• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Sejarah Masuknya Islam Ke Indonesia

N/A
N/A
Masrul Arifan

Academic year: 2024

Membagikan "Makalah Sejarah Masuknya Islam Ke Indonesia "

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah

Sejarah Masuknya Islam Ke Indonesia

Disusun oleh :

Aura Hayaton Nufus (210209102) Maudia Melina (210209014)

Dosen Pembimbing : Ibu Yusmawati M. Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN AR-RANIRY BANDA ACEH TAHUN

2021/2022

(2)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim…

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah IPS, dengan judul “SEJARAH MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA”, sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada nabi kita yaitu Nabi Muhammad S.A.W. yang telah membawa kita dari alam kebodohan menuju ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti saat sekarang.

Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca, kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kelemahan. Maka dari itu kami mohon saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Banda Aceh, 08 juni 2022

Kelompok 9

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……….

DAFTAR ISI………

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah………

B. Rumusan Masalah……….

BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah Masuknya Islam di Indonesia………

B. Teori Sejarah Masuknya Islam di Indonesia………..

C. Kerajaan-kerajaan di Indonesia………..

D. Pengaruh Islam di Indonesia………..

E. Perkembangan Islam di beberapa wilayah di Indonesia………

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN………..

B. SARAN………..

DAFTAR PUSTAKA

(4)

BAB 1 PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Untuk mempelajari suatu agama, termasuk agama Islam harus bermula dari mempelajari aspek geografis dan geografi persebaran agama-agama dunia. Setelah itu dapat dipahami pula proses kelahiran Islam sebagai salah satu dari agama dunia, terutama yang dilahirkan di Timur Tengah, yaitu Yahudi, Kristen, dan Islam. Ketiganya dikenal sebagai agama langit atau wahyu.

Kedua hal itu, geografi persebaran dan persebaran agama itu sendiri. Selanjutnya untuk dapat memahami proses perkembangan Islam sehingga menjadi salah satu agama yang dianut oleh penduduk dunia yang cukup luas, harus dikenali lebih dahulu tokoh penerimaan ajaran yang sekaligus menyebarkan ajaran itu, yaitu Muhammad SAW, sang pembawa risalah. Keberhasilan proses Islamisasi di Indonesia ini memaksa Islam sebagai pendatang, untuk mendapatkan simbol-simbol kultural yang selaras dengan kemampuan penangkapan dan pemahaman

masyarakat yang akan dimasukinya dalam pengakuan dunia Islam. Langkah ini merupakan salah satu watatk Islam yang pluralistis yang dimiliki semenjak awal kelahirannya. Kedatangan Islam di berbagai daerah Indonesia tidaklah bersamaan.

Demikian pula kerajaan-kerajaan dan daerah-daerah yang didatanginya mempunyai situasi politik dan sosial budaya yang berlainan. Proses masuknya Islam ke Indonesia memunculkan beberapa pendapat. Para Tokoh yang mengemukakan pendapat itu diantaranya ada yang langsung mengetahui tentang masuk dan tersebarnya budaya serta ajaran agama Islam di Indonesia, ada pula yang melalui berbagai bentuk penelitian seperti yang dilakukan oleh orang- orang barat (eropa) yang datang ke Indonesia karena tugas atau dipekerjakan oleh

pemerintahnya di Indonesia.

Tokoh-tokoh itu diantaranya, Marcopolo, Muhammad Ghor, Ibnu Bathuthah, Dego Lopez de Sequeira, Sir Richard Wainsted. Agama Islam merupakan agama mayoritas masyarakat

Indonesia saat ini. Secara bertahap dan berkesinambungan, agama ini mampu berkembang ke semua lapisan masyarakat. Akan tetapi, kapan masuknya agama ini ke Indonesia masih banyak diperdebatkan. Seperti dikatakan oleh Snouck Hurgronje bahwa Islam masuk ke Indonesia pada Abad XIII dengan bukti adanya nisan Sultan Malik al-Shaleh, tahun 689 H (1297 M). Namun, adanya peninggalan berupa nisan Fatimah binti Maemon, tahun 475 H (1082 M) juga membuktikan bahwa sudah sejak abad XI, Islam sudah masuk ke Indonesia.

