• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KERJA PRAKTIK PENYAMBUNGAN FIBER OPTIK DAN MENURUNKAN REDAMAN FIBER OPTIK DI PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA NETWORK AREA TANGERANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KERJA PRAKTIK PENYAMBUNGAN FIBER OPTIK DAN MENURUNKAN REDAMAN FIBER OPTIK DI PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA NETWORK AREA TANGERANG"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

i

LAPORAN KERJA PRAKTIK

PENYAMBUNGAN FIBER OPTIK DAN MENURUNKAN

REDAMAN FIBER OPTIK

DI PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA NETWORK AREA

TANGERANG

Periode 23 Mei – 1 Juli, 2016

Oleh:

FRINZA MARCELINO HASIHOLAN (NIM. 1101130269)

Dosen Pembimbing Akademik :

Ir. ACHMAD ALI MUAYYADI, M.Sc., Ph.D.

(NID. 93660096)

PRODI S1 TEKNIK TELEKOMUNIKASI FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO

UNIVERSITAS TELKOM 2016

(2)

ii

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KERJA PRAKTIK

PENYAMBUNGAN FIBER OPTIK DAN MENURUNKAN

REDAMAN FIBER OPTIK

DI PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA NETWORK AREA

TANGERANG

Periode 23 Mei – 1 Juli, 2016

Oleh :

Frinza Marcelino Hasiholan

(1101300269)

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan

Ir. Achmad Ali Muayyadi, M.Sc., Ph.D. Dwi Maryono

(3)

iii

ABSTRAK

Kerja Praktik dengan tataran beban akademik 2 SKS dilaksanakan dalam masa libur pergantian tahun akademik, yaitu paling awal sesudah berakhirnya semester 6 selama minimal 6 – 8 minggu di luar jadwal perkuliahan pada jam kerja penuh (8 jam per hari) dalam hari kerja penuh (5 hari per minggu). Dengan penempatan lokasi kerja berdasarkan permohonan Universitas u.p. Dekan Fakultas sesuai usulan mahasiswa yang telah disetujui oleh Dosen Wali. Masa pendaftaran KP paling lambat 4 (empat) bulan sebelum pelaksanaan dengan mengisi formulir permohonan KP yang disetujui oleh Dosen Wali.

Kerja Praktik dimulai pada tanggal 23 Mei 2016 sampai 1 Juli 2016 di Telkom Network Area Tangerang. Pembukaan KP berisi arahan, bimbingan, dan pembagian divisi kerja untuk masing-masing peserta. Lalu peserta diperkenalkan dengan divisi yang telah dipilih oleh perusahaan dan diperkenalkan kepada karyawan di divisi tersebut. Peserta dijelaskan sistem dan tujuan kerja dari divisi tersebut.

Peserta membantu pekerjaan para karyawan yang bekerja di divisi tersebut. Sebelumnya, para karyawan akan memberikan pengarahan dan materi terlebih dahulu agar pekerjaan dapat dilakukan dengan baik. Peserta dapat bertanya jika ada persoalan yang tidak diketahui. Tujuan Kerja Praktik antara lain adalah agar mahasiswa memiliki pengalaman praktik sesuai dengan program studi masing-masing dan mahasiswa mempunyai gambaran nyata mengenai lingkungan kerja.

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala Rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan laporan Kerja Praktek (KP) dengan judul “Penyambungan Fiber Optik dan Menurunkan Redaman Fiber Optik” ini. Laporan KP ini disusun untuk memenuhi persyaratan kelulusan mata

kuliah Kerja Praktek (2 sks).

Suatu kebanggan bagi penulis karena dapat kesempatan melaksanakan KP di PT. Telkom Indonesia. Berbagai ilmu dan pengalaman berharga yang tidak akan pernah ada di tempat lain dapat penulis ambil dari pelaksanaan KP kali ini. Laporan ini dapat rampung karena bantuan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. PT. Telkom Indonesia, yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan KP kali ini,

2. Fakultas Teknik Elektro Universitas Telkom, yang telah memfasilitasi penulis dalam hal administrasi,

3. Bapak Ir. Achmad Ali Muayyadi, M.Sc., Ph.D. selaku dosen pembimbing sekaligus dosen wali penulis,

4. Seluruh Manager dan Staff pada divisi Multimedia, Transmisi, Switching, dan CME yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu dan membimbing penulis setiap hari saat melaksanakan KP,

5. Orang tua penulis, yang selalu memberi support kepada penulis selama kegiatan KP berlangsung,

6. Teman-teman seperjuangan KP penulis,

Penulis juga menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini. Namun penulis berharap, laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Bandung, Juli 2016

(5)

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ...iv

DAFTAR ISI... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penugasan Kerja Praktik ... 1

1.2 Lingkup Penugasan Kerja Praktik ... 2

1.3 Target Pemecahan Masalah Kerja Praktik ... 2

1.4 Metode Pelaksanaan Tugas / Pemecahan Masalah ... 2

1.5 Rencana dan Penjadwalan Kerja ... 3

1.6 Ringkasan Sistematika Laporan ... 3

BAB II ... 5

PROFIL INSTANSI KERJA PRAKTIK ... 5

2.1 Profil Perusahaan ... 5

2.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 6

2.3 Lokasi Pelaksanaan Kerja... 7

BAB III ... 8

KEGIATAN KERJA PRAKTIK DAN PEMBAHASAN KRITIS ... 8

3.1 Deskripsi Kegiatan ... 8

3.1.1 Sistem Komunikasi Optik ... 8

3.1.2 Penyambungan Fiber Optik ... 15

3.1.3 Pengukuran Fiber Optik dengan OTDR ... 22

3.2 Analisisis dan Pembahasan Kritis ... 26

3.2.1 Pelajaran Berharga ... 26

3.2.2 Masalah dan Pemecahan Masalah ... 26

3.2.3 Teori dan Praktek ... 30

3.2.4 Pengalaman Baik dan Buruk ... 31

BAB IV ... 32

(6)

vi

4.1 Kesimpulan ... 32

4.2 Saran ... 33

DAFTAR PUSTAKA ... 33

LAMPIRAN... 34

Lampiran A – Copy Surat Lamaran ke Perusahaan/Instansi ... 34

Lampiran B – Copy Balasan Surat Lamaran dari Perusahaan/Instansi ... 35

Lampiran C – Penilaian Pembimbing Lapangan dari Perusahaan/Instansi... 37

Lampiran D – Penilaian Pembimbing Akademik ... 38

(7)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Logo Telkom Indonesia ... 5

Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT. Telkom Indonesia ... 6

Gambar 2.3 Struktur Organisasi Telkom Area Netwok Tangeran ... 6

Gambar 2.4 Peta lokasi Telkom Tangerang ... 7

Gambar 2.5 Gambar gedung lokasi KP ... 7

Gambar 3.1.1 Struktur fiber optic ... 9

Gambar 3.1.2 Single-mode fiber ... 11

Gambar 3.1.3 Multi-mode fiber ... 11

Gambar 3.1.4 Penampang kabel optik jenis loose tube ... 12

Gambar 3.1.5 Penampang kabel optik jenis slot ... 12

Gambar 3.1.6 Makrobending ... 14

Gambar 3.1.7 Mikrobending ... 14

Gambar 3.1.8 Fiber strength ... 14

Gambar 3.1.9 Proses Penyambungan Fiber Optik di Cisauk ... 15

Gambar 3.1.10 Buka kunci Closure Raychem ... 17

Gambar 3.1.11 Memotong oval port ... 17

Gambar 3.1.12 Memotong streng member ... 18

Gambar 3.1.13 Memasang grounding kabel ... 18

Gambar 3.1.14 Menyambung klip pencabangan grounding ... 18

Gambar 3.1.15 Strength member pada base... 19

Gambar 3.1.16 Pelindung aluminium pada kabel ... 19

Gambar 3.1.17 Klip pencabang ... 19

Gambar 3.1.18 Memotong transportasi tube ... 20

Gambar 3.1.19 Sleve pada alur tray ... 20

Gambar 3.1.20 Stripper ... 21

Gambar 3.1.21 Cleaver ... 21

Gambar 3.1.21 Fusion Splicer Memasang sleeve (pelindung sambungan) ... 22

Gambar 3.1.22 Proses Pengukuran Fiber Optik dengan OTDR ... 22

(8)

viii

Gambar 3.1.24 Hasil pengukuran kabel optik ruas Gandasari – Tangerang ... 25

Gambar 3.2.1 Link FO Ruas TAN-GDS-CKA ... 27

Gambar 3.2.2 Contoh Pengukuran Ruas FO Tangerang – Gandasari – Cikupa . 28 Gambar 3.2.3. Optic fiber connector cleaner. ... 28

