• Tidak ada hasil yang ditemukan

Unduh BRS Ini

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Unduh BRS Ini"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

 Pada bulan Oktober 2014 di Provinsi Sumatera Barat terjadi inflasi sebesar 1,10 persen. Kota Padang mengalami inflasi sebesar 1,18 persen dan Kota Bukittinggi juga mengalami inflasi sebesar 0,49 persen.  Inflasi di Provinsi Sumatera Barat terjadi karena adanya peningkatan indeks pada 6 (enam) kelompok

pengeluaran antara lain kelompok bahan makanan sebesar 2,39 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,14 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 1,94 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,75 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga sebesar 0,30 persen, kelompok transportasi, komunikasi dan jasa sebesar 0,30 persen, sedangkan kelompok sandang mengalami deflasi sebesar 0,36 persen.

 Laju inflasi tahun kalender sampai bulan Oktober 2014 Sumatera Barat sebesar 5,35 persen, Kota Padang sebesar 5,37 persen, dan Kota Bukittinggi sebasar 5,13 persen. Sedangkan laju inflasi year on year (Oktober 2014 terhadap Oktober 2013) Provinsi Sumatera Barat sebesar 6,28 persen sedangkan Kota Padang sebesar 6,38 persen, dan Kota Bukittinggi sebesar 5,46 persen.

 Dari 23 kota IHK di pulau Sumatera 21(dua puluh satu) kota mengalami inflasi sedangkan 2 (dua) kota lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Padang sebesar 1,18 persen dan terendah di Kota Metro 0,18 persen. Sedangkan deflasi terjadi di Kota Pangkal Pinang sebesar 0,68 persen dan Kota Tanjung Pandan sebesar 0,12 persen. Kota Padang menduduki posisi pertama dan Kota Bukititnggi menduduki posisi ke 14 dari seluruh kota yang mengalami inflasi di Sumatera. Sementara bila dibandingkan secara nasional Kota Padang menduduki posisi ke 5 dan kota Bukittinggi menduduki posisi ke 31 dari semua kota yang mengalami inflasi.

No. 58/11/13/Th. XVII, 3 Nopember2014

P

ERKEMBANGAN

I

NDEKS

H

ARGA

K

ONSUMEN

/I

NFLASI

S

UMATERA

B

ARAT

OKTOBER 2014 INFLASI SUMATERA BARAT SEBESAR 1,10 PERSEN

Perkembangan harga berbagai komoditas pada bulan Oktober 2014 secara umum menunjukan adanya peningkatan. Di Sumatera Barat pada bulan Oktober 2014 terjadi inflasi sebesar 1,10 persen, atau terjadi peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 116,80 pada bulan September 2014 menjadi 118,08 pada bulan Oktober 2014. Laju inflasi tahun kalender Provinsi Sumatera Barat sampai Oktober

2014 adalah sebesar 5,35 persen, sedangkan lajuinflasi year on year (Oktober 2014 terhadap Oktober

2013) adalah sebesar 6,28 persen.

(2)

rokok dan tembakau sebesar 0,14 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 1,94 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,75 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,30 persen, dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,15 sedangkan kelompok sandang mengalami deflasi sebesar 0,36 persen.

Tabel 1

Inflasi Provinsi Sumatera Barat Oktober 2014, Tahun Kalender 2014, dan

Year on Year menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)

KelompokPengeluaran 2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok danTembakau 112.10 115,04 115.20 0.14 2.76 3.75 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan bakar 105.38 111,11 113.27 1.94 7.49 8.25 4. Sandang 106.88 108,46 108.07 -0.36 1.11 1.32 5. Kesehatan 105.82 109,89 110.71 0.75 4.63 5.27 6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah raga 107.72 113,72 114.06 0.30 5.89 6.00 7. Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 116.44 118,38 118.56 0.15 1.82 3.10

Di Kota Padang pada bulan Oktober 2014 terjadi inflasi sebesar 1,18 persen atau terjadi peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 117,30 pada bulan September 2014 menjadi 118,68 pada bulan Oktober 2014. Laju inflasi tahun kalender sampai bulan Oktober 2014 sebesar 5,37 persen dan laju

inflasi year on year (Oktober 2014 terhadap Oktober 2013) sebesar 6,38 persen.

Bila dilihat menurut kelompok pengeluaran di Kota Padang terjadi infasi pada 6 (enam) kelompok antara lain: bahan makanan sebesar 2,56 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,14 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 2,11 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,85 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,34 persen, dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,14 persen, sedangkan kelompok sandang mengalami deflasi sebesar 0,40 persen.

