BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Perkembangan dalam dunia bisnis pada saat sekarang ini menunjukkan adanya gejala persaingan yang semakin ketat. Adanya gejala tersebut menyebabkan manajemen perusahaan selalu ingin menunjukkan kinerja terbaik dalam setiap kegiatan yang dilakukannya. Kinerja yang ditunjukkan perusahaan akan sangat berguna bagi berbagai pihak seperti misalnya investor karena hal ini akan sangat mempengaruhi minat para investor untuk menanam atau menarik kembali investasinya.
Salah satu parameter yang digunakan untuk mengukur kinerja manajemen adalah laba. Laba merupakan salah satu informasi potensial yang terkandung di dalam laporan keuangan dan yang sangat penting bagi pihak internal maupun eksternal perusahaan, karena melalui laba dapat dinilai tingkat kinerja manajemen, tingkat kemampuan menghasilkan laba dalam jangka waktu panjang, serta tingkat risiko investasi dalam perusahaan tersebut. Oleh karena itu, manajemen mempunyai kecenderungan untuk melakukan tindakan yang dapat membuat laporan keuangan menjadi baik.
Teori keagenan (agency theory) menyatakan manajemen memiliki informasi yang lebih banyak mengenai perusahaan dibandingkan pemilik perusahaan yang sering terdorong untuk melakukan tindakan yang dapat memaksimalkan keuntungan dirinya sendiri (disfunctional behaviour) dan atau perusahaannya.Untuk itu manajemen melakukan manajemen laba (earning management) karena laba merupakan salah satu informasi dalam laporan keuangan yang sering digunakan sebagai dasar dalam penentuan kompensasi manajemen.
Beidleman (1973)menyatakan bahwa tujuan manajemen perusahaan melakukan keputusan perataan laba adalah untuk menciptakan suatu aliran laba yang stabil dan mengurangi covariance atas return dengan pasar. Menurut Hepworth (1953)menyatakan bahwa tindakan perataan laba yang dilakukan oleh manajemen merupakan suatu tindakan yang logis dan rasional bagi manajer, hal ini disebabkan karena beberapa alasan yaitu:
1. Sebagai rekayasa untuk mengurangi laba dan menaikkan biaya pada periode berjalan yang dapat mengurangi hutang pajak.
2. Tindakan perataan laba dapat meningkatkan kepercayaan investor, karena mendukung kestabilan penghasilan dan kebijakan dividen sesuai dengan keinginan.
3. Tindakan perataan laba dapat mempererat hubungan antara manajer dan karyawan karena dapat menghindari permintaan kenaikan upah/gaji oleh karyawan.
4. Tindakan perataan laba memiliki dampak psikologis pada perekonomian,dimana kemajuan dan kemunduran dapat dibandingkan dan gelombang optimisme dan pesimisme dapat ditekan.
Income smoothing didefinisikan sebagai sebuah praktik dengan menggunakan teknik-teknik akuntansi untuk mengurangi fluktuasi laba bersih selama beberapa periode waktu (Rivard, 2003 dalam Hutagalung, 2011).Perataan laba mempunyai dua tipe yaitu perataan laba yang dilakukan secara sengaja oleh manajemen dan perataan laba yang terjadi secara alami. Perataan laba secara alami terjadi sebagai akibat dari proses menghasilkan suatu aliran laba yang merata, sementara perataan laba yang disengaja dapat terjadi akibat teknik perataan laba riil atau teknik perataan laba artifisial. Perataan laba riil adalah perataan laba yang terjadi apabila manajemen mengambil tindakan untuk menyusun kejadian-kejadian ekonomi sehingga menghasilkan aliran laba yang rata. Perataan laba artifisial adalah perataan laba yang terjadi apabila manajemen memanipulasi saat pencatatan akuntansi untuk menghasilkan aliran laba yang rata.
Penulis melihat ada suatu fenomena yang terjadi dalam hal perataan laba ini. Sebab, perataan laba dapat dikatakan sebagai suatu tindakan yang tidak etis karena manajemen suatu perusahaan dengan sengaja mengubah kandungan informasi yang terkandung dalam laporan keuangan suatu perusahaan. Penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang perataan laba ini. Penulis ingin mengetahui hal-hal apa saja yang mempengaruhi manajemen suatu perusahaan untuk melakukan tindakan yang tidak etis ini.
NPM, maka daya tarik investor semakin meningkat sehingga perusahaan cenderung ingin menunjukkan kinerja terbaiknya dengan melakukan praktik perataan laba (Masodah, 2007 dalam Novita, 2009). Menurut Novita (2009), net profit margin tidak berpengaruh terhadap perataan laba, dimana penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Samosir (2010). Namun, hasil penelitian yang dilakukan oleh Septoaji(2002) menyatakan bahwa net profit margin berpengaruh secara signifikan terhadap perataan laba.
Besaran perusahaan diproksikan sebagai total aktiva yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Ashari, et al. (1994)menyebutkan bahwa perusahaan yang berukuran kecil akan cenderung untuk melakukan praktik perataan laba dibandingkan dengan perusahaan besar, karena perusahaan besar cenderung mendapatkan perhatian yang lebih besar dari analis dan investor dibandingkan perusahaan kecil. Sebaliknya perusahaan yang memiliki aktiva besar kemudian dikategorikan sebagai perusahaan besar. Umumnya akan mendapat lebih banyak perhatian dari berbagai pihak seperti, para analis, investor, maupun pemerintah.
