PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK TEKNIK
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU
MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN AKTIF
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK TEKNIK WORKSHOP
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU
MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN AKTIF
DI SMA RAYON 5 MEDAN
TESIS
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan Konsentrasi Kepengawasan
Oleh:
DINIYAH PUTERI HARAHAP NIM : 8126132047
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014
WORKSHOP
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU
MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN AKTIF
PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK TEKNIK
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU
MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN AKTIF
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK TEKNIK WORKSHOP
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU
MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN AKTIF
DI SMA RAYON 5 MEDAN
TESIS
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan Konsentrasi Kepengawasan
Oleh:
DINIYAH PUTERI HARAHAP NIM : 8126132047
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014
WORKSHOP
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU
MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN AKTIF
i ABSTRACT
DiniyahPuteriHarahap. Implementation Supervision Workshop Techniques for Improving Academic Teachers Implement Active Learning Ability in SMA Rayon 5 Medan. Tesis.Progaram Study of Educational Administration Graduate University of Medan country (UNIMED) 2014.
This study aims to improve English Teacher adility implementing active learning through the application of academic supervision workshop techniques. The hypothesis of this action is the application of academic supervision workshop techniques can improve the adility of teachers to implementing active learning. This research was carried out in SMAN Rayon 5 Medan. The time this study was conducted over 2 months which degan in January 2014 to March 2014. Sudjects in this study is an English teacher. The design used in this study is planning, implementation, odservation and reflection.
ii ABSTRAK
DINIYAH PUTERI HARAHAP, Penerapan Supervisi Akademik Teknik Workshop untuk Meningkatkan Kemampuan Guru Melaksanakan Pemdelajaran Aktif di SMA Rayon 5 Medan. Tesis. Progaram Studi Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Negeri Medan (UNIMED) 2014.
Penelitian ini dertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan guru Bahasa Inggris melaksanakan pemdelajaran aktif melalui penerapan supervisi akademik teknik workshop. Hipotesis tindakan ini adalah penerapan supervisi akademik teknik workshop dapat meningkatkan kemampuan guru melaksanakan pemdelajran aktif. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN Rayon 5 Medan. Waktu penelitian dilaksanakan selama 2 dulan yaitu mulai dulan Januari 2014 sampai dengan Maret 2014. Sudjek dalam penelitian ini adalah guru Bahasa Inggris. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah perencanaan, pelakasanaan , odservasi dan refleksi.
Aspek kemampuan guru melaksanakan pemdelajaran Aktif adalah(1) aspek kegiatan memduka pelajaran (2) aspek penggunaan Bahasa (3) aspek penguasaan dahan delajar / materi pelajaran (4) aspek pendekatan atau metode strategi pemdelajaran (5) aspek pemdelajaran yang memicu dan memelihara keterlidatan kelas (6) apek penggunaan media/ alat, sumder pemdelajaran (7) aspek kegiatan menutup pemdelajaran (8) aspek tindak lanjut.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan tesis ini, Peneliti juga mengucapkan salam dan shalawat kepada junjungan, suri tauladan Nabi Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan kaum muslimin. Penulisan tesis ini merupakan kewajiban mahasiswa pascasarjana Unimed dalam menyelesaikan perkuliahan program pascasarjana. Tesis ini Berjudul “ Penerapan Supervisi Akademik Teknik Workshop Untuk Meningkatkan Kemampuan Guru Melaksanakan Pembelajaran Aktif di SMA Rayon 5 Medan”.
Tesis ini tidak dapat terwujud tanpa bantuan berbagai pihak. Untuk itu, peneliti menyampaikan terima kasih kepada :
1. Direktorat Pembinaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah, Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan yang telah memberikan bantuan berupa Beasiswa S2 Kepengawasan bagi peneliti sehingga dapat menimba ilmu di Universitas Negeri Medan (UNIMED).
2. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si. Rektor Universitas Negeri Medan dan semua staf yang telah memberikan fasilitas belajar selama penulis mengikuti perkuliahan di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
3. Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd. selaku Direktur Pascasarjana Universitas Negeri Medan
4. Prof. Dr. Biner Ambarita, M.Pd. selaku dosen pembimbing I dan Dr. Paningkat Siburian, M.Pd sebagai pembimbing II yang telah memberikan arahan-arahan dan petunjuk dalam penyelesaian tesis ini
5. Dr.Ir. Darwin, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan dan Dr. Paningkat Siburian, M.Pd. selaku Sekretaris Prodi Administrasi Pendidikan PPS Universitas Negeri Medan.
iv
7. Para Dosen di Program Pascasarjana UNIMED yang membekali penulis dengan ilmu pengetahuan selama mengikuti perkuliahan.
8. Bupati Aceh Tamiang yang telah memberikan kesempatan Tugas Belajar di UNIMED
9. Bapak Drs. Pangihutan selaku Pengawas SMA Rayon 5 dan Bapak Haris Simamora selaku kepala Sekolah SMAN 5 Medan dan guru Bidang Studi Bahasa Inggris SMA Rayon 5 yang telah bersedia untuk bekerjasama dalam penelitian ini.
