1 1.1 Latar Belakang
Belakangan ini, banyak orang mulai berpikir bahwa keahlian adalah hal yang dapat digunakan dimasa depan. Keahlian itu bisa berupa keahlian dalam bidang non-akademik maupun akademik. Keahlian dalam bidang non-akdemik bisa berupa keahlian menjahit, otomotif, dan lain sebagainya. Keahlian akademik bisa berupa keahlian berbahasa, bisnis, dan keahlian lainnya. Dari sekian banyak keahlian tersebut, keahlian berbahasa menjadi salah satu hal yang terpenting, dimana semua penyampaian pesan ataupun informasi juga berawal dari keahlian berbahasa.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:89) Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Selain itu, bahasa juga memiliki arti percakapan, (perkataan) yang baik, tingkah laku yang baik; sopan santun; baik budi --nya;-- menunjukkan bangsa, pada budi bahasa atau perangai serta tutur kata menunjukkan sifat dan tabiat seseorang (baik buruk kelakuan menunjukkan tinggi rendah asal atau keturunan). Kemudian, menurut Mansoer Pateda (1988:6) tanpa bahasa, orang tidak dapat menjalankan amanah kehidupannya dengan sempurna. Dengan demikian, dapat dilihat bahwa bahasa sebagai alat yang ampuh untuk menghubungkan dunia seseorang dengan dunia di
luar dirinya, dunia seseorang dengan lingkungannya, dunia seseorang dengan alamnya bahkan dunia seseorang dengan tuhannya.
Berdasarkan pengertian tersebut, selain digunakan untuk berkomunikasi, bahasa juga memiliki fungsi sosial dan kultural, seperti untuk menandakan identitas suatu kelompok, stratifikasi sosial, dan untuk dandanan sosial dan hiburan. Dalam proses penyampaian informasi, pesan yang diinginkan tidak akan tersampaikan dengan baik apabila dalam penyampaiannya terjadi kesalahan, baik kesalahan dalam menerjemahkan informasi, maupun kesalahan dalam pelafalan yang terjadi pada saat penyampaian informasi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:623) lafal adalah cara seseorang atau kelompok dalam suatu masyarakat bahasa mengucapkan bunyi bahasa. Pelafalan adalah cara pengucapan dari suatu bahasa yang kita gunakan untuk memperjelas informasi. Kata dapat diucapkan dalam berbagai cara yang berbeda dalam banyak faktor seperti tempat asal, tempat tinggal, etnis, kelas sosial, dan pendidikan.
Huruf bahasa Korea disebut Han-geul yang dibuat pada jaman Joseon tahun 1443 oleh raja Sejong dan beberapa ilmuan saat itu. Sebelum Han-geul diciptakan, rakyat Korea menggunakan huruf karakter Cina, namun karena huruf karakter Cina jumlahnya sangat banyak, rumit,serta susah dipelajari, maka Raja Sejong membuat huruf Korea yang di sebut Han-geul. Han-geul modern terdiri dari 14 konsonan, 5 konsonan ganda, dan 21 vokal. Keanekaragaman huruf – huruf tersebut menimbulkan bunyi yang berbeda, tidak sesuai dengan penulisannya.
Akan tetapi, sebagai orang yang masih belajar dalam menggunakan bahasa asing tersebut, masih banyak kesalahan.
Adanya perbedaan bahasa Indonesia dan bahasa Korea membuat orang-orang Indonesia yang belajar bahasa Korea mengalami kesulitan, terutama pelafalan. Bahasa Korea memiliki kaidah pelafalan yang khusus, seperti halnya tajwid dalam bahasa Arab dan kaidahnya berbeda dengan bahasa Indonesia. Contoh kesalahan pelafalan Bahasa Korea yang terjadi pada 신발 [sinbal], tetapi dalam pelafalannya seharusnya berubah menjadi심발 [simbal]. Menurut 한국어 교육을 위한 기초 음운론
(Lee, Ho-young:1996:66) pertemuan konsonan ㄴ[n] dan ㅁ[m] pada kata 신발
“sinbal” ini dalam kaidah bahasa Korea konsonan ㄴ[n] berubah menjadi konsonan sengau (ㅁ[m]).
Menurut Jos Daniel Parera (1993) kesalahan istilah umum untuk kesalahan berbahasa pelajar bahasa pertama dan lebih – lebih pelajar bahasa kedua dan bahasa asing. Dalam hal ini kesalahan yang sering dialami adalah kesalahan dalam memahami maksud dari informasi Bahasa Korea maupun penyampaiannya. Saat menyampaikan informasi secara lisan, kesalahan yang sering terjadi adalah pada pelafalan. Apabila dalam melafalkan kalimat Bahasa Korea tidak sesuai, maka pesan yang diinginkan pun tidak tersampaikan.