Tabel 2

Inflasi Kota Padang Oktober 2014, Tahun Kalender 2014, dan

Year on Year menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)

KelompokPengeluaran 2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok danTembakau 113.04 116,15 116.31 0.14 2.89 3.84 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan bakar 105.56 111,15 113.50 2.11 7.52 8.29 4. Sandang 107.58 109,37 108.93 -0.40 1.25 1.42 5. Kesehatan 105.39 109,81 110.74 0.85 5.08 5.69 6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah raga 108.31 114,13 114.52 0.34 5.73 5.87 7. Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 117.09 118,90 119.07 0.14 1.69 3.12

(3)

Sedangkan di Kota Bukittinggi pada bulan Oktober 2014 terjadi inflasi sebesar 0,49 persen, atau

terjadi peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 113,21 pada bulan September 2014 menjadi

113,77 pada bulan Oktober 2014. Laju inflasi tahun kalender sampai bulan Oktober 2014 sebesar 5,13

persen dan inflasi year on year (Oktober 2014 terhadap Oktober 2013) sebesar 5,46 persen.

Di Kota Bukittinggi terjadi inflasi pada 5 (lima) kelompok pengeluaran antara lain kelompok

bahan makanan sebesar 1,68 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,17

persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,74 persen; kelompok kesehatan

sebesar 0,21 persen; kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,23 persen sedangkan

kelompok sandang mengalami deflasi sebesar 0,08 persen sementara kelompok pendidikan, rekreasi dan

olah raga tidak mengalami perubahan.

Tabel 3

Inflasi Kota Bukittinggi Oktober 2014, Tahun Kalender 2014, dan

Year on Year menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)

KelompokPengeluaran 2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok danTembakau 105.47 108,13 108.31 0.17 2.69 4.03 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan bakar 104.08 110,83 111.65 0.74 7.27 7.98 4. Sandang 101.93 103,01 102.93 -0.08 0.98 1.56 5. Kesehatan 108.85 110,34 110.57 0.21 1.58 2.45 6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah raga 103.55 110,46 110.46 0.00 6.67 6.63 7. Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 111.84 113,94 114.20 0.23 2.11 2.32

*) Persentase perubahan IHK Oktober 2014 terhadap IHK bulan sebelumnya **) Persentase perubahan IHK Oktober 2014 terhadap IHK bulan Desember 2013 ***) Persentase perubahan IHK Oktober 2014 terhadap IHK bulanOktober 2013

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga selama bulan Oktober 2014 di kota Padang antara lain: cabe merah, tarif listrik, bahan bakar rumah tangga, ikan tongkol/ambu-ambu, batu bata/batu tela, jengkol, beras, tomat sayur, ikan tuna, papan, dan beberapa komoditi lainnya, sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain: daging ayam ras, bawang merah, sepat siam, kangkung, buncis, emas perhiasan, ikan teri kering, anak sala, telur ayam ras, ikan teri basah dan beberapa komoditi lainnya.

Pada bulan Oktober 2014, 6 (enam) kelompok yang memberikan andil/sumbangan inflasi di Kota Padang adalah kelompok bahan makanan sebesar 0,68 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,02 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,42 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,03 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga sebesar 0,02 persen, dan kelompok transport dan komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,03 persen, sedangkan kelompok sandang memberikan sumbangan deflasi sebesar 0,03 persen.

(4)

untuk balita, sepeda motor, mie kering instan, dan beberapa komoditi lainnya, sedangkan komoditi yang mengalami penurunan harga adalah; daging ayam ras, buncis, ikan tongkol/ambu-ambu, ikan dencis, kentang, belut, bawang merah, ikan nila, petai, ketimun, daun bawang, dan beberapa komoditi lainnya.

Di kota Bukittinggi pada bulan Oktober 2014, 5 (lima) kelompok pengeluaran memberikan andil/sumbangan inflasi antara lain: kelompok bahan makanan sebesar 0,27 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,03 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,15 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,01 pesen, dan kelompok transport dan komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,03 persen, sebaliknya kelompok sandang memberikan andil deflasi sebesar 0,01 persen, sementara kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga tidak mengalami perubahan.

Tabel 4

Andil/Sumbangan Kelompok Pengeluaran terhadap Inflasi Provinsi Sumatera Barat, Kota Padang,dan

Kota Bukittinggi Oktober 2014 (persen)

KelompokPengeluaran

Andil Inflasi (%)

Sumatera Barat Kota Padang Kota Bukittinggi

(1) (2) (3) (4)

Umum 1.10 1.18 0.49

1. Bahan Makanan 0.63 0.68 0.27 2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok danTembakau 0.03 0.02 0.03 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan bakar 0.39 0.42 0.15 4. Sandang -0.02 -0.03 -0.01 5. Kesehatan 0.03 0.03 0.01 6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah raga 0.02 0.02 0.00 7. Transpor, Komunikasi danJasa Keuangan 0.03 0.03 0.03

Gambar 1

Perkembangan Inflasi/Deflasi Sumatera Barat, Kota Padang, dan Kota Bukittinggi Menurut Kelompok Pengeluaran

Bulan Oktober 2014 (2012=100)

-1.00 -0.50 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00

(5)

URAIAN MENURUT

KELOMPOK PENGELUARAN

1.

