• Tidak ada hasil yang ditemukan

Unduh BRS Ini

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Unduh BRS Ini"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

 Pada bulan September 2015 Kota Padang mengalami deflasi sebesar -0,49 persen dan Kota Bukittinggi juga mengalami deflasi sebesar -0,73 persen.

 Deflasi di Kota Padang terjadi karena adanya penurunan indeks pada 2 (dua) kelompok pengeluaran antara lain; kelompok bahan makanan mengalami deflasi sebesar -2,38 persen, dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar -0,63 persen. Sementara 5 (lima) kelompok lainnya mengalami inflasi antara lain; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,22 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,19 persen, kelompok sandang sebesar 1,61 persen kelompok kesehatan sebesar 0,45 persen, dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga sebesar 0,99 persen.

 Laju inflasi tahun kalender sampai bulan September 2015 Kota Padang adalah sebesar -0,95 persen, dan Kota Bukittinggi sebasar 0,55 persen, sedangkan laju inflasi year on year (September 2015 terhadap September 2014) Kota Padang sebesar 6,42 persen, dan Kota Bukittinggi sebesar 5,00 persen.

 Dari 23 kota IHK di pulau Sumatera 6 (enam) kota mengalami inflasi dan 17 (tujuh belas) kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tanjung Pandan sebesar 1,20 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Bandar Lampung sebesar 0,02 persen. Deflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga sebesar -1,85 persen dan terendah di Kota Meulaboh sebesar -0,02 persen. Kota Padang menduduki posisi ke 6 di Sumatera dan posisi ke 8 dari seluruh kota yang mengalami deflasi secara nasional. Sedangkan Kota Bukittinggi menduduki posisi ke 4 dari seluruh kota yang mengalami deflasi di Sumatera dan ke 6 secara nasional.

No. 55/10/13/Th. XVIII, 1 Oktober 2015

P

ERKEMBANGAN

I

NDEKS

H

ARGA

K

ONSUMEN

/I

NFLASI

S

UMATERA

B

ARAT

SEPTEMBER 2015 DEFLASI KOTA PADANG SEBESAR -0,49 PERSEN

Perkembangan harga berbagai komoditas pada bulan September 2015 secara umum menunjukan adanya penurunan. Di Kota Padang pada bulan September 2015 terjadi deflasi sebesar -0,49 persen, atau terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 125,44 pada bulan Agustus 2015 menjadi 124,83 pada bulan September 2015. Laju inflasi tahun kalender Kota Padang sampai September 2015 adalah sebesar -0,95 persen, sedangkan laju inflasi year on year (September 2015 terhadap September 2014)

adalah sebesar 6,42 persen. Deflasi di Kota Padang terjadi karena adanya penurunan harga pada 2 (dua) kelompok pengeluaran

(2)

listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,19 persen; kelompok sandang sebesar 1,61 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,45 persen, dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,99 persen.

Tabel 1

Inflasi Kota Padang September 2015, Tahun Kalender 2015, dan Year on Year menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)

KelompokPengeluaran

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok danTembakau 117.22 122.30 122.57 0.22 4.56 5.53

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan bakar 117.21 119.59 119.82 0.19 2.23 7.80

4. Sandang 106.98 110.00 111.77 1.61 4.48 2.19

5. Kesehatan 114.84 122.47 123.02 0.45 7.12 12.03

6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah raga 116.38 125.69 126.93 0.99 9.07 11.22

7. Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 133.23 127.36 126.56 -0.63 -5.01 6.44

Sedangkan di Kota Bukittinggi pada bulan September 2015 terjadi deflasi sebesar -0,73 persen, atau terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 119,74 pada bulan Agustus 2015 menjadi 118,87 pada bulan September 2015. Laju inflasi tahun kalender sampai bulan September 2015 sebesar 0,55 persen, dan inflasi year on year (September 2015 terhadap September 2014) sebesar 5,00 persen.