Gambar 3.2.4 Hasil pengukuran setelah dibersihkan konektor pathcord... 28

Gambar 3.2.5 Pen Fiber Cleaner. ... 29

Gambar 3.2.6 Hasil ukur setelah adapter dibersihkan... 29

(9)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Rencana dan Penjadwalan Kerja ... 3

(10)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penugasan Kerja Praktik

Perkembangan teknologi kini berkembang dengan sangat pesat, beberapa teknologi sekarang sudah sangat membantu dan memudahkan manusia untuk melakukan aktifitas dalam sektor apapun, salah satunya adalah dalam sektor komunikasi. Perkembangan teknologi yang begitu cepat menuntut untuk membutuhkan komunikasi yang cepat dan stabil.

Sekarang sektor komunikasi sudah menggunakan media transmisi fiber optic. Sebelum menggunakan media transmisi fiber optic, dahulu media transmisi untuk komunikasi antar perangkat telekomunikasi adalah menggunakan tembaga. Namun dengan menggunakan media transmisi tembaga tidak dapat memenuhi kebutuhan komunikasi saat ini. Keuntungan menggunakan fiber optic adalah kapasitas (bandwidth) yang besar, ukurannya yang lebih kecil dan ringan, serta lebih murah.

Fiber optic adalah sebuah teknologi kabel yang menggunakan benang (serat) atau (plastik) mengirimkan data. Kabel fiber optic terdiri dari seikat benang kaca,yang masing-masing mampu mentransmisi pesan modulasi ke gelombang cahaya.serat kaca biasanya memiliki diameter 120 mikrometer dengan yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain hingga jarak 50km tanpa menggunakan repeater.

PT. Telkom Indonesia sekarang ini sedang membangun infrastruktur untuk beralih dari kabel tembaga ke fiber optic. Sudah banyak pelanggan Telkom yang beralih menggunakan fiber optic. Itu menandakan bahwa pelayanan Telkom sudah lebih baik.

Dengan adanya mata kuliah Kerja Praktik di Universitas Telkom maka saya memilih PT. Telkom menjadi tempat kerja praktik saya, karena PT. Telkom memiliki potensi yang lebih baik dibidang telekomunikasi dibandingkan dengan perusahaan telekomunikasi yang lainnya. Progam

(11)

2

KP ini diadakan untuk mempersiapkan mahasiswa dalam mengahadapi dunia kerja nanti. Program kerja praktik ini dapat melatih mahasiswa untuk mengenal ruang lingkup dunia pekerjaan sehingga bisa beradaptasi dan mengimplementasikan ilmu yang telah didapatkan selama proses perkuliahan.

1.2 Lingkup Penugasan Kerja Praktik

Dari beberapa kasus dalam gambar umum PT. Telkom Indonesia Network Area Tangerang divisi Transmisi yang penulis peroleh selama melaksanakan kerja praktek baik yang bersifat teknik maupun non teknik, maka ruang lingkup penugasan yang akan dibahas yaitu mengenai sistem komunikasi optik dan monitoring perangkat pendukung sistem komunikasi optik. Adapun pokok bahasan pada kesempatan kali ini adalah fiber optic.

1.3 Target Pemecahan Masalah Kerja Praktik

Kerja Praktik dilaksanakan dengan tujuan untuk :

1. Memberikan pengalaman praktek kerja dan penyelesaian masalah pekerjaan yang timbul dilapangan sekaligus mengukur implementasi keilmuan dan keterampilan di dunia kerja.

2. Meningkatkan keterampilan dan wawasan, baik dalam hal kompetensi hardskill (yakni kemampuan teknis) maupun softskill (yakni kemampuan menyesuaikan diri, perilaku positif, dan semangat kerja tim).

3. Mengisi masa liburan antar tahun akademik mahasiswa degan kegiatan positif yang menunjang kemampuan dan keahliannya.

4. Mempersiapkan mahasiswa dengan gambaran nyata mengenai serba serbi lingkungan kerja, mulai dari jenis pekerjaan tingkat bawah sampai dengan tingkat yang lebih tinggi.

1.4 Metode Pelaksanaan Tugas / Pemecahan Masalah

Metode penelitian yang dilakukan pada Laporan Kerja Praktek ini adalah:

1. Data-data studi lapangan, penulis mendapatkan pengetahuan baik dari pembimbing maupun kerja praktek di lapangan.

(12)

3

2. Data-data studi kepustakaan yang penulis dapatkan dari literatur dan sumber tertulis lainnya baik dari dalam perusahaan, buku-buku perpustakaan maupun dari media internet yang terkait dengan topik penulisan laporan kerja praktek ini.

1.5 Rencana dan Penjadwalan Kerja

Sistem Penjadwalan kerja praktek yang dilaksanakan beberapa waktu yang lalu di PT. Telkom Indonesia Network Area Tangerang kemarin adalah sistem Rolling , adapun maksud dari sistem tersebut adalah agar semua peserta kerja praktek di PT. Telkom Indonesia Network Area Tangerang dapat menempati semua divisi secara bergilir sehingga ilmu yang didapatkan tidak berfokus terhadap 1 divisi saja.

Adapun rencana dan penjadwalan kerja adalah sebagai berikut.

MINGGU 1 MINGGU 2 MINGGU 3 MING GU 4 MINGGU 5 MINGGU 6 Divisi Multimedia Divisi Transmisi Divisi Switching Divisi CME Divisi Multimedia Divisi Transmisi Tabel 1.1 Rencana dan Penjadwalan Kerja

Namun pada saat kerja praktik berlangsung saya lebih difokuskan pada divisi Transmisi sehingga kerja praktek berlangsung tidak sesuai Rencana dan Penjadwalan Kerja

1.6 Ringkasan Sistematika Laporan

Laporan ini dibagi menjadi beberapa bab yang membahas hal-hal berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi antara lain latar belakang penugasan KP, lingkup penugasan KP, target pemecahan masalah KP, metode pelaksanaan tugas / pemecahan masalah, rencana dan penjadwalan kerja, dan ringkasan sistematika laporan.

BAB II PROFIL INSTITUSI KERJA PRAKTIK

Menjelaskan profil PT. Telkom Indonesia Network Area Tangerang.

BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTIK DAN PEMBAHASAN KRITIS

Berisi uraian singkat mengenai dasar teori yang berhubungan dengan penyambungan fiber optik dan menurunkan redaman fiber optik

(13)

4

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang simpulan kegiatan KP yang bersifat komprehensif, menyeluruh, jelas, ringkas, dan padat, dan juga saran-saran

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

i. Copy Surat Lamaran ke perusahaan/instansi yang bersangkutan; ii. Copy balasan Surat Lamaran dari perusahaan/instansi;

iii. Lembar Penilaian Pembimbing Lapangan dari perusahaan/instansi; iv. Lembar Berita Acara Presentasi dan Penilaian Pembimbing

Akademik; v. Logbook.

