• Tidak ada hasil yang ditemukan

Unduh BRS Ini

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Unduh BRS Ini"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

 Pada bulan Agustus 2014 di Kota Padang terjadi inflasi sebesar 1,83 persen dan di Kota Bukittinggi juga terjadi inflasi sebesar 0,91 persen sehingga secara keseluruhan Provinsi Sumatera Barat terjadi inflasi sebesar 1,72 persen.

 Inflasi di Kota Padang terjadi karena adanya peningkatan indeks di seluruh kelompok pengeluaran sedangkan inflasi di Kota Bukittinggi disebabkan adanya peningkatan indeks pada 6 (enam) kelompok pengeluaran kecuali kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan mengalami deflasi.

 Laju inflasi tahun kalender sampai bulan Agustus 2014 Kota Padang adalah sebesar 3,80 persen, Kota Bukittinggi sebasar 3,62 persen dan Sumatera Barat sebesar 3,78 persen. Sedangkan laju inflasi year on year (Agustus 2014 terhadap Agustus 2013) untuk Kota Padang 5,55 persen, Kota Bukittinggi sebesar 4,58 persen dan Provinsi Sumatera Barat sebesar 5,44 persen.

 Dari 23 kota IHK di pulau Sumatera 21 kota mengalami inflasi sedangkan 2 (dua) kota lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tanjung Pandan sebesar 1,98 persen dan terendah di Kota Banda Aceh dan Kota Lubuk Linggau sebesar 0,06 persen. Sedangkan deflasi terjadi di Kota Sibolga sebesar 0,30 persen dan Kota Tembilahan sebesar 0,05 persen. Kota Padang menduduki posisi ke 2 dan Kota Bukititnggi menduduki posisi ke 4 dari seluruh kota yang mengalami inflasi di Sumatera. Sementara bila dibandingkan secara nasional Kota Padang menduduki posisi ke 3 dan kota Bukittinggi menduduki posisi ke 10 dari semua kota yang mengalami inflasi.

No. 50/09/13/Th. XVII, 1 September 2014

P

ERKEMBANGAN

I

NDEKS

H

ARGA

K

ONSUMEN

/I

NFLASI

S

UMATERA

B

ARAT

AGUSTUS 2014 INFLASI SUMATERA BARAT SEBESAR 1,72 PERSEN

Perkembangan harga berbagai komoditas pada bulan Agustus 2014 secara umum menunjukan adanya peningkatan. Di Sumatera Barat pada bulan Agustus 2014 terjadi inflasi sebesar 1,72 persen, terjadi peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 114,36 pada bulan Juli 2014 menjadi 116,32 pada bulan Agustus 2014. Laju inflasi tahun kalender Provinsi Sumatera Barat sampai Agustus 2014 adalah sebesar 3,78 persen, sedangkan laju inflasi year on year (Agustus 2014 terhadap Agustus 2013) adalah sebesar 5,44 persen.

(2)

pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 3,65 persen, sedangkan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan mengalami deflasi sebesar 2,71 persen.

Tabel 1

Inflasi Provinsi Sumatera Barat Agustus 2014, Tahun Kalender 2014, dan Year on Year menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)

KelompokPengeluaran 7. Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 116.44 120.01 123.06 2.71 5.86 7.03

Di Kota Padang pada bulan Agustus 2014 terjadi inflasi sebesar 1,83 persen atau terjadi peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 114,81 pada bulan Juli 2014 menjadi 116,91 pada bulan Agustus 2014. Laju inflasi tahun kalender sampai bulan Agustus 2014 sebesar 3,80 persen dan laju inflasi

year on year (Agustus 2014 terhadap Agustus 2013) sebesar 5,55 persen.

Bila dilihat menurut kelompok pengeluaran di Kota Padang terjadi infasi pada kelompok bahan makanan sebesar 2,49 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,48 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 1,03 persen; kelompok sandang sebesar 0,22 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,97 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 3,94 persen, dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan mengalami inflasi sebesar 3,02 persen.

Tabel 2

Inflasi Kota Padang Agustus 2014, Tahun Kalender 2014, dan Year on Year menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)

KelompokPengeluaran 7. Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 117.09 120.70 124.34 3.02 6.19 7.50

Sedangkan di Kota Bukittinggi pada bulan Agustus 2014 terjadi inflasi sebesar 0,91 persen, atau

(3)

bulan Agustus 2014. Laju inflasi tahun kalender sampai bulan Agustus 2014 sebesar 3,62 persen dan

inflasi year on year (Agustus 2014 terhadap Agustus 2013) sebesar 4,58 persen.