Di Kota Bukittinggi deflasi terjadi pada 3 (tiga) kelompok pengeluaran dan 4 (empat) kelompok mengalami inflasi. Kelompok yang mengalami deflasi antara lain; kelompok bahan makanan sebesar -3,50 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar -0,25 persen; dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar -0,06 persen. Sedangkan kelompok yang mengalami inflasi antara lain; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,34 persen; kelompok sandang sebesar 0,56 persen; kelompok kesehatan mengalami inflasi dengan angka mendekati 0,00 persen, dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 1,33 persen.

Tabel 2

Inflasi Kota Bukittinggi September 2015, Tahun Kalender 2015, dan Year on Year menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)

KelompokPengeluaran

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok danTembakau 108.84 113.57 113.96 0.34 4.70 5.39

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan bakar 113.54 121.97 121.67 -0.25 7.16 9.78

4. Sandang 102.98 106.30 106.89 0.56 3.80 3.77

5. Kesehatan 112.42 115.91 115.91 0.00 3.10 5.05

6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah raga 110.64 115.54 117.08 1.33 5.82 5.99

7. Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 128.14 123.44 123.36 -0.06 -3.73 8.27

(3)

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga selama bulan September 2015 di kota Padang antara lain: tarif sekolah menengah pertama, pisang, emas perhiasan, bawang merah, ikan tongkol/ambu-ambu, telur ayam ras, batu bata, rokok kretek, besi beton, sewa rumah dan beberapa komoditi lainnya, sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain: cabai merah, angkutan udara, daging ayam ras, jengkol, kayu balokan, bayam, minyak goreng, tomat sayur, bensin, cabai hijau, dan beberapa komoditi lainnya.

Di kota Padang pada bulan September 2015, 2 (dua) kelompok pengeluaran memberikan andil/sumbangan deflasi antara lain; kelompok bahan makanan sebesar -0,64 persen dan kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan sebesar -0,12 persen. Sedangkan 5 (lima) kelompok pengeluaran lainnya memberikan sumbangan inflasi antara lain; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,04 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,04 persen, kelompok sandang sebesar 0,10 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,02 persen, dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga sebesar 0,07 persen.

Sementara beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga di kota Bukittinggi antara lain:, tarif akademi/perguruan tinggi, telur ayam ras, emas perhiasan, buncis, bawang putih, terung panjang, rokok kretek, biskuit, ayam goreng, daun bawang, dan beberapa komoditi lainnya, sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga adalah; cabai merah, daging ayam ras, jeruk, bahan bakar rumah tangga, bawang merah, belut, kopi bubuk, petai, ketimun, gula pasir,dan beberapa komoditi lainnya.

Di kota Bukittinggi pada bulan September 2015, 3 (tiga) kelompok pengeluaran memberikan sumbangan deflasi antara lain; kelompok bahan makanan sebesar -0,86 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,03 persen, serta kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,01 persen. Sementara 5 (lima) kelompok memberikan sumbangan inflasi antara lain; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,07 persen, kelompok sandang sebesar 0,04 persen, kelompok kesehatan memberikan andil inflasi dengan angka mendekati 0,00 pesen, dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga sebesar 0,09 persen.

Tabel 3

Andil/Sumbangan Kelompok Pengeluaran terhadap Inflasi Kota Padang dan Kota Bukittinggi September 2015 (persen)

KelompokPengeluaran

Andil Inflasi (%)

Kota Padang Kota Bukittinggi

(1) (2) (3)

Umum 0.49 -0.73

1. Bahan Makanan -0.64 -0.86

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok danTembakau 0.04 0.07

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan bakar 0.04 -0.05

4. Sandang 0.10 0.04

5. Kesehatan 0.02 0.00

6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah raga 0.07 0.09

(4)

Gambar 1

Inflasi Kota Padang dan Kota Bukittinggi

Menurut Kelompok Pengeluaran Bulan September 2015 (2012=100)

