• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 2 KAMPUNG RAKYAT KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 2 KAMPUNG RAKYAT KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

SISWA SMP NEGERI 2 KAMPUNG RAKYAT KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Teknologi Pendidikan

Oleh:

BARINGIN SITINJAK

NIM. 8126122008

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

Lembar Pengesahan Tesis

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

SISWA SMP NEGERI 2 KAMPUNG RAKYAT KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN

TESIS

Disusun dan diajukan oleh:

BARINGIN SITINJAK

NIM. 8126122008

Menyetujui Tim Pembimbing

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd Dr. R. Mursid, M.Pd

NIP. 19590807 198303 1 033 NIP. 19660711 199103 1 003

Mengetahui Ketua Program Studi

Teknologi Pendidikan,

(3)
(4)
(5)

i ABSTRACT

Baringin Sitinjak. Reg. 8126122008. The Effect of Instructional Strategy and The

Ability of Logical Thinking on the Students’ Achievement in Mathematic at SMP Negeri 2 Kampung Rakyat Kabupaten Labuhanbatu Selatan. A Thesis. Post Graduate Program of State University of Medan. 2014.

This research is aimed at finding out: (1) the achievement of Mathematic Keuangan between the student that taught by systematic approach to problem solving expository strategies, (2) the achievement of Mathematic between student who had ability of high logical thinking and low logical thinking, (3) interaction between instructional strategies and the ability of logical thinking on the students’ achievement in Mathematic.

The population of this research were the seven grade students of SMP Negeri 2 Kampung Rakyat Kabupaten Labuhanbatu Selatan that insists of 5 classes. The sample of the research were chosen from VII2 and VII4 class. For VII2 class taught by systematic approach to problem solving strategy and for VII4 done by learning of expository strategy. The samples taken by cluster random sampling technique. The technique of data analysis was a two way ANOVA at the level of significance  = 0.05 and and followed by Scheffe test.

The finding of the research showed that: (1) the students’ achievement in Mathematic that taught by systematic approach to problem solving strategy ( X = 29.32) is higher than the students’ achievement that taught by expositoryl strategy ( X = 27), with F count = 13.32 > F table = 4.00 (2) the students’ achievement in Mathematic by the ability of high logical thinking ( X = 29,90) is higher than the ability of low logical thinking ( X = 26.20), with F count = 10.41 > F table = 4.00 (3) the is interaction between instructional strategy and the ability of logical thinking on the students’ achievement in Mathematic counted by statistic Found 12.51 > F table =

4.00. `

(6)

ii ABSTRAK

Baringin Sitinjak, Nim. 8126122008. Pengaruh Strategi Pembelajaran Dan Kemampuan Berpikir Logis Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SMP Negeri 2 Kampung Rakyat Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Tesis: Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan. 2014.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran pemecahan masalah sistematis dan hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran ekspositori, (2) hasil belajar matematika siswa yang memiliki kemampuan berpikir logis tinggi dan siswa yang memiliki kemampuan berpikir logis rendah, dan (3) interaksi antara strategi pembelajaran dan kemampuan berpikir logis siswa terhadap hasil belajar matematika.

Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 2 Kampung Rakyat Kabupaten Labuhanbatu Selatan terdiri dari 5 kelas. Sampel yang terpilih untuk menjadi kelas pembelajaran pemecahan masalah sistematis adalah kelas VII2 dan kelas VII4 sebagai kelas pembelajaran ekspositori. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik sampel kelompok secara acak (cluster random sampling). Teknik analisis adalah Anava dua jalur pada taraf signifikansi  = 0,05 yang dilanjutkan dengan uji Scheffe.

Hasil penelitian adalah: (1) rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran pemecahan masalah sistematis (X = 29,32) lebih tinggi daripada rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori (X = 27) dengan Fhitung = 13,32 > Ftabel = 4,00, (2) rata-rata hasil belajar matematika siswa dengan kemampuan berpikir logis tinggi (X = 29,90) lebih tinggi daripada hasil belajar matematika siswa dengan kemampuan berpikir logis rendah (X = 26,20), dengan Fhitung = 10,41 > Ftabel = 4,00, dan (3) terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan kemampuan berpikir logis dengan Fhitung = 12,51 > Ftabel = 4,00.

(7)

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan yang memberikan kekuatan

dan Rahmat-Nya sehingga tesis ini dapat diselesaikan. Dalam proses penulisannya

ini banyak menghadapi kendala dan keterbatasan, namun berkat bimbingan

Pembimbing dan motivasi dari orang tua serta rekan-rekan mahasiswa Pascasarjana

akhirnya penulisan tesis ini dapat diselesaikan. Pada kesempatan ini, ucapan

terimakasih disampaikan kepada:

Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Pd., Rektor Universitas Negeri

Medan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti

perkuliahan di Program Pascasarjana Unimed dan Bapak Prof. Dr. Abdul Muin

Sibuea, M.Pd, Direktur Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah

memberikan bantuan administrasi di Program Pascasarjana Unimed.

Secara khusus ucapan terimakasih disampaikan kepada Bapak Prof. Dr.

Mukhtar, M.Pd., dan Bapak Dr. R. Mursid, M.Pd, sebagai Pembimbing I dan

Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya memberikan pengarahan serta

bimbingan dalam penyusunan tesis ini.

Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Harun

Sitompul, M.Pd, Ibu Prof. Dr. Asih Menanti, M.S,S.Psi dan Bapak Dr. Keysar

Panjaitan, M.Pd sebagai narasumber yang telah memberikan masukan demi

kesempurnaan tesis ini.

