• Tidak ada hasil yang ditemukan

Unduh BRS Ini

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Unduh BRS Ini"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

 Pada bulan Mei 2014 di Kota Padang terjadi inflasi sebesar 0,05 persen dan di Kota Bukittinggi juga terjadi inflasi sebesar 0,47 persen sehingga secara keseluruhan Provinsi Sumatera Barat terjadi inflasi sebesar 0,10 persen.

 Inflasi di Kota Padang terjadi karena adanya peningkatan indeks pada 5 (lima) kelompok pengeluaran, kecuali kelompok bahan makanan dan kelompok sandang mengalami deflasi. Sementara inflasi di Kota Bukittinggi dipengaruhi oleh 4 (empat) kelompok pengeluaran, kecuali kelompok sandang.

 Laju inflasi tahun kalender sampai bulan Mei 2014 Kota Padang adalah sebesar 0,81 persen, Kota Bukittinggi sebasar 1,71 persen dan Sumatera Barat sebesar 0,92 persen. Sedangkan laju inflasi year on year (Mei 2014 terhadap Mei 2013) untuk Kota Padang 7,47 persen, Kota Bukittinggi sebesar 6,50 persen dan Provinsi Sumatera Barat sebesar 7,35 persen.

 Dari 82 kota IHK, 67 kota mengalami inflasi dan 15 kota lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Pematang Siantar sebesar 1,61 persen dan terendah di Kota Tegal dan Kupang sebesar 0,01 persen. Deflasi tertinggi terjadi di Kota Pangkal Pinang sebesar 1,27 persen dan terendah terjadi di kota Palembang sebesar 0,03 persen. Kota Padang menduduki posisi ke 15 di pulau Sumatera dan ke 59 dari semua kota yang mengalami inflasi. Sedangkan kota Bukittinggi menduduki posisi ke 6 di pulau Sumatera dan ke 21 dari semua kota yang mengalami inflasi.

No. 30/06/13/Th. XVII, 2 Juni 2014

P

ERKEMBANGAN

I

NDEKS

H

ARGA

K

ONSUMEN

/I

NFLASI

S

UMATERA

B

ARAT

MEI 2014 INFLASI SUMATERA BARAT SEBESAR 0,10 PERSEN

Perkembangan harga berbagai komoditas pada bulan Mei 2 0 1 4 secara umum menunjukan

adanya peningkatan. Di Sumatera Barat pada bulan Mei 2 0 1 4 terjadi inflasi sebesar 0 ,1 0 persen,

terjadi peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 1 1 2 ,9 9 pada bulan April menjadi 1 1 3 ,1 1

pada bulan Mei 2 0 1 4 . Laju inflasi tahun kalender Provinsi Sumatera Barat sampai Mei 2 0 1 4 adalah

sebesar 0 ,9 2 persen, sedangkan laju inflasi year on year (Mei 2 0 1 4 terhadap Mei 2 0 1 3 ) adalah

sebesar 7 ,3 5 persen.

Inflasi di Sumatera Barat terjadi karena adanya peningkatan harga pada 5 (lima) kelompok

pengeluaran antara lain; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0 ,1 3

persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0 ,1 7 persen; kelompok

kesehatan sebesar 0 ,8 0 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0 ,5 7 persen,

(2)

kelompok lainnya mengalami deflasi yaitu kelompok bahan makanan sebesar 0 ,2 8 persen dan

kelompok sandang sebesar 0 ,1 2 persen.

Tabel 1

Inflasi Provinsi Sumatera Barat Mei 2014, Tahun Kalender 2014, dan

Year on Year menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)

KelompokPengeluaran 7. Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 116.44 118,89 119,25 0,30 2,41 16,84

Di Kota Padang pada bulan Mei 2 0 1 4 terjadi inflasi sebesar 0 ,0 5 persen atau terjadi

peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 1 1 3 ,4 8 pada bulan April 2 0 1 4 menjadi 1 1 3 ,5 4

pada bulan Mei 2 0 1 4 . Laju inflasi tahun kalender sampai bulan Mei 2 0 1 4 sebesar 0 ,8 1 persen dan

laju inflasi year on year (Mei 2 0 1 4 terhadap Mei 2 0 1 3 ) sebesar 7 ,4 7 persen.

Bila dilihat menurut kelompok pengeluaran di Kota Padang terjadi infasi pada kelompok

makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0 ,0 8 persen; kelompok perumahan, air, listrik,

gas dan bahan bakar sebesar 0 ,0 3 persen; kelompok kesehatan sebesar 0 ,8 7 persen; kelompok

pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0 ,6 5 persen, dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa

keuangan sebesar 0 ,3 4 persen, sedangkan kelompok lainnya mengalami deflasi antara lain pada

kelompok bahan makanan sebesar 0 ,4 0 persen dan kelompok sandang sebesar 0 ,1 2 persen.

Tabel 2

Inflasi Kota Padang Mei 2014, Tahun Kalender 2014, dan

Year on Year menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)

KelompokPengeluaran 7. Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 117.09 119,64 120,05 0,34 2,53 17,33

(3)

Sedangkan di Kota Bukittinggi pada bulan Mei 2 0 1 4 terjadi inflasi sebesar 0 ,4 7 persen, atau

persen kelompok kesehatan sebesar 0 ,2 7 persen, sedangkan kelompok sandang mengalami deflasi

sebesar 0 ,1 2 persen, sementara kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga dan kelompok

transpor, komunikasi dan jasa keuangan tidak mengalami perubahan.

