• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

 

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil

5.1.1 Karakteristis Responden

Karakteristik responden yang diukur dalam penelitian ini adalah kelompok umur, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, jarak pemukiman responden ke Kawasan TNGP, pendapatan masyarakat dari luar kawasan TNGP, tingkat pekerjaan dan kepemilikan lahan. Data tentang karakteristik responden tersebut disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8 Karakteristik responden Desa Cinagara (MDK) dan Pasir Buncir (non MDK) No Karakteristik Jumlah (MDK) Persentase MDK) Jumlah (nonMDK) Persentase (nonMDK) 1 2 3 4 5 Umur < 25 25-50 >50 Pendidikan formal Tidak tamat/tamat SD SLTP/SMU PT/Akademi

Jumlah anggota keluarga Kecil : < 5 orang Sedang : 5-7 orang Besar : > 7 orang Pekerjaan

Berhubungan dengan hutan Berhubungan tidak langsung Tidak berhubungan Jarak Dekat Sedang Jauh 0 26 4 9 20 1 10 14 6 5 2 23 13 13 4 0 86,67 13,33 30 66,67 3,33 33,33 46,67 20 16,67 6,67 76,33 43,33 43,33 13,33 4 22 4 8 18 4 14 14 2 11 3 16 13 15 2 13,33 73,33 13,33 26,67 60 13,33 46,67 46.67 6,67 36,67 10 53,33 43,33 50 6,67 6 Tingkat pendapatan per-bulan

<Rp 5.000.000,- Rp 5.000.000,-- Rp 10.000.000,- >Rp 10.000.000,- 5 12 13 16,67 40 43,33 6 11 13 20 36,67 43,33 7 Kepemilikan lahan < 0,25 ha 0,25-0,5 ha >0,5 ha 22 6 2 73,33 20 6,67 18 11 1 60 36,67 3,33

(2)

 

5.1.2 Nilai Sumberdaya Hutan

Nilai sumberdaya hutan adalah nilai manfaat yang diperoleh dari penggunaan sumberdaya hutan. Dari hasil penelitian di Desa Cinagara (MDK) dan Desa Pasir Buncir (Non MDK), jenis-jenis hasil hutan yang dimanfaatkan yaitu kayu bakar, buah-buahan, kayu pertukangan, lahan kosong di luar kawasan berhutan dan sebagian kecil masyarakat memanfaatkan getah pinus. Jenis hasil hutan yang paling dominan dikonsumsi adalah kayu bakar, karena 100 % responden terpilih mengambil kayu bakar di Kawasan TNGP. Berikut adalah tabel nilai manfaat sumberdaya hutan (Tabel 9).

Tabel 9 Nilai kontribusi sumberdaya hutan

Desa Jenis Sumberdaya Hutan Nilai Sumberdaya Hutan (Rp/tahun) Persentase (%) Cinagara (MDK) Kayu Bakar 1.506.000,00 47,60 Buah-buahan 331.733,33 10,49 Kayu Pertukangan 126.666,67 4,00 Lahan Kosong 124.000,00 3,92 Getah Pinus 1.075.200,00 33,99 Rata –Rata/rumah tangga 3.163.600 100,00

Pasir Buncir (Non MDK) Kayu Bakar 1.340.000,00 37,65 Buah-buahan 139.333,33 3,91 Kayu Pertukangan 21.333,33 0,60 Lahan Kosong 1.146.333,33 32,66 Getah Pinus 704.000,00 19,78 Bambu 192.000,00 5,39

Rata – Rata/rumah tangga 3.559.000 100,00

5.1.3 Kontribusi Sumberdaya Hutan Terhadap Pendapatan Masyarakat Pada bagian ini membahas tentang kontribusi sumberdaya hutan terhadap penghasilan total rumah tangga. Penghasilan total rumah tangga diperoleh dari

(3)

 

kegiatan pengelolaan hasil hutan, kegiatan pertanian, upah kerja dan kegiatan lainnya yang dapat menambah penghasilan total rumah tangga. Sedangkan tingkat ketergantungan terhadap sumberdaya hutan diukur dari kontribusi sumberdaya hutan dan kontribusi dari luar kawasan hutan.

