• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN LKS BERBASIS KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA TENTANG CARA PEMBUATAN MAGNET DI SEKOLAH DASAR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN LKS BERBASIS KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA TENTANG CARA PEMBUATAN MAGNET DI SEKOLAH DASAR."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN LKS BERBASIS KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA

TENTANG CARA PEMBUATAN MAGNET DI SEKOLAH DASAR

(PenelitianTindakanKelaspadaPembelajaran IPA di Kelas V

SD NegeriBanyuwaras,KecamatanKarangnunggal, KabupatenTasikmalaya)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

ELIN HERLINAWATI NIM. 1207303

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS TASIKMALAYA

2014

(2)

ElinHerlinawati

PENGGUNAAN LKS BERBASIS KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA

TENTANG CARA PEMBUATAN MAGNET DI SEKOLAH DASAR

(PenelitianTindakanKelaspadaPembelajaran IPA di Kelas V)

SD NegeriBanyuwarasKecamatanKarangnunggal, KabupatenTasikmalaya)

Disetujui dandisahkanoleh: Pembimbing 1

Dra.Hj. Hodidjah, M.Pd. NIP. 19550406 198403 2 001

Pembimbing 2

GhullamHamdu, M.Pd. NIP. 19800622 20080 1 104

Mengetahui

Ketua Program Studi S1 PGSD UPI KampusTasikmalaya

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah yang Maha Rahman yang telah melimpahkan berkah dan karunia yang tiada terhingga karena Karunia-Nya pula penulis telah menyelesaikanskripsi dengan judul “Penggunaan LKS BerbasisKontekstualuntukMeningkatkanPrestasiBelajarSiswatentang Cara Pembuatan Magnet”

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas akhir, sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan (S1) di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Kampus Tasikmalaya Perlu pula diketahui bahwa Skripsi ini merupakan hasil Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SDN Banyuwaras, Kecamatan Karangnunggal, Kabupaten Tasikmalaya”

Penulis menyadari dalam penyusunan Skripsi ini banyak rintangan dan kesulitan. Namun dengan bantuan dan dorongan dari berbagai pihak segala kesulitan dan rintangan tersebut akhirnya dapat diatasi.

Ucapan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya penulis haturkan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Cece Rakhmat, M.Pd., selaku Direktur Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya yang telah memberikan izin kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.

2. Bapak Drs. Yusuf Suryana, M.Pd., selaku Sekretaris Direktur Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya yang telah memberikan dorongan dan semangat kepada penulis.

3. Bapak Drs. Rustono WS, M.Pd selaku Ketua Program Studi UPI KampusTasikmalaya. yang telah memberikan izin kepada penulis dalam menyusunSkripsi ini.

(4)

4. Ibu Dra Hj Hodijah, M.Pd selaku Pembimbing 1 yang telah memberikan bimbingan dorongan dan semangat kepada penulis sehingga Skrpsi ini dapat terwujud.

5. Bapak Ghulam Hamdu, M.Pd selaku pembimbing II yang telah memberikan arahan dan masukan, sehingga skripsi ini dapat terwujud.

6. Rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan bahan masukan dalam penyusunan makalah ini.

7. Bapak Kepala SDN Banyuwaras yang telah membantu kami dalam penyusunan Skripsi ini

8. Rekan-rekan guru SDN Banyuwaras yang telah banyak membantu kami sehingga sripsi ini dapat diselesaikan.

Tiada lain semoga semua amal bakti yang telah diberikan mendapat balasan yang setimpal dari Allah yang Maha Rahman.

Penulis menyadari bahwa Skripsi yang berhasil penulis susun jauh dari sempurna. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis menantikan saran dan masukan dari berbagai pihak untuk penyempurnaan dimasa yang akan datang.

Akhirnya penulis berharap walau sekecil apapun ada manfaat dari Skripsi yang telah berhasil penulis susun.

