• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Marga Indonesia, Jakarta, 1992, hal. 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Marga Indonesia, Jakarta, 1992, hal. 1"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan sehari-hari manusia menghadapi berbagai tekanan, baik di tempat kerja di rumah maupun di jalan. Tekanan tersebut membuat manusia mengalami stres, ketegangan baik secara fisik maupun secara psikologis. Stres dan ketegangan inilah yang menjadi salah satu dari penyebab manusia menderita berbagai penyakit1.

Selain tekanan-tekanan tersebut, pola hidup yang dijalani juga memperparah keadaan manusia. Ketika bekerja, manusia hanya duduk, menulis, mengetik, membaca dan berpikir. Dalam hal ini manusia sedikit sekali menggerakkan tubuhnya. Pola makan dalam dunia yang menuntut efisiensi waku ini juga memberikan sumbangan bagi berbagai kerusakan manusia. Yang dipertimbangkan dalam makan hanyalah makan yang cepat, disajikan dengan cepat, tidak menghabiskan banyak waktu, dan juga praktis, sehingga waktu untuk bekerja lebih banyak tanpa memperhatikan kandungan gizi dan juga kebutuhan tubuhnya.

Sebenarnya dengan pola hidup, termasuk pola makan seperti ini membuat daya tahan manusia semakin rendah dan akibatnya manusia menjadi rentan terhadap stres. Manusia kemudian menjadi sakit dan kemudian tidak mampu melakukan tugas dan kewajibannya.

Dengan kesadaran akan masalah ini manusia kemudian mencari jalan keluar untuk menghadapinya. Manusia mencoba mengembangkan jenis obat-obatan, mengembangkan berbagai terapi untuk meredakan stres, hiburan-hiburan juga terus berkembang dengan pesat. Selain itu manusia juga menggali kembali berbagai tradisi untuk menghadapi tantangan masa kini, dalam hal ini termasuk dalam hal keagamaan. Banyak juga rekan-rekan penyusun yang ke tempat-tempat ibadah pada waktu stres, pergi ke tempat-tempat ziarah ketika menghadapi berbagai permasalahan. Teknik-teknik meditasi juga dipopulerkan dalam berbagai media cetak, seni pernapasan juga dikembangkan dalam menghadapi permasalahan fisik dan psikis manusia ini.

1

Bdk. Avadhutika Anandamitra Acarya, Yoga Untuk Kesehatan: Latihan Yoga Ananda Marga, Persatuan Ananda Marga Indonesia, Jakarta, 1992, hal. 1

(2)

Salah satu yang juga turut dilihat manusia dalam menghadapi masalah tersebut di atas adalah teknik Yoga. Yoga khususnya bagian asana atau pose-pose dan juga meditasi dhyana, seringkali digunakan untuk meningkatkan kesehatan, dan juga memberikan ketenangan pada orang-orang yang mempraktekkannya. Dengan mengatur badan sedemikian rupa dan teknik pernapasan, manusia dapat meningkatkan kebugaran dan menguatkan konsentrasi. Selain meningkatkan kebugaran dan konsentrasi, mempraktikkan asana Yoga juga dipercaya dapat mempercantik wajah, meningkatkan dan menurunkan berat badan.

Dengan kata lain Yoga lebih dipahami dalam kerangka kesehatan manusia melalui pose-pose yang diajarkan dalam Yoga. Melihat uraian di atas, tidak heran bila Yoga menjadi populer bagi masyarakat, tidak hanya di Indonesia atau di negara-negara Asia namun juga di negara-negara Barat, sebagaimana dikatakan oleh Radhakrishnan “The word yoga has become well known in the West,..”. Namun Radhakrishnan tidak berhenti sampai di situ, ia juga melanjutkan “..though its different

meanings and its deeper significance and purpose are not well understood.”2. Dari kalimat Radhakrishnan tersebut seolah popularitas Yoga tidak diiringi oleh kedalaman ajaran dan pemahaman filosofisnya.

