• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KESEHATAN BANK SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL Analisis Kesehatan Bank Syariah Dengan Menggunakan Metode Camel (Studi Kasus Pada PT Bank BRI Syariah Tahun 2008-2011).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KESEHATAN BANK SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL Analisis Kesehatan Bank Syariah Dengan Menggunakan Metode Camel (Studi Kasus Pada PT Bank BRI Syariah Tahun 2008-2011)."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KESEHATAN BANK SYARIAH DENGAN

MENGGUNAKAN METODE CAMEL

(Studi Kasus pada PT Bank BRISyariah Tahun 2008-2011)

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun Oleh:

ZIA RIZQI RAHMAN B 100 090 184

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini telah membaca artikel naskah publikasi ilmiah dengan judul:

“ANALISIS KESEHATAN BANK SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL (Studi Kasus pada PT Bank BRI Syariah Tahun 2008-2011)”

Yang ditulis oleh:

ZIA RIZQI RAHMAN B 100 090 184

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen Universitas Muhamamadiyah Surakarta

pada tanggal 5 Juli 2013

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima.

Surakarta, 16 Juli 2013 Pembimbing Utama

Drs. Ma’ruf, MM

Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta

(3)

Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah

Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing skripsi:

Nama : Drs. MA’RUF, MM

NIK : 337

Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah yang merupakan ringkasan skripsi dari mahasiswa:

Nama : ZIA RIZQI RAHMAN NIM : B 100 090 184

Program Studi : Studi Manajemen

Judul Skripsi : “ANALISIS KESEHATAN BANK SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL (Studi Kasus pada PT Bank BRISyariah Tahun 2008-2011)”

Naskah artikel tersebut layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan. Persetujuan ini dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.

Surakarta, 16 Juli 2013 Pembimbing,

Drs. MA’RUF, MM NIK 337

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(4)

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK SYARIAH

DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL

(Studi Empiris PT. Bank BRISyariah Tahun 2008-2011)

ABSTRAK

Rumusan penelitian ini adalah ”Bagaimana kesehatan PT. Bank BRISyariah pada laporan keuangan Tahun 2008 sampai 2011, apakah termasuk dalam kategori sehat, cukup sehat, kurang sehat atau tidak sehat apabila dinilai dengan metode CAMEL?”. Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu laporan keuangan yang terdiri: Neraca Perbandingan dan Laporan Rugi Laba Perbandingan PT. Bank BRISyariah Periode Tahun 2008-2011. Hasil penelitian menunjukkan nilai total rasio metode CAMEL sebesar 85,84% termasuk sehat.

Kata kunci: Kesehatan Bank Syariah, PT. Bank BRISyariah, metode CAMEL

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Undang-Undang RI nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10

November 1998 tentang perbankan, BANK adalah badan usaha yang

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau

bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Di Indonesia, ada dua jenis perbankan yaitu bank konvensional dan bank

syariah, bank konvensional kegiatan usahanya berdasarkan pembayaran bunga

sedangkan bank syariah kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah tanpa

bunga dan menurut jenisnya terdiri atas bank umum syariah dan bank

pembiyaan rakyat syariah (UU No.21 Tahun 2008).

Bank syariah pertama kali muncul di Mesir, perintis usaha ini adalah

Ahmad El Najjar mengambil sebuah bank simpanan yang berbasis pembagian

laba di kota Mit Ghamr pada tahun 1963 setelah empat tahun berdiri, ada 9

bank yang memiliki konsep serupa di Mesir, bank bank ini tidak memungut

bunga dari nasabah, sebagian besar berinvestasi pada perdagangan dan

industri secara langsung dalam bentuk mitra kerja dan membagi keuntungan

(5)

Sejak berdirinya Bank Muammalat Indonesia pada tanggal 1 Mei 1992

yang menggunakan prinsip syariah masih belum mendapatkan perhatian yang

optimal dalam tatanan indutri perbankan nasional. Tetapi pasca perubahan UU

No. 10/1998 Perbankan Syariah mulai banyak mendapat perhatian dan

perkembangan bank syariah cukup menggembirakan memasuki sepuluh tahun

terakhir.