Rumusan Masalah

1. Menceritakan masuknya Islam di Indonesia

2. Menyebutkan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia 3. Menjelaskan pengaruh Islam di Indonesia

(5)

(6)

BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah Masuknya Islam Di Indonesia

Indonesia merupakan Negara dengan penganut agama Islam terbesar di dunia, karena hampir 87 persen penduduk Indonesia adalah pemeluk agama Islam. Hal ini dikarenakan penyebaran agama Islam di nusantara yang cukup aktif adalah dari pulau Sumatera sehingga ke Sulawesi dan Maluku. Hal tersebut terjadi sejak ratusan tahun yang lalu dan puncak penyebaran agama Islam terjadi pada masa walisongo.

Sebagai Negara muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki sejarah panjang tentang bagaimana agama Islam masuk ke Indonesia. Mulai dari awal mula sejarah masuknya Islam ke Indonesia hingga menjadi agama dengan pemeluk terbesar di nusantara tidak memakan waktu yang singkat melainkan sudah terjadi sejak zaman kerajaan.

Ada banyak teori yang menyebutkan bagaimana awal mula sejarah masuknya agama Islam ke Indonesia dan akhirnya menjadi agama yang banyak dianut oleh sebagian besar masyarakat di nusantara pada kala itu. Teori-teori tersebut juga memiliki bukti sehingga dipercaya sejarah masuknya agama Islam ke Indonesia sesuai dengan teori-teori yang ada.

B. Teori Sejarah Masuknya Islam Ke Indonesia

Ada banyak teori yang menerangkan bagaimana sejarah masuknya agama Islam masuk ke Indonesia, dari semua teori tersebut kebanyakan menggambarkan Islam masuk pada masa awal- awal Hijriah atau sekitar tahun 700 Masehi. Pada masa kekhilafan Islam di tanah Arab, kekhilafahan tersebut mengutus utusannya untuk datang ke nusantara dan menyebarkan agama Islam di nusantara.

(7)

Hal ini dibuktikan dengan adanya Kampung Arab atau pemukiman Arab di pesisir barat pantai Sumatera yang banyak dijumpai oleh para pedagang pada masa itu. Dengan adanya pemukiman Arab inilah yang diyakini menjadi salah satu teori awal mula masuknya Islam di Indonesia.

Namun ada juga beberapa teori lain misalnya teori dari India, teori Arab, teori Persia dan teori Cina. Masuknya agama Islam di Indonesia memiliki banyak teori, karena tidak ada yang tahu pasti, kapan agama Islam mulai masuk ke nusantara.

1. Teori India (Gujarat)

Teori ini dicetuskan oleh GWJ. Drewes dan di kembangkan oleh Snouck Hurgronje dan kawan- kawan, selain itu teori india atau teori Gujarat ini juga di yakini oleh sejarawan Indonesia Sucipto Wirjosuprato yang meyakini awal mula sejarah masuknya islam di Indonesia adalah melalu india (Gujarat).

Teori india atau teori Gujarat adalah teori yang menyebutkan bahwa agama islam masuk ke Indonesia melalui para pedagang dari india muslim (Gujarat) yang berdagang di nusantara pada abad ke-13. Para saudagar dari Gujarat yang datang dari Malaka kemudian menjalin relasi dengan orang-orang di wilayah barat di Indonesia kemudian setelah itu terbentuklah sebuah kerajaan Islam yang bernama kerajaan Samudra Pasai.

Banyak bukti yang menguatkan teori Gujarat ini, salah satunya adalah makam Malik As-Saleh yang merupakan salah satu pendiri kerajaan Samudra Pasai. Corak dari batu nisan Malik As- Saleh sangat mirip dengan batu nisan yang ada di Gujarat. Bahkan makam salah satu walisongo yakni makam Maulana Malik Ibrahim juga memiliki batu nisan khas Gujarat seperti makam Malik As-Saleh.

2. Teori Arab (Mekah)

Kemudian selanjutnya ada teori Arab (Mekah) yang merupakan teori Islam yang menyebutkan bahwa Islam masuk ke Indonesia langsung dari Arab (Mekah) pada masa kekhalifahan. Teori ini didukung oleh J.C. van Leur hingga Buya Hamka atau Abdul Malik Karim Amrullah. pada bukunya yang berjudul sejarah umat islam yang terbit pada tahun 1997, Buya Hamka menjelaskan bukti-bukti masuknya agama Islam di Indonesia. bukti yang dimaksud Buya Hamka

(8)

ini adalah berupa sumber dari naskah kuno Cina yang menyebutkan bahwa sekelompok Bangsa Arab yang bermukim di pesisir barat Pulau Sumatera pada tahun 625 Masehi. Selain itu, di kawasan tersebut yang pada saat itu merupakan kekuasaan Kerajaan Sriwijaya juga ditemukan batu nisan yang bertuliskan nama Syekh Rukunuddin yang wafat pada tahun 672 Masehi.