Tabel 3

Inflasi Kota Bukittinggi Mei 2014, Tahun Kalender 2014, dan

Year on Year menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)

KelompokPengeluaran 7. Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 111.84 113,56 113,56 0,00 1,54 13,41

*) Persentase perubahan IHK Mei 2014 terhadap IHK bulan sebelumnya **) Persentase perubahan IHK Mei 2014 terhadap IHK bulan Desember 2013

***) Persentase perubahan IHK Mei 2014 terhadap IHK bulan Mei 2013

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga selama bulan Mei 2 0 1 4 di kota Padang

antara lain: jengkol, bawang merah, angkutan udara, sekolah dasar, telur ayam ras, ongkos bidan,

wortel, tomat sayur, bimbingan belajar, minyak goreng, dan beberapa komoditi lainnya, sedangkan

komoditas yang mengalami penurunan harga adalah cabe merah, ikan tongkol, cabe rawit, buncis,

ikan teri, emas perhiasan, udang basah, terong panjang, belut, daging sapi, dan beberapa komoditi

lainnya.

Pada bulan Mei 2 0 1 4 , 5 (lima) kelompok yang memberikan andil/ sumbangan inflasi di Kota

(4)

Sementara beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga di kota Bukittinggi antara

lain: bawang merah, sewa rumah, rokok kretek, jeruk, keramik, minyak goreng, daging ayam ras,

wortel, nasi dengan lauk, rokok putih, dan beberapa komoditi lainnya, sedangkan komoditi yang

mengalami penurunan harga adalah cabe merah, belut, buncis, gula pasir, cabe rawit, telur ayam ras,

apel, cabe hijau, terong panjang, dan beberapa komoditi lainnya.

Di kota Bukittinggi pada bulan Mei 2 0 1 4 dari tujuh kelompok pengeluaran 4 (empat)

kelompok pengeluaran yang memberikan andil/ sumbangan inflasi adalah kelompok bahan makanan

sebesar 0 ,1 4 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0 ,1 0 persen,

kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0 ,2 3 persen, dan kelompok kesehatan

sebesar 0 ,0 1 persen, sedangkan kelompok sandang memberikan sumbangan deflasi sebesar 0 ,0 1

persen, sementara kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga dan kelompok transport dan

komunikasi dan jasa keuangan tidak memberikan andil inflasi/ deflasi.

Tabel 4

Andil/Sumbangan Kelompok Pengeluaran terhadap Inflasi Kota Padang dan Kota Bukittinggi Mei 2014 (persen)

Kelompok Pengeluaran

Andil Inflasi (%)

Kota Padang Kota Bukittinggi

(1) (2) (3)

Umum 0,05 0,47

1. Bahan Makanan -0,10 0,14 2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok danTembakau 0,01 0,10 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan bakar 0,01 0,23 4. Sandang -0,01 -0,01 5. Kesehatan 0,03 0,01 6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah raga 0,05 0,00 7. Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 0,06 0,00

Gambar 1

Perkembangan Inflasi/Deflasi Sumatera Barat, Kota Padang, dan Kota Bukittinggi Menurut Kelompok Pengeluaran

Bulan Mei 2014 (2012=100)

-0,60 -0,40 -0,20 0,00 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00 1,20 1,40

Umum Makanan Jadi Sandang Pendidikan

(5)

URAIAN MENURUT

KELOMPOK PENGELUARAN

1.

Bahan Makanan

Kelompok bahan makanan pada bulan Mei 2 0 1 4 di Kota Padang mengalami deflasi

sebesar 0 ,4 0 persen atau mengalami penurunan indeks dari 1 1 7 ,4 3 pada bulan April 2 0 1 4

menjadi 1 1 6 ,9 6 pada bulan Mei 2 0 1 4 . Dari 1 1 (sebelas) subkelompok yang ada dalam

kelompok ini, 5 (lima) subkelompok mengalami deflasi, 6 (enam) subkelompok mengalami

inflasi. Deflasi tertinggi terjadi pada subkelompok bumbu-bumbuan sebesar 4 ,9 6 persen, dan

subkelompok ikan segar sebesar 2 ,9 4 persen, dan deflasi terendah terjadi pada subkelompok

kacang-kacangan sebesar 0 ,1 3 persen. Sedangkan inflasi tertinggi terjadi pada subkelompok

sayur-sayuran sebesar 5 ,7 6 persen, telur, susu dan hasil-hasilnya sebesar 1 ,6 7 persen,

sedangkan inflasi terendah terjadi pada subkelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya

sebesar 0 ,0 6 persen.