Di Kota Bukittinggi terjadi inflasi pada 6 (enam) kelompok pengeluaran antara lain kelompok

bahan makanan mengalami inflasi sebesar 3,20 persen ; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan

tembakau sebesar 0,06 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,06 persen;

kelompok sandang mengalami inflasi sebesar 0,15 persen, sementara kelompok kesehatan sebesar 0,18

persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 1,30 persen sedangkan kelompok transpor,

komunikasi dan jasa keuangan mengalami deflasi sebesar 0,03 persen.

Tabel 3

Inflasi Kota Bukittinggi Agustus 2014, Tahun Kalender 2014, dan Year on Year menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)

KelompokPengeluaran 7. Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 111.84 114.05 114.02 -0.03 1.95 2.21

*) Persentase perubahan IHK Agustus 2014 terhadap IHK bulan sebelumnya **) Persentase perubahan IHK Agustus 2014 terhadap IHK bulan Desember 2013

***) Persentase perubahan IHK Agustus 2014 terhadap IHK bulan Agustus 2013

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga selama bulan Agustus 2014 di kota Padang antara lain: angkutan udara, beras, rekreasi, tarif listrik, jengkol, sekolah menengah pertama, daun singkong, sepat siam, daun bawang, jeruk, buncis, upah pembantu rumah tangga, tarif PDAM, dan beberapa komoditi lainnya, sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain: ikan tongkol/ambu-ambu, anak sala, bahan bakar rumah tangga, tomat sayur, ikan tuna, pepaya, batu bata, pepaya, mobil, telepon seluler, dan beberapa komoditi lainnya.

Pada bulan Agustus 2014, seluruh kelompok yang memberikan andil/sumbangan inflasi di Kota Padang adalah kelompok bahan makanan sebesar 0,64 persen kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,09 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,20 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,01 persen, kelompok sandang sebesar 0,04 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga sebesar 0,28 persen, dan kelompok transport dan komunikasi dan jasa keuangan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,57 persen.

(4)

Di kota Bukittinggi pada bulan Agustus 2014 6 (enam) kelompok pengeluaran memberikan andil/sumbangan inflasi antara lain: kelompok bahan makanan sebesar 0,78 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,01 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,01 persen, kelompok sandang sebesar 0,01 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,01 pesen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga sebesar 0,09 persen, sementara kelompok transport dan komunikasi dan jasa keuangan memberikan andil deflasi dengan angka mendekati sebesar 0,00 persen.

Tabel 4

Andil/Sumbangan Kelompok Pengeluaran terhadap Inflasi Provinsi Sumatera Barat Kota Padang dan

Kota Bukittinggi Agustus 2014 (persen)

Kelompok Pengeluaran

Andil Inflasi (%)

Sumatera Barat Kota Padang Kota Bukittinggi

(1) (2) (3) (4)

Umum 1.72 1.83 0.91

1. Bahan Makanan 0.65 0.64 0.78

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok danTembakau 0.08 0.09 0.01 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan bakar 0.18 0.20 0.01

4. Sandang 0.01 0.01 0.01

5. Kesehatan 0.03 0.04 0.01

6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olah raga 0.26 0.28 0.09 7. Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 0.50 0.57 0.00

Gambar 1

Perkembangan Inflasi/Deflasi Sumatera Barat, Kota Padang, dan Kota Bukittinggi Menurut Kelompok Pengeluaran

Bulan Agustus 2014 (2012=100)

URAIAN MENURUT

KELOMPOK PENGELUARAN

1.

Bahan Makanan

Kelompok bahan makanan pada bulan Agustus 2014 di Kota Padang mengalami inflasi sebesar 2,49 persen atau mengalami peningkatan indeks dari 118,87 pada bulan Juli 2014 menjadi 121,83 pada bulan Agustus 2014. Dari 11 (sebelas) subkelompok yang ada dalam kelompok ini, 7 (tujuh)

(5)

subkelompok mengalami inflasi, 4 (empat) subkelompok mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada subkelompok sayur-sayuran sebesar 9,62 persen, dan subkelompok padi-padian, umbi-umbian, dan hasilnya sebesar 6,70 persen, dan inflasi terendah terjadi pada subkelompok bahan makanan lainnya sebesar 0,07 persen. Sementara deflasi terjadi pada subkelompok ikan segar sebesar 1,73 persen, subkelompok kacang-kacangan sebesar 0,41 persen, dan subkelompok daging dan hasil-hasilnya serta subkelompok lemak dan minyak masing-masing sebesar 0,08 persen dan 0,06 persen.