Tasikmalaya, Juni 2014 Penulis,

(5)

PERNYATAAN

Denganinisayamenyatakanbahwaskripsi yang berjudul

“PENGGUNAANLKS BERBASIS KONTEKSTUALUNTUK

MENINGKATKANPRESTASI BELAJAR SISWATENTANGCARA

PEMBUATAN MAGNET DI SEKOLAH DASAR”

(PenelitianTindakanKelaspadaPembelajaran IPA di Kelas VSD NegeriBanyuwaras,KecamatanKarangnunggal, KabupatenTasikmalaya)

Besertaseluruhisinyaadalahsepenuhnyakaryasayasendiridansayatidakmelaku kanpenjiplakanataumengutipdengancara yang tidaksesuaidenganetikakeilmuan yang berlakudalammasyarakatkeilmuan.

Ataspernyataaninisayasiapmenanggungkonsekuensiatausanksiapabilakemud ianhariditemukanpelanggaranterhadapetikakeilmuanatauadaklaimdaripihaklainter hadapkeasliankaryasayaini.

Tasikmalaya, Juli 2014 Yang membuatpernyataan,

Elin Herlinawati NIM 1207303

(6)

ABSTRAK

Siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran IPA akan berdampak buruk pada proses dan ketuntasan hasil belajar siswa secara keseluruhan. Hal inipun berkaitan pula dengan kenyataan bahwa kegiatan siswa yang berhubungan dengan keterampilan proses atau kerja ilmiah masih sangat rendah, dan hasil belajar penguasaan konsep pun masih belum mencapai standar keberhasilan yang ditetapkan. Kondisi yang seperti ini tentunya sangat tidak diharapkan dalam proses belajar mengajar. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan pembelajaran IPA untuk meningkatkan prestasi belajar siswa di kelas V SD. Dengan menggunakan LKS berbasis kontekstual diasumsikan mampu untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Metode yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Sedangkan model PTK yang diginakan dalam penelitian ini adalah model Kemmis MC Taggart yang terdiri dari 3 siklus. Data dikumpulkan dengan tekhnik observasi dan tes, kemudian diolah dengan menggunakan dengan tekhnik deskriptif kualikatif . Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V SDN Banyuwaras, Kecamatan Karangnunggal, Kabupaten Tasikmalaya, sebanyak 28 orang siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru mengalami peningkatan dalam merencanakan proses pembelajaran, yaitu siklus 1 dengan persentase 67%, siklus 2 dengan persentase 80%, siklus 3 dengan persentase 93%. Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru juga mengalami peningkatan yaitu siklus 1 dengan persentase 60%, siklus 2 dengan persentase 80%, siklus 3 dengan persentase 90%. Sehingga prestasi belajar siswanya pun meningkat yaitu siklus 1 dengan rata-rata nilai 2,54, siklus 2 dengan rata-rata nilai 2,75, dan siklus 3 dengan rata- rata nlai 3,00.

Kata Kunci: LKS Berbasis Kontekstual, Prestasi Belajar Siswa.

(7)

v

B. Identifikasi Masalah... 4

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II LANDASAN TEORI KERANGKA PEMIKIRAN,ANGGAPAN DASAR DAN HIPOTESIS A. Landasan Teori ... 8

1. Cara Pembuatan Magnet ... 8 a. Cara Induksi ... b. Cara Gosokan ... c. Cara Aliran Listrik ...

8 9 9 . 2. Lembaran Kerja (LKS) ...

a. Pengertian Lembaran Kerja Siswa (LKS)... b. Tujuan Pembuatan Lembaran Kerja Siswa(LKS)... c. Kegunaan Lembaran Kerja (LKS) ... d. Syarat-syarat Menyusun Lembaran Kerja (LKS) ... e. Prosedur Penyusunan Lembaran Kerja (LKS) ... 3. LKS Berbasis Pendekatan Kontekstual ...

a. Pengertian LKS Berbasis Kontekstual ... b. Komponen dalam Prmbelajaran Menggunakan LKS

