PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DAN TEAMS GAMES
TOURNAMENT DENGAN BANTUAN POWERPOINT PADA POKOK BAHASAN KOLOID
Ayu Puspita Sari (NIM 4111131002)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar siswa menggunakan model kooperatif tipe Make a Match dan Teams Games Tournament dengan bantuan PowerPoint pada pokok bahasan koloid. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Binjai yang terdiri dari 6 kelas IPA, 5 kelas adalah kelas regular dan 1 kelas adalah kelas unggulan. Sampel yang digunakan sebanyak 2 kelas reguler dengan teknik random sampling (acak) dan masing–masing kelas terdiri atas 40 siswa. Pada kelas eksperimen I diberi pengajaran dengan model kooperatif tipe make a match (MM) dengan bantuan powerpoint dan pada kelas eksperimen II diberikan pengajaran dengan model teams games tournament (TGT) dengan bantuan powerpoint. Hasil pengolahan data menunjukkan siswa pada kelas MM memiliki rata – rata nilai pre-tes 51,44 + 17,85 dan post-tes 87,62 + 6,25 dengan rata – rata gain sebesar 73,53%. Sedangkan siswa pada kelas TGT memiliki rata – rata nilai pre-tes 45,25 + 14,24 dan post-tes 83,94 + 5,58 dengan rata – rata gain sebesar 69,46%. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t dua pihak dari data hasil belajar dan diperoleh thitung = 2,80 sedangkan ttabel = 1,994 untuk α = 0,05 dan db = 78, sehingga thitung>ttabel. Maka Ha diterima yakni ada perbedaan hasil belajar siswa menggunakan model kooperatif tipe make a match dengan bantuan powerpoint dengan model teams games tournament dengan bantuan powerpoint yaitu sebesar 4,07%. Berdasarkan perbandingan peningkatan hasil belajar siswa diperoleh bahwa hasil belajar yang tertinggi yaitu dengan pembelajaran menggunakan model make a match (MM).
vii
DAFTAR ISI
Halaman Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
i ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vii
Daftar Gambar Daftar Tabel
x xi
Daftar Lampiran xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Ruang Lingkup 5
1.3 Rumusan Masalah 5
1.4 Batasan Masalah 6
1.5 Tujuan Penelitian 6
1.6 Manfaat Penelitian 7
1.7 Definisi Operasional 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Belajar 9
2.1.1 Ciri-ciri Belajar 9
2.2 Pengertian Hasil Belajar 10
2.3 Hakekat Belajar Kimia 12
2.4 Model Pembelajaran Kooperatif 13
vii
2.5 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match 18 2.5.1 Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Make a Match 19 2.6 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament 19 2.6.1 Langkah-Langkah Pembelajaran Teams Games Tournament 20 2.6.2 Skenario Permainan Teams Games Tournament 21 2.6.3 Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Teams Games Tournament 22
2.7 Pengertian Media Pembelajaran 23
2.7.1 Prinsip-Prinsip Penggunaan Media Dalam Pembelajaran 24
2.7.2 Fungsi dan Manfaat Media 25
2.7.3 Klasifikasi Media Pembelajaran 27
2.7.4 Microsoft PowerPoint 29
2.8 Pengertian Sistem Koloid 31
2.8.1 Perbedaan Larutan, Koloid dan Suspensi 32 2.8.2 Koloid dalam Kehidupan Sehari-hari 32
2.8.3 Penggolongan Koloid 33
2.8.4 Sifat-Sifat Koloid 33
2.9 Kerangka Berfikir 41
2.10 Hipotesis 42
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 44
3.2 Populasi dan Sampel 44
3.3 Variabel Penelitian 44
3.4 Instrument Penelitian 45
3.5 Rancangan Penelitian 53
3.6 Teknik Pengumpulan Data 54
3.7 Prosedur Penelitian 56
vii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitan 65
4.2 Analisa Peningkatan Hasil Belajar 67
4.3 Pembahasan 68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 74
5.2 Saran 75
DAFTAR PUSTAKA 76
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif 14 Tabel 2.2 Kriteria Penentuan Penghargaan Kelompok 22 Tabel 2.3 Perbedaan Larutan, Koloid dan Suspensi 32
Tabel 2.4 Penggolongan Koloid 33
Tabel 2.5 Perbandingan Sifat Sol Liofil dan Sol Liofob 41 Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Sebelum Divalidasi 46
Tabel 3.2 Kategori Tingkat Kesukaran Butir Tes 50 Tabel 3.3 Analisis Kisi-Kisi Instrumen Tes Setelah Divalidasi 52
