• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah SPI Sejarah Masuknya Islam ke Nusantara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Makalah SPI Sejarah Masuknya Islam ke Nusantara"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Sejarah Masuknya Islam ke Nusantara

Makalah ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata kuliah

Sejarah Peradaban Islam

Dosen Pengampu:

oleh :

JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan hidayahnya akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul ‘Sejarah Masuknya Islam ke Nusantara’

Berdasarkan sumber-sumber yang kami dapat dari luar maupun dari dalam, walaupun masih banyak kekurangan. Makalah ini dimaksudkan untuk memberikan informasi mengenai sejarah masuknya islam ke Indonesia, juga memberikan penjelasan yang jelas mengenai proses masuknya islam ke Indonesia serta menjelaskan islam pada masa yang akan datang.

Diharapkan bahwa makalah ini membantu pembaca untuk memahami dengan lebih baik tentang sejarah masuknya islam ke indonesia. Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, disebabkan karena terbatasnya kemampuan kami, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami perlukan dari pembaca terutama dari Bapak Dosen Bimbingan kami. Semoga buku ini bermanfaat bagi kita semua.

Kartasura 2016

(3)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Sejak zaman pra sejarah, penduduk kepulauan Indonesia dikenal sebagai pelayar-pelayar yang sanggup mengarungi lautan lepas. Sejak awal masehi sudah ada rute-rute pelayaran dan perdagangan antara kepulauan Indonesia dengan berbagai daerah di daratan Asia Tenggara. Wilayah Barat Nusantara dan sekitar Malaka sejak masa kuno merupakan wilayah yang menjadi titik perhatian, terutama karena hasil bumi yang dijual disana menarik bagi para pedagang, dan menjadi daerah lintasan penting antara Cina dan India. Sementara itu, pala dan cengkeh yang berasal dari Maluku dipasarkan di Jawa dan Sumatera, untuk kemudian dijual kepada para pedagang asing. Pelabuhan-pelabuhan penting di Sumatra dan Jawa antara abad ke-1 dan ke-7 M sering disinggahi para pedagang asing seperti Lamuri (Aceh), Barus, dan Palembang di Sumatra; Sunda Kelapa dan Gresik di Jawa.

Bersamaan dengan itu, datang pula para pedagang yang berasal dari Timur Tengah. Mereka tidak hanya membeli dan menjajakan barang dagangan, tetapi ada juga yang berupaya menyebarkan agama Islam. Dengan demikian, agama Islam telah ada di Indonesia ini bersamaan dengan kehadiran para pedagang Arab tersebut. Meskipun belum tersebar secara intensif ke seluruh wilayah Indonesia.

B. Tujuan

(4)

BAB II PEMBAHASAN

A. Asal-usul masuknya Islam di Nusantara

Risalah Islam dilanjutkan oleh Nabi Muhammad SAW. di Jazirah Arab pada abad ke-7 masehi ketika Nabi Muhammad SAW mendapat wahyu dari Allah swt. Setelah kematian Rasullullah s.a.w. kerajaan Islam berkembang hingga Samudra

Atlantik dan Asia Tengah di Timur.

Namun, kemunculan kerajaan-kerajaan Islam seperti kerajaan Umayyah, Abbasiyyah, Turki Seljuk, dan Kekhalifahan Ottoman, Kemaharajaan Mughal, India,dan Kesultanan Melaka telah menjadi kerajaaan yang besar di dunia. Banyak ahli-ahli sains, ahli-ahli filsafat dan sebagainya muncul dari negeri-negeri Islam terutama pada Zaman Emas Islam. Karena banyak kerajaan Islam yang menjadikan dirinya sekolah.

Di abad ke-18 dan 19 masehi, banyak daerah Islam jatuh ke tangan Eropa. Setelah Perang Dunia I, Kerajaan Ottoman, yaitu kekaisaran Islam terakhir tumbang. Jazirah Arab sebelum kedatangan Islam merupakan sebuah kawasan yang dilewati oleh jalur sutera. Kebanyakkan Bangsa Arab merupakan penyembah berhala dan sebagian merupakan pengikut agama Kristen dan Yahudi. Mekah adalah tempat suci bagi bangsa Arab ketika itu karana terdapat berhala-berhala mereka dan Telaga Zamzam dan yang paling penting sekali serta Ka’bah yang didirikan Nabi Ibrahim beserta Ismail.