Selanjutnya ucapan terimakasih disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Harun

Sitompul, M.Pd., Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan dan Bapak

(8)

ii

motivasi dan bantuan kepada penulis berupa layanan perkuliahan dan

administrasinya.

Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada Bapak/Ibu dosen

Program Studi Teknologi Pendidikan, Program Pascasarjana Universitas Negeri

Medan yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama penulis mengikuti

perkuliahan dan ucapan terima kasih disampaikan kepada rekan mahasiswa

Pascasarjana Unimed Program Studi Teknologi Pendidikan sebagai teman yang telah

banyak memberikan bantuan moril dan motivasi sehingga tesis ini dapat

diselesaikan.

Ucapan terimkasih teristimewa disampaikan kepada Ayahanda dan Ibunda

yang telah memberikan motivasi kepada penulis selama mengikuti perkuliahan dan

penulisan tesis ini. Secara khusus pula ucapan terimakasih istri tercinta yang selalu

memberikan curahan kasih sayang.

Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pendidikan di masa kini

dan yang akan datang.

Kampung Rakyat, Pebruari 2015

Penulis,

(9)

v

2. Hakikat Strategi Pembelajaran ... 19

(10)

vi BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 54

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 54

C. Desain Penelitian ... 56

D. Prosedur Penelitian... 57

E. Pengontrolan Perlakuan... 58

F. Variabel Dan Definisi Operasional Variabel ... 60

G. Teknik Pengumpulan Data Dan Instrumen Penelitian ... 61

H. Teknik Analisis Data ... 66

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian....………...………... 69

B. Pengujian Persyaratan Analisis……….. 81

C. Pengujian Hipotesis……… 86

D. Diskusi Hasil Penelitian……….. 90

E. Keterbatasan Penelitian……….. 98

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan……… 100

B. Implikasi……… 101

C. Saran-Saran……… 106

(11)

v

3.4 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Berpikir Logis (Tes Piagetian Objective Formal) 62

4.1 Deskripsi Data Hasil Belajar Matematika Siswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Pemecahan Masalah Sistematis 70

4.2 Deskripsi Data Hasil Belajar Matematika Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori 71

4.3 Deskripsi Data Hasil Belajar Matematika Siswa Dengan Kemampuan Berpikir Logis Tinggi 72

4.4 Deskripsi Data Hasil Belajar Matematika Siswa Dengan Kemampuan Berpikir Logis Rendah 74

4.5 Deskripsi Data Hasil Belajar Matematika Siswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Pemecahan Masalah Sistematis Dan Kemampuan Berpikir Logis Tinggi 75

4.6 Deskripsi Data Hasil Belajar Matematika Siswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Pemecahan Masalah Sistematis Dan Kemampuan Berpikir Logis Rendah 77

(12)

vi

4.8 Deskripsi Data Hasil Belajar Matematika Siswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori Dan Kemampuan Berpikir Logis

Rendah 80

4.9 Rangkuman Analisis Uji Normalitas 81

4.10 Rangkuman Analisis Uji Homogenitas Kelompok Sampel Siswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Pemecahan Masalah

Sistematis Dan Strategi Pembelajaran Ekspositori 84

4.11 Rangkuman Analisis Uji Homogenitas Kelompok Sampel Siswa Dengan Kemampuan Berpikir Logis Tinggi Dan Kemampuan

Berpikir Logis Rendah 85

4.12 Rangkuman Analisis Uji Homogenitas Strategi Pembelajaran Dan

Kemampuan Berpikir Logis 85

4.13 Rangkuman Anava Faktorial 2 x 2 86

(13)

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Variabel Pembelajaran 20

4.1 Histogram Hasil belajar Matematika Siswa Yang Diajar Dengan

Strategi Pembelajaran Pemecahan Masalah Sistematis 70

4.2 Histogram Hasil belajar Matematika Siswa Yang Diajar Dengan

Strategi Pembelajaran Ekspositori 72

4.3 Histogram Hasil belajar Matematika Siswa Dengan Kemampuan

Berpikir Logis Tinggi 73

4.4 Histogram Hasil belajar Matematika Siswa Dengan Kemampuan

Berpikir Logis Rendah 74

4.5 Histogram Hasil belajar Matematika Siswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Pemecahan Masalah Sistematis Dan

Kemampuan Berpikir Logis Tinggi 76

4.6 Histogram Hasil belajar Matematika Siswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Pemecahan Masalah Sistematis Dan

Kemampuan Berpikir Logis Rendah 77

4.7 Histogram Hasil belajar Matematika Siswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori Dan Kemampuan Berpikir Logis Tinggi 79

4.8 Histogram Hasil belajar Matematika Siswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori Dan Kemampuan Berpikir Logis Rendah 80

(14)

v DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Silabus 112

2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Strategi Pembelajaran Pemecahan Masalah Sistematis 117

3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Strategi Pembelajaran Ekspositori 123