Bahan Makanan

Kelompok bahan makanan pada bulan Oktober 2014 di Kota Padang mengalami inflasi sebesar 2,56 persen atau mengalami peningkatan indeks dari 126,58 pada bulan September 2014 menjadi 129,82 pada bulan Oktober 2014. Dari 11 (sebelas) subkelompok yang ada dalam kelompok ini, 4 (empat) subkelompok mengalami inflasi, 7 (tujuh) subkelompok mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada subkelompok bumbu-bumbuan sebesar 25,59 persen, dan subkelompok padi-padian, umbi-umbian, dan hasilnya sebesar 0,45 persen, dan inflasi terendah terjadi pada subkelompok kacang-kacangan sebesar 0,03 persen. Sementara deflasi terjadi pada subkelompok ikan diawetkan sebesar 14,43 persen, daging dan hasil-hasilnya sebesar 3,82 persen, deflasi terendah terjadi pada subkelompok ikan segar sebesar 0,32 persen.

Kelompok bahan makanan ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,68 persen, dengan komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi cabe merah sebesar 1,08 persen, ikan tongkol/ambu-ambu dan jengkol sebesar 0,04 persen, beras sebesar 0,03 persen, tomat sayur dan ikan tuna sebesar 0,02 persen, cabe hijau, udang basah dan bawang putih sebesar 0,01 persen, dan beberapa komoditi lainnya di bawah 0,01 persen. Sedangkan komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi adalah daging ayam ras sebesar 0,10 persen, bawang merah sebesar 0,09 persen, sepat siam sebesar 0,06 persen, kangkung, buncis, ikan teri kering, anak sala sebesar 0,04 persen, telur ayam ras, ikan teri basah, sebesar 0,03 persen, kentang sebesar 0,02 persen, dan beberapa komoditi lainnya dibawah 0,02 persen.

Di Kota Bukittinggi kelompok bahan makanan mengalami inflasi sebesar 1,08 persen, atau terjadi peningkatan indeks dari 124,60 pada bulan September 2014 menjadi 125,94 pada bulan Oktober 2014. Dari 11 (sebelas) subkelompok yang ada 5 (lima) subkelompok mengalami inflasi, 4 (empat) subkelompok mengalami deflasi, dan 2 (dua) subkelompok tidak mengalami perubahan. Inflasi tertinggi terjadi pada subkelompok bumbu-bumbuan sebesar 24,98 persen, subkelompok buah-buahan sebesar 0,81 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi pada subkelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya sebesar 0,21 persen. Deflasi tertinggi terjadi pada subkelompok daging dan hasil-hasilnya sebesar 8,16 persen, subkelompok ikan segar sebesar 6,07 persen, dan deflasi terendah terjadi subkelompok lemak dan minyak sebesar 0,08 persen, sementara subkelompok ikan diawetkan dan subkelompok bahan makanan lainnya tidak mengalami perubahan.

Kelompok bahan makanan ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,27 persen dengan komoditas penyumbang adalah cabai merah sebesar 0,79 persen, cabe hijau sebesar 0,06 persen, apel sebesar 0,02 persen, susu untuk balita sebesar 0,01 persen, beras dan beberapa komoditi lainnya dengan angka di bawah 0,01 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi adalah daging ayam ras sebesar 0,02 persen, buncis sebesar 0,08 persen, ikan tongkol/ambu-ambu sebesar 0,06 persen, ikan dencis sebesar 0,04 persen, kentang dan belut sebesar 0,03 persen, bawang merah, ikan nila, petai, ketimun, dan daun bawang sebesar 0,02 persen, terong panjang dan kacang panjang sebesar 0,01 persen, cumi-cumi dan beberapa komoditi lainnya dibawah 0,01 persen.

2.

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

(6)

September 2014 menjadi 116,31 pada bulan Oktober 2014. Dari 3 (tiga) subkelompok yang ada pada kelompok ini subkelompok minuman yang tidak beralkohol mengalami inflasi sebesar 0,26 persen dan subkelompok tembakau danminuman beralkohol sebesar 0,36 persen, sedangan subkelompok makanan jadi tidak mengalami perubahan. Kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,03 persen dengan komoditas yang dominan memberikan sumbangan antara lain gula pasir sebesar 0,01 persen, rokok dan beberapa komoditi lain dengan angka di bawah 0,01 persen.

