ANALISIS RISIKO OPERASIONAL PADA PROSES KONVERSI WORKBOAT MENJADI SUPPLY VESSEL MV. SAM PROSPER I DI PT. DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA
Minto Basuki *1), Novendi2) )
1
Jurusan Teknik Perkapalan ITATS *)
Email: [email protected] )
2
PT. Dok dan Perkapalan Surabaya Abstract
In carrying out very big project, we also take a very high risk. Therefore, we need anticipate this risk if we don’t want to be bankcrupt. For this reason, special strategy is required to anticipated the various possible risk. This strategy is generally known is risk management. This risk management is also taken by. PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (DPS) to build new shipbuilding project, one of them is building conversion ship of supply vessel MV Sam Prosper I. Risk analysis is done based on historical data during the project of building ship MV Sam Prosper I. It analysis as standart of risk analysis is used as standart of Australia and New Zealand risk management (AS/NZS 4360:2004). There are fifteen causes of risk for the project of ship MV Sam Prosper I, both internal risk and external risk consisting of four risk causes in the latenest of design and planning. Four risk causes in the latenest of material supply of equipment and seven risk causes in the latenest of production process.
Key words: Risk management, Risk, AS/NZS standart, Risk source, New Building 1. Pendahuluan
Di dalam bisnis jasa pembangunan perkapalan terdapat sifat-sifat unik sehingga diperlukan sejumlah asumsi untuk memperkirakan data-data dan informasi yang belum tersedia selama proses berjalannya proyek, sejak tahap perencanaan sampai pelaksanaan. Asumsi dan perkiraan yang digunakan dalam upaya mendukung adanya ketidakpastian ini. “Risiko” yang dihadapi proyek bergantung pada asumsi dan perkiraan yang digunakan atau tergantung pada pada faktor ketidakpastian (Djohanputra, 2008). Risiko yang akan dihadapi dalam proyek lebih berat, sehubungan dengan sifat proyek hanya berjalan dalam satu jangka waktu pelaksanaan yang tidak berulang (Norrman,2004). Sehubungan dengan itu, diperlukan manajemen risiko untuk melihat risiko-risiko yang dihadapi dan meninjau pengaruhnya terhadap sasaran kegiatan. Selanjutnya akan dapat direncanakan penanganan untuk meminimalisasi dampak buruknya sehingga dapat mendukung terwujudnya sasaran kegiatan (Andrews,2002).
Dalam menilai risiko keterlambatan, perlu diketahui pula bahwa suatu risiko tertentu perlu dialokasikan kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan proyek tersebut, yaitu pihak galangan, owner, atau ditanggung bersama, dimana alokasi tersebut dituangkan melalui kontrak kerja (Basuki, dkk, 2008).. Namun seringkali dalam prakteknya, antara pihak yang satu dengan pihak yang lain saling melepas tanggung jawab terhadap terjadinya suatu faktor risiko tertentu yang menyebabkan terjadinya keterlambatan, sehingga hal tersebut berpotensi menimbulkan konflik antar pihak (Frosdick,1997).
Implementasi pelaksanaan sebuah proyek besar, risiko yang dihadapi juga akan semakin besar. Jika hal tersebut tidak diantisipasi dengan baik, kerugian bahkan mungkin bangkrutnya sebuah perusahaan tak mustahil akan terwujud (Caltrans,2003). Dengan demikian, diperlukan strategi khusus untuk mengantisipasi berbagai risiko yang mungkin terjadi. Hal ini jamak dikenal dengan manajemen risiko (Kunreuther,2003), (Norris), (Sortreed,2003). Seperti yang dilakukan oleh PT Dok dan Perkapalan Surabaya (DPS) untuk membangun sebuah proyek kapal bangunan baru, diantaranya pembangunan kapal konversi supply vessel MV. Sam Prosper I. Risiko yang tidak tertangani dengan baik akan mengganggu proses pembangunan kapal. Hal tersebut terbukti dengan adanya kemunduran penyelesaian pekerjaan dari jadwal yang telah direncanakan, seperti yang terjadi pada proses pembangunan kapal MV. Sam Prosper I di PT. Dok Dan Perkapalan Surabaya.
