PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA
SISWA SMP NEGERI 2 KAMPUNG RAKYAT KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Teknologi Pendidikan
Oleh:
BARINGIN SITINJAK
NIM. 8126122008
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
Lembar Pengesahan Tesis
PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA
SISWA SMP NEGERI 2 KAMPUNG RAKYAT KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN
TESIS
Disusun dan diajukan oleh:
BARINGIN SITINJAK
NIM. 8126122008
Menyetujui Tim Pembimbing
PEMBIMBING I PEMBIMBING II
Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd Dr. R. Mursid, M.Pd
NIP. 19590807 198303 1 033 NIP. 19660711 199103 1 003
Mengetahui Ketua Program Studi
Teknologi Pendidikan,
i ABSTRACT
Baringin Sitinjak. Reg. 8126122008. The Effect of Instructional Strategy and The
Ability of Logical Thinking on the Students’ Achievement in Mathematic at SMP Negeri 2 Kampung Rakyat Kabupaten Labuhanbatu Selatan. A Thesis. Post Graduate Program of State University of Medan. 2014.
This research is aimed at finding out: (1) the achievement of Mathematic Keuangan between the student that taught by systematic approach to problem solving expository strategies, (2) the achievement of Mathematic between student who had ability of high logical thinking and low logical thinking, (3) interaction between instructional strategies and the ability of logical thinking on the students’ achievement in Mathematic.
The population of this research were the seven grade students of SMP Negeri 2 Kampung Rakyat Kabupaten Labuhanbatu Selatan that insists of 5 classes. The sample of the research were chosen from VII2 and VII4 class. For VII2 class taught by systematic approach to problem solving strategy and for VII4 done by learning of expository strategy. The samples taken by cluster random sampling technique. The technique of data analysis was a two way ANOVA at the level of significance = 0.05 and and followed by Scheffe test.
The finding of the research showed that: (1) the students’ achievement in Mathematic that taught by systematic approach to problem solving strategy ( X = 29.32) is higher than the students’ achievement that taught by expositoryl strategy ( X = 27), with F count = 13.32 > F table = 4.00 (2) the students’ achievement in Mathematic by the ability of high logical thinking ( X = 29,90) is higher than the ability of low logical thinking ( X = 26.20), with F count = 10.41 > F table = 4.00 (3) the is interaction between instructional strategy and the ability of logical thinking on the students’ achievement in Mathematic counted by statistic Found 12.51 > F table =
4.00. `
ii ABSTRAK
Baringin Sitinjak, Nim. 8126122008. Pengaruh Strategi Pembelajaran Dan Kemampuan Berpikir Logis Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SMP Negeri 2 Kampung Rakyat Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Tesis: Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan. 2014.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran pemecahan masalah sistematis dan hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran ekspositori, (2) hasil belajar matematika siswa yang memiliki kemampuan berpikir logis tinggi dan siswa yang memiliki kemampuan berpikir logis rendah, dan (3) interaksi antara strategi pembelajaran dan kemampuan berpikir logis siswa terhadap hasil belajar matematika.
Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 2 Kampung Rakyat Kabupaten Labuhanbatu Selatan terdiri dari 5 kelas. Sampel yang terpilih untuk menjadi kelas pembelajaran pemecahan masalah sistematis adalah kelas VII2 dan kelas VII4 sebagai kelas pembelajaran ekspositori. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik sampel kelompok secara acak (cluster random sampling). Teknik analisis adalah Anava dua jalur pada taraf signifikansi = 0,05 yang dilanjutkan dengan uji Scheffe.
Hasil penelitian adalah: (1) rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran pemecahan masalah sistematis (X = 29,32) lebih tinggi daripada rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori (X = 27) dengan Fhitung = 13,32 > Ftabel = 4,00, (2) rata-rata hasil belajar matematika siswa dengan kemampuan berpikir logis tinggi (X = 29,90) lebih tinggi daripada hasil belajar matematika siswa dengan kemampuan berpikir logis rendah (X = 26,20), dengan Fhitung = 10,41 > Ftabel = 4,00, dan (3) terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan kemampuan berpikir logis dengan Fhitung = 12,51 > Ftabel = 4,00.
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan yang memberikan kekuatan
dan Rahmat-Nya sehingga tesis ini dapat diselesaikan. Dalam proses penulisannya
ini banyak menghadapi kendala dan keterbatasan, namun berkat bimbingan
Pembimbing dan motivasi dari orang tua serta rekan-rekan mahasiswa Pascasarjana
akhirnya penulisan tesis ini dapat diselesaikan. Pada kesempatan ini, ucapan
terimakasih disampaikan kepada:
Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Pd., Rektor Universitas Negeri
Medan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti
perkuliahan di Program Pascasarjana Unimed dan Bapak Prof. Dr. Abdul Muin
Sibuea, M.Pd, Direktur Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah
memberikan bantuan administrasi di Program Pascasarjana Unimed.
Secara khusus ucapan terimakasih disampaikan kepada Bapak Prof. Dr.
Mukhtar, M.Pd., dan Bapak Dr. R. Mursid, M.Pd, sebagai Pembimbing I dan
Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya memberikan pengarahan serta
bimbingan dalam penyusunan tesis ini.
Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Harun
Sitompul, M.Pd, Ibu Prof. Dr. Asih Menanti, M.S,S.Psi dan Bapak Dr. Keysar
Panjaitan, M.Pd sebagai narasumber yang telah memberikan masukan demi
kesempurnaan tesis ini.
Selanjutnya ucapan terimakasih disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Harun
Sitompul, M.Pd., Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan dan Bapak
ii
motivasi dan bantuan kepada penulis berupa layanan perkuliahan dan
administrasinya.
Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada Bapak/Ibu dosen
Program Studi Teknologi Pendidikan, Program Pascasarjana Universitas Negeri
Medan yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama penulis mengikuti
perkuliahan dan ucapan terima kasih disampaikan kepada rekan mahasiswa
Pascasarjana Unimed Program Studi Teknologi Pendidikan sebagai teman yang telah
banyak memberikan bantuan moril dan motivasi sehingga tesis ini dapat
diselesaikan.
Ucapan terimkasih teristimewa disampaikan kepada Ayahanda dan Ibunda
yang telah memberikan motivasi kepada penulis selama mengikuti perkuliahan dan
penulisan tesis ini. Secara khusus pula ucapan terimakasih istri tercinta yang selalu
memberikan curahan kasih sayang.
Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pendidikan di masa kini
dan yang akan datang.
Kampung Rakyat, Pebruari 2015
Penulis,
v
2. Hakikat Strategi Pembelajaran ... 19
vi BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 54
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 54
C. Desain Penelitian ... 56
D. Prosedur Penelitian... 57
E. Pengontrolan Perlakuan... 58
F. Variabel Dan Definisi Operasional Variabel ... 60
G. Teknik Pengumpulan Data Dan Instrumen Penelitian ... 61
H. Teknik Analisis Data ... 66
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian....………...………... 69
B. Pengujian Persyaratan Analisis……….. 81
C. Pengujian Hipotesis……… 86
D. Diskusi Hasil Penelitian……….. 90
E. Keterbatasan Penelitian……….. 98
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan……… 100
B. Implikasi……… 101
C. Saran-Saran……… 106
v
3.4 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Berpikir Logis (Tes Piagetian Objective Formal) 62
4.1 Deskripsi Data Hasil Belajar Matematika Siswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Pemecahan Masalah Sistematis 70
4.2 Deskripsi Data Hasil Belajar Matematika Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori 71
4.3 Deskripsi Data Hasil Belajar Matematika Siswa Dengan Kemampuan Berpikir Logis Tinggi 72
4.4 Deskripsi Data Hasil Belajar Matematika Siswa Dengan Kemampuan Berpikir Logis Rendah 74
4.5 Deskripsi Data Hasil Belajar Matematika Siswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Pemecahan Masalah Sistematis Dan Kemampuan Berpikir Logis Tinggi 75
4.6 Deskripsi Data Hasil Belajar Matematika Siswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Pemecahan Masalah Sistematis Dan Kemampuan Berpikir Logis Rendah 77
vi
4.8 Deskripsi Data Hasil Belajar Matematika Siswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori Dan Kemampuan Berpikir Logis
Rendah 80
4.9 Rangkuman Analisis Uji Normalitas 81
4.10 Rangkuman Analisis Uji Homogenitas Kelompok Sampel Siswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Pemecahan Masalah
Sistematis Dan Strategi Pembelajaran Ekspositori 84
4.11 Rangkuman Analisis Uji Homogenitas Kelompok Sampel Siswa Dengan Kemampuan Berpikir Logis Tinggi Dan Kemampuan
Berpikir Logis Rendah 85
4.12 Rangkuman Analisis Uji Homogenitas Strategi Pembelajaran Dan
Kemampuan Berpikir Logis 85
4.13 Rangkuman Anava Faktorial 2 x 2 86
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Variabel Pembelajaran 20
4.1 Histogram Hasil belajar Matematika Siswa Yang Diajar Dengan
Strategi Pembelajaran Pemecahan Masalah Sistematis 70
4.2 Histogram Hasil belajar Matematika Siswa Yang Diajar Dengan
Strategi Pembelajaran Ekspositori 72
4.3 Histogram Hasil belajar Matematika Siswa Dengan Kemampuan
Berpikir Logis Tinggi 73
4.4 Histogram Hasil belajar Matematika Siswa Dengan Kemampuan
Berpikir Logis Rendah 74
4.5 Histogram Hasil belajar Matematika Siswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Pemecahan Masalah Sistematis Dan
Kemampuan Berpikir Logis Tinggi 76
4.6 Histogram Hasil belajar Matematika Siswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Pemecahan Masalah Sistematis Dan
Kemampuan Berpikir Logis Rendah 77
4.7 Histogram Hasil belajar Matematika Siswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori Dan Kemampuan Berpikir Logis Tinggi 79
4.8 Histogram Hasil belajar Matematika Siswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori Dan Kemampuan Berpikir Logis Rendah 80
v DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Silabus 112
2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Strategi Pembelajaran Pemecahan Masalah Sistematis 117
3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Strategi Pembelajaran Ekspositori 123
4 Tes Hasil Belajar Matematika 127
5 Tes Kemampuan Berpikir Logis 131
6 Uji Validitas Tes Hasil Belajar Matematika 140
7 Uji Reliabilitas Tes Hasil Belajar Matematika 142
8 Uji Indeks Kesukaran dan Daya Beda Tes Hasil Belajar Matematika 146
9 Data Hasil Belajar Matematika 149
10 Pengujian Normalitas Data 173
11 Pengujian Homogenitas Data 181
12 Pengujian Hipotesis 185
13 Pengujian Lanjut 190
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembicaraan di kalangan akademisi maupun masyarakat umum saat ini
terfokus kepada peningkatan kualitas pendidikan, karena hal tersebut merupakan
tuntutan akan kebutuhan sumber daya manusia (SDM) yang dapat berkompetisi di
era globalisasi apalagi tahun depan yaitu tahun 2015 Indonesia memasuki
masyarakat ekonomi Asean (MEA). Secara khusus perhatian terhadap pendidikan
menengah pertama (SMP) menjadi bagian penting bagi keberhasilan pendidikan
sebagai bagian dalam sistem pendidikan di Indonesia.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No, 54 Tahun 2013
tentang standar kompetensi lulusan (SKL) dijelaskan bahwa untuk tingkat SMP
adalah: (1) memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak
mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.,
(2) memiliki pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian yang tampak
mata, dan (3) memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam
ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain
sejenis.