Gambar 2

Perkembangan Inflasi Umum Kota Padang 2013-2015 dan Kota Bukittinggi 2014-2015 kelompok ini, 4 (empat) subkelompok mengalami deflasi, 6 (enam) subkelompok mengalami inflasi

-4

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nop Des 2013 1,34 0,63 0,34 0,56 0,64 1,40 2,75 0,91 0,05 0,68 0,39 0,7 2014 1,89 -0,6 -0,3 -0,0 0,05 0,31 0,81 1,83 0,33 1,18 3,44 2,66

(5)

dan 1 (satu) subkelompok tidak mengalami perubahan. Deflasi tertinggi terjadi pada subkelompok bumbu-bumbuan sebesar -11,73 persen, diikuti oleh subkelompok daging dan hasil-hasilnya sebesar -4,02 persen, subkelompok sayur-sayuran sebesar -3,25 persen dan deflasi terendah terjadi pada subkelompok lemak dan minyak sebesar -1,70 persen. Sebaliknya inflasi tertinggi terjadi pada subkelompok buah-buahan sebesar 3,14 persen, dan inflasi terendah terjadi pada subkelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya sebesar 0,13 persen sementara subkelompok kacang-kacangan tidak mengalami perubahan.

Kelompok bahan makanan ini memberikan sumbangan deflasi sebesar -0,64 persen, dengan komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi antara lain; cabai merah 0,58 persen, daging ayam ras sebesar -0,09 persen, jengkol -0,04 persen, bayam dan minyak goreng -0,03 persen, tomat sayur -0,02 persen, cabe hijau dan ayam hidup sebesar -0,01 persen, tauge/kecambah dan berapa komoditi lainnya di bawah -0,01 persen. Sedangkan komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah pisang sebesar 0,07 persen, bawang merah 0,04 persen, ikan tongkol/ambu-ambu 0,03 persen, telur ayam ras 0,02 persen, kacang panjang 0,01 persen, tuna dan beberapa komoditi lainnya dibawah 0,01 persen.

2.

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau di Kota Padang pada bulan September 2015 mengalami inflasi sebesar 0,22 persen, atau mengalami kenaikan indeks dari 122,30 bulan Agustus 2015 menjadi 122,57 pada bulan September 2015. Dari 3 (tiga) subkelompok yang ada pada kelompok ini 2 (dua) subkelompok mengalami inflasi antara lain; subkelompok makanan jadi sebesar 0,17 persen dan subkelompok tembakau dan minuman beralkohol sebesar 0,51 persen, sedangkan subkelompok minuman yang tidak beralkohol mengalami deflasi sebesar -0,13 persen.

Kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,04 persen dengan komoditas yang dominan memberikan sumbangan antara lain rokok kretek sebesar 0,02 persen, dan beberapa komoditi lainnya dengan angka di bawah 0,01 persen, sementara gula pasir memberikan andil deflasi dengan angka di bawah 0,01 persen.

3.

Perumahan

,

Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar

Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar pada bulan September 2015 di Kota Padang mengalami inflasi sebesar 0,19 persen, atau mengalami peningkatan indeks dari 119,59 pada bulan Agustus 2015 menjadi 119,82 pada bulan September 2015. Dari 4 (empat) subkelompok yang ada pada kelompok ini 3 (tiga) subkelompok mengalami inflasi yaitu subkelompok biaya tempat tinggal sebesar 0,24 persen, subkelompok perlengkapan rumah tangga sebesar 0,51 persen, dan subkelompok penyelenggaraan rumah tangga sebesar 0,80 persen sedangkan subkelompok bahan bakar, penerangan dan air mengalami deflasi sebesar -0,19 persen.

(6)

4.

