• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS RISIKO OPERASIONAL PADA PROSES KONVERSI WORKBOAT MENJADI SUPPLY VESSEL MV. SAM PROSPER I DI PT. DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS RISIKO OPERASIONAL PADA PROSES KONVERSI WORKBOAT MENJADI SUPPLY VESSEL MV. SAM PROSPER I DI PT. DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS RISIKO OPERASIONAL PADA PROSES KONVERSI WORKBOAT MENJADI SUPPLY VESSEL MV. SAM PROSPER I DI PT. DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA

Minto Basuki *1), Novendi2) )

1

Jurusan Teknik Perkapalan ITATS *)

Email: [email protected] )

2

PT. Dok dan Perkapalan Surabaya Abstract

In carrying out very big project, we also take a very high risk. Therefore, we need anticipate this risk if we don’t want to be bankcrupt. For this reason, special strategy is required to anticipated the various possible risk. This strategy is generally known is risk management. This risk management is also taken by. PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (DPS) to build new shipbuilding project, one of them is building conversion ship of supply vessel MV Sam Prosper I. Risk analysis is done based on historical data during the project of building ship MV Sam Prosper I. It analysis as standart of risk analysis is used as standart of Australia and New Zealand risk management (AS/NZS 4360:2004). There are fifteen causes of risk for the project of ship MV Sam Prosper I, both internal risk and external risk consisting of four risk causes in the latenest of design and planning. Four risk causes in the latenest of material supply of equipment and seven risk causes in the latenest of production process.

Key words: Risk management, Risk, AS/NZS standart, Risk source, New Building 1. Pendahuluan

Di dalam bisnis jasa pembangunan perkapalan terdapat sifat-sifat unik sehingga diperlukan sejumlah asumsi untuk memperkirakan data-data dan informasi yang belum tersedia selama proses berjalannya proyek, sejak tahap perencanaan sampai pelaksanaan. Asumsi dan perkiraan yang digunakan dalam upaya mendukung adanya ketidakpastian ini. “Risiko” yang dihadapi proyek bergantung pada asumsi dan perkiraan yang digunakan atau tergantung pada pada faktor ketidakpastian (Djohanputra, 2008). Risiko yang akan dihadapi dalam proyek lebih berat, sehubungan dengan sifat proyek hanya berjalan dalam satu jangka waktu pelaksanaan yang tidak berulang (Norrman,2004). Sehubungan dengan itu, diperlukan manajemen risiko untuk melihat risiko-risiko yang dihadapi dan meninjau pengaruhnya terhadap sasaran kegiatan. Selanjutnya akan dapat direncanakan penanganan untuk meminimalisasi dampak buruknya sehingga dapat mendukung terwujudnya sasaran kegiatan (Andrews,2002).

Dalam menilai risiko keterlambatan, perlu diketahui pula bahwa suatu risiko tertentu perlu dialokasikan kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan proyek tersebut, yaitu pihak galangan, owner, atau ditanggung bersama, dimana alokasi tersebut dituangkan melalui kontrak kerja (Basuki, dkk, 2008).. Namun seringkali dalam prakteknya, antara pihak yang satu dengan pihak yang lain saling melepas tanggung jawab terhadap terjadinya suatu faktor risiko tertentu yang menyebabkan terjadinya keterlambatan, sehingga hal tersebut berpotensi menimbulkan konflik antar pihak (Frosdick,1997).

Implementasi pelaksanaan sebuah proyek besar, risiko yang dihadapi juga akan semakin besar. Jika hal tersebut tidak diantisipasi dengan baik, kerugian bahkan mungkin bangkrutnya sebuah perusahaan tak mustahil akan terwujud (Caltrans,2003). Dengan demikian, diperlukan strategi khusus untuk mengantisipasi berbagai risiko yang mungkin terjadi. Hal ini jamak dikenal dengan manajemen risiko (Kunreuther,2003), (Norris), (Sortreed,2003). Seperti yang dilakukan oleh PT Dok dan Perkapalan Surabaya (DPS) untuk membangun sebuah proyek kapal bangunan baru, diantaranya pembangunan kapal konversi supply vessel MV. Sam Prosper I. Risiko yang tidak tertangani dengan baik akan mengganggu proses pembangunan kapal. Hal tersebut terbukti dengan adanya kemunduran penyelesaian pekerjaan dari jadwal yang telah direncanakan, seperti yang terjadi pada proses pembangunan kapal MV. Sam Prosper I di PT. Dok Dan Perkapalan Surabaya.