Nabi Muhammad SAW. dilahirkan di Mekah pada Tahun Gajah yaitu 570 masehi. Ia merupakan seorang anak yatim sesudah kedua orang tuanya meninggal dunia. Muhammad akhirnya dibesarkan oleh pamannya, Abu Thalib. Muhammad menikah dengan Siti Khadijah dan menjalani kehidupan yang bahagia. Namun, ketika Nabi Muhammad SAW. berusia 40 tahun, beliau didatangi Malaikat Jibril Sesudah beberapa waktu Muhammad mengajar ajaran Islam secara tertutup kepada rekan-rekan terdekatnya, yang dikenal sebagai “as-Sabiqun al-Awwalun(Orang-orang pertama yang memeluk Islam)” dan seterusnya secara terbuka kepada seluruh penduduk Mekah.

(5)

Agama islam pertama masuk ke Indonesia melalui proses perdagangan, pendidikan, dll. Tokoh penyebar islam adalah walisongo antara lain; Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Muria, Sunan Gunung Jati, Sunan Kalijaga, Sunan Giri, Sunan Kudus, Sunan Drajat, Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim) (Sumber: wikipedia).

Pada tahun 30 Hijriah atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim delegasi ke Cina untuk memperkenalkan Daulah Islam yang belum lama berdiri. Dalam perjalanan yang memakan waktu empat tahun ini, para utusan Utsman ternyata sempat singgah di Kepulauan Nusantara. Beberapa tahun kemudian, tepatnya tahun 674 M, Dinasti Umayyah telah mendirikan pangkalan dagang di pantai barat Sumatera. Inilah perkenalan pertama penduduk Indonesia dengan Islam. Sejak itu para pelaut dan pedagang Muslim terus berdatangan, abad demi abad. Mereka membeli hasil bumi dari negeri ini sambil berdakwah.

Lambat laun penduduk pribumi mulai memeluk Islam meskipun belum secara besar-besaran. Aceh, daerah paling barat dari Kepulauan Nusantara, adalah yang pertama sekali menerima agama Islam. Bahkan di Aceh kerajaan Islam pertama di Indonesia berdiri, yakni kerajaan Samudra Pasai. Berita dari Marcopolo menyebutkan bahwa pada saat persinggahannya di Pasai tahun 692 H / 1292 M, telah banyak orang Arab yang menyebarkan Islam. Begitu pula berita dari Ibnu Battuthah, pengembara Muslim dari Maghribi yang ketika singgah di Aceh tahun 746 H / 1345 M menuliskan bahwa di Aceh telah tersebar mazhab Syafi’i. Adapun peninggalan tertua dari kaum Muslimin yang ditemukan di Indonesia terdapat di Gresik, Jawa Timur. Berupa komplek makam Islam, yang salah satu diantaranya adalah makam seorang Muslimah bernama Fathimah binti Maimun. Pada makamnya tertulis angka tahun 475 H / 1082 M, yaitu pada jaman Kerajaan Singasari. Diperkirakan makam-makam ini bukan dari penduduk asli, melainkan makam para pedagang Arab.

(6)

halnya bangsa Portugis dan Spanyol. Islam datang ke Asia Tenggara dengan jalan damai, tidak dengan pedang, tidak dengan merebut kekuasaan politik. Islam masuk ke Nusantara dengan cara yang benar-benar menunjukkannya sebagai rahmatan lil’alamin.