Sedangkan di kota Bukittinggi kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau juga mengalami inflasi sebesar 0,17 persen, atau terjadi peningkatan indeks dari 108,13 pada bulan September 2014 menjadi 108,31 pada bulan Oktober 2014. Dari 3 (tiga) subkelompok yang ada terdapat 2 (dua) subkelompok yang mengalami inflasi yaitu subkelompok makanan jadi sebesar 0,27 persen, subkelompok minuman yang tidak beralkohol 0,01 persen, sedangkan subkelompok tembakau dan minuman beralkohol tidak mengalami perubahan. Kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,03 persen dengan komoditas penyumbang antara lain ketupat/lontong sayur sebesar 0,02 persen, teh dan beberapa komoditi lainnya memberikan sumbangan inflasi dengan angka dibawah 0,01 persen.

3.

Perumahan

,

Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar

Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar pada bulan Oktober 2014 di Kota Padang mengalami inflasi sebesar 2,11 persen, atau mengalami peningkatan indeks dari 111,11 pada bulan September 2014 menjadi 113,50 persen pada bulan Oktober 2014. Dari 4 (empat) subkelompok yang ada pada kelompok ini seluruhnya mengalami inflasi antara lain subkelompok biaya tempat tinggal sebesar 0,86 persen, subkelompok bahan bakar, penerangan dan air sebesar 5,97 persen, subkelompok perlengkapan rumah tangga sebesar 0,76 persen sedangkan subkelompok penyelenggaraan rumah tangga mengalami deflasi sebesar 0,13 persen. Kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,42 persen dengan komoditas penyumbang antara lain tarif listrik 0,16 persen, bahan bakar rumah tangga sebesar 0,15 persen, batu bata/batu tela 0,04 persen, papan 0,02 persen, kayu balokan dan besi beton sebesar 0,01 persen, pasir dan beberapa komoditi lainnya memberikan sumbangan inflasi dengan angka di bawah 0,01 persen. Sedangkan komoditi yang memberikan sumbangan deflasi adalah kusen sebesar 0,01 persen, batu, pembasmi nyamuk dan beberapa komoditi lainnya di bawah angka 0,01 persen.

Sedangkan di Kota Bukittinggi kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar mengalami inflasi sebesar 0,74 persen atau mengalami peningkatan indeks dari 110,83 pada bulan September 2014 menjadi 111,65 pada bulan Oktober 2014. Dari 4 (empat) subkelompok yang ada seluruh subkelompok mengalami inflasi yaitu subkelompok biaya tempat tinggal sebesar 0,18 persen, bahan bakar, penerangan dan air sebesar 2,33 persen, subkelompok perlengkapan rumah tangga sebesar 0,49 persen, dan subkelompok penyelenggaraan rumah tangga sebesar 0,61 persen. Kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,15 persen dengan komoditas penyumbang antara lain bahan bakar rumah tangga sebesar 0,11 persen, sewa rumah 0,02 persen, kursi dan beberapa komoditi lainnya dengan angka dibawah 0,01 persen.

4.

S a n d a ng

(7)

bulan Oktober 2014. Dari 4 (empat) subkelompok yang ada 2 (dua) subkelompok mengalami inflasi antara lain: subkelompok sandang laki-laki sebesar 0,57 persen, sandang wanita sebesar 0,06 persen, sedangkan sandang anak-anak tidak mengalami perubahan, sementara subkelompok barang pribadi dan sandang lainnya mengalami deflasi sebesar 0,95 persen. Kelompok sandang ini memberikan sumbangan deflasi sebesar 0,03 persen dengan komoditas penyumbang adalah emas perhiasan sebesar 0,04 persen, sementara kemeja panjang katun laki-laki memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,01 persen.

Sedangkan di kota Bukittinggi kelompok sandang juga mengalami deflasi sebesar 0,08 persen atau mengalami penurunan indeks dari 103,01 pada bulan September 2014 menjadi 102,93 pada bulan Oktober 2014. Dari 4 (empat) subkelompok yang ada hanya subkelompok barang pribadi dan sandang lainnya mengalami deflasi sebesar 0,32 persen sementara 3 (tiga) subkelopok lainnya tidak mengalami perubahan. Kelompok ini memberikan sumbangan deflasi sebesar 0,01 persen dengan komoditi penyumbang adalah emas perhiasan sebesar 0,01 persen.

5.

K e s e h a t a n

Pada bulan Oktober 2014 kelompok kesehatan di Kota Padang mengalami inflasi sebesar 0,85 persen, atau terjadi peningkatan indeks dari 109,81 pada bulan September 2014 menjadi 110,74 pada bulan September 2014. Dari 4 (empat) subkelompok yang ada dalam kelompok ini hanya subkelompok

perawatan jasmani dan kosmetika yang mengalami inflasi sebesar 1,91 persen,

s

edangkan 3 (tiga)

subkelompok lainnya tidak mengalami perubahan. Kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,03 persen dengan komoditas penyumbang adalah pasta gigi sebesar 0,02 persen, sabun mandi, shampo dan beberapa komoditi lainnya memberikan sumbangan di bawah 0,01 persen.