Di Indonesia pengembangan ekonomi Islam telah diadopsi kedalam

kerangka besar kebijakan ekonomi, Bank Indonesia sebagai otoritas perbankan

ditanah air telah menetapkan perbankan syariah sebagai salah satu pilar

penyanggah dual-banking system dan mendorong pangsa pasar-pasar bank

syariah yang lebih luas sesuai cetak biru perbankan syariah (Bank Indonesia,

2002).

Bank Indonesia selaku Bank Sentral berperanan penting dalam

menyehatkan bank, karena bank Indonesia bertugas mengatur dan mengawasi

jalannya operasional bank. Untuk itu Bank Indonesia menetapkan suatu

ketentuan yang harus dipenuhi dan dilaksanakan oleh lembaga perbankan

yaitu berdasarkan surat keputusan Direksi Bank Indonesia nomor

30/12/KEP/DIR dan surat Edaran Bank Indonesia No. 30/3/UPPB tanggal 30

April 1997 yaitu Tentang Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

Indonesia.

Pelaksanaan penilaian dilakukan dengan mengkualifikasikan beberapa

komponen dari masing-masing faktor yaitu komponen Capital (Permodalan),

Asset (Aktiva), Management (manajemen), Earning (Rentabilitas), Liquidity

(Likuiditas) disingkat CAMEL. Camel merupakan faktor yang menentukan

kesehatan bank. Aspek tersebut satu dengan yang lain saling berlaku dan tidak

dapat dipisahkan. Penilaian kesehatan bank meliputi 4 kriteria yaitu nilai

kredit 81-100 (sehat), nilai kredit 66-81 (cukup sehat), nilai kredit 51-66

(kurang sehat), dan nilai kredit 0-51 (tidak sehat).

B. Tujuan Penelitian

Penelitian bertujuan untuk mengukur tingkat kesehatan pada PT. Bank

(6)

TINJAUAN TEORI

A. Bank Syariah

Menurut Sholahuddin (2006), Bank berasal dari kata Banque (Bahasa

Prancis) yang berarti peti lemari atau bangku yang fungsinya sebagai tempat

untuk menyimpan benda-benda berharga, seperti peti emas, peti berlian, peti uang

dan sebagainya.

Bank menurut Al-Qur’an yaitu suatu yang memiliki unsur-unsur seperti

struktur, manajemen, fungsi hak dan kewajiban seperti: Zakat, Infaq, Shodaqoh,

Ghanimah (rampasan perang), Waqaf, jual-beli, utang dagang harta dimana

mempunyai fungsi yang dilaksanakan oleh peran tertentu dalam kegiatan

ekonomi.

Bank syariah dalam arti umum adalah lembaga keuangan yang usaha

pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta

peredaran uang yang beroperasi disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah.

Menurut Arifin (2002), Bank Syariah adalah bank yang aktivitasnya

meninggalkan kegiatan riba. Dengan demikian, penghindaran bunga yang

dianggap riba merupakan salah satu tantanggan yang dihadapi dunia Islam dewasa

ini. Suatu hal yang sangat mengembirakan bahwa belakangan ini para Ekonom

Muslim telah mencurahkan perhatian besar, guna menemukan cara untuk

menggantikan sistem bunga dalam transaksi perbankan dan membangun model

teori ekonomi yang bebas dan pengujiannya terhadap pertumbuhan ekonomi,

alokasi dan distribusi pendapatan. Oleh karena itu, mekanisme perbankan bebas

bunga yang disebut dengan Bank Syariah didirikan. Tujuan Bank Syariah

didirikan dikarenakan pengambilan riba dalam transaksi keuangan maupun non

keuangan (QS. Al-Baqarah, 2:275). Dalam sistem bunga bank tidak akan tertarik

dalam kemitraan usaha kecuali bila ada jaminan kepastian pengambilan modal

dan pendapatan bunga.