2. Metodologi
3.1. Tahap Survey Pendahuluan
Tahapan survey untuk pendahuluan perlu dilakukan sebelum tahapan pengambilan data kuantitatif dengan tujuan untuk lebih memahami sistem pada perusahaan yang akan dilakukan penelitian, yaitu dengan terlibat langsung di proyek MV. Sam Prosper I yang di bangun di PT. Dok Dan Perkapalan Surabaya (DPS).
3.2. Tahap Perumusan Masalah dan Penetapan Tujuan Penelitian
Pada tahap ini observasi di proyek tersebut dilakukan hanya sebatas pada tahap pengamatan dan penggalian informasi dari data data yang sudah ada maupun data data yang masih terproses di PT. Dok dan Perkapalan Surabaya.
3.3. Tahap Studi Literatur
Tahap studi literatur akan di lakukan Setelah ditetapkan apa yang menjadi tujuan dari penelitian. Tahapan ini berguna untuk memberikan referensi, konsep, teori, serta metode yang berhubungan dengan permasalahan yang dijadikan sebagai topik penelitian.
3.4. Tahap Pengumpulan Data
Pada tahap pengumpulan data akan di lakukan langsung di proyek tersebut, yaitu dengan terlibat langsung di dalam proyek pembangunan kapal MV. Sam Prosper I di PT. Dok dan Perkapalan Surabaya, data data tersebut di peroleh dari pengumpulan data data yang sudah ada dan yang masih proses berlangsungnya proyek tersebut.
3.5. Tahap Identifikasi Risiko
Identifikasi risiko dapat dilakukan dengan pertanyaan where, when, why, and how terhadap kejadian-kejadian yang dapat menghambat atau mempengaruhi pencapaian tujuan proses operasional. Alat dan teknik yang dapat digunakan dalam pengidentifikasian risiko antara lain melalui checklist, penilaian berdasarkan pengalaman, dan dokumen yang sudah ada, observasi, serta wawancara dan interaksi langsung dengan proses yang akan diidentifikasi risikonya (Kunreuther,2003), (Sortreed,2003), (Standart AS/NZS 4360:2004).
3.6. Tahap Analisis Risiko
Tahap analisis risiko dilakukan setelah proses indentifikasi terhadap risiko pada proses operasional pembangunan kapal MV. Sam Prosper I dilakukan. Tahapan ini bertujuan untuk memisahkan risiko mayor dan risiko minor, menyiapkan data dan mempersiapkan tahap selanjutnya yaitu melakukan evaluasi dan penanganan risiko.
3.7. Tahap Evaluasi Risiko
Pada tahap ini dilakukan perbandingan antara level-level risiko yang diperkirakan terjadi dengan penetapan kriteria sebelumnya. Hasil dari evaluasi risiko adalah berupa daftar tingkat prioritas untuk tindakan lebih lanjut. Tahap evaluasi ini juga meliputi pembuatan peta risiko (risk mapping) untuk mengetahui level dari tiap risiko yang ada.
3. Hasil dan Perancangan 3.1. Identifikasi Risiko
Tahap identifikasi risiko dilakukan untuk mengetahui risiko-risiko yang harus dievaluasi. Tahapan identifikasi resiko meliputi:
1. Penentuan KPI (Key Performance Indicator)
Key Performance Indicator adalah indikator keberhasilan kunci/ pokok/ utama baik berupa finansial dari suatu aktifitas kunci proses maupun proyek yang dilakukan oleh suatu entitas di dalam organisasi.
Tabel 1. Hubungan Objektif dan KPI.