4 Tes Hasil Belajar Matematika 127

5 Tes Kemampuan Berpikir Logis 131

6 Uji Validitas Tes Hasil Belajar Matematika 140

7 Uji Reliabilitas Tes Hasil Belajar Matematika 142

8 Uji Indeks Kesukaran dan Daya Beda Tes Hasil Belajar Matematika 146

9 Data Hasil Belajar Matematika 149

10 Pengujian Normalitas Data 173

11 Pengujian Homogenitas Data 181

12 Pengujian Hipotesis 185

13 Pengujian Lanjut 190

(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembicaraan di kalangan akademisi maupun masyarakat umum saat ini

terfokus kepada peningkatan kualitas pendidikan, karena hal tersebut merupakan

tuntutan akan kebutuhan sumber daya manusia (SDM) yang dapat berkompetisi di

era globalisasi apalagi tahun depan yaitu tahun 2015 Indonesia memasuki

masyarakat ekonomi Asean (MEA). Secara khusus perhatian terhadap pendidikan

menengah pertama (SMP) menjadi bagian penting bagi keberhasilan pendidikan

sebagai bagian dalam sistem pendidikan di Indonesia.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No, 54 Tahun 2013

tentang standar kompetensi lulusan (SKL) dijelaskan bahwa untuk tingkat SMP

adalah: (1) memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak

mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif

dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.,

(2) memiliki pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural dalam ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian yang tampak

mata, dan (3) memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam

ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain

sejenis.

Untuk mewujudkan hal tersebut maka dilakukan berbagai upaya dalam

rangka peningkatan kualitas pendidikan. Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana

(16)

2

Peningkatan kuantitas dan kualitas pendidikan yang dilakukan pemerintah misalnya,

rehabilitasi dan perluasan gedung sekolah, penyediaan peralatan praktek,

penyempurnaan kurikulum maupun peningkatan profesionalisme tenaga pengajar

yang disertai dengan program sertifikasi guru yang dilakukan secara nasional,

program bantuan operasional sekolah (BOS) dan sebagainya. Namun demikian

masih terdapat hambatan-hambatan serta kekurangan-kekurangan. Hal yang paling

memprihatinkan yang dapat dilihat langsung adalah hasil nilai ulangan akhir sekolah

belum mencapai hasil yang diharapkan.

Rendahnya kualitas pendidikan Indonesia khususnya terkait dengan

kemampuan siswa dalam bidang sains dijelaskan Wibawa (2013:2) dengan mengutip

hasl survei dari Program for International Student Assessment (PISA) yang di tahun

2009 menempatkan Indonesia di peringkat 10 besar paling akhir dari 65 negara

peserta PISA. Kriteria penilaian mencakup kemampuan kognitif dan keahlian siswa

membaca, matematika, dan sains. Hampir semua siswa Indonesia ternyata cuma

menguasai pelajaran sampai level 3 saja. Sementara banyak siswa negara maju

maupun berkembang lainnya, menguasai pelajaran sampai level 4, 5, bahkan 6. Hasil

survai lainnya dari Trends in International Math and Science (TIMS) oleh Global

Institute pada tahun 2007. Menurut survei ini, hanya 5 persen siswa Indonesia yang

mampu mengerjakan soal berkategori tinggi yang memerlukan penalaran. Sebagai

perbandingan, siswa Korea yang sanggup mengerjakannya mencapai 71

persen. Sebaliknya, 78 persen siswa Indonesia dapat mengerjakan soal berkategori

rendah yang hanya memerlukan hafalan. Sementara itu, siswa Korea yang bisa

mengerjakan soal semacam itu hanya 10 persen. Kesimpulannya adalah: prestasi

(17)

3

Dalam hal ini terdapat banyak faktor yang menyebabkan rendahnya hasil

belajar yang diperoleh siswa dalam pembelajaran, antara lain sebagaimana yang

diungkapkan Hamalik (1992:3) bahwa secara operasional terdapat lima variabel

utama yang berperan, yakni : (1) tujuan pembelajaran, (2) materi pelajaran, (3)

metode dan teknik mengajar, (4) guru dan (5) logistik. Semua variabel tersebut

memiliki ketergantungan satu sama lain dan tidak dapat berdiri sendiri dalam

memberhasilkan pembelajaran.

Berkaitan dengan rendahnya hasil belajar juga dijelaskan Slameto (1995:54)

bahwa rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal berasal dari diri siswa seperti intelegensi, minat, dan motivasi belajar,

sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar di antara strategi

pembelajaran yang dilakukan guru.

Strategi pembelajaran yang digunakan guru-guru selama ini belum optimal

sehingga menyebabkan timbulnya kebosanan siswa yang berakibat rendahnya hasil

belajar. Terlebih-lebih adanya kesan selama ini, pembelajaran yang dilaksanakan

dipengaruhi pandangan instan yaitu siap pakai, pandangan ini mendorong guru

bersikap cenderung memberi tahu konsep saja, dengan kata lain bahwa pembelajaran

terfokus kepada guru. Untuk mengurangi atau bahkan menghindari strategi belajar

yang terlalu monoton diupayakan berbagai strategi mengajar yang lebih efektif

dalam menciptakan komunikasi yang multi arah, sehingga diharapkan juga

menimbulkan dan meningkatkan interaksi yang proaktif dalam pembelajaran.