Tabel 10 Persentase pendapatan dan manfaat hasil hutan

Desa Penghasilan Rata -Rata (Rp/tahun)

Total Rata - Rata

(Rp/tahun)

Persentase (%) Dari Dalam TNGP Dari Luar TNGP

Cinagara 3.163.600 12.440.200,00 15.603.800,00 20,27 Pasir Buncir 3.559.000 10.461.333,33 14.020.333,33 25,38

5.2 Pembahasan

5.2.1 Umur Responden Terpilih

Pengelompokan umur responden dalam penelitian ini bertujuan untuk melihat sebaran umur masyarakat Desa Cinagara dan Desa Pasir Buncir. Dari data hasil penelitian, usia produktif kerja masyarakat Desa Cinagara dan Desa Pasir Buncir adalah pada umur 25-50 tahun. Umur responden akan berpengaruh terhadap kemampuan fisik untuk bekerja baik di sektor pertanian maupun non pertanian.

Sebaran umur antara Desa Cinagara dan Pasir Buncir relatif sama. Berdasarkan Tabel 8, usia responden di Desa Cinagara didominasi oleh usia antara 25-50 tahun dengan persentase 86,67% kemudian selanjutnya kelas terbanyak kedua adalah pada usia >50 tahun dengan persentase 13,33% dan responden pada kelas usia <25 tahun dengan persentase 0%. Tidak jauh berbeda pada Desa Pasir Buncir, usia responden yang paling banyak adalah pada kelas usia antara 25-50 tahun dengan persentase 73,33% selanjutnya terbanyak kedua adalah pada kelas usia >50 tahun dengan persentase 13,33% dan responden yang berusia <25 tahun sebanyak 4 orang dengan persentase 13,33%. Hal ini dimungkinkan karena responden yang diambil adalah kepala rumah tangga dan usia produktif kerja untuk Desa Cinagara dan Desa Pasir Buncir adalah usia antara 25-50 tahun (Gambar1).

(4)

  5 d p a m b o 2 5.2.2 Karak Pend sumberdaya desa penelit segi tingka pendidikan SLTP/SMU atau Perguru mayoritas p berpendidika orang (13,33 2). Gamb kteristik Pe didikan mer a manusia. P tian berdasar at pendidika tidak tam ada 20 oran uan Tinggi. pendidikan an tidak tam 3%) respond bar 1 Histog endidikan R rupakan sa Pengelompo rkan tingkat an respond mat/tamat SD ng (66,67%) Tingkat pe SLTP/SMU mat/tamat SD

den yang lulu

gram untuk u Responden lah satu k okan respon t pendidikan den di Des D sebanya ) dan hanya endidikan re U sebanyak D yaitu seban usan Akadem umur respon kriteria dan nden terpilih n dapat dilih sa Cinagara ak 9 orang 1 orang (3,3 esponden pa k 18 oran nyak 8 oran mi atau Perg nden tolak uku h pada masi hat pada Tab

a, responde g (30%), p 33%) lulusan ada Desa Pa ng (60%), ng (26,67%), guruan Tingg ur kualitas ing-masing bel 8. Dari en dengan pendidikan n Akademi asir Buncir responden , dan ada 4 gi (Gambar

(5)

  d C u a P D 5 m D a o D m t Seba sama, mayor dilihat dari Cinagara da untuk Desa aksesibilitas Perguruan T Desa Cinaga 5.2.3 Karak Juma mulai dari Desa Cinaga atau 10 oran orang dan ya Desa Pasir B masing-mas termasuk ke Gamba aran respond ritas respond tingkat pen an Desa Pas Cinagara da s untuk me Tinggi di De ara. kteristik Ju ah anggota <5 orang sa ara yang term ng, kemudian ang termasu Buncir yan ing memilik eluarga besar ar 2 Histogr den berdasar den memilik ndidikan Ak sir Buncir m an 13,33% u enjangkau t esa Pasir Bu umlah Angg keluarga pa ampai > 7 o masuk kateg n yang terma uk kategori k ng termasuk ki persentas r 6,67% atau

ram untuk tin rkan pendidi ki tingkat pen kademik ata memiiliki per untuk Desa tempat pen uncir lebih ota Keluarg ada respond orang. Jumla gori keluarga asuk kategor keluarga besa kategori ke se 46,67% u 2 orang. ngkat pendid ikan di kedu ndidikan SL au Pergurua rbedaan per Pasir Bunci ndidikan tin mudah jika ga den yang te ah anggota a kecil memi ri keluarga s ar 20% atau eluarga kecil atau 14 or dikan ua desa terse LTP/SMU. N an Tinggi an sentase sebe ir. Hal ini d ngkat Akad dibandingk rpilih sanga keluarga res iliki persenta sedang 46,67 6 orang. Se l dan keluar rang, sedang but hampir Namun, jika ntara Desa esar 3,33% disebabkan, demik atau kan dengan at beragam sponden di ase 33,33% 7% atau 14 dangkan di rga sedang, gkan yang