(14)

5

BAB II

PROFIL INSTANSI KERJA PRAKTIK

2.1 Profil Perusahaan

Gambar 2.1 Logo Telkom Indonesia

Telkom Group adalah satu-satunya BUMN telekomunikasi serta penyelenggara layanan telekomunikasi dan jaringan terbesar di Indonesia. Telkom Group melayani jutaan pelanggan di seluruh Indonesia dengan rangkaian lengkap layanan telekomunikasi yang mencakup sambungan telepon kabel tidak bergerak dan telepon nirkabel tidak bergerak, komunikasi seluler, layanan jaringan dan interkoneksi serta layanan internet dan komunikasi data. Telkom Group juga menyediakan berbagai macam layanan di bidang informasi, media dan edutainment, termasuk cloud-based dan server-based managed services, layanan e-Payment dan IT enabler, e-Commerce dan layanan portal lainnya.

Pada awalnya, Telkom dikenal sebagai sebuah badan usaha swasta penyedia layanan pos dan telegraph atau dengan nama “JAWATAN”. Pada tahun 1961 status Jawatan diubah menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel). PN Postel dipecah menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos & Giro) dan Perusahaan Negara Telekomunikasi (PN Telekomunikasi). Pada tahun 1974, PN Telekomunikasi disesuaikan menjadi Perusahaan Umum Telekomunikasi (PERUMTEL) yang menyelenggarakan jasa telekomunikasi nasional

(15)

6

maupun internasional. Pada tanggal 14 November 1995 diresmikan PT. Telekomunikasi Indonesia sebagai nama perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia.

PT. Telekomunikasi Indonesia mempunya visi dan misi sebagai berikut:

 Visi

“To become a leading Telecommunication, Information, Media, Edutainment and Services (“TIMES”) player in the region”

 Misi

o Menyediakan layanan “more for less” TIMES.

o Menjadi model pengelolaan korporasi terbaik di Indonesia.

2.2 Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT. Telkom Indonesia

(16)

7

2.3 Lokasi Pelaksanaan Kerja

Tempat pelaksanaan KP adalah di Telkom Network Area Tangerang, tepatnya berada di Jl. KS. Tubun No., Pasar Baru, Tangerang. Berikut ini adalah gambar peta lokasi dan kantor :

Gambar 2.4 Peta lokasi Telkom Tangerang

(17)

8

BAB III

KEGIATAN KERJA PRAKTIK DAN PEMBAHASAN KRITIS

3.1 Deskripsi Kegiatan

Selama saya melakukan kerja praktek saya ditempatkan di divisi Transmisi. Divisi transmisi memiliki tugas secara garis besar adalah instalasi fiber optik dan melakukan maintenance. Tetapi belakangan ini tugas dari divisi transmisi adalah melakukan maintenance fiber optik. Maintenance pada divisi Transmisi dibagis menjadi beberapa bagian seperti :

 Maintenance Preventif pada Inside Plan (ISP)

Pada maintenance Preventif ISP, dilakukan pengecekan sederhana seperti visual check pada perangkat dengan memperhatikan led indicator pada perangkat.

 Maintenance Preventif Pada Outside Plan (OSP)

Sedangkan Maintenance Preventif OSP dilakukan dengan patroli ke lapangan untuk mengecek kondisi lokasi kabel dan mainhole dan juga pengukuran ruas dengan OTDR  Maintenance Korektif Pada Inside Plan (ISP)

Maintenance Korektif merupakan upaya perbaikan jika terjadi masalah yang mengakibatkan sistem komnukisai tidak bekerja sesuai yang diharapkan

 Maintenance Korektif Pada Outside Plan (OSP)

Maintenance korektif pada OSP yaitu perbaikan ruas kabel optik yang rusak atau putus

Sementara itu untuk pekerjaan yang saya kerjakan selama saya kerja praktek adalah penyambungan fiber optik, pengukuran redaman pada fiber optik, dan menurunkan redaman pada fiber optik. Ada beberapa pekerjaan yang saya tidak kerjakan karena ada pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh ahlinya dan waktu yang tidak memungkinkan.

3.1.1 Sistem Komunikasi Optik

Fiber optic adalah sebuah teknologi kabel yang

menggunakan benang (serat) atau (plastik) mengirimkan data. Kabel fiber optic terdiri dari seikat benang kaca,yang masing-masing mampu mentransmisi pesan modulasi ke gelombang cahaya.serat kaca biasanya memiliki diameter 120 mikrometer dengan yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain hingga jarak 50km tanpa menggunakan

(18)

9

repeater.sinyal-sinyal gelombang dapat berupa pengkodean komunikasi suara/data komputer.

Struktur Komponen Fiber Optic

Gambar 3.1.1 Struktur fiber optic

Inti (Core)

Tepat di tengah-tengah kabel fiber optik terdapat bagian utama dalam struktur kabel fiber optik yakni „core„ alias inti yang terbuat dari serat kaca. Umumnya core ini memiliki diameter sekitar 2 μm – 50 μm (tergantung dari jenis serat optiknya), dimana ukuran core ini sendiri berpengaruh besar terhadap kualitas dan kemampuan dari sebuah kabel fiber optik. Fungsi core pada kabel fiber optik ini adalah sebagai tempat berlangsungnya perambatan cahaya dari satu ujung ke ujung kabel lainnya, sehingga proses pengiriman cahaya dapat dilakukan.

Jaket (Cladding)

Lapisan yang menyelubungi core pada kabel fiber optik disebut cladding yang terbuat dari kaca. Indeks bias yang dihasilkan cladding ini lebih kecil dari core, dimana hubungan indeks bias antara core dan cladding akan mempengaruhi perambatan cahaya pada core (mempengaruhi besarnya sudut kritis). Diameter cladding berkisar antara 5 μm – 250 μm serta berfungsi sebagai pelindung core sekaligus menjadi cermin yang terpancar keluar kembali ke dalam core. Bisa dibilang cladding merupakan bagian

(19)

10

yang punya peran penting karena berkat cladding inilah cahaya dapat merambat dalam core serat optik.

Mantel (Coating)

Di bagian luar setelah cladding, terdapat mantel atau coating yang umumnya terbuat dari bahan plastik. Adapun fungsi coating pada kabel fiber optik adalah sebagai pelindung mekanis yang menjagai serat optik dari kerusakan yang dapat terjadi karena lengkungan kabel atau gangguan luar lainnya seperti kelembaban. Coating ini memiliki warna yang beragam untuk mempermudah dalam penyusunan urutan core.

Prinsip Kerja Fiber Optic

Prinsip kerja fiber optic tergantung pada prinsip jumlah refleksi internal. Refleksi cahaya atau dibiaskan berdasarkan sudut yang menyerang permukaan. Prinsip ini berpusat pada cara kerja serat optik Membatasi sudut di mana gelombang cahaya dikirim memungkinkan untuk mengontrol secara efisien sampai ketujian. Gelombang cahaya ditutupi dengan inti dari fiber optic, dalam hal yang sama bahwa frekuensi sinyal radio ditutupi dengan coaxial cable.Gelombang cahaya diarahkan ke ujung serat dengan direfleksikan di dalam inti. Kabel Fiber optik biasanya diaplikasikan pada infrastruktur jaringan telekomunikasi misalnya pada jaringan telepon dan jaringan komputer.