Menurut Syafi’i (2001), Bank Syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga/riba. Bank Syariah juga dapat diartikan sebagai

lembaga keuangan atau perbankan yang beroperasional dan produknya

(7)

Berdasarkan UU nomor 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah bab 1

pasal 1, perbankan syariah adalah sesutu yang menyangkut tentang bank syariah

dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha serta cara dan

proses dalam melaksanakan kegitan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan

menurut jenisnya terdiri dari bank umum syariah dan bank pembiayaan syariah

Fungsi pokok dari perbankan indonesia adalah sebagai penghimpun dana

dan penyalur dan masyarakat serta memiliki tujuan untuk menunjang

pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan,

perbankan juga dinilai memiliki kedudukan yang strategis sebagai penunjang

kelancaran sistem pembayaran, sistem keuangan, sehingga diperlukan perbankan

yang sehat dan dapat dipertanggungjawabkan

Menurut Arifin (2003) bank syariah mempunyai ciri-ciri berbeda dengan

bank konvensional, adapun ciri-ciri Bank Syariah antara lain :

a. Beban biaya yang disepakati bersama pada waktu akad perjanjian diwujudkan

dalam bentuk jumlah nominal yang jumlahnya tidak kaku dan dapat dilakukan

dengan kebebasan untuk tawar-menawar dalam bentuk wajar. Beban biaya

tersebut hanya dikenakan sampai batas waktu sesuai dengan kesepakatan

dalam kontrak.

b. Penggunaan presentase dalam hal kewajiban untuk melakukan pembayaran

selalu dihindari, karena presentase bersifat melekat pada sisa hutang meskipun

batas waktu perjanjian telah berakhir.

c. Di dalam kontrak-kontrak pembiayaan proyek, bank syariah tidak menerapkan

perhitungan berdasarkan ketentuan yang pasti yang ditetapkan dimuka, karena

pada hakikatnya yang mengetahui tentang ruginya suatu proyek yang dibiayai

bank hanyalah Allah semata.

d. Pengarahan dana masyarakat dalam bentuk deposito tabungan oleh

penyimpanan dianggap sebagai titipan (Al-Wadi’ah) sedangkan bagai bank

dianggap sebagai titipan yang diamanatkan sebagai penyertaan dana pada

proyek-proyek yang dibiayai bank yang beroperasisesuai dengan prinsip

(8)

e. Dewan Pengawas Syariah (DPS) bertugas untuk mengawasi operasionalisasi

bank dari sudut syariahnya, selain itu manajer dan pimpinan bank Islam harus

menguasai dasar-dasar muamalah Islam.

f. Fungsi kelembagaan bank syariah selain menjebatani antara pihak pemilik

modal dengan yang pihak yang membutuhkan dana, juga mempunyai fungsi

khusus yaitu fungsi amanah, artinya berkewajiban menjaga dan bertanggung

jawab atas keamanan dana yang disimpan dan siap sewaktu-waktu apabila

dana diambil pemiliknya.

Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara

bank dan pihak lain untuk memyimpan dana atau pembiayaan kegiatan usaha,

atau kegiatan lainnya yang sesuuai dengan syariah. Prinsip utama operasional

bank yang berdasarkan prinsip syariah adalah hukum islam yang bersumber dari

Al–Qur’an dan Al–Hadist, kegiatan operasional harus memperhatikan perintah

dan larangan dalam Al–Qur’an dan Sunnah Rosulullah SAW. Larangan utama

berkaitan dengan kegiatan bank yang dapat dikategorikan sebagai riba. Dalam

menjalankan kegiatan operasionalnya, bank yang menggunakan prinsip syariah

tidak menggunakan sistem bunga dalam menentukan imbalan atas dana yang

digunakan atau dititipkan oleh suatu pihak. Penentuan imbalan terhadap dana

yang dipinjamkan maupun dana yang disimpan dibank berdasarkan pada prinsip

bagi hasil sesuai dengan hukum Islam. Ditinjau dari sisi pelayanan terhadap

masyarakat dan pemasaran, adanya bank atas dasar prinsip syariah merupakan

usaha untuk melayani dan mendaya gunakan segmen pasar perbankan yang tidak

setuju atau tidak menyukai sistem bunga.