(6)

 

Gambar 3 Histogram untuk jumlah anggota keluarga

Mayoritas jumlah keluarga dari kedua desa tersebut, masuk dalam kategori keluarga sedang dengan jumlah anggota keluarga 5-7 orang. Terkait dengan hal tersebut jumlah anggota keluarga akan mempengaruhi besar kecilnya pemanfaatan sumberdaya hutan.

5.2.4 Karakteristik Pekerjaan

Jenis pekerjaan responden akan mempengaruhi penghasilan total rumah tangga. Dari segi pekerjaan atau mata pencaharian utama masyarakat, terbagi kedalam tiga kategori yaitu kategori yang berhubungan langsung dengan hutan, kategori yang tidak berhubungan langsung dengan hutan dan kategori yang sama sekali tidak berhubungan dengan hutan. Berdasarkan data hasil penelitian, yang termasuk dalam kategori berhubungan langsung dengan hutan sebanyak 5 responden (16,67%) untuk Desa Cinagara dan 11 responden (26,67%) untuk Desa Pasir Buncir. Responden yang mempunyai keterkaitan tidak langsung dengan hutan sebanyak 2 orang (6,67%) untuk Desa Cinagara dan 3 orang (10%) untuk Desa Pasir Buncir yang pada umumnya adalah buruh tani non lahan TNGP dan juga karyawan serta masyarakat yang hanya menggunakan akses jalan hutan atau terkadang saja melakukan kegiatan di dalam hutan. Responden yang mempunyai pekerjaan tidak berhubungan dengan hutan yang bergerak dibidang perdagangan, PNS, dan wiraswasta sebanyak 23 orang (76,67%) untuk Desa Cinagara dan hanya 16 orang (53,33%) untuk Desa Pasir Buncir.

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Kecil : <5 orang Sedang : 5 – 7  orang Besar : >7 orang Pers en tas e Kelas Cinagara Pasir Buncir

(7)

 

Gambar 4 Histogram untuk tingkat pekerjaan. 5.2.5 Karakteristik Jarak

Aksesibilitas masyarakat ke hutan ditentukan oleh jarak yang harus ditempuh ke hutan. Jarak pada kedua desa didominasi jarak dekat dan sedang, untuk jarak jauh hanya beberapa responden. Jarak kurang dari 1 kilometer termasuk dalam kategori dekat sebanyak 13 orang ( 43,33%) begitujuga untuk desa Pasir Buncir. Jarak yang termasuk kategori sedang berkisar antara 1-2 kilometer sebanyak 13 orang (43,33%) untuk Desa Cinagara dan 15 orang (50%) untuk Desa Pasir Buncir. Sedangkan untuk jarak jauh lebih dari 2 Kilometer hanya 4 orang (13,33%) untuk Desa Cinagara dan 2 orang (6,67%) untuk Desa Pasir Buncir. 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Berhubungan  dengan hutan Berhubungan  tidak langsung Tidak  berhubungan Pers en tas e Kelas Cinagara Pasir Buncir

(8)

  5 j a p P r T 5 b d ( p 5 5.2.6 Karak Ting jenis pekerj antara lain: penghasilan Pasir Buncir Pada responden s TNGP diuk sebanyak 5 5.000.000,- berpendapat didominasi p (43,33%). K per tahun se 5.000.000,- kteristik Tin gkat pendapa aan atau m pegawai, b masyarakat r adalah lebi a penelitian selama satu kur dengan 5 orang (16 sampai Rp tan di atas pendapatan Kisaran pend ebanyak 11 o sebayak 6 o Gambar 5 H ngkat Peng atan dari lu mata pencaha buruh pabrik t dari luar ka h dari Rp. 10 ini, penda tahun. Ting 3 tingkata 6,67%), seb 10.000.000, s Rp 10.00 diatas Rp 10 dapatan Rp 5 orang (36,67 orang (20%) Histogram u hasilan dar uar Kawasan arian yang t k, berdagan awasan TNG 0.000.000 pe apatan adala gkat pendapa an yaitu di banyak 12 ,- per tahun 00.000,- per 0.000.000,- p 5.000.000,- p 7%), sedangk dapat di lih ntuk jarak. ri Luar Kaw n TNGP ber tidak bersum g dan lain-GP untuk De er tahun. ah sejumlah atan respond bawah Rp orang (40% dan sebany r tahun. Pa per tahun ya per tahun sa kan untuk pe at pada Gam wasan TNGP rsumber dar mber dari h lain. Rata-r esa Cinagara h uang yan den dari lua

