• Tidak ada hasil yang ditemukan

KERAJAAN ISLAM di INDONESIA KELAS X

N/A
N/A
Rhadimas Priazhanto

Academic year: 2024

Membagikan "KERAJAAN ISLAM di INDONESIA KELAS X "

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

SMAN 5 BANJARMASIN

RHADIMAS PRIAZHANTO 2010111310011

KERAJAAN ISLAM di INDONESIA KELAS X

(2)

INFORMASI UMUM

A. IDENTITAS MODUL

Nama Penyusun RHADIMAS PRIAZHANTO

Nama Sekolah SMA Negeri 5 Banjarmasin Mata Pelajaran Sejarah Indonesia

Fase E, Kelas/Semester X (Sepuluh) / Genap

Materi Pokok Kerajaan Islam di Indonesia Sub Materi Kedatangan Islam Ke Nusantara Alokasi Waktu 2 x 45 menit / 1 pertemuan

B. KOMPETENSI AWAL

Peserta didik mampu memahami proses masuknya Islam ke Nusantara, perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di nusantara serta mengidentifikasi kehidupan kemasyarakatan, pemerintahan, dan kebudayaan masa Islam dan bukti-buktinya, serta nilai-nilai dan unsur-unsur budaya yang berlanjut dalam kehidupan masyarakat hingga kini.

C. PROFIL PEMBELAJARAN PANCASILA

1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia:

memahami ajaran agama dan kepercayaannya, serta menerapkan pemahaman tersebut dalam kehidupannya sehari-hari.

2. Berkebinekaan global: mengenal, menghargai, dan mampu berinteraksi dengan sesama.

3. Gotong royong: mampu bekerja sama dengan orang lain.

4. Mandiri: mempunyai rasa tanggung jawab terhadap aktivitas belajarnya dan hasil belajarnya.

5. Kreatif: mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak.

(3)

D. SARANA DAN PRASARANA 1. Papan Tulis

2. Spidol 3. Kertas 4. LKPD

5. Power Point/Video Pembelajaran 6. Laptop

E. TARGET PESERTA DIDIK

Target peserta didik regular yang terdapat pada kelas X

F. MODEL PEMBELAJARAN a. Pendekatan Pembelajaran : Siantifik

b. Metode Pembelajaran : Ceramah, Diskusi, Tanya-jawab

(4)

KOMPONEN INTI

A. CAPAIAN PEMBELAJARAN 1. Fase E

Pada akhir Fase E. Peserta didik mampu memahami konsep-konsep dasar manusia ruang, waktu, diakronis (kronologi), sinkronis, guna sejarah, sejarah dan teori sosial, metode penelitian sejarah, serta sejarah local. Melalui literasi, diskusi, kunjungan langsung ke tempat bersejarah, dan penelitian berbasis proyek kolaboratif peserta didik mampu menganalisis serta mengevaluasi berbagai peristiwa sejarah yang terjadi di Indonesia meliputi konsep asal-usul nenek moyang dan jalur rempah di Indonesia, kerajaan Hindu-Buddha, dan jalur rempah di Indonesia, kerajaan Hindu-Buddha, dan kerajaan Islam di Indonesia.

Pada akhir Fase E peserta didik mampu menggunakan sumber primer atau sekunder untuk melakukan penelitian sejarah lokal yang memiliki benang merah dengan keindonesiaan baik langsung ataupun tidak langsung, secara diakronis dan/atau sinkronis kemudian mengomunikasikannya dalam bentuk lisan, tulisan, dan/atau media lain. Selain itu mereka juga mampu menggunakan berbagai keterampilan sejarah untuk menjelaskan peristiwa sejarah serta memaknai nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Menjelaskan proses masuknya Islam ke Nusantara dan menjelaskan teori-teori masuknya Islam ke Nusantara.