Kelebihan dan Kekurangan Fiber Optic

Ada beberapa kelebihan dari fiber optic, antara lain :

Kapasitas (bandwidth) yang besar dalam mentransmisi informasi yang ada memiliki kecepatan yang tinggi  Kecepatan yang tinggi hingga mencapai beberapa Gbps.  Sinyal degradasi lebih kecil, tidak terpengaruh pada

gelombang elektromagnetik dan frekuensi radio karena terbuat dari kaca dan plastik murni.

 Ukurannya kecil, ringan, lebih tipis dan fleksibel serta mempunyai diameter yang lebih kecil daripada kabel tembaga sehingga memudahkan suplai dan pemasangan.

(20)

11

 Serat optik aman,tidak mudah terbakar, dan tidak mengalirkan listrik.

Kekurangan dari fiber optic adalah harga yang relatif mahal dalam hal penyambungan karena mungkin memerlukan alat khusus dan memerlukan keahlian dan memerlukan ketelitian dalam

penyambungan kabel fiber optic.

Jenis Fiber Optic

Single-mode Fiber

Gambar 3.1.2 Single-mode fiber

Mempunyai inti yang kecil (berdiameter 0.00035 inch atau 9 micron) dan berfungsi mengirimkan sinar laser inframerah (panjang gelombang 1300-1550 nanometer).  Multi-mode Fiber

Gambar 3.1.3 Multi-mode fiber

Diameter Multi-mode memiliki serat inti lebih besar (berdiameter 0.0025 inch atau 62.5 micron) dan berfungsi mengirimkan sinar laser inframerah (panjang gelombang 850-1300 nanometer)

Jenis dan Macam Kabel Serat Optik Terdapat 2 (dua) jenis kabel optik, yaitu :

(21)

12

Gambar 3.1.4 Penampang kabel optik jenis loose tube Serat optik ditempatkan didalam pipa longgar (loose tube) yang terbuat dari bahan PBTP (Polybutylene terepthalete) serta berisi jelly. Saat ini sebuah kabel optik maksimum mempunyai 8 loose tube dan masing-masing loose tube berisi 12 serat optik.

Jenis alur (slot)

Gambar 3.1.5 Penampang kabel optik jenis slot Serat optik ditempatkan pada alur (slot) didalam silinder yang terbuat dari bahan PE (polyethylene), pada saat ini telah dibuat di Jepang kabel jenis slot dengan kapasitas 1000 serat dan 3000 serat.

(22)

13

Cable Type Diameter (mm) Weight (kg)

400 - fiber cable 24(25) 0.57 (0.65) 600 – fiber cable 24(25) 0.57 (0.65) 800 – fiber cable 30(31) 0.85 (1.02) 1000 – fiber cable 30(31) 0.85 (1.02)

Tabel 3.1.1 Diameter dan berat kabel optik jenis slot

Sesuai dengan konstruksinya kabel optik terdiri dari :

 Kabel duct  Kabel tanah  Kabel atas tanah  Kabel rumah Bending

Pembengkokan yang terjadi pada serat optik akan mengakibatkan sebagian modus yang menjalar akan teradiasikan/terpancar keluar sehingga akan terjadi pengurangan daya. Bending terjadi saat sebagian daya yang berada pada mode tinggi keluar dari serat. Hal tersebut terjadi umumnya karena hal-hal yang tidak disengaja, misal diakibatkan adanya tekanan yang tidak sengaja, fabrikasi serat yang kurang sempurna dll. Kabel yang dibengkokkan secara ekstrim (bending) dapat membuat serat optik yang ada di dalamnya patah atau data yang ditransmisikan dalam bentuk cahaya mengalami pemantulan yang tidak teratur sehingga berpengaruh terhadap data yang akan dikirim atau diterima nantinya.

Rugi-rugi kelengkungan (bending) ada 2 macam:

(23)

14

Gambar 3.1.6 Makrobending

Diakibatkan karena penanganan dan instalasi yang kurang baik saat pergelaran kabel di lapangan. Makrobending dapat diartikan sebagai rugi-rugi yang terjadi saat jari-jari kelengkungan jauh lebih besar dari jari-jari inti serat optik.  Mikrobending

Gambar 3.1.7 Mikrobending

Diakibatkan karena pabrikasi kabel yang kurang baik. Hal ini disebabkan karena jari-jari kelengkungan mendekati jari-jari inti serat optik, sehingga mengakibatkan adanya kopling daya antarmode.

Parameter yang mempengaruhi bending ;

Pengaruh fiber strength

Gambar 3.1.8 Fiber strength

Tekanan yang cukup kuat pada serat optik sangat berpengaruh. Biasanya tekanan tekanan yang umumnya terjadi yaitu terjadi pada serat optik yang ditanam di dalam tanah. Semakin sering serat optik mengalami tekanan, maka bend radiusnya akan semakin besar. Compressible jacket dapat mengurangi microbending akibat tekanan dari luar.

(24)

15

Pengaruh bend radius

Pengaruh radius dapat dilihat jumlah mode yang menjalar pada serat optic, di mana daya hilang sangat besar terjadi saat radius bending semakin mengecil.

Numerical Aperture (NA) dan sudut penerima

Numerical aperture (NA) tergantung atas jenis serat yang dipakai. Di mana sudut penerimaan pada serat plastik lebih besar dibanding serat kaca. Semakin besar NA maka akan semakin banyak jumlah cahaya yang diterima serat.

 Banyaknya lilitan

Banyaknya lilitan pada fiber optic juga akan berpengaruh terhadap besarnya daya yang keluar pada bagian penerima. Semakin banyak lilitan maka akan makin besar pula cahaya didalam serat optic yang berbelok dari arah transmisi semula dan kemudian akan hilang, hal ini merupakan atenuasi yang cukup besar dalam transmisi menggunakan serat optic

3.1.2 Penyambungan Fiber Optik

Gambar 3.1.9 Proses Penyambungan Fiber Optik di Cisauk Kenapa harus dilakukan penyambungan ?

(25)

16

Penyambungan serat optik atau yang sering disebut dengan splicing serat optik dilakukan pada saat serat putus yang dikarenakan oleh faktor dari luar seperti terkena senar layangan, cangkul, jangkar, dan lain-lain atau untuk menghubungkan ujung serat optik pada saat instalasi dengan jarak yang jauh. Dengan melakukan splicing ini kita akan dapat mengurangi redaman. Hal ini disebabkan bila kita menggunakan konektor biasa untuk menghubungkan kedua ujung serat optik, maka kita akan mendapatkan redaman yang lebih besar dibandingkan melakukan teknik splicing.

Dalam melakukan splicing ada hal-hal yang harus diperhatikan agar splicing bisa berhasil dan juga untuk keselamatan kerja. Hal-hal tersebut antara lain:

1. Sebelum melakukan splicing usahakan agar semua peralatan dan bahan serta tangan kita sebersih mungkin sebab adanya kotoran pada serat optik dapat menyumbang redaman pada serat.

2. Selalu letakkan tangan di belakang cutter ketika sedang melakukan pengupasan pelindung serat.

3. Jangan menginjak tube karena akan merusak core yang ada di dalamnya sehingga bisa menyebabkan core pecah atau retak.

4. Sebaiknya jangan mendekatkan cairan alkohol ke mata kita sebab cairan alkohol bisa menguap ke udara.

5. Jangan menggulung core dengan diameter yang sangat kecil karena bisa membuat core putus.

6. Jangan membuang core sembarangan sebab bila menembus kulit dikuatirkan bisa masuk ke aliran darah dan mengganggu kesehatan.

7. Selalu perhatikan perlindungan pada kaset agar air tidak dapat masuk kedalam kaset dan bisa merusak serat tersebut. 8. Ikuti prosedur atau langkah-langkah yang ada.