(8)

vi

. 4. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual... 15 a. Pengertian Pembelajaran Kontekstual ...

b.Pemikiran tentang Pembelajran Kontekstual... c. Hakekat Tentang Pembelajaran Kontekstual ... d.Penerapan Pendekatan Kontekstual di Kelas ... e. Karakteristik Pembelajaran Kontekstual ... f. Menyusun Rencana Pembelajaran Berbasis Kontekstual... g.Kegiatan Pegunaan LKS Berbasis Kontekstual dalam

Pembelajaran IPA ... h.Contoh Penggunaan LKS Berbasis Kontekstual dalam

Pembelajaran IPA ... BAB III METODOLOGI PENELITIAN.

A Model Penelitian ... 27 B Seting Penelitian... 29 C Prosedur Penelitian ... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A Deskripsi data awal Penelitian ... 35 B Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 35

1. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I ... a. Perencanaan Tindakan ...

35 35 b. Pelaksanaan Tindakan...

c. Hasil Tindakan ...

36 37 2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II...

a. Perencanaan Tindakan ...

45 46 b. Pelaksanaan Tindakan...

c. Hasil Tindakan ...

46 47 3. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus III ...

a. Perencanaan Tindakan ... b. Pelaksamaan Tindakan ... c. Hasil Tindakan ...

(9)

vii

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A Simpulan ... 66 B Saran ... 66 DAFTAR PUSTAKA...

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Surat – Surat Administrasi ... 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP) Siklus 1 s.d 3 ... 3. LKS ... 4. Lembar soal ... 5. Instrument Pebelitian ...

68

(10)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1

Tabel 3.2

: Alur Dasar Penelitian Tindakan Kelas ... Pola Umum Pelaksanaan PTK...

28

: Hasil Pengamatani Perencanaan Pembelajaran Siklus I Rekap Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran Siklus 1 ...

Hasil Pengamatani kegiatan Pembelajaran

SiswaSiklus I ... Hasil Pengolahan Data Secara Individi Siklus I ... Prosentase Hasil Peningkatan Prestasi Belajar Siklus I Proses Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... Hasil Pengamatani Perencanaan Pembelajaran Siklus II Rekap Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran Siklus II ... Rekap Hasil Pengamatan Kegiatan Pembelajaran Siswa Siklus II... Tabel 4.10 Rekap Hasil Penhgolahan Secara Individu Siklus II.... 51 Tabel 4.11

Tabel 4.12 Tabel 4.13

Prosentase Hasil Peningkatan Prestasi Belajar Siswa siklus II ... Proses Pelaksanaan Tindakan Siklus II... Hasil Pengamatan Perencanaan Pembelajaran Siklus III ...

54 54

(11)

ix

Tabel 4.14

Tabel 4.15

Tabel 4.16

Rekap Hasil Pengamatan Proses Pembelajaran Siklus III... Rekap Hasil Pengamatan Kegiatan Pembelajaran Siswa Siklus III... Rekap Hasil Penhgolahan Secara Individu Siklus III

57

57 59 Tabel 4.17

Tabel 4.18

: Prosentase Hasil Peningkatan Prestasi Belajar Siswa pada siklus III... Proses Pelaksanaan Tindakan Siklus III...

62 63 Tabel 4.19

Tabel 4.20

Perolehan Hasil Pembelajaran Tiap Siklus III... GrafikPrestasiBelajarSiswa ……….

63 64

(12)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat-Surat Administrasi

Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Lampiran 3 : Lembaran Kerja Siswa (LKS)

Lampiran 4 : Sosl-Soal Evaluasi

(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pelajaran IPA di Sekolah Dasar merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan kepada siswa, dalam kurikulum 2006 yang lebih dikenal dengan KTSP. Dalam pelaksanaan pembelajaran kelas 1 s.d kelas III dilaksanakan melalui pendekatan tematik, sedangkan kelas IV s.d kelas VI dilaksanakan melalui metode mata pelajaran.

