referensi

Dokumen terkait

dilakukan adalah struktur pori (diameter, volume, dan luas permukaan) menggunakan analisa Brunauer- Emmet-Teller (BET), fase kristal menggunakan analisa X-ray

14/06/2016 Salinan informasi nilai hasil SBMPTN 2014, a.n Julian Hadi Prasetyo, Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas

Sistem pakar yang didesain dengan e2gLite Expert System Shell untuk diagnosis penyakit THT, dapat bekerja sesuai yang diharapkan. Sistem dapat mengidentifikasikan 23 jenis penyakit

Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengevaluasi kesesuaian tingkat kenyamanan termal, visual, dan akustik lingkungan pabrik dengan standard yang berlaku, dan

Perdagangan melalui jaringan elektronik yang berkenaan dengan transaksi antara perusahaan-perusahaan yang tidak melibatkan pemakai akhir Contoh Amazon dgn supplier (penerbit

6. Bogor via e-mail untuk menutup kegiatan usaha “CV. Harapan Utama Indah”. Sampai sekarang belum ada tindak lanjutnya. Demikian surat ini dibuat dan kami harap segera

Menghasilan karya ilmiah berjudul ”Pengembangan Tes Formatif untuk mata Kuliah Akuntansi Manajemen Jurusan Pendidikan Akuntansi FIS UNYdimuat dalam jurnal Pendidikan Akuntansi