• Tidak ada hasil yang ditemukan

Transparansi Pelayanan Publik dalam Pengurusan Paspor (Studi pada Kantor Imigrasi Kelas I Polonia)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Transparansi Pelayanan Publik dalam Pengurusan Paspor (Studi pada Kantor Imigrasi Kelas I Polonia)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Tata kepemerintahan yang baik (good governance) merupakan suatu konsep yang akhir-akhir ini sejalan dengan konsep-konsep dan terminologi demokrasi, masyarakat sipil, partisipasi rakyat, hak asasi manusia, dan pembangunan masyarakat secara berkelanjutan. Pada akhir dasawarsa yang lalu, konsep good governance ini lebih dekat dipergunakan dalam reformasi sektor publik. Di dalam disiplin atau profesi manajemen publik, konsep ini dipandang sebagai suatu aspek dalam paradigma baru ilmu administrasi publik agar memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat, mendorong meningkatkan otonomi manajerial terutama sekali mengurangi campur tangan kontrol yang dilakukan oleh pemerintah pusat, transparansi, akuntabilitas publik, dan diciptakan pengelolaan manajerial yang bersih dan bebas dari korupsi1

Ada beberapa alasan mengapa pelayanan publik menjadi titik strategis untuk memulai pengembangan dan penerapan good governance di Indonesia. Pertama, pelayanan publik selama ini menjadi area dimana negara yang diwakili pemerintah berinteraksi dengan lembaga nonpemerintah. Keberhasilan dalam pelayanan publik akan mendorong tingginya dukungan masyarakat terhadap kerja birokrasi. Kedua, pelayanan publik adalah wilayah di mana berbagai aspek good governance bisa diartikulasikan secara lebih mudah. Ketiga, pelayanan publik melibatkan semua unsur governance, yaitu pemerintah, masyarakat, dan

.

1

(2)

mekanisme pasar. Dengan demikian, pelayanan publik menjadi titik pangkal efektifnya kinerja birokrasi.

Undang-Undang Dasar 1945 telah mengamanatkan bahwa negara wajib melayani setiap warga negara dan penduduk untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dalam rangka pelayanan publik dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah merupakan perpanjangan tangan dari negara untuk memberikan pelayanan kepada publik. Tujuan akhir dari suatu pelayanan adalah terciptanya kepuasan pelanggan yang merupakan outcome dari pelayanan publik. Untuk menciptakan kepuasan tersebut, salah satu cara yang dilakukan pemerintah adalah dengan menerapkan prinsip-prinsip good governance dalam pelayanan publik. Prinsip-prinsip-prinsip good governance itu antara lain: partisipasi, penegakan hukum, transparansi, responsif, konsensus, kesetaraan, efektivitas dan efisiensi, akuntabilitas, serta visi strategis.

(3)

Berbicara tentang transparansi, dewasa ini banyak masyarakat yang lebih mudah mendapatkan pelayanan karena adanya hubungan kekerabatan dengan salah satu pegawai pelayanan publik. Selain itu, segala urusan dapat diselesaikan dengan waktu singkat bila masyarakat mau memberikan tambahan biaya untuk mendapatkan kemudahan pelayanan. Realita seperti inilah yang sering terjadi di berbagai organisasi publik. Sebaiknya hal tersebut bisa diminimalisir untuk mencapai pemerintahan yang baik (good governance).

Buruknya kinerja pelayanan publik ini antara lain dikarenakan belum dilaksanakannya transparansi dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Oleh karena itu, pelayanan publik harus dilaksanakan secara transparan oleh setiap unit pelayanan instansi pemerintah karena kualitas kinerja birokrasi pelayanan publik memiliki maksud yang luas dalam mencapai kesejahteraan masyarakat.

Globalisasi yang melanda Indonesia turut meningkatkan kebutuhan dasar masyarakat. Hal ini juga mempengaruhi meluasnya pelayanan publik yang dibutuhkan oleh masyarakat. Salah satu dampak yang timbul akibat globalisasi adalah meningkatnya perjalanan antar negara yang dilakukan oleh penduduk di berbagai wilayah Indonesia. Berkaitan dengan perjalanan antar negara yang dilakukan oleh penduduk Indonesia yang terjadi secara terus menerus, maka peran birokrasi pemerintahan sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam rangka memberikan pelayanan publik.