(2)

2. Metodologi

3.1. Tahap Survey Pendahuluan

Tahapan survey untuk pendahuluan perlu dilakukan sebelum tahapan pengambilan data kuantitatif dengan tujuan untuk lebih memahami sistem pada perusahaan yang akan dilakukan penelitian, yaitu dengan terlibat langsung di proyek MV. Sam Prosper I yang di bangun di PT. Dok Dan Perkapalan Surabaya (DPS).

3.2. Tahap Perumusan Masalah dan Penetapan Tujuan Penelitian

Pada tahap ini observasi di proyek tersebut dilakukan hanya sebatas pada tahap pengamatan dan penggalian informasi dari data data yang sudah ada maupun data data yang masih terproses di PT. Dok dan Perkapalan Surabaya.

3.3. Tahap Studi Literatur

Tahap studi literatur akan di lakukan Setelah ditetapkan apa yang menjadi tujuan dari penelitian. Tahapan ini berguna untuk memberikan referensi, konsep, teori, serta metode yang berhubungan dengan permasalahan yang dijadikan sebagai topik penelitian.

3.4. Tahap Pengumpulan Data

Pada tahap pengumpulan data akan di lakukan langsung di proyek tersebut, yaitu dengan terlibat langsung di dalam proyek pembangunan kapal MV. Sam Prosper I di PT. Dok dan Perkapalan Surabaya, data data tersebut di peroleh dari pengumpulan data data yang sudah ada dan yang masih proses berlangsungnya proyek tersebut.

3.5. Tahap Identifikasi Risiko

Identifikasi risiko dapat dilakukan dengan pertanyaan where, when, why, and how terhadap kejadian-kejadian yang dapat menghambat atau mempengaruhi pencapaian tujuan proses operasional. Alat dan teknik yang dapat digunakan dalam pengidentifikasian risiko antara lain melalui checklist, penilaian berdasarkan pengalaman, dan dokumen yang sudah ada, observasi, serta wawancara dan interaksi langsung dengan proses yang akan diidentifikasi risikonya (Kunreuther,2003), (Sortreed,2003), (Standart AS/NZS 4360:2004).

3.6. Tahap Analisis Risiko

Tahap analisis risiko dilakukan setelah proses indentifikasi terhadap risiko pada proses operasional pembangunan kapal MV. Sam Prosper I dilakukan. Tahapan ini bertujuan untuk memisahkan risiko mayor dan risiko minor, menyiapkan data dan mempersiapkan tahap selanjutnya yaitu melakukan evaluasi dan penanganan risiko.

3.7. Tahap Evaluasi Risiko

Pada tahap ini dilakukan perbandingan antara level-level risiko yang diperkirakan terjadi dengan penetapan kriteria sebelumnya. Hasil dari evaluasi risiko adalah berupa daftar tingkat prioritas untuk tindakan lebih lanjut. Tahap evaluasi ini juga meliputi pembuatan peta risiko (risk mapping) untuk mengetahui level dari tiap risiko yang ada.

3. Hasil dan Perancangan 3.1. Identifikasi Risiko

Tahap identifikasi risiko dilakukan untuk mengetahui risiko-risiko yang harus dievaluasi. Tahapan identifikasi resiko meliputi:

1. Penentuan KPI (Key Performance Indicator)

Key Performance Indicator adalah indikator keberhasilan kunci/ pokok/ utama baik berupa finansial dari suatu aktifitas kunci proses maupun proyek yang dilakukan oleh suatu entitas di dalam organisasi.

Tabel 1. Hubungan Objektif dan KPI.

OBYEKTIF KEY PERFORMANCE INDICATOR CARA MENGUKUR

MEMINIMALISIR KEUMUNDURAN/ KETERLAMBATAN PENYELESAIAN PEKERJAAN

Keterlambatan dalam design dan perencanaan FREKUENSI AKIBAT Keterlambatan dalam Supply material / equipment FREKUENSI AKIBAT Keterlambatan dalam proses pekerjaan produksi FREKUENSI AKIBAT

(3)

2. Sumber Risiko.

Sebuah sumber risiko atau hazard adalah sesuatu yang secara intrinsik berpotensi untuk membahayakan atau membantu terjadinya risiko.