10.Orangtua tercinta Kaharuddin Harahap dan Maspadiani Dalimunthe, serta mertua tercinta Drs. Mauli Nasir Siregar dan Dra. Hasnah Hasibuan yang telah memberikan dukungan selama perkuliahan.
11. Suami tercinta Munawir Siregar yang terus memberikan doa dan dukungan selama perkuliahan dan penyelesian tesis ini.
12.Kakanda Hardiani Harahap, Abangda Romi Agassi Harahap,Adinda Yenni Iqlimah dan Nirwana Harahap yang telah memberikan motivasi.
13.Teman-teman Program Studi Administrasi Pendidikan (AP) Konsentrasi Kepengawasan Angkatan 2012 yang telah memberikan bantuan moral dan spritual selama perkuliahan
14.Serta semua pihak yang tidak dapat disebut sastu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesikan tesis ini.
Medan, Juni 2014 Peneliti
v
B. Identifikasi Masalah ... 9
C. Pembatasan Masalah... 9
D. Rumusan Masalah ... 9
E. Tujuan Penelitian ... 10
F. Manfaat Penelitian ... 10
BAB II KAJIAN TEORETIS, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESA TINDAKAN A. Kajian teoretis ... 11
1. Pengertian kemampuan Guru ... 11
(a). Kemampuan Guru bahasa Inggris ... 13
(b). Strategi Pembelajaran aktif ... 14
(1) Pengertian Pembelajaran aktif ... 14
(2) Karakteristik Pembelajaran aktif ... 17
(3) Ciri – Ciri Pembelajaran aktif ... 18
(4) Sintak Pembelajaran Aktif ... 19
2. Supervisi akademik Teknik workshop ... 23
a. Pengertian Supervisi akademik ... 23
b. Pengertian Supervisi akademik teknik workshop ...27
B. Hasil Penelitian Yang relevan ... 30
C. Kerangka Pemikiran ... 31
D. Hipotesis tindakan ... 31
BAB III METODE PENELITIAN A.Tempat dan Waktu Penelitian ... 32
vi
C.Desain Penelitian Tindakan ... 33
D.Prosedur Tindakan Penelitian ...34
E.Definisi Operasional Variabel ...39
F. Indikator keberhasilan ...39
G. Instrumen Penelitian ...40
H.Teknik Analisis Data ...40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ...42
1. Penelitian Awal ...43
2. Siklus I a. Tahap Perencanaan ...52
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus I ...53
c. Tahap Observasi ...54
d. Tahap Refleksi ...54
3. Siklus II a. Tahap Perencanaan ...61
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus II...62
c. Tahap Observasi ...63
d. Tahap Refleksi ...63
B.Pembahasan ... 70
BAB V. SIMPULAN , IMPLIKASI DAN SARAN A.SIMPULAN ...74
B.IMPLIKASI ...76
C.SARAN ...77
vii
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
Tabel 1.1. Ketercapaian Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran ... 6
Tabel 3.1. Subyek Penelitian ... 32
Tabel 3.2. Tabel Prosedur Tindakan Penelitian ... 34
Tabel 3.3. Rentang Skor dan Kriteria ... 40
Tabel 3.4. Tingkat Kecendrungan Skor Kemampuan Guru dalam perencanaan pembelajaran aktif... 41
Tabel 4.1. Skor Kemampuan Pemahaman Guru Bahasa Inggris Tentang pembelajaran Aktif pada Penelitian Awal ... 44
Tabel 4.2. Tingkat Kecendrungan Skor Kemampuan Pemahaman Guru Bahasa Inggris Tentang pembelajaran Aktif Pada Penelitian Awal ... 45
Tabel 4.3. Skor Kemampuan Guru Bahasa Inggris Tentang Perencanaan Pembelajaran Aktif pada Penelitian Awal ... 46
Tabel 4.4. Tingkat Kecendrungan Skor Kemampuan Guru Bahasa Inggris Tentang Perencanaan Pembelajaran Aktif Pada Penelitian Awal ... 47
Tabel 4.5 Ketercapaian Aspek Kemampuan Guru dalam Perencanaan Pembelajaran Aktif pada Penelitian awal ... 47
Tabel 4.6. Skor Kemampuan Guru Bahasa Inggris tentang Pelaksanaan Pembelajaran Aktif pada penelitian Awal ... 49
Tabel 4.7. Tingkat Kecendrungan skor kemampuan Guru Bahasa Inggris Tentang Pelaksanaan Pembelajaran Aktif Pada Penelitian awal ... 50
Tabel 4.8. Ketercapaian Aspek Kemampuan Guru Bahasa inggris Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Aktif Pada Penelitian Awal ... 50