Laporan Keuangan

Menurut Arifin (2002) laporan keungan menyimpulkan kegiatan dalam

setiap bidang fungsional, neraca mewakili kesimpulan tentang keputusan

manajemen yang telah diambil untuk bidang-bidang fungsional dan pernyataan

laba – rugi mengukur tingkat kemampuan menghasilkan laba dari

(9)

Laporan keuangan merupakan ikhtisar mengenai suatu proses pencatatan,

ringkasan dari transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang

bersangkutan. Laporan keuangan yang disusun dan disajikan sekurang -kurangnya

setahun sekali untuk memenuhi kebutuhan sejumlah pemakai. Laporan keuangan

menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat

tertentu atau jangka waktu tertentu.

Bagi para analis laporan keuangan merupak media yang paling penting

untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomi suatu perusahaan, pada tahap pertama

seorang analis tidak akan mampu melakukan pengamatan langsung ke suatu

perusahaan, dan seandainya dilakukan, ia pun tidak akan dapat mengetahui

banyak tentang situasi perusahaan. Oleh karena itu yang paling penting untuk

mengetahui kondisi perusahaan adalah laporan keuangan.

Laporan keuangan disusun secara periodik. Periode akuntansi yang lazim

digunakan adalah tahunan yang dimulai dari tanggal 1 Januari dan berakhir pada

tanggal 31 Desember. Selain menyusun laporan keuangan tahunan, manajemen

juga dapat menyusun laporan keuangan untuk periode yang lebih pendek,

misalnya bulanan, triwulan atau kuartal. Laporan keuangan yang dibuat untuk

periode yang lebih pendek dari 1 tahun disebut dengan nama laporan Interim.

Laporan keuangan yang dikeluarkan oleh bank akan memberikan berbagai

manfaat bagi semua pihak, masing-masing pihak mempunyai kepentingan dan

tujuan tersendiri terhadap laporan keuangan yang diberikan oleh bank. Adapun

pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut secara garis

besar dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu pihak intern (pemilik,

manajemen, karyawan), dan pihak ekstern (pemerintah, masyarakat).

a. Pemilik atau pemegang saham

Bagi pemegang saham sebagai pemilik, memiliki kepentingan terhadap

laporan keuangan yaitu untuk melihat kemajuan perusahaan dalam

menciptakan laba dan pengembangan usaha bank tersebut.

b. Pemerintah

Bagi pemerintah, baik bank pemerintah atau bank swasta adalah untuk

mengetahui kemajuan atau kepatuhan bank dalam melaksanakan kebijakan

(10)

c. Manajemen

Bagi manajemen, laporan keuangan berfungsi untuk menilai kinerja

manajemen bank dalam mencapai target-target yang telah ditetapkan, juga

untuk menilai kinerja manajemen dalam mengelola sumberdaya yang dimiliki.

d. Karyawan

Bagi karyawan, laporan keuangan berfungsi untuk mengetahui kondisi

keuangan bank, sehingga mereka juga merasa perlu mengharap peningkatan

kesejahteraan apabila bank mengalami keuntungan atau sebaliknya.

e. Masyarakat luas

Laporan keuangan bagi masyarakat luas merupakan suatu jaminan terhadap

uang yang mereka simpan di bank. jaminan ini diperoleh dari dengan melihat

angka-angka dalam laporan keuangan. Dengan adanya laporan keuangan

pemilik dana dapat mengetahui kondisi bank yang bersangkutan.

Analisis Kesehatan Bank Syariah

Berdasarkan UU No 7 Tahun 1992 pasal 29 sebagaimana telah diubah

dengan UU No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan, bank wajib memelihara

tingkat kesehatannya sesuai dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas asset,

likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, serta aspek lain yang berkaitan dengan usaha

sesuai dengan prinsip kehati-hatian

Menurut Kristianingsih (2008) kesehatan suatu bank dapat diartikan sebagai

kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara

normal dan mampu memenuhi semua kewajiban dengan baik dengan cara

peraturan pemerintah yang berlaku.