Dengan Islamnya penduduk pribumi Nusantara dan terbentuknya pemerintahan-pemerintahan Islam di berbagai daerah kepulauan ini, perdagangan dengan kaum Muslimin dari pusat dunia Islam menjadi semakin erat. Orang Arab yang bermigrasi ke Nusantara juga semakin banyak. Yang sebagian besar diantaranya adalah berasal dari Hadramaut, Yaman. Dalam Tarikh Hadramaut, migrasi ini bahkan dikatakan sebagai yang terbesar sepanjang sejarah Hadramaut. Namun setelah bangsa-bangsa Eropa Nasrani berdatangan dan dengan rakusnya menguasai daerah-demi daerah di Nusantara, hubungan dengan pusat dunia Islam seakan terputus. Terutama di abad ke 17 dan 18 M. Penyebabnya, selain karena kaum Muslimin Nusantara disibukkan oleh perlawanan menentang penjajahan, juga karena berbagai peraturan yang diciptakan oleh kaum kolonialis. Setiap kali para penjajah – terutama Belanda – menundukkan kerajaan Islam di Nusantara, mereka pasti menyodorkan perjanjian yang isinya melarang kerajaan tersebut berhubungan dagang dengan dunia luar kecuali melalui mereka. Maka terputuslah hubungan ummat Islam Nusantara dengan ummat Islam dari bangsa-bangsa lain yang telah terjalin beratus-ratus tahun. Keinginan kaum kolonialis untuk menjauhkan ummat Islam Nusantara dengan akarnya, juga terlihat dari kebijakan mereka yang mempersulit pembauran antara orang Arab dengan pribumi.

(7)

Kedatangan kaum kolonialis di satu sisi telah membangkitkan semangat jihad kaum muslimin Nusantara, namun di sisi lain membuat pendalaman akidah Islam tidak merata. Hanya kalangan pesantren (madrasah) saja yang mendalami keislaman, itupun biasanya terbatas pada mazhab Syafi’i. Sedangkan pada kaum Muslimin kebanyakan, terjadi percampuran akidah dengan tradisi pra Islam. Kalangan priyayi yang dekat dengan Belanda malah sudah terjangkiti gaya hidup Eropa. Kondisi seperti ini setidaknya masih terjadi hingga sekarang. Terlepas dari hal ini, ulama-ulama Nusantara adalah orang-orang yang gigih menentang penjajahan. Meskipun banyak diantara mereka yang berasal dari kalangan tarekat, namun justru kalangan tarekat inilah yang sering bangkit melawan penjajah. Dan meski pada akhirnya setiap perlawanan ini berhasil ditumpas dengan taktik yang licik, namun sejarah telah mencatat jutaan syuhada Nusantara yang gugur pada berbagai pertempuran melawan Belanda. Sejak perlawanan kerajaan-kerajaan Islam di abad 16 dan 17 seperti Malaka (Malaysia), Sulu (Filipina), Samudra Pasai, Banten, Sunda Kelapa, Makassar, Ternate, hingga perlawanan para ulama di abad 18 seperti Perang Cirebon (Bagus rangin), Perang Jawa (Diponegoro), Perang Padri (Imam Bonjol), dan Perang Aceh (Teuku Umar).(Sumber : ummah.com).

B. Teori Masuk dan Penyebaran Islam

Menurut para ahli sejarah, masuk dan penyebaran islam di indonesia terdapat tiga teori, yaitu teori Gujarat, teori Saudi, dan teori China. Yaitu :

1. Menurut teori Gujarat. Islam masuk wilayah Indonesia dari anak benua

India seperti Gujarat, Bengali, dan Malabar. Menurut Snouck Hurgronje, Islam masuk dari daerah Doccon di India, berdasarkan fenomena sosial bahwa ajaran tasawuf yang dipraktikkan oleh orang-orang muslim di India bagian selatan mirip dengan ajaran islam di Indonesia. Termasuk munculnya syi’ah di daerah Sumatera atau Jawa, dugaan itu juga muncul dari dearah India. Sebab saat itu kerajaan islam Deccon (salah satu kerjaan di India) telah memiliki hubungan baik dengan Iran negeri pusat penyebaran paham Syi’ah.

2. Menurut teori saudi. Pendapat yang menyatakan bahwa islamisasi di

Indonesia terjadi pada tahun 1111 atau abad ke 12 M. Pada saat itu orang-orang Aceh dari Sumatera bagian barat laut memeluk islam atas ajakan seorang kebangsaan Arab asli. Kemudian setelah masuk Islam mereka mendakwahkan islam khususnya di daerah tersebut.

3. Menurut teori China. Teori yang menyatakan bahwa masuknya islam di

(8)

literatur Cina pada awal abad ke 2 hijrah telah muncul perkampungan-perkampungan muslim Arab dipesisir pantai Sumatera. Diperkampungan-perkampungan ini orang-orang muslim Arab bermukim dan menikah dengan penduduk setempat serta membentuk komunitas-komunitas muslim. Teori ini adalah yang paling kuat dan diterima para sejarahwan masa kini.