(14)

2

langsung dalam pembelajaran, dan hasilnya lebih efektif. Selama ini memang kita akui bahwa pembelajaran IPA di SD belum ditunjang dengan dengan wawasan guru, persiapan dan alat yang memadai. Maka untuk menanggulangi segala kekurangan tersebut, penggunaan LKS berbasis Kontekstual merupakan solusi yang paling efektif untuk meningkatkan hasil pembelajaran IPA.

IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan pada siswa SD, hal ini sejalan pula dengan kutipan berikut:

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dinyatakan bahwa, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SD/MI merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan (Depdiknas, 2006:47).

Pencapaian SK dan KD tersebut pada pembelajaran IPA didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru dengan berorientasi pada tujuan kurikuler mata pelajaran IPA. Salah satu tujuan kurikuler pendidikan IPA di Sekolah Dasar adalah “Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan” Depdiknas, 2006:48).

Sejalan dengan pendapat di atas, maka IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Di tingkat SD/MI diharapkan ada penekanan pembelajaran (Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.

(15)

3

kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.

Pembelajaran IPA dengan menggunakan LKS berbasis kontekstual diharapkan dapat menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA dengan menggunakan LKS berbasis Kontekstual di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.

Karakteristik dan pengertian IPA secara singkat terangkum dalam pengertian IPA menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk Mata Pelajaran IPA, bahwa IPA adalah cara mencari tahu secara sistematis tentang alam semesta. Dalam proses mencari tahu ini pelajar IPA dirancang untuk mengembangkan kerja ilmiah dan sikap ilmiah siswa. Pengertian tersebut mengandung makna bahwa proses pembelajaran IPA di Sekolah Dasar menuntut guru mampu menyediakan dan mengelola pembelajaran IPA dengan suatu metode dan tekhnik penunjang yang memmungkinkan siswa dapat mengalami seluruh tahapan pembelajaran yang bermuatan keterampilan proses, sikap ilmiah dan pengusaan konsep.

Ada kecenderungan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan memgetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi menggingat jangka pendek tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang

(16)

4

penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep ini hasil prestasi siswa dapat meningkat, selain itu pembelajaran diharapkan akan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran akan berlansung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil.

Dalam kelas kontektual, tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya. Maksudnya, guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa). Sesuatu yang baru datang dari menemukan sendiri bukan dari apa kata guru.

Penulis berkeyakinan bahwa penggunaan LKS berbasis kontekstual akan meningkatkan prestasi belajar siswa terutama dalam pelajaran IPA, untuk itulah penulis menyusun skripsi ini dengan judul ”Penggunaan LKS Berbasis Kontekstual untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa tentang Cara Pembuatan Magnet di Sekolah Dasar”

B. Identifikasi Masalah

Sehubungan denga latar belakang di atas, serta berkaitan dengan masalah rendahnya prestasi belajar siswa dalam pelajaran IPA khususnya di kelas V SDN Banyuwaras, maka penggunaan LKS berbasis kontekstual diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa guru dipacu untuk mampu menghasilkan pembelajaran IPA yang efektif.

Rendahnya prestasi belajar siswa selama ini berkaitan pula dengan kenyataan banyak waktu belajar siswa dalam kelas yang terbuang, kegiatan siswa yang berhubungan dengan keterampilan proses atau kerja ilmiah masih sangat rendah, dan hasil belajar penguasaaan konsep pun masih belum mancapai standar keberhasilan yang ditetapkan.

(17)

5

magnet khususnya dengan menggunakan LKS berbasis kontekstual. Dari hasil kegiatan refleksi tersebut, peneliti menyadari bahwa penggunakan LKS berbasis kontekstual selama ini belum ditunjang oleh wawasan, persiapan, dan alat penunjang yang memadai. Misalnya guru belum pernah menggunakan tekhnik bertanya yang sangat diperlukan. Guru juga belum pernah merancang alat pendukung yang cocok untuk kegiatan siswa pada menggunakan LKS berbasis kontekstual tersebut .