2. Menjelaskan saluran atau cara penyebaran Islam di Nusantara.

C. PEMAHAMAN BERMAKNA

1. Kedatangan Islam ke Indonesia merupakan salah satu bagian sejarah Indonesia.

Proses masuknya Islam ke Indonesia memakan waktu yang cukup lama, melalui kontak langsung antara dua kebudayaan yang berbeda. Akibat berinteraksi pada

(5)

waktu yang lama dan intens, maka banyak masyarakat Nusantara yang pada akhirnya memeluk agama Islam dengan kesadaran mereka sendiri. Kehidupan Islam berlanjut dengan munculnya kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam di Indonesia.

2. Peserta didik dapat memahami dan menjelaskan mengenai proses masuknya Islam ke Nusantara.

3. Peserta didik dapat memahami dan menjelaskan mengenai teori-teori masuknya Islam ke Nusantara.

4. Peserta didik dapat memahami dan menjelaskan mengenai saluran atau cara penyebaran Islam di Nusantara.

D. PERTANYAAN PEMANTIK

1. Bagaimana awal mula kedatangan Islam ke Nusantara?

2. Jelaskan mengenai teori-teori masuknya Islam ke Nusantara!

3. Bagaimana kehidupan masyarakat setelah datang nya Islam ke Nusantara?

E. PERSIAPAN PEMBELAJARAN 1. Pengajar mempersiapkan modul ajar.

2. Pengajar mempersiapkan kelas sebelum memulai pembelajaran.

F. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pertemuan 1: Kedatangan Islam ke Nusantara

Kegiatan Deskripsi Alokasi

waktu Pendahuluan 1. Guru membuka pembelajaran dengan salam dan

berdoa.

2. Guru memeriksa kehadiran perserta didik.

3. Guru memberikan gambaran materi yang akan disampaikan kepada peserta didik.

10 menit

(6)

Mengamati

1. Guru menjelaskan kepada peserta didik mengenai materi yang diajarkan. Materi yang diajarkan adalah : - proses masuknya Islam ke Nusantara beserta dengan teori-teori mengenai masuknya Islam ke Nusantara.

- saluran atau cara persebaran Islam di Nusantara.

15 menit

Menanya

1. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya terhadap materi yang telah disampaikan.

2. Jika tidak ada pertanyaan dari peserta didik, guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik

mengenai materi yang dijelaskan secara acak.

5 menit

Kegiatan Inti Mengumpulkan

1. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mencari sumber-sumber mengenai materi yang telah disampaikan. Materi yang disampaikan berupa:

- proses masuknya Islam ke Nusantara beserta dengan teori-teori mengenai masuknya Islam ke Nusantara.

- saluran atau cara persebaran Islam di Nusantara.

Mengelola Informasi

1. Guru mengarahkan peserta didik secara kelompok untuk dapat menganalisis mengenai sumber yang telah didapat mengenai materi:

-

15 menit

Mengomunikasikan

1. Beberapa peserta didik menyampaikan hasil yang telah didapat mengenai materi:

- proses masuknya Islam ke Nusantara beserta dengan teori-teori mengenai masuknya Islam ke Nusantara.

15 menit

(7)

- saluran atau cara persebaran Islam di Nusantara.

2. Guru memberikan tambahan mengenai hasil yang didapat dari peserta didik.

Tugas

1. Guru memberikan tugas kepada peserta didik berupa LKPD

10 menit

Penutup 1. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menyampaikan kesimpulan mengenai materi yang telah disampaikan.

2. Guru menyampaikan informasi mengenai materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.

3. Guru mengajak peserta didik untuk berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing (untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran)

15 menit

G. REFLEKSI a. Refleksi Guru

1) Apakah peserta didik bisa menerima materi dengan baik? Materi yang disampaiakan adalah - proses masuknya Islam ke Nusantara beserta dengan teori-teori mengenai masuknya Islam ke Nusantara.

- saluran atau cara persebaran Islam di Nusantara.

2) Apakah peserta didik mendapatkan penguatan Pendidikan karakter melalui pembelajaran?