Tabel 2. Sumber Risiko

Kejadian Risiko Sumber Risiko

Keterlambatan dalam design dan perencanaan

Gambar kerja salah.

Masalah jenis pekerjaan baru (transfer of technology). Approval drawing dari klasifikasi terlambat

Revisi disain dari owner dan pihak klasifikasi. Keterlambatan dalam

Supply material / equipment

Keterlambatan Equipment Yard supply Proses pembuatan Purchase Order lambat. Equipment yang di supply tidak sesuai. Keterlambatan Equipment supply Owner

Keterlambatan dalam proses pekerjaan produksi.

Penundaan pekerjaan karena material belum datang.

Kurangnya ketersediaan tenaga kerja yang memenuhi syarat dari sub-kontraktor.

Respon instruksi yang lambat. Keputusan dari owner yang terlambat Tidak adanya owner representatif

Pekerjaan perbaikan/revisi karena penyesuaian permintaan dari owner dan pihak klasifikasi.

Kesadaran dari SDM untuk menyeleseikan proyek.

Assesmen Konsekuensi / Akibat.

Risiko bisa berakibat pada pencapaian tujuan bisnis korporat dalam berbagai cara. Tabel 3. berikut ini menunjukkan kriteria asesmen konsekuensi / akibat

Tabel 3. Kriteria Konsekuensi / Akibat

Indeks Akibat Rating Tingkat Akibat / Konsekuensi Keterangan

1 Tidak Berat / Insignificant Waktu terbuang < 10 hari

2 Agak Berat / Minor Waktu terbuang 10 s/d 20 hari

3 Berat / Moderate Waktu terbuang 20 s/d 50 hari

4 Sangat Berat / Major Waktu terbuang 50 s/d 100 hari

5 Malapetaka / Catastrophic Waktu terbuang > 100 hari

Dengan perhitungan mean/rata-rata penundaan tiap kejadian maka diperoleh faktor tambah konsekuensi seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel 4. Nilai Akibat risiko per peristiwa

Kejadian Risiko Sumber Risiko Akibat (per hari)

Keterlambatan dalam design dan perencanaan

Gambar kerja salah. 3

Masalah jenis pekerjaan baru (transfer of

technology). 7

Approval drawing dari klasifikasi terlambat 5

Revisi disain dari owner dan pihak klasifikasi. 6

Keterlambatan dalam Supply material /

equipment

Keterlambatan Equipment Yard supply 7

Proses pembuatan Purchase Order lambat. 1

Equipment yang di supply tidak sesuai. 4

Keterlambatan Equipment supply Owner

10 Keterlambatan dalam

proses pekerjaan produksi.

Penundaan pekerjaan karena material belum

datang. 5

(4)

memenuhi syarat dari sub-kontraktor.

Respon instruksi yang lambat. 3

Keputusan dari owner yang terlambat 5

Tidak adanya owner representatif 4

Pekerjaan perbaikan/revisi karena penyesuaian

permintaan dari owner dan pihak klasifikasi. 5

Kesadaran dari SDM untuk menyeleseikan proyek 7

Assesmen Kemungkinan.

Dari data yang tercatat selama 1 bulan, semua kejadian-kejadian dari setiap sumber risiko diakumulasikan sehingga didapatkan nilai kemungkinan sumber risiko selama 1 bulan. Kemudian, dari hasil sampel selama 1 bulan tersebut dikalikan dengan bilangan bulan penelitian.

Tabel 5. Kriteria Kemungkinan Indeks

Kemungkinan

Rating

Kemungkinan Frekuensi Probabilitas

1 Jarang Terjadi /

Rare

Peristiwa / kejadian yang mungkin terjadi minimal 1 kali dalam 15 bulan

< 1%

2 Kemungkinan

Kecil terjadi / Unlikely

Peristiwa / kejadian yang mungkin terjadi minimal 1 kali dalam 10 bulan

1% - 4%

3 Mungkin Terjadi /

Possible

Peristiwa / kejadian yang mungkin terjadi minimal 1 kali dalam 5 bulan

5% - 9%

4 Kemungkinan

Besar Terjadi/ Likely

Peristiwa / kejadian yang mungkin terjadi minimal 1 kali dalam 1 bulan

10% - 15%

5 Sering Terjadi/

Almost Certain

Peristiwa / kejadian yang mungkin terjadi minimal 1 kali dalam 3 minggu

≥ 16%

Pengukuran Risiko

Langkah perhitungan akibat risiko ini dimaksudkan untuk mengetahui besarnya dampak dari masing-masing sumber risiko yang teridentifikasi. Hasil perhitungan tersebut dapat dilihat pada tabel 6. berikut :