Rugi-rugi penyambungan dapat terjadi karena : 1. Perbedan struktur serat optik antara lain:

– Diameter core tidak sama.

– Letak core tidak berada di tengah. 2. Kualitas penyambungan antara lain :

– permukaan serat tidak rata. – Sumbu serat tidak sejajar. – Penyimpangan sudut. – Serat masih basah.

– Ujung serat menyentuh sesuatu.

Untuk mendapatkan kualitas penyambungan yang baik harus diperhatikan :

(26)

17

o Alat sambung yang baik.

o Lingkungan harus bersih.

o Jointer harus berpengalaman.

Dengan melakukan penyambungan secara fusion, kita diharapkan bisa memperoleh redaman yang sekecil mungkin.

Instalasi / Terminasi Fiber Optik

Syarat yang hari dipenuhi dalam sarana sambung kabel adalah harus mampu melindungi fiber dari gangguan mekanis seperti air, panas, reaksi kimia, getaran, tension, bending.

Prosedur penangan sarana terminasi serat optik adalah memprehatikan hal-hal sebagai berikut:

 Tangan dan kabel harus bersih  Sarana sambung kabel harus bersih  Sealing ring harus bersih

 Tunggu sarana sambung kabel sampai dingin

Prosedur penyambungan kabel serat optik dengan Closure Raychem adalah sebagai berikut ;

 Buka kunci dan lepaskan klem

Gambar 3.1.10 Buka kunci Closure Raychem  Potong oval port

Gambar 3.1.11 Memotong oval port  Potong strength member

(27)

18

Gambar 3.1.12 Memotong streng member  Pasang grounding kabel

Gambar 3.1.13 Memasang grounding kabel  Sambung klip pencabangan grounding

Gambar 3.1.14 Menyambung klip pencabangan grounding  Pasang strength member pada base

(28)

19

Gambar 3.1.15 Strength member pada base  Tandai kabel sepanjang oval seal

 Pasang pelindung aluminium pada kabel

Gambar 3.1.16 Pelindung aluminium pada kabel  Sisipkan klip pencabang

Gambar 3.1.17 Klip pencabang  Potong transportasi tube

(29)

20

Gambar 3.1.18 Memotong transportasi tube  Masukan sleve pada alur tray

Gambar 3.1.19 Sleve pada alur tray  Pasang sealing ring pada base

 Masukan dome dengan hati-hati

 Pasang klem untuk mengunci base dengan dome Pengaturan fiber pada tray ;

 Masing-masing splice tray mempunyai kapasitas sambungan dan masing-masing sisi dapat dipasang 4 transportasi tube besar atau 6 transportasi tube kecil kemudian tandai transportasi tube 15 mm dari ujung tray Hati-hati waktu memotong transportasi tube dan kencangkan transportasi tube dengan menggunakan tie wrap lalu pasang tutup pelindung tray

Penyambungan kabel serat optik

Proses penyambungan kabel serat optik dapat dilakukan dengan dua cara berikut ;

(30)

21

 Secara mekanik (di Telkom tidak menggunakan cara ini karena dapat menyebabkan redaman yang besar)

Fusion Splicing adalah teknik penyambungan fiber optik untuk menyambung 2 fiber secara permanen. Proses fusion splicing

Pengupasan coating menggunakan stripper

Gambar 3.1.20 Stripper Pembersihan serat menggunakan tissue yang telah

diberikan alkohol

Pemotongan serat menggunakan cleaver

Gambar 3.1.21 Cleaver

Memasang fiber yang telah dipotong pada fussion splicer, lalu dilakukan proses splicing secara otomatis.

(31)

22

Gambar 3.1.21 Fusion Splicer Memasang sleeve (pelindung sambungan)

3.1.3 Pengukuran Fiber Optik dengan OTDR

Gambar 3.1.22 Proses Pengukuran Fiber Optik dengan OTDR Penjelasan OTDR

Dalam melakukan instalasi maupun pemeliharaan jaringan kabel optik sangat diperlukan pengukuran, hal ini bertujuan agar jaringan kabel optik tersebut memenuhi spesifikasi dan dapat menyalurkan informasi dengan baik. Salah satu jenis alat ukur yang dipakai pada

(32)

23

saat instalasi maupun pemeliharaan adalah Optical Time Domain Reflectometer (OTDR), adapun kemampuan dari OTDR yakni :

1. Dapat mengukur berbagai jenis loss kabel.

2. Menentukan jenis kerusakan, menentukan letak/jarak yang cukup jauh.

Optical Time Domain Reflectometer (OTDR) merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengevaluasi suatu serat optik pada domain waktu. Prinsip kerja OTDR yaitu berdasarkan pada prinsip

hamburan balik (back scattering) dari sinyal yang menjalar pada serat optik. Dua hal umum yang menyebabkan hamburan balik yakni :

1. Hamburan Rayleigh

Dalam pembuatan serat optik, sering kali terjadi

ketidaksempurnaan pada bahan, seperti tidak homogennya indeks bias, tidak sempurnanya atom pembentuk, dan terbawanya atom-atom lain dalam serat optik.

Ketidakhomogenan indeks bias dalam serat optik akan menimbulkan hamburan sinar (berpencarnya sinar) yang disebut hamburan Rayleigh. Hal ini menyebabkan adanya sinyal pantul/balik yang kontinyu pada setiap titik

sepanjang fiber ke OTDR. 2. Pantulan Fresnel

Pantulan Fresnel pada optik terjadi apabila sinar melewati dua media yang mempunyai indeks bias yang berbeda, misalnya antara kaca dan udara. Pada serat optik, perbedaan indeks bias ini sering terjadi akibat ketidaksempurnaan penyambungan, misalnya masih terdapat celah antara dua serat optik yang disambungkan itu. Biasanya di antara kedua celah tersebut berisi udara. Akibatnya terdapat dua media yang mempunyai indeks bias yang berbeda, sehingga apabila ada sinyal yang melewati media ini terjadilah pantulan fresnel. Selain terjadi pada penyambungan, pantulan fresnel juga bisa terjadi pada ujung fiber yang terbuka ataupun konektor.

Mekanisme kerja OTDR adalah sebagai berikut : 1. Sinyal cahaya dimasukkan ke dalam serat

2. Sebagian sinyal dipantulkan kembali dan diterima oleh penerima

3. Sinyal balik yang diterima akan dinyatakan sebagai loss 4. Waktu tempuh sinyal digunakan untuk menghitung jarak Berdasarkan prinsip diatas, dapat ditentukan :

 Jarak

 Loss, untuk tiap splice atau total loss end to end  Attenuasi

(33)

24

 Refleksi ( return loss )

Optical Time Domain Reflectometer memiliki kemampuan untuk :  Mengukur jarak satu titik dalam link

 Mengukur besar loss rata- rata ( dB/km ) antara dua titik yang dipilih

 Mengetahui jenis sambungan dalam link

 Mengetahui lokasi titik penyambungan dan lossnya  Mengetahui jenis gangguan pada serat

OTDR akan menampilkan pengukuran hamburan balik yang terjadi, yang mana secara ideal berupa suatu kurva kemiringan dengan pengurangan daya terhadap jarak, seperti terlihat pada gambar di bawah ini, dengan sumbu vertikal mewakili daya dan sumbu horisontal mewakili jarak

Gambar 3.1.23 Hasil Pengukuran OTDR Pengoperasian OTDR

Dalam mengoperasikan OTDR, sebelum pengukuran perlu dilakukan setting beberapa parameter meliputi :

 Setting IOR (indeks bias)

 Pemilihan panjang gelombang laser  Pemilihan rentang jarak (distance range)  Pemilihan lebar pulsa

 Setting Attenuation.  On/Off laser

Urutan Pengukuran Rugi-rugi  Tekan [PREVIEW]

(34)

25

 Ubah rentang jarak (Distance Range) Bila ujung jauh Serat Optik yang diukur tidak tampak

 Tekan [START/STOP] Memulai proses averaging  Pengukuran loss antara dua titik

 Pengukuran loss sambungan

Gambar 3.1.24 Hasil pengukuran kabel optik ruas Gandasari – Tangerang

Redaman pada Fiber Optik

Redaman itu dapat terjadi karena adanya dua faktor yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.