Untuk mewujudkan hal tersebut maka dilakukan berbagai upaya dalam
rangka peningkatan kualitas pendidikan. Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana
2
Peningkatan kuantitas dan kualitas pendidikan yang dilakukan pemerintah misalnya,
rehabilitasi dan perluasan gedung sekolah, penyediaan peralatan praktek,
penyempurnaan kurikulum maupun peningkatan profesionalisme tenaga pengajar
yang disertai dengan program sertifikasi guru yang dilakukan secara nasional,
program bantuan operasional sekolah (BOS) dan sebagainya. Namun demikian
masih terdapat hambatan-hambatan serta kekurangan-kekurangan. Hal yang paling
memprihatinkan yang dapat dilihat langsung adalah hasil nilai ulangan akhir sekolah
belum mencapai hasil yang diharapkan.
Rendahnya kualitas pendidikan Indonesia khususnya terkait dengan
kemampuan siswa dalam bidang sains dijelaskan Wibawa (2013:2) dengan mengutip
hasl survei dari Program for International Student Assessment (PISA) yang di tahun
2009 menempatkan Indonesia di peringkat 10 besar paling akhir dari 65 negara
peserta PISA. Kriteria penilaian mencakup kemampuan kognitif dan keahlian siswa
membaca, matematika, dan sains. Hampir semua siswa Indonesia ternyata cuma
menguasai pelajaran sampai level 3 saja. Sementara banyak siswa negara maju
maupun berkembang lainnya, menguasai pelajaran sampai level 4, 5, bahkan 6. Hasil
survai lainnya dari Trends in International Math and Science (TIMS) oleh Global
Institute pada tahun 2007. Menurut survei ini, hanya 5 persen siswa Indonesia yang
mampu mengerjakan soal berkategori tinggi yang memerlukan penalaran. Sebagai
perbandingan, siswa Korea yang sanggup mengerjakannya mencapai 71
persen. Sebaliknya, 78 persen siswa Indonesia dapat mengerjakan soal berkategori
rendah yang hanya memerlukan hafalan. Sementara itu, siswa Korea yang bisa
mengerjakan soal semacam itu hanya 10 persen. Kesimpulannya adalah: prestasi
3
Dalam hal ini terdapat banyak faktor yang menyebabkan rendahnya hasil
belajar yang diperoleh siswa dalam pembelajaran, antara lain sebagaimana yang
diungkapkan Hamalik (1992:3) bahwa secara operasional terdapat lima variabel
utama yang berperan, yakni : (1) tujuan pembelajaran, (2) materi pelajaran, (3)
metode dan teknik mengajar, (4) guru dan (5) logistik. Semua variabel tersebut
memiliki ketergantungan satu sama lain dan tidak dapat berdiri sendiri dalam
memberhasilkan pembelajaran.
Berkaitan dengan rendahnya hasil belajar juga dijelaskan Slameto (1995:54)
bahwa rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal berasal dari diri siswa seperti intelegensi, minat, dan motivasi belajar,
sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar di antara strategi
pembelajaran yang dilakukan guru.
Strategi pembelajaran yang digunakan guru-guru selama ini belum optimal
sehingga menyebabkan timbulnya kebosanan siswa yang berakibat rendahnya hasil
belajar. Terlebih-lebih adanya kesan selama ini, pembelajaran yang dilaksanakan
dipengaruhi pandangan instan yaitu siap pakai, pandangan ini mendorong guru
bersikap cenderung memberi tahu konsep saja, dengan kata lain bahwa pembelajaran
terfokus kepada guru. Untuk mengurangi atau bahkan menghindari strategi belajar
yang terlalu monoton diupayakan berbagai strategi mengajar yang lebih efektif
dalam menciptakan komunikasi yang multi arah, sehingga diharapkan juga
menimbulkan dan meningkatkan interaksi yang proaktif dalam pembelajaran.