3) Kesulitan apa yang dialami selama proses belajar?

4) Apa langkah yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses belajar?

5) Apakah peserta didik mampu menterjemahkan evaluasi dan penugasan dengan benar?

b. Refleksi Peserta Didik

1) Isilah penilaian diri ini dengan sejujur-jujurnya dan sebenar-benarnya sesuai dengan perasaan kalian ketika mengerjakan materi pembelajaran ini!

2) Bagaimana perasaan kalian setelah mempelajari materi ini?

3) Apa yang sudah kalian pelajari?

(8)

4) Apa yang kalian kuasai dari materi ini?

5) Bagian apa yang belum kalian kuasai?

6) Apa upaya kalian untuk menguasai yang belum kalian kuasa?

H. Penilaian/Evaluasi 1. Kognitif

1) Jelaskan 2 teori masuknya Budaya Islam di Nusantara!

2) Mengapa Hamka berpendapat bahwa Islam yang masuk ke Nusantara langsung dari Arab atau Mesir?

3) Apa yang dimaksud dengan upacara tabot? Apa kaitanya dengan teori masuknya Islam ke Nusantara?

4) Siapakah Sunan Ampel itu?

5) Jelaskan saluran atau cara penyebaran Islam di Indonesia!

2. Afektif

No Nama Peserta Didik Kerja Sama (100)

Keaktifan (75)

Komunikatif (50)

Menghargai Sesama

(25) 1

2 3 4

Keterangan:

75 = Sangat baik 75 = Baik 50 = Cukup 25 = Kurang

3. Psikomotorik

No Aspek yang dinilai Sangat baik (100)

Baik (75)

Cukup (50)

Kurang (25)

1 Kesesuaian respon dengan pertanyaan 2 Kesesuaian pemilihan

kata

3 Kesesuaian penggunaan tata bahasa

4 Pelafalan

(9)

Keterangan:

100 = Sangat baik

75 = Baik

50 = Kurang

25 = Cukup

KERAJAAN ISLAM di INDONESIA

1. KEDATANGAN ISLAM KE NUSANTARA

Ada beberapa teori yang menyampaikan tentang kedatangan Islam ke Nusantara.

Hampir semua teori mengemukakan tentang tempat asal kedatangan Islam bangsa pembawa ajaran Islam dan waktu masuknya Islam ke Nusantara. Terdapat berbagai pendapat mengenai proses masuknya Islam ke Nusantara. Menurut buku sejarah nasional Indonesia jilid III: zaman pertumbuhan dan perkembangan kerajaan Islam di Indonesia pada abad VII Masehi Islam sudah mulai masuk di pesisir utara pulau Sumatera. Akan tetapi, Islam mulai berkembang pesat pada abad XIII masehi titik meskipun demikian, pernyataan tersebut masih menjadi kajian dan perdebatan di kalangan para ilmuwan dan ahli. Perdebatan mengenai kedatangan Islam di Indonesia mencakup tiga masalah pokok yaitu tempat asal kedatangan Islam, para pembawa agama Islam dan waktu kedatangan Islam. Oleh karena itu, kedatangan Islam di Indonesia memunculkan berbagai teori.

Menurut para ahli ada beberapa teori yang menjelaskan proses kedatangan Islam di Indonesia sebagai berikut.

A. Teori Gujarat

(10)

Gujarat merupakan wilayah yang kini termasuk bagian negara India Gujarat diduga menjadi daerah asal Islam di Indonesia. Teori Gujarat menjelaskan Islam masuk ke Indonesia pada abad XIII masehi dibawa oleh para pedagang dari Gujarat atau India. Pendapat ini mengasumsikan bahwa Gujarat terletak di India bagian barat, berdekatan dengan laut Arab. Letak yang sangat strategis berada di jalur perdagangan antara timur dan barat. Teori Gujarat pertama kali dicetuskan oleh J. Pijnapel. Teori Gujarat mendapat dukungan beberapa tokoh antara lain Snouck Hurgronje, W.F. Stutterheim, dan Sucipto Wirjosuparto. Menurut J. Pijnapel, pedagang Arab yang bermahzab Syafi'i telah bermukim di Gujarat dan Malabar sejak abad VII Masehi. Penyebaran Islam di Indonesia tidak dilakukan para pedagang Arab secara langsung tetapi oleh para pedagang Gujarat yang telah memeluk Islam dan Berdagang di Indonesia.