5.000.000,- %) berpenda yak 13 orang ada Desa Pa aitu sebanya ampai Rp 10 endapatan di mbar 6. P ri beberapa hasil hutan, ata tingkat a dan Desa g diterima ar kawasan per tahun apatan Rp g (46,33%) asir Puncir ak 13 orang 0.000.000,- ibawah Rp

(9)

 

Gambar 6 Histogram untuk tingkat pendapatan dari Luar Kawasan.

Sebaran pendapatan untuk Desa Cingara dan Desa Pasir Buncir mayoritas pendapatannya di atas Rp 10.000.000 per tahun. Jika dilihat dari pendapatan masing-masing desa tersebut, Desa Cinagara berada di atas UMR (Upah Minimum Regional) Kabupaten Bogor yaitu sekitar Rp 12.000.000 per tahun sedangkan untuk Desa Pasir Buncir, rata-rata pendapatan masyarakatnya di bawah UMR Kabupaten Bogor. Tingkat pendapatan masyarakat dari luar kawasan TNGP dipengaruhi oleh pekerjaan yang dimiliki oleh responden.

5.2.7 Karakteristik Kepemilkan Lahan

Berdasarkan Tabel 8, sebaran kepemilikan lahan hampir sama pada kedua desa yaitu didominasi lahan di bawah 0,25 ha, diikuti kisaran 0,25-0,5 ha dan terkecil lahan di atas 0,5 ha. Hal ini disebabkan karena sebagian besar masyarakat hanya menggarap lahan milik TNGP sebesar 1-2 patok dimana satu patok luasnya 400 m². Kepemilikan lahan di bawah 0,25 ha sebanyak 22 orang (73,33%) pada Desa Cinagara dan 18 orang (60%) pada Desa Pasir Buncir , diikuti kisaran 0,25-0,5 ha sebanyak 6 orang (20%) pada Desa Cinagara dan 11 orang (36,67%) pada Desa Pasir Buncir dan terkecil lahan di atas 0,5 ha sebanyak 2 orang (6,67%) pada Desa Cinagara dan hanya 1 orang (3,33%) pada Desa Pasir Buncir.

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Persenta se Kelas Desa Cinagara Desa Pasir Buncir

(10)

  5 B D b P m J C d l 2 d T p C p ( m 5.2.8 Nilai Nilai Buncir seba Desa Cinag sedangkan n bahwa, baik Pasir Bunc memanfaatk Jumlah pem Cinagara dan Dari dimanfaatka lahan garap Sedangkan 21.333,33 p dimanfaatka TNGP, ant persentase y Cinagara leb pada Desa (Tabel 8). S mempengaru Gamba Sumberday i manfaat s agai non mo gara sebagai nilai manfaa k Desa Cinag cir sebagai kan sumberd manfaatan kay n 37,65% un total pem an yang me dengan rata di Desa Pas er tahun me an. Jika dilih

ara Desa C yang sangat bih besar da Cinagara le Sehubungan uhi jumlah p ar 7 Histogr ya Hutan sumberdaya odel desa ko model des at Desa Cina gara sebagai i Non Mo daya hutan, t yu bakar ma ntuk Desa Pa manfaatan s miliki perse a-rata Rp 12 sir Buncir a miliki perse hat dari jum Cinagara d signifikan,h aripada Desa ebih jauh ji dengan hal pemanfaatan ram untuk ju hutan yang onservasi le sa konservas agara adalah Model Desa odel Desa terutama sum asing-masing asir Buncir. umberdaya entase teren 24.000 per t adalah kayu ntase 0,60% mlah pemanf an Desa P hal ini dikar a Pasir Bunc ika dibandin tersebut, ke n lahan gara umlah kepem g dimanfaat ebih tinggi d si yaitu Rp. h Rp. 3.1636 a Konservasi Konservas mberdaya h g desa adala hutan, jen ndah untuk D tahun memi pertukanga % dari total su faaatan laha Pasir Buncir enakan kepe cir (Tabel 8) ngkan denga epemilikan l apan yang ad milikan lahan tkan oleh D di bandingk . 3.559.000 600 per tahu i (MDK) ma si masih hutan jenis k ah 47,60% u nis hasil hu Desa Cinag iliki persenta n dengan ra umberdaya h an kosong d r memilki emilikan lah dan jarak p an Desa Pa lahan masya da di Kawas n. Desa Pasir kan dengan per tahun un. Terlihat aupun Desa sama-sama kayu bakar. untuk Desa utan yang gara adalah ase 3,92%. ata-rata Rp hutan yang di Kawasan perbedaan han di Desa pemukiman asir Buncir arakat akan san TNGP.