Kenyataan di atas, tergambar juga dari hasil ujian semester ganjil pada siswa
sekolah menengah pertama (SMP) Negeri 2 Kampung Rakyat dalam 3 tahun terakhir
4
Tabel 1.1 Hasil Ujian Semester SMP Negeri 2 Kampung Rakyat Dalam 3 Tahun Terakhir Bidang Studi Matematika
No Tahun Mata Pelajaran Matematika
NTR NTT NRT
1 2011/2012 38 70 66,20
2 2012/2013 42 73 67,16
3 2013/2014 55 76 68.24
Keterangan:
NTR = nilai terendah NTT = nilai tertinggi NRT = nilai rata-rata
Merujuk kepada Tabel 1.1 di atas dapat diperhatikan bahwa perolehan hasil
belajar tiga tahun terakhir pada studi matematika masih kurang memuaskan, hal ini
ditandai dengan rendahnya rata-rata matematika yang masih di bawah nilai kriteria
ketuntasan minimal (KKM) yaitu 75. Berdasarkan data tersebut maka timbul
berbagai pertanyaan, antara lain: mengapa hasil belajar matematika siswa masih
rendah? mengapa siswa kurang mampu menyerap materi ajar matematika? faktor apa
penyebabnya?, apakah strategi pembelajaran yang digunakan guru kurang tepat?
apakah sarana media pembelajaran yang kurang memadai?, apakah disebabkan
kekurangmampuan guru yang mengajar?.
Berbagai pertanyaan tersebut mempunyai relevansi satu dengan lainnya
dalam menyelesaikan permasalahan pembelajaran. Namun dalam kajian penelitian
ini, salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan cara
perbaikan proses pembelajaran. Berbagai konsep dan wawasan baru tentang
pembelajaran di sekolah telah muncul dan berkembang seiring pesatnya ilmu
5
dalam rangka pengembangan sumber daya manusia, dituntut untuk terus mengikuti
berkembangnya konsep-konsep baru dalam dunia pembelajaran tersebut.
Strategi pembelajaran adalah cara yang di dalam fungsinya merupakan alat
untuk mencapai tujuan. Untuk menentukan apakah sebuah strategi pembelajaran
dapat disebut baik diperlukan sebuah patokan (kriteria) yang menentukan yaitu
tujuan yang akan dicapai. Pemilihan strategi pembelajaran yang tepat sangat
dibutuhkan dan disesuaikan dengan tingkat kemampuan berpikir logis siswa, hal ini
dikarenakan bidang studi matematika menuntut daya pikir, rasa, kecermatan dan
ketelitian. Dalam hal ini terdapat berbagai ragam strategi pembelajaran, namun
dalam kajian penelitian ini peneliti mengambil strategi pembelajaran pemecahan
masalah sistematis dan strategi pembelajaran ekspositori.
Dalam pembelajaran pemecahan masalah sistematis siswa diminta
menemukan sendiri pengetahuannya dengan keterlibatannya kognitif dalam proses
pembelajaran bermakna dan hal ini akan berlangsung baik apabila didukung dengan
kemampuan berpikir logis pada diri siswa. Peran guru terutama sebagai pembimbing
dan fasilitator bagi siswa dalam proses rekontruksi materi ajar.
Strategi pembelajaran pemecahan masalah sistematis merupakan kegiatan
pembelajaran yang dilakukan dengan cara membangun dan menyusun pengetahuan
baru dalam struktur kognitif siswa berdasakan penyelesaian masalah yang dilakukan
secara sistematis. Pemberian materi dimulai dengan memberikan uraian tentang
pengertian suatu konsep, prinsip atau prosedur, diikuti dengan uraian penyelesaian
yang dilakukan secara sistematis.
Selanjutnya pembelajaran ekspositori merupakan kegiatan pembelajaran
6
kendali dan kontrol dalam menetapkan isi, metode pembelajaran dan menilai hasil
belajar siswa. Strategi pembelajaran ekspositori diawali dengan kegiatan
perencanaan pembelajaran dan di dalamnya terdapat pemilihan, penetapan dan
pengembangan metode untuk mencapai hasil belajar yang diinginkan, menentukan
sumber belajar dan menilai hasil belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Perbedaan karakteristik kedua strategi pembelajaran sebagaimana paparan di atas,
maka akan memberikan perbedaan perolehan hasil belajar siswa.
Di samping pemilihan strategi pembelajaran yang tepat, perolehan hasil
belajar juga dipengaruhi oleh karakteristik siswa itu sendiri yaitu kemampuan
berpikir logis. Dalam hal ini kemampuan berpikir logis siswa adalah salah satu
komponen yang harus diperhatikan dengan seksama karena seorang guru dalam
mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki siswa yang akan membantu dalam
menentukan strategi pembelajaran yang tepat untuk digunakan. Hal ini perlu
dilakukan agar pelajaran yang disampaikan dapat menarik perhatian siswa sehingga
kegiatan pembelajaran yang berlangsung tidak membosankan.