Tabel 3.4 Rancangan Penelitian 53
Tabel 3.5 Tabel Penolong Untuk Uji Normalitas 57 Tabel 3.6 Uji Normalitas Data Hasil Belajar Siswa
Tabel 3.7 Uji Homogenitas Data Hasil Belajar Siswa
58 59 Tabel 3.8 Uji Hipotesis Data Hasil Belajar Siswa 61 Tabel 3.9 Uji Normalitas Data Gain Pre-tes Dan Post-tes 62 Tabel 3.10 Uji Homogenitas Data Gain Pre-tes dan Post-tes
Tabel 3.11 Persen Peningkatan Hasil Belajar
Tabel 4.1 Rangkuman Statistik Deskriptif Hasil Belajar Siswa Tabel 4.2 Persen Peningkatan Hasil Belajar
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Skema Games Rulers 22
Gambar 2.2 Kerucut Pengalaman 25
Gambar 2.3 Deskriptif Koloid 31
Gambar 2.4 Peristiwa terjadinya Efek Tyndall 34
Gambar 2.5 Gerak Brown Partikel Koloid 35 Gambar 2.6 Adsorpsi Muatan Negatif Dari Koloid AS2S3 36 Gambar 2.7 Adsorpsi Muatan Negatif Dari Koloid Fe(OH)3 36
Gambar 2.8 Peristiwa Koagulasi 37
Gambar 2.9 Terjadinya Koagulasi Fe(OH)3 yang Bermuatan Positf ditambah sol AS2S3 yang Bermuatan Negatif.
38
Gambar 2.10 Proses Dialisis 38
Gambar 2.11 Alat Elektrolisis 39
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Silabus 79
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan I 81
Lampiran 2a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan II 88
Lampiran 3 Kisi-Kisi Instrumen Tes Sebelum Divalidasi 96
Lampiran 3a Kisi-Kisi Instrumen Tes Setelah Divalidasi 114
Lampiran 4 Instrumen Penelitian Sebelum Divalidasi 123
Lampiran 4a Instrumen Penelitian Setelah Divalidasi 132
Lampiran 5 Kunci Jawaban Instrumen Tes Sebelum Divalidasi 137
Lampiran 5a Kunci Jawaban Instrumen Tes Setelah Divalidasi 138
Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa Pertemuan I 139
Lampiran 6a Lembar Kerja Siswa Pertemuan II 141
Lampiran 6b Jawaban Lembar Kerja Siswa Pertemuan I 143
Lampiran 6c Jawaban Lembar Kerja Siswa Pertemuan II 145
Lampiran 7 Aturan Dalam Melaksanakan Games Make a Match 147
Lampiran 7a Aturan Dalam Melaksanakan Teams Games Tournament 148
Lampiran 8 Kartu Soal dan Kartu Jawaban 149
Lampiran 9 Media Powerpoint Sistem Koloid 154
Lampiran 10 Perhitungan Validitas Soal 160
Lampiran 11 Perhitungan Reliabilitas Instrumen Penelitian 163
Lampiran 12 Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal 165
Lampiran 13 Perhitungan Daya Beda Instrumen 167
Lampiran 14 Tabel Kesimpulan Analisis Tes 170
Lampiran 15 Tabulasi Data Nilai Pre-tes dan Post-tes Siswa 171
Lampiran 16 Perhitungan Rata-Rata, Varians, dan Standar Deviasi 173
Lampiran 17 Varian dan Standar Deviasi Data Pre-tes dan Post-tes Kelas Eksperimen I (MM)
175
Lampiran 18 Varian dan Standar Deviasi Data Pre-tes dan Post-tes Kelas Eksperimen II (TGT)
177
xii
Lampiran 20 Uji Homogenitas Data Hasil Belajar 183
Lampiran 21 Varian dan Standar Deviasi Data Gain Kelas Eksperimen I
(MM)
185
Lampiran 21a Gain Kelas Eksperimen I (MM) 187
Lampiran 22 Varian dan Standar Deviasi Data Gain Kelas Eksperimen II
(TGT)
189
Lampiran 22a Gain Kelas Eksperimen II (TGT) 191
Lampiran 23 Perhitungan Peningkatan Hasil Belajar 193
Lampiran 24 Uji Normalitas Gain Kelas Eksperimen I dan II 197
Lampiran 25 Uji Homogenitas Gain Kelas Eksperimen I dan II 199
Lampiran 26 Pengujian Hipotesis 201
Lampiran 27 Tabel Nilai – Nilai r-Product Moment 203
Lampiran 28 Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat 204
Lampiran 29 Tabel Nilai – Nilai Dalam Distribusi-t (Tabel t) 205
Lampiran 30 Daftar Tabel Persentil Untuk Distribusi f 206
Lampiran 31 Dokumentasi Penelitian 207
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Pendidikan merupakan sebuah proses dinamis dan berkelanjutan yang bertugas memenuhi kebutuhan siswa dan guru sesuai dengan minat mereka
masing-masing. Pendidikan memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan minat siswa, memperluas dan mengembangkan keilmuan mereka, dan membantu
mereka agar mampu menjawab tantangan dan gagasan baru dimasa mendatang. Pendidikan harus mendesain pembelajaran yang responsif dan berpusat pada siswa agar minat dan aktivitas sosial mereka terus meningkat (Fadliana, 2013).