3. Teori Persia (iran)

Teori yang menyatakan bahwa asal mula sejarah masuknya agama islam ke Indonesia dari Negara Persia (yang sekarang bernama Negara Iran) adalah teori yang didukung oleh Husen Djadjadiningrat dan Umar Amir Husen. Djajadiningrat berpendapat jika teori Persia ini selaras dengan asal mula masuknya Islam ke Indonesia. hal ini dikarenakan menurut Djajadiningrat kebudayaan Islam di nusantara memiliki banyak kesamaan dengan kebudayaan Islam di Persia.

Salah satu contoh kebudayaan Islam di nusantara yang mirip dengan kebudayaan Islam di Persia adalah kaligrafi-kaligrafi yang ada di makam batu nisan di nusantara. Ada pula beberapa ritual keagamaan seperti tabot di daerah Bengkulu dan Tabuik di daerah Sumatera Barat yang hampir sama persis dengan ritual keagamaan di Persia yang diadakan setiap tanggal 10 bulan Muharam.

Akan tetapi seperti yang kita ketahui, aliran Islam di Persia merupakan aliran Islam Syiah sedangkan aliran Islam yang berkembang di Indonesia adalah aliran Sunni. Sehingga teori Persia ini di anggap kurang relevan dengan fakta yang ada.

4. Teori Cina

Teori cina merupakan teori yang menyebutkan bahwa asal mula sejarah masuknya agama islam ke Indonesia berasal dari Cina, agama Islam sendiri berkembang di Cina pada masa Dinasti Tang (618-905 Masehi). Islam masuk ke Cina sendiri dibawa oleh panglima Muslim yang bernama Saad bin Waqash yang berasal dari Madinah pada masa kekhalifahan Utsman bin Affan. Bahkan salah satu kota di Cina pada masa itu yakni kota Kanton pernah menjadi pusat dakwah muslim di Cina.

Dalam buku Islam in Cina yang ditulis oleh Jean A. Berlie (2004) menyebutkan bahwa relasi antara orang-orang Islam dari Arab dengan orang-orang di Cina terjadi pada tahun 713 Masehi.

(9)

Masuknya Islam ke nusantara juga diyakini bersamaan dengan banyaknya migrasi orang-orang Cina muslim ke Asia Tenggara terutama wilayah nusantara yang kebanyakan memasuki wilayah Sumatera bagian selatan pada tahun 879 Masehi atau abad ke-9 Masehi.

Bukti lain dari teori cina ini adalah banyaknya pendakwah yang berasal dari keturunan Cina yang mempunyai pengaruh besar pada masa kerajaan Demak. Seperti kita ketahui, kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di pulau Jawa. Adapun buku sejarah yang ditulis oleh Nana Supriatna yang menyebutkan bahwa kesultanan Demak didirikan oleh Raden Patah yang merupakan putra dari Majapahit Islam ini.

Banyak yang meyakini bahwa Islam masuk ke Indonesia pada tahun 700 Masehi atau pada abad ke-7, hal ini dikarenakan dari catatan Cina kuno menerangkan bahwa pada masa itu terdapat perkampungan Arab atau pemukiman Arab di daerah pesisir barat pulau Sumatera hingga ke sekitar selat Malaka.

Selain dengan berdagang, ada juga penyebar agama Islam yang murni memang berniat menyebarkan agama Islam dengan cara berdakwah. Salah satu contoh penyebar agama Islam di nusantara yang sangat terkenal adalah para walisongo.

Para walisongo tidak hanya menyebarkan agama Islam dengan cara mendakwah namun juga mengajarkan agama Islam dengan cara mendekati masyarakat pribumi dan berbaur serta mengikuti adat istiadat dan kehidupan sosial budaya di nusantara.

Di Kalimantan islam masuk pada abad ke-18, hal ini terbukti dengan ditemukannya makam Islam kuno dengan batu nisannya. Sedangkan di wilayah timur Indonesia, Islam masuk melalui Sulawesi yang pada masa itu merupakan salah satu daerah yang memiliki kerajan Islam dan tempatnya pun strategis untuk jalur perdagangan di wilayah timur Indonesia.

Begitu banyaknya sejarah mengenai Agama Islam, membuat umat di dalamnya memiliki perbedaan masing-masing yang membuat adanya dinamika dan hal ini dibahas dalam buku Dinamika Sejarah Umat Islam Indonesia oeh Kuntowijoyo.