Dari hasil identifikasi tersebut, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian tentang penggunaan LKS berbasis kontekstual yang ditunjang oleh penggunaan tekhnik mengajar dan fasilitas pendukung yang kondusif untuk meningkatkan prestasi belajar siwa. Kegiatan penelitian ini akan dilakukan dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

C. Rumusan Masalah

Bertolak dari identifikasi masalah di atas, serta hasil refleksi awal peneliti, maka untuk menjembatani antara tuntutan kurikulum dengan kondisi objektif di lapangan saat ini peneliti memandang bahwa yang menjadi masalah prioritas adalah perlunya mengelola pembelajaran untuk peningkatan prestasi belajar siswa dalam IPA tentang cara pembuatan magnet dengan mengoptimalkan LKS berbasis kontekstual untuk mengefektifkan pembelajaran IPA di kelas V (lima) SDN Banyuwaras. Dengan ini pembelajaran IPA di kelas V (lima) SDN Banyuwaras dapat memenuhi standar yang ditetapkan KTSP, yaitu mampu mengoptimalkan kadar waktu belajar efektif, mengembangkan kerja ilmiah, (keterampilan proses), sikap ilmiah, dan pencapaian hasil belajar siswa.

Berdasarkan hal yang telah penulis paparkan di atas maka rumusan prioritas dalam sekripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran IPA tentang cara pembuatan magnet dengan mengoptimalkan LKS berbasis kontekstual di SDN Banyuwaras?

(18)

6

3. Bagaimana peningkatan prestasi belajar siswa setelah mengikuti siklus pembelajaran IPA tentang cara pembuatan magnet dengan menggunakan LKS berbasis kontekstual di SDN Banyuwaras ?

D. Tujuan Penelitian

Sasaran utama yang diharapkan sebagai tujuan dari Penelitian Tindakan Kelas ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA di kelas V (lima) SDN Banyuwaras Kec. karangnunggal Kab. Tasikmlalaya, sehingga dapat memenuhi standar kurikulum khususnya pada topik Pembuatan magnet.

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Dapat Meningkatkan kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran IPA tentang cara pembuatan magnet dengan penggunaan LKS berbasis kontekstual.

2. Dapat Meningkatkan kemampuan guru dalam proses pembelajaran IPA tentang cara pembuatan magnet dengan penggunaan LKS berbasis kontekstual.

3. Dapat meningkatkan prestasi siswa dengan cara menindaklanjuti faktor pendukung dan penghambat setelah mengikuti siklus pembelajaran IPA dengan menggunakan LKS berbasis tentang kontekstual .

E. Manfaat Penelitian

Setelah dilaksanakannya kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini diharapkan dapat memberikan manfaat atau kontribusi sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis

(19)

7

guru-guru lainnya yang akan menggunakan metode eksperimen pada kelas dan mata pelajaran yang berbeda.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini memberikan pengalaman langsung kepada guru kelas untuk memecahkan permasalahan secara terencana dan sistematis yang terkait dengan pembelajaran IPA di kelas V (lima) SDN Banyuwaras 3. Manfaat Kelembagaan

(20)

27

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Model Penelitian

Metode yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini adalah metode Penilitian Tindakan Kelas (PTK), sedangkan model PTK yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Kemmis & MC Taggart dengan pertimbangan model penelitian ini adalah model yang mudah dipahami dan sesuai dengan rencana. kegiatan yang akan dilakukan peneliti yaitu satu siklus tindakan identik dengan satu kali pembelajaran (Depdikbud, 1999:7).

