• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah dan Masuknya Islam Di Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sejarah dan Masuknya Islam Di Indonesia"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW pada tahun 632 M, kepemimpinan Islam dipegang oleh para khalifah. Dibawah kepemimpinan para khalifah, agama Islam mulai disebarkan lebih luas lagi. Sampai abad ke-8 saja, pengaruh Islam telah menyebar ke seluruh Timur Tengah, Afrika Utara, dan Spanyol. Kemudian pada masa dinasti Ummayah, pengaruh Islam mulai berkembang hingga Nusantara.

Sejarah mencatat, kepulauan-kepulauan Nusantara merupakan daerah yang terkenal sebagai penghasil rempah-rempah terbesar di dunia. Hal tersebut membuat banyak pedagang dari berbagai penjuru dunia datang ke Nusantara untuk membeli rempah-rempah yang akan dijual kembali ke daerah asal mereka. Termasuk para pedagang dari Arab, Persia, dan Gujarat. Selain berdagang, para pedagang muslim tersebut juga berdakwah untuk mengenalkan agama Islam kepada penduduk lokal.

Islam merupakan salah satu agama yang masuk dan berkembang di Indonesia. Hal ini tentu bukanlah sesuatu yang asing bagi Anda, karena di massa media mungkin Anda sudah sering mendengar atau membaca bahwa Indonesia adalah negara yang memiliki penganut agama Islam terbesar di dunia. Agama Islam masuk ke Indonesia dimulai dari daerah pesisir pantai, kemudian diteruskan ke daerah pedalaman oleh para ulama atau penyebar ajaran Islam.

Dari latar belakang tersebut, penulis dalam makalah ini akan membahas tentang proses masuk dan berkembangnya Agama Islam di Indonesia.

1.2. Rumusan Masalah

A. Apa saja yang menjadi dasar teori dan pendapat para ahli tentang masuknya Islam di Indonesia?

B. Bagaimana cara Islamisasi yang dilakukan oleh umat islam di Indonesia? C. Seperti apa perkembangan Islam di Nusantara?

D. Asal mula dan arti dari lambang Pancasila?

(2)

BAB II

PEMBAHASAN

.1. Teori Masuknya Islam di Indonesia

Lahirnya agama Islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW, pada abad ke-7 M, menimbulkan suatu tenaga penggerak yang luar biasa, yang pernah dialami oleh umat manusia. Islam merupakan gerakan raksasa yang telah berjalan sepanjang zaman dalam pertumbuhan dan perkembangannya.

Masuk dan berkembangnya Islam ke Indonesia dipandang dari segi historis dan sosiologis sangat kompleks dan terdapat banyak masalah, terutama tentang sejarah perkembangan awal Islam. Suatu kenyataan bahwa kedatangan Islam ke Indonesia dilakukan secara damai Islam dalam batas-batas tertentu disebarkan oleh pedagang, kemudian dilanjutkan oleh para guru agama dan pengembara sufi. Orang yang terlibat dalam penyebaran islam tidak bertendensi, mereka hanya melakukan kewajiban tanpa pamrih, sehingga nama-nama mereka berlalu begitu saja.

Masuk dan berkembangnya Islam ke Indonesia dipandang dari segi historis dan sosiologis sangat kompleks dan terdapat banyak masalah, terutama tentang sejarah perkembangan awal Islam.

Suatu kenyataan bahwa kedatangan Islam ke Indonesia dilakukan secara damai. Islam dalam batas-batas tertentu disebarkan oleh pedagang, kemudian dilanjutkan oleh para guru agama dan pengembara sufi. Orang yang terlibat dalam penyebaran islam tidak bertendensi, mereka hanya melakukan kewajiban tanpa pamrih, sehingga nama-nama mereka berlalu begitu saja.

Dampaknya ialah terjadi perbedaan pendapat mengenai kedatangan islam pertama kali di Indonesia.1

(3)

Secara garis besar perbedaan pendapat itu dapat dibagi sebagai berikut:

a. Dipelopori oleh sarjana-sarjana orientalis Belanda, diantaranya Snouck Hurgronje yang berpendapt bahwa Islam datang ke Indonesia pada abad ke-13 M dari Gujarat dengan bukti ditemukannya makam sultan yang beragama Islam pertama Malik as-Sholeh, raja pertama kerajaan samudra pasai yang dikatakan berasal dari gujarat.