Tabel 4.9. Skor Kemampuan Guru Bahasa Inggris tentang Perencanaan pembelajaran aktif pada siklus 1. ... 50
viii
Tabel 4.11. Ketercapaian Aspek Kemampuan Guru dalam Perencanaan
Pembelajaran Aktif Pada Siklus I. ... 57
Tabel 4.12. Skor Penilaian Kemampuan Guru Bahasa Inggris Tentang
Pelaksanaan Pembelajaran Aktif pada siklus I ... 58
Tabel 4.13. Tingkat Kecendrungan Skor Kemampuan Guru Dalam Perencanaan Pembelajaran Aktif Pada Siklus I ... 59
Tabel 4.14 Ketercapaian Aspek Kemampuan Guru dalam Melaksanakan
pembelajaran aktif pada siklus I ... 59
Tabel 4.15. Skor Kemampuan Guru Bahasa Inggris tentang Perencanaan
pembelajaran aktif pada siklus II. ... 64
Tabel 4.16. Tingkat Kecendrungna skor Kemampuan Guru dalam Perencanaan Pembelajaran Aktif Pada siklus II ... 65
Tabel 4.17. Ketercapaian Aspek Kemampuan Guru dalam Perencanaan
Pembelajaran Aktif Pada Siklus II. ... 66
Tabel 4.18. Skor Kemampuan Guru Bahasa Inggris Tentang Pelaksanaan Pembelajaran Aktif pada siklus II ... 67
Tabel 4.19. Tingkat Kecendrungan Skor Kemampuan Guru Dalam Perencanaan Pembelajaran Aktif Pada Siklus II ... 59
Tabel 4.20. Ketercapaian Aspek Kemampuan Guru dalam Melaksanakan pembelajaran aktif pada siklus I ... 68
Tabel4.21. Perbandingan Aspek Kemampuan Guru dalam Perencanaan Pembelajaran Aktif pada Penelitiaan awal, Siklus I, Siklus II ... 71
Tabel 4.22 Perbandingan Aspek Kemampuan Guru dalam Pelaksanaan
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1.1 Kemampuan Merencanakan Pembelajaran ... 7 Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Sekolah ... 33 Gambar 4.1 Diagram Pemahaman Guru Bahasa Inggris Tentang
Pembelajaran aktif pada penelitian Awal ... 45 Gambar 4.2 Diagram Kemampuan Guru Bahasa Inggris tentang
Perencanaan Pembelajaran Aktif pada Penelitian awal ... 47 Gambar 4.3 Diagram Aspek Kemampuan Perencanaan Pembelajaran
Aktif pada Penelitian awal ... 48 Gambar 4.4 Diagram Kemampuan Guru dalam PelaksanaanPembelajaran
Aktif pada Penelitian awal ... 50 Gambar 4.5 Diagram Aspek Kemampuan Guru dalam Pelaksanaan
Pembelajaran Aktif pada Penelitian Awal ... 51 Gambar 4.6 Diagram Kemampuan Guru Bahasa Inggris tentang
Perencanaan Pembelajaran Aktif pada Siklus I ... 56 Gambar 4.7 Diagram Aspek Kemampuan Guru dalam Perencanaan
Pembelajaran Aktif pada Siklus I ... 57 Gambar4.8 Diagram Kemampuan Guru Bahasa Inggris Tentang
Pelaksanaan Pembelajaran Aktif pada Siklus I ... 59 Gambar 4.9 Diagram Aspek Kemampuan mkelaksanaan
Pembelajaran Aktif pada siklus I ... 60 Gambar 4.10 Diagram Kemampuan Guru Bahasa Inggris tentang
Perencanaan Pembelajaran Aktif pada Siklus II ... 65 Gambar 4.11 Diagram ketercapaian Aspek Kemampuan Guru
dalam PerencanaanPembelajaran Aktif pada Siklus II ... 66 Gambar4.12 Diagram Kemampuan Guru Bahasa Inggris Tentang
Pelaksanaan Pembelajaran Aktif pada Siklus II ... 68 Gambar 4.13 Diagram Ketercapaian Aspek Kemampuan dalam Pelaksanaan
x
Gambar4.14 Diagram Perbandingan Aspek Kemampuan Guru dalam Perencanaan pembelajaran aktif pada Penelitian
Awal, Siklus I dan Siklus II ... 72 Gambar 4.15 Perbandingan Aspek Kemampuan Guru
Melaksanakan Pembelajaran Aktif pada Penelitian awal,
siklus I dan Siklus II ... 73
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran1. Format Lembar Penilaian Observasi Kemampuan Guru
Dalam Perencananan Pembelajaran. ... 78
Lampiran 2 Lembar penilaian Observasi Kemampuan Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran ... 80
Lampiran 3 Rencana Kegiatan Penelitian (RKP) ... 82
Lampiran 4 Skor Penilaian Kemampuan Guru dalam Perencanan dan Pelaksanaan Pembelajaran Aktif pada Penelitian Awal oleh penilai I ... 88