Kelompok bahan makanan ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,64 persen, dengan komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah beras sebesar 0,36 persen, jengkol 0,11 persen, sepat siam dan daun singkong 0,05 persen, daun bawang dan jeruk sebesar 0,04 persen, buncis sebesar 0,03 persen, ketimun, layur/beledang, cumi-cumi, teri, nila, dan beberapa komoditi lainnya. Sedangkan komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi adalah ikan tongkol sebesar 0,11 persen, anak sala, tomat sayur dan tuna sebesar 0,02 persen, pepaya sebesar 0,01 persen, dan beberapa komoditi lainnya dibawah 0,01 persen.

Di Kota Bukittinggi kelompok bahan makanan mengalami inflasi sebesar 3,20 persen, atau terjadi peningkatan indeks dari 117,56 pada bulan Juli 2014 menjadi 121,32 pada bulan Agustus 2014. Dari 11 (sebelas) subkelompok yang ada 8 (delapan) subkelompok mengalami inflasi, 2 (dua) subkelompok mengalami deflasi, dan 1 (satu) subkelompok tidak mengalami perubahan. Inflasi tertinggi terjadi pada subkelompok bumbu-bumbuan sebesar 11,69 persen, sayur-sayuran sebesar 9,13 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi pada subkelompok lemak dan minyak sebesar 0,67 persen. Deflasi terjadi pada subkelompok daging dan hasil-hasilnya sebesar 0,59 persen dan subkelompok buah-buahan sebesar 5,49 persen.

Kelompok bahan makanan ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,78 persen dengan komoditas penyumbang adalah beras sebesar 0,23 persen, bawang merah sebesar 0,15 persen, kentang sebesar 0,11 persen, cabai merah sebesar 0,10 persen, belut sebesar 0,07 persen, daging sapi dan ikan nila sebesar 0,05 persen, buncis sebesar 0,04 persen, cabe hijau, dencis, dan ketimun, kacang panjang, telur ayam ras, ikan tongkol/ambu-ambu, ikan mas, ikan asin belah, mujair sebesar 0,02 persen, pisang dan beberapa komoditi lainnya dengan angka di bawah 0,01 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi adalah jeruk sebesar 0,13 persen, daging ayam ras sebesar 0,08 persen, apel dan wortel sebesar 0,02 persen, bawang putih dan beberapa komoditi lainnya dibawah 0,01 persen.

2.

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau di Kota Padang pada bulan Agustus 2014 mengalami inflasi sebesar 0,48 persen, atau mengalami kenaikan indeks dari 115,39 bulan Juli 2014 menjadi 115,94 pada bulan Agustus 2014. Dari 3 (tiga) subkelompok yang ada pada kelompok ini seluruh subkelompok mengalami inflasi yaitu subkelompok makanan jadi sebesar 0,51 persen, subkelompok minuman yang tidak beralkohol sebesar 0,86 persen dan subkelompok tembakau dan minuman beralkohol sebesar 0,16 persen. Kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,09 persen dengan komoditas yang dominan memberikan sumbangan antara lain sate, gula pasir, mie sebesar 0,02 persen, rokok kretek filter dan beberapa komoditi lain dengan angka di bawah 0,01 persen.

(6)

subkelompok tembakau dan minuman beralkohol 0,01 persen, sedangkan subkelompok minuman yang tidak beralkohol tidak mengalami perubahan. Kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,01 persen dengan komoditas penyumbang antara lain ketupat/lontong sayur sebesar 0,01 persen, teh dengan angka di bawah 0,01 persen, sementara kembang gula memberikan sumbangan deflasi dengan angka mendekati 0,00 persen.

3.

