1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tata bahasa merupakan salah satu unsur yang harus dipelajari dan dilatih dalam proses pemerolehan bahasa. Tata bahasa yang terdapat dalam bahasa Jerman sangat bervariasi dan unik. Salah satu keunikan gramatika yang dimiliki bahasa Jerman yaitu setiap nomina memiliki artikel. Artikel tersebut dibagi menjadi tiga yaitu der untuk maskulin, die untuk feminin dan das untuk netral. Ketiga artikel ini harus berubah bentuk berdasarkan kasus dan numeralia, di antaranya Nominativ, Akkusativ, Dativ dan Genitiv. Preposisi dalam bahasa Jerman juga dapat menentukan kasus. Nomina dan pronomina yang berkolerasi dengan preposisi tertentu harus berubah sesuai kemampuan preposisi tersebut.
Frasa preposisi atau dalam bahasa Jerman disebut juga Präpositionalphrase (PP) yaitu frasa yang selalu memiliki modifikator berbentuk preposisi seperti aus, bei, mit, nach, seit, von, zu, über, an, auf, zwischen, neben, wegen. Untuk menentukan preposisi yang tepat pada situasi atau posisi yang tepat bukanlah hal yang mudah. Berikut adalah contoh kalimat yang di dalamnya terdapat kesalahan pemilihan preposisi.
(1) *Die Tasche liegt über dem Tisch. itu tas terletak di atas itu meja. ‘Tas itu terletak di atas meja’.
(2) Die Tasche liegt auf dem Tisch. itu tas terletak di atas itu meja. ‘Tas itu terletak di atas meja’.
Preposisi auf dalam kalimat (2) merupakan preposisi yang tepat untuk konteks kalimat di atas karena preposisi auf digunakan untuk menjelaskan letak benda yang berada tepat di atas benda lain. Selain masalah yang tertera di atas kesalahan yang lain dalam penggunaan preposisi auf yaitu untuk konteks kalimat berikut ini:
(3) *Ich kaufe das Gemüse in dem Markt. saya membeli itu sayuran di itu pasar ‘Saya membeli sayuran di pasar’.
Kalimat (3) tidak berterima karena preposisi in tidak tepat untuk situasi yang terdapat dalam kalimat tersebut. Hal ini mungkin terjadi karena cara berpikir pembelajar masih dalam konsep bahasa Indonesia dan menganggap Markt ‘pasar’ itu adalah tempat tertutup. Preposisi in mengacu pada gedung atau tempat tertutup, pagar dan pepohonan. Dengan kata lain, preposisi in tersebut dipadankan oleh pembelajar dengan preposisi dalam bahasa Indonesia yaitu di. Di dalam bahasa Jerman terdapat berbagai preposisi yang digunakan untuk menunjukkan posisi seseorang atau suatu benda, seperti preposisi auf. Oleh karena itu, kalimat yang tepat berbunyi sebagai berikut:
(4) Ich kaufe das Gemüse auf dem Markt. saya membeli itu sayuran di itu pasar ‘Saya membeli sayuran di pasar’.
Preposisi auf dalam kalimat (4) merupakan preposisi yang tepat karena preposisi auf dapat juga digunakan untuk menunjukkan tempat yang terbuka.
banyak verba yang harus berkolerasi dengan preposisi. Salah satu contoh verba warten ‘menunggu’ yang digunakan di dalam kalimat berikut ini:
(5) *Ich warte dich. saya menunggu kamu ‘Saya menunggu kamu’.
Kalimat (5) tidak berterima karena verba warten ‘menunggu’ dalam bahasa Jerman tidak langsung berkolerasi dengan Akkusativergänzung ‘pelengkap akusatif’ dich ‘kamu’ tetapi harus berkolerasi dengan preposisi terlebih dahulu. Hal ini mungkin terjadi karena kalimat (5) dianggap sudah benar bila tidak menggunakan preposisi karena membandingkannya dengan bahasa Indonesia. Oleh karena itu, kalimat yang tepat adalah sebagai berikut:
(6) Ich warte auf dich. saya menunggu atas kamu ‘Saya menunggu kamu’.