(10)

C. Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia

1. Kerajaan Perlak atau Kesultanan Peureulak (840-1292)

Kerajaan Perlak atau yang dikenal juga dengan Kesultanan Peureulak adalah kerajaan islam di Indonesia yang didirikan pada 840 masehi. Kerajaan Perlak ini terletak di daerah Peureulak, Aceh Timur.

Ketika itu, wilayah Perlak banyak dikunjungi oleh para pedagang yang berasal dari Arab, Gujarat, dan Persia karena mampu memproduksi kayu perlak yang menjadi bahan baku dari kapal.Kedatangan para pedagang dari Timur Tengah itu lantas membuat perkembangan islam di Perlak berkemban pesat. Sebab, beberapa wanita lokal menikah dengan para pedagang muslim pendatang.

Alhasil, munculah Kerajaan Perlak yang pertama kali dipimpin oleh Alaidin Sayyid Maulana Aziz Syah. Kerajaan Perlak berdiri cukup lama, yaitu dari periode 840 masehi hingga 1292.

Pada akhir masa kejayaannya, Kerajaan Perlak dipimpin oleh Muhammad Amir Syah yang merupakan mertua dari sosok penting di Kerajaan Samudera Pasai, yaitu Malik Saleh.

Peninggalan Sejarah

Peninggalan dari Kerajaan Perlak adalah makam dari salah satu raja bagian Kerajaan Perlak, yaitu Benoa yang diketahui berada di Sungai Trenggulon.

Berdasarkan penelitian dari penelitian batu nisan makam tersebut diperkirakan di buat pada abad ke-11 M.

2. Kerajaan Ternate (1257)

Kerajaan Ternate atau yang juga dikenal dengan nama Kerajaan Gapi. Sesuai dengan namanya, kerajaan ini terletak di wilayah Ternate, Maluku Utara.

Kerajaan Ternate pertama kali didirikan oleh sosok bernama Sultan Marhum pada tahun 1257.

Kerajaan Ternate menjadi salah satu kerajaan tersukses di Maluku karena mereka menjadi salah satu sumber rempah-rempah terbesar.

Oleh karena itu, selain menyebarkan agama islam, Kerajaan Ternate juga berdagang rempah- rempah sebagai mata pencaharian.

Salah satu pemimpin dari Kerajaan Ternate yang paling terkenal adalah Sultan Baabullah, putra dari Sultan Harun yang juga pernah menjabat sebagai pemimpin Kerajaan Gapi. Sultan

Baabullah berhasil membawa Kerajaan Ternate meraih kejayaannya.

Peninggalan Sejarah

(11)

Kerajaan Ternate ini menjadi salah satu kerajaan islam tertua di Indonesia. Peninggalan dari Kerajaan Ternate antara lain Makam Sultan Baabullah, Masjid Sultan Ternate, Keraton Kesultanan Ternate, serta Benteng Tolukko.

3. Kerajaan Samudera Pasai (1267-1521)

Kerajaan Samudera pasai pertama kali didirikan oleh Sultan Malik Al Saleh atau yang dikenal dengan nama Meurah Silu. Kerajaan Samudera Pasai pertama kali didirikan pada tahun 1267.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, Sultan Malik Al Saleh merupakan putra dari Muhammad Amir Syah yang merupakan raja dari Kerajaan Perlak. Oleh karena itu, Kerajaan Samudera Pasai ini merupakan gabungan dari Kerajaan Perlak dan Kerajaan Pase.

Kerajaan Samudera Pasai menjadi salah satu kerajaan islam tersukses di Nusantara. Sebab, Samudera Pasai menjadi salah satu pusat perdagangan rempah-rempah. Oleh karena itu, Samudera Pasai didatangi oleh para pedagang yang berasal dari Arab, Persia, India, bahkan sampai Tiongkok. Bahkan, Samudera Pasai mengeluarkan mata uang dirham atau emas murni untuk menjadi alat tukar resmi.

Pada akhirnya Kerajaan Samudera Pasai runtuh pada 1521 karena adanya konflik internal yaitu perebutan kekuasaan dan juga perang saudara. Selain itu, mereka juga diserang oleh Portugis.

Peninggalan Sejarah

Ada banyak peninggalan bersejarah dari Samudera Pasai yang ditemukan. Peninggalan- peninggalan itu seperti makam raja-raja di Kampung Geudong, Aceh Utara, Dirham, Cakra Donya, dan Naskah Surat Sultan Zainal Abidin.