C. Sumber-sumber berita masuknya agama dan kebudayaan islam di Indonesia

Sumber-sumber luar negeri

Berita Arab : para pedagang arab telah datang ke Indonesia sejak masa kerajaan sriwijaya (abad ke 7 M) yang menguasai jalur pelayaran perdagangan di wilayah Indonesia bagian barat termasuk selat malaka pada masa itu.

Berita Eropa : berita ini datangnya dari Marco polo. Ketika suatu saat dia ditugaskan untuk mengantarkan puterinya yang di persembahkan kepada kaisar romawi.

Berita India: berita ini menyebutkan bahwa para pedagang india dari Gujarat mempunyai peranan penting dalam penyebaran agama dan kebudayaan islam di indonesia.

Berita China: berita ini berhasil di ketahui melalui catatan dari ma-huan, seorang penulis yang mengikuti perjalanan laksamana cheng-ho. Ia menyatakan melalui tulisannya bahwa sejak kira-kira tahun 1400 telah ada saudagar-saudagar islam yang bertempat tinggal di pantai utara pulau jawa.

Sumber dalam negri

1. Penemuan sebuah batu di leran (dekat Gresik).batu bersurat itu memuat

keterangan tentang meninggalnya seorang perempuan bernama Fatimah binti Makmur

2. Makam sultan Malikul Shaleh di Sumatra Utara yang meninggal pada

bulan ramadha tahun 676 H atau tahun 1297 M.

(9)

Ajaran-ajaran Islam diantaranya yaitu:

Islam mengajarkan toleransi terhadap sesama manusia,saling menghormati dan tolong menolong.

1. Islam mengajarkan bahwa dihadapan Allah, derajat semua manusia sama, kecuali takwanya.

2. Islam mengajarkan bahwa Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Pengasih dan Penyayang dan mengharamkan manusia saling berselisih, bermusuhan,merusak, dan saling mendengki.

3. Islam mengajarkan agar manusia menyembah hanya kepada Allah dan tidak menyekutukannya serta senantiasa setiap saat berbuat baik terhadap sesama manusia tanpa pilih kasih.

D. Cara Masuknya Islam ke Indonesia

Islam masuk ke Indonesia, bukan dengan peperangan ataupun penjajahan. Islam berkembang dan tersebar di Indonesia justru dengan cara damai dan persuasif berkat kegigihan para ulama. Karena memang para ulama berpegang teguh pada prinsip Q.S. al-Baqarah ayat 256yaitu

“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya dia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”(Al-Baqarah: 256).

Adapun cara masuknya Islam di Indonesia melalui beberapa cara antara lain : a. Perdagangan

(10)

keuntungan rohani yaitu dengan menyiarkan Islam.Artinya mereka berdagang

sambil menyiarkan agama Islam.

b. Kultural

Artinya penyebaran Islam di Indonesia juga menggunakan media-media kebudayaan, sebagaimana yang dilakukan oleh para wali sanga di pulau jawa. Misalnya Sunan Kali Jaga dengan pengembangan kesenian wayang.Ia mengembangkan wayang kulit, mengisi wayang yang bertema Hindu dengan ajaran Islam. Sunan Muria dengan pengembangan gamelannya.Kedua kesenian tersebut masih digunakan dan digemari masyarakat Indonesia khususnya jawa sampai sekarang.Sedang Sunan Giri menciptakan banyak sekali mainan anak-anak, seperti jalungan, jamuran, ilir-ilir dan cublak suweng dan lain-lain

c. Pendidikan

Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan yang paling strategis dalam pengembangan Islam di Indonesia.Para da’i dan muballig yang menyebarkan Islam diseluruh pelosok Nusantara adalah keluaran pesantren tersebut.Datuk Ribandang yang mengislamkan kerajaan Gowa-Tallo dan Kalimantan Timur adalah keluaran pesantren Sunan Giri.Santri-santri Sunan Giri menyebar ke pulau-pulau seperti Bawean, Kangean, Madura, Haruku, Ternate, hingga ke Nusa Tenggara.Dan sampai sekarang pesantren terbukti sangat strategis dalam memerankan kendali penyebaran Islam di seluruh Indonesia. d. Kekuasaan Politik