Adapun kegiatannya, meliputi :

a. Kemampuan untuk menghimpun dana dari masyarakat, dari lembaga lain, dan

modal sendiri.

b. Kemampuan mengelola dana.

c. Kemampuan untuk menyalurkan dana ke masyarakat.

d. Kemampuan untuk memenuhi kewajiban kepada masyarakat, karyawan,

pemilik modal, dan pihak lain.

(11)

Sebagaimana layaknya manusia, dimana kesehatan merupakan hal yang

penting dalam kehidupannya. Tubuh yang sehat akan meningkatkan kemampuan

kerja dan kemampuan lainnya. Begitu pula dengan perbankan harus selalu dinilai

kesehatannya agar prima dalam melayani nasabahnya.

Untuk menilai kesehatan bank dapat dilihat dari beberapa segi. Penilaian ini

bertujuan untuk menentukan apakan bank tersebut dalam kondisi sehat, cukup

sehat, kurang sehat, dan tidak sehat, sehingga Bank Indonesia sebagai pengawas

dan Pembina bank-bank dapat memberikan arahan atau petunjuk bagaimana bank

tersebut harus dijalankan atau bahkan dihentikan kegiatan operasinya.

Ukuran untuk melakukan penilaian kesehatan bank telah di buat oleh Bank

Indonesia. Sedangkan bank-bank diharuskan untuk membuat laporan baik bersifat

rutin ataupun secara berkal mengenai seluruh aktivitasnya dalam suatu periode

tertentu. Penilaian ini menentukan kondisi suatu bank biasanya menggunakan

analisis CAMEL (Kasmir, 2008), yaitu :

a. Permodalan (Capital)

Adalah permodalan yang didasarkan kepada kewajiban penyediaan modal

minimum bank. penilaian tersebut berdasarkan CAR (Capital Adequeency

Ratio) yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Perbandingan rasio tersebut

adalah Modal Terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR).

b. Kualitas Asset (Asset Quality)

Adalah menialai jenis-jenis asset yang dimiliki oleh Bank. penilaian asset

harus sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dengan

membandingkan antara aktiva produktif yang diklasifikasikan dengan aktiva

produktif. Kemudian rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif terhadap

aktiva produktif diklasifikasikan. Rasio ini dapat dilihat dari neraca yang telah

dilaporkan secara berkala kepada Bank Indonesia.

c. Aspek Manajemen (Management)

Adalah penilaian bank yang dikelola sehari-hari dari kualitas manajemen.

Kualitas manajemen juga dilihat dari kualitas manusia dalam bekerja. Kualitas

manajemen juga dilihat dari sisi pendidikan dan pengalaman dari karyawan

(12)

d. Aspek Rentabilitas (Earning)

Adalah merupakan kemampuan bank dalam meningkatkan labanya apakah

setiap periode atau ukuran mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas

yang dicapai bank yang bersangkutan. Bank yang sehat adalah bank yang

diukur secara rentabilitas yang terus meningkat.

e. Aspek Likuiditas (Liquidity)

Adalah penilaian atas kemampuan bank yang bersangkutan untuk membayar

semua hutang-hutang terutama simpanan tabungan giro, dan deposito pada

saat ditagih dan dapat pula memenuhi semua permohonan kredit yang layak

dibiayai.

Berdasarkan peraturan Bank Indonesia No. 06/10/PBI/1997 Surat Edaran

Bank Indonesia No. 30/21/KEP/DIR tanggal 30 April pelaksanaan penilaian

tingkat kesehatan bank didasarkan pada sistem Reward yang secara keseluruhan

adalah sebagai berikut:

a. Menggunakan sistem Reward dengan menggunakan nilai kredit 0 sampai

dengan 100 untuk faktor yang dinilai.

b. Ukuran penilaian keadaan keuangan atas pelaksanaan fungsi

c. Manajemen termasuk sumber daya manajemen.

d. Penilaian manajemen didasarkan atas pelaksanaan fungsi manajemen

termasuk sumber daya manajemen.

e. Penilaian kesehatan bank dengan menggunakan pendekatan kualitatif atas

berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi keuangan dan

perkembangan usaha bank.