(11)

 

Karena jika jumlah kepemilikan lahan masyarakat besar maka jumlah pemanfaatan lahan garapan yang ada di kawasan TNGP semakin kecil. Sama halnya dengan faktor jarak.

Jika dilihat dari total pemanfaatan sumberdaya hutan menunjukan bahwa dalam tingkat konsumsi sumberdaya hutan Desa Cinagara (MDK) lebih rendah jika dibandingkan dengan Desa Pasir Buncir (Non MDK). Namun, hal tersebut tidak menunjukan perbedaan yang mencolok karena Desa Cinagara yang dibentuk sebagai Model Desa Konservasi tidak menunjukan adanya perubahan dalam meminimalisir pemanfaatan sumberdaya hutan.

5.2.9 Kontribusi Sumberdaya Hutan Terhadap Pendapatan Masyarakat Berdasarkan Tabel 10, kontribusi sumberdaya hutan terhadap pendapatan masyarakat Desa Cinagara sebesar 20,27 % sedangkan Desa Pasir Buncir sebesar 25,38 %. Berdasarkan hasil tersebut, konstribusi sumberdaya hutan yang dimanfaatkan terhadap penghasilan total rumah tangga masyarakat Desa Cinagara (MDK) persentasenya lebih rendah jika dibandingkan dengan Desa Pasir Buncir (Non MDK). Terlihat dari hasil tersebut, perbedaan antara Desa Cinagara dan Desa Pasir Buncir tidak terlalu signifikan karena kedua desa tersebut masih sama-sama memanfaatkan sumberdaya hutan. Pemanfaatan tersebut terkait dengan tingkat ketergantungan masyarakat terhadap sumberdaya hutan. Menurut Ramelgia (2009) tingkat ketergantungan dibagi ke dalam beberapa kategori, antara lain : tidak tergantung (0% - <10%), relatif tergantung (10% - <20%), tergantung (20% - <40%), lebih tergantung (40% - <75%) dan sangat tergantung (75% - 100%). Jadi dapat disimpulkan bahwa antara Desa Cinagara sebagai Model Desa Konservasi (MDK) dan Desa Pasir Buncir sebagai Non Model Desa Konservasi, tingkat ketergantungannya termasuk kategori tergantung terhadap sumberdaya hutan.

Jika dilihat dari tujuan program MDK yaitu dengan adanya model desa konservasi, ketergantungan masyarakat terhadap sumberdaya hutan dapat diminimaliris, sehingga mempermudah para pengelola TNGP dalam mengelola kawasan hutan konservasi. Namun berdasarkan data hasil penelitian, program tersebut belum bisa membantu dalam pengelolaan kawasan TNGP karena Desa Cinagara sebagai MDK masih mengandalkan hutan sebagai tempat pemenuh

(12)

 

kebutuhan. Dalam program MDK terdapat beberapa program untuk menunjang keberhasilan pola pemberdayaan masyarakat tersebut, seperti pemberian domba bergulir dan pemberian bibit pohon. Namun, program tersebut tidak terlihat hasilnya karena pihak pengelola TNGP menyerahkan program tersebut lagsung pada pejabat desa. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, program-program tersebut pernah disosialisasikan, akan tetapi pada kenyataannya masyarakat tidak merasakan adanya manfaat dari program-program yang telah dibentuk, hal ini tidak sesuai dengan tujuan program tersebut agar masyarakat bersama-sama mengelola program yang diberikan pihak pengelola TNGP untuk mendapatkan manfaat secara merata di kalangan masyarakat, sehingga masyarakat tetap menjaga kelestarian kawasan TNGP.