Menurut Syadiyah (2013) mengatakan bahwa masalah pokok yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia saat ini adalah masalah yang berhubungan dengan mutu atau kualitas pendidikan yang masih rendah. Rendahnya kualitas pendidikan ini terlihat dari rendahnya kualitas guru, sarana belajar dan rendahnya capaian daya serap siswa terhadap materi pelajaran yang disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah rendahnya kualitas proses pembelajaran di sekolah.
Guru mempunyai peranan yang menentukan di dalam mengarahkan proses belajar, tetapi berperan pula di dalam merancang dan mengontrol proses belajar. Apabila guru dapat melaksanakannya secara efesien dan efektif di dalam merekayasa pengajaran di sekolah, maka dengan sendirinya akan berlangsung proses belajar yang efesien sehingga pada akhirnya terwujudlah pola tingkah laku yang diharapkan. Dalam pembelajaran, anak hendaknya menjadi subjek (pelaku) bukan yang dikenai perlakuan (objek). Dengan menjadi subjek seluruh tubuh anak terlibat, juga emosi, dan pemikiran serta daya khayalnya.
Menurut Winarti dalam Dash (2014) mengatakan bahwa kenyataan yang
sering terdapat disekolah adalah kecenderungan guru yang memberikan pembelajaran kimia dengan metode ceramah, mengajak siswa untuk membaca bahan ajar, dan menghapal konsep-konsep kimia. Kondisi pembelajaran kimia seperti ini akan menyebabkan pelajaran kimia menjadi tidak menarik, tidak disenangin dan dengan demikian hasil belajar siswa menjadi rendah.
2
Menurut Ajick (2009) mengatakan, pelajaran kimia adalah mata pelajaran wajib Sekolah Menengah Atas (SMA) Progam IPA. Dalam mempelajari ilmu kimia siswa menemui kesulitan yang dapat bersumber pada : (1) kesulitan dalam memahami istilah, kesulitan ini timbul karena kebanyakan siswa hanya hafal akan istilah dan tidak memahami dengan benar maksud dari istilah yang sering digunakan dalam pengajaran kimia; (2) kesulitan dengan angka, sering dijumpai
siswa yang kurang memahami rumusan perhitungan kimia, hal ini disebabkan karena siswa tidak mengetahui dasar-dasar matematika dengan baik; dan (3)
kesulitan dalam memahami konsep kimia. Kebanyakan konsep-konsep dalam ilmu kimia merupakan konsep atau materi yang abstrak dan kompleks sehingga untuk mengatasi hal tersebut, konsep perlu ditunjukkan dalam bentuk yang lebih konkret, misalnya dengan percobaan atau media tertentu.
Mata pelajaran kimia merupakan mata pelajaran IPA yang banyak menggunakan konsep dari yang sederhana sampai yang lebih kompleks sehingga diperlukan pemahaman yang benar terhadap konsep dasar. Banyak diantara siswa yang sering kali memaknai konsep yang kompleks menjadi konsep yang membingungkan dan menyebabkan siswa kurang tertarik terhadap materi pelajaran kimia.