Adapun alur tahapan atau fase pada setiap siklus adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan (Planing)

(21)

28

B. Setting Penelitian

Rencana Umum

Pelaksanaan Tindakan Repleksi I

Observasi Pelaksanaan

Tindakan

Penyusunan Rencana Tindakan

Observasi Pelaksanaan

Tindakan Repleksi II

Pelaksanaan Tindakan

Penyusunan Rencana Tindakan

Observasi Pelaksanaan

Tindakan

Repleksi III Pelaksanaan

Tindakan

Gambar 3.1 : Alur Dasar Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Diaptasi dari Model Kemmis dan M.C.Tanggart, 1998

(22)

29

B. Seting Penelitian 1. Tempat Penelitian

Tempat Penelitian dilaksanakan SDN Banyuwaras dengan alamat Jl. Raya Cidadap, RT 02, RW 03 Desa Kujang Kecamatan Karangnunggal,Kabupaten Tasikmalaya .Peneliti memilih SDN banyuwaras karena memiliki jumlah siswa yangrepresentatif untuk diteliti dan merupakan tempat tugas peneliti sehingga memudahkan dan lebih efektif untuk mengadakan penelitian.

2. Waktu Penelitian

Waktu Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014 pengumpulan data dilaksanakan dari bula april 2014.

3. Subjek Penelitian

Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilakukan padasiswa kelas 5 SD Negeri Banyuwaras dengan jumlah siswa sekitar sebanya 28. orang terdiri dari 16 orang laki-laki dan 12 orang perempuan, dan observernya guru Kelas V.

4. Variabel Penelitian

Adapun jenis-jenis variabel-variabel penelitian yang menjadi fokus tindakan pada penelitian adalah:

a. Variabel Input

Yaitu kemampuan awal yang dimiliki siswa dalam pembelajaran IPA sebelum, Penggunaan LKS berbasis kontekstual digunakan. Hal ini sebagai bahan masukan bagi guru sebelum melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan LKS berbasis Kontekstual.

b. Variabel Proses

(23)

30

belajar secara aktif, kreatif efektifdan menyenangkan , serta penekanan pada keterampilan proses, dan penguasaan konsep IPA.

c. Variabel output

Peningkatan penguasan kemampuan siswa, sebagai bahan untuk meningktan kemampuan guru dalam merencanakan dan mengelola proses pembelajaran IPA materi pembelajaran pembuatan magnet dengan menggunakan LKS berbasis kontekstual, serta peningkatan efektifitas pembelajaran IPA yakni waktu belajar efektif, keterampilan proses dan hasil belajar penguasaan konsep IPA.

C. Prosedur Penelitian

Secara garis besar penilitan ini dibagi 4 tahap yaitu : 1. Tahap identifikasi masalah,

2. perencanaan, 3. Pelaksanaan 4. Pengolahan Data.

Keempat tahapan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: Tahap identifikasi masalah,

Tahap ini merupakan tahap orientasi dan identifikasi masalah di lapangan yang terdiri dari :

a). Observasi latar belakang sekolah, guru, dan siswa kelas V SDN Banyuwaras.

b). Observasi terhadap kegiatan Pembelajaran IPA untuk gambaran pelaksanaan pembelajaran IPA yang sudah berlangsung.

c). Melihat hasil belajar siswa tentang pembelajaran IPA. Perencanaan

(24)

31

a) Melaksanakan pertemuan antara peneliti dan pengamat yang membahas tentang tugas pengamat dan instrument yang akan digunakan.

b) Melaksanakan pengamatan atau obserpasi di kelas dengan

memperhatikan letak tempat duduk pengamat dan cara pengamatan.

c) Melakukan pertemuan balikan sebagai bahan refleksi peneliti untuk siklus berikutnya.