OBYEKTIF KEY PERFORMANCE INDICATOR CARA MENGUKUR
MEMINIMALISIR KEUMUNDURAN/ KETERLAMBATAN PENYELESAIAN PEKERJAAN
Keterlambatan dalam design dan perencanaan FREKUENSI AKIBAT Keterlambatan dalam Supply material / equipment FREKUENSI AKIBAT Keterlambatan dalam proses pekerjaan produksi FREKUENSI AKIBAT
2. Sumber Risiko.
Sebuah sumber risiko atau hazard adalah sesuatu yang secara intrinsik berpotensi untuk membahayakan atau membantu terjadinya risiko.
Tabel 2. Sumber Risiko
Kejadian Risiko Sumber Risiko
Keterlambatan dalam design dan perencanaan
Gambar kerja salah.
Masalah jenis pekerjaan baru (transfer of technology). Approval drawing dari klasifikasi terlambat
Revisi disain dari owner dan pihak klasifikasi. Keterlambatan dalam
Supply material / equipment
Keterlambatan Equipment Yard supply Proses pembuatan Purchase Order lambat. Equipment yang di supply tidak sesuai. Keterlambatan Equipment supply Owner
Keterlambatan dalam proses pekerjaan produksi.
Penundaan pekerjaan karena material belum datang.
Kurangnya ketersediaan tenaga kerja yang memenuhi syarat dari sub-kontraktor.
Respon instruksi yang lambat. Keputusan dari owner yang terlambat Tidak adanya owner representatif
Pekerjaan perbaikan/revisi karena penyesuaian permintaan dari owner dan pihak klasifikasi.
Kesadaran dari SDM untuk menyeleseikan proyek.
Assesmen Konsekuensi / Akibat.
Risiko bisa berakibat pada pencapaian tujuan bisnis korporat dalam berbagai cara. Tabel 3. berikut ini menunjukkan kriteria asesmen konsekuensi / akibat
Tabel 3. Kriteria Konsekuensi / Akibat
Indeks Akibat Rating Tingkat Akibat / Konsekuensi Keterangan
1 Tidak Berat / Insignificant Waktu terbuang < 10 hari
2 Agak Berat / Minor Waktu terbuang 10 s/d 20 hari
3 Berat / Moderate Waktu terbuang 20 s/d 50 hari
4 Sangat Berat / Major Waktu terbuang 50 s/d 100 hari
5 Malapetaka / Catastrophic Waktu terbuang > 100 hari
Dengan perhitungan mean/rata-rata penundaan tiap kejadian maka diperoleh faktor tambah konsekuensi seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 4. Nilai Akibat risiko per peristiwa
Kejadian Risiko Sumber Risiko Akibat (per hari)
Keterlambatan dalam design dan perencanaan
Gambar kerja salah. 3
Masalah jenis pekerjaan baru (transfer of
technology). 7
Approval drawing dari klasifikasi terlambat 5
Revisi disain dari owner dan pihak klasifikasi. 6
Keterlambatan dalam Supply material /
equipment
Keterlambatan Equipment Yard supply 7
Proses pembuatan Purchase Order lambat. 1
Equipment yang di supply tidak sesuai. 4
Keterlambatan Equipment supply Owner
10 Keterlambatan dalam
proses pekerjaan produksi.
Penundaan pekerjaan karena material belum
datang. 5
memenuhi syarat dari sub-kontraktor.
Respon instruksi yang lambat. 3
Keputusan dari owner yang terlambat 5
Tidak adanya owner representatif 4
Pekerjaan perbaikan/revisi karena penyesuaian
permintaan dari owner dan pihak klasifikasi. 5
Kesadaran dari SDM untuk menyeleseikan proyek 7
Assesmen Kemungkinan.
Dari data yang tercatat selama 1 bulan, semua kejadian-kejadian dari setiap sumber risiko diakumulasikan sehingga didapatkan nilai kemungkinan sumber risiko selama 1 bulan. Kemudian, dari hasil sampel selama 1 bulan tersebut dikalikan dengan bilangan bulan penelitian.