b. Dikemukakan oleh sarjana-sarjana Muslim, diantaranya Prof. Hamka, yang mengadakan “Seminar Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia” di Medan tahun 1963. Hamka dan teman-temannya berpendapat bahwa islam sudah datang ke Indonesia pada abad pertama Hijriyah (± abad ke-7 sampai 8 M) langsung dari Arab dengan bukti jalur pelayaran yang ramai dan bersifat internasional sudah dimulai jauh sebelum abad ke-13 melalui selat malaka tang menghubungkan Dinasti Tang di Cina (Asia Timur), Sriwijaya di Asia Tenggara dan Bani Umayyah di Asia Barat.

c. Sarjana Muslim kontemporer seperti Taufik Abdullah mengkompromikan kedua pendapat tersebut. Menurutnya memang benar Islam sudah datang ke indonesia sejak abad pertama Hijriyah atau abad ke-7 M, tetapi baru dianut oleh pedagang Timur Tengah di pelabuhan-pelabuhan. Barulah Islam masuk secara besar-besaran dan mempunyai kekuatan politik pada abad ke-13 dengan berdirinya Kerajaan Samudra Pasai.2

(4)

Proses masuk dan berkembangnya agama Islam di Indonesia menurut Ahmad Mansur Suryanegara dalam bukunya yang berjudul Menemukan Sejarah, terdapat 3 teori yaitu:

- Teori Gujarat, - Teori Makkah dan - Teori Persia.

Teori Gujarat

Teori berpendapat bahwa agama Islam masuk ke Indonesia pada abad 13 dan pembawanya berasal dari Gujarat (Cambay), India. Dasar dari teori ini adalah:

Kurangnya fakta yang menjelaskan peranan bangsa Arab dalam penyebaran Islam di Indonesia. Hubungan dagang Indonesia dengan India telah lama melalui jalur Indonesia – Cambay – Timur Tengah – Eropa.

Teori Mekkah

Teori ini merupakan teori baru yang muncul sebagai sanggahan terhadap teori lamayaitu teori Gujarat. Teori Mekkah berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 7 dan pembawanya berasal dari Arab (Mesir). Dasar teori ini adalah:

Pada abad ke 7 yaitu tahun 674 di pantai barat Sumatera sudah terdapat perkampungan Islam (Arab); dengan pertimbangan bahwa pedagang Arab sudah mendirikan perkampungan di Kanton sejak abad ke-4. Hal ini juga sesuai dengan berita Cina3.

Teori Persia

Teori ini berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia abad 13 dan pembawanya berasal dari Persia (Iran)

(5)

.2. Beberapa Pendapat lain Tentang Awal Masuknya Islam di Indonesia

Dari Harry W. Hazard dalam Atlas of Islamic History (1954), diterangkan bahwa kaum Muslimin masuk ke Indonesia pada abad ke-7 M yang dilakukan oleh para pedagang muslim yang selalu singgah di sumatera dalam perjalannya ke China.4

Prof. Sayed Naguib Al -Attas (Malaysia) dalam Preliminary Statemate on General Theory of Islamization of Malay-Indonesian Archipelago (1969), mengungkapkan bahwa kaum muslimin sudah ada di kepulauan Malaya-Indonesia pada 672 M5.

W.P. Groeneveld dalam Historical Notes on Indonesia and Malaya

Compiled From Chinese sources, menjelaskan bahwa pada Hikayat Dinasti T’ang memberitahukan adanya penduduk Arab muslim berkunjung ke

Holing (Kalingga, tahun 674). (Ta Shih = Arab Muslim).

T.W. Arnold dalam buku The Preching of Islam a History of The

Propagation of The Moslem Faith, menjelaskan bahwa Islam datang dari Arab ke Indonesia pada tahun 1 Hijriyah (Abad 7 M).6

.3. Cara – Cara Islamisasi di Indonesia

4 Harry W Hazard, Atlas of Islamic History, 1954

5 Prof. Sayed Naguib Al –Attas, Preliminary Statemate on General Theory of Islamization of Malay-Indonesian Archipelago, 1969

(6)

Kedatangan Islam dan penyebarannya kepada golongan bangsawan dan rakyat umum dilakukan secara damai, apabila situasi politik kerajaan mengalami kekacauan dan kelemahan, disebabkan perebutan kekuasaan dikalangan keluarga istana, maka Islam dijadikan alat politik bagi pihak-pihak yang menghendaki kekuasaan itu. Mereka berhubungan dengan pedagang–pedagang muslim yang posisi ekonominya kuat karena menguasai pelayaran dan perdagangan.7