(25)

32

Penelitian tindakan Kelas (PTK ) merujuk atau diadaptasi dari model Kemmis dan MC Tanggar dengan pola umum sebagai berikut:

Tabel 3.2

Pola Umum Pelaksanaan PTK

Identifikasi Masalah

Perlu manggunakan Penggunaan LKS berbasis kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar s iswa yang akan dikembangkan

Perlu ditetapkan Keterampilan Proses siswa dan metode yang tepat untuk tindakan awal

Tindakan perbaikan dilaksanakan melalui PTK. Rencana Tindakan:

Menetapkan metode

penelitian dan siklus tindakan yang akan dijadikan fokus tindakan diskusi dengan

Refleksi Pembelajaran 1 Observasi

Terhadap Tindakan Pembelajaran 1 Hasil temuan dan rekomendasi bagi

tindakan pembelajaran 2 Siklus II:

Tindakan Refleksi Pembelajaran 2

Observasi

Terhadap Tindakan Pembelajaran 2

Analisis dan Refleksi terhadap Siklus II

Analisis dan Refleksi terhadap Siklus 1

Hasil temuan dan rekomendasi bagi tindakan pembelajaran 3

Siklus III: Tindakan Refleksi Pembelajaran 3 ObservasiTerhadap Tindakan

Pembelajaran 3

Analisis dan Refleksi

terhadap Siklus III • Hasil dan Evaluasi Keseluruhan Tindakan Reflksiawal terhadap:

Pembelajaran Sains di kelas V

Keterampilan Proses Siswa yang akan dikembangkan Materi Kurikulum dan buku sumber

Reflksi awal terhadap:

Pembelajaran Sains di kelas V

Penggunaan LKS berbasis kontekstual untuk meningkatkan prestasi belajar s iswa yang akan dikembangkan

(26)

33

Alur siklus penelitian Tindakan kelas (PTK) tersebut, dijelaskan sebagai berikut:

1) Menetapkan peneliti mitra (observer). Membangun pemahaman

tentang konsep dan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas, topik yang diangkat dalam proses pembelajaran, serta penentuan waktu pelaksanaan kegiatan Penelitian Tindakan Kelas.

2) Mengkaji Kurikulum mata pelajaran IPA kelas V (lima) untuk mengetahui Standar Kompetensi dan hasil belajar yang ditetapkan kurikulum pada topik Pembuatan magnet Menyusun rancangan umum pembelajaran, instrumen penelitian untuk mengumpulkan data yang berhubungan dengan silabus pembelajaran Penggunaan LKS berbasis kontekstual, proses pelaksanaan tindakan, efektifitas belajar siswa, serta faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan selama pembelajaran IPA pada PTK berlangsung.

Pelaksanaan Tindakan

Penelitian diputuskan pada pelaksanaan serangkaian pembelajaran yang dipilih kedalam beberapa siklus tindakan. Pada setiap siklus tindakan diobservasi, dievaluasi dan direfleksi data-data atau temuan yang berhubungan denga kinerja guru dalam menggunakan metode eksperimen dan kinerja siswa mengikuti pembelajaran meliputi:

a. Kinerja dalam mengelola alat peraga pada metode Penggunaan LKS berbasis kontekstual.

(27)

34

Pengolahan Data

(28)

66

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari masalah-masalah yang telah dirumuskan, maka diperoleh simpulan sebagai berikut:

1. Penggunaan LKS berbasis kontekstual dapat meningkatkan kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran IPA tentang cara pembuatan magnet. Hasil siklus 1 dengan persentase 67%, siklus 2 dengan persentase 80%, siklus 3 dengan persentase 93%.

2. Penggunaan LKS berbasis kontekstual dapat meningkatkan kemampuan guru dalam proses pembelajaran IPA tentang cara pembuatan magnet. Hasil siklus1 dengan persentase 60%, siklus 2 dengan persentase 80%, siklus 3 dengan persentase 90%.

3. Penggunaan LKS berbasis kontekstual Dapat meningkatkan prestasi siswa tentang cara pembuatan magnet. Hal ini dapat dilihat dari hasil pembelajaran tiap siklus :

siklus 1 dengan rata-rata nilai 2,54 (C), siklus II dengan rata-rata nilai 2,75 (B) dan siklus III dengan rata-rata nilai 3,00. (B)

B. Saran

Berdasarkan simpulan di atas, penulis akan memberikan saran yang secara khusus diberikan kepada :

1. Rekan Sejawat (Guru)

Penggunaan LKS berbasis kontestual ini dapat diterapkan dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA tentang cara pembuatan magnet di kelas V SD.

a. Guru harus mampu membuat rancangan pembelajaran yang sistematis dengan menggunakan LKS berbasis kontekstual.