4. Kerajaan Gowa (1300-1945)

Kerajaan Gowa pertama berdiri sekitar tahun 1300 di wilayah Sulawesi Selatan. Kerajaan ini juga menjadi salah satu kerajaan yang memiliki perkembangan yang pesat, terutama saat bergabung dengan Kerajaan Tallo pada abad ke-16.

Gabungan dua kerajaan itu kemudian dipimpin oleh Sultan Alauddin dan memilih agama islam sebagai agama resminya.

Letak dari Kerajaan Gowa ini terbilang cukup strategis, karena berada di wilayah jalur pelayaran.

Masa kejayaan dari kerajaan Gowa terjadi ketika dipimpin oleh cucu dari Sultan Alauddin, yaitu Sultan Hasanuddin.

Masyarakat dari Gowa sendiri memiliki mata pencaharian sebagai nelayan, pedagang, dan juga membuat kapal pinisi.

Peninggalan Sejarah

(12)

Adapun peninggalan dari kerajaan Gowa ini adalah tempat-tempat wisata seperti Istana Tamalate, Masjid Tua Katangka, Museum Balla Lompoa, Benteng Somba Opu, dan juga Benteng Fort Rotterdam.

5. Kesultanan Malaka (1405-1511)

Kesultanan Malaka adalah kerajaan islam Melayu yang terletak di Malaka. Kerajaan ini didirikan pada tahun 1405 oleh seorang bernama Parameswara.

Pada awalnya, masyarakat dari Malaka bukanlah seorang muslim, tetapi dengan berkembangnya kepemimpinan Kerajaan Malaka, masyarakat mulai ikut menganut agama islam.

Kerajaan ini juga dikenal menguasai jalur pelayaran dan perdagangan di Selat Malaka pada abad 15.

Kerajaan Malaka terakhir kali dipimpin oleh Sultan Mahmud Syah. Kerajaan ini lantas runtuh karena mendapatkan serangan dari Portugis pada 1511. Penyerangan Portugis terhadap Kerajaan Malaka ini lantas menjadi awal mula serangan militer dari Eropa ke Nusantara.

Peninggalan Sejarah

Peninggalan dari Kerajaan Malaka adalah Masjid Baiturrahman Aceh dan Masjid Agung Deli.

6. Kerajaan Islam Cirebon (1430-1677)

Kerajaan Islam Cirebon pertama kali didirikan pada tahun 1430 oleh Pangeran

Walangsungsang. Kerajaan ini diketahui terletak di pantai utara Pulau Jawa tepatnya di Jawa Barat. Kerajaan Islam Cirebon disebut-sebut sebagai pusat penyebaran agama islam di Jawa Barat.

Salah satu pemimpin paling terkenal dari Kerajaan Islam Cirebon adalah Sunan Gunung Jati yang merupakan keponakan dari Pangeran Walangsungsang yang merupakan Sultan Cirebon I.

Pada masa keruntuhannya, Kerajaan Cirebon terbagi menjadi dua, yaitu kesultanan Kasepuhan dan kesultanan Kanoman.

Peninggalan Sejarah

Peninggalan dari Kerajaan Cirebon antara lain Keraton Kasepuhan Cirebon, Keraton Keprabon, Bangunan Mande, Kereta Singa Barong, dan Patung Harimau Putih.

7. Kerajaan Demak (1478-1554)

Kerajaan Demak merupakan kerajaan islam pertama di Pulau Jawa. Kerajaan ini berdiri pada 1478 saat Kerajaan Majapahit mengalami keruntuhan dan dipimpin oleh Raden Patah. Selain pertama di Pulau Jawa, kerajaan ini juga menjadi salah satu kerajaan terbesar di Pulau Jawa.

(13)

Kerajaan Demak ini juga diketahui sebagai kerajaan yang paling berperan dalam penyebaran islam di Nusantara. Hal itu disebabkan karena Kerajaan Demak mendapatkan dukungan dari sembilan tokoh penyebar agama islam yang dikenal dengan sebutan Wali Songo.

Raja-raja dari Kerajaan Demak yang paling tersohor adalah Raden Patah, Pati Unus, Sultan Trenggono, Sunan Prawoto, dan Arya Penangsang.

Kerajaan Demak akhirnya runtuh karena adanya perang saudara yang dilakukan oleh Sultan Trenggono dan Pangeran Surowiyoto. Akhirnya, kerajaan ini benar-benar runtuh setelah pemberontakan Jaka Tingkir.