S a n d a ng

Kelompok sandang pada bulan September 2015 di Kota Padang mengalami inflasi sebesar 1,61 persen, atau terjadi peningkatan indeks dari 110,00 pada bulan Agustus 2015 menjadi 111,77 pada bulan September 2015. Dari 4 (empat) subkelompok yang ada seluruhnya mengalami inflasi yaitu subkelompok sandang laki-laki sebesar 0,32 persen, subkelompok sandang wanita 0,24 persen, subkelompok sandang anak-anak sebesar 1,98 persen dan subkelompok barang pribadi dan sandang lainnya sebesar 3,94 persen.

Kelompok sandang ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,10 persen dengan komoditas penyumbang adalah emas perhiasan sebesar 0,07 persen, celana panjang jeans dan beberapa komoditi lainnya dengan angka dibawah 0,01 persen.

5.

K e s e h a t a n

Pada bulan September 2015 kelompok kesehatan di Kota Padang mengalami inflasi sebesar 0,45 persen, atau terjadi peningkatan indeks dari 122,47 persen pada bulan Agustus 2015 menjadi 123,02 pada bulan September 2015. Dari 4 (empat) subkelompok yang ada dalam kelompok ini hanya 1 (satu) subkelompok mengalami inflasi yaitu subkelompok perawatan jasmani dan kosmetika sebesar 1,05 persen, sementara subkelompok lainnya tidak mengalami perubahan.

Kelompok ini memberikan sumbangan inflasi dengan angka mendekati 0,02 persen dengan komoditas penyumbang adalah shampoo sebesar 0,01 persen, alas bedak dan beberapa komoditas lainnya memberikan sumbangan inflasi dengan angka di bawah 0,01 persen.

6.

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

Kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga pada bulan September 2015 di Padang mengalami inflasi sebesar 0,99 persen dengan indek 125,69 pada bulan Agustus 2015 menjadi 126,93 pada bulan September 2015. Dari 5 (lima) subkelompok yang ada pada kelompok ini terdapat 2 (dua) subkelompok yang mengalami inflasi yaitu subkelompok pendidikan sebesar 1,54 persen dan subkelompok perlengkapan/peralatan pendidikan sebesar 0,22 persen, sementara 3 (tiga) subkelompok lainnya tidak mengalami perubahan.

Kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,07 persen dengan komoditas penyumbang antara lain sekolah menengah pertama sebesar 0,07 persen dan buku pelajaran SD dengan angka dibawah 0,01 persen.

7.

Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan

Kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan pada bulan September 2015 di Kota Padang mengalami deflasi sebesar -0,63 persen atau mengalami perubahan indek harga dari 127,36 pada bulan Agustus 2015 menjadi 126,56 pada bulan September 2015. Dari 4 (empat) subkelompok yang ada pada kelompok ini hanya subkelompok transpor yang mengalami deflasi sebesar 0,86 persen, sedangkan subkelompok sarana dan penunjang transpor mengalami inflasi sebesar 0,36 persen, sementara 2 (dua) subkelompok lainnya tidak mengalami perubahan.

(7)

INFLASI TAHUNAN

Laju inflasi tahun kalender sampai bulan September 2015 Kota Padang sebesar -0,95 persen, dan kota Bukittinggi sebesar 0,55 persen, sedangkan laju inflasi year on year yaitu perubahan indeks

harga bulan September 2015 terhadap bulan September 2014 di Kota Padang tercatat sebesar 6,42 persen dan Kota Bukittinggi sebesar 5,00 persen. Perbandingan laju inflasi dan inflasi year on year

bulan September 2015 dapat dilihat pada tabel 4 berikut.