Kemampuan berpikir logis yang dimiliki siswa akan banyak menentukan
terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja
maupun dalam kehidupan lainnya. Siswa yang memiliki kemampuan berpikir logis
tinggi maka siswa tersebut akan semakin mampu menggunakan berbagai informasi
dan keterampilan yang dimilikinya untuk menyelesaikan soal-soal untuk
memecahkan masalah baru atau permasalahan yang dihadapinya. Sebaliknya jika
siswa memiliki kemampuan berpikir logis yang rendah maka diprediksi akan
7
Berdasarkan hal di atas, maka guru hendaknya mampu mengetahui dan
memahami karakteristik kemampuan berpikir logis yang dimiliki siswa, dengan
mengetahui tingkat kemampuan berpikir logis siswa, maka seorang guru dapat
menyesuaikan, menyusun dan membuat materi ajar yang relevan untuk membantu
dan mengarahkan kesiapan siswa untuk menerima materi pelajaran dalam
pembelajaran.
B. Identifikasi Masalah
Pencapaian hasil belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor baik faktor
yang ada dalam diri siswa maupun faktor yang ada di luar dirinya. Faktor faktor
tersebut membentuk satu keadaan dan lingkungan memberikan suasana sehingga
kegiatan belajar yang dilakukan dapat mampu mencapai satu hasil yang lebih baik.
Bila faktor-faktor tersebut dikelola dengan baik maka akan mempunyai pengaruh
yang positif terhadap pencapaian hasil belajar, namun bila pengelolaan dilakukan
tidak profesional maka yang terjadi adalah ketidaknyamanan siswa dalam belajar dan
akhirnya tidak dapat mencapai hasil belajar yang yang dinginkan.
Berdasarkan hal tersebut dan uraian pada latar belakang masalah, maka dapat
didentifikasi masalah berkenaan dengan penelitian ini, yakni: (1) Apakah yang harus
diberikan terlebih dahulu dalam kegiatan pembelajaran matematika? (2)
Bagaimanakah cara menyampaikan urutan materi ajar yang paling baik dalam
pembelajaran matematika? (3) Urutan bagaimanakah yang lebih tepat dan dapat
membantu proses belajar siswa dalam pembelajaran matematika? (4) Apakah
perbedaan dalam strategi pembelajaran memberikan hasil belajar yang berbeda? (5)
Apakah tujuan pembelajaran yang berbeda membutuhkan kondisi pembelajaran yang
8
hasil belajar? (7) Apakah strategi pembelajaran tertentu hanya layak untuk siswa
yang memiliki karekteristik tertentu pula? (8) Apakah hasil belajar siswa yang diajar
dengan strategi pembelajaran pemecahan masalah lebih tinggi dari pada hasil belajar
siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori? (9) Apakah hasil belajar
siswa dengan kemampuan berpikir logis tinggi lebih tinggi dari pada hasil belajar
siswa yang memiliki tingkat kemampuan berpikir logis rendah? dan (10) Apakah
terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan kemampuan berpikir logis dalam
mempengaruhi hasil belajar?
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan uraian sebelumnya diketahui bahwa banyak faktor yang
mempengaruhi hasil belajar siswa, di mana hasil belajar terkait dengan faktor
internal maupun eksternal dari diri siswa. Namun dalam penelitian ini faktor- faktor
tersebut dibatasi pada dua faktor saja yang faktor eksternal yaitu strategi
pembelajaran sedangkan faktor internal adalah kemampuan berpikir logis. Dengan
demikian masalah yang akan diteliti pada penelitian ini dibatasi pada hasil belajar
siswa pada bidang studi matematika, strategi pembelajaran dan kemampuan berpikir
logis siswa. Untuk strategi pembelajaran yang dikaji adalah strategi pembelajaran
pemecahan masalah sistematis dan strategi pembelajaran ekspositori. Sedangkan
kemampuan berpikir logis dipilah atas kemampuan berpikir logis tinggi dan
kemampuan berpikir logis rendah.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan
9
sebagai berikut:
1. Apakah hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan strategi
pembelajaran pemecahan masalah sistematis lebih tinggi dari pada hasil
belajar matematika yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori?
2. Apakah hasil belajar matematika siswa dengan kemampuan berpikir logis
tinggi lebih tinggi daripada hasil belajar siswa dengan kemampuan berpikir
logis rendah?
3. Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan kemampuan
berpikir logis terhadap hasil belajar matematika?
E. Tujuan Penelitian
Bertitik tolak dari masalah yang diteliti, penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui dan mendeskprisikan:
1. Hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran
pemecahan masalah sistematis dan hasil belajar matematika yang diajar
dengan strategi pembelajaran ekspositori.
2. Hasil belajar matematika siswa dengan kemampuan berpikir logis tinggi dan
hasil belajar siswa dengan kemampuan berpikir logis rendah
3. Interaksi antara strategi pembelajaran dan kemampuan berpikir logis terhadap
hasil belajar matematika.
F. Manfaat Penelitian
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara
10
1. Untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan
strategi pembelajaran khusus pada bidang studi matematika.
2. Sumbangan pemikiran bagi pengajar, dan pengelola lembaga pendidikan
dalam memahami dinamika dan karakteristik siswa.
3. Bahan masukan bagi lembaga pendidikan sebagai aplikasi teoritis dan
teknologi pembelajaran.
4. Bahan kajian awal bagi peneliti yang lain, yang membahas dan meneliti
permasalahan yang berkaitan dengan strategi pembelajaran.
Manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai:
1. Bahan pertimbangan dan alternatif bagi pengajar tentang strategi
pembelajaran yang dapat diterapkan bagi kemajuan dan peningkatan
keberhasilan belajar siswa.
2. Upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam hal-hal yang
berhubungan dengan aplikasi teknologi pembelajaran yang dapat digunakan
pengajar dalam kegiatan pembelajaran khususnya dalam pembelajaran
100 BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Simpulan-simpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian adalah sebagai
berikut:
Pertama, rerata hasil belajar Matematika siswa yang diajar dengan strategi
pembelajaran pemecahan masalah sistematis lebih tinggi dibandingkan dengan
rata-rata hasil belajar Matematika siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran
ekspositori. Dengan demikian strategi pembelajaran pemecahan masalah sistematis
lebih efektif diterapkan dalam pembelajaran Matematika guna meningkatkan hasil
belajar Matematika siswa tanpa memperhatikan adanya perbedaan kemampuan
berpikir logis.
Kedua, rata-rata hasil belajar Matematika siswa dengan kemampuan berpikir
logis tinggi yang diajar dengan strategi pembelajaran pemecahan masalah sistematis
maupun strategi pembelajaran ekspositori lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata
hasil belajar Matematika siswa dengan kemampuan berpikir logis rendah.
Ketiga, terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan kemampuan
berpikir logis siswa yang memberikan perbedaan pengaruh terhadap hasil belajar
Matematika. Perbedaan pengaruh tersebut adalah: (a) hasil belajar Matematika siswa
yang diajar dengan strategi pembelajaran pemecahan masalah sistematis lebih tinggi
dibandingkan hasil belajar Matematika siswa yang diajar dengan strategi
pembelajaran ekspositori, (b) hasil belajar Matematika siswa dengan kemampuan
101
logis rendah, (c) hasil belajar Matematika siswa yang diajar dengan strategi
pembelajaran pemecahan masalah sistematis dan kemampuan berpikir logis tinggi
lebih tinggi dibandingkan siswa dengan kemampuan berpikir logis rendah, (d) hasil
belajar Matematika siswa dengan yang diajar dengan strategi pembelajaran
ekspositori dengan kemampuan berpikir logis tinggi lebih tinggi dibandingkan siswa
dengan kemampuan berpikir logis rendah, (e) hasil belajar Matematika siswa yang
diajar dengan strategi pembelajaran pemecahan masalah sistematis dan kemampuan
berpikir logis tinggi lebih tinggi daripada hasil belajar Matematika siswa yang diajar
dengan strategi pembelajaran ekspositori dan kemampuan berpikir logis tinggi, dan
(6) hasil belajar Matematika siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran
pemecahan masalah sistematis dan kemampuan berpikir logis rendah lebih rendah
daripada hasil belajar Matematika siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran
ekspositori dan kemampuan berpikir logis rendah.
B. Implikasi
Pertama, hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan adanya
pengaruh strategi pembelajaran terhadap hasil belajar Matematika siwa. Hal ini
memberikan penjelasan dan penegasan bahwa strategi pembelajaran merupakan
salah satu faktor yang menjadi perhatian untuk meningkatkan hasil belajar
Matematika. Hal ini dapat dimaklumi karena melalui penerapan strategi
pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam
pembelajaran yang pada gilirannya dapat menggiring keberhasilan dan ketercapaian
tujuan pembelajaran itu sendiri. Dengan demikian konsekuensinya apabila strategi
pembelajaran yang kurang tepat dalam pembelajaran maka tentu akan berakibat
102
Melalui penelitian ini menunjukkan bahwa secara rata-rata hasil belajar
Matematika siswa lebih tinggi yang diajar dengan menggunakan strategi
pembelajaran pemecahan masalah sistematis dari pada diajar dengan strategi
pembelajaran ekspositori. Hal ini menunjukkan bahwa strategi pembelajaran
pemecahan masalah sistematis lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar
Matematika, karena dalam pembelajaran yang menerapkan strategi pembelajaran
pemecahan masalah sistematis siswa cenderung aktif untuk merekonstruksi sendiri
ilmu yang akan diperolehnya, siswa berupaya menemukan dan menyelesaikan
masalah dalam kerangka pencapaian tujuan pembelajaran.
Konsekuensi logis dari pengaruh penerapan strategi pembelajaran terhadap
hasil belajar Matematika berimplikasi kepada guru untuk melaksanakan strategi
pembelajaran pemecahan masalah sistematis. Melalui penerapan strategi
pembelajaran pemecahan masalah sistematis diharapkan guru dapat membangkitkan
dan memotivasi keterlibatan dan partisipasi aktif siswa terhadap pembelajaran
Matematika dan dapat menciptakan suasana belajar yang lebih interaktif dan efektif
dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Kedua, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kemampuan berpikir logis
berpengaruh terhadap hasil belajar Matematika. Siswa dengan kemampuan berpikir
logis tinggi memiliki rerata hasil belajar Matematika lebih tinggi atau unggul
dibandingkan dengan siswa dengan kemampuan berpikir logis rendah. Pernyataan
tersebut memberikan penjelasan dan penegasan bahwa kemampuan berpikir logis
signifikan memberikan pengaruh dalam meningkatkan hasil belajar Matematika
103
Siswa dengan kemampuan berpikir logis tinggi tidak terhambat menerima
materi ajar karena sudah mengenal sebelumnya. Dengan demikian maka siswa yang
selalu melatih dirinya secara terus menerus akan dapat menemukan prosedur belajar
yang sistematis yang pada gilirannya siswa terbiasa dan terlatih untuk memecahkan
masalah-masalah. Dengan demikian konsekuensinya apabila siswa dengan
kemampuan berpikir logis rendah tentu akan rendah pula pencapaian hasil belajar
Matematika, sebaliknya siswa dengan kemampuan berpikir logis tinggi maka tingkat
pencapaian hasil belajar Matematika lebih tinggi.