Peninggalan Sejarah

Peninggalan sejarah dari Kerajaan Demak antara lain Masjid Agung Demak, Makam Sunan Kalijaga, Lawang Bledek, Dampar Kencana, Soko Guru, dan Surya Majapahit.

8. Kerajaan Islam Banten (1526-1813)

Kerajaan Islam Banten didirikan oleh Sultan Maulana Hasanudin yang merupakan putra dari pimpinan Kerajaan Islam Cirebon, Sunan Gunung Jati pada 1526.

Kerajaan ini juga menjadi salah satu kerajaan yang melawan VOC yang melakukan monopoli perdagangan. Perlawanan kala itu dipimpin oleh salah satu pemimpin paling terkenal dari Kerajaan Banten, yaitu Sultan Agung Tirtayasa.

Runtuhnya kerajaan ini juga dipicu karena adanya perang saudara yang dilakukan oleh anak dari Sultan Ageng Tirtayasa yang ingin merebut jabatan ayahnya.

Peninggalan Sejarah

Kerajaan Banten juga mengembangkan seni bela diri khas Banten yang dikenal dengan debus.

Peninggalan lain dari Kerajaan Banten yaitu Masjid Agung Banten, Benteng Speelwijk, dan juga Keraton Surosowan.

9. Kerajaan Pajang (1568-1586)

Kerajaan Pajang merupakan kerajaan yang berdiri setelah Kerajaan Demak runtuh. Kerajaan ini pertama kali didirikan oleh Jaka Tingkir alias Sultan Hadiwijaya.

Ketika itu, Jaka Tingkir memindahkan seluruh kekuasaan dan benda pusaka dari Kerajaan Demak ke Pajang setelah merebut kekuasaan Demak dari Arya Penangsang.

Kerajaan ini berperan dalam penyebaran islam di pedalaman wilayah Jawa.

Peninggalan Sejarah

Keberhasilan dari Jaka Tingkir kemudian melebarkan sayap sampai ke Madiun, Blora, dan Kediri.

(14)

Peninggalan sejarah dari Kerajaan Pajang adalah Pasar Laweyan, Makam Jaka Tingkir, dan kompleks makam para pejabat Pajang.

10. Kerajaan Mataram Islam (1588-1680)

Kerajaan Mataram Islam berdiri pada 1588 di wilayah Kotagede Yogyakarta. Kerajaan ini pertama kali didirikan oleh dua tokoh, yaitu Ki Ageng Pemanahan dan Ki Ageng Sela.

Kerajaan ini didirikan sebagai hadiah yang diberikan Kesultanan Pajang terhadap Ki Ageng Pemanahan atas jasanya.

Raja pertama dari Kerajaan Mataram Islam adalah Raden Mas Sutawijaya alias Panembahan Senapati yang merupakan putra dari Ki Ageng Pemanahan.

Kerajaan Mataram Islam mengalami masa kejayaan saat dipimpin oleh Sultan Agung. Ketika itu, Sultan Agung berhasil menguasai nyaris seluruh tanah Jawa dan juga membantu perlawanan terhadap VOC bersama kerajaan Banten dan Cirebon.

Keruntuhan dari Kerajaan Mataram terjadi karena konflik internal yang menyebabkan terjadinya pembagian wilayah kekuasaan. Saat ini wilayah kekuasaan itu diketahui sebagai Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta.

Pembagian wilayah kekuasaan itu tercantum dalam perjanjian yang diberi nama Perjanjian Giyanti.

Peninggalan Sejarah

Peninggalan Sejarah dari kerajaan Mataram Islam adalah masjid-masjid besar yang tersebar di wilayah Yogyakarta dan Surakarta, seperti Masjid Kotagede, Masjid Agung Gedhe Kauman, Masjid Pathok Negara Sulthoni Plosokuning, Masjid Agung Surakarta, serta Masjid Al Fatih Kepatihan Solo.

Aksara Hanacaraka juga merupakan peninggalan dari Kerajaan Mataram Islam.

D. Pengaruh Islam di Indonesia

Bukti fisik masuknya pengaruh Islam terlihat pda bidang seni bangunan (arsitektur) dan seni sastra.