Snouck Hurgronje berpendapat bahwa Islam di Indonesia berasal dari kota-kota di anak benua India seperti Gujarat, Bengali, dan Malabar. Dalam bukunya berjudul L'arabie et Les Indes Neerlandaises, Snouck Hurgronje menyatakan teori Gujarat didasarkan pada pendapat bahwa orang-orang Gujarat terlebih dahulu menjalin hubungan dagang dengan masyarakat Indonesia dibandingkan dengan para pedagang Arab.

Sucipto Wiryosuparto mendasarkan teori Gujarat atas bukti berikut.

1) Corak Batu Nisan Makam Sultan Malik As Saleh Dan Maulana Malik Ibrahim Memiliki Kemiripan Dengan Corak Nisan Yang Ada Di Gujarat.

2) Hubungan Dagang Antara Masyarakat Indonesia Dan India Telah Lama Terjalin, Melalui Jalur Perdagangan Indonesia-Cambay-Timur Tengah-Eropa.

B. Teori Persia

Persia merupakan salah satu bangsa yang membangun peradaban di wilayah Mesopotamia dan Timur Tengah. Pada saat itu wilayah Persia merupakan bagian negara Iran. Teori Persia menyatakan Islam di Indonesia berasal dari Persia. Pencetus teori ini adalah Hoesein Djajadiningrat dan Oemar Amir Husein. Hoesein Djajadiningrat mendasarkan argumentasinya pada bukti berikut

1) Kesamaan Budaya Dan Tradisi Yang Berkembang Antara Masyarakat Persia Dan Indonesia. Salah Satu Persamaan Tradisi Tersebut Adalah Tradisi Perayaan 10 Muharram Atau Asyuro Di Persia Sebagai Hari Suci Kaum Syiah Atas Wafatnya Husein Bin Ali, Cucu Nabi Muhammad Dengan Tradisi Tabot Di Bengkulu Dan Tradisi Tabuik Di Sumatera Barat.

(11)

2) Ajaran Sufi Wihdatul Wujud Syekh Siti Jenar Dari Jawa Tengah Memiliki Kesamaan Dengan Ajaran Sufi Al-Hallaj Dari Persia.

3) Kesamaan Seni Kaligrafi Pada Nisan Makam-Makam Inul Islam Di Indonesia Dengan Makam-Makam Islam Di Persia.

4) Penggunaan Gelar Syah Pada Raja-Raja Islam Di Indonesia.

Oemar Amir Husein mendukung bukti-bukti yang dikemukakan oleh Hoesein

Djajadiningrat dengan mengemukakan bukti tambahan titik bukti tambahan tersebut yaitu

1) Di Persia Terdapat Sukuleran Titik Kemungkinan Besar Suku Leran Berasal Dari Jawa. Kemungkinan Ini Didukung Dengan Adanya Kampung Bernama Leran Di Jawa Timur.

2) Di Persia Terdapat Suku Jawi Titik Suku Jawi Diduga Mengajarkan Huruf Arab Di Jawa. Huruf Arab Tersebut Dinamakan Huruf Arab Pegon Dan Sering Digunakan Dalam Naskah-Naskah Kuno Pada Masa Kerajaan Islam Di Indonesia.