(29)

67

c. Guru harus mampu merancang media yang akan digunakan dan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

(30)

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi (1996) Media Pembelajaran , Balai Pengembangan Teknologi

Pendidikan Disdik Jabar

Andayani, Petunjuk Penyusunan Rancangan Pembelajaran, Bandung: Balai

Pengembangan Teknologi Pendidikan Disdik Jabar.

Darusman, (2008), Media Pembelajaran, Bandung: Balai Pengembangan

Teknologi Pendidikan Disdik Jabar.

Depdikbud, (1996/1997). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Direktorat

Pendidikan Dasar dan Menengah

Depdiknas, (2003). Pelayanan Profesional Kurikulum 2004: Kegiatan Belajar

Mengajar Yang Efektif. Jakarta: Pusat Kurikulum.

_ (2004).Pengembangan Pembelajaran di Sekolah Dasar, Direktorat Pendidikan

Dasar dan Menengah.

_ (2004). Pelayanan Profesional Kurikulum 2004: Penilaian Kelas. Jakarta: Pusat

Kurikulum.

_ (2006). KTSP: Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPA Sekolah Dasar dan

Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta Pusat: Kurikulum.

(31)

Sukanto Hadi, 1992/1993, MerancangPembelajaran yang EfektifDirektorat

Pendidikan Dasar dan Menengah.

Kunandar. 2007. Implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan( KTSP ) dan

sukses dalam sertifikasi guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Lailatul Istikomah, (2009) Model Pembelajaran.Direktorat Pendidikan Dasar dan

Menengah

Nurhadi, (2005) Pembelajaran Kontekstual Kegiatan Pengembangan Profesi

Guru. Jakarta: Bumi Aksara.

Sanjaya,Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan.Jakarta :KencanaPrenada Media Group

Supardi, (2008). Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) Beserta

Sistematika Proposal dan Laporannya. Jakarta: Bumi Aksara.

Suprijono, (2010).Tujuh Komponen dalam Pembelajaran LKS Kontesktual.Jakarta:

PT Raja GrafindoPersada

Trianto, (2008), KegiatanPengembanganPembelajaran, .Jakarta: Bumi Aksara

Universitas

Gambar

Gambar 3.1 : Alur Dasar Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Setting Penelitian
Tabel 3.2

Referensi

Dokumen terkait

Meskipun begitu/ Fatah mengakui/ fatwa yang sebenarnya masih ditujukan untuk kalangan internalnya ini/ akan diberlakukan secara bertahap/ dan tidak harus berhenti

 Habitat Loss & Fragmentation have been occurring, Lead to species extinction.  Remote Sensing & GIS is powerful tools : understanding distribution of species, changes

Mahasiswa PPL yang melaksanakan praktek mengajar di SMA Negeri 3 Bantul telah selesai dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang direncanakan, praktek mengajar di kelas dimulai

Perubahan lahan atau alih fungsi lahan akan memicu konflik sosial dan permasalahan lingkungan khususnya perubahan kondisi kawasan tangkapan air, debit air dan dapat

Aspek Pandandan Manajer Wanita Pandangan Manajer Pria Prioritas Pekerjaan Gaya kerja Pendekatan dalam pengambilan keputusan Hubungan Interpersonal dengan tim Hubungan

Hal inilah yang menjadi suatu ketertarikan sendiri bagi penulis untuk menelusuri masalah ini, sehingga penulis memutuskan untuk melakukan penelitian dengan judul

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif (qualitative approach), dengan metode studi kasus (case study). Proses pengumpulan data dilakukan

Palembang dalam menunjang citra baik bagi PDAM Tirta Musi Palembang, untuk.. itu penulis tertarik untuk membahas mengenai aktivitas humas apa saja