Perumahan

,

Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar

Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar pada bulan Agustus 2014 di Kota Padang mengalami inflasi sebesar 1,03 persen, atau mengalami peningkatan indeks dari 109,21 pada bulan Juli 2014 menjadi 110,33 pada bulan Agustus 2014. Dari 4 (empat) subkelompok yang ada pada kelompok ini seluruhnya mengalami inflasi antara lain subkelompok biaya tempat tinggal sebesar 0,02 persen, subkelompok bahan bakar, penerangan dan air sebesar 2,97 persen, subkelompok perlengkapan rumah tangga dan subkelompok penyelenggaraan rumah tangga masing-masing 0,17 persen, dan 2,96 persen. Kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,20 persen dengan komoditas penyumbang antara lain tarif listrik 0,14 persen, upah pembantu rumah tangga dan tarif PDAM sebesar 0,03 persen, jasa pembuangan sampah dan besi beton sebesar 0,01 persen, sabun deterjen bubuk/cair dan beberapa komoditi lainnya memberikan sumbangan inflasi dengan angka di bawah 0,01 persen. Sedangkan komoditi yang memberikan sumbangan deflasi adalah bahan bakar rumah tangga sebesar 0,02 persen, batu bata/batu tela sebesar 0,01 persen, dan sabun cream deterjen dan beberapa komoditi lainnya di bawah angka 0,01 persen.

Sedangkan di Kota Bukittinggi kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar mengalami inflasi sebesar 0,06 persen atau mengalami peningkatan indeks dari 110,01 pada bulan Juli 2014 menjadi 110,08 pada bulan Agustus 2014. Dari 4 (empat) subkelompok yang ada seluruh subkelompok mengalami inflasi yaitu subkelompok biaya tempat tinggal sebesar 0,01 persen, bahan bakar, penerangan dan air sebesar 0,04 persen, subkelompok perlengkapan rumah tangga sebesar 0,22 persen, dan subkelompok penyelenggaraan rumah tangga sebesar 0,51 persen. Kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,01 persen dengan komoditas penyumbang antara lain upah pembantu rumah tangga, kursi, tarif listrik dan beberapa komoditi lainnya dengan angka dibawah 0,01 persen.

4.

S a n d a n g

Kelompok sandang pada bulan Agustus 2014 di Kota Padang mengalami inflasi sebesar 0,22 persen, atau terjadi peningkatan indeks dari 110,00 pada bulan Juli 2014 menjadi 110,24 pada bulan Agustus 2014. Dari 4 (empat) subkelompok yang ada 3 (tiga) subkelompok mengalami inflasi antara lain: subkelompok sandang laki-laki sebesar 0,54 persen, sandang wanita sebesar 0,06 persen, sandang anak-anak sebesar 0,46 persen, sedangkan subkelompok barang pribadi dan sandang lainnya mengalami deflasi sebesar 0,07 persen. Kelompok sandang ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,01 persen dengan komoditas penyumbang kemeja pendek katun, seragam sekolah anak dan beberapa komoditi lainnya memberikan sumbangan inflasi dengan angka di bawah 0,01 persen, sementara emas perhiasan memberikan sumbangan deflasi dengan angka di bawah 0,01 persen.

(7)

ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,01 persen dengan komoditi penyumbang adalah pembalut wanita dan emas perhiasan dengan angka dibawah 0,01 persen.

5.

K e s e h a t a n

Pada bulan Agustus 2014 kelompok kesehatan di Kota Padang mengalami inflasi sebesar 0,97 persen, atau terjadi peningkatan indeks dari 108,10 pada bulan Juli 2014 menjadi 109,15 pada bulan Agustus 2014. Dari 4 (empat) subkelompok yang ada dalam kelompok ini 2 (dua) subkelompok mengalami inflasi yaitu subkelompok jasa kesehatan sebesar 2,69 persen dan subkelompok perawatan jasmani dan kosmetika sebesar 0,12 persen, sedangkan 2 (dua) subkelompok lainnya tidak mengalami perubahan. Kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,04 persen dengan komoditas penyumbang adalah jasa dokter spesialis sebesar 0,03 persen, biaya untuk KB dan beberapa komoditi lainnya memberikan sumbangan di bawah 0,01 persen.

Sedangkan di Kota Bukittinggi kelompok kesehatan mengalami inflasi sebesar 0,18 persen atau mengalami peningkatan indeks dari 109,38 pada bulan Juli 2014 menjadi 109,58 pada bulan Agustus 2014. Dari 4 (empat) subkelompok yang ada seluruhnya mengalami inflasi yaitu subkelompok jasa kesehatan sebesar 0,37 persen, subkelompok obat-obatan sebesar 0,08 persen, dan subkelompok jasa perawatan jasmani sebesar 0,17 persen, dan subkelompok perawatan jasmani dan kosmetika sebesar 0,08 persen. Kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,01 persen dengan komoditas penyumbang antara lain tarif dokter spesialis, hand body lotion dan beberapa komoditi lainnya yang memberikan sumbangan di bawah 0,01 persen.

6.