B. Permasalahan

Di India ada beberapa aliran filsafat yang penting yaitu Carvaka, Jainisme, Budhisme, Nyaya dan Vaisesika, Sankhya dan Yoga, Purva Mimamsa, Uttara Mimamsa, serta Pasupata, Sakta dan Pancaratra. Filsafat di India berhubungan erat dengan agama karena lahir dari perkembangan agama namun tidak pernah terlepas dari agama3. Hal ini senada dengan Prof. Radhakrishnan sebagaimana dikatakan oleh Suwandi Sandiwan Brata4, filsafat India mempunyai 7 ciri umum yaitu,

1. Didasari oleh motif spiritual. Dalam hal ini filsafat India berkaitan erat dengan penghayatan keagamaan dan agama India.

2. Filsafat di India ditandai dengan sikap introspektif dan pendekatan yang introspektif terhadap realitas. Filsafat di India dipahami sebagai atmawidya, yaitu sebagai pengetahuan akan diri.

2

Radhakrishnan, A Source Book in Indian Philosophy, Princeton New Jersey 1973, hal. 453.

3

Bdk. Harun Hadiwijono, Sari Filsafat India, BPK Jakarta 1989, hal. 9.

4

Suwandi Sandiawan Brata, “Panorama Filsafat India”, Jelajah Hakikat Pemikiran Timur,PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1993, hal. 15

(3)

3. Filsafat India juga mempunyai kaitan yang erat dengan hidup. Dalam hal ini filsafat sebagai jalan untuk mencari kebenaran diwujudkan dalam perbuatan sehari-hari dalam kehidupan, dengan itu maka manusia dapat mencapai keselamatan. Yang dimaksud dengan keselamatan di antaranya adalah bebas dari penderitaan, bebas dari kelahiran kembali, selain itu keselamatan juga berarti mencapai kepenuhan hidup, kebahagian yang abadi. Hal ini dapat terjadi bila jiwa manusia dapat mencapai kemurniaannya.

4. Filsafat India mengarah pada monisme idealis.

5. Pengakuan bahwa intuisilah yang mampu mencapai realitas.

6. Pengakuan terhadap otoritas. Dalam hal ini adalah ajaran-ajaran yang terdapat dalam kitab-kitab Upanisad dan ajaran-ajaran Budha atau Mahawira5.

7. Filsafat di India mempunyai kecenderungan untuk mendekati realitas dengan pendekatan sintetis, yaitu tidak hanya menggunakan satu pendekatan saja melainkan memadukan berbagai pendekatan yang ada.

Dari poin pertama hingga ketiga di atas, terlihat bahwa filsafat di India mempunyai hubungan yang erat dengan penghayatan spiritual, pengenalan diri dan perwujudan pemahaman filosofis tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana ditegaskan oleh S. Sandiwan Brata bahwa pengertian agama dalam hal ini adalah suatu “hidup ideal”6, maka boleh dikatakan bahwa filsafat India tidak melulu membicarakan kesehatan fisik saja, namun juga menawarkan suatu jalan hidup yang didasari oleh pencarian kebenaran yang berguna untuk membebaskan diri dari penderitaan dan mencapai keselamatan. Lalu bagaimana dengan Yoga? Telah kita lihat di atas bahwa Yoga merupakan salah satu aliran filsafat di India, bagaimana jalan hidup yang ditawarkan oleh Yoga ?

Dalam ajaran Yoga terdapat suatu metode praktis untuk dilakukan bagi orang-orang yang berusaha mencapai kelepasan dan kebebasan dari penderitaan. Metode tersebut adalah Astanga-Yoga atau delapan anggota Yoga. Asana atau pose yang seringkali dipraktikan atau dikupas dalam media massa merupakan salah satu tahap dalam astanga-Yoga. Hal inilah yang mendorong penulis untuk menggali lebih dalam mengenai Yoga, apa yang menjadi dasar dan tujuan dari praktik tersebut.

Franz Magnis-Suseno mengatakan, 5

Mahawira adalah Tirthankara terakhir atau nabi dari aliran Jainisme.