Sedangkan di Kota Bukittinggi kelompok kesehatan mengalami inflasi sebesar 0,21 persen atau mengalami peningkatan indeks dari 110,34 pada bulan September 2014 menjadi 110,57 pada bulan Oktober 2014. Dari 4 (empat) subkelompok yang ada hanya subkelompok perawatan jasmani dan kosmetika mengalami inflasi sebesar 0,47 persen, sementara subkelompok lainnya tidak mengalami perubahan. Kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,01 persen dengan komoditas penyumbang antara lain shampo dan sabun mandi dan beberapa komoditi lainnya memberikan sumbangan di bawah 0,01 persen.

6.

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

Kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga pada bulan Oktober 2014 di Padang mengalami inflasi sebesar 0,34 persen atau mengalami peningkatan indek dari 114,13 pada bulan September 2014 menjadi 114,52 pada bulan Oktober 2014. Dari 5 (lima) subkelompok yang ada pada kelompok ini terdapat 2 (dua) subkelompok yang mengalami inflasi yaitu subkelompok perlengkepan/peralatan pendidikan dan subkelompok rekreasi masing-masing sebesar 0,85 persen dan 1,33 persen, sedangkan 3 (tiga) subkelompok lainnya tidak mengalami perubahan. Kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,02 persen dengan komoditas penyumbang antara lain modem internet dan biaya jaringan saluran TV dengan angka di bawah 0,01 persen.

(8)

7.

Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan

Kelompok tranpor, komunikasi dan jasa keuangan pada bulan Oktober 2014 di Kota Padang mengalami inflasi sebesar 0,14 persen atau mengalami perubahan indek harga dari 118,90 pada bulan September 2014 menjadi 119,07 pada bulan Oktober 2014. Dari 4 (empat) subkelompok yang ada pada kelompok ini terdapat 2 (dua) subkelompok mengalami inflasi yaitu subkelompok traspor yang mengalami inflasi sebesar 0,20 persendan subkelompok sarana dan penunjang transpor sebesar 0,04 persen, sementara subkelompok lainnya tidak mengalami perubahan. Kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,03 persen dengan komoditas penyumbang antara lain sepeda motor sebesar 0,02 persen, mobil dan beberapa komoditi lainnya memberikan sumbangan inflasi dengan angka di bawah 0,01 persen.

Sedangkan di Kota Bukittinggi pada kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan mengalami inflasi sebesar 0,23 persen atau mengalami peningkatan indeks dari 113,94 pada bulan September 2014 menjadi 114,20 pada bulan Oktober 2014. Dari 4 (empat) subkelompok yang ada subkelompok traspor yang mengalami inflasi sebesar 0,32 persen, sedangkan 3 (tiga) subkelompok lainnya tidak mengalami perubahan. Kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,03 persen dengan komoditas penyumbang antara lain mobil sebesar 0,02 persen, dan sepeda motor menyumbang inflasi dengan angka di bawah 0,01 persen.

INFLASI TAHUNAN

Laju inflasi tahun kalender sampai bulan Oktober 2014 Sumatera Barat sebesar 5,35 persen. Sedangkan laju inflasi kota Padang sampai bulan Oktober 2014 sebesar 5,37 persen, dan kota

Bukittinggi sebesar 5,13 persen. Laju inflasi year on year yaitu perubahan indeks harga bulan Oktober

2014 terhadap bulan Oktober 2013 Sumatera Barat tercatat sebesar 6,28 persen, kota Padang sebesar

6,38 persen, dan kota Bukittinggi sebesar 5,46 persen. Perbandingan laju inflasi dan inflasi year on year

bulan Oktober 2014 dapat dilihat pada tabel 3 berikut.

Tabel 5

Inflasi Bulanan, Tahun Kalender, dan Year on Year, Sumatera Barat, Kota Padang, dan Kota Bukittinggi Bulan Oktober 2014

Inflasi Sumatera

Barat

Kota Padang

Kota Bukittinggi

1. Oktober 1,10 1.18 0.49

2. Oktober (Tahun Kalender) 5,35 5.37 5.13

3. Oktober (tahun n) terhadap Oktober (tahun n-1)

(9)

Gambar 2

Perbandingan Inflasi Tahun Kalender Januari- Oktober 2014 Sumatera Barat, Kota Padang dan Kota Bukittinggi (2012=100)

Gambar 3

Perbandingan Inflasi Tahun ke Tahun (Oktober 2014-Oktober 2013) Sumatera Barat, Kota Padang, dan Kota Bukittinggi (2012=100)

PERBANDINGAN ANTAR KOTA

Pada bulan Oktober 2014, dari 82 kota IHK, 74 (tujuh puluh empat) kota mengalami inflasi, dan 8 (delapan) kota lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tual sebesar 2,18 persen sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Mamuju sebesar 0,06 persen. Deflasi tertinggi terjadi di Kota Sorong sebesar 1,08 persen dan deflasi terendah terjadi di Kota Tanjung Pandan sebesar 0,12 persen. Kota Padang menduduki urutan ke 5 sedangkan kota Bukittinggi menduduki posisi ke 31 dari seluruh kota yang mengalami inflasi.