Dalam kalimat (6) verba warten harus berkolerasi dengan preposisi yaitu preposisi auf. Selain itu, dalam bahasa Jerman juga terdapat verba yang mampu berkolerasi dengan dua preposisi. Hal ini juga menjadi kesulitan dalam membentuk kalimat. Salah satu contoh kalimat yang membuat keliru sebagai berikut:
(7) *Ich freue mich über den nächsten Urlaub. saya senang saya atas itu berikutnya liburan
‘Saya senang untuk liburan berikutnya’.
yang telah terjadi atau sedang berlangsung. Sementara itu, verba refleksif sich freuen ‘senang’ yang berkorelasi dengan preposisi auf digunakan untuk menerangkan suatu kejadian yang akan terjadi atau belum terjadi. Oleh karena itu, kalimat yang tepat berbunyi sebagai berikut:
(8) Ich freue mich auf den nächsten Urlaub. saya senang saya atas itu berikutnya liburan ‘Saya senang untuk liburan berikutnya’.
Preposisi auf dalam kalimat (8) merupakan preposisi yang tepat digunakan dalam konteks kalimat di atas.
Berdasarkan latar belakang dengan beberapa contoh kalimat di atas, dapat disimpulkan bahwa masih terdapat penggunaan preposisi yang tidak tepat, terutama preposisi auf. Hal ini mungkin terjadi karena kurangnya proses dalam memahami frasa preposisi dengan modifikator auf khususnya frasa preposisi yang berfungsi sebagai Ergänzungen ‘pelengkap’ dan Angaben ‘keterangan’. Masalah inilah yang membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul
“ANALISIS FRASA PREPOSISI DENGAN MODIFIKATOR AUF
SEBAGAI ERGÄNZUNGEN DAN ANGABEN”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, penulis mengidentifikasi permasalahan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1. Berkolerasi dengan kategori apa saja frasa preposisi dengan modifikator auf? 2. Apakah frasa preposisi dengan modifikator auf sering berfungsi sebagai
Ergänzungen‘pelengkap’?
3. Apakah frasa preposisi dengan modifikator auf sering berfungsi sebagai Angaben ‘keterangan’?
4. Apa yang membedakan frasa preposisi sebagai Ergänzungen ‘pelengkap’ dengan frasa preposisi sebagai Angaben ‘keterangan’
6. Verba apa saja yang berkolerasi dengan preposisi bermodifikator auf?
7. Fungsi sintaktis apa yang melekat pada frasa preposisi bermodifikator auf yang terdapat dalam roman Paul Vier und die Schröders?
8. Apakah perbedaan preposisi bermodifikator auf sebagai Ergänzungen ‘pelengkap’ dan Angaben ‘keterangan’?
C. Batasan Masalah
Mengacu pada identifikasi masalah yang telah disebutkan di atas dan karena keterbatasan kemampuan, pengetahuan, waktu dan dana yang dimiliki penulis, maka penulisan ini dibatasi pada analisis frasa preposisi dengan modifikator auf sebagai Präpositivergänzung, Situativergänzung, Direktivergänzung, Lokalangabe dan Konditionalangabe yang terdapat dalam roman Paul Vier und die Schröders karya Andreas Steinhöfel tahun 2008.
D. Rumusan Masalah
Dari batasan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Fungsi sintaktis apa yang melekat pada frasa preposisi dengan modifikator auf dalam roman Paul Vier und die Schröders karya Andreas Steinhöfel tahun 2008?
2. Verba apa saja yang berkolerasi erat atau tidak erat dengan preposisi auf dalam roman Paul Vier und die Schröders karya Andreas Steinhöfel tahun 2008?
E. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
2. Mendeskripsikan verba yang berkolerasi erat dan tidak erat dengan preposisi auf dalam roman Paul Vier und die Schröders karya Andreas Steinhöfel tahun 2008.
F. Manfaat Penulisan
Penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik bagi penulis, pembelajar bahasa Jerman maupun peneliti lain. Adapun manfaat yang akan dicapai yaitu :
1. Bagi penulis
Penulis lebih memahami sebagian gramatika dalam bahasa Jerman dan dapat menganalisis frasa preposisi terutama frasa preposisi dengan modifikator auf sebagai Ergänzungen dan Angaben khususnya Präpositivergänzung, Situativergänzung, Direktivergänzung, Lokalangabe dan Konditionalangabe.
2. Bagi pembelajar bahasa Jerman
Hasil penelitian ini, diharapkan dapat membantu pembelajar dalam memahami tata bahasa bahasa Jerman, terutama dalam memahami penggunaan preposisi auf sebagai Ergänzungen dan Angaben khususnya Präpositivergänzung, Situativergänzung, Direktivergänzung, Lokalangabe dan Konditionalangabe. Selain itu, penelitian ini juga dapat membantu pembelajar dalam meminimalisir kekeliruan membuat kalimat yang berisi
frasa preposisi dengan modifikator auf. 3. Bagi Peneliti Lain