Berdasarkan fakta di lapangan, SMA Negeri 1 Binjai masih menggunakan model pembelajaran teacher centered artinya proses belajar masih terpusat pada guru, sehingga siswa tidak ikut terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar tersebut. Hal ini dikarenakan sifat dari metode pembelajaran tersebut adalah satu arah yaitu dari guru ke siswa yang menyebabkan siswa kurang aktif dalam belajar. Oleh karena itu, diperlukan model pembelajaran yang dapat melibatkan siswa aktif untuk berpikir dan mengembangkan pengetahuan, memberikan dukungan serta kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan ide-idenya. Selain
Make a match atau mencari pasangan merupakan salah satu alternatif yang diterapkan kepada siswa. Penerapan model ini dimulai dari teknik yaitu siswa diminta untuk mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin, sehingga pembelajaran akan lebih menyenangkan dan membuat siswa aktif dalam belajar (Prihantoro, 2014).
Teams games tournament adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan
5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda. Guru menyajikan materi, dan siswa bekerja dalam kelompok mereka masing-masing (Rusman, 2011).
Kedua model pembelajaran ini mampu meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran. Siswa dituntut untuk berpikir aktif, mengembangkan pengetahuan, memberikan dukungan serta kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan ide-idenya, tetapi penerapan model pembelajaran saja belum cukup untuk memaksimalkan hasil belajar kimia siswa, karena itu diperlukan media dalam menyampaikan informasi pelajaran agar pembelajaran kimia tidak bersifat khayalan.
Salah satu media yang dapat digunakan adalah powerpoint. Melalui powerpoint, kegiatan pembelajaran dapat lebih intraktif dan dapat meberikan pengalaman visual kepada siswa dalam rangka memberi motivasi belajar, memperjelas, dan mempermudah konsep yang kompleks serta abstrak menjadi lebih sederhana, konkrit, juga mudah dipahami.
Adapun penelitian yang telah diteliti oleh Prihantoro (2014) mengenai pembelajaran make a match dan teams games tournament diperoleh peningkatan hasil belajar yang menggunakan model pembelajaran make a match lebih tinggi
4
Berdasarkan penelitian oleh Nopiyanti (2013) mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT), dapat meningkatkan prestasi belajar kognitif siswa meningkat dari 42,42% pada siklus I menjadi 81,82% pada siklus II. Berdasarkan penelitian oleh Putri (2013) mengenai penerapan model pembelajaran teams games tournament dilengkapin
kartu destinasi menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar siswa dengan persentase ketuntasan belajar kognitif pada siklus I adalah 52,17% meningkat
menjadi 82,61% pada siklus II. Hasil penelitian oleh Ekawati (2013) mengenai efektivitas metode pembelajaran teams games tournament yang dilengkapin dengan media powerpoint menyatakan bahwa nilai rata-rata hasil belajar peserta didik pada kelas eksperimen I yaitu 55,17% lebih besar dari kelas kontrol yaitu 44,12%. Hasil penelitian yang telah dilalukan oleh Dash (2014) mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament dengan media microsoft powerpoint diperoleh peningkatan hasil belajar di kelas eksperimen I adalah 79,00% dan peningkatan hasil belajar di kelas eksperimen II adalah 53,00%.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian membandingkan dua model pembelajaran yaitu model pembelajaran kooperatif tipe make a match dan teams games tournament dengan bantuan powerpoint. Adapun judul penelitian ini adalah “Perbedaan Hasil Belajar Siswa
Menggunakan Model Kooperatif Tipe Make a Match Dan Teams Games
1.2Ruang Lingkup
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka yang menjadi ruang lingkup dalam penelitian ini adalah model pembelajaran make a match dan teams games tournament serta perbedaannya terhadap hasil belajar siswa. powerpoint yang dimaksud dalam penelitian ini adalah microsoft office powerpoint 2007. Hasil belajar yang di ukur pada penelitian ini berupa hasil belajar dari kemampuan kognitif siswa.
1.3Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Berapakah peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan model kooperatif tipe make a match dengan bantuan powerpoint pada pokok bahasan koloid?
2. Berapakah peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan model kooperatif tipe teams games tournament dengan bantuan powerpoint pada pokok bahasan koloid?
6
1.4Batasan Masalah
Melihat luasnya permasalahan yang dapat muncul dari penelitian ini, serta mengingat keterbatasan waktu dan sarana penunjang lainnya maka penelitian ini dibatasi pada :
1. Objek penelitian adalah siswa kelas XI Program IPA semester genap SMA Negeri 1 Binjai T.A 2014/2015.
2. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model kooperatif tipe make a match dengan bantuan powerpoint untuk kelas
eksperimen I dan model teams games tornament dengan bantuan powerpoint untuk kelas eksperimen II.