Lampiran 5 Skor Penilaian Kemampuan Guru dalam Perencanan dan Pelaksanaan Pembelajaran Aktif pada Penelitian Awal oleh penilai II ... 89
Lampiran 6 Skor Penilaian Kemampuan Guru dalam Perencanan dan Pelaksanaan Pembelajaran Aktif pada Penelitian Awal oleh penilai III ... 90
Lampiran 7 Skor Penilaian Kemampuan Guru dalam Perencanan dan Pelaksanaan Pembelajaran Aktif pada Siklus I oleh penilai I ... 91
Lampiran 8 Skor Penilaian Kemampuan Guru dalam Perencanan dan Pelaksanaan Pembelajaran Aktif pada siklus I oleh penilai II ... 92
Lampiran 9 Skor Penilaian Kemampuan Guru dalam Perencanan dan Pelaksanaan Pembelajaran Aktif pada Siklus I oleh penilai III ... 93
Lampiran 10 Skor Penilaian Kemampuan Guru dalam Perencanan dan Pelaksanaan Pembelajaran Aktif pada Siklus II oleh penilai I ... 94
Lampiran 11 Skor Penilaian Kemampuan Guru dalam Perencanan dan Pelaksanaan Pembelajaran Aktif pada Siklus II oleh penilai II ... 95
Lampiran 12 Skor Penilaian Kemampuan Guru dalam Perencanan dan Pelaksanaan Pembelajaran Aktif pada Siklus II oleh penilai III ... 96
Lampiran 13 Rekapitulasi Skor Kemampuan Guru pada Penelitian Awal ... 97
Lampiran 14 Rekapitulasi Skor Kemampuan Guru pada Siklus I ... 98
Lampiran 15 Rekapitulasi Skor Kemampuan Guru pada Siklus II ... 99
xii
1
BABBIB PENDAHULUANB
B
A LatarBBelakang.B
Kemampuan guru dalam memilih dan menggunakan model atau strategi
pembelajaran merupakan salah satu faktor penting yang akan mempengaruhi
keberhasilan pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran akan sulit untuk dicapai
jika tidak memiliki SDM yang tinggi dan kemampuan dalam bersaing
Permasalahan yang terjadi dalam penyelenggaraan pendidikan seringkali di
tudingkan kepada pihak guru yang dianggap sebagai penyebab rendahnya kualitas
hasil pendidikan.
Dalam UU No.14 tahun 2005 dijabarkan bahwa Sebagai agen
pembelajaran, guru merupakan kunci utama keberhasilan pendidikan, sehingga
tidak mengherankan jika kemudian guru menjadi pihak yang dianggap paling
bertanggungjawab terhadap baik-buruknya kualitas pendidikan. Oleh sebab itu,
fungsi utama guru adalah meningkatkan mutu pendidikan nasional
Pasal 1 butir 20 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, dinyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Di lingkungan
sekolah menengah, interaksi tersebut terjalin antara siswa dengan guru. Intraksi
yang berpusat pada siswa (student centered learning) diharapkan dapat terjadi
proses perubahan yang dialami oleh siswa dalam empat ranah. Ranah yang
menjadi sasaran dalam proses interaksi ini adalah ranah kognitif, ranah afektif,
2
berkenaan dengan pengetahuan, penalaran atau pikiran; ranah afektif yaitu
kemampuan yang mengutamakan perasaan, emosi dan reaksi – reaksi yang
berbeda berdasarkan penalaran misalnya penerimaan, partisispasi dan penentuan
sikap; Ranah psikomotorik yaitu kemampuan yang mengutamakan keterampilan
jasmani, misalnya persepsi dan kreativitas, ranah kooperatif yaitu kemampuan
untuk bekerjasama. World conference on Higer Education yang diselenggarakan
oleh UNESCO di Paris tahun 1998, menyebutkan keempat ranah tersebut dengan
istilah learning to knol, learning to be, learning to do and learning to live
together.
Komponen dalam suatu proses pembelajaran terdiri dari berbagai
komponen yang satu sama lain saling berinteraksi dan berinterrelasi. Guru sebagai
komponen yang sangat menentukan dalam implementasi strategi pembelajaran.
Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran akan tergantung pada
kepiawaian guru dalam menggunakan strategi pembelajaran. Hal ini senada
dengan pendapat Sanjaya (2008:15) menyatakan bahwa komponen penentu
keberhasilan suatu sistem pembelajaran adalah guru.