C. Teori Mekkah

Teori Mekah menyatakan Islam masuk di Indonesia pada abad VII Masehi dan berasal langsung dari Mekah dan Madinah. Menurut teori ini Islam masuk di Indonesia pada awal abad Hijriyah titik bahkan ketika nabi Muhammad masih hidup titik teori ini muncul sebagai sanggahan teori Persia dan Gujarat. Pendukung teori Mekah antara lain haji Abdul Malik Karim Amrullah atau sering disebut dengan Hamka Ahmad Mansyur Suryanegara, A.H. Johns, dan T.W. Arnold.

Menurut Hamka, teori Makkah didasarkan pada bukti-bukti berikut.

1) Catatan Ibnu Batutah Yang Menjelaskan Raja Samudra Pasai Menganut Mazhab Syafi'i. Mazhab Syafi'i Merupakan Mazhab Terbesar Di Mesir Dan Arab. Hamka Berpendapat Jika Islam Yang Berkembang Di Indonesia

Berasal Dari Persia Tentu Sebagian Besar Penduduk Indonesia Menganut Aliran Syiah.

Sebaliknya Jika Islam Di Indonesia Berasal Dari Gujarat, Mazhab Yang Dianut Seharusnya Mazhab Hanafi Seperti Yang Dianut Masyarakat Muslim Di India.

2) Raja-Raja Samudra Pasai Menggunakan Gelar Al Malik Yang Biasanya Digunakan Oleh Raja-Raja Di Mesir.

Pendapat Hamka tersebut hampir sama dengan teori sufi yang dikemukakan oleh A.H.

Johns. Dalam teori sufi tersebut, A.H. Johns menyatakan islamisasi di Indonesia dilakukan oleh para musafir Arab kaum sufi Arab biasanya mengembara dari satu

(12)

tempat ke tempat lain untuk mendirikan perguruan tarekat. A.H. Johns mendasarkan pada keberadaan Mazhab Syafi'i yang dianut oleh sebagian besar masyarakat Indonesia.

Mazhab Syafi'i merupakan mazhab terbesar yang dianut penduduk muslim Arab.

T.W. Arnold dalam bukunya: The Preachibg Of Islam menjelaskan pada abad VII Masehi di pesisir pantai barat Sumatera terdapat komunitas muslim yang terdiri atas pedagang Arab. Komunitas ini terbentuk akibat pernikahan para pedagang dari bahasa Arab dengan wanita lokal. Dalam perkembangannya Islam menyebar ke Jawa pada abad XI Masehi. Bukti persebaran ini ditunjukkan dengan penemuan batu nisan makam Fatimah binti Maimun di Leran Gresik, Jawa timur.

D. Teori Cina

Laksamana Cheng Ho merupakan seorang laksamana muslim dari Cina Laksamana Cheng Ho pernah mencapai pulau Jawa dan membangun peninggalan berupa klenteng Sam Poo Kong di kota Semarang, Jawa Tengah. Kedatangan Laksamana Cheng Ho memunculkan teori baru mengenai kedatangan Islam di Indonesia. Teori yang dimaksud adalah teori Cina.

Teori Cina menyatakan proses kedatangan Islam di Indonesia berasal dari para perantau Cina. Orang Cina telah berhubungan dengan masyarakat Indonesia jauh sebelum Islam berkembang di Indonesia. Pada masa Hindu Budha orang Cina telah berbaur dengan penduduk Indonesia, terutama melalui kontak dagang. Bahkan ajaran Islam telah sampai di Cina pada abad VII masehi saat Islam sedang berkembang. Dalam buku arus Cina-Islam-Jawa, Sumanto Al-Qurtuby menyatakan pada abad VII masehi di daerah Kanton, Zhang-Zhao, Quanzhou, dan pesisir Cina bagian selatan telah terdapat jumlah permukiman Islam.