Kesalahan – kesalahan pelafalan pada jenis kosakata yang serupa sering dilakukan dengan tanpa sadar oleh mahasiswa – mahasiswa jurusan Bahasa Korea Universitas Gadjah Mada, sehingga menyebabkan kesalahan pelafalan yang terus berulang, karena tidak dipelajari dengan benar. Kesalahan pelafalan bisa membuat
pendengar, dalam kasus ini orang Korea tidak dapat menerima informasi yang disampaikan.
Penulisan Tugas Akhir kali ini akan membahas kesalahan pelafalan yang sering dilakukan mahasiswa jurusan Bahasa Korea Universitas Gadjah Mada, yang kaitannya dengan perubahan pelafalan yang terjadi pada perubahan posisi konsonan akhir dalam bahasa Korea.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat ditentukan beberapa rumusan masalah, yaitu:
1. Bentuk kesalahan pelafalan apa saja yang paling sering dilakukan oleh mahasiswa jurusan Bahasa Korea Universitas Gadjah Mada tahun ajaran 2012, khususnya perubahan posisi konsonan akhir beserta persentasenya ?
2. Apa saja faktor - faktor kesalahan pelafalan pada perubahan posisi konsonan akhir yang dilakukan oleh mahasiswa jurusan Bahasa Korea Universitas Gadjah Mada tahun ajaran 2012 ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian tugas akhir ini dapat ditentukan menjadi beberapa tujuan, yakni :
1. Mengetahui bentuk kesalahan pelafalan apa yang paling sering dilakukan oleh mahasiswa jurusan Bahasa Korea Universitas Gadjah Mada tahun ajaran 2012, khususnya perubahan posisi konsonan akhir beserta persentasenya.
2. Mengetahui tentang faktor - faktor kesalahan pelafalan pada perubahan posisi konsonan akhir yang dilakukan oleh mahasiswa jurusan Bahasa Korea Universitas Gadjah Mada tahun ajaran 2012.
1.4 Batasan Masalah
Bahasa Korea memiliki banyak sekali teori yang mengajarkan mengenai cara pengucapan suku kata berdasarkan klasifikasi yang sudah diteliti dan ditemukan oleh peneliti. Akan tetapi, penelitian kali ini hanya akan membahas cara-cara pelafalan tertentu, yaitu mengenai perubahan posisi konsonan akhir (끝소리의 자리
옮기기).
Dalam pembahasan perumusan masalah di atas, penelitian ini akan mengambil objek mahasiwa perempuan jurusan Bahasa Korea Universitas Gadjah Mada tahun ajaran 2012 yang akan dibatasi dalam aspek kesalahan pelafalan perubahan posisi konsonan akhir.
Mahasiswa ini dipilih berdasarkan kriteria perempuan sebanyak 20 orang aktif sebagai mahasiswa jurusan bahasa Korea Universitas Gadjah Mada. Mahasiswa yang diteliti akan direkam suaranya untuk perubahan posisi konsonan akhir, khususnya perubahan posisi konsonan akhir di langit – langit depan bertemu dengan konsonan bibir, perubahan posisi konsonan akhir di langit – langit depan bertemu dengan konsonan di langit – langit lunak, dan perubahan posisi konsonan akhir di bibir bertemu dengan konsonan di langit – langit lunak. Mahasiswa yang diteliti juga akan melafalkan kosakata dalam kata benda dan kata kerja yang telah ditentukan untuk melengkapi data penelitian.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penulisan Tugas akhir ini adalah dapat menambah pengetahuan mengenai kesalahan perubahan pelafalan Bahasa Korea apa saja yang paling banyak muncul saat melafalkan kosakata Bahasa Korea. Selain itu, bagi mahasiswa khususnya mahasiswa jurusan Bahasa Korea Universitas Gadjah Mada agar lebih mengetahui lagi sampai mana batas pemahaman mengenai perubahan pelafalan yang ada dalam Bahasa Korea.
Penelitian Tugas Akhir ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi Program Studi Bahasa Korea agar dalam mengajar lebih mengenalkan lagi bentuk pelafalan saat terjadi perubahan konsonan bahasa Korea sehingga tidak terjadi kesalahan pelafalan yang berulang.