Artinya penyebaran Islam di Nusantara, tidak terlepas dari dukungan yang kuat dari para Sultan. Di pulau Jawa, misalnya keSultanan Demak, merupakan pusat dakwah dan menjadi pelindung perkembangan Islam.Begitu juga raja-raja lainnya di seluruh Nusantara. Raja Gowa-Tallo di Sulawesi selatan melakukan hal yang sama sebagaimana yang dilakukan oleh Demak di Jawa. Dan para Sultan di seluruh Nusantara melakukan komunikasi, bahu membahu dan tolong menolong dalam melindungi dakwah Islam di Nusantara.Keadaan ini menjadi cikal bakal tumbuhnya negara nasional Indonesia dimasa mendatang.

E. Perkembangan Masuknya Islam di Beberapa Wilayah Indonesia

Perkembangan Islam di Indonesia berlangsung di beberapa tempat, yaitu Sumatera, Jawa, Sulawesi, Kalimantan, Maliku, Irian Jaya, dan Nusa Tenggara.

a. Perkembangan Islam di Sumatera

(11)

Kabupaten Lhouksumawe. Samudera Pasai adalah sebuah kerajaan maritim, samudera pasai telah mengadakan hubungan dengan Sultan Delhi di India pada pelayaran kerajaan Samudra Pasai merupakan pusat studi agama Islam dan tempat berkumpulnya para ulama dari berbagai negara Islam.

b. Perkembangan Islam di Jawa

Perkembangan di Jawa tidak bisa dipisahkan dari peranan wali, jumlah wali yang terkenal sampai sekarang adalah sembilan, yang dalam bahasa dikenal dengan sebutan WALI SONGO. Para wali yang termasuk dalam wali songo adalah sebagai berikut :

1. Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)

Maulana malik ibrahim juga dikenal dengan panggilan Maulana Maghribi atau syekh Magribi, karena berasal dari wilayah Maghribi, Afrika Utara. Kedatangannya dianggap sebagai permulaan masuknya Islam di Jawa. Maulana Malik Ibrahim menerapkan metode dakwah yang tepat untuk menarik simpati masyarakat terhadap Islam.

2. Sunan Ampel (Raden Rahmat)

Pada awal penyiaran Islam di pulau Jawa, Sunan Ampel menginginkan masyarakat menganut keyakinan Islam yang murni. Ia tidak setuju dengan kebiasaan masyarakat Jawa, seperti kenduri, selamatan dan sesaji. Hal itu terlihat dari persetujuannya ketika Sunan Kalijaga, dalam ocehannya menarik umat Hindhu dan Budha mengusulkan agar adat istiadat Jawa itulah yang diberi warna Islam.

3. Sunan Bonang (Makhdum Ibrahim)

Dalam menyebarkan agama Islam, ia selalu menyesuaikan diri dengan kebudayaan masyarakat yang sangat menggemari wayang serta musik gamelan. Sunan Bonang memusatkan kegiatan dakwahnya di Tuban. Dalam aktifitasnnya ia mengganti nama dewa dengan nama-nama malaikat.

4. Sunan Giri (Raden Paku atau ‘Ainul Yaqin)

Sunan Giri memulai aktifitas dakwahnya didaerah Giri dan sekitarnya dengan mendirikan pesantren yang santrinya kebanyakan berasal dari golongan masyarakat ekonomi lemah. Sunan Giri terkenal sebagai pendidik yang berjiwa demokratis.

(12)

Sunan Drajat juga tidak ketinggalan untuk menciptakan tembang jawa yang sampai saat ini masih digemari masyarakat, yaitu tembang pangkur. Hal yang paling menonjol dalam dakwah sunan drajat ialah perhatiannya yang serius pada masalah-masalah sosial, ia selalu menekan bahwa memberi pertolongan kepada masyarakat umum.

6. Sunan Kalijaga (Raden Said)

Ketika para wali memutuskan untuk menggunakan pendekatan kultural termasuk pemanfaatan wayang dan gamelan sebagai media dakwah, orang yang paling berjasa dalam hal ini adalah Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga mengarang aneka cerita wayang bernafaskan Islam terutama mengenai etika.