Jika dilihat dari beberapa sumber, baik keluar negeri (kronik) maupun lokal (babad dan hikayat), teori Cina dapat diterima. Bahkan, sejumlah sumber lokal menyatakan raja Islam pertama di Demak yaitu Raden patah merupakan keturunan

Cina. Fakta ini didasarkan pada keberadaan ibu Raden patah yang berasal dari Campa, Cina bagian selatan. Berdasarkan sejarah Banten dan hikayat Hasanuddin, nama dan gelar raja-raja Demak beserta leluhurnya ditulis menggunakan istilah Cina seperti Cek Ko PO, Jin Bun, Cek Ban Cun, Cun Ceh, dan Cu-cu. Selain itu nama-nama seperti munggul dan Meochoel ditafsirkan sebagai sebutan lain dari Mongol, sebuah wilayah di Utara Cina berbatasan dengan Rusia.

(13)

Setiap teori memiliki kelemahan dan kelebihan tersendiri. Hal tersebut karena para ahli memiliki bukti kuat untuk mendukung teori yang dikemukakan. Meskipun para ahli memiliki dasar kuat dalam setiap teori yang mereka cetuskan, mereka tidak saling menyudutkan teori yang dikemukakan oleh para ahli lain. Dalam dunia ilmu pengetahuan, munculnya berbagai teori justru akan semakin memperkayakan Khazanah pengetahuan. Oleh karena itu, setiap teori masih terbuka untuk dikaji kembali.

Azyumardi Azra menjelaskan bahwa Islam datang di Indonesia dalam kompleksitas, artinya tidak berasal dari suatu tempat tidak diperankan oleh kelompok tunggal dan tidak dalam waktu bersamaan.

2. PENYEBARAN ISLAM DI INDONESIA

Perkembangan awal islam di indonesia terjadi di wilayah pesisir. Setelah dianut oleh penduduk pesisir, agama dan kebudayaan Islam berkembang pesat di hampir wilayah Indonesia. Perkembangan Islam tidak terjadi secara spontan, tetapi melalui proses secara damai, responsif, dan proaktif. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia mudah tertarik dengan agama dan kebudayaan Islam. Islam adalah agama yang cinta damai.

Oleh karena itu, penyebarannya pun dilakukan secara damai dan menghindari cara kekerasan. Dengan demikian, pandangan Islam disebarkan melalui pedang dan perang adalah tidak benar. Penyebaran Islam di Indonesia dilakukan melalui cara berikut.

a. Perdagangan

Para pedagang Arab, Gujarat, dan Persia memiliki peran penting dalam islamisasi di wilayah Indonesia. Para pedagang ini berdagang di berbagai wilayah Indonesia sambil menyebarkan agama dan kebudayaan Islam di tempat-tempat yang mereka singgahi.

Interaksi yang terjadi antara pedagang dan penduduk setempat menyebabkan pedagang dan masyarakat Indonesia memeluk Islam. Selanjutnya, pedagang dan masyarakat Indonesia yang telah memeluk Islam menyebarkan Islam kepada orang- orang di sekitarnya.

Agama dan kebudayaan Islam disebarkan oleh pedagang muslim Arab, Gujarat, serta Persia kepada pedagang dan masyarakat Indonesia secara bertahap. Islamisasi melalui perdagangan sangat menguntungkan dan efektif dibandingkan cara lain. Masyarakat

(14)

yang terlibat dalam perdagangan bukan hanya golongan bangsawan dan raja, tetapi meliputi golongan bawah dan menengah. Kondisi ini didukung dengan semakin ramainya jalur perdagangan di Kepulauan Indonesia, terutama antara Selat Malaka, Jawa, dan Maluku. Dalam perkembangannya, jalur ini memunculkan pusat-pusat perdagangan di sepanjang pantai Pulau Sumatra dan Malaka.

b. Perkawinan

Kegiatan perdagangan pada masa lampau sangat tergantung oleh perubahan angin musim. Para pedagang Islam akan menetap di suatu wilayah dalam waktu cukup lama.

Mereka biasanya tinggal di suatu wilayah dalam waktu berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun. Mereka tinggal menetap di wilayah Indonesia untuk berdagang, mengambil bekal, atau menunggu angin timur guna melanjutkan perjalanan.