Kelompok bahan makanan ini memberikan sumbangan deflasi sebesar 0 ,1 0 persen,

dengan komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi adalah cabai merah 0 ,2 2

persen, ikan tongkol 0 ,0 7 persen, cabai rawit, buncis, teri, udang basah sebesar 0 ,0 2 persen,

terong panjang belut, daging sapi, tuna, bawang putih, jeruk, cabe hijau, ketimun sebesar 0 ,0 1

persen, dan beberapa komoditi lainnya. Sedangkan komoditas yang dominan memberikan

sumbangan inflasi adalah jengkol 0 ,1 7 persen, bawang merah 0 ,0 8 persen, telur ayam ras

sebesar 0 ,0 3 persen, tomat sayur, wortel, minyak goreng, petai, selar, sepat siam, beledang,

ayam hidup sebesar 0 ,0 1 persen, dan beberapa komoditi lainnya.

Di Kota Bukittinggi kelompok bahan makanan mengalami inflasi sebesar 0 ,5 6 persen, atau

terjadi peningkatan indeks dari 1 1 7 ,6 0 pada bulan April 2 0 1 4 menjadi 1 1 8 ,2 6 pada bulan

Mei 2 0 1 4 . Dari 1 1 (sebelas) subkelompok yang ada terjadi deflasi pada 5 (lima) subkelompok,

5 (lima) subkelompok mengalami inflasi, dan 1 (satu) subkelompok lainnya tidak mengalami

perubahan. Inflasi terjadi pada subkelompok bumbu-bumbuan sebesar 3 ,6 6 persen dan

subkelompok minyak dan lemak sebesar 1 ,6 8 persen. Deflasi tertinggi terjadi pada

subkelompok daging dan hasil-hasilnya sayur-sayuran sebesar 0 ,8 9 persen serta ikan segar

sebesar 0 ,4 6 persen, sedangkan subkelompok kacang-kacangan tidak mengalami perubahan.

Kelompok bahan makanan ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0 ,1 4 persen dengan

komoditas penyumbang inflasi adalah bawang merah 0 ,1 8 persen, jeruk 0 ,0 4 persen, minyak

goreng dan daging ayam ras 0 ,0 3 persen, wortel 0 ,0 2 persen, ikan nila dan daun bawang

0 ,0 1 persen, dan beberapa komoditi lainnya. Komoditas yang dominan memberikan

sumbangan deflasi adalah cabe merah 0 ,0 7 persen, belut sebesar 0 ,0 4 persen, buncis sebesar

0 ,0 3 persen, cabe rawit 0 ,0 2 persen, telur ayam ras, apel, cabe hijau sebesar 0 ,0 1 persen,

(6)

2.

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau di Kota Padang pada bulan Mei

2 0 1 4 mengalami inflasi sebesar 0 ,0 8 persen, atau mengalami kenaikan indeks dari 1 1 4 ,3 8

bulan April 2 0 1 4 menjadi 1 1 4 ,4 7 pada bulan Mei 2 0 1 4 . Dari 3 (tiga) subkelompok yang ada

pada kelompok ini 2 (dua) subkelompok mengalami inflasi yaitu subkelompok makanan jadi

sebesar 0 ,0 4 persen dan subkelompok tembakau dan minuman beralkohol sebesar 0 ,3 5 persen

sedangkan subkelompok minuman yang tidak beralkohol mengalami deflasi sebesar 0 ,1 9 persen, .

Kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0 ,0 1 persen dengan komoditas yang

dominan memberikan sumbangan antara lain rokok kretek filter, rokok putih, dan beberapa

komoditi lain dengan angka di bawah 0 ,0 1 persen.

Sedangkan di kota Bukittinggi kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau

juga mengalami inflasi sebesar 0 ,4 8 persen, atau terjadi peningkatan indeks dari 1 0 6 ,3 0 pada

bulan April 2 0 1 4 menjadi 1 0 6 ,8 1 pada bulan Mei 2 0 1 4 . Dari 3 (tiga) subkelompok yang ada

terdapat 2 (dua) subkelompok yang mengalami inflasi yaitu subkelompok makanan jadi dan

subkelompok tembakau dan minuman beralkohol masing-masing sebesar 0 ,4 0 persen dan 1 ,3 2

persen, sedangkan subkelompok minuman yang tidak beralkohol mengalami deflasi sebesar 0 ,7 5

persen. Kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0 ,1 0 persen dengan komoditas

penyumbang antara lain rokok kretek 0 ,0 5 persen, nasi dengan lauk dan rokok putih sebesar

0 ,0 2 persen, kue kering berminyak sebesar 0 ,0 1 persen, sementara gula pasir memberikan

sumbangan deflasi sebesar 0 ,0 2 persen.

3.

Perumahan

,

Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar

Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar pada bulan Mei 2 0 1 4 di Kota

Padang mengalami inflasi sebesar 0 ,0 3 persen, atau mengalami peningkatan indeks dari 1 0 7 ,5 9

pada bulan April 2 0 1 4 menjadi 1 0 7 ,6 2 pada bulan Mei 2 0 1 4 . Dari 4 (empat) subkelompok

yang ada pada kelompok ini 3 (tiga) subkelompok mengalami inflasi antara lain subkelompok

biaya tempat tinggal sebesar 0 ,0 2 persen, subkelompok perlengkapan rumah tangga sebesar

0 ,1 4 persen, dan subkelompok penyelenggaraan rumah tangga sebesar 0 ,0 8 persen. Kelompok

ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0 ,0 1 persen dengan komoditas penyumbang antara

lain semen, cat tembok, sabun deterjen bubuk/ cair, kulkas/ lemari es dan komoditi lainnya yang

memberikan sumbangan inflasi dengan angka di bawah 0 ,0 1 persen.