Seni bangunan

(15)

Bukti adanya pengaruh Islam pada seni bangunan ada pada masjid dan makam. Masjid adalah bangunan tempat ibadah shalat bagi umat Islam. Dalam bangunan masjid pengaruh Islam terlihat dari seni ukir di dalam relief di Masjid Mantingan Jepara Jawa Tengah. Selain di masjid juga ada seni ukir kayu di Cirebon Jawa Barat. Pengaruh Islam pada makam terlihat dari nisan Fatimah binti Maimun di Leran Gresik Jawa Timur, makam Al Malikussaleh di Beuringen, Samudera, Aceh Nanggroe Darussalam dan makam Troloyo di Mojokerto, Jawa Timur.

Seni sastra

Bukti pengaruh Islam pada seni sastra sangat banyak. Di Sumatera muncul karya sastra yang berbentuk hikayat, syair, tambo dan silsilah. Di Jawa muncul karya sastra seperti suluk, babad, tembang dan kitab.

E. Perkembangan Islam di Beberapa Wilayah di Indonesia A. Perkembangan Islam di Sumatera

Daerah Pertama dari kepulauan Indonesia yang dimasuki Islam adalah Sumatera bagian Utara, seperti Pasai dan Perlak. Karena wilayah Pasai dan Perlak letaknya di tepi selat Malaka, tempat lalu lintas kapal-kapal dari India. Pada abad XIII-XV M berdiri kerajaan Samudra Pasai dan merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia. Kerajaan Samudra Pasai terletak di kampung Samudra di tepi sungai Pasai dan berdiri sejak tahun 1261 M. Raja-raja yang memerintah Samudra Pasai berturut-turut sebagai berikut :

1. Sultan Al Malikus Shaleh 4. Sultan Zainal Abidin 2. Sultan Al Malikuz Zahir II 5. Sultan Al Malikuz Zahir I 3. Sultan Iskandar

Persia dan Gujarat yang juga para mubalig Islam banyak yang menetap di bandar-bandar sepanjang Sumatera Utara. Mereka menikah dengan wanita-wanita pribumi yang sebelumnya telah diislamkan, sehingga terbentuklah keluarga-keluarga Muslim. Para mubalig pada waktu itu juga ke Cina.

Para pedagang dari India, yakni bangsa Arab berdakwa kepada para Raja-raja kecil, ketika raja tersebut masuk Islam, rakyatnya pun banyak yang ikut masuk Islam sehingga berdirilah kerajaan Islam pertama, yaitu Kerajaan Samudera Pasai. Seiring dengan kemajuan Samudera Pasai yang sangat pesat, perkembangan agama Islam pun mendapat perhatian dan dukungan penuh dan para ulama serta mubalignya menyebar ke seluruh nusantara.

B. Perkembangan Islam di Jawa

Masuknya Islam di Pulau Jawa pada awalnya dibawa oleh pedagang muslim setelah berdirinya kerajaan Malaka yang mencapai punjak kejayaannya pada asa Sultan Mansursah.

Wilayah perdagangannya sangat luas sampai ke Demak, Jepara, Tuban dan Giri. Melalui hubungan perdagangan tersebut, akhirnya masyarakat Jawa mengenal Islam. Selanjutnya, perkembangan Islam di Pulau Jawa banyak dilakukan oleh para Adipati dan Para Wali yang

(16)

dikenal dengan sebutan “Walisongo” , yaitu Maulana Malik Ibrahim, Raden Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Kududs, Sunan Kalijaga, Sunan Muria, dan Sunan Gunung Jati. Dengan meluasnya wilayah kekuasaan kerajaan Demak, perkembangan Islam di Pulau Jawa juga menjadi sangat luas, bahkan sampai ke Banten, Jakarta, Cirebon, dan daerah Jawa Barat lainnya.

C. Perkembangan Islam di Sulawesi

Masuknya Islam di Sulawesi, tidak terlepas dari peranan Sunan Giri di Gresik. Hal itu karena sunan Giri melaksanakan pesantren yang banyak didatangi oleh santri dari luar pulau Jawa, seperti Ternate, dan Situ. Di samping itu, beliau mengirimkan murid-muridnya ke Madura, Sulawesi, Maluku dan Nusa Tenggara.

Pada abad ke-16, di Sulawesi Selatan telah berdiri kerajaan Hindu Gowa dan Tallo.

Penduduknya banyak yang memeluk agama Islam karena hubungannya dengan kesultanan Ternate. Pada tahun 1538, Pada masa Pemerintahan Somba Opu, kerajaan Gowa dan Tallo banyak dikunjungi oleh pedagang Portugis. Selain untuk berdagang, mereka juga bermaksud untuk mengembangkan agama katolik. Akan tetapi, Islam telah lebih dahulu berkembang di daerah itu.