6

Suwandi Sandiawan Brata, “Panorama Filsafat India”, Jelajah Hakikat Pemikiran Timur,PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1993, hal. 19

(4)

Siapa manusia itu? Dari mana asal usulnya? Ke mana arah perkembangannya? Pertanyaan-pertanyaan ini menggerakkan manusia dalam duaratus tahun terakhir. Sebelumnya pun manusia sering merenungkan diri. Akan tetapi, ada perbedaan. Renungan tentang hakikat manusia yang banyak kita temukan dalam pemikiran falsafi bangsa-bangsa berbudaya tinggi selalu sudah bergerak dalam sebuah kerangka sendiri yang tidak dipersoalkan, dalam kerangka agama masing-masing dan pandangan dunia yang berkaitan dengannya. Selain dari sudut metafisika, pertanyaan-pertanyaan di atas lalu dipahami secara etis, mengenai apa yang harus dilakukan manusia, bagaimana ia menjadi orang baik, hidup dengan cara yang berkenan di hadapan Tuhan.7

Hal tersebut menunjukkan bahwa perenungan mengenai asal mula dan tujuan manusia telah menjadi suatu pergumulan dalam sejarah dalam berbagai budaya. Perenungan mengenai hal tersebut juga mampu menggerakkan manusia sampai pada pemahaman etis mengenai apa yang harus dilakukan manusia? Dengan kata lain pertanyaan mengenai asal muasal dan tujuan manusia ini mengantarkan manusia untuk sampai pada pemahaman akan apa yang harus dilakukan selama hidupnya dan juga apa yang sebaiknya ia lakukan? Terlihat dari sini bahwa pertanyaan mengenai asal mula, tujuan dan cara hidup menjadi suatu rangkaian penting bagi manusia.

Dalam kerangka tiga pertanyaan tersebut di atas penyusun tertarik untuk menggali mengenai Yoga. Yaitu mengenai asal mula dan tujuan hidup manusia serta mengenai gaya hidup yang ditawarkan oleh ajaran Yoga. Dari uraian di atas penulis merumuskan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut untuk di jawab dalam suatu penulisan skripsi:

1. Bagaimana asal mula manusia dan apa yang menjadi tujuan hidupnya menurut Yoga ?

Dengan menjawab pertanyaan tersebut kita akan mengetahui bagaimana ajaran Yoga mengenai manusia, dari mana asalnya dan kemudian ke mana tujuan hidupnya.

2. Bagaimana peran dan wujud Astanga Yoga –sebagai wujud dari metode praktis Yoga, dalam hidup sehari-hari ?

3. Apa relevansi ajaran Yoga tersebut bagi umat Kristen dalam menjalani hidupnya ?

B. I. Batasan Masalah

Mengingat terdapat jenis-jenis Yoga, penyusun akan membatasi pengertian Yoga hanya pada Yoga menurut Patanjali, yang disebut sebagai Raja Yoga. Hal ini disebabkan karena Patanjali adalah yogi8

7

Franz Dähler & Eka Budianta, Pijar Peradaban Manusia, Kanisius 2000, hal. 5.

8

(5)

penulis sutra Yoga, yang menyusun Yoga menjadi lebih sistematis9. Selain itu Raja Yoga merupakan induk dari berbagai Yoga yang ada, termasuk yang dilakukan dalam agama Hindu.10

C. Pemilihan Judul

Berdasarkan pemikiran di atas, penyusun memberi judul skripsi ini :

ASTANGA YOGA SEBAGAI SUATU JALAN HIDUP & RELEVANSINYA BAGI UMAT KRISTEN C. 1. Penjelasan Judul

1. Astanga Yoga yang dimaksud disini adalah delapan jalan Yoga yang disusun oleh Patanjali, sebagai bentuk praktis dari Yoga.

2. Jalan hidup yang dimaksudkan di sini adalah suatu cara hidup manusia dalam mencapai tujuan hidupnya.

3. Selain menggali ajaran Yoga penyusun juga menyusun suatu relevansi dari Astanga Yoga bagi umat Kristen.

C. 2. Alasan Pemilihan Judul

Menurut penulis pembicaran tentang Yoga masih cukup menarik mengingat Yoga merupakan salah satu kekayaan budaya Timur yang terus berkembang hingga saat ini dan membantu manusia menghadapi persoalannya. Yoga muncul di halaman-halaman majalah dan seri-seri buku, selain itu muncul pula dalam media VCD dan DVD, khususnya pada tingkat asana yang berupa pose-pose tertentu untuk meningkatkan kondisi tubuh, namun popularitas ini seolah mencabut Yoga dari akar Hinduismenya.