Persoalannya, Amat jarang guru yang mampu memotivasi dan mendorong
kemampuan internal untuk mengembangkan diri, Sehingga sering terjebak dalam
pola pasif, rutinitas dan kurang kreatif, monoton dan sejenisnya. Jika persoalan
guru ini dibiarkan tanpa ada pihak lain yang berusaha untuk membantu atau
memperhatikan nasib kemampuan guru, maka kemampuan atau kompetensiyang
dipersyaratkan harus dimiliki oleh guru tidak akan tercapai. Kemampuan guru
3
IV pasal 10, pemerintah menetapkan empat kompetensi yang harus dimiliki oleh
guru dalam menjalankan tugasnya, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi
profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Dalam penjelasan
keempat kompetensi tersebut, seorang guru profesional diharapkan tidak hanya
menguasai materi pelajaran sesuai bidang keilmuannya (kompetensi profesional),
tetapi mampu mengelola pembelajaran dengan baik (kompetensi pedagogik),
memiliki kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, berwibawa dan menjadi
teladan bagi peserta didik (kompetensi kepribadian), serta mampu berkomunikasi
secara efektif dan efisien dengan peserta didik (kompetensi sosial) dalam rangka
mewujudkan tujuan pembelajaran.
Kompetensi pedagogik ataupun kemampuan guru mengelola pembelajaran
perlu ditingkatkan. Salah satu kemampuan guru yang harus ditingkatkan adalah
kemapuan guru dalam melaksanakan pembelajaran aktif. Kemampuan guru
dalam melaksanakan pembelajaran aktif menjadi fokus dalam peningkatan mutu
guru dikarenakan oleh alasan bahwa dengan pembelajaran aktif, peserta didik
akan menggunakan seluruh potensi dalam dirinya saat belajar. Hal ini sejalan
dengan Permendiknas Nomor 14 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang menyatakan bahwa Pelaksanaan
kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD yang dilakukan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik
4
Salah satu faktor yang mempengaruhi pengembagan kemampuan diri guru
adalah supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah dengan pengawas sekolah.
Sistem pengelolaan sekolah masih terdapat kecendrungan untuk mempertahankan
struktur organisasi dimana altivitas dikelompokkan berdasarkan fungsi umum
dari bawah ke atas dengan dicirikan pada tugas rutin dan pengendalian –
pengendalian yang standar. Dari Pengamatan lapangan diperoleh bahwa
pelaksanaan tugas / kerja ketiga pihak tersebut masih terkesan berjalan sendiri –
sendiri.
Situasi yang dihadapi kerapkali sekedar melaksanakan tugas guna
mememnuhi beban dan administrasi kerja, tanpa disertai dengan upaya untuk
mendukung dan meningkatkan kegiatan pembelajaran pihak – pihak yang
disupervisi di sekolah. Tidak menutup kemungkinan jika gurupun terlena dengan
pola kerja yang dijalankan selama ini, cendrung stagnan, pasif, kurang kreatif,
karena tidak atau kurang memproleh bantuan dan bimbingan dadi kepala sekolah
dan pengawas. Pola kerja yang pasif bertententangan dengan paradigma
pembelajaran yang lebih berorientasi kepada siswa. oleh karena itu sebaiknya
guru dapat melaksanakan pembelajaran aktif.
Strategi Pembelajaran aktif merupakan permintaan langsung Presiden
SBY yang disampaikan dalam Temu Nasional Tahun 2009 di Jakarta pada tanggal
29 Oktober 2009 mengatakan
5
Demikian juga dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional dalam
Permen Diknas Nomor 41, tahun 2007 disebutkan bahwa Pelaksanaan kegiatan
inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD yang dilakukan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik.
Pelaksanaan peranan guru pada pencapaian keberhasilan pembelajaran
dapat dilihat dari dua aspek yaitu aspek produk / hasil dan aspek proses.
Keberhasilan pembelajaran dilihat dari segi hasil lebih mudah diukur dan
ditentukan kriterianya, akan tetapi hal ini dapat mengurangi makna proses
pembelajaran sebagai proses yang mengandung nilai – nilai pendidikan.
Diterapkannya sistem kelulusan diukur dari keberhasilan siswa dapat menjawab
soal – soal tes seperti yang disajikan di Ujian Nasional, maka kriteria terhadap
hasil belajar menjadi hal utama bagi guru. Upaya pembelajaran lebih
mengutamakan agar siswa dapat menjawab setiap pertanyaan secara tepat dan
cepat, sehingga guru cendrung untuk mengabaikan proses pembelajaran sebagai
proses yang mengandung unsur – unsur edukatif.