Sedangkan di Kota Bukittinggi kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar

mengalami inflasi sebesar 1 ,1 3 persen atau mengalami peningkatan indeks dari 1 0 5 ,5 0 pada

bulan April 2 0 1 4 menjadi 1 0 6 ,6 9 pada bulan Mei 2 0 1 4 . Dari 4 (empat) subkelompok yang

ada semua subkelompok mengalami inflasi yaitu subkelompok biaya tempat tinggal sebesar 1 ,7 0

persen, bahan bakar, penerangan dan air sebesar 0 ,0 6 persen, subkelompok perlengkapan rumah

tangga sebesar 0 ,0 9 persen, dan subkelompok penyelenggaraan rumah tangga sebesar 0 , 5 8

persen. Kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0 ,2 3 persen dengan komoditas

penyumbang antara lain sewa rumah sebesar 0 ,1 8 persen, keramik 0 ,0 3 persen, cat tembok,

(7)

4.

S a n d a n g

Kelompok sandang pada bulan Mei 2 0 1 4 di Kota Padang mengalami deflasi sebesar 0 ,1 2

persen, atau terjadi penurunan indeks dari 1 0 7 ,9 1 pada bulan April 2 0 1 4 menjadi 1 0 7 ,7 8

pada bulan Mei 2 0 1 4 . Dari 4 (empat) subkelompok yang ada dalam kelompok ini subkelompok

yang subkelompok barang pribadi dan sandang lainnya mengalami deflasi sebesar 0 ,7 6 persen,

sedangkan subkelompok lainnya mengalami inflasi antara lain subkelompok sandang laki-laki

sebesar 0 ,0 1 persen, sandang wanita sebesar 0 ,3 6 persen, dan sandang anak-anak sebesar 0 ,0 5

persen. Kelompok sandang ini memberikan sumbangan deflasi sebesar 0 ,0 1 persen dengan

komoditas penyumbang emas perhiasan sebesar 0 ,0 2 persen, dan beberapa komoditi lainnya

memberikan sumbangan inflasi dengan angka di bawah 0 ,0 1 persen.

Sedangkan di kota Bukittinggi kelompok sandang juga mengalami deflasi sebesar 0 ,1 2

persen atau mengalami penurunan indeks dari 1 0 2 ,8 0 pada bulan April 2 0 1 4 menjadi 1 0 2 ,6 8

pada bulan Mei 2 0 1 4 . Dari 4 (empat) subkelompok yang ada hanya subkelompok barang

pribadi dan sandang lainnya yang mengalami deflasi sebesar 0 ,4 8 persen, sementara

subkelompok lainnya tidak mengalami perubahan. Kelompok ini memberikan sumbangan deflasi

sebesar 0 ,0 1 persen dengan komoditi penyumbang adalah emas perhiasan.

5.

K e s e h a t a n

Pada bulan Mei 2 0 1 4 kelompok kesehatan di Kota Padang mengalami inflasi sebesar 0 ,8 7

persen, atau terjadi peningkatan indeks dari 1 0 6 ,5 2 pada bulan April 2 0 1 4 menjadi 1 0 7 ,4 5

pada bulan Mei 2 0 1 4 . Dari 4 (empat) subkelompok yang ada dalam kelompok ini 3 (tiga)

subkelompok mengalami inflasi yaitu subkelompok jasa kesehatan sebesar 1 ,9 5 persen,

subkelompok obat-obatan sebesar 0 ,0 5 persen, dan perawatan jasmani dan kosmetika sebesar

0 ,4 6 persen, sedangkan subkelompok jasa perawatan jasmani tidak mengalami perubahan.

Kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0 ,0 3 persen dengan komoditas

penyumbang ongkos bidan sebesar 0 ,0 2 persen, bedak, sabun mandi cair dan beberapa komoditi

lainnya yang memberikan sumbangan di bawah 0 ,0 1 persen.

Sedangkan di Kota Bukittinggi kelompok kesehatan ini juga mengalami inflasi sebesar 0 ,2 7

persen atau terjadi peningkatan indeks dari 1 0 8 , 9 8 pada bulan April 2 0 1 4 menjadi 1 0 9 ,2 7

pada bulan Mei 2 0 1 4 . Dari 4 (empat) subkelompok yang ada terdapat 2 (dua) subkelompok

yang mengalami inflasi antara lain subkelompok jasa kesehatan sebesar 0 ,7 3 persen dan

subkelompok perawatan jasmani dan kosmetika sebesar 0 ,0 6 persen, sementara 2 (dua)

subkelompok lainnya tidak mengalami perubahan. Kelompok ini memberikan sumbangan inflasi

sebesar 0 ,0 1 persen dengan komoditas penyumbang adalah dokter spesialis sebesar 0 ,0 1 persen,

parfum, dan pembersih/ penyegar dengan angka di bawah 0 ,0 1 persen.

6.

