1 A. Latar Belakang
Laba merupakan salah satu informasi potensial yang terkandung di dalam laporan keuangan dan yang sangat penting bagi pihak internal maupun eksternal perusahaan. Informasi laba merupakan komponen laporan keuangan perusahaan yang bertujuan untuk menilai kinerja manajemen, membantu mengestimasi kemampuan laba yang representatif dalam jangka panjang, dan menaksir risiko investasi (Irawati dan Anugerah, 2007).
Menurut Koch (1981) dalam Mursalim (2005) income smoothing adalah suatu sarana yang digunakan manajemen untuk mengurangi variabilitas urut-urutan pelaporan laba relatif terhadap beberapa urut-urutan target yang terlihat karena adanya manipulasi variabel-variabel akuntansi semu (artificial smoothing) atau transaksi riil (real smoothing). Selain dua dimensi income
smoothing di atas Barnes, et al. (1976) dalam Mursalim (2005) juga mengemukakan dimensi lain yaitu perataan laba yang dapat dilakukan melalui klasifikasi elemen-elemen dalam laporan laba rugi yang disebut classificatory smoothing. Dengan demikian income smoothing dapat dilakukan melalui tiga
pengurangan tersebut dapat menyesatkan pengambilan keputusan yang akan diambil (Juniarti dan Corolina, 2005).
Berdasarkan kenyataan yang ada, seringkali perhatian pengguna laporan keuangan hanya ditujukan kepada informasi laba, tanpa memperhatikan bagaimana laba tersebut dihasilkan. Hal ini mendorong manajemen perusahaan untuk melakukan beberapa tindakan yang disebut manajemen atas laba (earning management) atau manipulasi laba (earnings manipulation). Ashari, et al. (1994) dalam Suwito dan Arleen (2005) menemukan bahwa terdapat indikasi tindakan perataan laba dan laba operasi merupakan sasaran umum yang digunakan untuk melakukan perataan laba. Tindakan perataan laba cenderung dilakukan oleh perusahaan yang profitabilitasnya rendah, dan perusahaan dalam industri yang berisiko.
Perilaku manipulasi oleh manajer yang berawal dari konflik kepentingan dapat diminimumkan melalui suatu mekanisme monitoring yang bertujuan untuk menyelaraskan (alignment) berbagai kepentingan tersebut. Pertama, dengan memperbesar kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen (managerial ownership) (Jensen dan Meckling, 1976 dalam Ujiyantho dan Bambang, 2007), sehingga kepentingan pemilik atau pemegang saham akan dapat disejajarkan dengan kepentingan manajer.
menjadi berkurang. Ketiga, melalui peran monitoring oleh dewan komisaris (board of directors). Dechow, et al. (1996) dan Beasly (1996) dalam Ujiyantho dan Bambang (2007) menemukan hubungan yang signifikan antara peran dewan komisaris dengan pelaporan keuangan. Mereka menemukan bahwa ukuran dan independensi dewan komisaris mempengaruhi kemampuan mereka dalam memonitor proses pelaporan keuangan.
Corporate Governance merupakan tata kelola perusahaan yang menjelaskan hubungan antara berbagai partisipan dalam perusahaan yang menentukan arah dan kinerja perusahaan (Monks & Minow, 2001 dalam Wardhani, 2006). Isu mengenai Corporate Governance ini mulai mengemuka, khususnya di Indonesia, setelah Indonesia mengalami masa krisis yang berkepanjangan sejak tahun 1998. Banyak pihak yang mengatakan lamanya proses perbaikan di Indonesia disebabkan oleh sangat lemahnya Corporate Governance yang diterapkan dalam perusahaan di Indonesia. Sejak
saat itu, baik pemerintah maupun investor mulai memberikan perhatian yang cukup signifikan dalam praktik Corporate Governance (Wardhani, 2006).
transparansi pengelolaan perusahaan yang makin baik dan nantinya menguntungkan banyak pihak (Nasution dan Setiawan, 2007).
Sistem corporate governance memberikan perlindungan efektif bagi pemegang saham dan kreditor sehingga mereka yakin akan memperoleh return atas investasinya dengan benar. Corporate governance juga membantu
menciptakan lingkungan kondusif demi terciptanya pertumbuhan yang efisien dan sustainable di sektor korporat. Corporate governance dapat didefinisikan sebagai susunan aturan yang menentukan hubungan antara pemegang saham, manajer, kreditor, pemerintah, karyawan, serta stakeholder internal dan eksternal yang lain sesuai dengan hak dan tanggung jawabnya (FCGI, 2003 dalam Nasution dan Setiawan, 2007).
terhadap praktik perataan laba (income smoothing), oleh karena itu penulis tertarik untuk mengambil judul
“Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba
(Income Smoothing) Pada Perusahaan Go Publik di Bursa Efek
Indonesia”.
B. Perumusan Masalah
Berdasar uraian diatas, maka permasalahan pokok yang akan diteliti adalah:
1. Apakah Mekanisme Corporate Governance dalam hal ini Komposisi Dewan Komisaris dan Ukuran Dewan Komisaris berpengaruh terhadap tindakan perataan laba (income smoothing) pada perusahaan manufaktur yang go publik di Bursa Efek Indonesia?
2. Apakah Karakteristik Perusahaan dalam hal ini Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, dan Net Profit Margin berpengaruh terhadap tindakan perataan laba (income smoothing) pada perusahaan manufaktur yang go publik di Bursa Efek Indonesia?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris tentang :
perataan laba (income smoothing) pada perusahaan manufaktur yang go publik di Bursa Efek Indonesia.
2. Pengaruh Karakteristik Perusahaan dalam hal ini Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, dan Net Profit Margin terhadap tindakan
perataan laba (income smoothing) pada perusahaan manufaktur yang go publik di Bursa Efek Indonesia.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi investor dan kreditur
Sebagai stakholders dari perusahaan publik yakni bermanfaat memberikan informasi pengaruh keberadaan dewan komisaris dan karakteristik perusahaan terhadap tindakan perataan laba (income smoothing), sehingga dapat menjadi informasi untuk pengambilan keputusan dalam berinvestasi. 2. Bagi perusahaan
3. Bagi kalangan akademis
Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi sebagai bahan literature untuk meningkatkan minat dan perkembangan ilmu akuntansi di masa mendatang khususnya mengenai fenomena perataan laba (income smoothing).
E. Sistematika Penulisan
Agar penulisan sesuai dengan tujuan maka disusun sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membahas mengenai konsep yang relevan untuk mendukung dalam penelitian ini, antara lain: mekanisme coporate governance (komposisi dewan komisaris dan ukuran dewan komisaris), karakteristik perusahaan (ukuran perusahaan, Profitabilitas, Leverage, dan Net Profit Margin) manajemen laba, perataan laba (income smoothing), tinjauan penelitian terdahulu, kerangka
BAB III METODA PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, definisi operasional variabel dan pengukuranya, teknik analisis data, serta pengujian data.
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini yang akan menguraikan tentang pelaksanaan penelitian, deskripsi data, hasil analisis data dan pembahasannya.
BAB V PENUTUP