Berdasarkan pengamatan terhadap guru Bahasa Inggris di SMA Eria
Medan ditemukan bahwa kemampuan guru dalam praktik pembelajaran sehari–
hari di sekolah masih mengalami berbagai persoalan dengan perangkat
pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran. Berikut data hasil observasi kegiatan
6
Medan diperoleh rata-rata kesesuaian komponen observasi guru pada komponen
pendahuluan sebesar 65 %, komponen kegiatan pembelajaran sebesar 55 %, dan
penutup sebesar 65 %. Rata-rata keseluruhan ketiga komponen di atas sebesar
61,67 %. Hasil observasi menunjukkan bahwa rata-rata kesesuaian hanya
mencapai 61,67 % yang berarti bahwa tingkat kesesuaian hanya berada pada
kualifikasi kurang sesuai. Rendahnya kemampuan dalam melaksanakan
pembelajaran disebabkan karena kurangnya penjelasan kompetensi dasar,
indikator dan tujuan pembelajaran. Kemudian pada kegiatan pokok/inti, guru
kurang menguasai kelas. kemampuan mengelola kelas tidak maksimal
disebabkan jumlah siswa melebihi kapasitas kelas, metode/pendekatan kurang
bervariasi, penggunaan alat bantu/media pembelajaran yang kurang optimal,
strategi pembelajaran yang kurang melibatkan siswa. Hal ini tergambar dari
rendahnya interaksi antar peserta didik dan juga kegiatan pencapaian kompetensi
dan perumusan kesimpulan pembelajaran yang belum dilaksanakan seluruh guru.
Berdasrkan penelitian yang dilaksanakan oleh Yuliati (2012:2)
pembelajaran aktif untuk menumbuhkembangkan kompetensi calon guru Fisika.
Hasil penelitian pada tentang Kemampuan melaksanakan pembelajaran ditunjukkan
pada Tabel 1.
TabelB1.BKetercapaianBKemampuanBMelaksanakanBPembelajaranB B
Aspek Ketercapaian (%)
Membuka Pelajaran 70,65
Penggunaan Model Pembelajaran 88,04 Penggunaan Media Pembelajaran 96,74
Penguasaan Materi Ajar 72,83
Penyampaian Materi Ajar 90,22
Pengelolaan Kelas 82,61
7
Haviluddin (2010:31) yang menunjukkan bahwa kemampuan yang bersifat skill
dapat ditingkatkan dengan pembelajaran aktif yang memberikan peluang pada pebelajar
untuk berpikir dan bertindak. berikut hasil penelitiannya.
. Gambar 1. Kemampuan Merencanakan Pembelajaran
Berdasarkan temuan di lapangan dan beberapa hasil penelitian dapat
menunjukkan bahwa kemampuan guru masih perlu ditingkatkan. Cara yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan kemampuan guru adalah melalui supervisi akademik,
Supervisi akademik merupakan Upaya membimbing guru dalam memilih dan
menggunakan strategi/ metode/ teknik pembelajaran/ bimbingan setiap mata
pelajaran. Indikatornya: (1) dapat menjelaskan langkah dan prosedur memilih
strategi/ metode/ teknik pembelajaran, (2) dapat menjelaskan langkah – langkah
menggunakan strategi/ metode/ teknik pembelajaran untuk mata pelajaran yang
diampu, (3) dapat menjelaskan berbagai teknik pembimbingan dalam rangka
membina guru mata pelajaran, (4) trampil mengaplikasikan konsep dan prinsip
pemilihan strategi/ metode/ teknik pembelajaran pada saat melaksanakan
8
pengawasan, (5) dapat menunjukkan kepada guru bagaimana memilih dan
menggunakan strategi/ metode/ teknik pembelajaran.
Berdasarkan wawancara terhadap guru bahasa Ingris di SMA Eria yang
merupakan SMA Rayon 5 bahwa supervisi akademik berbasis workshop guna
meningkatkank kemampuan guru melaksanakan pembelajaran aktif belum pernah
diadakan. Pengetahuan mengenai model – model pembelajaran yang diperoleh
dari berbagai pelatihan dan membaca tidak mampu diterapkan dengan baik karena
dihadapkan dengan situasi yang berbeda. Oleh karena itu maka perlu diadakan
kegiatan penerapan supervisi akademi guna meningkatkan kemampuan guru
dalam melaksanakan pembelajaran aktif di SMA Rayon 5 Medan.
Model pembinaan guru yang dipilih dalam penelitian ini adalah lorkshop.
Workshop merupakan model pembinaan guru yang dapat digunakan untuk
membantu para guru menemukan solusi terbaik terhadap permasalahan yang
dihadapi dalam bidang pekerjaan yang mereka geluti. Hal ini sejalan dengan
pernyataan yang dikemukan oleh Suprijanto (2008:79) bahwa lorkshop adalah
pertemuan orang yang bekerjasama dalam kelompok kecil, biasanya dibatasi pada
masalah yang berasal dari mereka sendiri. Sedangkan menurut Notoatmojo
(2003:63) lorkshop adalah suatu pertemuan orang-orang yang berpengalaman
dan bertanggungjawab dan ahli-ahli yang dapat membantu pendidik, guna
membicarakan masalah mereka yang dirasakan sukar untuk dipecahkan sendiri.