3. Materi pokok pada pokok bahasan koloid yang dibahas dalam penelitian ini dibatasi pada materi mengenai pengertian serta perbedaan larutan, koloid dan suspensi, jenis-jenis koloid dan sifat-sifat koloid.
4. Hasil belajar siswa dalam penelitian ini berupa hasil belajar dari kemampuan kognitif siswa. Ranah kognitif diukur berdasarkan taksonomi Bloom C1 (hapalan), C2 (pemahaman), C3 (aplikasi) dan C4 (analisis).
1.5Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan model kooperatif tipe make a match dengan bantuan powerpoint pada pokok bahasan koloid.
2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan model kooperatif tipe teams games tournament dengan bantuan powerpoint pada pokok bahasan koloid.
3. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan
1.6Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
a. Bagi guru
Sebagai bahan masukkan sekaligus informasi mengenai model kooperatif tipe make a match dan teams games tournament dalam pengajaran kimia dan menjadikannya sebagai salah satu alternatif model pembelajaran untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. b. Bagi siswa
Memperoleh pengalaman langsung dalam belajar, sehingga proses belajar mengajar lebih menarik dalam pokok bahasan koloid sehingga menambah minat belajar siswa dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
c. Bagi sekolah
Sebagai sumbangan pemikiran dalam perbaikan pengajaran serta referensi untuk bahan pertimbangan agar penggunaan model pembelajaran dapat diterapkan disekolah.
d. Bagi guru bidang studi lain
Sebagai bahan rujukan yang dapat diterapkan pada bidang studi yang lain. e. Bagi peneliti
Menambah pengetahuan dan memperluas wawasan dalam meningkatkan kompetensinya sebagai calon guru.
f. Bagi pemerintah
8
1.7Definisi Operasional
Definisi operasional dari penelitian ini adalah:
a. Make a match atau mencari pasangan merupakan salah satu alternatif yang diterapkan kepada siswa. Penerapan model ini dimulai dari teknik yaitu siswa diminta untuk mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan
kartunya diberi poin, sehingga pembelajaran akan lebih menyenangkan dan membuat siswa aktif dalam belajar.
b. Teams games tournament adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda. Guru menyajikan materi, dan siswa bekerja dalam kelompok mereka masing-masing.
c. PowerPoint merupakan salah satu program dalam microsoft office power point. Program microsoft office powerpoint adalah salah satu software yang dirancang khusus untuk mampu menampilkan program multimedia dengan menarik, mudah dalam pembuatan, mudah dalam penggunaan dan relative murah karena tidak membutuhkan bahan baku selain alat untuk menyimpan data.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan yaitu :
1. Peningkatan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Binjai pada materi koloid dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
make a match menggunakan powerpoint sebesar 73,53% dengan kualifikasi gain tinggi.
2. Peningkatan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Binjai pada materi koloid dengan menerapkan model teams games tournament menggunakan powerpoint sebesar 69,46% dengan kualifikasi gain sedang. 3. Ada perbedaan hasil belajar siswa sebesar 4,07% dikedua kelas yang
menggunakan model yang berbeda yaitu model pembelajaran make a match di kelas eksperimen I dan model teams games tournament di kelas eksperimen II dengan bantuan powerpoint pada pokok bahasan koloid.
.
75
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian, maka penulis menyarankan hal-hal berikut :
1. Bagi guru atau calon guru disarankan untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match (MM) sebagai salah satu alternatif pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar kimia siswa.
2. Para guru dan calon guru perlu memanfaatkan kemajuan teknologi seperti memanfaatkan media berbasis komputer seperti powerpoint, macromedia
flash, movie maker dll sebagai sarana penunjang dalam penyampaian isi materi.
3. Para mahasiswa sebaiknya mengadakan penelitian lanjutan tentang make a match dan teams games tournament diharapkan menggunakan tiga kelas (1 kelas kontrol) dengan sekolah yang berbeda sebagai studi pembandingan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan perbedaan hasil belajar yang lebih signifikan atau dengan perbandingan model yang sama namun dengan materi yang berbeda seperti materi tata nama senyawa, hidrokarbon, dll.