Yoga yang telah banyak berkembang ini bertumbuh di berbagai kota, salah satunya adalah Yogyakarta, yang menjadi tempat bertumbuhnya Yoga Ananda Marga. Terlihat dari sini bahwa Yoga juga tumbuh berdampingan dengan Gereja. Dari sini penyusun tertarik untuk menggali suatu relevansi bagi umat Kristen.

9

Bdk. Harun Hadiwijono, Sari Filsafat India, BPK Jakarta 1989, hal. 71

10

(6)

D. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah,

1. Untuk dapat memahami ajaran Yoga mengenai asal mula dan tujuan hidup manusia serta gaya hidup yang dimunculkannya dengan demikian kita dapat melihat Yoga lebih mendalam.

2. Untuk menggali suatu relevansi bagi umat Kristen dalam menjalani hidupnya.

E. METODE PENULISAN

Metode yang dipergunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode deskriptif-analitis di mana penulis akan memberikan suatu deskripsi dan kemudian menyajikan pula analisa dari deskripsi tersebut. Sedangkan untuk metode penelitiannya, penyusun akan memanfaatkan sumber-sumber literer dan selain itu penyusun juga melakukan observasi partisipatif dengan ikut serta dalam pelatihan Yoga serta melengkapinya dengan wawancara dengan pengajar-pengajar Yoga dalam Ananda Marga.

F. SISTEMATIKA PENULISAN Bab I Pendahuluan

Dalam pendahuluan ini penyusun memaparkan apa yang menjadi latar belakang permasalahan, rumusan masalah, batasan permasalahan, pemilihan judul, tujuan penelitian dan sistematika penulisan skripsi ini.

Bab II Patanjali Yoga

Bagian ini menguraikan mengenai Patanjali Yoga. Dalam bagian ini penyusun memaparkan pengertian dan deskripsi mengenai Yoga. Kemudian penulis juga membicarakan mengenai asal mula dan tujuan manusia serta jalan yang perlu dilaluinya untuk sampai pada tujuan dari Yoga.

Bab III Astanga Yoga pada Masa Kini

Pada bagian ini penulis menampilkan Astanga Yoga yang dipraktikkan oleh Ananda Marga sebagai salah satu bentuk cara hidup masa kini yang didasarkan pada tradisi Yoga.

(7)

Bab IV. Relevansi Astanga Yoga Bagi Umat Kristen

Pada bagian ini pula penulis akan menyajikan relevansi penulis atas ajaran Yoga bagi kehidupan umat Kristiani.

Bab IV. Kesimpulan dan Penutup

Bab ini berisi kesimpulan dari keseluruhan isi skripsi dan penutup.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam Bab ini penulis akan menganalisa pemaknaan orang Kristen Toraja terhadap upacara Rambu Solo’ (upacara kematian) yang memasukkan prosesi ibadah dalam upacara tersebut,

Karena masih kurangnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan tubuh terutama yang berhubungan dengan manfaat air putih, dengan ini penulis ingin mencoba memberikan

Pengertian lain mengatakan bahwa komunikasi publik merupakan suatu komunikasi yang dilakukan di depan banyak orang. Dalam komunikasi publik pesan yang disampaikan dapat

Respon peserta didik terhadap Lembar Kerja Peserta didik (LKPD) bermuatan lahan basah memperoleh respon yang positif dilihat dari jumlah persentase peserta didik yang setuju dan

Kedua, bahwa dari seluruh variabel yang signifikan dalam persamaan (5.2a) dan (5.2b), kesemuanya menghasilkan arah pengaruh yang sesuai dengan hipotesis kecuali pertumbuhan

Aturan pembuatan komentar yang dapat diolah oleh Javadoc adalah : sebelum deklarasi class, method, dan variabel public harus digunakan komentar bertanda /**

Penulisan Tugas Akhir kali ini akan membahas kesalahan pelafalan yang sering dilakukan mahasiswa jurusan Bahasa Korea Universitas Gadjah Mada, yang kaitannya

(RESPIRATORY INSUFFICIENCY) Gangguan napas hebat, mengganggu kegiatan harian, dapat diukur dari mekanik pernapasan dan atau pertukaran gas (Respiratory disturbance, strong enough