Dari paparan di atas dapat dijelaskan bahwa tersebarnya Islam ke Indonesia adalah melalui saluran-saluuran sebagai berikut:

a. Perdagangan, yang menggunakan sarana pelayaran.

b. Dakwah, yang dilakukan oleh mubaligh yang berdatangan bersama para pedagang. Para mubaligh itu bisajadi juga para sufi pengembara.

c. Perkawinan, yaitu perkawinan antara pedagang muslim mubaligh dengan anak

bangsawan Indonesia. Hal ini akan mempercepat terbentuknya inti sosial, yaitu keluarga muslim dan masyarakat muslim. Dengan perkawinan itu secara tidak langsung orang muslim tersebut status sosialnya dipertinggi dengan sifat kharisma kebangsawanan. Lebih-lebih apabila pedagang besar kawin dengan putri raja, maka keturunannya akan menjadi pejabat birokrasi.8

d. Pendidikan, Islamisasi juga dilakukan melalui pendidikan, baik pesantren maupun pondok yang diselenggarakan oleh guru-guru agama, kyai-kyai, dan ulama-ulama. Di pesantren atau pondok itu calon ulama, guru agama dan kyai mendapat pendidikan

(7)

agama. Setelah keluar dari pesantren, mereka pulang ke kampung masing-masing atau berdakwah ke tempat tertentu mengajarkan islam. Misalnya, pesantren yang didirikan oleh Raden Rahmat di Ampel Denta Surabaya, dan Sunan Giri di Giri. Keluaran pesantren giri ini banyak yang diundang ke Maluku untuk mengajarkan agama Islam.9

e. Tasawuf, pengajar-pengajar tasawuf, atau para sufi, mengajarkan teosofi yang bercampur dengan ajaran yang sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Mereka mahir dalam soal-soal magis dan mempunyai kekuatan-kekuatan menyembuhkan.10 Mereka juga ada yang kemudian diangkat menjadi penasehat dan atau pejabat agama di kerajaan. Di Aceh ada Syaikh Hamzah Fansuri, Syamsudin Sumatrani, Nuruddin ar Raniri, Abd. Rauf Singkel. Demikian juga kerajaan-kerajaan di Jawa mempunyai penasehat bergelar wali, yang terkenal adalah Wali Songo.

f. Kesenian, saluran yang banyak sekali dipakai untuk penyebaran Islam terutama di Jawa adalah seni. Wali Songo, terutama Sunan Kali Jaga, mempergunakan banyak cabang seni untuk islamisasi, seni arsitektur, gamelan, wayang, nyanyian, dan seni busana.11

.4. Perkembangan Islam di Nusantara

9 Badriyatim, Sejarah Peradaban Islam, hlm., 203. 10 Badriyatim, Sejarah Peradaban Islam, hlm., 203.

(8)

Islam di Indonesia (Asia Tenggara) merupakan salah satu dari tujuh cabang peradaban Islam (sesudah hancurnya persatuan peradaban islam yang berpusat di Baghdad tahun 1258). Ketujuh cabang perdaban Islam itu secara lengkap adalah peradaban Islam Arab, Islam Persi, Islam Turki, Islam Afrika Hitam, Islam anak benua India, Islam Arab Melayu, dan Islam Cina. Kebudayaan yang disebut Arab Melayu tersebar di wilayah Asia Tenggara memiliki ciri-ciri yang universal.

Kemunculan dan perkembangan Islam di kawasan itu menimbulkan transformasi kebudayaan (peradaban) lokal, dari sistem keagamaan lokal kepada sistem keagamaan Islam yang bisa disebut revolusi agama. Transformasi masyarakat melayu kepada Islam terjadi bebarengan dengan “masa perdagangan,” masa ketika Asia Tenggara mengalami peningkatan posisi dalam perdagangan Timur-Barat. Masa ini mengantarkan wilayah nusantara kedalam internasionalisasi perdagangan dan kosmopolitanisme kebudayaan yang tidak pernah dialami masyarakat di kawasan ini pada masa-masa sebelumnya.

Konversi masal masyarakat nusantara kepada Islam pada masa perdagangan terjadi karena beberapa sebab, yaitu:

1. Portabilitas (siap pakai) sistem keimanan Islam. Sebelum islam datang, sistem

kepercayaan lokal berpusat pada penyembahan arwah nenek moyang yang tidak portable. Oleh karena itu penganut kepercayaan ini tidak boleh jauh dari lingkungannya, sebab kalau jauh mereka tidak akan mendapat perlindungan dari arwah yang mereka puja.