D. Perkembangan Islam di Kalimantan

Pada abad XVI, Islam memasuki daerah kerajaan Sukadana. Bahkan pada tahun 1590, kerajaan Sukadan resmi menjadi Giri Kusuma. Sunan Giri digantikan oleh putranya Sultam Muhammad Syarifuddin. Beliau banyak berjasa dalam mengembangkan agama Islam karena bantuan seorang mubalig bernama syaikh Syamsuddin. Sebagai Mubalig, mereka tidak menyia- nyiakan waktu untuk berdakwa. Islam akhirnya dapat memasuki kerajaan Kutai dan tersebar di Kalimantan Timur pada permulaan abad XVI M.

E. Perkembangan Islam di Maluku dan sekitarnya

Penyebaran Islam di Maluku tidak terlepas dari jasa para santri Sunan Drajat yang berasal dari Ternate dan Hitu. Islam sudah dikenal di Ternate sejak abad ke-15. Pada saat itu, hubungan dagang dengan Indonesia barat, khususnya dengan Jawa berjalan dengan lancar. Selain berdagang, para pedagang juga melakukan dakwah.

Selain Islam masuk dan berkembang di Maluku, Islam juga masuk ke Irian yang disiarkan oleh raja-raja Islam Maluku, para pedagang, dan para mubalignya

(17)

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat kami simpulkan sebagai berikut:

1. Perkembangan Islam di Indonesia adalah berkat peran para pedagang dari Jazirah Arabia melalui jalan perdagangan, dakwah dan perkawinan.

2. Para ulama awal yang menyebarkan Islam di Indonesia di antaranya yaitu; Hamzah Fansuri, Syaikh Muhammad Yusuf Al-Makasari, Syaikh Abdussamad Al-Palimbani, Syaikh Muhammad bin Umar n- Nawawi Al-Bantani dan wali songo (Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Kalijaga, Sunan Gunung Jati, Sunan Drajat, Sunan Kudus dan Sunan Muria).

SARAN

Demikian pembahasan dari makalah kami. Kami berharap semoga pembahasan dalam makalah ini dapat membantu dan bermanfaat bagi pembaca. Dan kami pun berharap pula kritik dan saran dari pembaca untuk kesempurnaan dalam tugas kami selanjutnya. Sekian dan terima kasih.

(18)

DAFTAR PUSTAKA

A. Hasymy (peny.). 1989. Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia.

Cetakan II. PT. Alma’arif.

Mukarrom, Ahwan. Kerajaan-kerajaan Islam Indonesia. Surabaya: Jauhar, 2010.

Amin, Samsul Munir. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah, 2010.

Referensi

Dokumen terkait

Dipelopori oleh sarjana-sarjana orientalis Belanda, diantaranya Snouck Hurgronje yang berpendapt bahwa Islam datang ke Indonesia pada abad ke-13 M dari Gujarat dengan

Kerajaan Goa-Tallo menjalin hubungan dengan Ternate yang telah menerima Islam dari Gresik/Giri. 76 Penguasa Ternate mengajak penguasa Goa-tallo untuk masuk agama Islam,

kemudian agama Islam dapat berkembang dengan pesatnya di India, dan pedagang-pedagang Islam India atau Gujarat yang membawa Islam ke negara-negara Asia Tenggara,

Para ahli yang mendukung teori ini menyatakan bahwa abad ke-13 sudah berdiri kekuasaan politik Islam, jadi masuknya Agama Islam ke Nusantara terjadi sebelumnya yaitu abad ke-7 M

Terdapat tiga teori besar mengenai masuknya islam di Nusantara (a) Teori Gujarat (13 M): Islam dipercaya datang dari wilayah Gujarat, India melalui peran para pedagang

Sebagai pemegang peranan dalam penyebaran Islam adalah bangsa Arab, bangsa Persia dan Gujarat (India). Proses masuk dan berkembangnya Islam ke Indonesia pada dasarnya dilakukan

Ia menunjuk pantai Koromandel sebagai pelabuhan tempat bertolaknya para pedagang muslim dalam pelayaran mereka menuju nusantara.2 Beda lagi dengan Hamka yang mengkritik teori Gujarat

Proses perkembangan islam di Nusantara diklasifikasikan menjadi tiga fase, yaitu; 1 singgahnya pedagang-pedagang muslim di pelabuhan-pelabuhan Nusantara, 2 tumbuhnya komunitas muslim di