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

Kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga pada bulan Agustus 2014 di Padang mengalami inflasi sebesar 3,94 persen atau mengalami peningkatan indek dari 109,53 pada bulan Juli 2014 menjadi 113,85 pada bulan Agustus 2014. Dari 5 (lima) subkelompok 3 (tiga) subkelompok mengalami inflasi yaitu subkelompok pendidikan sebesar 2,41 persen, subkelompok rekreasi sebesar 15,95 persen, subkelompok olah raga sebesar 7,98 persen, sedangkan subkelompok perlengkapan/peralatan pendidikan mengalami deflasi sebesar 0,23 persen, dan subkelompok lainnya tidak mengalami perubahan. Kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,28 persen dengan komoditas penyumbang antara lain rekreasi sebesar 0,17 persen, sekolah menengah pertama sebesar 0,09 persen, sekolah menengah atas dan beberapa komoditi lainnya dengan angka di bawah 0,01 persen.

Di Kota Bukittinggi kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga mengalami inflasi sebesar 1,30 persen atau mengalami peningkatan indeks dari 108,91 pada bulan Juli 2014 menjadi 110,33 pada bulan Agustus 2014. Dari 5 (lima) subkelompok 2 (dua) subkelompok mengalami inflasi yaitu subkelompok pendidikan sebesar 2,48 persen, subkelompok perlengkapan/peralatan pendidikan sebesar 0,09 persen, sementara 3 (tiga) subkelompok lainnya tidak mengalami perubahan. Kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,09 persen dengan komoditas penyumbang antara lain Sekolah Dasar sebesar 0,08 persen, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas dan beberapa komoditi lainnya dengan angka di bawah 0,01 persen.

7.

Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan

(8)

subkelompok traspor yang mengalami inflasi sebesar 4,00 persen, dan subkelompok sarana dan penunjang transpor sebesar 1,85 persen, sedangkan subkelompok komunikasi dan pengiriman mengalami deflasi sebesar 0,24 persen, dan subkelompok lainnya tidak mengalami perubahan. Kelompok ini memberikan sumbangan sebesar 0,57 persen dengan komoditas penyumbang antara lain angkutan udara sebesar 0,54 persen, tarif parkir dan angkutan antar kota sebesar 0,01 persen, sepeda motor dan beberapa komoditi lainnya memberikan sumbangan inflasi dengan angka di bawah 0,01 persen.

(9)

INFLASI TAHUNAN

Laju inflasi tahun kalender sampai bulan Agustus 2014 Sumatera Barat sebesar 3,78 persen. Sedangkan laju inflasi kota Padang sampai bulan Agustus 2014 sebesar 3,80 persen, dan kota Bukittinggi sebesar 3,62 persen. Laju inflasi year on year yaitu perubahan indeks harga bulan Agustus 2014 terhadap bulan Agustus 2013 Sumatera Barat tercatat sebesar 5,44 persen, kota Padang sebesar 5,55 persen, dan kota Bukittinggi sebesar 4,58 persen. Perbandingan laju inflasi dan inflasi year on year bulan Agustus 2014 dapat dilihat pada tabel 3 berikut.

Tabel 5

Inflasi Bulanan, Tahun Kalender, dan Year on Year, Sumatera Barat, Kota Padang, dan Kota Bukittinggi Bulan Agustus 2014

Inflasi Sumatera Barat

Kota Padang

Kota Bukittinggi

1. Agustus 1,72 1,83 0,91

2. Agustus (Tahun Kalender) 3,78 3,80 3,62

3. Agustus (tahun n) terhadap Agustus

(tahun n-1) (year on year) 5,44 5,55 4,58

Gambar 2

Perbandingan Inflasi Tahun Kalender Januari- Agustus 2014 Sumatera Barat, Kota Padang dan Kota Bukittinggi (2012=100)

Gambar 3

Perbandingan Inflasi Tahun ke Tahun (Agustus 2014-Agustus 2013) Sumatera Barat, Kota Padang, dan Kota Bukittinggi (2012=100) 0

1 2 3 4

Jan Jan-Feb Jan-Mar Jan-Apr Jan-Mei Jan-Juni Jan-Jul Jan-Ags

Sumatera Barat Padang Bukittinggi

0 2 4 6 8 10 12

Jan-Jan Feb-Feb Mar-Mar Apr-Apr Mei-Mei Jun-Jun Jul-Jul Ags-Ags

(10)

PERBANDINGAN ANTAR KOTA

Pada bulan Agustus 2014, dari 82 kota IHK, 66 (enam puluh enam) kota mengalami inflasi, dan 16 (enam belas) kota lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tanjung Pandan sebesar 1,98 persen sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Banjarmasin sebesar 0,02 persen. Kota Padang menduduki urutan ke 3 dari seluruh kota yang mengalami inflasi sedangkan kota Bukittinggi menduduki posisi ke 10 dari seluruh kota yang mengalami inflasi.