1. Faktor Intrinsik

 Absorsi (Penyerapan) peristiwa ini terjadi akibat ketidak murnian bahan fiber optik yang digunakan . Bila cahaya menabrak sebuah partikel dari unsur yang tidak murni maka sebagian dari caha tersebut akan terserap.

Scattering (Penghamburan) terjadi akibat adanya berkas cahaya yang merambat dalam materi dipancarkan / dihamburkan ke segala arah dikarenakan struktur materi yang tidak murni.

 Mikrobending (Pembengkokan pada saat pembuatan serat optik) disebabkan aakibat tekanan mekanik sewaktu pembuatan serat optik) sehingga terjadilah redaman karena sudut datang menjadi tidak memenuhi persyaratan pemantulan.

2. Faktor Ekstrinsik

 Frasnel Reflection terjadi karena ada celah udara sehingga cahaya harus melewati dua interface yang memantulkan sebagian karena perubahan index bias dari inti ke udara dan inti lagi.

 Mode Copling terjadi karena adanya sambungan antara sumber / detektor optik dengan serat optik.

Makrobending ( Pembengkokan pada saat Instalasi) terjadi akibat terjadinya pembengkokan pada saat Instalasi berlangsung.

(35)

26

3.2 Analisisis dan Pembahasan Kritis

3.2.1 Pelajaran Berharga

Pelajaran yang berharga yang saya dapatkan selama kerja praktek antara lain;

 Kita harus tidak boleh menunda-nunda waktu dalam bekerja, karena apabila kita menunda waktu pekerjaan kita akan semakin bertambah banyak.

 Kita harus memiliki sikap nalar yang baik, agar kita dapat mengerti apa yang diinginkan oleh atasan kita agar tidak mengecewakan mereka

 Kita harus bisa cepat beradaptasi dengan lingkungan yang baru, agar kita bisa mendapatkan teman yang dapat meringankan pekerjaan kita jika kita sedang dalam kesulitan

 Kita harus bisa menghargai dan menjadi pendengar yang baik jika ada orang lain yang sedang menyampaikan pendapat, agar pendapat kita juga dapat didengar dan dihargai oleh orang lain

 Jika datang ke kantor kita harus tepat waktu, budaya tepat waktu juga bisa membuat seseorang tertarik dengan kontribusi kita dan akan semakin mempercayai kita untuk urusan pekerjaan

 Jika kita tidak masuk ke kantor karena suatu alasan, kita harus segera memberitahu kepada atasan kita.

 Pada saat kita bekerja dilapangan kita harus mematuhi dan menjalan pekerjaan sesuai dengan SOP (Standard Operating Procedure) untuk menjaga keselamatan kita dan juga orang lain.

3.2.2 Masalah dan Pemecahan Masalah Masalah

“Bagaimana cara untuk menurunkan redaman fiber optik pada suatu link?”

Pemecahan masalah

Langkah-lankah menurunkan redaman

Dibidang Transport sering kali mendapatkan order aktivasi link Metro-E melalui media optik, dimana perangkat Metro-E dapat bekerja bila media optik yang dilaluinya dapat memenuhi syarat yang telah ditentukan oleh Perangkat Metro-E , misal : Perangkat Metro-E Ruas Tangerang – Cikupa dengan type SFP 10GE LR 40 Km dengan output power sebesar -3 dBm dan Sensitivitas penerimaan < - 14,6 dBm.

(36)

27

Dalam Konfigurasi Media Optik yang ada Aktivasi Link Metro-E Ruas Tangerang – Cikupa ini dilewatkan melalui Gandasari ,sehingga Ruasnya menjadi Tangerang – Gandasari – Cikupa.

Gambar 3.2.1 Link FO Ruas TAN-GDS-CKA

Secara perhitungan Redaman FO Ruas TAN - GDS – CKA dengan jarak 20,9 Km adalah.

Redaman Total FO = ( redaman konektor A,C,E,G,I,K,M,O + Redaman FO ).

= (( 8x 0,5 dBm )+ (20,9 x 0,3 dBm)). = ( 4 + 6,27 ) dBm = 10.27 dBm. Jadi Level terima di Cikupa adalah

Level Terima = (Output powerSFP – Redaman Total FO )

= ( - 3 dBm – 10.27 dBm ) = - 13,27 dBm. ( masih masuk spesifikasi karena Sensitivitas penerimaan -14,6 dBm).

Tetapi dalam kenyataannya dilapangan berbeda dengan perhitungan, ada beberapa penambahan redaman khususnya OTB TC ( Through connect / melewatkan ), salah satunya disebabkan oleh :

 Usia FO terinstal sehingga akan timbul penurunan kualitas akibat dari debu yang menempel di konector OTB ( Optical Terminal Board )

Juga bisa diakibatkan oleh ujung PC ( Pathcord ) yang kotor.

(37)

28

Gambar 3.2.2 Contoh Pengukuran Ruas FO Tangerang – Gandasari – Cikupa

Contoh Hasil pengukuran awal menggunakan OTDR ( Optical Time Domain Reflectometer ) , disini kelihatan ada Redaman yang besar di Km 8,49 yaitu di TC OTB Gandasari , sebesar 3.09 dBm dengan total redaman 11,59 dBm, Sehingga apabila disambung dengan Metro-E level peneriamaan menjadi = - 3 dBm + (-11,59 ) dBm = - 14, 59 dbm dan level penerimaan kritis mendekati level senstivitas < 14,6 dBm dan Signal Metro-E tidak dapat melewati redaman disatu titik – 3,09 dBm.

Langkah – langkah yang harus dilakukan untuk menurunkan redaman pada Throught connect di OTB Gandasari yaitu dengan :

1. Bersihkan konektor Pathcord dengan optic Fiber Cleaner, lalu lakukan pengukuran ,apabila konektor pathcord sudah bersih .

(38)

29

Gambar 3.2.4 Hasil pengukuran setelah dibersihkan konektor pathcord.

Disini di Km 8,49 masih terukur redaman 1,12 dbm. 2. Apabila hasil ukur masih dirasa besar , maka bersihkan

adapter dengan Pen Fiber cleaner. Lalu lakukan pengukuran.

(39)

30

Gambar 3.2.6 Hasil ukur setelah adapter dibersihkan . 3. Total redaman semula - 11,59 dBm menjadi - 8,34 dBm.

Gambar 3.2.7 Redaman FO ruas Tangerang–Gandasari– Cikupa -8,34 dB

4. Sehingga setelah disambung dengan Metro-E maka Level penerimaan menjadi :

-3 dBm + ( - 8,34 dBm ) = -11 ,34 dBm. Perangkat dapat Metro-E dapat bekerja normal. 3.2.3 Teori dan Praktek

Teori untuk sistem komunikasi optik telah saya dapatkan melalui pembelajaran pada saat saya kuliah yaitu tepatnya pada saat saya semester 6. Pembelajaran tersebut saya dapatkan melalui mata kuliah sistem komunikasi optik. Selain itu pada saat saya

(40)

31

semester 6 saya juga pembelajaran praktek sistem komunikasi optik. Praktek tersebut antara lain ;

 Pengukuran numerical aperture dan pengukuran daya hilang pada bending

 Fiber to the home

 Optical Time Domain Reflectometer (OTDR)

Sementara untuk prakteknya dilapangan tidak jauh berbeda dengan yang saya dapatkan saat kuliah. Namun ada dua hal baru yang saya dapatkan saat sedang kerja praktek, yaitu penyambungan fiber optik dan langkah-langkah menurunkan redaman fiber optik pada suatu link.