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

Kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga pada bulan Mei 2 0 1 4 di Padang mengalami

inflasi sebesar 0 ,6 5 persen atau mengalami peningkatan indek dari 1 0 8 ,7 5 pada bulan April

(8)

mengalami inflasi yaitu subkelompok pendidikan sebesar 0 ,8 2 persen, subkelompok

kursus-kursus/ pelatihan sebesar 2 ,2 3 persen, subkelompok rekreasi mengalami deflasi sebesar 0 ,1 3

persen, sedangkan 2 (dua) subkelompok lainnya tidak mengalami perubahan. Kelompok ini

memberikan sumbangan inflasi sebesar 0 ,0 5 persen dengan komoditas penyumbang tarif sekolah

dasar 0 ,0 3 persen, bimbingan belajar 0 ,0 1 persen, televisi berwarna, sekolah menengah, majalah

berkala, dengan angka dibawah 0 ,0 1 persen. Sedangkan di Kota Bukittinggi kelompok

pendidikan, rekreasi dan olahraga tidak mengalami perubahan.

7.

Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan

Kelompok tranpor, komunikasi dan jasa keuangan pada bulan Mei 2 0 1 4 di Kota Padang

mengalami inflasi sebesar 0 ,3 4 persen atau mengalami perubahan indek harga dari 1 1 9 ,6 4 pada

bulan April 2 0 1 4 menjadi 1 2 0 ,0 5 pada bulan Mei 2 0 1 4 . Dari 4 (empat) subkelompok yang

ada 3 (tiga) subkelompok mengalami inflasi yaitu subkelompok transport sebesar 0 ,4 3 persen,

subkelompok komunikasi dan pengiriman sebesar 0 ,1 0 persen dan subkelompok sarana dan

penunjang transpor sebesar 0 ,0 5 persen, sedangkan jasa keuangan tidak mengalami perubahan.

Kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0 ,0 6 persen dengan komoditas

penyumbang antara lain angkutan udara sebesar 0 ,0 6 persen, telepon seluler, sepeda motor dan

beberapa komoditi lainnya dengan angka di bawah 0 ,0 1 persen. Sedangkan di Kota Bukittinggi

pada kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan tidak mengalami perubahan.

INFLASI TAHUNAN

Laju inflasi tahun kalender sampai bulan Mei 2 0 1 4 Sumatera Barat sebesar 0 ,9 2 persen.

Sedangkan laju inflasi kota Padang sampai bulan Mei 2 0 1 4 sebesar 0 ,8 1 persen, dan kota

Bukittinggi sebesar 1 ,7 1 persen. Laju inflasi year on year yaitu perubahan indeks harga bulan Mei

2 0 1 4 terhadap bulan Mei 2 0 1 3 Sumatera Barat tercatat sebesar 7 ,3 5 persen, kota Padang

sebesar 7 ,4 7 persen, dan kota Bukittinggi sebesar 6 ,5 0 persen. Perbandingan laju inflasi dan

inflasi year on year bulan Mei 2 0 1 4 dapat dilihat pada tabel 3 berikut.

Tabel 5

Inflasi Bulanan , Tahun Kalender, dan Year on Year, Sumatera Barat, Kota Padang, dan Kota Bukittinggi Bulan Mei 2014

Inflasi Sumatera

Barat

Kota Padang

Kota Bukittinggi

1. Mei 0,10 0,05 0,47

2. Mei (Tahun Kalender) 0,92 0,81 1,71

3. Mei (tahun n) terhadap Mei (tahun n-1)

(9)

Gambar 2

Perbandingan Inflasi Tahun Kalender Januari- Mei 2014 Sumatera Barat,Kota Padang dan Kota Bukittinggi (2012=100)

Gambar 3

Perbandingan Inflasi Tahun ke Tahun (Mei 2014-Mei 2013) Sumatera Barat, Kota Padang, dan Kota Bukittinggi (2012=100)

PERBANDINGAN ANTAR KOTA

Pada bulan Mei 2 0 1 4 , dari 8 2 kota IHK terdapat 6 7 kota mengalami inflasi dan 1 5 kota

mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Pematang Siantar sebesar 1 ,6 1 persen

sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Tegal dan Kota Kupang sebesar 0 ,0 1 persen. Deflasi

tertinggi terjadi di Kota Pangkal Pinang sebesar 1 ,2 7 persen dan terendah di Kota Palembang

0 ,0 3 persen. Kota Padang menduduki urutan ke 5 9 dari seluruh kota yang mengalami inflasi

sedangkan kota Bukittinggi menduduki posisi ke 2 1 dari seluruh kota yang mengalami inflasi. 0

0.5 1 1.5 2 2.5

Jan Jan-Feb Jan-Mar Jan-Apr Jan-Mei

Sumatera Barat Padang Bukittinggi

0 2 4 6 8 10 12

Jan-Jan Feb-Feb Mar-Mar Apr-Apr Mei-Mei

(10)

1. Perbandingan IHK/Inflasi antar Kota di Pulau Sumatera

Dari 2 3 kota IHK di pulau Sumatera pada bulan Mei 2 0 1 4 , 1 6 kota IHK mengalami

inflasi dan 7 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Pematang Siantar sebesar

1 ,6 1 persen dan terendah di Kota Bandar Lampung 0 ,0 4 persen. Deflasi tertinggi terjadi di Kota

Pangkal Pinang sebesar 1 ,2 7 persen dan terendah terjadi di Kota Palembang sebesar 0 ,0 3 persen.