Konsekuensi logis dari pengaruh kemampuan berpikir logis terhadap hasil
belajar Matematika berimplikasi kepada guru pengampu mata pelajaran Matematika
untuk mengidentifikasi dengan melakukan tes diawal pembelajaran dan prediksi
didalam menentukan kemampuan berpikir logis yang dimiliki siswa. Apabila
kemampuan berpikir logis siswa dapat dikelompokkan maka guru dapat menerapkan
rencana-rencana pembelajaran dan strategi pembelajaran yang tepat dan sesuai
dengan karakteristik siswa, di samping itu juga guru dapat melakukan
tindakan-tindakan lain misalnya untuk siswa dengan kemampuan berpikir logis tinggi
diberikan materi-materi pengayaan dan soal-soal latihan dengan tingkat kesukaran
yang lebih tinggi sedangkan untuk siswa dengan kemampuan berpikir logis rendah
diberikan materi-materi remedial yang bertujuan memberikan pemahaman dan
penguasaan kepada siswa terhadap materi pelajaran. Dengan demikian siswa
diharapkan mampu membangun dan menemukan sendiri pengetahuan dan
keterampilan yang dibutuhkannya dalam menyelesaikan persoalan belajar untuk
104
diharapkan mampu untuk meningkatkan retensinya dengan cara menemukan
materi-materi penting bukan karena diberitahukan guru..
Implikasi dari perbedaan karakteristik siswa dari aspek kemampuan berpikir
logis adalah memberikan pemahaman kepada guru dalam memilih strategi
pembelajaran harus mempertimbangkan kemampuan berpikir logis siswa. Dengan
adanya kemampuan berpikir logis dalam diri siswa akan berperan terhadap reaksi
positif atau negatif yang akan dilakukannya dalam merespon suatu ide, gagasan atau
situasi tertentu dalam pembelajaran yang berekspositori. Oleh karena itu strategi
pembelajaran yang diterapkan guru akan efektif atau tidak tentunya tergantung dari
karakteristik siswa.
Perbedaan kemampuan berpikir logis juga berimplikasi kepada guru di dalam
memberikan motivasi, membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa. Bagi siswa
dengan kemampuan berpikir logis tinggi, hal tersebut tidaklah menjadi sebuah
kesulitan bagi guru dalam motivasi, membangkitkan minat dan motivasi belajar
siswa, tetapi bagi siswa dengan kemampuan berpikir logis rendah maka guru perlu
memberikan perhatian yang lebih dan kontiniu di dalam memberikan motivasi,
membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa. Dapatlah dimaklumi bahwa
pemberian motivasi, membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa akan efektif
apabila hubungan antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa tercipta dan terjalin
secara kondusif sebelumnya. Secara khusus bagi siswa-siswa yang berkesulitan
belajar maka guru Matematika dapat bekerjasama dengan guru bimbingan dan
konseling untuk menanganinya.
Perbedaan kemampuan berpikir logis yang melekat pada diri siswa
105
yang dapat dilakukan guru adalah dengan menerapkan konsep belajar tutorial sesama
murid dimana guru mengarahkan dengan membentuk kelompok belajar atau
kelompok diskusi di dalam kelas dimana siswa yang dengan kemampuan berpikir
logis tinggi memberikan bantuan kepada siswa dengan kemampuan berpikir logis
rendah, dengan demikian kegiatan pembelajaran bagi siswa dengan kemampuan
berpikir logis rendah dapat terbantu dalam memahami materi pelajaran.
Ketiga, hasil penelitian juga menunjukkan terdapat interaksi strategi
pembelajaran dan kemampuan berpikir logis terhadap hasil belajar Matematika.
Interaksi tersebut terindikasi dari siswa dengan kemampuan berpikir logis tinggi dan
diajar dengan strategi pembelajaran pemecahan masalah sistematis memperoleh
hasil belajar Matematika yang lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan
strategi pembelajaran ekspositori. Sedangkan bagi siswa dengan kemampuan berpikir
logis rendah yang diajar dengan strategi pembelajaran pemecahan masalah sistematis
lebih rendah tinggi dibandingkan yang diajar dengan menggunakan strategi
pembelajaran ekspositori. Dengan demikian dapat dipahami bahwa strategi
pembelajaran pemecahan masalah sistematis lebih tepat digunakan bagi siswa yang
memiliki karakteristik kemampuan berpikir logis tinggi, sedangkan strategi
pembelajaran ekspositori lebih tepat digunakan bagi siswa dengan karakteristik
kemampuan berpikir logis rendah.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa untuk meningkatkan hasil belajar
Matematika dipengaruhi oleh strategi pembelajaran yang diterapkan oleh guru dan
kemampuan berpikir logis yang dimiliki siswa. Dalam hal ini antara guru dan siswa
mempunyai peranan yang sama dan berarti dalam meningkatkan hasil belajar
106
Matematika yang maksimal maka kedua variabel tersebut yaitu strategi pembelajaran
dan kemampuan berpikir logis perlu menjadi perhatian secara bersamaan.