METODE PENELITIAN

Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian adalah data sekunder, yaitu

data laporan keuangan perbandingan dan neraca perbandingan PT. Bank

BRISyariah Periode Tahun 2008-2011. Teknik analisis data menggunakan

Metode CAMEL, yaitu: (1) Capital, yang dihitung dengan rasio ATMR, (2) Asset,

dengan dihitung dengan rasio KAP dan PPAP, (3) Management, yang dihitung

dengan rasio NPM, (4) Earning, yang dihitung dengan rasio ROA dan BOPO, dan

(13)

HASIL PENELITIAN

Berawal dari akuisisi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., terhadap

Bank Jasa Arta pada 19 Desember 2007 dan setelah mendapatkan izin dari Bank

Indonesia pada 16 Oktober 2008 melalui suratnya No.10/67/KEP.GBI/DpG/2008,

maka pada tanggal 17 November 2008 PT. Bank BRISyariah secara resmi

beroperasi. Kemudian PT. Bank BRISyariah merubah kegiatan usaha yang semula

beroperasional secara konvensional, kemudian diubah menjadi kegiatan

perbankan berdasarkan prinsip syariah Islam.

Kehadiran PT. Bank BRISyariah di tengah-tengah industri perbankan

nasional dipertegas oleh makna pendar cahaya yang mengikuti logo perusahaan.

Logo ini menggambarkan keinginan dan tuntutan masyarakat terhadap sebuah

bank modern sekelas PT. Bank BRISyariah yang mampu melayani masyarakat

dalam kehidupan modern. Kombinasi warna yang digunakan merupakan turunan

dari warna biru dan putih sebagai benang merah dengan brand PT. Bank Rakyat

Indonesia (Persero), Tbk.

Aktivitas PT. Bank BRISyariah semakin kokoh setelah pada 19 Desember

2008 ditandatangani akta pemisahan Unit Usaha Syariah PT. Bank Rakyat

Indonesia (Persero), Tbk., untuk melebur ke dalam PT. Bank BRISyariah (proses

spin off) yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2009. Penandatanganan

dilakukan oleh Bapak Sofyan Basir selaku Direktur Utama PT. Bank Rakyat

Indonesia (Persero), Tbk., dan Bapak Ventje Rahardjo selaku Direktur Utama PT.

Bank BRISyariah.

Saat ini PT. Bank BRISyariah menjadi bank syariah ketiga terbesar

berdasarkan aset. PT. Bank BRISyariah tumbuh dengan pesat baik dari sisi aset,

jumlah pembiayaan dan perolehan dana pihak ketiga. Dengan berfokus pada

segmen menengah bawah, PT. Bank BRISyariah menargetkan menjadi bank ritel

modern terkemuka dengan berbagai ragam produk dan layanan perbankan.

Sesuai dengan visinya, saat ini PT. Bank BRISyariah merintis sinergi

dengan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., dengan memanfaatkan

jaringan kerja PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., sebagai Kantor

(14)

penghimpunan dana masyarakat dan kegiatan konsumer berdasarkan prinsip

Syariah.

Pembahasan

Penilaian tingkat kesehatan bank keseluruhan faktor dilakukan dengan

analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif yaitu analisis yang dilaksanakan dengan

cara mengkuantitatifkan aspek-aspek yang termasuk dalam CAMEL, sehingga

diperoleh suatu nilai-nilai rasio tertentu. Adapun hasil penilaian tingkat kesehatan

PT. Bank BRISyariah Periode Tahun 2008-2011 dengan metode CAMEL sebagai

berikut:

Tabel 1.