7. Sunan Kudus (Ja’far Shadiq)

Sunan Kudus mengajarkan agama Islam didaerah Kudus dan sekitarnya, ia mempunyai keahlian khusus dalam ilmu fiqih, urul fiqih, tauhid, hadits, tafsir dan logika. Oleh karena itu ia mendapat julukan waliyyul ‘ilmi. Sunan Kudus juga melaksanakan dakwah dengan pendekatan kultural.

8. Sunan Muria (Raden Umar Said)

Sunan Muria memusatkan kegiatan dakwahnya di Gunung Muria yang terletak 18 km sebelah utara kota Kudus. Cara yang ditempuhnya dalam menyiarkan agama islam adalah dengan mengadakan kursus-kursus bagi kaum pedagang, para nelayan, dan rakyat biasa.

9. Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah)

Sunan gunung Jati lahir di Mekkah pada tahun 1448. ia mengembangkan ajaran islam di cirebon, majalengka, kuningan, kawali, sunda kelapa dan banten sebagai dasar bagi perkembanganislam di Banten.

c. Perkembangan Islam di Sulawesi

Masuknya islam di Sulawesi tidak terlepas dari peranan Sunan Giri di Gresik. Hal itu karena Sunan Giri menyelenggarakan pesantren yang banyak didatangi oleh santri dari luar Jawa, seperti ternate dan hiu. Pada abad ke-16 di sulsel telah berdiri kerajaan hindhu gowa dan tallo. Penduduknya banyak yang memeluk agama islam karena hubungannya dengan kesultanan Ternate.

d. Perkembangan Islam di Kalimantan

(13)

al-Banjari mendirikan pondok pesantren untuk menampung santri yang datang Drajat yang berasal dari Ternate dan Hitu. Di Maluku ada 4 kerajaan bersaudara yang berasal dari keturunan yang sama yaitu Ternate, Tidore, Bacan dan Jailolo. Raja Tidore masuk islam dan mengganti nama menjadi Sultan Jamalludin.

Demikian juga raja Jailolo, ia masuk isalm dan mengganti nama menjadi Sultan Hassanudin. Peran kesultanan Ternate dalam penyebaran islam baru dimulai pada masa Sultan Zaenal Abidin. Ia juga berhasil mengambangkan islam ke Maluku dan Irian Jaya bahkan sampai ke Filipina.

F. Hikmah Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia

Setelah memahami bahwa perkembangan Islam di Indonesia memiliki warna atau ciri yang khas dan memiliki karakter tersendiri dalam penyebarannya, kita dapat mengambil hikmah, diantaranya sebagai berikut :

1. Islam membawa ajaran yang berisi kedamaian.

2. Penyebar ajaran Islam di Indonesia adalah pribadi yang memiliki ketangguhan dan pekerja keras.

3. Terjadi akulturasi budaya antara Islam dan kebudayaan lokal meskipun Islam tetap memiliki batasan dan secara tegas tidak boleh bertentangan dengan ajaran dasar dalam Islam.

G. Manfaat dari Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia

Banyak manfaat yang dapat kita ambil untuk dilestarikan diantaranya sebagai berikut :

1. Kehadiran para pedagang Islam yang telah berdakwah dan memberikan

pengajaran Islam di bumi Nusantara turut memberikan nuansa baru bagi perkembangan pemahaman atas suatu kepercayaan yang sudah ada di Nusantara ini.

(14)

3. Kita dapat meneladani Wali Songo

4. Menjadikan masyarakat gemar membaca dan mempelajari Al-Qur’an.

5. Mampu membangaun masjid sebagai tempat ibadah dalam berbagai

bentuk atau arsitektur hingga kee seluruh pelosok Nusantara.

6. Mampu memanfaatkan peninggalan sejarah, termasuk situs-situs

8. Para ulama dan umara bersatu padu mengusir penjajah meskipun dengan

persenjataan yang tidak sebanding.