Kenyataan di atas, tergambar juga dari hasil ujian semester ganjil pada siswa

sekolah menengah pertama (SMP) Negeri 2 Kampung Rakyat dalam 3 tahun terakhir

(18)

4

Tabel 1.1 Hasil Ujian Semester SMP Negeri 2 Kampung Rakyat Dalam 3 Tahun Terakhir Bidang Studi Matematika

No Tahun Mata Pelajaran Matematika

NTR NTT NRT

1 2011/2012 38 70 66,20

2 2012/2013 42 73 67,16

3 2013/2014 55 76 68.24

Keterangan:

NTR = nilai terendah NTT = nilai tertinggi NRT = nilai rata-rata

Merujuk kepada Tabel 1.1 di atas dapat diperhatikan bahwa perolehan hasil

belajar tiga tahun terakhir pada studi matematika masih kurang memuaskan, hal ini

ditandai dengan rendahnya rata-rata matematika yang masih di bawah nilai kriteria

ketuntasan minimal (KKM) yaitu 75. Berdasarkan data tersebut maka timbul

berbagai pertanyaan, antara lain: mengapa hasil belajar matematika siswa masih

rendah? mengapa siswa kurang mampu menyerap materi ajar matematika? faktor apa

penyebabnya?, apakah strategi pembelajaran yang digunakan guru kurang tepat?

apakah sarana media pembelajaran yang kurang memadai?, apakah disebabkan

kekurangmampuan guru yang mengajar?.

Berbagai pertanyaan tersebut mempunyai relevansi satu dengan lainnya

dalam menyelesaikan permasalahan pembelajaran. Namun dalam kajian penelitian

ini, salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan cara

perbaikan proses pembelajaran. Berbagai konsep dan wawasan baru tentang

pembelajaran di sekolah telah muncul dan berkembang seiring pesatnya ilmu

(19)

5

dalam rangka pengembangan sumber daya manusia, dituntut untuk terus mengikuti

berkembangnya konsep-konsep baru dalam dunia pembelajaran tersebut.

Strategi pembelajaran adalah cara yang di dalam fungsinya merupakan alat

untuk mencapai tujuan. Untuk menentukan apakah sebuah strategi pembelajaran

dapat disebut baik diperlukan sebuah patokan (kriteria) yang menentukan yaitu

tujuan yang akan dicapai. Pemilihan strategi pembelajaran yang tepat sangat

dibutuhkan dan disesuaikan dengan tingkat kemampuan berpikir logis siswa, hal ini

dikarenakan bidang studi matematika menuntut daya pikir, rasa, kecermatan dan

ketelitian. Dalam hal ini terdapat berbagai ragam strategi pembelajaran, namun

dalam kajian penelitian ini peneliti mengambil strategi pembelajaran pemecahan

masalah sistematis dan strategi pembelajaran ekspositori.

Dalam pembelajaran pemecahan masalah sistematis siswa diminta

menemukan sendiri pengetahuannya dengan keterlibatannya kognitif dalam proses

pembelajaran bermakna dan hal ini akan berlangsung baik apabila didukung dengan

kemampuan berpikir logis pada diri siswa. Peran guru terutama sebagai pembimbing

dan fasilitator bagi siswa dalam proses rekontruksi materi ajar.

Strategi pembelajaran pemecahan masalah sistematis merupakan kegiatan

pembelajaran yang dilakukan dengan cara membangun dan menyusun pengetahuan

baru dalam struktur kognitif siswa berdasakan penyelesaian masalah yang dilakukan

secara sistematis. Pemberian materi dimulai dengan memberikan uraian tentang

pengertian suatu konsep, prinsip atau prosedur, diikuti dengan uraian penyelesaian

yang dilakukan secara sistematis.

Selanjutnya pembelajaran ekspositori merupakan kegiatan pembelajaran

(20)

6

kendali dan kontrol dalam menetapkan isi, metode pembelajaran dan menilai hasil

belajar siswa. Strategi pembelajaran ekspositori diawali dengan kegiatan

perencanaan pembelajaran dan di dalamnya terdapat pemilihan, penetapan dan

pengembangan metode untuk mencapai hasil belajar yang diinginkan, menentukan

sumber belajar dan menilai hasil belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Perbedaan karakteristik kedua strategi pembelajaran sebagaimana paparan di atas,

maka akan memberikan perbedaan perolehan hasil belajar siswa.

Di samping pemilihan strategi pembelajaran yang tepat, perolehan hasil

belajar juga dipengaruhi oleh karakteristik siswa itu sendiri yaitu kemampuan

berpikir logis. Dalam hal ini kemampuan berpikir logis siswa adalah salah satu

komponen yang harus diperhatikan dengan seksama karena seorang guru dalam

mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki siswa yang akan membantu dalam

menentukan strategi pembelajaran yang tepat untuk digunakan. Hal ini perlu

dilakukan agar pelajaran yang disampaikan dapat menarik perhatian siswa sehingga

kegiatan pembelajaran yang berlangsung tidak membosankan.

Kemampuan berpikir logis yang dimiliki siswa akan banyak menentukan

terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja

maupun dalam kehidupan lainnya. Siswa yang memiliki kemampuan berpikir logis

tinggi maka siswa tersebut akan semakin mampu menggunakan berbagai informasi

dan keterampilan yang dimilikinya untuk menyelesaikan soal-soal untuk

memecahkan masalah baru atau permasalahan yang dihadapinya. Sebaliknya jika

siswa memiliki kemampuan berpikir logis yang rendah maka diprediksi akan

(21)

7

Berdasarkan hal di atas, maka guru hendaknya mampu mengetahui dan

memahami karakteristik kemampuan berpikir logis yang dimiliki siswa, dengan

mengetahui tingkat kemampuan berpikir logis siswa, maka seorang guru dapat

menyesuaikan, menyusun dan membuat materi ajar yang relevan untuk membantu

dan mengarahkan kesiapan siswa untuk menerima materi pelajaran dalam

pembelajaran.