1. Perbandingan IHK/Inflasi antar Kota di Pulau Sumatera

Dari 23 kota IHK di pulau Sumatera pada bulan Agustus 2014, 21 (dua puluh satu) kota IHK mengalami inflasi dan 2 (dua) kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tanjung Pandan sebesar 1,98 persen dan terendah di Kota Banda Aceh dan Lubuk Linggau sebesar 0,06 persen. Deflasi terjadi di Kota Sibolga sebesar 0,30 persen dan Kota Tembilahan sebesar 0,05 persen. Kota Padang menduduki posisi ke 2 dan Kota Bukititnggi menduduki posisi ke 4 dari seluruh kota yang mengalami inflasi di Sumatera.

2. Perbandingan IHK/Inflasi di Luar Sumatera

Bila dilihat dari 26 kota IHK di pulau Jawa pada bulan Agustus 2014, 24 (dua puluh empat) kota IHK mengalami inflasi dan 2 (dua) kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Serang sebesar 1,16 persen dan terendah terjadi di Kota Kediri sebesar 0,06 persen. Kota yang mengalami deflasi antara lain Kota Jember sebesar 0,06 persen dan Kota Banyuwangi sebesar 0,12 persen.

(11)

Tabel 6

Perbandingan Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Inflasi Kota-kota Di Pulau Sumatera Agustus 2014 (2012=100)

KOTA

Agustus 2014

IHK Inflasi/Deflasi (%)

Laju Inflasi Tahun Kalender

2014 **)

Inflasi Tahun keTahun

***)

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Meulaboh 116.26 0.68 4.34 6.84

2 Banda Aceh 110.02 0.06 3.31 3.68

3 Lhokseumawe 110.36 0.27 3.71 4.26

4 Sibolga 113.37 -0.30 2.89 3.39

5 Pematang Siantar 115.52 0.13 2.23 5.46

6 Medan 114.62 0.67 2.80 4.15

7 Padangsidempuan 112.79 0.66 2.42 2.79

8 Padang 116.91 1.83 3.80 5.55

9 Bukittinggi 112.14 0.91 3.62 4.58

10 Tembilahan 120.16 -0.05 6.60 8.97

11 Pekanbaru 114.02 1.04 3.50 5.42

12 Dumai 114.29 0.65 3.71 5.42

13 Bungo 112.46 0.44 2.95 3.50

14 Jambi 113.76 0.16 3.03 3.36

15 Palembang 110.08 0.10 2.00 2.32

16 Lubuklinggau 109.58 0.06 2.87 1.61

17 Bengkulu 117.08 0.67 4.20 5.40

18 Bandar Lampung 112.88 0.78 3.30 3.60

19 Metro 122.59 0.12 2.89 5.87

20 Tanjung Pandan 121.24 1.98 8.16 11.03

21 Pangkal Pinang 113.36 0.18 2.38 2.38

22 Batam 111.42 0.50 2.46 4.49

(12)

Tabel 7

Perbandingan Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Inflasi di Pulau Jawa Agustus 2014 (2012=100)

KOTA

Agustus 2014

IHK Inflasi/Deflasi (%)

Laju Inflasi Tahun Kalender

2014 **)

Inflasi Tahun keTahun

***)

(1) (2) (3) (4) (5)