3.2.4 Pengalaman Baik dan Buruk

Pengalaman baik yang saya dapatkan selama kerja praktek adalah  Banyak hal baru yang saya dapatkan selama kerja praktek

misalnya penyambungan fiber optik dan langkah-langkah untuk menurunkan redaman fiber optik pada suatu link.  Saya bisa mengerti bagaimana susahnya mencari uang

karena saat saya kerja praktek saya pernah ikut turun ke lapangan untuk melihat penyambungan fiber optik. Pada saat turun kelapangan kondisi dilapangan sangat tidak begitu memadai dan ruang gerak kita pun benar benar terbatas karena berada di pinggir jalan raya sementara kita dikejar waktu agar tugas penyambungan tersebut dapat selesai secepat mungkin.

Tidak ada pengalaman buruk yang saya alami selama kerja praktek berlangsung

(41)

32

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

1. Kerja praktik merupakan salah satu kuliah wajib dan program kegiatan yang dirancang untuk memberikan pengalaman kerja kepada mahasiswa Universitas Telkom

2. Pengalaman kerja yang didapatkan selama pelaksanaan kerja praktik dapat menambah wawasan kepada mahasiswa terhadap dunia kerja, sehingga mahasiswa dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi dunia kerja

(42)

33

3. Pada saat kerja praktik berlangsung mahasiswa harus lebih aktif agar bisa mendapatkan pengalaman yang berharga

4. Pada saat kerja praktik berlangsung mahasiswa harus bertanggung jawab terhadap amanah yang diberikan oleh pembimbing lapangan agar tidak merusak nama baik almamater Universitas Telkom

4.2 Saran

1. Perlu diperhatikan masalah kebersihan perangkat dan site dari lokasi perangkat tersebut sehingga keadaan perangkat tetap baik dan juga nyaman saat teknisi melakukan maintenance.

2. Pendingin ruangan pada ruang perangkat juga perlu diperhatikan, karna itu merupakan salah satu cara untuk tetap menjaga kondisi perangkat dalam keadaan optimal.

3. Perlunya regenerasi karyawan Telkom, karena di Network Area Tangerang sudah banyak yang pensiun dan tidak ada regenerasi sehingga beberapa pekerjaan sering terbengkalai dan tidak bisa selesai tepat waktu.

(43)

33

DAFTAR PUSTAKA

1. Ade Christian Sirait, “Sistem Komunikasi Serat Optik”. maxchristian.wordpress.com. 23 Mei 2014. 27 Juni 2016. <https://maxchristian.wordpress.com/sistem-komunikasi-serat-optik/>

2. Agus Hadi Wijaya, “PENGERTIAN KABEL JARINGAN FIBER OPTIK BESERTA KELEBIHAN & KEKURANGANNYA”. teknodaily.com. 11 Februari 2015. 27 Juni 2016. <http://teknodaily.com/pengertian-kabel-jaringan-fiber-optik-beserta-kelebihan-kekurangannya/>

3. Ajie, “PENGENALAN OTDR DAN KEGUNAANNYA DALAM

JARINGAN FIBER OPTIK. saptaji.com. 22 September 2013. 28 Juni 2016. <http://saptaji.com/2013/09/22/pengenalan-otdr-dan-kegunaannya-dalam-jaringan-fiber-optik/>

4. Aththariq Bachtar, “Peralatan Penyambungan Fiber Optik”. atariqb.blogspot.co.id. 14 Desember 2014. 28 Juni 2016.

<http://atariqb.blogspot.co.id/2014/10/fungsi-peralatan-penyambungan-fiber.html>

5. Denis Andrea, “Penjelasan tentang FIBER OPTIC dan CABLE OPTIC”. denisandrea20.wordpress.com. 16 November 2013. 26 Juni 2016. <https://denisandrea20.wordpress.com/2013/11/16/penjelasan-tentang-fiber-optic-dan-cable-optic/>

6. Nurman Fauzi, “Penyambungan Serat Optik”, zethcorner.wordpress.com. 4 Mei 2009. 15 Juli 2016.

<https://zethcorner.wordpress.com/2009/05/04/penyambungan-serat-optik/> 7. Thifal Meqrizha Ahmad, “Redaman Pada Serat Optik”.

http://tifalmeqrizha.blogspot.co.id/. 5 Maret 2011. 15 Juli 2016. <http://tifalmeqrizha.blogspot.co.id/2011/03/redaman-pada-serat-optik.html>

(44)

34

LAMPIRAN

(45)

35

(46)
(47)

37

Lampiran C – Penilaian Pembimbing Lapangan dari Perusahaan/Instansi

FORM PENILAIAN PEMBIMBING LAPANGAN

Saya sebagai Pembimbing Lapangan Kerja Praktik mahasiswa atas nama:

NAMA : Frinza Marcelino Hasiholan NIM : 1101130269

Menyatakan bahwa mahasiswa tersebut telah melaksanaKan Kerja Praktik dengan nilai sebagai berikut:

ASPEK PENILAIAN RENTANG PENILAIAN NILAI 1. Kontribusi nyata ke perusahaan KP 0 – 30

2. Kemampuan menyelesaikan tugas-tugas

0 – 30

3. Adaptasi dan terhadap lingkungan KP 0 – 10

4. Kehadiran 0 – 10

5. Pelaporan KP 0 – 20

Total Nilai Akhir

Pembimbing Lapangan ..., .../.../...

Nama

NIK / NIP

Jabatan

Tanda Tangan dan Cap Perusahaan: PROGRAM STUDI S1 TEKNIK

TELEKOMUNIKASI FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO

(48)

38

Lampiran D – Penilaian Pembimbing Akademik

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK TELEKOMUNIKASI FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO

No.Formulir

FORM PENILAIAN PEMBIMBING AKADEMIK

NAMA : Frinza Marcelino Hasiholan NIM : 1101130269

ASPEK PENILAIAN RENTANG

PENILAIAN NILAI Dosen Penguji Penguasaan terhadap Permasalahan Pekerjaan 0 - 50 ... NIP.

Isi dan Sistematika Pelaporan

Kerja Praktik 0 - 30

Teknik Presentasi 0 - 20

Total Nilai Akhir Tgl.

REKAPITULASI PENILAIAN:

PENILAIAN BOBOT PENILAIAN NILAI Penilaian Pembimbing Lapangan 40 %

Penilaian Pembimbing Akademik 40 %

Penilaian Penguji Akademik 20 %

Total Nilai Akhir dan indeks (...)