B. Identifikasi Masalah

Pencapaian hasil belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor baik faktor

yang ada dalam diri siswa maupun faktor yang ada di luar dirinya. Faktor faktor

tersebut membentuk satu keadaan dan lingkungan memberikan suasana sehingga

kegiatan belajar yang dilakukan dapat mampu mencapai satu hasil yang lebih baik.

Bila faktor-faktor tersebut dikelola dengan baik maka akan mempunyai pengaruh

yang positif terhadap pencapaian hasil belajar, namun bila pengelolaan dilakukan

tidak profesional maka yang terjadi adalah ketidaknyamanan siswa dalam belajar dan

akhirnya tidak dapat mencapai hasil belajar yang yang dinginkan.

Berdasarkan hal tersebut dan uraian pada latar belakang masalah, maka dapat

didentifikasi masalah berkenaan dengan penelitian ini, yakni: (1) Apakah yang harus

diberikan terlebih dahulu dalam kegiatan pembelajaran matematika? (2)

Bagaimanakah cara menyampaikan urutan materi ajar yang paling baik dalam

pembelajaran matematika? (3) Urutan bagaimanakah yang lebih tepat dan dapat

membantu proses belajar siswa dalam pembelajaran matematika? (4) Apakah

perbedaan dalam strategi pembelajaran memberikan hasil belajar yang berbeda? (5)

Apakah tujuan pembelajaran yang berbeda membutuhkan kondisi pembelajaran yang

(22)

8

hasil belajar? (7) Apakah strategi pembelajaran tertentu hanya layak untuk siswa

yang memiliki karekteristik tertentu pula? (8) Apakah hasil belajar siswa yang diajar

dengan strategi pembelajaran pemecahan masalah lebih tinggi dari pada hasil belajar

siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori? (9) Apakah hasil belajar

siswa dengan kemampuan berpikir logis tinggi lebih tinggi dari pada hasil belajar

siswa yang memiliki tingkat kemampuan berpikir logis rendah? dan (10) Apakah

terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan kemampuan berpikir logis dalam

mempengaruhi hasil belajar?

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian sebelumnya diketahui bahwa banyak faktor yang

mempengaruhi hasil belajar siswa, di mana hasil belajar terkait dengan faktor

internal maupun eksternal dari diri siswa. Namun dalam penelitian ini faktor- faktor

tersebut dibatasi pada dua faktor saja yang faktor eksternal yaitu strategi

pembelajaran sedangkan faktor internal adalah kemampuan berpikir logis. Dengan

demikian masalah yang akan diteliti pada penelitian ini dibatasi pada hasil belajar

siswa pada bidang studi matematika, strategi pembelajaran dan kemampuan berpikir

logis siswa. Untuk strategi pembelajaran yang dikaji adalah strategi pembelajaran

pemecahan masalah sistematis dan strategi pembelajaran ekspositori. Sedangkan

kemampuan berpikir logis dipilah atas kemampuan berpikir logis tinggi dan

kemampuan berpikir logis rendah.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan

(23)

9

sebagai berikut:

1. Apakah hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan strategi

pembelajaran pemecahan masalah sistematis lebih tinggi dari pada hasil

belajar matematika yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori?

2. Apakah hasil belajar matematika siswa dengan kemampuan berpikir logis

tinggi lebih tinggi daripada hasil belajar siswa dengan kemampuan berpikir

logis rendah?

3. Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan kemampuan

berpikir logis terhadap hasil belajar matematika?

E. Tujuan Penelitian

Bertitik tolak dari masalah yang diteliti, penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui dan mendeskprisikan:

1. Hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran

pemecahan masalah sistematis dan hasil belajar matematika yang diajar

dengan strategi pembelajaran ekspositori.

2. Hasil belajar matematika siswa dengan kemampuan berpikir logis tinggi dan

hasil belajar siswa dengan kemampuan berpikir logis rendah

3. Interaksi antara strategi pembelajaran dan kemampuan berpikir logis terhadap

hasil belajar matematika.

F. Manfaat Penelitian

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara

(24)

10

1. Untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan

strategi pembelajaran khusus pada bidang studi matematika.

2. Sumbangan pemikiran bagi pengajar, dan pengelola lembaga pendidikan

dalam memahami dinamika dan karakteristik siswa.

3. Bahan masukan bagi lembaga pendidikan sebagai aplikasi teoritis dan

teknologi pembelajaran.

4. Bahan kajian awal bagi peneliti yang lain, yang membahas dan meneliti

permasalahan yang berkaitan dengan strategi pembelajaran.

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai:

1. Bahan pertimbangan dan alternatif bagi pengajar tentang strategi

pembelajaran yang dapat diterapkan bagi kemajuan dan peningkatan

keberhasilan belajar siswa.

2. Upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam hal-hal yang

berhubungan dengan aplikasi teknologi pembelajaran yang dapat digunakan

pengajar dalam kegiatan pembelajaran khususnya dalam pembelajaran

(25)

100 BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Simpulan-simpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian adalah sebagai

berikut:

Pertama, rerata hasil belajar Matematika siswa yang diajar dengan strategi

pembelajaran pemecahan masalah sistematis lebih tinggi dibandingkan dengan

rata-rata hasil belajar Matematika siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran

ekspositori. Dengan demikian strategi pembelajaran pemecahan masalah sistematis

lebih efektif diterapkan dalam pembelajaran Matematika guna meningkatkan hasil

belajar Matematika siswa tanpa memperhatikan adanya perbedaan kemampuan

berpikir logis.