1. Perbandingan IHK/Inflasi antar Kota di Pulau Sumatera

Dari 23 kota IHK di pulau Sumatera pada bulan Oktober 2014, 21 (dua puluh satu) kota mengalami inflasi dan 2 (dua) kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Padang sebesar 1,18 persen dan terendah di Kota Metro 0,18 persen. Deflasi terjadi di Kota Tanjung Pandan sebesar

0 1 2 3 4 5 6

Sumatera Barat Padang Bukittinggi

0 2 4 6 8 10 12

Jan-Jan Feb-Feb Mar-Mar Apr-Apr Mei-Mei Jun-Jun Jul-Jul Ags-Ags Sept-Sept Okt-Okt

(10)

0,12 persen dan Kota Pangkal Pinang sebesar 0,68 persen. Kota Padang menduduki posisi pertama dan Kota Bukititnggi menduduki posisi ke 14 dari seluruh kota yang mengalami inflasi di Sumatera.

2. Perbandingan IHK/Inflasi di Luar Sumatera

(11)

Tabel 6

Perbandingan Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Inflasi Kota-kota Di Pulau Sumatera Oktober 2014 (2012=100)

IHK Inflasi/Deflasi (%)

Laju Inflasi Tahun Kalender

2014 **)

Inflasi Tahun keTahun

***)

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Meulaboh 117.89 0.82 5.81 6.89

2 Banda Aceh 110.96 0.38 4.19 4.78

3 Lhokseumawe 111.50 0.53 4.78 5.79

4 Sibolga 114.57 0.69 3.97 4.86

5 Pematang Siantar 116.51 0.28 3.11 5.13

6 Medan 115.69 0.71 3.76 4.31

7 Padangsidempuan 113.36 0.36 2.93 3.56

8 Padang 118.68 1.18 5.37 6.38

9 Bukittinggi 113.77 0.49 5.13 5.46

10 Tembilahan 120.77 0.55 7.14 9.11

11 Pekanbaru 115.15 0.56 4.53 5.27

12 Dumai 115.50 0.42 4.81 5.17

13 Bungo 114.03 0.80 4.38 4.37

14 Jambi 114.49 0.51 3.70 4.03

15 Palembang 111.49 0.80 3.31 3.29

16 Lubuklinggau 110.76 0.64 3.98 3.91

17 Bengkulu 118.39 0.39 5.37 5.83

18 Bandar Lampung 114.07 0.83 4.39 4.37

19 Metro 122.46 0.18 2.78 5.40

20 Tanjung Pandan 120.95 -0.12 7.90 9.51

21 Pangkal Pinang 114.04 -0.68 3.00 3.12

22 Batam 112.28 0.29 3.26 4.51

(12)

Tabel 7

Perbandingan Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Inflasi di Pulau Jawa Oktober 2014 (2012=100)

IHK

Inflasi/ Deflasi (%)

LajuInflasiTa hunKalender

2014 **)

InflasiTahu nkeTahun

***)

(1) (2) (3) (4) (5)

1 DKI Jakarta 114.58 0.40 4.54 5.17

2 Bogor 114.62 0.40 3.35 3.63

3 Sukabumi 114.72 0.31 4.19 4.80

4 Bandung 112.99 0.14 3.97 4.04

5 Cirebon 113.92 0.18 4.16 4.54

6 Bekasi 112.95 0.36 3.52 3.71

7 Depok 114.42 0.50 3.38 4.21

8 Tasikmalaya 112.96 0.33 4.38 4.43

9 Cilacap 117.29 0.19 4.71 5.38

10 Purwokerto 113.49 0.41 3.56 3.75

11 Kudus 119.60 0.43 4.60 6.42

12 Surakarta 112.57 0.46 4.06 4.64

13 Semarang 114.40 0.55 4.57 5.11

14 Tegal 111.69 0.95 4.56 4.62

15 Yogyakarta 113.54 0.28 3.58 4.40

16 Jember 112.34 0.12 2.78 3.32

17 Banyuwangi 113.42 0.51 2.74 3.11

18 Sumenep 112.89 0.65 3.98 4.07

19 Kediri 114.15 0.32 3.14 3.83

20 Malang 114.28 0.40 3.71 4.49

21 Probolinggo 114.72 0.46 3.19 4.24

22 Madiun 112.62 0.46 3.53 4.06

23 Surabaya 113.80 0.49 4.23 5.05

24 Tangerang 120.32 1.23 6.06 6.91

25 Cilegon 116.31 0.88 5.74 5.96

26 Serang 117.43 0.37 6.18 6.21

(13)

Tabel 8

Perbandingan Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Inflasi di Luar Pulau Jawa dan Sumatera Oktober 2014 (2014=100)