Rekapitulasi Hasil Penilaian Berdasarkan Nilai Rasio PT. Bank BRISyariah Per 31 Desember 2008

No Aspek yang Dinilai Komponen Nilai Rasio Kriteria Predikat 1 Capital CAR 28,92%  8% Sehat

Rekapitulasi Hasil Penilaian Berdasarkan Nilai Rasio PT. Bank BRISyariah Per 31 Desember 2009

(15)

Tabel IV.3.

Rekapitulasi Hasil Penilaian Berdasarkan Nilai Rasio PT. Bank BRISyariah Per 31 Desember 2010

No Aspek yang Dinilai Komponen Nilai Rasio Kriteria Predikat 1 Capital CAR 10,46%  8% Sehat

Rekapitulasi Hasil Penilaian Berdasarkan Nilai Rasio PT. Bank BRISyariah Per 31 Desember 2011

No Aspek yang Dinilai Komponen Nilai Rasio Kriteria Predikat 1 Capital CAR 3,74% < 6,5% Tidak Sehat

Rekapitulasi Hasil Perhitungan Berdasarkan Nilai Kredit Faktor PT. Bank BRISyariah Periode Tahun 2009-2011

No Aspek Komponen Nilai Kredit Faktor

(16)

Berdasarkan tabel 5. di atas diperoleh total nilai kredit (bobot faktor) tahun

2008 sebesar 95, tahun 2009 sebesar 96,68 tahun 2010 sebesar 80,64 dan tahun

2011 sebesar 71,03, selanjutnya dicari nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 85,84

dan akhirnya hasil tersebut dibandingkan nilai kredit dan diinterpretasikan

predikat tingkat kesehatan bank.

Tabel 6.

Kategori Tingkat Kesehatan Bank PT. Bank BRISyariah Periode Tahun 2009-2011

Nilai Kredit Predikat

81 – 100 Sehat

66 – 80 Cukup Sehat

51 – 65 Kurang Sehat

0 – 51 Tidak Sehat

Sumber: Data Penelitian Diolah

Berdasarkan nilai kredit faktor hasil analisis CAMEL di atas dapat

disimpulkan bahwa PT. Bank BRISyariah Periode Tahun 2008-2011 dilihat

tingkat kesehatan termasuk sehat sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.

KESIMPULAN

1. Capital

Hasil perhitungan rasio permodalan terhadap aktiva tertimbang menurut

resiko (ATMR) diperoleh nilai rasio permodalan tahun 2008 sebesar 28,92%,

tahun 2009 sebesar 11,19%, tahun 2010 sebesar 10,46%, termasuk sehat,

sedangkan tahun 2011 sebesar 2,74% termasuk tidak sehat.

2. Asset

a. Rasio aktiva produktif yang dikualifikasikan terhadap total aktiva

produktif

Hasil perhitungan rasio aktiva produktif yang dikualifikasikan terhadap

total aktiva produktif tahun 2008 sebesar 5,08%, 2009 sebesar 2,75%,

tahun 2010 sebesar 2,99%, tahun 2011 sebesar 2,63%, maka kualitas

aktiva tahun 2009-2011 dikategorikan sehat.

b. Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif yang dibentuk oleh bank

(17)

Hasil perhitungan rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif yang

dibentuk oleh bank terhadap penyisihan aktiva produktif yang wajib

dibentuk oleh Bank tahun 2008 sebesar 33493%, tahun 2009 sebesar

1741%, tahun 2010 sebesar 2975 %, tahun 2011 sebesar 2975 %, maka

dikategorikan sehat.

3. Management

Hasil perhitungan rasio NPM tahun 2008 sebesar -147,95%, tahun 2009

sebesar 4,49%, tahun 2010 sebesar 1,49%, tahun 2011 sebesar 1,02%

sehingga dikategorikan tidak sehat.