(4)

Dewasa ini, permintaan serta permohonan pengurusan paspor cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Meningkatnya permohonan pengurusan paspor yang paling utama disebabkan warga Indonesia lebih memilih untuk bekerja di luar negeri dengan alasan gaji yang tinggi. Di Kantor Imigrasi Makassar, peningkatan pengurusan paspor dapat dilihat dari kutipan artikel sebagai berikut:

“Dari data 2010 untuk pengunaan paspor bagi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) bekerja di luar negeri mencapai 611 orang untuk wanita dan 1.163 orang untuk pria. Kemudian meningkat pada 2011 untuk wanita mencapai 760 orang dan pria 1.648 orang (data hingga November 2011). Sementara untuk pembuatan paspor umum 2010 untuk pria mencapai 22.011 ribu orang dan wanita 24.603 ribu orang. Dan tahun 2011 pria 24.656 ribu orang serta wanita 26.126 ribu orang dari data hingga November2

Tahun

.” Selain untuk bekerja, paspor yang dimiliki oleh warga Indonesia juga digunakan untuk berlibur, berobat maupun melanjutkan pendidikan di luar negeri. Tidak hanya di Kantor Imigrasi Makassar saja yang mengalami peningkatan, tetapi di Kantor Imigrasi Kelas I Polonia juga mengalami peningkatan pengurusan paspor. Hal ini dapat terlihat jelas dari data yang berhasil penulis peroleh dari Kantor Imigrasi Kelas I Polonia. Berikut ini adalah tabel Rekapitulasi Kegiatan Pelayanan Paspor RI di Kantor Imigrasi Kelas I Polonia:

Tabel 1.1

Rekapitulasi Kegiatan Pelayanan Paspor RI di Kantor Imigrasi Kelas I Polonia

Tahun 2009-2011

Antaranews.com. 2012. Permintaan Paspor di Kantor Imigrasi Makassar Meningkat.

(5)

April 1 2.395 27 4.561 130 5.026 12.139

Mei 32 3.254 5 4.125 147 4.612 12.143

Juni 4 4.526 30 4.991 178 5.479 15.204

Juli 32 2.902 35 4.999 140 5.387 13.463

Agustus 8 3.193 91 3.997 101 4.115 11.497

September 12 2.588 47 2.693 87 3.801 9.216 Oktober 23 2.963 123 3.819 90 4.963 11.958

November 5 3.873 87 5.924 51 4.589 14.524

Desember 37 4.633 125 5.805 53 5.160 15.776 Total 159 36.802 662 55.380 1.273 60.744 154.861 Sumber : Kantor Imigrasi Kelas I Polonia

Berdasarkan data di atas, dapat kita lihat bahwa terjadi peningkatan pengurusan paspor setiap tahunnya dimulai dari tahun 2009 hingga 2011, baik paspor 24 halaman maupun paspor 48 halaman. Peningkatan permohonan paspor khususnya terjadi setiap bulan Juni dan Desember setiap tahunnya, peningkatan ini dikarenakan pada bulan itu merupakan saat liburan sekolah dan pergantian tahun yang mencapai 15.000 lebih pemohon di bulan tersebut dalam kurun waktu tiga tahun. Menurut Bapak Edy Firyan, S.H, M.H selaku Kepala Seksi Informasi dan Sarana Komunikasi Keimigrasian Kantor Imigrasi Polonia, sekitar 70% permohonan pengurusan paspor diajukan dengan alasan untuk berlibur, 20% untuk berobat, dan 10% sisanya untuk sekolah, bisnis, dan lain-lain.

(6)

“Fransiska (30), seorang karyawan di Medan, Senin (11/8/2008), benar-benar kesal. "Saya tadi mengurus paspor ke kantor imigrasi di Jalan Gatot Subroto, Medan," ujarnya.

Sesudah memarkir sepeda motor, ia menuju loket pengembalian formulir setelah sebelumnya mendapat formulir aplikasi paspor. Petugas penerima permohonan paspor mengatakan, paspor siap dalam waktu satu bulan.

Terkejutlah Fransiska karena di ruang pengurusan paspor itu terpampang tulisan pengurusan paspor selama lima hari. "Apa tidak bisa dipercepat," tutur Fransiska. Si petugas menjawab, bisa menjadi dua minggu, tapi lewat calo dengan harga pengurusan dua kali lipat dari standar yang ditetapkan. Si petugas bahkan mau mengenalkan dirinya kepada calo (prinsip kalau bisa diperlama kenapa harus dipercepat tetap melekat…dasar birokrat!).