IHK Inflasi/Deflasi( %)

Laju Inflasi Tahun Kalender 2014

**)

Inflasi Tahun keTahun

***)

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Singaraja 119.56 0.66 5.13 5.82

2 Denpasar 112.35 0.63 4.24 4.93

3 Mataram 113.57 0.30 3.62 4.35

4 Bima 117.60 -0.47 4.98 5.96

5 Maumere 110.29 -0.51 1.32 2.60

6 Kupang 113.77 0.24 2.64 4.86

7 Pontianak 117.22 -0.42 4.90 5.25

8 Singkawang 113.77 -0.48 6.03 6.13

9 Sampit 113.41 0.41 4.38 5.12

10 Palangka Raya 113.19 0.33 3.90 5.34

11 Tanjung 112.79 0.20 4.95 6.56

12 Banjarmasin 112.46 0.56 3.92 5.52 13 Balikpapan 115.05 -0.48 3.93 4.92

14 Samarinda 115.91 0.60 2.94 3.62

15 Tarakan 121.48 0.37 7.36 7.17

16 Manado 112.47 1.42 3.99 6.44

17 Palu 116.63 1.31 5.60 7.30

18 Bulukumba 120.34 0.29 4.86 6.76

19 Watampone 112.96 0.13 4.17 4.54

20 Makassar 111.93 0.43 4.26 4.64

21 Pare-Pare 111.37 0.43 3.48 4.31

22 Palopo 111.76 0.38 4.48 4.70

23 Kendari 110.63 0.18 2.28 2.41

24 Bau-Bau 116.07 0.66 6.05 5.68

25 Gorontalo 110.01 0.36 1.31 3.70

26 Mamuju 112.61 0.06 3.97 4.40

27 Ambon 112.03 0.15 4.01 5.67

28 Tual 120.13 2.18 6.85 10.16

29 Ternate 118.13 0.96 5.61 5.86

30 Manokwari 110.55 0.41 3.79 5.19

31 Sorong 113.96 -1.08 4.92 5.02

32 Merauke 117.08 0.25 6.13 5.50

33 Jayapura 113.88 0.71 2.30 4.37

(14)

Tabel 9

IHK danPerubahan IHK Kota Padang MenurutKelompok/ Sub Kelompok Oktober 2014 (2012=100)

Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya 125.28 0.45 13.27 19.71 Daging dan Hasil-hasilnya 108.81 -3.82 1.58 1.92 Ikan Segar 109.87 -0.32 1.84 4.81 Ikan Diawetkan 111.57 -14.43 0.00 1.46 Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 122.78 -1.03 9.57 10.65 Sayur-sayuran 143.74 -2.47 17.28 18.26 Minuman yang Tidak Beralkohol 107.39 0.26 2.29 1.71 Tembakau dan Minuman Beralkohol 128.89 0.36 5.86 6.95

III PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BAHAN BAKAR 113.50 2.11 7.52 8.29

BiayaTempatTinggal 110.11 0.86 4.48 4.67 Bahan Bakar, Penerangan dan Air 124.52 5.97 16.15 18.59 Perlengkapan Rumahtangga 107.19 0.76 3.84 4.64 Penyelenggaraan Rumahtangga 111.35 0.13 6.75 7.12

IV SANDANG 108.93 -0.40 1.25 1.42 Perawatan Jasmani dan Kosmetika 114.73 1.91 6.94 7.71

VI PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 114.52 0.34 5.73 5.87

Pendidikan 114.88 0.00 3.32 3.32 Kursus-kursus / Pelatihan 108.90 0.00 2.23 2.23 Perlengkapan / Peralatan Pendidikan 106.67 0.85 3.55 3.63 Rekreasi 122.94 1.33 19.54 20.49 Olahraga 118.27 0.00 8.25 8.25

VII TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN 119.07 0.14 1.69 3.12

Transpor 127.41 0.20 2.05 4.01 Komunikasi Dan Pengiriman 99.30 0.00 0.31 0.31 Saranadan PenunjangTranspor 105.16 0.04 2.29 2.30 Jasa Keuangan 100.96 0.00 0.00 0.00

(15)

Tabel 10

IHK dan Perubahan IHK Kota Bukittinggi MenurutKelompok/ Sub Kelompok Oktober 2014 (2012=100)

Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya 131.76 0.21 18.00 19.95 Daging dan Hasil-hasilnya 100.07 -8.16 -9.13 -9.21 Ikan Segar 110.13 -6.07 6.01 6.72 Ikan Diawetkan 121.84 0.00 4.08 4.64 Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 125.73 0.77 8.33 9.48 Sayur-sayuran 141.78 -5.93 14.09 15.76 Minuman yang Tidak Beralkohol 99.57 0.01 -1.22 -1.73 Tembakau dan Minuman Beralkohol 119.05 0.00 3.37 6.33

III PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BAHAN BAKAR 111.65 0.74 7.27 7.98

BiayaTempatTinggal 108.40 0.18 5.56 5.91 BahanBakar, Penerangan dan Air 126.46 2.33 15.77 17.85 Perlengkapan Rumahtangga 101.77 0.49 0.50 1.30 Penyelenggaraan Rumahtangga 108.54 0.61 3.79 3.62

IV SANDANG 102.93 -0.08 0.98 1.56 Perawatan Jasmani dan Kosmetika 106.80 0.47 0.67 1.33

VI PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 110.46 0.00 6.67 6.63

Pendidikan 112.47 0.00 11.79 11.79 Kursus-kursus / Pelatihan 114.39 0.00 6.75 6.75 Perlengkapan / Peralatan Pendidikan 100.69 0.03 0.50 0.27 Rekreasi 114.08 0.00 0.23 0.25 Olahraga 99.90 0.00 -0.10 -0.10

VII TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN 114.20 0.23 2.11 2.32

Transpor 119.81 0.32 2.19 2.19 Komunikasi Dan Pengiriman 100.22 0.00 0.19 0.19 Sarana dan Penunjang Transpor 110.14 0.00 6.96 10.05 Jasa Keuangan 102.09 0.00 0.00 0.00

(16)

Tabel 11

IHK dan Perubahan IHK Provinsi Sumatera Barat MenurutKelompok/ Sub Kelompok Oktober 2014 (2012=100)

Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya 126.00 0.42 13.79 19.67 Daging dan Hasil-hasilnya 107.66 -4.37 0.16 0.44 Ikan Segar 109.90 -0.89 2.33 5.04 Ikan Diawetkan 113.04 -12.47 0.71 2.06 Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 123.18 -0.78 9.44 10.53 Sayur-sayuran 143.55 -2.81 16.93 17.99 Minuman yang Tidak Beralkohol 106.42 0.23 1.86 1.30 Tembakau dan Minuman Beralkohol 127.51 0.32 5.43 6.74

III PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BAHAN BAKAR 113.27 1.94 7.49 8.25

BiayaTempatTinggal 109.88 0.77 4.59 4.80 BahanBakar, Penerangan dan Air 124.73 5.55 16.07 18.47 Perlengkapan Rumahtangga 106.50 0.73 3.41 4.21 Penyelenggaraan Rumahtangga 111.05 0.17 6.43 6.73

IV SANDANG 108.07 -0.36 1.11 1.32 Perawatan Jasmani dan Kosmetika 113.49 1.70 5.93 6.68

VI PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 114.06 0.30 5.89 6.00

Pendidikan 114.65 0.00 4.34 4.34 Kursus-kursus / Pelatihan 109.68 0.00 2.89 2.89 Perlengkapan / Peralatan Pendidikan 105.83 0.74 3.09 3.13 Rekreasi 121.80 1.16 16.89 17.69 Olahraga 114.52 0.00 5.93 5.93

VII TRANSPOR, KOMUNIKASI DAN JASAKEUANGAN 118.56 0.15 1.82 3.10

Transpor 126.64 0.20 2.20 3.93 Komunikasi Dan Pengiriman 99.39 0.00 0.28 0.28 Sarana dan PenunjangTranspor 105.84 0.03 2.93 3.29 Jasa Keuangan 101.08 0.00 -0.02 -0.02

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Dalam pembuatan Aplikasi Analisis Kelemahan Website Dengang Menggunakan Metode Injeksi Remote File Inclusion dan Local File Incluison ini dapat menscanning website dimana

Kajian ini dilaksanakan untuk tujuan membantu meningkatkan kemahiran murid-murid tingkatan 2 menterjemah lukisan skematik litar elektronik kepada Lukisan bergambar

Hasil yang didapatkan dari metode integrasi AHP-TOPSIS pada tabel 17 menunjukan, pemberian presentasi atau pelatihan merupakan strategi yang paling ideal dengan

gambaran kepuasan mahasiswa masing- masing program studi Jurusan PIPS terhadap layanan pendidikan FKIP Unlam dengan menggunakan importance dan performance matrix, adalah

MH., Mantan Sekretaris Inspektorat Jenderal Departemen Hukum dan HAM, yang saat ini telah bertugas sebagai Kepala Kantor Wilayah Departemen Hukum dan HAM Banten, yang telah

Perbedaan dari penulisan yang dilakukan penulis dengan penulisan – penulisan di atas adalah letak pembahasan yang akan dilaksanakan, dimana penulis memfokuskan pada

Didalam ekosistem mangrove keberadaan siput bakau sangat tergantung kepada kondisi lingkungan mangrove itu sendiri, siput bakau yang hidup dengan cara menempel

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, susu kacang tanah, susu kacang hijau dan susu kacang kedelai dapat digunakan sebagai bahan baku dalam fermentasi kefir; kadar asam