Berdasarkan uraian tersebut maka perlu diadakan supervisi akademik
teknik workshop untuk meningkatkan kemampuan guru melaksanakan
9
B IdentifikasiBMasalahB
Identifikasi beberapa masalah-masalah, anatara lain: (1) Guru belum
memiliki kesadaran yang tinggi tentang penting untuk melaksanakan
pembelajaran aktif, (2) Guru belum mampu melaksanakan proses pembelajaran
yang dapat mengembangkan potensi –potensi yang dimiliki peserta didik, (3)
Pemahaman para guru atas strategi –strategi pembelajaran aktif masih rendah, (4)
Kemampuan guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran aktif
masih rendah, dan (5) Kemampuan guru dalam menerapkan kegiatan
pembelajaran aktif masih rendah.
C PembatasanBMasalahB
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah maka dalam
rangka mencapaia tujuan penelitian diadakan pembatasan masalah. Penelitian ini
hanya dibatasi pada penerapan supervisi akademik teknik lorkshop untuk
meningkatkan kemampuan guru melaksanakan pembelajaran aktif di SMA Rayon
5 Medan.
D RumusanBMasalah.
Rumusan masalah yang akan dikaji pada penelitian ini adalah: Apakah
penerapan supervisi akademik teknik workshop dapat meningkatkan kemampuan
guru melaksanakan pembelajaran aktif di SMA rayon 5 Medan?
B
10
E TujuanBPenelitian.B
Tujuan penelitian tindakan sekolah yang dilakukan terhadap guru bahasa
Inggris di SMA Rayon 5 Medan adalah untuk mengetahui; Penerapan supervisi
akademik berbasis workshop dapat meningkatkan kemampuan guru melaksanakan
pembelajaran aktif.
F ManfaatBPenelitianB
Manfaat yang diharapkan dari penelitian tindakan sekolah ini adalah :
Manfaat penelitian adalah :
1) Manfaat teoritis
a) Bagi ilmu perpustakaan dan informasi, dapat memperkaya
khasanah penelitian terutama dalam supervisi pendidikan
b) Sebagai bahan rujukan untuk penelitian berikutnya yang berkaitan
dengan supervisi pendidikan.
2) Manfaat praktis :
a) Bagi supervisor, konsep supervisi akademik teknik lorkshop dapat
dijadikan sebagai alternatif untuk pelaksanaan supervisi pendidikan
dimasa yang akan datang.
b) Bagi guru, mampu meningkatkan kompetensi pedagogik dan
profesionalnya dalam melaksanakan pembelajaran aktif
c) Bagi sekolah, dengan adanya supervisi akademik teknik lorkshop
dapat membantu meningkatkan mutu sekolah.
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan Hasil Penelitian, analisis yang telah dilakukan dalam
penelitian ini diperoleh simpulan sebagai berikut:
1. Pada Observasi awal terdapat gambaran bahwa pemahaman guru tentang
pembelajaran aktif perlu ditingkatkan. hal ini berdasarkan hasil pre tes yang
menunjukkan bahwa 6.67 %atau 2 orang guru yang memiliki pemahaman
tentang pembelajaran aktif dalam kategori baik. 20 % atau 6 orang guru yang
memiliki pemahaman dalam kategori cukup baik. 40 % atau 12 orang guru yang
memiliki pemahaman yang kurang baik dan 33.33 % atau 10 orang guru yang
memiliki pemahaman yang tidak Baik.
2. Pada siklus Pertama, tidak ada guru yang memiliki skor kemampuan dalam
perencanaan pembelajaran Aktif dalam kategori baikf, 70 % atau 21 orang guru
memeiliki skor dalam kategori cukup baik, 30 % atau 9 orang guru yang memiliki
skor dalam kategiri kurang baik dan tidak adao guru yang memiliki skor tidak
baik. dan skor kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran aktif ,
terdapat bahwa tidak ada guru yang memiliki skor dalam kategori baik. 96,7
atau 29 orang guru yang memiliki skor dalam kategori baik,3.3 % atau 1 orang
guru memiliki skor dalam kategori kurang baik dan tidak ada guru memiliki skor
yang tidak baik.
3. Ketercapaian aspek kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran aktif
72, 78 %. (2) pada aspek penggunaan bahasa memiliki ketercapaian 66.67 %, (3)
Pada aspek penguasaaan Bahan belajar / materi pembelajaran memiliki
ketercapaian 65. 83 %, (4) pada aspek pendekatan metode / strategi
pembelajaran memiliki ketercapaian 60.28 %, (5) pada aspek pembelajaran
yang memicu dan memilihara keterlibatan kelas memiliki ketercapain .75 %, (6)
pada aspek penggunaan media alat sumber pembelajaran memiliki
ketercapaian 69.72 % (7) pada aspek kegiatan menutup pembelajaran memiliki
ketercapaian 72.22 %. dan (8) pada aspek tindak lanut memiliki ketercapaian
74. 17 %.