Financial leverage diproksikan dengandebt to total assetyang diperoleh melalui total utang dibagi dengan total aktiva. Adanyaindikasi perusahaan melakukan perataan laba untuk menghindaripelanggaran perjanjian utang dapat dilihat melalui kemampuanperusahaan tersebut untuk melunasi utangnya dengan menggunakanaktiva yang dimiliki. Perusahaan yang mempunyai tingkat leverage yangtinggi diduga melakukan perataan laba karena perusahaan terancamdefault sehingga manajemen membuat kebijakan yang dapatmeningkatkan pendapatan.Rasio financial leverage dapat digunakan untuk mengukur dua hal pokok yaitu (1) mengukur perluasan perusahaan yang dibelanjai dengan kredit dan (2) dapat digunakan sebagai indikator terhadap resiko keuangan.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Budiasih (2005), Financial leverage berpengaruh negatif terhadap praktik perataan laba. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Herawati danBaridwan (2007). Namun, penelitian ini tidak konsisten dengan hasilpenelitian Agus (2004) dan Santoso (2009).
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan oleh Novita (2009). Variabel yang digunakan dalam penelitian Novita (2009) yaitu ukuran perusahaan, return on asset dan net profit margin. Novita (2009) menyimpulkan bahwa tidak ada faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap praktik perataan laba.
penggunaan variabel financialleverage yang dihitung dari perbandingan antara total hutang dengan total aktiva perusahaan sebagai pengganti dari variabel return on asset. Hal ini berdasarkan alasan bahwa financialleverage menunjukkan efisiensi perusahaan memanfaatkan ekuitas pemilik dalam rangka mengantisipasi hutang jangka panjangdan jangka pendek perusahaan sehingga tidak akan mengganggu operasi perusahaansecara keseluruhan dalam jangka panjang (Juniarti, 2005). Karena hutang yang besarmengakibatkan rasio leverage menjadi besar yang mengakibatkan risiko semakinmeningkat. Jadi semakin besar leverage, maka risiko yang ditanggung oleh pemilikmodal juga akan semakin meningkat (Widyaningdyah, 2001). Rasio leverage yangbesar menyebabkan turunnya minat investor untuk menanamkan modalnya padaperusahaan tersebut, sehingga dapat memicu adanya tindakan perataan laba(Narsa, dkk.,2003).
Penelitian mengambil sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan alasan perusahaan manufaktur mempunyai skala produksi yang besar dalam kaitannya memperoleh laba yang tinggi, selain itu jumah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI cukup banyak sehingga keinginan untuk mencapai sampel yang cukup dapat terpenuhi. Penulis mengambil data dari tahun 2007 sampai dengan 2010 dengan alasan menggunakan periode penelitian tahun terbaru. Berdasarkan uraian di atas maka penulis mengambil penelitian ini dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perataan Laba (Income Smoothing) pada Perusahaan Go Public Di Bursa Efek Indonesia (Sektor
1.2.Perumusan Masalah
Sebagaimana uraian di atas disebutkan bahwa praktik perataan laba terjadi karena adanya konflik kepentingan antara manajer dengan pihak lain (pemegang saham, kreditor dan pemerintah) serta mengurangi fluktuasi dari laba tahunan yang dilaporkan, serta masih kontradiktifnya hasil penelitian terdahulu baik dari dalam maupun luar negeri, maka hal tersebut menjadi alasan penelitian ini dilakukan, dengan menguji:
a. Apakah Net Profit Margin berpengaruh terhadap tindakan perataan laba pada perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia (sektor manufaktur)?
b. Apakah Besaran Perusahaan berpengaruh terhadap tindakan perataan laba pada perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia (sektor manufaktur)?
c. Apakah Financial Leverage berpengaruh terhadap tindakan perataan laba pada perusahaan Go Publicdi Bursa Efek Indonesia (sektor manufaktur)?
1.3.Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian
Terkait dengan masalah yang dirumuskan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
a. Untuk menganalisis pengaruh Net Profit Margin terhadap perataan laba pada perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia (sektor manufaktur). b. Untuk menganalisis pengaruh Besaran Perusahaan terhadap perataan laba
c. Untuk menganalisis pengaruh Financial Leverage perusahaan terhadap perataan laba pada perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia (sektor manufaktur).
1.3.2. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:
a. Dengan adanya penelitian ini diharapkan akan memberikan gambaran sampai berapa jauh faktor Net Profit Margin, Besaran Perusahaan, dan Financial Leveragemempengaruhi perataan laba
b. Bagi para investor dan calon investor yang melakukan investasi di pasar modal dimana hasil penelitian ini dapat memberikan masukan didalam pembuatan keputusan investasi serta dalam pengelolaan portofolio saham yang dimilikinya.
c. Bagi pengembangan informasi pasar modal mengenai praktik perataan laba dalam analisis kinerja perusahaan publik di Indonesia.
d. Bagi BAPEPAM selaku pengawas pasar modal di Indonesia khususnya di Bursa Efek Indonesia dalam menggunakan wewenangnya untuk membuat peraturan atau kebijakan atas laporan keuangan yang diterbitkan oleh emiten.
e. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan literatur dalam pengembangan penelitian selanjutnya.