Tabel 4

Inflasi Bulanan, Tahun Kalender, dan Year on Year, Kota Padang, dan Kota Bukittinggi Bulan September 2015

Inflasi Kota

Padang

Kota Bukittinggi

1. September -0,49 -0,73

2. September (Tahun Kalender) -0,95 0,55

3. September (tahun n) terhadap September

(tahun n-1) (year on year) 6,42 5,00

Gambar 3

Perbandingan Inflasi Tahun Kalender September 2015 Kota Padang dan Kota Bukittinggi (2012=100)

Gambar 4

Perbandingan Inflasi Tahun ke Tahun (September 2015-September 2014) Kota Padang dan Kota Bukittinggi (2012=100)

-5 0 5 10 15

Padang Bukittinggi

(8)

PERBANDINGAN ANTAR KOTA

Pada bulan September 2015, dari 82 kota IHK, 46 (empat puluh enam) kota mengalami inflasi dan 36 (enam) kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Merauke sebesar 1,33 persen sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota DKI Jakarta sebesar 0,01 persen. Sementara deflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga sebesar -1,85 persen dan terendah terjadi di Kota Bandung sebesar -0,01 persen. Kota Padang menduduki urutan ke 8 dan kota Bukittinggi menduduki urutan ke 6 dari seluruh kota yang mengalami deflasi.

1. Perbandingan IHK/Inflasi antar Kota di Pulau Sumatera

Dari 23 kota IHK di pulau Sumatera pada bulan September 2015, 17 (tujuh belas) kota mengalami deflasi dan 6 (enam) kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tanjung Pandan sebesar 1,20 persen dan terendah di Kota Bandar Lampung sebesar 0,02 persen. Deflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga sebesar -1,85 persen dan terendah di Kota Meulaboh -0,02 persen. Sementara Kota Padang menduduki posisi ke 6 dan Kota Bukittinggi menduduki posisi 4 dari seluruh kota yang mengalami deflasi di Sumatera.

2. Perbandingan IHK/Inflasi di Luar Sumatera

Bila dilihat dari 26 kota IHK di pulau Jawa pada bulan September 2015, 14 (empat belas) kota mengalami inflasi dan 12 (dua belas) kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Cilegon sebesar 0,30 persen dan terendah terjadi di Kota DKI Jakarta sebesar 0,01 persen.

(9)

Tabel 6

Perbandingan Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Inflasi Kota-kota Di Pulau Sumatera September 2015 (2012=100)

Kota IHK Inflasi/Deflasi (%)

Laju Inflasi Tahun Kalender

2015 **)

Inflasi Tahun keTahun

***)

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Meulaboh 120,27 -0,02 -0,24 2,86

2 Banda Aceh 115,29 -0,36 0,39 4,30

3 Lhokseumawe 115,96 0,22 0,41 4,55

4 Sibolga 120,15 -1,85 0,63 5,59

5 Pematang Siantar 123,00 -0,28 0,84 5,87

6 Medan 122,77 -0,70 1,72 6,87

7 Padangsidempuan 118,05 -0,82 -0,18 4,52

8 Padang 124,83 -0,49 -0,95 6,42

9 Bukittinggi 118,87 -0,73 0,55 5,00

10 Tembilahan 125,77 -0,38 1,38 4,71

11 Pekanbaru 121,04 -0,40 1,24 5,70

12 Dumai 122,16 -0,23 2,14 6,21

13 Bungo 119,20 -0,21 0,12 5,37

14 Jambi 119,94 -1,26 -0,08 5,29

15 Palembang 118,16 -0,38 1,03 6,84

16 Lubuklinggau 119,23 -0,16 2,37 8,33

17 Bengkulu 128,13 -0,22 2,87 8,65

18 Bandar Lampung 122,22 0,02 3,23 8,04

19 Metro 129,45 0,15 2,02 5,90

20 Tanjung Pandan 129,71 1,20 2,28 7,11

21 Pangkal Pinang 123,38 0,84 4,33 7,46

22 Batam 121,52 -0,12 3,85 8,55

(10)

Tabel 7

Perbandingan Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Inflasi di Pulau Jawa September 2015 (2012=100)

Kota IHK

Inflasi/ Deflasi (%)

LajuInflasiTa hunKalender

2015 **)