Kota Padang menduduki posisi ke 1 5 dan Kota Bukititnggi menduduki posisi ke 6 dari seluruh

kota yang mengalami inflasi di Sumatera.

2. Perbandingan IHK/Inflasi di Luar Sumatera

Bila dilihat dari 2 6 kota IHK di pulau Jawa pada bulan Mei 2 0 1 4 , 2 5 kota IHK

mengalami inflasi dan 1 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Sukabumi sebesar

0 ,4 5 persen dan terendah terjadi di Kota Tegal sebesar 0 ,0 1 persen. Deflasi terjadi di Kota

Bekasi sebesar 0 ,1 4 persen.

Dan dari 3 3 kota IHK diluar Sumatera dan Jawa, 2 6 kota mengalami inflasi dan 7 kota

mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Bau-bau sebesar 1 ,4 0 persen dan terendah di

Kota Kupang sebesar 0 ,0 1 persen, sementara kota yang mengalami deflasi tertinggi adalah Kota

(11)

Tabel 6

Perbandingan Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Inflasi Kota-kota Di Pulau Sumatera Mei 2014 (2012=100)

KOTA

Mei 2014

IHK Inflasi/Deflasi (%)

Laju Inflasi Tahun Kalender

2014 **)

Inflasi Tahun keTahun

***)

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Meulaboh 112,52 0,42 0,99 6,51

2 Banda Aceh 108,18 0,86 1,58 6,67

3 Lhokseumawe 108,43 1,16 1,90 5,27

4 Sibolga 111,68 0,96 1,35 6,18

5 Pematang Siantar 115,14 1,61 1,89 9,53

6 Medan 112,29 0,30 0,71 6,87

7 Padangsidempuan 110,39 -0,14 0,24 6,08

8 Padang 113,54 0,05 0,81 7,47

9 Bukittinggi 110,07 0,47 1,71 6,50

10 Tembilahan 116,67 -0,23 3,50 10,71

11 Pekanbaru 111,29 0,20 1,03 6,78

12 Dumai 111,88 0,14 1,52 7,35

13 Bungo 109,75 -0,51 0,47 5,22

14 Jambi 111,93 0,23 1,38 7,67

15 Palembang 108,41 -0,03 0,45 5,11

16 Lubuklinggau 107,16 0,37 0,60 3,65

17 Bengkulu 112,57 -0,59 0,19 7,25

18 Bandar Lampung 109,93 0,04 0,60 5,55

19 Metro 120,75 0,34 1,34 12,58

20 Tanjung Pandan 115,32 0,56 2,88 12,02

21 Pangkal Pinang 110,83 -1,27 0,10 5,26

22 Batam 109,32 0,07 0,53 6,48

(12)

Tabel 7

Perbandingan Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Inflasi di Pulau Jawa Mei 2014 (2012=100)

KOTA

Mei 2014

IHK Inflasi/Deflasi (%)

Laju Inflasi Tahun Kalender

2014 **)

Inflasi Tahun keTahun

***)

(1) (2) (3) (4) (5)

1 DKI Jakarta 111,61 0,05 1,83 7,70

2 Bogor 112,07 0,11 1,05 6,88

3 Sukabumi 112,65 0,45 2,31 8,94

4 Bandung 110,69 0,19 1,85 6,68

5 Cirebon 111,29 0,02 1,76 7,42

6 Bekasi 110,15 -0,14 0,95 6,44

7 Depok 111,83 0,16 1,04 7,93

8 Tasikmalaya 110,59 0,29 2,19 7,12

9 Cilacap 113,63 0,33 1,45 9,87

10 Purwokerto 111,37 0,08 1,62 7,31

11 Kudus 116,87 0,36 2,21 10,35

12 Surakarta 110,22 0,25 1,89 6,97

13 Semarang 111,20 0,25 1,65 7,10

14 Tegal 108,30 0,01 1,39 5,84

15 Yogyakarta 111,14 0,05 1,39 6,65

16 Jember 111,22 0,43 1,76 7,43

17 Banyuwangi 112,17 0,05 1,61 7,51

18 Sumenep 109,78 0,08 1,11 6,31

19 Kediri 111,93 0,02 1,14 6,92

20 Malang 112,11 0,37 1,74 7,63

21 Probolinggo 112,41 0,12 1,12 7,53

22 Madiun 110,47 0,17 1,55 6,84

23 Surabaya 111,35 0,17 1,99 6,78

24 Tangerang 116,05 0,09 2,30 10,44

25 Cilegon 112,13 0,04 1,94 6,48

26 Serang 113,45 0,42 2,58 8,81

(13)

Tabel 8

Perbandingan Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Inflasi di Luar Pulau Jawa dan Sumatera Mei 2014 (2014=100)

KOTA

Mei 2014

IHK Inflasi/Deflasi (%)

Laju Inflasi Tahun Kalender

2014 **)

Inflasi Tahun keTahun

***)

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Singaraja 117,06 1,36 2,93 10,82