2. Asosiasi Islam dengan kekayaan. Ketika penduduk peribumi Nusantara bertemu dan berinteraksi dengan orang muslim pendatang dipelabuhan, mereka adalah pedagang kaya raya. Karena kekayaan dan kekuatan ekonominya, mereka bisa memainkan peran penting dalam bidang politik entitas lokal dan bidang diplomatik.

3. Kejayaan militer. Orang muslim dipandang perkasa dan tangguh dalam peperangan.

4. Memperkenalkan tulisan. Agama Islam memperkenalkan tulisan ke berbagai wilayah Asia Tenggara yang sebagaian besar belum mengenal tulisan, sedangkan sebagian yang lain sudah mengenal huruf Sanskrit. Pengenalan tulisan Arab memberikan kesempatan lebih besar untuk mempunyai kemampuan membaca (literacy). Islam juga meletakkan otoritas keilahian pada kitab suci yang dituliskan dalam bahasa yang tidak dikuasai penduduk lokal sehingga memperkuat bobot saklaritasnya.

(9)

dihapalkan. Hapalan menjadi sangat penting bagi penganut baru, khususnya untuk kepentingan ibadah-ibadah seperti shalat.

6. Kepandaian dalam penyembuhan. Di Jawa terdapat legenda yang mengaitkan penyebaran Islam dengan epidemi yang melanda penduduk. Tradisi tentang konversi kepada islam berhubungan dengan kepercayaan bahwa tokoh-tokoh Islam pandai menyembuhkan.

7. Pengajaran tentang moral. Islam menawarkan keselamatan dari berbagai kekuatan jahat. Misalnya, orang yang taat akan dilindungi tuhan dari segala arwah dan kekuatan jahat.12

8. Melalui sebab-sebab tersebut Islam dapat diterima dan mendapatkan pengikut banyak dengan cepat, sebab islam tidaklah menolak dengan keras, namun secara bertahap dan berkesinambungan. Islam adalah agama yang universal yang berfungsi untuk

mendatangkan kesejahteraan bagi umat manusia.13

Adapun faktor lain yang mendukung penyebaran Islam cepat berkembang di Indonesia adalah seperti berikut:

1. Ajarannya sederhana, mudah dimengerti dan diterima.

2. Syaratnya mudah, hanya dengan mengucapkan kalimat syahadat, yang berisi pengakuan adanya Tuhan Yang Maha Esa dan Muhammad utusan Tuhan.

3. Islam tidak mengenal kasta, sehingga lebih mudah menarik bagi rakyat biasa yang jumlahnya justru lebih besar.

4. Upacara-upacara keagmaan sangat sederhana.

5. Islam disebarkan dengan cara damai lewat kesenian dan akulturasi dengan kebudayaan setempat.

6. Jatuhnya Majapahit dan Sriwijaya menyebabkan kerajaan-kerajaan Islam berkembang pesat.14

.5 Asal Mula Pancasila

12 Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia, hlm.,17-21.

13 Abu Su’ud, ISLAMOLOGI, Sejarah, Ajaran, dan peranannya dalam Peradaban Umat Manusia, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003), hlm., 26.

(10)

Pancasila sebagai dasar filsafat dan ideologi bangsa dan negara Indonesia, bukan terbentuk secara mendadak serta bukan hanya di ciptakan oleh seorang sebagaimana yang terjadi pada ideologi-ideologi lain di dunia, namun terbentuknya Pancasila melalui proses yang cukup panjang dalam sejarah bangsa Indonesia.

Secara kausalitas Pancasila sebelum di syahkan menjadi dasar filsafat negara nilai-nilainya telah ada dan berasal dari bangsa Indonesia sendiri yang bangsa nilai-nilai adat-istiadat, kebudayaan dan nilai-nilai religious. Kemudian para pendiri negara Indonesia mengangkat nilai-nilai tersebt di rumuskan secara musyawarah mufakat berdasarkan moral yang luhur, antara lain dalam sidang-sidang BPUPKI pertama, sidang Panitia Sembilan yang kemudian menghasilkan Piagam Jakarta yang memuat Pancasila yang pertama kali, kemudian dibahas lagi dalam sidang BPUPKI kedua. Setelah kemerdekaan Indonesia sebelum sidang resmi PPKI Pancasila sebagai calon dasar filsafat negara di bahas serta disempurnakan kembali dan akhirnya pada tanggal 18 Agustus 1945 disyahkan oleh PPKI sebagai dasar filsafat negara Republik Indonesia.