Kedua, rata-rata hasil belajar Matematika siswa dengan kemampuan berpikir

logis tinggi yang diajar dengan strategi pembelajaran pemecahan masalah sistematis

maupun strategi pembelajaran ekspositori lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata

hasil belajar Matematika siswa dengan kemampuan berpikir logis rendah.

Ketiga, terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan kemampuan

berpikir logis siswa yang memberikan perbedaan pengaruh terhadap hasil belajar

Matematika. Perbedaan pengaruh tersebut adalah: (a) hasil belajar Matematika siswa

yang diajar dengan strategi pembelajaran pemecahan masalah sistematis lebih tinggi

dibandingkan hasil belajar Matematika siswa yang diajar dengan strategi

pembelajaran ekspositori, (b) hasil belajar Matematika siswa dengan kemampuan

(26)

101

logis rendah, (c) hasil belajar Matematika siswa yang diajar dengan strategi

pembelajaran pemecahan masalah sistematis dan kemampuan berpikir logis tinggi

lebih tinggi dibandingkan siswa dengan kemampuan berpikir logis rendah, (d) hasil

belajar Matematika siswa dengan yang diajar dengan strategi pembelajaran

ekspositori dengan kemampuan berpikir logis tinggi lebih tinggi dibandingkan siswa

dengan kemampuan berpikir logis rendah, (e) hasil belajar Matematika siswa yang

diajar dengan strategi pembelajaran pemecahan masalah sistematis dan kemampuan

berpikir logis tinggi lebih tinggi daripada hasil belajar Matematika siswa yang diajar

dengan strategi pembelajaran ekspositori dan kemampuan berpikir logis tinggi, dan

(6) hasil belajar Matematika siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran

pemecahan masalah sistematis dan kemampuan berpikir logis rendah lebih rendah

daripada hasil belajar Matematika siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran

ekspositori dan kemampuan berpikir logis rendah.

B. Implikasi

Pertama, hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan adanya

pengaruh strategi pembelajaran terhadap hasil belajar Matematika siwa. Hal ini

memberikan penjelasan dan penegasan bahwa strategi pembelajaran merupakan

salah satu faktor yang menjadi perhatian untuk meningkatkan hasil belajar

Matematika. Hal ini dapat dimaklumi karena melalui penerapan strategi

pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam

pembelajaran yang pada gilirannya dapat menggiring keberhasilan dan ketercapaian

tujuan pembelajaran itu sendiri. Dengan demikian konsekuensinya apabila strategi

pembelajaran yang kurang tepat dalam pembelajaran maka tentu akan berakibat

(27)

102

Melalui penelitian ini menunjukkan bahwa secara rata-rata hasil belajar

Matematika siswa lebih tinggi yang diajar dengan menggunakan strategi

pembelajaran pemecahan masalah sistematis dari pada diajar dengan strategi

pembelajaran ekspositori. Hal ini menunjukkan bahwa strategi pembelajaran

pemecahan masalah sistematis lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar

Matematika, karena dalam pembelajaran yang menerapkan strategi pembelajaran

pemecahan masalah sistematis siswa cenderung aktif untuk merekonstruksi sendiri

ilmu yang akan diperolehnya, siswa berupaya menemukan dan menyelesaikan

masalah dalam kerangka pencapaian tujuan pembelajaran.

Konsekuensi logis dari pengaruh penerapan strategi pembelajaran terhadap

hasil belajar Matematika berimplikasi kepada guru untuk melaksanakan strategi

pembelajaran pemecahan masalah sistematis. Melalui penerapan strategi

pembelajaran pemecahan masalah sistematis diharapkan guru dapat membangkitkan

dan memotivasi keterlibatan dan partisipasi aktif siswa terhadap pembelajaran

Matematika dan dapat menciptakan suasana belajar yang lebih interaktif dan efektif

dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Kedua, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kemampuan berpikir logis

berpengaruh terhadap hasil belajar Matematika. Siswa dengan kemampuan berpikir

logis tinggi memiliki rerata hasil belajar Matematika lebih tinggi atau unggul

dibandingkan dengan siswa dengan kemampuan berpikir logis rendah. Pernyataan

tersebut memberikan penjelasan dan penegasan bahwa kemampuan berpikir logis

signifikan memberikan pengaruh dalam meningkatkan hasil belajar Matematika

(28)

103

Siswa dengan kemampuan berpikir logis tinggi tidak terhambat menerima

materi ajar karena sudah mengenal sebelumnya. Dengan demikian maka siswa yang

selalu melatih dirinya secara terus menerus akan dapat menemukan prosedur belajar

yang sistematis yang pada gilirannya siswa terbiasa dan terlatih untuk memecahkan

masalah-masalah. Dengan demikian konsekuensinya apabila siswa dengan

kemampuan berpikir logis rendah tentu akan rendah pula pencapaian hasil belajar

Matematika, sebaliknya siswa dengan kemampuan berpikir logis tinggi maka tingkat

pencapaian hasil belajar Matematika lebih tinggi.