1 DKI Jakarta 113.94 0.49 3.96 4.76

2 Bogor 113.75 0.34 2.56 2.79

3 Sukabumi 114.02 0.25 3.55 4.58

4 Bandung 112.19 0.41 3.23 2.67

5 Cirebon 113.27 0.91 3.57 3.46

6 Bekasi 112.40 0.51 3.02 2.21

7 Depok 113.81 0.34 2.83 3.89

8 Tasikmalaya 112.76 0.66 4.20 4.61

9 Cilacap 116.99 0.52 4.45 7.01

10 Purwokerto 113.30 0.43 3.39 3.99

11 Kudus 119.12 0.58 4.18 6.60

12 Surakarta 111.94 0.46 3.48 4.47

13 Semarang 113.31 0.41 3.57 3.78

14 Tegal 110.44 0.57 3.39 3.39

15 Yogyakarta 112.67 0.09 2.78 3.72

16 Jember 111.74 -0.06 2.23 2.32

17 Banyuwangi 112.72 -0.12 2.11 1.51

18 Sumenep 111.88 0.31 3.05 2.66

19 Kediri 113.40 0.06 2.47 2.89

20 Malang 113.54 0.47 3.04 3.87

21 Probolinggo 114.14 0.07 2.67 2.95

22 Madiun 112.02 0.35 2.98 3.04

23 Surabaya 112.79 0.50 3.31 3.94

24 Tangerang 118.25 0.89 4.24 5.71

25 Cilegon 114.91 0.69 4.46 4.54

26 Serang 116.50 1.16 5.33 5.48

(13)

Tabel 8

Perbandingan Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Inflasi di Luar Pulau Jawa dan Sumatera Agustus 2014 (2014=100)

(14)

Tabel 9

IHK dan Perubahan IHK Kota Padang MenurutKelompok/ Sub Kelompok Agustus 2014 (2012=100)

Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya 118.71 6.70 7.33 18.47 Daging dan Hasil-hasilnya 112.80 -0.08 5.30 4.96

Ikan Segar 110.15 -1.73 2.09 2.38

Ikan Diawetkan 126.07 5.66 13.00 17.78

Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 123.32 0.51 10.05 14.07

Sayur-sayuran 147.74 9.62 20.55 19.93

Minuman yang Tidak Beralkohol 107.56 0.86 2.45 1.86 Tembakau dan Minuman Beralkohol 128.43 0.16 5.49 8.47

III

PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BAHAN

BAKAR 110.33 1.03 4.52 6.28

BiayaTempatTinggal 108.99 0.02 3.42 4.92

BahanBakar, Penerangan dan Air 114.65 2.97 6.94 9.22 Perlengkapan Rumahtangga 106.16 0.17 2.84 5.90 Penyelenggaraan Rumahtangga 111.26 2.96 6.66 7.37

IV SANDANG 110.24 0.22 2.47 4.45

Perawatan Jasmani dan Kosmetika 111.06 0.12 3.52 5.14

VI PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 113.85 3.94 5.11 5.41

Pendidikan 114.88 2.41 3.32 3.32

Kursus-kursus / Pelatihan 108.90 0.00 2.23 2.23 Perlengkapan / Peralatan Pendidikan 103.88 -0.23 0.84 0.92

Rekreasi 121.33 15.95 17.98 19.95

Olahraga 118.27 7.98 8.25 10.55

VII TRANSPOR, KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN 124.34 3.02 6.19 7.50

Transpor 135.06 4.00 8.18 9.95

Komunikasi Dan Pengiriman 99.30 -0.24 0.31 0.31 Sarana dan PenunjangTranspor 105.08 1.85 2.21 2.66

Jasa Keuangan 100.96 0.00 0.00 0.00

(15)

Tabel 10

IHK dan Perubahan IHK Kota Bukittinggi Menurut Kelompok/ Sub Kelompok Agustus 2014 (2012=100)

Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya 126.60 4.23 13.38 16.97 Daging dan Hasil-hasilnya 109.27 -0.59 -0.78 -4.37

Ikan Segar 122.53 6.60 17.94 26.71

Ikan Diawetkan 122.23 1.83 4.42 5.01

Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 123.38 1.12 6.31 12.92

Sayur-sayuran 154.99 9.13 24.72 24.62

Minuman yang Tidak Beralkohol 99.53 0.01 -1.26 -1.37 Tembakau dan Minuman Beralkohol 119.05 0.00 3.37 10.15

III

PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BAHAN

BAKAR 110.08 0.06 5.76 6.60

BiayaTempatTinggal 108.06 0.01 5.23 5.60

BahanBakar, Penerangan dan Air 120.53 0.04 10.35 12.32 Perlengkapan Rumahtangga 101.24 0.22 -0.02 0.72 Penyelenggaraan Rumahtangga 107.79 0.51 3.07 4.85

IV SANDANG 103.47 0.15 1.51 3.88

Perawatan Jasmani dan Kosmetika 106.22 0.08 0.12 2.11

VI PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 110.33 1.30 6.55 6.96

Pendidikan 112.47 2.48 11.79 11.79

Kursus-kursus / Pelatihan 114.39 0.00 6.75 9.90 Perlengkapan / Peralatan Pendidikan 100.13 0.09 -0.06 -0.29