InflasiTahu nkeTahun

***)

(1) (2) (3) (4) (5)

1 DKI Jakarta 122,38 0,01 2,49 7,24

2 Bogor 121,30 0,04 2,37 6,25

3 Sukabumi 120,94 -0,21 1,34 5,74

4 Bandung 120,61 -0,01 2,99 6,90

5 Cirebon 118,30 -0,27 1,02 4,04

6 Bekasi 119,37 -0,38 1,60 6,07

7 Depok 120,15 -0,27 0,99 5,53

8 Tasikmalaya 119,13 -0,08 1,85 5,81

9 Cilacap 123,42 0,06 1,85 5,42

10 Purwokerto 119,00 -0,02 1,40 5,28

11 Kudus 126,93 0,28 2,23 6,58

12 Surakarta 117,97 -0,45 0,97 5,27

13 Semarang 120,46 -0,18 1,46 5,88

14 Tegal 117,53 -0,14 2,44 6,23

15 Yogyakarta 119,14 0,04 1,97 5,23

16 Jember 119,52 0,29 1,70 6,52

17 Banyuwangi 119,45 0,21 1,51 5,86

18 Sumenep 118,91 0,13 1,37 6,02

19 Kediri 119,96 0,26 0,84 5,42

20 Malang 121,79 0,21 2,21 6,99

21 Probolinggo 120,64 0,23 1,62 5,65

22 Madiun 118,97 0,15 1,83 6,13

23 Surabaya 121,14 0,26 2,83 6,97

24 Tangerang 128,50 -0,16 2,95 8,11

25 Cilegon 124,60 0,30 3,04 8,08

26 Serang 126,76 -0,02 3,00 8,34

(11)

Tabel 8

Perbandingan Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Inflasi di Luar Pulau Jawa dan Sumatera September 2015 (2014=100)

(12)

Tabel 9

IHK danPerubahan IHK Kota Padang MenurutKelompok/ Sub Kelompok Padang September 2015 (2012=100)

Uraian IHK Inflasi/Deflasi (%)

Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya 127,34 0,13 -6,03 2,10

Daging dan Hasil-hasilnya 115,30 -4,02 6,80 1,92

Ikan Segar 112,23 1,35 2,41 1,82

Ikan Diawetkan 126,64 0,12 8,33 -2,87

Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 131,95 1,04 6,07 6,36

Sayur-sayuran 154,64 -3,25 8,09 4,93

Minuman yang Tidak Beralkohol 110,51 -0,13 2,13 3,17

Tembakau dan Minuman Beralkohol 136,67 0,51 5,91 6,42

III PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BAHAN BAKAR 119,82 0,19 2,23 7,80

BiayaTempatTinggal 115,35 0,24 1,30 5,66

Bahan Bakar, Penerangan dan Air 134,47 -0,19 3,40 14,43

Perlengkapan Rumahtangga 114,38 0,51 5,11 7,52

Penyelenggaraan Rumahtangga 113,62 0,80 1,81 2,17

IV SANDANG 111,77 1,61 4,48 2,19

Perawatan Jasmani dan Kosmetika 122,98 1,05 6,88 9,24

VI PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 126,93 0,99 9,07 11,22

Pendidikan 128,75 1,54 12,07 12,07

Kursus-kursus / Pelatihan 134,67 0,00 0,00 23,66

Perlengkapan / Peralatan Pendidikan 120,07 0,22 11,74 13,52

Rekreasi 123,31 0,00 0,80 1,63

Olahraga 118,27 0,00 0,00 0,00

VII TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN 126,56 -0,63 -5,01 6,44

Transpor 137,80 -0,86 -6,66 8,37

Komunikasi Dan Pengiriman 99,30 0,00 0,00 0,00

Saranadan PenunjangTranspor 108,16 0,36 1,77 2,89

Jasa Keuangan 108,07 0,00 0,00 7,04

(13)