Tabel 6. Perhitungan Kemungkinan dan Akibat risiko dalam Kurun Waktu Bulan September 2008 s/d November 2009

Kejadian Risiko Sumber Risiko Kemungkinan

(likelihood) Akibat (per hari) Akibat Risiko Keterlambatan dalam design dan

perencanaan

Gambar kerja salah. 45 3 48

Masalah jenis pekerjaan baru

(transfer of technology). 45 7 52

Approval drawing dari klasifikasi

terlambat 75 5 80

Revisi disain dari owner dan pihak

klasifikasi. 45 6 51

Keterlambatan dalam Supply

material / equipment

Keterlambatan Equipment Yard

supply 30 7 37

Proses pembuatan Purchase Order

lambat. 15 1 16

Equipment yang di supply tidak

sesuai. 30 4 34

Keterlambatan Equipment supply

Owner 75 10 85

Keterlambatan dalam proses

Penundaan pekerjaan karena

(5)

pekerjaan produksi.

Kurangnya ketersediaan tenaga kerja yang memenuhi syarat dari sub-kontraktor.

30 2 32

Respon instruksi yang lambat. 30 3 33

Keputusan dari owner yang

terlambat 30 5 35

Tidak adanya owner representatif 30 4 34

Pekerjaan perbaikan/revisi karena penyesuaian permintaan dari owner dan pihak klasifikasi.

60 5 65

Kesadaran dari SDM untuk

menyelesaikan proyek 45 7 52

Analisa Risiko

Berdasarkan tabel likelihood/kemungkinan dan consequences/akibat (Standart AS/NZS 4360:2004) yang telah diatas, maka likelihood dari risiko yang telah diidentifikasi dapat diklasifikasikan sebagaimana ditunjukkan pada tabel 7.

Tabel 7. Perhitungan Persentase Kemungkinan

Kejadian Risiko Sumber Risiko Kemungkinan

(likelihood) % Kemungkinan Akibat Resiko Keterlambatan dalam design dan perencanaan

Gambar kerja salah. 45 10,00 24

Masalah jenis pekerjaan baru (transfer of technology).

45 10,00 28

Approval drawing dari

klasifikasi terlambat 75 16,67 40

Revisi disain dari owner

dan pihak klasifikasi. 45 10,00 27

Keterlambatan dalam Supply material / equipment Keterlambatan Equipment Yard supply 30 6,67 21 Proses pembuatan

Purchase Order lambat. 15 3,33 8

Equipment yang di supply

tidak sesuai. 30 6,67 18 Keterlambatan Equipment supply Owner 75 16,67 45 Keterlambatan dalam proses pekerjaan produksi. Penundaan pekerjaan karena material belum datang.

30 6,67 19

Kurangnya ketersediaan tenaga kerja yang

memenuhi syarat dari sub-kontraktor.

30 6,67 16

Respon instruksi yang

lambat. 30 6,67 17

Keputusan dari owner yang

terlambat 30 6,67 19

Tidak adanya owner

representatif 30 6,67 18

Pekerjaan perbaikan/revisi karena penyesuaian permintaan dari owner dan pihak klasifikasi.

(6)

Kesadaran dari SDM untuk

menyeleseikan proyek 45 10,00 28

Tabel 8. Level kemungkinan

Kejadian Risiko Sumber Risiko %

Kemungkinan Level Indeks

Keterlambatan dalam design dan perencanaan

Gambar kerja salah. 10,00 Kemungkinan Besar

Terjadi/ Likely 4

Masalah jenis pekerjaan baru (transfer of technology).

10,00 Kemungkinan Besar

Terjadi/ Likely 4

Approval drawing dari

klasifikasi terlambat 16,67

Sering Terjadi/

Almost Certain 5

Revisi disain dari owner dan

pihak klasifikasi. 10,00 Kemungkinan Besar Terjadi/ Likely 4 Keterlambatan dalam Supply material / equipment Keterlambatan Equipment Yard supply 6,67 Mungkin Terjadi / Possible 3

Proses pembuatan Purchase

Order lambat. 3,33

Kemungkinan Kecil

terjadi / Unlikely 2

Equipment yang di supply

tidak sesuai. 6,67 Mungkin Terjadi / Possible 3 Keterlambatan Equipment supply Owner 16,67 Sering Terjadi/ Almost Certain 5 Keterlambatan dalam proses pekerjaan produksi. Penundaan pekerjaan karena material belum datang.