Selama menetap di suatu tempat, para pedagang akan berinteraksi dengan penduduk lokal. Interaksi tersebut akan menimbulkan hubungan baik yang diteruskan dengan perkawinan antara wanita pribumi dan pedagang Islam. Wanita Indonesia yang dinikahi pedagang Islam biasanya berasal dari golongan bangsawan. Melalui perkawinan ini lahir generasi muslim baru. Dalam perkembangannya, mulai terbentuk masyarakat muslim di berbagai daerah di Indonesia.

c. Politik

Politik juga menjadi sarana islamisasi di Indonesia. Dalam hal ini raja memiliki peranan besar dalam proses islamisasi. Ketika raja memeluk Islam, rakyat akan mengikuti karena rakyat sangat patuh kepada raja. Seorang raja selalu menjadi panutan, bahkan teladan bagi rakyatnya. Apa pun titah raja, pasti dipatuhi rakyatnya. Oleh karena itu, Islam mudah tersebar di Indonesia.

Setelah agama Islam diterima oleh pihak kerajaan, kepentingan politik dilaksanakan melalui perluasan wilayah. Selanjutnya, beberapa kerajaan Islam melakukan perluasan wilayah terhadap kerajaan lain. Meskipun penaklukan suatu wilayah oleh kerajaan Islam dilakukan melalui jalan perang, penguasa Islam tetap bertoleransi kepada pemeluk agama lain dan tidak memaksakan Islam sebagai agama kerajaan yang ditaklukkan. Kenyataan ini menjadi salah satu faktor yang memperlancar perluasan pengaruh Islam.

d. Pendidikan

Penyebaran Islam melalui pendidikan berkaitan erat dengan keberadaan lembaga pendidikan tradisional seperti pesantren. Pesantren merupakan lembaga pendidikan

(15)

tradisional Islam yang mendidik santrinya belajar agama Islam. Materi pembelajaran dalam pesantren bersumber pada kitab kuning dari Timur Tengah yang ditulis pada abad VII-VIII Masehi. Materi yang diajarkan dilengkapi dengan ilmu fikih dan tauhid, Siswa dalam pesantren disebut santri, sedangkan tenaga pendidik dalam pesantren disebut kiai.

Saat belajar di pesantren santri belajar dengan disiplin sehingga mampu menguasai ilmu dan keterampilan yang diajarkan, terutama ilmu agama.

e. Kesenian

Penyebaran agama islam juga dilakukan melalui media kebudayaan atau kesenian.

Ketika agama Islam masuk ke Indonesia, kebudayaan masyarakat Indonesia masih dipengaruhi oleh kepercayaan pada masa sebelumnya. Kebudayaan tersebut kemudian disisipi ajaran Islam. Oleh karena itu, kebudayaan menjadi media efektif bagi para penyiar Islam untuk mengembangkan ajaran Islam.

Kebudayaan periode pra-Islam tidak diubah oleh para penyiar Islam. Kebudayaan tersebut dilanjutkan dan digunakan untuk menyebarkan ajaran Islam. Sebagai contoh, para ulama mengadakan pertunjukan seni gamelan dengan mengundang masyarakat lokal. Dengan pertunjukan tersebut para ulama berdakwah di tengah masyarakat. Selain gamelan,

kesenian yang efektif digunakan dalam proses islamisasi adalah wayang. Sunan Kalijaga merupakan tokoh yang menggunakan media wayang untuk menyebarkan agama Islam. Sunan Kalijaga tidak pernah meminta upah pertunjukan, tetapi hanya meminta penonton mengikuti mengucapkan kalimat syahadat.

f. Tasawuf

Kata tasawuf berasal dari kata suf yang berarti wol (bulu kambing). Istilah ini muncul karena ahli tasawuf biasanya mengenakan baju (jubah) dari bulu domba. Pakaian dari bulu domba merupakan simbol orang-orang sederhana, tulus, dan taat beribadah kepada Tuhan. Orang-orang yang menjalankan kehidupan tasawuf disebut sufi.