Konsekuensi logis dari pengaruh kemampuan berpikir logis terhadap hasil

belajar Matematika berimplikasi kepada guru pengampu mata pelajaran Matematika

untuk mengidentifikasi dengan melakukan tes diawal pembelajaran dan prediksi

didalam menentukan kemampuan berpikir logis yang dimiliki siswa. Apabila

kemampuan berpikir logis siswa dapat dikelompokkan maka guru dapat menerapkan

rencana-rencana pembelajaran dan strategi pembelajaran yang tepat dan sesuai

dengan karakteristik siswa, di samping itu juga guru dapat melakukan

tindakan-tindakan lain misalnya untuk siswa dengan kemampuan berpikir logis tinggi

diberikan materi-materi pengayaan dan soal-soal latihan dengan tingkat kesukaran

yang lebih tinggi sedangkan untuk siswa dengan kemampuan berpikir logis rendah

diberikan materi-materi remedial yang bertujuan memberikan pemahaman dan

penguasaan kepada siswa terhadap materi pelajaran. Dengan demikian siswa

diharapkan mampu membangun dan menemukan sendiri pengetahuan dan

keterampilan yang dibutuhkannya dalam menyelesaikan persoalan belajar untuk

(29)

104

diharapkan mampu untuk meningkatkan retensinya dengan cara menemukan

materi-materi penting bukan karena diberitahukan guru..

Implikasi dari perbedaan karakteristik siswa dari aspek kemampuan berpikir

logis adalah memberikan pemahaman kepada guru dalam memilih strategi

pembelajaran harus mempertimbangkan kemampuan berpikir logis siswa. Dengan

adanya kemampuan berpikir logis dalam diri siswa akan berperan terhadap reaksi

positif atau negatif yang akan dilakukannya dalam merespon suatu ide, gagasan atau

situasi tertentu dalam pembelajaran yang berekspositori. Oleh karena itu strategi

pembelajaran yang diterapkan guru akan efektif atau tidak tentunya tergantung dari

karakteristik siswa.

Perbedaan kemampuan berpikir logis juga berimplikasi kepada guru di dalam

memberikan motivasi, membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa. Bagi siswa

dengan kemampuan berpikir logis tinggi, hal tersebut tidaklah menjadi sebuah

kesulitan bagi guru dalam motivasi, membangkitkan minat dan motivasi belajar

siswa, tetapi bagi siswa dengan kemampuan berpikir logis rendah maka guru perlu

memberikan perhatian yang lebih dan kontiniu di dalam memberikan motivasi,

membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa. Dapatlah dimaklumi bahwa

pemberian motivasi, membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa akan efektif

apabila hubungan antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa tercipta dan terjalin

secara kondusif sebelumnya. Secara khusus bagi siswa-siswa yang berkesulitan

belajar maka guru Matematika dapat bekerjasama dengan guru bimbingan dan

konseling untuk menanganinya.

Perbedaan kemampuan berpikir logis yang melekat pada diri siswa

(30)

105

yang dapat dilakukan guru adalah dengan menerapkan konsep belajar tutorial sesama

murid dimana guru mengarahkan dengan membentuk kelompok belajar atau

kelompok diskusi di dalam kelas dimana siswa yang dengan kemampuan berpikir

logis tinggi memberikan bantuan kepada siswa dengan kemampuan berpikir logis

rendah, dengan demikian kegiatan pembelajaran bagi siswa dengan kemampuan

berpikir logis rendah dapat terbantu dalam memahami materi pelajaran.

Ketiga, hasil penelitian juga menunjukkan terdapat interaksi strategi

pembelajaran dan kemampuan berpikir logis terhadap hasil belajar Matematika.

Interaksi tersebut terindikasi dari siswa dengan kemampuan berpikir logis tinggi dan

diajar dengan strategi pembelajaran pemecahan masalah sistematis memperoleh

hasil belajar Matematika yang lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan

strategi pembelajaran ekspositori. Sedangkan bagi siswa dengan kemampuan berpikir

logis rendah yang diajar dengan strategi pembelajaran pemecahan masalah sistematis

lebih rendah tinggi dibandingkan yang diajar dengan menggunakan strategi

pembelajaran ekspositori. Dengan demikian dapat dipahami bahwa strategi

pembelajaran pemecahan masalah sistematis lebih tepat digunakan bagi siswa yang

memiliki karakteristik kemampuan berpikir logis tinggi, sedangkan strategi

pembelajaran ekspositori lebih tepat digunakan bagi siswa dengan karakteristik

kemampuan berpikir logis rendah.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa untuk meningkatkan hasil belajar

Matematika dipengaruhi oleh strategi pembelajaran yang diterapkan oleh guru dan

kemampuan berpikir logis yang dimiliki siswa. Dalam hal ini antara guru dan siswa

mempunyai peranan yang sama dan berarti dalam meningkatkan hasil belajar

(31)

106

Matematika yang maksimal maka kedua variabel tersebut yaitu strategi pembelajaran

dan kemampuan berpikir logis perlu menjadi perhatian secara bersamaan.

Interaksi strategi pembelajaran dan kemampuan berpikir logis berimplikasi

kepada guru dan siswa. Untuk guru, agar dapat memahami dan tentunya

melaksanakan dengan baik penerapan strategi pembelajaran pemecahan masalah

sistematis dalam pembelajaran di kelas karena melalui penelitian ini terbukti efektif

untuk meningkatkan hasil belajar Matematika. Sedangkan untuk siswa agar selalu

berupaya meningkatkan kemampuan berpikir logis dan yang terpenting adalah

mendisiplinkan diri untuk berkomitmen dan konsisten dalam belajar.