6,67 Mungkin Terjadi /

Possible 3

Kurangnya ketersediaan tenaga kerja yang memenuhi syarat dari sub-kontraktor.

6,67 Mungkin Terjadi /

Possible 3

Respon instruksi yang

lambat. 6,67

Mungkin Terjadi /

Possible 3

Keputusan dari owner yang

terlambat 6,67

Mungkin Terjadi /

Possible 3

Tidak adanya owner

representatif 6,67

Mungkin Terjadi /

Possible 3

Pekerjaan perbaikan/revisi karena penyesuaian permintaan dari owner dan pihak klasifikasi.

13,33 Kemungkinan Besar

Terjadi/ Likely 4

Kesadaran dari SDM untuk

menyeleseikan proyek 10,00

Kemungkinan Besar

Terjadi/ Likely 4

Tabel 9. Level Akibat

Kejadian Risiko Sumber Risiko Akibat

(7)

Keterlambatan dalam design dan perencanaan

Gambar kerja salah. 24 Berat / Moderate 3

Masalah jenis pekerjaan baru

(transfer of technology). 28 Berat / Moderate 3

Approval drawing dari

klasifikasi terlambat 40 Berat / Moderate 3

Revisi disain dari owner dan

pihak klasifikasi. 27 Berat / Moderate 3

Keterlambatan dalam Supply material /

equipment

Keterlambatan Equipment

Yard supply 21 Berat / Moderate 3

Proses pembuatan Purchase

Order lambat. 8

Tidak Berat /

Insignificant 1

Equipment yang di supply

tidak sesuai. 18 Agak Berat / Minor 2

Keterlambatan Equipment supply Owner 45 Sangat Berat / Major 4 Keterlambatan dalam proses pekerjaan produksi.

Penundaan pekerjaan karena

material belum datang. 19 Agak Berat / Minor 2

Kurangnya ketersediaan tenaga kerja yang memenuhi syarat dari sub-kontraktor.

16 Agak Berat / Minor 2

Respon instruksi yang

lambat. 17 Agak Berat / Minor 2

Keputusan dari owner yang

terlambat 19 Agak Berat / Minor 2

Tidak adanya owner

representatif 18 Agak Berat / Minor 2

Pekerjaan perbaikan/revisi karena penyesuaian permintaan dari owner dan pihak klasifikasi.

33 Berat / Moderate 3

Kesadaran dari SDM untuk

menyeleseikan proyek 28 Berat / Moderate 3

Tabel 10. Indeks Akhir Risiko

Kejadian Risiko Sumber Risiko Indeks

Kemungkinan Indeks Akibat Rating Resiko Hasil Keterlambatan dalam design dan perencanaan

Gambar kerja salah. 4 3 Tinggi (T) 7

Masalah jenis pekerjaan baru (transfer of technology).

4 3 Tinggi (T) 7

Approval drawing dari

klasifikasi terlambat 5 3 Tinggi (T) 8

Revisi disain dari owner

dan pihak klasifikasi. 4 3 Tinggi (T) 7

Keterlambatan dalam Supply material / equipment Keterlambatan Equipment Yard supply 3 3 Moderat (M) 6 Proses pembuatan Purchase Order lambat.

2 1

Sangat Rendah

(S)

3 Equipment yang di supply

tidak sesuai. 3 2

Rendah

(8)

Keterlambatan Equipment supply Owner 5 4 Sangat Tinggi (E) 9 Keterlambatan dalam proses pekerjaan produksi. Penundaan pekerjaan karena material belum datang.

3 2 Rendah

(R) 5

Kurangnya ketersediaan tenaga kerja yang

memenuhi syarat dari sub-kontraktor.

3 2 Rendah

(R) 5

Respon instruksi yang

lambat. 3 2

Rendah

(R) 5

Keputusan dari owner

yang terlambat 3 2

Rendah

(R) 5

Tidak adanya owner

representatif 3 2

Rendah

(R) 5

Pekerjaan perbaikan/revisi karena penyesuaian permintaan dari owner dan pihak klasifikasi.