DAFTAR PUSTAKA
Ajick., (2009), Kesulitan Belajar Kimia Bagi Siswa Menengah: http://pustaka.uns.ac.id
Chonstantia. A.L., (2013), Penerapan Model Pembelajaran Make a Match Dan Diskus Kelompok Untk Meningkatkan Motivasi Berprestasi, Rasa Ingin Tahu Dan Prestasi Belajar Pada Materi Hidrokarbon Di Kelas X SMAN 2 Boyolali Tahun Ajaran 2011/2012, Jurnal Pendidikan Kimia Vol 2 No 3 Tahun 2013
Dahria, M dan Ismawardi, S., (2009), Manfaat PowerPoint Dalam Presentasi Makalah, Jurnal Saintikom Vol 6 No 1 Tahun 2009
Dash, J., (2014), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) Dengan Media Microsoft Office PowerPoint Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Hidrolisis Garam., Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan
Dora, (2013), Peningkatan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Media Kartu Positif dan Kartu Negatif Pada Pembelajaran Matematika, Artikel Penelitian, PGSD Universitas TanjungPura Pontianak
Ekawati, E., (2013), Efektivitas Metode Pembelajaran Teams Games Tournament Yang Dilengkapin Dengan Media PowerPoint Dan Destinasi Terhadap Prestasi Belajar, Jurnal Pendidikan Kimia Vol 2 No 1 Tahun 2013
Fadliana, H. N., (2013), Studi Komparasi Penggunaan Metode PBL Dilengkapin Dengan Macromedia Flash Dan LKS Terhadap Prestasi Belajar Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa SMP Negeri 1 Jaten Karanganyer Tahun Pelajaran 2012/2013, Jurnal Pendidikan Kimia Vol 2 No.3 Tahun 2013
Hamalik, O., (2008), Kurikulum dan Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta
Istarani., (2012), 58 model pembelajaran inovatif, Media Persada, Medan
Justiana, S.,dan Muchtaridi., (2007), Kimia SMA/MA Kelas XI, Yudhistira, Jakarta
77
Mufidah, L., (2014), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Matriks, Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol 1 No 1 Tahun 2013
Mursid., (2013), Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Kompetensi Suatu Pendekatan Pembelajaran Praktik Berbasis Kompetensi Berorientasi Produk pada Pendidikan Teknik Mesin, UNIMED PRESS, Medan Ngalimun., (2014), Strategi dan Model Pembelajaran, Aswaja
Pressindo,Banjarmasin
Nurseto, T., (2011), Membuat Media Pembelajaran yang Menarik, Jurnal Ekonomi dan Pendidikan 8: 20-22
Nopiyanti, T., (2013), Penerapan Model Pembelajara Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Untuk Meningkatan Prestasi Belajar Kimia Dan Kreativitas Siswa Pada Materi Reaksi Redoks Kelas X SMA N 3 Sukaharjo Tahun Pelajaran 2012/2013, Jurnal Pendidikan Kimia Vol 2 No 4 Tahun 2013
Prihantoro, D., (2013), Studi Komparasi Pembelajaran Make a Match Dan Teams Games Tournament Menggunakan Media Scramble Game Pada Materi Pokok Koloid Kelas XI SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013, Jurnal Pendidikan Kimia Vol 3 No 3 Tahun 2014
Purba, M., (2007), Kimia untuk SMA Kelas XI Semester 2, Erlangga, Jakarta
Putri, I.P., (2013), Penerapan Metode Pembelajaran TGT Dilengkapin Kartu Destinasi Untuk Meningkatkan Minat Dan Prestasi Belajar Pada Materi Minyak Bumi Kelas X SMA Negeri GindangRejo Tahun Pelajaran 2012/2013, Jurnal Pendidikan Kimia Vol 2 No 4 Tahun 2013
Rusman., (2011), Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Rajagrafindo Persada, Jakarta
Sanjaya, W., (2012), Media Komunikasi Pembelajaran, Kencana Prenada Media Group, Jakarta
Silitonga, P. M., (2011), Metodologi Penelitian Pendidikan, FMIPA Universitas Negeri Medan, Medan
Sudarmo, U., (2013), Kimia untuk SMA/MA Kelas XI Kurikulum 2013, Erlangga, Jakarta
Sugiharti, G., (2013), Evaluasi dan Penilaian Hasil Belajar Kimia, Universitas Negeri Medan, Medan
Suparno., (2012), Dinamika Partikel Koloid, UNY Press, Yogyakarta
Syadiyah, H., (2013), Kacaunya Pendidikan Di Indonesia, Artikel, FIP Universitas Negeri Semarang
Tanjung, F., (2013), Strategi Belajar Mengajar, UNIMED PRESS, Medan