• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Tinjauan Kualitas Genteng Beton Sebagai Penutup Atap Dengan Bahan Tambah Serat Sabut Kelapa.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN Tinjauan Kualitas Genteng Beton Sebagai Penutup Atap Dengan Bahan Tambah Serat Sabut Kelapa."

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1

Dalam kehidupan kita terdapat tiga macam kebutuhan pokok yaitu: sandang, pangan, dan papan. Jika salah satu kebutuhan pokok tersebut tidak terpenuhi maka tidak seimbanglah kehidupan kita. Maka dari itu kita harus menyeimbangkan kebutuhan tersebut.

Salah satu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi adalah papan. Dengan membuat rumah sebagai papan kita dapat berlindung di rumah tersebut. Dengan begitu kita harus membuat rumah yang kuat, nyaman tetapi murah. Pembangunan suatu rumah membutuhkan penutup atap. Pengertian umum tentang atap adalah suatu bahan yang menutupi bagian atas suatu bangunan dan berfungsi sebagai pelindung bangunan terhadap pengaruh cuaca: panas, hujan, angin, dsb. Atap rumah biasanya menggunakan seng, asbes atau genteng. Jenis genteng ber macam-macam yaitu genteng beton, genteng keramik, genteng tanah liat, genteng seng dan genteng kayu (sirap).

(2)

Sebelum penelitian ini dilakukan, terlebih dahulu dilakukan penelitian oleh Dedi Irawan (2012) yaitu genteng beton yang dicampur dengan serbuk gergaji kayu akasia dengan variasi 0%; 5%; 10%; 15%; dan 20% dari berat pasir. Dengan variabel yang diuji yaitu kekuatan lentur, penelitian rembesan air (impermeabilitas), penyerapan air (porositas), penelitian sifat tampak, penelitian ukuran genteng, penelitian penyerapan panas. Serat sabut kelapa dipilih sebagai bahan tambah dalam adukan beton, karena serabut kelapa merupakan serat yang cukup kuat, bersifat ringan, dan mempunyai kuat tarik yang baik. Dengan sifat yang demikian maka penambahan serat sabut kelapa diharapkan dapat meningkatkan beban lentur, kualitas genteng yang baik dan memberikan nilai tambah baik secara ekonomi maupun pemecahan masalah pencemaran lingkungan oleh serat alam sabut kelapa.

B. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut :

1. Berapa besar beban lentur rata-rata genteng beton dari setiap variasi penambahan serat sabut kelapa 0%; 1%; 1,5%; 2%; dan 2,5% dari berat pasir?

2. Bagaimana rembesan air (impermeabilitas) genteng beton dari setiap variasi penambahan serat sabut kelapa 0%; 1%; 1,5%; 2%; dan 2,5% dari berat pasir?

3. Berapa persentase penyerapan air (porositas) genteng beton dari setiap variasi penambahan serat sabut kelapa 0%; 1%; 1,5%;2%; dan 2,5% dari berat pasir?

4. Bagaimana sifat tampak genteng beton genteng beton dari setiap variasi penambahan serat sabut kelapa 0%; 1%; 1,5%; 2%; dan 2,5% dari berat pasir?

(3)

6. Berapa nilai penyerapan panas rata-rata genteng beton dari setiap variasi penambahan serat sabut kelapa 0%; 1%; 1,5%; 2%; dan 2,5% dari berat pasir?

7. Bagaimana kualitas genteng beton tanpa bahan tambah dan genteng beton dengan penambahan serat sabut kelapa ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui beban lentur rata-rata genteng beton dari setiap variasi

penambahan serat sabut kelapa 0%; 1%; 1,5%; 2%; dan 2,5% dari berat pasir

2. Mengetahui rembesan air (impermeabilitas) genteng beton dari setiap variasi penambahan serat sabut kelapa 0%; 1%; 1,5%; 2%; dan 2,5% dari berat pasir

3. Mengetahui persentase penyerapan air (porositas) genteng beton dari setiap variasi penambahan serat sabut kelapa 0%; 1%; 1,5%; 2%; dan 2,5% dari berat pasir?

4. Mengetahui sifat tampak genteng beton genteng beton dari setiap variasi penambahan serat sabut kelapa 0%; 1%; 1,5%; 2%; dan 2,5% dari berat pasir

5. Mengetahui keseragaman ukuran genteng beton untuk setiap variasi penambahan serat sabut kelapa 0%; 1%; 1,5%; 2%; dan 2,5% dari berat pasir

6. Mengetahui nilai penyerapan panas rata-rata genteng beton dari setiap variasi penambahan serat sabut kelapa 0%; 1%; 1,5%; 2%; dan 2,5% dari berat pasir

(4)

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah :

1. Hasil penelitian merupakan salah satu wawasan untuk pengembangan ilmu teknologi bahan

2. Dapat menjadi informasi tentang pemanfaatan serat alam sabut kelapa sebagai bahan tambah dalam pembuatan genteng beton serta mengurangi serat alam buangan yang dihasilkan produksi kelapa.

3. Bagi para peneliti dan mahasiswa, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi atau referensi untuk penelitian-penelitian lebih lanjut mengenai aplikasi betonfiberke dalam genteng beton.

E. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini dilakukan batasan masalah, agar dalam melakukan pengujian genteng beton dapat menghasilkan kualitas genteng beton yang baik. Adapun batasan masalahnya sebagai berikut :

1. Serat sabut kelapa yang digunakan dalam kondisi kering alami dan dipotong-potong dengan panjang ±1-2 cm dengan presentase penambahan kelapa 0%; 1%; 1,5%; 2%; dan 2,5% dari berat pasir.

2. Semen yang digunakan dalam penelitian ini adalah semen Gresik dengan kemasan 40 kg, tertutup rapat dan butirannya halus tidak menggumpal.

3. Pasir yang digunakan dalam penelitian ini pasir yang berasal dari dari Kaliworo Klaten.

4. Kapur mill yang digunakan dalam penelitian ini dibeli di Toko Bangunan di wilayah Tasikmadu.

5. Air yang digunakan dalam pembuatan genteng beton ini adalah air yang berada di sekitar pembuatan genteng beton Tasikmadu, Karanganyar.

6. Faktor air semen (FAS) yang digunakan 0,47

7. Besar tekanan hidrolis yang digunakan pada alat press 75-100

8. Genteng beton yang diuji berumur 28 hari dengan jumlah benda uji masing-masing 3 buah.

(5)

10. Pengujian yang akan dilakukan adalah pengujian beban lentur, rembesan air (impermeabilitas), penyerapan air (porositas), sifat tampak, ukuran genteng, dan penyerapan panas genteng beton.

11. Perbandingan kualitas genteng berasal dari tiga produksi pabrik, yaitu Restu Adi (RA), Marwani Indah (MI) dan Mutiara (MU)

F. Keaslian Penelitian

(Cahyani, Saktianawati: 2011) melakukan penelitian mengenai genteng beton dengan bahan tambah serat agel dalam kondisi kering alami, menggunakan pasir dari Sungai Progo yang butirannya lolos ayakan 5mm, semen portland yang dipakai merk Tiga Roda. Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan penambahan serat agel untuk campuran 1 semen : 2 kapur : 2,5 pasir adalah : Hasil pengujian sifat tampak luar genteng beton permukaan atasnya mulus, kerataannya 3 mm, tidak terdapat retak atau cacat lain yang mempengaruhi sifat pemakain dan juga siku, tidak berongga dan kuat. Hasil uji ukuran genteng beton P = 39 mm, L = 29 mm, tebal bagian yang rata = 9 mm, tebal penumpangan = 8 mm, panjang kaitan = 45 mm, lebar kaitan = 12 mm, tinggi kaitan = 10 mm, lebar penumpangan = 80 mm, ke dalam alur penumpangan= 3 mm, jumlah alur penumpangan 1. Beban lentur rata-rata pada penambahan serat 0% = 166,66 kg; 2,5% = 130 kg; 5% = 136,67 kg; dan 7,5% = 153 kg. Hasil pengujian penyerapan air (porositas) rata-rata genteng beton pada penambahan serat 0% = 7,85%; 2,5% = 6,30%; 5% = 8,98%; dan 7,5% = 8,95%. Hasil pengujian rembesan (impermeabilitas) pada penambahan serat 0% tidak rembes, 2,5% idak rembes, 5% tidak rembes, dan 7,5% juga tidak rembes. Hasil pengujian penyerapan panas pada penambahan serat 0% = 73,68%; 2,5% = 70,18%; 5% = 70,76%; 7,5% = 71,93%.

Referensi

Dokumen terkait

SULISTYANINGSIH. PENDAPATAN SENTRA INDUSTRI KECIL GENTENG PRES DITINJAU DARI ASPEK MODAL, TINGKAT PENDIDIKAN DAN JUMLAH TENAGA KERJA PADA INDUSTRI KECIL GENTENG “PRES” DESA

Arif Widodo, SS.T., M.Kes., selaku Sekretaris Progdi Keperawatan Dekan Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta, dan juga selaku pembimbing yang telah

Oleh karena itu kinerja yang tinggi dari pustakawan sangat diperlukan dalam mewujudkan pelayanan prima, untuk menuju pemerintahan yang baik (good govermance), dan daya

Rasional: Suhu pada malam hari memuncak yang kembali normal pada pagi hari adalah karakteristik infeksi, demam 38°C segera setelah pembedahan menandakan infeksi luka (Doenges,

PEMBUATAN E-COMMERCE PADA STUDY KASUS PENJUALAN OBAT HERBAL DAN THIBBUN NABAWI AZ-ZAHRA..

Jadi post sektio caesarea dengan CPD adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk melahirkan janin melalui sayatan pada dinding uetrus dikarenakan ukuran kepala janin dan panggul

Melihat kembali data pada Tabel 14 dan nilai signifikan hubungan antara penyuluhan dan keterampilan telah menunjukkan bahwa tingkat keterampilan peserta pendampingan bidang

Kalau diperhatkan bahwa alofon merupakan realisasi dari fonem maka dapat dikatakan bahwa fonem bersifat abstrak karena fonem itu hanyalah abstraksi dari alofon atau