Rekreasi 113.96 0.00 0.12 0.89

Olahraga 99.90 0.00 -0.10 -0.10

VII TRANSPOR, KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN 114.02 -0.03 1.95 2.21

Transpor 119.54 -0.13 1.96 2.01

Komunikasi Dan Pengiriman 100.22 0.19 0.19 0.19 Sarana dan PenunjangTranspor 110.14 0.25 6.96 10.05

Jasa Keuangan 102.09 0.00 0.00 0.00

(16)

Tabel 11

IHK dan Perubahan IHK Provinsi Sumatera Barat Menurut Kelompok/ Sub Kelompok Agustus 2014 (2012=100)

Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya 119.59 6.40 8.00 18.18 Daging dan Hasil-hasilnya 112.33 -0.15 4.50 3.72

Ikan Segar 111.33 -0.92 3.66 4.79

Ikan Diawetkan 125.52 5.10 11.82 16.01

Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 123.33 0.60 9.57 13.93

Sayur-sayuran 148.44 9.57 20.91 20.36

Minuman yang Tidak Beralkohol 106.56 0.77 2.00 1.47 Tembakau dan Minuman Beralkohol 127.10 0.13 5.10 8.52

III PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BAHAN BAKAR 110.30 0.90 4.67 6.32

BiayaTempatTinggal 108.86 0.02 3.62 4.99

BahanBakar, Penerangan dan Air 115.30 2.63 7.29 9.54

Perlengkapan Rumahtangga 105.53 0.18 2.47 5.24

Penyelenggaraan Rumahtangga 110.89 2.71 6.28 7.12

IV SANDANG 109.28 0.21 2.24 4.26

Perawatan Jasmani dan Kosmetika 110.30 0.11 2.96 4.62

VI PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 113.45 3.65 5.32 5.63

Pendidikan 114.65 2.41 4.34 4.34

Kursus-kursus / Pelatihan 109.68 0.00 2.89 3.26

Perlengkapan / Peralatan Pendidikan 103.35 -0.19 0.68 0.72

Rekreasi 120.38 13.75 15.54 17.32

Olahraga 114.52 6.47 5.93 7.92

VII TRANSPOR, KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN 123.26 2.71 5.86 7.03

Transpor 133.48 3.61 7.73 9.29

Komunikasi Dan Pengiriman 99.39 -0.20 0.28 0.28 Sarana dan PenunjangTranspor 105.76 1.62 2.85 3.61

Jasa Keuangan 101.08 0.00 -0.02 -0.02

Gambar

Tabel  1 Inflasi Provinsi Sumatera Barat Agustus 2014, Tahun Kalender 2014, dan
Tabel  3
Gambar 1 Perkembangan Inflasi/Deflasi Sumatera Barat, Kota Padang,
Gambar 3 Perbandingan Inflasi Tahun ke Tahun (Agustus 2014-Agustus 2013)
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Capital Intensity Terhadap Tax Avoidance (Studi Pada Perusahaan Properti dan real estate Yang Terdaftar Di Bursa efek Indonesia Tahun 2013 – 2017)” dapat

Kajian ini dilaksanakan untuk tujuan membantu meningkatkan kemahiran murid-murid tingkatan 2 menterjemah lukisan skematik litar elektronik kepada Lukisan bergambar

Pada praktikum kali ini dilakukan penentuan kadar aspirin dalam sampel dengan metode titrasi alkalimetri karena larutan standar yang sudah diketahui konsentrasinya adalah

Hasil yang didapatkan dari metode integrasi AHP-TOPSIS pada tabel 17 menunjukan, pemberian presentasi atau pelatihan merupakan strategi yang paling ideal dengan

Semakin tinggi EPS suatu perusahaan berarti semakin besar earning yang akan diterima investor dari investasinya tersebut, sehingga bagi perusahaan peningkatan

MH., Mantan Sekretaris Inspektorat Jenderal Departemen Hukum dan HAM, yang saat ini telah bertugas sebagai Kepala Kantor Wilayah Departemen Hukum dan HAM Banten, yang telah

Berdasarkan dengan rumusan masalah yang akan berusaha dipecahkan melalui penelitian tindakan kelas ini, maka penelitian ini memiliki tujuan untuk meningkatkan hasil

Ya Allah Bapa di dalam Yesus Kristus, Tuhan kami, yang telah lahir di Betlehem.. Kami puji namaMu yang kudus, karena Engkau telah melawat