Tabel 5. Kriteria Kemungkinan Indeks
Kemungkinan
Rating
Kemungkinan Frekuensi Probabilitas
1 Jarang Terjadi /
Rare
Peristiwa / kejadian yang mungkin terjadi minimal 1 kali dalam 15 bulan
< 1%
2 Kemungkinan
Kecil terjadi / Unlikely
Peristiwa / kejadian yang mungkin terjadi minimal 1 kali dalam 10 bulan
1% - 4%
3 Mungkin Terjadi /
Possible
Peristiwa / kejadian yang mungkin terjadi minimal 1 kali dalam 5 bulan
5% - 9%
4 Kemungkinan
Besar Terjadi/ Likely
Peristiwa / kejadian yang mungkin terjadi minimal 1 kali dalam 1 bulan
10% - 15%
5 Sering Terjadi/
Almost Certain
Peristiwa / kejadian yang mungkin terjadi minimal 1 kali dalam 3 minggu
≥ 16%
Pengukuran Risiko
Langkah perhitungan akibat risiko ini dimaksudkan untuk mengetahui besarnya dampak dari masing-masing sumber risiko yang teridentifikasi. Hasil perhitungan tersebut dapat dilihat pada tabel 6. berikut :
Tabel 6. Perhitungan Kemungkinan dan Akibat risiko dalam Kurun Waktu Bulan September 2008 s/d November 2009
Kejadian Risiko Sumber Risiko Kemungkinan
(likelihood) Akibat (per hari) Akibat Risiko Keterlambatan dalam design dan
perencanaan
Gambar kerja salah. 45 3 48
Masalah jenis pekerjaan baru
(transfer of technology). 45 7 52
Approval drawing dari klasifikasi
terlambat 75 5 80
Revisi disain dari owner dan pihak
klasifikasi. 45 6 51
Keterlambatan dalam Supply
material / equipment
Keterlambatan Equipment Yard
supply 30 7 37
Proses pembuatan Purchase Order
lambat. 15 1 16
Equipment yang di supply tidak
sesuai. 30 4 34
Keterlambatan Equipment supply
Owner 75 10 85
Keterlambatan dalam proses
Penundaan pekerjaan karena
pekerjaan produksi.
Kurangnya ketersediaan tenaga kerja yang memenuhi syarat dari sub-kontraktor.
30 2 32
Respon instruksi yang lambat. 30 3 33
Keputusan dari owner yang
terlambat 30 5 35
Tidak adanya owner representatif 30 4 34
Pekerjaan perbaikan/revisi karena penyesuaian permintaan dari owner dan pihak klasifikasi.
60 5 65
Kesadaran dari SDM untuk
menyelesaikan proyek 45 7 52
Analisa Risiko
Berdasarkan tabel likelihood/kemungkinan dan consequences/akibat (Standart AS/NZS 4360:2004) yang telah diatas, maka likelihood dari risiko yang telah diidentifikasi dapat diklasifikasikan sebagaimana ditunjukkan pada tabel 7.
Tabel 7. Perhitungan Persentase Kemungkinan
Kejadian Risiko Sumber Risiko Kemungkinan
(likelihood) % Kemungkinan Akibat Resiko Keterlambatan dalam design dan perencanaan
Gambar kerja salah. 45 10,00 24
Masalah jenis pekerjaan baru (transfer of technology).
45 10,00 28
Approval drawing dari
klasifikasi terlambat 75 16,67 40
Revisi disain dari owner
dan pihak klasifikasi. 45 10,00 27
Keterlambatan dalam Supply material / equipment Keterlambatan Equipment Yard supply 30 6,67 21 Proses pembuatan
Purchase Order lambat. 15 3,33 8
Equipment yang di supply
tidak sesuai. 30 6,67 18 Keterlambatan Equipment supply Owner 75 16,67 45 Keterlambatan dalam proses pekerjaan produksi. Penundaan pekerjaan karena material belum datang.
30 6,67 19
Kurangnya ketersediaan tenaga kerja yang
memenuhi syarat dari sub-kontraktor.
30 6,67 16
Respon instruksi yang
lambat. 30 6,67 17
Keputusan dari owner yang
terlambat 30 6,67 19
Tidak adanya owner
representatif 30 6,67 18
Pekerjaan perbaikan/revisi karena penyesuaian permintaan dari owner dan pihak klasifikasi.