5.2.10 Fakkto-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Nilai Sumberdaya Hutan Desa Cinagara (MDK) dan Desa Pasir Buncir (non-MDK)

1. Uji Korelasi

Dari tujuh karakteristik responden Desa Cinagara dan Desa Pasir Buncir hanya dua karakter yang akan diuji dengan menggunakan pengujian regresi linear berganda, diduga dua karakter tersebut akan mempengaruhi nilai sumberdaya hutan yaitu tingkat pendidikan responden dan pendapatan dari luar kawasan TNGP. Pemilihan dua karakter tersebut karena dalam pengujian korelasi, karakter responden tersebut berpengaruh nyata terhadap nilai sumnberdaya hutan. Pada Desa Cinagara, tingkat pendidikan memiliki nilai p-value 0,014 < 0,05 dan tingakat pendapatan dari luar kawasan TNGP memiliki p-value 0,000 < 0,05. Pada Desa Pasir Buncir, tingkat pendidikan memiliki nilai p-value 0,000 < 0,05 dan tingkat pendapatan dari luar kawasan TNGP memiliki nilai p-value 0,000<0,05.

Data tersebut menunjukan bahwa pengaruh tingkat pendidikan dan tingkat penghasilan dari luar Kawasan TNGP sangat nyata. Selain itu pengujian karakter tersebut akan dijelaskan dengan menggunakan analisis regresi. Tujuan menggunakan pengujian tersebut adalah untuk mengetahui pengaruh karakteristik responden.

(13)

 

Tabel 11 Uji korelasi karakteristik responden terhadap nilai sumbedaya alam

Karakteristik responden

Tingkat Nyata dan Tidak Nyata Variabel (p-value) Nilai Sumberdaya Hutan

Desa Cinagara Desa Pasir Buncir

Umur 0,060 0,180

Pendidikan 0,040 0,000

Jumlah Anggota Keluaga 0,093 0,593

Pekerjaan 0,110 0,214

Jarak ke Kawasan TNGP 0,115 0,660

Penghasilan dari Luar TNGP 0,000 0,000

Kepemilikan Lahan 0,112 0,513

2. Uji Regresi

a. Koefisien Determinasi

Langkah pertama adalah menentukan koefisien determinasi yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel karakteristik responden tersebut menjelaskan nilai sumberdaya hutan terletak pada Tabel 12, nilai R Squer dikatakan baik jika nilai nya di atas 0,5 karena nilai R Squer bekisar antara 0 samapai 1.

Tabel 12 Model Summary(b) desa Cinagara dan desa Pasir Buncir

Desa R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

Cinagara 0,799(a) 0,638 0,612 0,53623 Pasir Buncir 0,878 (a) 0,772 0,755 0,37883

Output hasil uji regresi pada Desa Cinagara dan Desa Pasir Buncir memiliki nilai koefisien determinasi masing-masing sebesar 0,612 dan 0,755. Artinya, 61,20% dan 75,50% variabel bebas adalah nilai sumberdaya hutan di jelaskan oleh variable-variabel tidak bebas adalah tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan dari luar kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, sisanya 38,80% (100%-61,20%) dan 24,50% dijelaskan oleh variable lain di luar variable yang digunakan. Model regresi linear berganda layak untuk penelitian karena sebagian besar variable dependen nilai sumberdaya hutan dapat dijelaskan oleh

(14)

 

variabel–variabel tidak bebas tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan masyarakat dari luar kawasan.

b. Uji Masing-Masing Variabel Independen terhadap Variabel Dependen Nilai uji ini dapat dilihat dari nilai p-value (sig) dan level of significant. Jika nilai p-value < level of significant maka masing-masing variabel tidak bebas tersebut mempengaruhi variabel dependen. Selain itu, pengujian ini menggunakan penerimaan dan penolakan hipotesis yaitu Ho1 = diduga tingkat pendidikan tidak mempengaruhi nilai sumberdaya hutan, Ha1 = diduga tingkat pendidikan mempengaruhi nilai sumberdaya hutan, Ho2 = diduga tingkat pendapatan masyarakat dari luar kawasan TNGP tidak mempengaruhi nilai sumberdaya hutan Ha2 = diduga tingkat pendapatan dari luar kawasan TNGP mempengaruhi nilai sumberdaya hutan. Seperti terlihat pada Tabel 13 berikut ini.