Interaksi strategi pembelajaran dan kemampuan berpikir logis berimplikasi
kepada guru dan siswa. Untuk guru, agar dapat memahami dan tentunya
melaksanakan dengan baik penerapan strategi pembelajaran pemecahan masalah
sistematis dalam pembelajaran di kelas karena melalui penelitian ini terbukti efektif
untuk meningkatkan hasil belajar Matematika. Sedangkan untuk siswa agar selalu
berupaya meningkatkan kemampuan berpikir logis dan yang terpenting adalah
mendisiplinkan diri untuk berkomitmen dan konsisten dalam belajar.
C. Saran-Saran
Berdasarkan hasil temuan-temuan penelitian sebelumnya maka dapatlah
disampaikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Strategi pembelajaran dan karakteristik siswa merupakan suatu komponen
yang dapat menentukan dan mempengaruhi hasil belajar. Oleh karena itu
guru sebagai perancang pembelajaran memperhatikan strategi pembelajaran
dan karakteristik siswa dalam merancang pembelajaran sehingga dengan
demikian guru dapat menetapkan pilihan strategi pembelajaran yang lebih
sesuai dengan karakteristik siswa untuk dilaksanakan.
2. Karakteristik siswa yang diteliti dari penelitian ini hanya terbatas kepada
kemampuan berpikir logis. Untuk itu kepada peneliti lain disarankan untuk
meneliti karakteristik siswa yang lain misalnya kemampuan awal, retensi,
107
3. Strategi pembelajaran pemecahan masalah sistematis diterapkan pada mata
pelajaran Matematika dan pada ranah kognitif, disarankan untuk peneliti lain
108
DAFTAR BACAAN
Abdurrahman, M. 1999. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: Rineka Cipta.
Anderson, O.W. dan Krathwohl, D.R. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assesing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives, New York; Longman.
Arikunto, S. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.
DeBono, E. 1990. Lateral Thinking, Alihbahasa: Budi. Jakarta: Binarupa Aksara.
Degeng, I.N.S. 1989. Ilmu Pengajaran Taksonomi Variable, Jakarta: Diknas Dirjen Pendidikan Tinggi.
Dick, Walter, Carey, L. dan Carey, J.O. 2009. The Systematic Design of Instruction, Seventh Edition. New Jersey: Pearson.
Hamalik, O. 1993. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamid, K. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Medan: Pascasarjana Unimed.
109
Lie, A. 2004. Cooperative Learning (Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas). Jakarta: Grasindo.
Merril, M.D dan Twitchel D.G. 1994. Instructional Design Theory. New Jersey; Englewood Cliffs.
Miarso, Y. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.
Pribadi, B.A. 2011. Model Desain Sistem Pembelajaran, Langkah Penting Merancang Kegiatan Pembelajaran Yang Efektif Dan Berkualitas. Jakarta: Dian Rakyat.
Purwanto, M.N. 1998. Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya.
Reigeluth, C.M. 1983. Instructional Design Theories and Models: An Overview of Their Current Status, New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Publisher.
Romiszowski, AJ. 1981. Designing Instructional System, Decision Making in Course Planning and Curriculum Design, London: Kagan Page.
Rothwell, W.J. dan Kazanas, H.C. 2004. Mastering The Instructional Design Process: A Systematic Appproach Third Edition. San Fransisco, Pfeiffer.
Rusmono, 2012. Strategi Pembelajaran Dengan Problem Based Learning Itu Perlu Untuk Meningkatkan Profesionalitas Guru. Bogor: Ghalia Indonesia.
Sagala, S. 2012. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sanjaya, W. 2013. Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
__________. 2014. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Santrock, J.W. 2008. Educational Pyschology, Alihbahasa: Triwibowo B.S. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Seels, B. dan Richey, R. C. 1994. Instructional Technology; The Definition And Domains of The Field. Washington: AECT, Alihbahasa: Dewi S. Prawiradilaga, Raphael Rahardji dan Yusufhadi Miarso. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.
110
Siregar, E. Dan Nara, H. 2011. Teori Belajar Dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.
Slameto, 1995. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Snelbecker, E.G. 1974. Learning Theory, Instructional Theory and Psychoeducational Design, New York: Mc Graw Hill.
Sudjana, N. 2002. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
__________. 1996. Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar:. Bandung : Sinar Baru Algensindo.
Sukmadinata, N.S. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suparman, M.A. 2012. Desain Instruksional Modern. Panduan Para Pengajar dan Inovator Pendidikan. Jakarta: Erlangga.
Surapranata, S. 2005. Panduan Penulisan Tes Tertulis. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suriasumantri, J.S. 1999. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Suryabrata, S. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Suyanti, R.D. 2008. Strategi Pembelajaran Kimia. Medan: Program Pascasarjana Unimed.
Syah. M. 2010. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Turmudi. 2008. Landasan Filsafat Dan Teori Pembelajaran Matematika. Jakarta; Leuser Cita Pustaka
Uno, H.B. 2008. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif Dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara
Wena, M. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara
111
Winkel, W.S 2009. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.