Oleh karena itu agar memiliki pengetahuan yang lengkap tentang proses terjadinya Pancasila, maka secara ilmiah harus di tinjau berdasarkan proses kausalitas. Maka secara kausalitas asal mula Pancasila di bedakan atas dua macam yaitu asal mula langsung dan tidak langsung.15

.6. Arti dari Lambang Pancasila

(11)

Susunan Pancasila adalah hierarkhis dan berbentuk piramidal. Pengertian matematis piramidal di gunakan untuk menggambarkan hubungan hierarkhi sila-sila Pancasila dalam urut-urutam luas dan juga dalam hal ini sifatnya (kwalitas), kalau di lihat dari intinya urut-urutan lima sila

menunjukan suatu rangkaian tingkat dalam luasnya dan isi sifatnya merupakan penghususan dari sila-sila di mukanya.16

Pancasila memiliki lambang yang gagah dan memiliki arti di setiap lambang yang ada di dalam lambang Pancasila, meliputi Bintang, Rantai, Pohon Beringin, Kepala Banteng serta Padi dan Kapas.

1. Sila pertama – Ketuhanan yang Maha Esa Lambang : Bintang

Arti : bintang dimaksudkan sebagai sebuah cahaya, mengandung makna nur cahyo. Bintangnya memiliki 5 sudut maksudnya untuk menerangi dasar Negara yang lima dan tujuan Negara yang lima. Sedangkan warna hitam melambangkan warna alam atau warna asli.

2. Sila kedua – Kemanusiaan yang adil dan beradab Lambang : Rantai

Arti : mata rantai yang berbentuk segi empat melambangkan laki-laki sedangkan lingkaran adalah perembuat. Mata rantai yang saling berkait pun melambangkan satu sama lain dan perlu bersatu sehingga menjadi kuat seperti rantai.

3. Sila ketiga – Persatuan Indonesia Lambang : Pohon Beringin

(12)

banyak orang bisa berteduh di bawah naungan Negara Indonesia. Selain itu, pohon beringin memiliki sulur dan akar yang menjalar ke mana- mana namun tetap berasal dari satu pohon yang sama, seperti halnya keragaman suku bangsa yang menyatu dibawah nama Indonesia.

4. Sila keempat – Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan

Lambang : Kepala Banteng

Arti : kepala banteng merupakan hewan social yang suka berkumpul seperti halnya musyawarah di mana orang-orang harus berkumpul untuk mendiskusikan sesuatu.

5. Sila kelima – Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia Lambang : Padi dan Kapas

Arti : padi dan kapas merupakan kebutuhan dasar setiap manusia yakni pangan dan sandang sebagai syarat utama untuk mencapai kemakmuran yang merupakan tujuann utama bagi sila ke lima ini.17

.7. Proklamasi Kemerdekaan

(13)

Setelah jepang menyerah kepada sekutu, maka kesempatan itu di pergunakan sebaik-baiknya oleh para perjuang kemerdekaan bangsa indonesia. Namun terdapat perbedaan pendapat dalam pelaksanaan serta waktu Proklamasi. Perbedaan itu terjadi antara golongan pemuda antara lain : Sukarni, Adam Malik, Kusnaini, Syahrir, Soedarsono, Soepono. Dalam masalah ini golongan pemuda lebih bersikap agresif yaitu untuk menghendaki kemerdekaan secepat mungkin.

Perbedaan itu memuncak dengan diamankannya Ir.Soekarno dan Moh.Hatta ke Rengasdengklok, agar tidak mendapat pengaruh dari Jepang.

Setelah di adakan pertemuan di Pejambon Jakarta pada tanggal 16 agustus 1945 dan di peroleh kepastian bahwa Jepang telah menyerah maka Dwitunggal Soekarno-Hatta setuju untuk di laksanakannya proklamasi kemerdekaan akan tetapi di laksanakan di Jakarta.