Ia kemudian bertanya mengapa tidak bisa lima hari seperti tulisan yang terpampang di dinding. "Sekarang ada aturan yang beda, mulai hari ini," kata si petugas. Namun, petugas tak menerangkan apa isi aturan baru itu.

"Saya tidak habis pikir pelayanan kok begitu," kata Fransiska. Lebih-lebih di pintu masuk kantor imigrasi terpampang tulisan peringatan dalam spanduk kuning untuk jangan menggunakan jasa calo dalam pembuatan paspor3

3

udiawanhutasoit.wordpress.com/2008/08/14/layanan-publik-di-medan-menyenangkan/. Diakses pada

.”

Hal serupa juga terjadi di Kantor Imigrasi Kelas I Polonia. Jangka waktu penyelesaian paspor tidak sesuai dengan prosedur dalam Undang-Undang yang berlaku. Masyarakat sering mengeluhkan hal ini, seperti yang disampaikan oleh Bapak Mansyur saat menunggu antrian pengambilan paspor.

“Saya sudah bolak-balik ke sini untuk mengurus paspor. Waktu masukin berkas di hari pertama, saya disuruh datang 4 hari lagi untuk wawancara dan foto. Habis itu saya dikasih tanda terima penyerahan paspor yang ada tanggal pengambilan paspornya. Tanggal pengambilan paspor saya berjarak satu minggu dari tanggal wawancara dan foto, padahal kan seharusnya paspor saya selesai setelah 4 hari kerja.”

(7)

Dari pernyataan tersebut, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa terdapat perbedaan dan ketidakjelasan dalam hal biaya serta prosedur yang ditetapkan dengan kenyataan yang terjadi di lapangan dan dirasakan langsung oleh masyarakat. Hal inilah yang menjadi suatu ketertarikan sendiri bagi penulis untuk menelusuri masalah ini, sehingga penulis memutuskan untuk melakukan penelitian dengan judul “Transparansi Pelayanan Publik dalam Pengurusan paspor di Kantor Imigrasi Kelas I Polonia”.

I.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana transparansi pelayanan publik dalam pengurusan paspor di Kantor Imigrasi Kelas I Polonia?”

I.3 Tujuan Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan pasti memiliki tujuan yang hendak dicapai. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana transparansi pelayanan publik di Kantor Imigrasi Kelas I Polonia.

I.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat, di antaranya adalah: 1. Manfaat Teoritis

(8)

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pemerintah maupun Kantor Imigrasi Kelas I Polonia maupun berbagai pihak yang terkait dalam menerapkan prinsip transparansi dalam memberikan pelayanan publik.

I.5 Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : STUDI KEPUSTAKAAN

Bab ini memuat tentang teori-teori dan referensi lain yang berhubungan dengan penelitian. Teori-teori ini berfungsi sebagai bekal peneliti untuk memahami fenomena yang ada di lapangan.

BAB III : METODE PENELITIAN

Dalam bab ini berisikan tentang bentuk penelitian, lokasi penelitian, informan penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data.

BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang gambaran umum dari lokasi penelitian dimana penelitian dilakukan.

BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

(9)

BAB VI : PENUTUP

Referensi

Dokumen terkait

If the issues are perceived to correspond to norms as expected (i.e., that partying is perceived as more normative for UCSB and Chico State than Stanford; and studying as more

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa tingkat konsistensi variabel penyesuaian sosial sebesar 41,9% dapat dipredikisi oleh kelekatan remaja putri dengan ayahnya, sisanya sebanyak

1) Terhadap ayah atau ibunya yang sah, terhadap suami, istri, atau terhadap anaknya sendiri. 2) Terhadap seorang pegawai negeri yang sedang menjalankan tugas jabatannya

[r]

Bukti Penerimaan Order Penjualan Penagihan Piutang dagang Persediaan Barang Simpan Pengiriman Penjualan Faktur jual Simpan (13) (20) (15) Posting Siklus Akuntansi (19) (14)

memverifikasi permohonan rekomendasi lisensi gubernur melalui instansi lingkungan hidup provinsi mengajukan permohonan rekomendasi.. lisensi ke

Ketentuan mengenai tim teknis dan sekretariat komisi penilai merujuk pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup yang mengatur mengenai tata kerja komisi

[r]