4 3 Tinggi (T) 7

Kesadaran dari SDM untuk

menyeleseikan proyek 4 3 Tinggi (T) 7

4. Kesimpulan

a. Sumber Risiko dari proyek kapal MV. Sam Prosper I ini adalah 15 sumber risiko, baik itu internal maupun eksternal yaitu terdiri dari 4 kejadian risiko dari keterlambatan dalam desain dan perencanaan, 4 kejadian risiko dari keterlambatan dalam supply material/peralatan dan 7 kejadian risiko dari keterlambatan proses produksi.

b. Berdasarkan hasil analisa tingkat risiko, maka sumber risiko yang memerlukan penanganan utama adalah risiko yang muncul dengan tingkatan risiko sangat tinggi yaitu keterlambatan

owner supply equipment.

Daftar Pustaka

Andrews, D. J. and Moss, T. K. (2002): Reliability & Risk Assessment, AME Press, New York, USA. Basuki, M dan Widjaja, S, (2008): Studi Pengembangan Model Manajemen Risiko Usaha

Bangunan Baru Pada Industri Galangan Kapal, Prosiding Seminar Nasional Teknologi

Produksi, Jurusan Teknik Perkapalan, FTMK ITATS.

Caltrans, (2003): Project Risk Management Handbook, http://www.dot.ca.gov/hq/projmgmt/guidance_prmhb.htm. (diakses pada : 28 Feb. 2009)

Djohanputro, B., (2008): Corporate Risk Management (Manajemen Resiko Korporat), PT. Pustaka Binaman Presindo, Jakarta.

Frosdick, S., (1997): Risk & Culture Theory : A Management Consultancy Approach,

www.amazon.co.uk (diakses pada : 01 Maret 2009).

Kunreuther, H., (2003): Risk Analysis, Center for Risk Management and Decision Processes, The Wharton School, University of Pennsylvania, Philadelphia.

Norris,C., J. Perry dan P. Simon, Project Risk Analysis and Management, http://www.eurolog.co.uk/ apmrisksig/publications/minipram (diakses pada : 01 Maret 2009).

Norrman, A. dan Jansson, (2004): Erricsson’s Proactive Supply Chain Risk Management Approach

after a Serious Sub-supplier accident, International Journal of Physical Distribution & Logistics

Management, Vol. 34, Emerald Group Publishing Ltd.

Sortreed, J. H., (2003): Institute for Risk Research, University of Waterloo, Waterloo, Ontario, Canada.

_____________, RISK MANAGEMENT, Standards Australia and Standards New Zealand, AS/NZS 4360:2004.

Gambar

Tabel 1. Hubungan Objektif dan KPI.
Gambar kerja salah.
Tabel 6. Perhitungan Kemungkinan dan Akibat risiko dalam Kurun Waktu Bulan September 2008   s/d November 2009
Tabel 7. Perhitungan Persentase Kemungkinan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini memang sama- sama menggunakan gaya belajar yang sudah diklasifikasikan Bobbi DePorter dan Mike Hernacki menjadi VAK (Visual, Audiotori, Kinestetik), letak

Bahan baku yang berupa tanah liat kami dapatkan dari luar daerah yang sudah teruji dan terbukti kualitasnya.daerah lain yang mempunyai sumber daya yang lebih dapat kami gunakan untuk

Anemia adalah suatu keadaan di mana terjdi penurunan volume/jumlah sel darah merah (eritrosit) dalam darah atau penurunan kadar hemoglobin (Hb) sampai dibawah rentang nilai

Beradarkan keterangan di atas, maka dapat diketahui bahwasannya PTAIN yang pertama bernama IAIN dan berdiri pada tahun 1951 dan diresmikan secara langsung oleh

Berkat rahmat dan hidayahNya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pemberian Tepung Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas blackie) dalam

Absorption yaitu Merasa selalu ingin bekerja setiap saat, Merasa memiliki perusahaan, Merasa Waktu berjalan cepat Seperti hal nya dengan RA, YK juga merasa ada perubahan

Adapun data prestasi siswa yang menjadi penelusuran potensi bakat untuk pembinaan olahraga usia dini di Sekolah Dasar Negeri Wadung Getas 1 kecamatan wonosari