Pada tanggal 17 agustus 1945 di Pegangsaan Timur 56 Jakarta, tepat pada hari Jum’at legi, jam 10 pagi waktu Indonesia Barat, Bung Karno dengan di dampingin Bung Hatta membacakan naskah Proklamasi dengan Khidmad dan di awali dengan Pidato sebagai berikut18:

Proklamasi

Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan Indonesia. Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain di selenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya

Jakarta, 17 Agustus 2605

Atas Nama Bangsa Indonesia Soekarno Hatta

BAB III

PENUTUP

(14)

.1. Kesimpulan

Islam sudah datang ke indonesia sejak abad pertama Hijriyah atau abad ke-7 M, tetapi baru dianut oleh pedagang Timur Tengah di pelabuhan-pelabuhan. Barulah Islam masuk secara besar-besaran dan mempunyai kekuatan politik pada abad ke-13 dengan berdirinya Kerajaan Samudra Pasai.

bahwa terdapat beberapa teori tentang masuknya Islam di Indonesia, yaitu Teori Gujarat, teori Mekkah dan teori Persia. Masing-masing teori di atas didukung oleh data-data yang otentik oleh para sejarawan. Adapun mengenai cara ulama dalam menyebarkan Islam adalah dengan beberapa cara, di antaranya perdagangan, pendidikan, pernikahan, kesenian dan pengobatan.

Cara - Cara Islamisasi di Indonesia melalui saluran-saluuran sebagai berikut: a. Perdagangan.

Konversi masal masyarakat nusantara kepada Islam pada masa perdagangan terjadi karena beberapa sebab, yaitu:

a. Portabilitas (siap pakai) sistem keimanan Islam. b. Asosiasi Islam dengan kekayaan.

c. Kejayaan militer.

d. Memperkenalkan tulisan. e. Mengajarkan penghapalan. f. Kepandaian dalam penyembuhan.

.2. Saran

(15)

pembahasan sebagaimana dalam judul. Dengan demikian, kiranya ke depan ada studi lanjut yang dapat memaparkan sejarah masuknya Islam ke Indonesia dengan lebih baik.

(16)

Hamka, Sejarah Masuknya Islam di Indonesia, Jakarta: Rajawali Pustaka, 1982 Ahmad Mansur Suryanegara, Menemukan Sejarah, Jakarta: Cahaya Gemilang, 1996

Prof. Sayed Naguib Al –Attas, Preliminary Statemate on General Theory of Islamization of Malay-Indonesian Archipelago, 1969.

W.P.Groeneveld, Historical Notes on Indonesia and Malaya Compiled From Chinese sources.

Badriyatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003

Su’ud, Abu, ISLAMOLOGI, Sejarah, Ajaran, dan peranannya dalam Peradaban Umat Manusia,

Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003

Sunanto, Musyrifah, Sejarah Peradaban Islam Indonesia, Jakarta: Rajawali Pers, 2010 Prof.Dr.Kaelan, M.S. Pendidikan Pancasila, Yogyakarta : Paradigma, 2010

Referensi

Dokumen terkait

Menurut teori pertama (Gujarat), Islam masuk ke Indonesia melalui para pedagang Gujarat (India) yang beragama Islam pada sekitar abad ke-13 Md. Teori kedua (Persia)

Menurut Azyumardi, Islam datang di Nusantara pada abad ke-7 M, namun baru dianut secara terbatas oleh para pedagang Arab yang berdagang di Nusantara, dan baru mulai tersebar

Artinya, dapat dipastikan bahwa pada akhir abad XI Islam telah masuk ke

Islam datang ke Indonesia pada abad ke-13 M dari Gujarat (bukan langsung dari Arab), dengan bukti makam Sultan Malik Al-Shaleh, raja pertama kerajaan Samudera Pasai yang4. 1

Pendapat lama sepakat bahwa Islam masuk ke Indonesia abad ke-13 M dan pendapat baru menyatakan bahwa Islam masuk pertama kali ke Indonesia pada abad ke-7 M.2 Tapi yang pasti,

Ada juga berbagai teori yang menyebutkan tentang bagaimana awal mula agama Islam masuk ke Indonesia dan menjadi agama yang banyak dianut oleh sebagian besar masyarakat

Snouck Hurgronje, menyatakan masuknya Islam berasal dari Gujarat. Snouck Hurgronje menitikberatkan pandangannya ke Gujarat berdasarkan: 1) kurangnya fakta

Dari berbagai macam sumber yang didapat maka dapat diketahui, bahwa Islam mulai datang ke negeri Burma (Myanmar Sekarang) ini di mulai sejak awal hadirnya Islam, Yakni abad ke-7