Indeks Nilai : A : 80 < NA ≤ 100 C : 50 < NA ≤ 60 AB : 70 < NA ≤ 80 D : 40 < NA ≤ 50 B : 65 < NA ≤ 70 E : NA ≤ 40

(49)

39 Bandung, ... 2016 Pembimbing Akademik (...) NIP. Lampiran E – LOGBOOK LOGBOOK 1

Nama/NIM : Frinza Marcelino Hasiholan/1101130269

Tanggal Catatan Diskusi Paraf

Dosen

(50)

40

Note : Catatan Diskusi dengan Pembimbing

LOGBOOK 2

Nama/Nim : Frinza Marcelino Hasiholan/1101130269 Hari Tanggal Jam

Datang Jam Pulang Jumlah Jam Kegiatan

Senin 23/05 08.00 12.00 4 jam Pembukaan dan pengenalan tempat kerja

Selasa 24/05 08.00 16.00 8 jam Membuat label untuk penamaan kabel pada STO Telkom Sepatan

Rabu 25/05 08.00 16.30

8 jam 30 menit

Memindahkan rute trafik Pakulonan pada Metro di STO Lengkong

Kamis 26/05 08.00 16.00 8 jam Membuat label kable pada Metro Pasar Kemis dan Metro Ciledug

Jumat 27/05 08.00 16.00 8 jam Belajar monitoring perangkat ADMU SDM Lucent

Sabtu 28/05 - - - -

Minggu 29/05 - - - -

Total jam mingguan 36 jam

30 menit

(51)

41 Mengetahui, Atasan Langsung/Pembimbing KP Lapangan Dwi Maryono NIK. 620067

Note: Catatan Kegiatan Mahasiswa KP selama di tempat KP

Nama/Nim : Frinza Marcelino Hasiholan/1101130269 Hari Tanggal Jam

Datang Jam Pulang Jumlah Jam Kegiatan Senin 30/05 08.00 16.00 8 jam

Patroli ruas FO di STO Gandasari untuk ruas GDS-TAN dan GDS-CKA

Selasa 31/05 08.00 16.00

8 jam

Belajar perangkat Metro Alcatel Lucent, monitoring Metro, input data pengukuran redaman core jalur GDS-TNG dan GDS-CKA

Rabu 1/06 08.00 16.00

8 jam Terminasi dan penyambungan Fiber Optik dengan Fusion Splicer

Kamis 2/06 08.00 16.00 8 jam

Pengecekan main hole di Cisauk.

Pengukuran ruas LKG-CKA menggunakan OTDR

Jumat 3/06 08.00 16.00 8 jam Pengecekan level TX, RX, dan temperatur DWDM dengan software

Sabtu 4/06 - - - -

(52)

42

Total jam mingguan 40 jam

Mengetahui, Atasan Langsung/Pembimbing KP Lapangan Dwi Maryono NIK. 620067

Note: Catatan Kegiatan Mahasiswa KP selama di tempat KP

Nama/Nim : Frinza Marcelino Hasiholan/1101130269 Hari Tanggal Jam

Datang Jam Pulang Jumlah Jam Kegiatan Senin 6/06 08.00 15.30 7 jam 30 menit Pengecekan topologi konfigurasi Metro TAN dengan data pemakaian

Selasa 7/06 08.00 15.30

7 jam 30 menit

Pengecekan topologi konfigurasi Metro TAN dengan data pemakaian

Rabu 8/06 08.00 15.30 7 jam 30 menit Routing dari TDM ke Softswitch menggunakan software netterm Kamis 9/06 08.00 15.30 7 jam 30 menit

Tracing migrasi SS to IMS menggunakan website SAMNAS

Jumat 10/06 08.00 15.30 7 jam 30 menit

Tracing migrasi SS to IMS menggunakan website

SAMNAS Tracing migrasi SS to IMS menggunakan website SAMNAS

Sabtu 11/06 - - - -

Minggu 12/06 - - - -

Total jam mingguan 37 jam

30 menit

(53)

43 Mengetahui, Atasan Langsung/Pembimbing KP Lapangan Dwi Maryono NIK. 620067

Note: Catatan Kegiatan Mahasiswa KP selama di tempat KP

Nama/Nim : Frinza Marcelino Hasiholan/1101130269 Hari Tanggal Jam

Datang Jam Pulang Jumlah Jam Kegiatan

Senin 13/06 - - - Izin sakit

Selasa 14/06 08.00 15.30 7 jam 30 menit

Pengecekan beban trafik untuk rute GPON LGK

Rabu 15/06 08.00 15.30 7 jam 30 menit

Terminasi fiber optic di Cisauk

Kamis 16/06 08.00 15.30 7 jam 30 menit

Menyambung FO core 1-24 di Cisauk, mengukur core 1-24 LGK-CKA

Jumat 17/06 - - - Izin ada keperluan keluarga

Sabtu 18/06 - - - -

Minggu 19/06 - - - -

Total jam mingguan 22 jam

30 menit

(54)

44 Mengetahui, Atasan Langsung/Pembimbing KP Lapangan Dwi Maryono NIK. 620067

Note: Catatan Kegiatan Mahasiswa KP selama di tempat KP

Nama/Nim : Frinza Marcelino Hasiholan/1101130269 Hari Tanggal Jam

Datang Jam Pulang Jumlah Jam Kegiatan

Senin 20/06 08.30 15.30 7 jam Stand-by di kantor

Selasa 21/06 08.30 15.30 7 jam Membuat Laporan KP Rabu 22/06 08.30 15.30 7 jam Penambahan link PE transit

pada DWDM di Cikupa Kamis 23/06 08.30 15.30 7 jam Melanjutkan membuat laporan

KP

Jumat 24/06 08.30 15.30 7 jam Belajar dasar-dasar Power Supply pada Network Area Tangerang

Sabtu 25/06 - - - -

Minggu 26/06 - - - -

(55)

45 Mengetahui, Atasan Langsung/Pembimbing KP Lapangan Dwi Maryono NIK. 620067

Note: Catatan Kegiatan Mahasiswa KP selama di tempat KP

Nama/Nim : Frinza Marcelino Hasiholan/1101130269 Hari Tanggal Jam

Datang Jam Pulang Jumlah Jam Kegiatan

Senin 27/06 08.30 15.30 7 jam Melanjutkan membuat laporan KP

Selasa 28/06 08.30 15.30 7 jam Melanjutkan membuat laporan KP

Rabu 29/06 08.30 15.30 7 jam Melanjutkan membuat laporan KP

Kamis 30/06 08.30 15.39 7 jam Presentasi laporan KP dan Penutupan

Jumat 1/07 - - - Libur

Sabtu 2/07 - - - -

Minggu 3/07 - - - -

(56)

46 Mengetahui, Atasan Langsung/Pembimbing KP Lapangan Dwi Maryono NIK. 620067

Gambar

Gambar 2.1 Logo Telkom Indonesia
Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT. Telkom Indonesia
Gambar 2.5 Gambar gedung lokasi KP
Gambar 3.1.1 Struktur fiber optic  Inti (Core)
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa indeks kerawanan (berdasar parameter tinggi genangan, lama genangan dan frekuensi genangan) di kecamatan Sukajadi termasuk kategori

Sedangkan pengaruh perubahan tekanan dan perubahan aliran kecepatan yang terjadi di antara kedua lambung katamaran, akan menyebabkan timbulnya interferensi

Dalam system ini siswa pendidikan tidak harus mengambil program secara berjenjang melainkan bisa memilih program apa yang diminati dan akan diikuti dengan syarat

Pada pasien yang masih mengalami kelemahan pada anggota gerak atau kebas, peran keluarga sangat penting dalam memberikan dukungan kepada pasien untuk mengaktifkan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada mahasiswa PGSD Universitas Palangkaraya semester I dengan mengangkat judul “Hubungan kecerdasan sosial dengan kemampuan

Model yang digunakan adalah Multipel Linier Regression Model Hasil penelitian tersebut menunjukkan size, TL/TA, Capital, NIM, ERS mempunyai hubungan positif signifikan

Dengan adanya fasilitas webmail unlimited di hosting yang akan kita tempati nantinya, maka kami juga menawarkan pembuatan email sekolah ditambah dengan email-email lainnya

Dan berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan pada tanggal 27 Februari sampai 05 Maret 2014 di SMA Negeri 1 Srandakan yang berlokasi di Jalan Pandansimo KM.1 Gerso,