4. Pada siklus kedua, Pada kemampuan guru dalam perencanaan pembelajaran
terdapat 96,7 %. atau 29 orang guru yang memiliki skor dalam kategori baik,
3.3 5 atau 1 orang guru dalam kategori cukup baik. sedangkan skor kemampuan
guru dalam pelaksanaan pembelajaran aktif terdapat 80 % 24 orang guru
memiliki skor falam kategori baik, 20 % atau 6 orang guru memiliki skor dalam
kategori cukup baik.
5. Ketercapaian aspek kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran aktif
diperolej (1) pada aspek kegiatan membuka pelajaran memmiliki ketercapaian
81.94 %. (2) pada aspek penggunaan bahasa memiliki ketercapaian 83.33 %, (3)
Pada aspek penguasaaan Bahan belajar / materi pembelajaran memiliki
ketercapaian 76.11 %, (4) pada aspek pendekatan metode / strategi
pembelajaran memiliki ketercapaian 79.72 %, (5) pada aspek pembelajaran
yang memicu dan memilihara keterlibatan kelas memiliki ketercapain 80.28 %,
(6) pada aspek penggunaan media alat sumber pembelajaran memiliki
ketercapaian 90. 83 %. dan (8) pada aspek tindak lanut memiliki ketercapaian
88.89 %.
6. Penerapan supervisi Akademik teknik Workshop dapat meningkatkan
kemampuan guru melaksanakan pembelajaran aktif di SMA rayon 5
B. Implikasi
Implikasi penelitian ini didasari oleh hasil penelitian dan kesimpuan yang
ditemukan. Implikasi tersebut diantaranya :
1. Implementasi supervisi akademik teknik workshop dapat meningkatkan
kemampuan guru dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran aktif.
2. Penerapan Supervisi akademik teknik workshop menekankan pada proses
supervisi yang lebih memfokuskan pada tujuan. Tujuan dari workshop
pembelajaran aktif yang dilaksanakan lebih memfokuskan kepada pembelajaran
siswa aktif
3. Pelaksanaan supervisi akademik teknik workshop memudahkan supervisor
untuk melaksanakan supervisi kepada sekelompok guru yang mengalami
permasalahan yang sama.
4. Jika pelaksanaan supervisi akademik dilaksanakan secara berkesinambungan
maka peningkatan kemampuan guru dapat tercapai, sehingga guru terbangun
kebiasaannya untuk selalu meningkatkan kemampuannya.
5. Jika guru meningkatkan kemampuannya terhadap pembelajaran aktif maka
kesulitan belajar dan kemampuan individu peserta didik akan terpenuhi,
DAFTAR PUSTAKA
Akbar Sa’dun, 2013. Instrumen Perangkat Pembelajaran,. PT Remana
Rosdakarya. Bandung
Ambarita, Biner. 2013. Manajemen dalam Kisaran Pendidikan. Bandung:
Alfabeta
Danannaya Utomo2013. Media Pembelajaran Aktif. Nuansa Cendikia. Bandung
Depdiknas. 1997. Petunjuk Pengelglaan Adminstrasi Sekglah Dasar. Jakarta:
Depdiknas.
---. 2001. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekglah. Jakarta:
Depdiknas.
---. 2008. Petunjuk Teknis Penelitian Tindakan Sekglah Peningkatan
Kgmpetensi Supervisi Pengawas Sekglah SAM/SMK, Jakarata : Dirnend P2TK
---. 2010. Supervisi Akademik; Materi Pelatihan Penguatan Kemampuan
Kepala Sekglah. Jakarta: Depdiknas.
Mayuni Ilza.2007. Peningkatan Mutu Guru Bahasa Inggris Melalui Pendidikan
Jabatan. Lubuk Agung Bandung.
Muhammad Nurdin.dan Hamzah B Uno. 2011 Belajar Dengan Pendekatan
Pailkem. Bumi Aksara ,Jakarta
Sagala, Syaiful. 2010. Supervisi Pembelajaran dalam Prgfesi Pendidikan,
Bandung : Penerbit Alfabeta
Sahertian, Piet A. 2010. Kgnsep-Kgnsep dan Teknik Supervisi Pendidikan Dalam
Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: RinekaCipta.
Sergiovanni, Thomas J.1983. Supervisign: A Redefinitign, Boston : Higher
Education
Silberman Mel. 2010. Cara Pelatihan Dan Pembelelajaran Aktif. Pt Indeks,
Jakarta.
Sudnana, Nana. 2012. Pengawas dan Kepengawasan, Cikarang Bekasi: Binamitra Publishing
Saminanto. 2013. Mengembangkan Rpp Paikem, Eek Berkarakter. Rasail media
Group. semarang
Suyadi. 2013.Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. PT. Remana Rosda
Karya Bandung. Bandung
Agung Iskandar dan Yufridawati. 2013. Pengembangan Pgla Kerja Harmgnis
Dan Sinergis Antara Guru, Kepala Sekglah Dan Pengawas. Bestari Buana, Jakarta
Trianto. 2009. Mendesain Mgdel Pembelajaran Ingvatif Prggresif. Kencana