2 Denpasar 110,37 0,31 2,40 6,51

3 Mataram 110,53 -0,04 0,85 6,48

4 Bima 114,75 1,11 2,44 9,82

5 Maumere 111,73 0,58 2,65 8,58

6 Kupang 112,72 0,01 1,70 8,98

7 Pontianak 114,85 0,72 2,78 8,73

8 Singkawang 109,56 -0,54 2,11 6,10

9 Sampit 110,89 0,38 2,06 5,98

10 Palangka Raya 111,39 0,86 2,25 6,80

11 Tanjung 110,71 0,66 3,01 6,41

12 Banjarmasin 109,97 1,07 1,62 6,55

13 Balikpapan 113,09 0,32 2,16 7,66

14 Samarinda 114,15 0,15 1,38 8,76

15 Tarakan 115,95 0,25 2,47 8,86

16 Manado 109,55 -0,15 1,29 6,07

17 Palu 112,58 0,81 1,94 10,46

18 Bulukumba 117,73 -0,14 2,59 14,50

19 Watampone 110,82 0,33 2,19 8,62

20 Makassar 108,99 -0,28 1,52 5,69

21 Pare-Pare 108,91 0,33 1,20 5,79

22 Palopo 109,83 0,37 2,67 7,53

23 Kendari 107,70 0,25 -0,43 4,38

24 Bau-Bau 112,17 1,40 2,49 7,54

25 Gorontalo 108,83 -0,34 0,22 5,78

26 Mamuju 109,56 0,49 1,15 6,39

27 Ambon 111,65 0,40 3,66 8,54

28 Tual 113,29 0,52 0,76 7,61

29 Ternate 112,83 -0,11 0,88 9,13

30 Manokwari 107,01 0,69 0,47 3,33

31 Sorong 110,17 0,60 1,43 7,03

32 Merauke 113,64 0,50 3,01 10,60

33 Jayapura 112,77 1,01 1,30 7,62

(14)

Tabel 9

IHK dan Perubahan IHK Kota Padang MenurutKelompok/ Sub Kelompok Mei 2014 (2012=100)

Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya 111,16 0,06 0,51 11,37 Daging dan Hasil-hasilnya 109,08 -0,16 1,83 2,21 Ikan Segar 112,33 -2,94 4,12 7,69 Ikan Diawetkan 116,63 0,60 4,54 10,27 Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 116,96 1,67 4,37 13,27 Sayur-sayuran 132,11 5,76 7,79 22,17 Minuman yang Tidak Beralkohol 105,86 -0,19 0,83 3,50 Tembakau dan Minuman Beralkohol 124,98 0,35 2,65 7,08

III

PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BAHAN

BAKAR 107,62 0,03 1,95 4,21

BiayaTempatTinggal 106,51 0,02 1,06 2,68 BahanBakar, Penerangan dan Air 111,62 0,00 4,11 8,12 Perlengkapan Rumahtangga 105,29 0,14 2,00 5,26 Penyelenggaraan Rumahtangga 106,08 0,08 1,70 2,43

IV SANDANG 107,78 -0,12 0,19 7,25

Sandang Laki-laki 110,70 0,01 1,49 8,44 Sandang Wanita 103,94 0,36 1,77 2,69 Sandang Anak-anak 102,52 0,05 0,07 0,99 Barang Pribadi dan Sandang Lain 112,15 -0,76 -2,20 14,84

V KESEHATAN 107,45 0,87 1,95 4,42

Jasa Kesehatan 102,90 1,95 1,95 1,95 Obat-obatan 110,28 0,05 1,19 4,72 Jasa Perawatan Jasmani 112,28 0,00 2,69 10,62 Perawatan Jasmani dan Kosmetika 109,47 0,46 2,04 5,21

VI PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 109,46 0,65 1,06 2,02

Pendidikan 112,10 0,82 0,82 1,87 Kursus-kursus / Pelatihan 108,90 2,23 2,23 2,23 Perlengkapan / Peralatan Pendidikan 103,01 0,00 0,00 0,08 Rekreasi 105,53 -0,13 2,62 4,02 Olahraga 109,53 0,00 0,25 9,07

VII TRANSPOR, KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN 120,05 0,34 2,53 17,33

Transpor 128,93 0,43 3,27 24,53 Komunikasi Dan Pengiriman 99,54 0,10 0,56 0,56 Sarana dan PenunjangTranspor 103,09 0,05 0,27 1,33 Jasa Keuangan 100,96 0,00 0,00 0,00

(15)

Tabel 10

IHK dan Perubahan IHK Kota Bukittinggi MenurutKelompok/ Sub Kelompok Mei 2014 (2012=100)

Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya 121,44 -0,01 8,76 11,54 Daging dan Hasil-hasilnya 119,13 0,88 8,17 14,24 Ikan Segar 115,64 -0,46 11,31 20,20 Ikan Diawetkan 119,22 0,17 1,85 12,16 Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 118,14 -0,03 1,79 11,57 Sayur-sayuran 129,13 -0,89 3,91 19,91 Minuman yang Tidak Beralkohol 100,03 -0,75 -0,76 -0,45 Tembakau dan Minuman Beralkohol 117,71 1,32 2,21 12,91

III

PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BAHAN

BAKAR 106,69 1,13 2,51 4,77

BiayaTempatTinggal 106,75 1,70 3,95 6,40 BahanBakar, Penerangan dan Air 109,04 0,06 -0,17 2,12 Perlengkapan Rumahtangga 100,60 0,09 -0,65 0,36 Penyelenggaraan Rumahtangga 106,73 0,58 2,06 4,37