C. Saran-Saran

Berdasarkan hasil temuan-temuan penelitian sebelumnya maka dapatlah

disampaikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Strategi pembelajaran dan karakteristik siswa merupakan suatu komponen

yang dapat menentukan dan mempengaruhi hasil belajar. Oleh karena itu

guru sebagai perancang pembelajaran memperhatikan strategi pembelajaran

dan karakteristik siswa dalam merancang pembelajaran sehingga dengan

demikian guru dapat menetapkan pilihan strategi pembelajaran yang lebih

sesuai dengan karakteristik siswa untuk dilaksanakan.

2. Karakteristik siswa yang diteliti dari penelitian ini hanya terbatas kepada

kemampuan berpikir logis. Untuk itu kepada peneliti lain disarankan untuk

meneliti karakteristik siswa yang lain misalnya kemampuan awal, retensi,

(32)

107

3. Strategi pembelajaran pemecahan masalah sistematis diterapkan pada mata

pelajaran Matematika dan pada ranah kognitif, disarankan untuk peneliti lain

(33)

108

DAFTAR BACAAN

Abdurrahman, M. 1999. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: Rineka Cipta.

Anderson, O.W. dan Krathwohl, D.R. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assesing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives, New York; Longman.

Arikunto, S. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.

DeBono, E. 1990. Lateral Thinking, Alihbahasa: Budi. Jakarta: Binarupa Aksara.

Degeng, I.N.S. 1989. Ilmu Pengajaran Taksonomi Variable, Jakarta: Diknas Dirjen Pendidikan Tinggi.

Dick, Walter, Carey, L. dan Carey, J.O. 2009. The Systematic Design of Instruction, Seventh Edition. New Jersey: Pearson.

Hamalik, O. 1993. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamid, K. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Medan: Pascasarjana Unimed.

(34)

109

Lie, A. 2004. Cooperative Learning (Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas). Jakarta: Grasindo.

Merril, M.D dan Twitchel D.G. 1994. Instructional Design Theory. New Jersey; Englewood Cliffs.

Miarso, Y. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.

Pribadi, B.A. 2011. Model Desain Sistem Pembelajaran, Langkah Penting Merancang Kegiatan Pembelajaran Yang Efektif Dan Berkualitas. Jakarta: Dian Rakyat.

Purwanto, M.N. 1998. Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya.

Reigeluth, C.M. 1983. Instructional Design Theories and Models: An Overview of Their Current Status, New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Publisher.

Romiszowski, AJ. 1981. Designing Instructional System, Decision Making in Course Planning and Curriculum Design, London: Kagan Page.

Rothwell, W.J. dan Kazanas, H.C. 2004. Mastering The Instructional Design Process: A Systematic Appproach Third Edition. San Fransisco, Pfeiffer.

Rusmono, 2012. Strategi Pembelajaran Dengan Problem Based Learning Itu Perlu Untuk Meningkatkan Profesionalitas Guru. Bogor: Ghalia Indonesia.

Sagala, S. 2012. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sanjaya, W. 2013. Perencanaan Dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

__________. 2014. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Santrock, J.W. 2008. Educational Pyschology, Alihbahasa: Triwibowo B.S. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Seels, B. dan Richey, R. C. 1994. Instructional Technology; The Definition And Domains of The Field. Washington: AECT, Alihbahasa: Dewi S. Prawiradilaga, Raphael Rahardji dan Yusufhadi Miarso. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.

(35)

110

Siregar, E. Dan Nara, H. 2011. Teori Belajar Dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.

Slameto, 1995. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Snelbecker, E.G. 1974. Learning Theory, Instructional Theory and Psychoeducational Design, New York: Mc Graw Hill.

Sudjana, N. 2002. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

__________. 1996. Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar:. Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Sukmadinata, N.S. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suparman, M.A. 2012. Desain Instruksional Modern. Panduan Para Pengajar dan Inovator Pendidikan. Jakarta: Erlangga.

Surapranata, S. 2005. Panduan Penulisan Tes Tertulis. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suriasumantri, J.S. 1999. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Suryabrata, S. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Suyanti, R.D. 2008. Strategi Pembelajaran Kimia. Medan: Program Pascasarjana Unimed.

Syah. M. 2010. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Turmudi. 2008. Landasan Filsafat Dan Teori Pembelajaran Matematika. Jakarta; Leuser Cita Pustaka

Uno, H.B. 2008. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif Dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara

Wena, M. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara

(36)

111

Winkel, W.S 2009. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.

Gambar

Tabel
Gambar
Tabel 1.1  Hasil Ujian Semester SMP Negeri 2 Kampung Rakyat Dalam 3                          Tahun Terakhir Bidang Studi Matematika

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman purwoceng tanpa naungan dan tanpa cekaman air menghasilkan pertumbuhan paling baik dari jumlah anak daun, jumlah tangkai daun,

Tabel.L 12 Perhitungan Efisiensi Jumlah Lapisan Klorofil Dengan Metode Spin Coating Sebanyak 3 Lapisan Dengan Bantuan Program Kaleida Graph 4.0

Penelitian ini mendeskripsikan dan menjelaskan: (1) peranan perempuan Tionghoa dalam novel Amoi Gadis yang Menggapai Impian karya Mya Ye, (2) latar belakang

[r]

[r]

di 35 negara di dunia yang disebut sebagai negaraFrancophone. Di Indonesia, bahasa Prancis berperan sebagai jembatan hubungan internasional antara negara Indonesia

Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Desember 2012 hingga Maret 2013 ini ialah enzim, dengan judul Isolasi dan Pencirian Xilanase