1.6 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang bertujuan membuat gambaran sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta – fakta serta kejadian yang dialami.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tiga teknik, yaitu teknik pengumpulan data, pengolahan data, dan penyajian hasil pengolahan data.
1.6.1 Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang menunjang pengumpulan data untuk penelitian ini, dilakukan pengumpulan data dengan tahapan :
a. Wawancara
Proses wawancara dilaksanakan terhadap mahasiswa jurusan Bahasa Korea Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada tahun ajaran 2012 dengan merekam suara saat membaca beberapa kosakata yang telah disiapkan sebanyak 3 kali.
b. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan mengumpulkan dan membaca buku – buku serta hasil penelitian yang berkaitan dengan kesalahan pelafalan bahasa Korea. Buku – buku yang digunakan adalah한국어 교육을 위한 기초 음운론, Bahasa Korea Terpadu untuk Orang Indonesia 6 dan Kamus Bahasa Korea – Indonesia.
1.6.2 Pengolahan Data
Setelah mendapatkan data mengenai kesalahan pelafalan bahasa Korea kemudian dilakukan pengolahan data sebagai berikut :
a. Menganalisis dan mendeskripsikan kesalahan pelafalan bahasa Korea, khususnya perubahan posisi konsonan akhir saat membaca kosakata bahasa Korea yang sudah disiapkan. Data hasil perekaman akan diolah menggunakan excel 2007, kemudian dianalisis dan dideskripsikan berdasarkan data yang diperoleh.
b. Menganalisis dan mendeskripsikan kesalahan pelafalan bahasa Korea, khususnya kesalahan pelafalan perubahan posisi konsonan akhir yang paling banyak dialami oleh mahasiswa berdasarkan data yang diperoleh dan persentasenya dengan menggunakan perhitungan di excel 2007.
1.6.3 Penyajian Hasil Pengolahan Data
Setelah data diproses dan dianalisis maka ditemukan kesimpulan yang sesuai dengan rumusan masalah yang diteliti. Hasil pengolahan data disajikan dalam bentuk tugas akhir yang ditulis secara runtut dan dengan menggunakan bahasa yang formal.
1.7 Kajian Pustaka
Tugas Akhir berjudul Analisis Kesalahan Pelafalan Bahasa Korea oleh Orang Indonesia “Perubahan Konsonan Letup Menjadi Konsonan Sengau” pada tahun 2014 yang ditulis oleh Melizza Fonastia menjadi pustaka yang relefan untuk penulisan tugas akhir ini. Dalam tugas akhir tersebut menjelaskan tentang kesalahan pelafalan bahasa Korea perubahan konsonan letup menjadi konsonan sengau, sehingga dapat menjadi acuan dalam penulisan tugas akhir ini.
Serta Tugas Akhir sejenis yang berjudul Analisis Pelafalan Huruf Han-geul pada tahun 2007 yang ditulis oleh Efi Retno Sari juga menjadi pustaka untuk penulisan tugas akhir ini. Dalam tugas akhir tersebut menjelaskan tentang cara melafalkan huruf han-geul yang berbeda dengan cara penulisannya.
Park, Jong-duk dalam bukunya 한국어 교육을 위한 기초 음운론 yang diterbitkan oleh 동대문구 merupakan buku yang menjelaskan tentang teknik-teknik pelafalan bahasa Korea, serta Masnur Muslich dalam bukunya Fonologi Bahasa Indonesia Tinjauan Deskriptif Sistem bunyi Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Bumi Aksara. Merupakan buku yang menjelaskan tentang fonologi, terutama yang berkaitan dengan bunyi dan ejaan.
1.8 Sistematika Penyajian
Dalam penulisan Tugas Akhir ini disusun secara sistematis agar mudah dipahami oleh pembaca. Tugas Akhir ini dibagi menjadi empat bab, yang dimulai dari bab I merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penyajian.
Selanjutnya bab II berisi landasan teori yang memaparkan tentang teori analisis kesalahan pelafalan dan jenis – jenis pelafalan dalam bahasa Korea. Selanjutnya bab III menjelaskan mengenai hasil analisis kesalahan pelafalan bahasa Korea beserta faktor penyebab kesalahan pelafalan bahasa Korea.
Bab IV terdapat penutup yang berisi Kesimpulan dan Saran. Kesimpulan ini merupakan jawaban dari rumusan masalah dan saran untuk mahasiswa jurusan Bahasa Korea Universitas Gadjah Mada tahun ajaran 2012.