Tabel 13 Coefficients(a) Desa Cinagara dan Desa Pasir Buncir

Desa Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta Cinagara (Constant) 4.367 0.381 11.470 0.000 Pendidikan -0.208 0.177 -0.141 -1.175 0.003 PDL -0.864 0.138 -0.750 -6.251 0.000 Pasir Buncir (Constant) 4.345 0.263 16.513 0,000 Pendidikan -0.645 0.116 -0.560 -5.549 0.000 PDL -0.545 0.114 -0.484 -4.789 0.000

Dari tabel di atas menunjukan bahwa pada variabel tingkat pendidikan Desa Cinagara memilliki p-value 0,003 < 0,005 dan Desa Pasir Buncir p-value 0,000 < 0,05 yang berarti signifikan. Signifikan di sini artinya Ha1 diterima dan tolak Ho1. Jadi dapat disimpulkan bahwa kedua desa tersebut memiliki tingkat pendidikan secara parsial yang berpengaruh terhadap nilai sumberdaya hutan. Pada variabel tingkat pendapatan masyarakat dari luar kawasan TNGP memiliki p-value 0,000 < 0,005 yang berarti signifikan. Signifikan di sini artinya Ha2 diterima dan tolak Ho2. Jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat pendapatan masyarakat dari luar kawasan TNGP secara parsial berpengaruh terhadap nilai sumberdaya hutan.

(15)

 

R-square untuk tingkat pendidikan 0,53 ( Desa Cinagara) dan 0,68 (Desa Pasir Buncir), artinya sebesar 53% (Desa Cinagara) dan 68% (Desa Pasir Buncir) secara signifikan nilai sumberdaya hutan dapat di definisikan atau diterangkan oleh tingkat pendidikan. R-square tingkat pendapatan dari Luar Kawasan TNGP 0,62 (Cinagara) dan 0,81 (Pasir Buncir), artinya 62% (Desa Cinagara) dan 81% (Desa Pasir Buncir) secara signifikan nilai sumberdaya hutan dapat diterangkan oleh tingkat pendapatan dari Luar Kawasan TNGP. Terlihat bahwa dari masing-masing persentase variabel tersebut, tingkat pendapatan dari Luar Kawasan TNGP lebih besar pengaruhnya terhadap nilai sumberdaya hutan jika dibandingkan dengan tingkat pendidikan.

Berdasarkan Tabel 23 persamaan regresi Desa Cinagara dapat dirumuskan dengan Y = 4,37 – 0,208 (tingkat pendidikan) – 0,864 (tingkat pendapatan masyarakat dari luar kawasan) + e atau Y = 4,37 – 0,208 X1 – 0,864 X2 dan persamaan regresi Desa Pasir Buncir dapat dirumuskan dengan Y = 4,345 – 0,645 (tingkat pendidikan) – 0,545 (tingkat pendapatan masyarakat dari luar kawasan) + e atau Y = 4,345 – 0,645 X1 – 0,545 X2 + e Hubungan antar variabel tersebut adalah berbanding terbalik, maksudnya jika nilai variabel tidak bebas (tngkat pendidikan dan tingkat pendapatan dari luar kawasan TNGP) naik maka nilai dependen (nilai sumberdaya hutan) akan turun.

5.2.11 Persentase Karakteristik Responden terhadap Nilai Sumberdaya Hutan

5.2.11.1 Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan responden Desa Cinagara yang nilai manfaat sumberdaya hutan paling tinggi adalah tidak tamat/tamat SD sebesar Rp. 3.957.778 per tahun sedangkan nilai manfaat sumberdaya hutan yang paling rendah adalah Perguruan Tinggi sebesar Rp. 1.800.000 per tahun dan pada kelas SLTP/SMA sebesar Rp. 2.993.778 per tahun. Pada Desa Pasir Buncir untuk kelas tidak tamat/tamat SD memiliki nilai manfaat sumberdaya hutan paling tinggi adalah Rp. 4.110.000 per tahun sedangkan nilai sumberdaya hutan paling kecil di Desa Pasir Buncir pada tingkat pendidikan adalah Perguruan Tinggi Rp. 2.518.000 per tahun (Tabel 14).