IV SANDANG 102,68 -0,12 0,74 3,66 Perawatan Jasmani dan Kosmetika 106,13 0,06 0,04 2,44

VI PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 104,79 0,00 1,20 4,01

Pendidikan 102,59 0,00 1,97 1,97 Kursus-kursus / Pelatihan 110,09 0,00 2,73 5,76 Perlengkapan / Peralatan Pendidikan 99,82 0,00 -0,37 -0,20 Rekreasi 113,96 0,00 0,12 13,61 Olahraga 99,90 0,00 -0,10 -0,10

VII TRANSPOR, KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN 113,56 0,00 1,54 13,41

Transpor 119,26 0,00 1,72 19,13 Komunikasi Dan Pengiriman 100,03 0,00 0,00 0,03 Sarana dan PenunjangTranspor 107,42 0,00 4,32 7,33 Jasa Keuangan 102,09 0,00 0,00 0,00

(16)

Tabel 11

IHK dan Perubahan IHK Provinsi Sumatera Barat Menurut Kelompok/ Sub Kelompok Mei 2014 (2012=100)

Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya 112,43 0,05 1,53 11,39 Daging dan Hasil-hasilnya 110,32 -0,03 2,61 3,70 Ikan Segar 112,74 -2,63 5,00 9,23 Ikan Diawetkan 116,95 0,55 4,20 10,50 Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 117,11 1,46 4,05 13,06 Sayur-sayuran 131,74 4,94 7,31 21,89 Minuman yang Tidak Beralkohol 105,14 -0,26 0,63 3,01 Tembakau dan Minuman Beralkohol 124,08 0,47 2,60 7,80

III PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BAHAN BAKAR 107,51 0,17 2,02 4,28

BiayaTempatTinggal 106,54 0,23 1,42 3,14 BahanBakar, Penerangan dan Air 111,30 0,01 3,58 7,38 Perlengkapan Rumahtangga 104,71 0,13 1,67 4,65 Penyelenggaraan Rumahtangga 106,16 0,14 1,74 2,67

IV SANDANG 107,15 -0,12 0,25 6,81

Sandang Laki-laki 110,72 0,01 1,93 8,72 Sandang Wanita 103,68 0,32 1,56 2,43 Sandang Anak-anak 102,50 0,04 -0,09 0,76 Barang Pribadi dan Sandang Lain 110,16 -0,73 -2,08 13,53

V KESEHATAN 107,67 0,80 1,76 4,19

Jasa Kesehatan 104,69 1,80 1,84 1,84 Obat-obatan 109,21 0,04 1,07 4,33 Jasa Perawatan Jasmani 112,38 0,00 2,36 10,93 Perawatan Jasmani dan Kosmetika 109,06 0,41 1,79 4,87

VI PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 108,88 0,57 1,08 2,27

Pendidikan 110,92 0,72 0,96 1,88 Kursus-kursus / Pelatihan 109,05 1,95 2,30 2,67 Perlengkapan / Peralatan Pendidikan 102,62 0,00 -0,05 0,04 Rekreasi 106,57 -0,11 2,31 5,21 Olahraga 108,34 0,00 0,20 7,94

VII TRANSPOR, KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN 119,25 0,30 2,41 16,84

Transpor 127,73 0,38 3,08 23,87 Komunikasi Dan Pengiriman 99,60 0,09 0,49 0,49 Sarana dan PenunjangTranspor 103,63 0,04 0,77 2,07 Jasa Keuangan 101,10 0,00 0,00 0,00

Gambar

Tabel  1 Inflasi Provinsi Sumatera Barat Mei 2014, Tahun Kalender 2014, dan
Tabel  3 Inflasi Kota Bukittinggi Mei 2014, Tahun Kalender 2014, dan
Gambar 1 Perkembangan Inflasi/Deflasi Sumatera Barat, Kota Padang,
Gambar 2 Perbandingan Inflasi Tahun Kalender Januari- Mei 2014
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

dan revaskularisasi jantung dengan depresi menjadi faktor yang paling berpengaruh terhadap kualitas hidup pasien PJK dibanding kedua faktor yang lain.. Lebih jauh hasil

Dalam dunia keperawatan, masyarakat secara umum masih memandang profesi keperawatan sebagai profesi asistensi dokter atau perkerja sosial yang sifatnya membantu orang sakit

terwujudnya kemampuan Pengolahan Hasil Pertanian dan Perkebunan di dalam negeri, melalui integrasi antara Klaster Industri Pengolahan Hasil Pertanian antara Klaster Industri

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai pretest dengan materi Software Focusky pada workshop pembuatan media pembelajaran terdapat 2 orang guru memperoleh nilai 60

Rumusan masalah penelitian ini adalah: 1) Apakah ada hubungan kecederungan yang dilihat/persepsi gejala dengan persepsi ancaman kesehatan?; 2) Apakah ada hubungan

55 Alimentarius, bahan tambahan makanan didefinisikan sebagai bahan yang tidak lazim dikonsumsi sebagai makanan dan biasanya bukan merupakan komposisi khas makanan,

Landasan teori dari penelitian Ini adalah tentang adanya ketentuan yang tertuang dalam UU penerbangan yang menyatakan bahwa apabila terjadi keterlambatan yang disebabkan