H. Peradaban Islam di Masa Depan

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman didalam Al-qur’an :

“Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al-Qur’an) dan agama yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai.” (QS At-Taubah : 33)

Janji telah diberikan oleh Allah Swt melalui firman-Nya itu, bahwa Islam dengan kearifan dan kebijaksanaannya itu mampu mengalahkan agama-agama lain. Namun tidak sedikit yang mengira bahwa janji tersebut telah terwujud pada masa Nabi Salallahu Alaihi wa Salam , masa Khulafaur-Rasyidin dan pada masa khalifah-khalifah sesudahnya yang bijaksana. Padahal kenyataannya tidak demikian. Yang sudah terealisasi saat itu hanyalah sebagian kecil dari janji di atas, sebagaimana diisyaratkan oleh Rasul Salallahu Alaihi wa Salam melalui sabdanya yang artinya:

(15)

Dari hadits diatas tidak diragukan lagi bahwa kemenangan Islam di masa depan semata-mata atas izin pertolongan dari Allah Swt, dengan catatan harus tetap kita perjuangkan. Perjuangan dapat dilakukan dengan cara berjihad. Namun maksud jihad disini bukanlah peperangan atau pembunuhan massal pada kaum non muslim. Tapi melainkan dengan cara meningkatkan mutu pendidikan yang canggih namun tidak keluar dari nilai-nilai ajaran islam.

Sudah menjadi pemahaman bahwa kemenangan yang diraih dunia Barat dari umat Islam ketika sedang dalam keadaan lemah dan kondisi yang rapuh seperti saat ini, bukanlah disebabkan oleh kekuatan mereka semata, bukan pula karena kelemahan umat Islam. Tetapi semua itu disebabkan buruknya pola berpikir dan rendahnya tingkat pengetahuan umat Islam tentang Dienul Islam itu sendiri.Masa depan dunia Islam tergantung pada tindakan yang diambil umat Islam sekarang ini. Jika umat Islam telah terlalu jauh dan berpaling dari agama mereka maka mereka akan jatuh pada musibah ketertindasan dan keterjajahan.

Oleh karena itu umat Islam harus menyadari bahwa hanya dengan kembali kepada Islam, umat Islam akan dapat meraih kembali kemuliaan, lepas dari segala bentuk penjajahan yang selama ini membelenggu. Tiada lain jalan yang ditempuh selain kembali kepada Islam sesuai pemahaman para Shahabat dan Salafussholih. Mengikuti apa yang telah dicontohkan Nabi Muhammad dan Khulafaur Rasyidin dalam melaksanakan syariat Islam baik dalam kehidupan individu, bermasyarakat dan bernegara.

Seperti yang telah Allah SWT umpamakan dalam surat Ibrahim 14: ayat 24-26 yaitu ;

“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikitpun.” (QS. Ibrahim [14]: 24-26).

(16)
(17)

BAB III KESIMPULAN

Proses penyebaran islam di nusantara termasuk Indonesia dilakukandengan cara perdagangan, perkawinan, pendidikan, dan melalui seni dan budaya.3.

Manfaat dari mempelajari sejarah perkembangan islam di nusantara, salah satunya yaitu mampu membangun masjid sebagai tempat ibadah dari berbagai bentuk, dan dapat meneladani Wali Sanga.

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Hasjmy, A., Sejarah Kebudayaan Islam di Indonesia, cet.1, Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1990.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan telah bertambahnya fasilitas di Laboratorium Kesehatan Daerah dalam rangka menunjang peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, maka pengaturan retribusi

Pedagang yang menggunakan bentuk sarana ini dikategorikan pedagang yang menetap, karena secara fisik jenis ini tidak dapat dipindahkan.. Biasanya merupakan

Laporan Jumlah Jiwa per Desa/Kelurahan.

Seruyan Hilir Timur, Perda No... Seruyan Hilir Timur

Skripsi yang berjudul “Tradisi Merarik Dalam Masyarakat Suku Sasak Lombok di Desa Laburan Baru Menurut Perspektif Hukum Islam” ditulis oleh Hafifuddin, telah diujikan

Adapun mengenai apa yang diriwayatkan dari Nabi SAW bahwa adalah Nabi SAW bila berjalan, melakukannya dengan langkah yang cepat dan ucapan „Aisyah sehubungan

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya. Ilmu

Pemimpin yang akan dibahas mengenai sikap nasionalismenya dalam karya tulis ini adalah pemimpin bangsa yang menjadi wakil dari masyarakat Indonesia, baik presiden,