Tabel 10

IHK dan Perubahan IHK Kota Bukittinggi MenurutKelompok/ Sub Kelompok September 2015 (2012=100)

Uraian IHK Inflasi/Deflasi (%)

Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya 120,68 0,07 -12,99 -8,21

Daging dan Hasil-hasilnya 113,23 -7,80 8,99 3,92

Ikan Segar 112,52 -2,60 6,89 -4,03

Ikan Diawetkan 125,33 -0,11 0,48 2,86

Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 133,07 1,84 5,04 6,65

Sayur-sayuran 142,94 0,67 2,90 -5,16

Minuman yang Tidak Beralkohol 104,37 -1,26 4,64 4,83

Tembakau dan Minuman Beralkohol 130,24 0,64 7,84 9,40

III PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BAHAN BAKAR 121,67 -0,25 7,16 9,78

BiayaTempatTinggal 113,19 0,00 2,89 4,60

BahanBakar, Penerangan dan Air 155,25 -1,06 20,75 25,63

Perlengkapan Rumahtangga 109,20 0,14 2,59 7,83

Penyelenggaraan Rumahtangga 112,08 0,53 3,07 3,89

IV SANDANG 106,89 0,56 3,80 3,77

Perawatan Jasmani dan Kosmetika 115,53 -0,01 5,96 8,68

VI PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 117,08 1,33 5,82 5,99

Pendidikan 123,15 2,24 9,50 9,50

Kursus-kursus / Pelatihan 119,60 0,00 4,55 4,55

Perlengkapan / Peralatan Pendidikan 102,66 0,51 1,67 1,99

Rekreasi 115,52 0,27 0,68 1,26

Olahraga 100,29 0,00 0,39 0,39

VII TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN 123,36 -0,06 -3,73 8,27

Transpor 132,93 -0,10 -5,59 11,30

Komunikasi Dan Pengiriman 97,88 0,00 0,00 -2,33

Sarana dan Penunjang Transpor 116,13 0,02 5,35 5,44

Jasa Keuangan 120,70 0,00 0,00 18,23

(14)

Badan Pusat Statistik

Provinsi Sumatera Barat

Informasi lebih lanjut hubungi:

Azwir, S.Si

Kepala Bidang Statistik Distribusi

JlKhatibSulaiman No.48 Padang 25135 Telp. (0751)442158,442159, Fax.(0751)442161

Gambar

Tabel  1
Tabel  3 Andil/Sumbangan Kelompok Pengeluaran terhadap Inflasi Kota Padang
Gambar 1 Inflasi Kota Padang dan Kota Bukittinggi
Tabel 4
+6

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Sebagai pisau analisis dalam penulisan hukum ini tinjauan pustaka yang digunakan antara lain tinjauan mengenai kedudukan anak didalam perkawinan, pengakuan

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) Penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler pramuka di sekolah dasar, (2) Kandungan nilai karakter gotong royong pada

Rantai pasar IV memperlihatkan bahwa margin pemasaran cabai rawit yang diperoleh distributor luar Maluku untuk kedua komoditi lebih rendah dibandingkan margin

x Produk model TASC untuk meningkatkan kemampuan mencipta peserta didik dalam fisika yang dihasilkan telah memenuhi kategori valid, terbaca, dan praktis namun belum

Dokumen merupakan data yang diperoleh dari penelitian yang berupa dokumen (poto) dan informasi dari masyarakat yang berhubungan dengan obyek penelitian yaitu

Laporan Keuangan Badan Pusat Statistik Kota Serang yang terdiri dari: Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Catatan

Mereka melihat realiti sebagai subjektif dan didefinisikan oleh individu sendiri. Oleh yang demikian, seseorang bertanggungjawab kepada diri sendiri dan dengan demikian bebas

Pengujian diatas frekuensi resonan untuk melihat tegangan keluaran dan arus yang mengalir pada lampu.. Gelombang tegangan dan arus lampu diatas