Kesadaran dari SDM untuk
menyeleseikan proyek 45 10,00 28
Tabel 8. Level kemungkinan
Kejadian Risiko Sumber Risiko %
Kemungkinan Level Indeks
Keterlambatan dalam design dan perencanaan
Gambar kerja salah. 10,00 Kemungkinan Besar
Terjadi/ Likely 4
Masalah jenis pekerjaan baru (transfer of technology).
10,00 Kemungkinan Besar
Terjadi/ Likely 4
Approval drawing dari
klasifikasi terlambat 16,67
Sering Terjadi/
Almost Certain 5
Revisi disain dari owner dan
pihak klasifikasi. 10,00 Kemungkinan Besar Terjadi/ Likely 4 Keterlambatan dalam Supply material / equipment Keterlambatan Equipment Yard supply 6,67 Mungkin Terjadi / Possible 3
Proses pembuatan Purchase
Order lambat. 3,33
Kemungkinan Kecil
terjadi / Unlikely 2
Equipment yang di supply
tidak sesuai. 6,67 Mungkin Terjadi / Possible 3 Keterlambatan Equipment supply Owner 16,67 Sering Terjadi/ Almost Certain 5 Keterlambatan dalam proses pekerjaan produksi. Penundaan pekerjaan karena material belum datang.
6,67 Mungkin Terjadi /
Possible 3
Kurangnya ketersediaan tenaga kerja yang memenuhi syarat dari sub-kontraktor.
6,67 Mungkin Terjadi /
Possible 3
Respon instruksi yang
lambat. 6,67
Mungkin Terjadi /
Possible 3
Keputusan dari owner yang
terlambat 6,67
Mungkin Terjadi /
Possible 3
Tidak adanya owner
representatif 6,67
Mungkin Terjadi /
Possible 3
Pekerjaan perbaikan/revisi karena penyesuaian permintaan dari owner dan pihak klasifikasi.
13,33 Kemungkinan Besar
Terjadi/ Likely 4
Kesadaran dari SDM untuk
menyeleseikan proyek 10,00
Kemungkinan Besar
Terjadi/ Likely 4
Tabel 9. Level Akibat
Kejadian Risiko Sumber Risiko Akibat
Keterlambatan dalam design dan perencanaan
Gambar kerja salah. 24 Berat / Moderate 3
Masalah jenis pekerjaan baru
(transfer of technology). 28 Berat / Moderate 3
Approval drawing dari
klasifikasi terlambat 40 Berat / Moderate 3
Revisi disain dari owner dan
pihak klasifikasi. 27 Berat / Moderate 3
Keterlambatan dalam Supply material /
equipment
Keterlambatan Equipment
Yard supply 21 Berat / Moderate 3
Proses pembuatan Purchase
Order lambat. 8
Tidak Berat /
Insignificant 1
Equipment yang di supply
tidak sesuai. 18 Agak Berat / Minor 2
Keterlambatan Equipment supply Owner 45 Sangat Berat / Major 4 Keterlambatan dalam proses pekerjaan produksi.
Penundaan pekerjaan karena
material belum datang. 19 Agak Berat / Minor 2
Kurangnya ketersediaan tenaga kerja yang memenuhi syarat dari sub-kontraktor.
16 Agak Berat / Minor 2
Respon instruksi yang
lambat. 17 Agak Berat / Minor 2
Keputusan dari owner yang
terlambat 19 Agak Berat / Minor 2
Tidak adanya owner
representatif 18 Agak Berat / Minor 2
Pekerjaan perbaikan/revisi karena penyesuaian permintaan dari owner dan pihak klasifikasi.
33 Berat / Moderate 3
Kesadaran dari SDM untuk
menyeleseikan proyek 28 Berat / Moderate 3
Tabel 10. Indeks Akhir Risiko
Kejadian Risiko Sumber Risiko Indeks
Kemungkinan Indeks Akibat Rating Resiko Hasil Keterlambatan dalam design dan perencanaan
Gambar kerja salah. 4 3 Tinggi (T) 7
Masalah jenis pekerjaan baru (transfer of technology).