4. Earning

a. ROA

Hasil perhitungan rasio ROA tahun 2008 sebesar -17,13%, 2009 sebesar

0,34%, tahun 2010 sebesar 0,26%, tahun 2011 sebesar 0,15%, maka

dikategorikan tidak sehat.

b. BOPO

Hasil perhitungan rasio BOPO tahun 2008 sebesar 110,22%, termasuk

tidak sehat, tahun 2009 sebesar 67,73%, tahun 2010 sebesar 62,09%, tahun

2011 sebesar 55,80% termasuk sehat.

5. Liquidity

a. Cash Ratio (CR)

Hasil perhitungan rasio CR tahun 2008 sebesar 71,65%, tahun 2009

sebesar 13,32%, tahun 2010 sebesar 14,99%, tahun 2011 sebesar 14,32%,

maka termasuk sehat.

b. Load to Deposit Ratio (LDR)

Hasil perhitungan rasio LDR tahun 2008 sebesar 24,51%, tahun 2009

sebesar 4,06%, tahun 2010 sebesar 16,28%, tahun 2011 sebesar 21,39

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Anshori, Muhammad Luqman, 2011. “Analisis Tingkat Kesehatan Bank Pada Bank Muammalat Indonesia Dengan Menggunakan Metode CAMEL”.

Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta

Bank BRI Syariah (www.brisyariah.co.id)

Bank Indonesia (www.bi.go.id)

Bank Indonesia. 1998. Undang-undang No. 7 tanggal 10 November. Tentang Perbankan Jakarta

Harnanto. 1991. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: YKPN.

Kasmir. 2002. Bank dan Lembaga KeuanganLainnya. Edisi Keenam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Kuncoro, Mudrajad dan Suhardjono. 2002. Manajemen Perbankan. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta

Martono. 2002. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Yogyakarta: Ekonisia.

Muhammad Sholahudin dan Lukman Hakim. 2012. Lembaga Ekonomi dan Keuangan Syariah. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta

Rifai, Veithzal dkk. 2007. Bank And Financial Institution Management Edisi Pertama. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Said, Khaerunissa. 2012. “Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan

Menggunakan Metode Camel Pada PT. Bank Syariah Mandiri (Periode 2001 – 2010)”. Skripsi. Makassar: Universitas Hassanudin Makassar.

Sawir, Agnes. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Sholahudin, Muhammad. 2006. Ekonomika Islam. Surakarta: Fakultas Ekonomi UMS.

Sholahudin, Muhammad. 2007. Asas-asas Ekonomi Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Surat Keputusan. Direksi. Bank Indonesia. No 31/147KEP/DIR. 12 November 1998

Surat Keputusan. Direksi. Bank Indonesia. No. 30/11/KEP/DIR, 30 April 1997.

Taswan. 2006. Manajemen Perbankan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Gambar

Tabel 2 Rekapitulasi Hasil Penilaian Berdasarkan Nilai Rasio
Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Penilaian Berdasarkan Nilai Rasio
Tabel 6. Kategori Tingkat Kesehatan Bank

Referensi

Dokumen terkait

(It will be shown in later chapters how to take a practical amplifier and make it fit this model.) In this model, all noise sources in the circuit are lumped into a series noise

Dalam pemberian pembiayaan, Bank BTN Syariah Solo menerapkan prinsip

kebidanan ibu bersalin dengan ketuban pecah dini di RSUD Karanganyar. meliputi

Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dengan Judul Program Sumur Resapan Biopori Jumbo Sebagai Solusi Mengatasi banjir di Kelurahan Sumur Pancing

bahwa kompleksitas tugas, pengaruh pemakai dan kompleksitas sistem merupakan variabel moderating yang berpengaruh terhadap hubungan antara partisipasi pemakai dengan kepuasan

Sebagai acuan dalam memberikan layanan tentang bimbingan konseling untuk mempersiapkan perencanaan karir kepada siswa siswi SMK Negeri 4 Surakarta berkaitan dengan

10 Dalam hal ini, konsep diri memiliki kontribusi yang positif terhadap perencanaan karir pada siswa siswi kelas XII di SMK Negeri 4 Surakarta yang berarti semakin

Berdasarkan hasil dari analisis data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifkan antara carbon accounting dengan perencanaan strategi,