Unsur-unsur mistis dalam tasawuf bukan ajaran Islam asli, melainkan bentuk perpaduan dengan budaya lokal. Perpaduan dua kebudayaan tanpa menghilangkan unsur asli suatu kebudayaan disebut akulturasi budaya. Akulturasi budaya perlu dilakukan agar masyarakat tidak terlalu asing dengan budaya yang baru datang.

Masyarakat saling berinteraksi untuk memadukan nilai-nilai kebudayaan yang dianggap penting untuk dijaga dan dilestarikan. Akulturasi budaya menjadikan

(16)

tasawuf mudah diterima oleh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, tasawuf menjadi salah satu cara untuk menyebarkan agama Islam.

Melalui berbagai cara di atas, Islam mudah diterima oleh masyarakat dan dapat berkembang pesat di Indonesia sejak abad XIII Masehi. Selain itu, penyebaran Islam didukung oleh berbagai faktor berikut.

a. Islam tidak mengenal sistem kasta.

b. Penyebaran Islam dilakukan secara damai.

c. Islam bersifat terbuka karena setiap muslim merupakan pendakwah bagi agamanya.

d. Upacara atau ibadah dalam Islam dilakukan dengan cara mudah dan sederhana.

e. Cara penyebaran Islam disesuaikan dengan kondisi masyarakat Indonesia.

f. Syarat masuk Islam cukup mudah, yaitu dengan mengucapkan dua kalimat syahadat g. Kemunduran Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit sebagai kerajaan Hindu-Buddha berpengaruh di Indonesia.

Berdasarkan uraian materi di atas dapat disimpulkan agama Islam berkembang di Indonesia dalam waktu cukup lama dan berkesinambungan. Perkembangan awal agama Islam di Indonesia terjadi dalam beberapa tahapan. Oleh karena itu, Islam dapat dipelajari dan dipahami secara mendalam oleh sebagian besar masyarakat Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Sejarah Indonesia Kelas X, Intan Pariwara:2022.

Sejarah Kelas X, Erlangga: 2017

Mengetahui,

Guru Pamong Mahasiswa

Selvia Ulfah, S.pd Rhadimas Priazhanto

Referensi

Dokumen terkait

Menurut teori pertama (Gujarat), Islam masuk ke Indonesia melalui para pedagang Gujarat (India) yang beragama Islam pada sekitar abad ke-13 Md. Teori kedua (Persia)

Para pedagang muslim Arab itu datang ke Indonesia melalui Gujarat, Para pedagang muslim Arab itu datang ke Indonesia melalui Gujarat, Sehingga terkesan mereka berasal dari

Teori Gujarat, Teori yang dipelopori oleh Snouck Hurgronje ini menyatakan bahwa agama Islam baru masuk ke Nusantara pada abad ke-13 Masehi yang dibawa oleh para pedagang

Menurutnya, orang-orang Arab bermahzab Syafii telah bermukim di Gujarat dan Malabar sejak awal Hijriyyah (abad ke-7 Masehi), namun yang menyebarkan Islam ke Indonesia

Nama : ……….. B-S Pembawa Islam pertama ke Indonesia adalah pedagang Gujarat,arab dan Cina. B-S Marcopolo dapat membuktikan bahwa Islam di Indonesia sudah ada

• Islam dibawa ke Aceh oleh para pedagang dari Gujarat, Arab dan Persia bermazhab Syiah pada abad ke 7/8 Masehi. • Syiah datang ke Indonesia sejak awal masuknya Islam ke Indonesia

Islam datang keindonesia pada abad ke- 13 M dari Gujarat (bukan dari arab langsung)dengan bukti ditemukannya makam sultan yang beragama islam  pertama malik

Menurutnya, orang-orang Arab bermahzab Syafii telah bermukim di Gujarat dan Malabar sejak awal Hijriyyah (abad ke-7 Masehi), namun yang menyebarkan Islam ke Indonesia