4 3 Tinggi (T) 7
Approval drawing dari
klasifikasi terlambat 5 3 Tinggi (T) 8
Revisi disain dari owner
dan pihak klasifikasi. 4 3 Tinggi (T) 7
Keterlambatan dalam Supply material / equipment Keterlambatan Equipment Yard supply 3 3 Moderat (M) 6 Proses pembuatan Purchase Order lambat.
2 1
Sangat Rendah
(S)
3 Equipment yang di supply
tidak sesuai. 3 2
Rendah
Keterlambatan Equipment supply Owner 5 4 Sangat Tinggi (E) 9 Keterlambatan dalam proses pekerjaan produksi. Penundaan pekerjaan karena material belum datang.
3 2 Rendah
(R) 5
Kurangnya ketersediaan tenaga kerja yang
memenuhi syarat dari sub-kontraktor.
3 2 Rendah
(R) 5
Respon instruksi yang
lambat. 3 2
Rendah
(R) 5
Keputusan dari owner
yang terlambat 3 2
Rendah
(R) 5
Tidak adanya owner
representatif 3 2
Rendah
(R) 5
Pekerjaan perbaikan/revisi karena penyesuaian permintaan dari owner dan pihak klasifikasi.
4 3 Tinggi (T) 7
Kesadaran dari SDM untuk
menyeleseikan proyek 4 3 Tinggi (T) 7
4. Kesimpulan
a. Sumber Risiko dari proyek kapal MV. Sam Prosper I ini adalah 15 sumber risiko, baik itu internal maupun eksternal yaitu terdiri dari 4 kejadian risiko dari keterlambatan dalam desain dan perencanaan, 4 kejadian risiko dari keterlambatan dalam supply material/peralatan dan 7 kejadian risiko dari keterlambatan proses produksi.
b. Berdasarkan hasil analisa tingkat risiko, maka sumber risiko yang memerlukan penanganan utama adalah risiko yang muncul dengan tingkatan risiko sangat tinggi yaitu keterlambatan
owner supply equipment.
Daftar Pustaka
Andrews, D. J. and Moss, T. K. (2002): Reliability & Risk Assessment, AME Press, New York, USA. Basuki, M dan Widjaja, S, (2008): Studi Pengembangan Model Manajemen Risiko Usaha
Bangunan Baru Pada Industri Galangan Kapal, Prosiding Seminar Nasional Teknologi
Produksi, Jurusan Teknik Perkapalan, FTMK ITATS.
Caltrans, (2003): Project Risk Management Handbook, http://www.dot.ca.gov/hq/projmgmt/guidance_prmhb.htm. (diakses pada : 28 Feb. 2009)
Djohanputro, B., (2008): Corporate Risk Management (Manajemen Resiko Korporat), PT. Pustaka Binaman Presindo, Jakarta.
Frosdick, S., (1997): Risk & Culture Theory : A Management Consultancy Approach,
www.amazon.co.uk (diakses pada : 01 Maret 2009).
Kunreuther, H., (2003): Risk Analysis, Center for Risk Management and Decision Processes, The Wharton School, University of Pennsylvania, Philadelphia.
Norris,C., J. Perry dan P. Simon, Project Risk Analysis and Management, http://www.eurolog.co.uk/ apmrisksig/publications/minipram (diakses pada : 01 Maret 2009).
Norrman, A. dan Jansson, (2004): Erricsson’s Proactive Supply Chain Risk Management Approach
after a Serious Sub-supplier accident, International Journal of Physical Distribution & Logistics
Management, Vol. 34, Emerald Group Publishing Ltd.
Sortreed, J. H., (2003): Institute for Risk Research, University of Waterloo, Waterloo, Ontario, Canada.
_____________, RISK MANAGEMENT, Standards Australia and Standards New Zealand, AS/NZS 4360:2004.