(16)

 

Tabel 14 Tingkat pendidikan terhadap nilai sumberdaya hutan Desa Cinagara Kelas Jumlah Responden Rata-Rata Nilai Manfaat

SDH (Rp/tahun) Persentase (%) Tidak tamat/tamat SD 9 3.957.778 30 SLTP/SMA 20 2.993.778 60 PT/akademik 1 1.800.000 10 30 100

Tabel 15 Tingkat pendidikan terhadap sumberdaya hutan Desa Pasir Buncir Kelas Jumlah Responden Rata-Rrata Nilai Manfaat

Hutan (Rp/tahun) Persentase (%) Tidak

tamat/tamat SD 8 4.110.000 26,67

SLTP/SMA 18 3.364.333 60,00

PT/akademik 4 2.518.000 13,33

30 100,00

Dari tabel di atas menunjukan jika tingkat pendidikan lebih tinggi maka tingkat konsumsi sumberdaya hutan lebih rendah karena tingkat penddikan akan mempengaruhi pola pikir masyarakat dalam menyikapi perubahan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan membentuk seseorang dalam daya adaptasi terhadap perubahan yang ada. Tingkat pendidikan juga menentukan kelas sosial dalam masyarakat. Sehingga tingkat pendidikan akan berpengaruh besar dalam pemanfaatan sumberdaya hutan karena semakin tinggi tingkat pendidikan kemudahan dan peluang untuk mendapatkan pekerjaan yang layak pun terbuka lebar dan pada akhirnya tidak ada yang merambah hutan.

5.2.11.2 Tingkat Penghasilan dari Luar Kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

Karakteristik tingkat penghasilan dari luar Kawasan TNGP di bagi ke dalam tiga kelas, yaitu: kurang dari Rp. 5.000.000 per tahun yang memiliki nilai manfaat sumberdaya hutan tertinggi sebesar Rp. 2.816.000 pertahun dan nilai sumberdaya hutan paling rendah adalah penghasilan lebih dari Rp. 10.000.000 per tahun sebesar Rp. 3.118.615. Sama hal nya dengan Desa Cinagara, maka Desa Pasir Buncir memiliki nilai sumberdaya hutan yang paling tinggi adalah pada kelas kurang dari Rp. 5000.000 yang memiliki nilai sumberdaya hutan Rp.

(17)

 

4.580.000 per tahun dan nilai sumberdaya hutan paling rendah adalah penghasilan lebih dari Rp. 10.000.000 per tahun sebesar Rp. 3.118.615 per tahun. Data hasil selengkapnya ada pada tabel di bawah ini.

Tabel 16 Tingkat penghasilan dari luar kawasan TNGP terhadap nilai sumberdaya hutan Desa Cinagara

Kelas Jumlah responden Rata-rata Nilai Manfaat

Hutan (Rp/tahun) Persentase (%)

< Rp 5.000.000 5 2.816.000 16.67

Rp 5.000.000 –Rp

10.000.000 12 2.752.308 40.00

> Rp 10.000.000 13 2.665.231 43.33

Total 30 100.00

Tabel 17 Tingkat penghasilan dari luar kawasan TNGP terhadap nilai sumberdaya hutan Desa Pasir Buncir

Kelas Jumlah responden Rata-rata nilai manfaat

hutan (Rp/tahun) Persentase (%)

< Rp 5.000.000 6 4.580.000 20.00

Rp 5.000.000 –Rp

10.000.000 11 3.226.182 36.67

> Rp 10.000.000 13 3.118.615 43.33

30 100.00

Sumber penghasilan responden terpilih dari luar kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango bermacam-macam, antara lain: berwiraswasta, kuli bangunan, bertani, PNS, dan karyawan. Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa penghasilan dari luar hutan dapat mempengaruhi besar kecil nya nilai sumberdaya hutan terhadap masyarakat. Jika tingkat penghasilan dari luar kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango meningkat maka konsumsi terhadap sumberdaya hutan lebih rendah. Sehubungan dengan hal tersebut tingkat penghasilan dari luar kawasan yang tinggi akan mempengaruhi sikap masyarakat terhadap simberdaya hutan.

Gambar

Gambar 3  Histogram untuk jumlah anggota keluarga
Gambar 4  Histogram untuk tingkat pekerjaan.
Gambar 6  Histogram untuk tingkat pendapatan dari Luar Kawasan.

Referensi

Dokumen terkait

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak antara lain: faktor genetik dan faktor lingkungan (keluarga, gizi dan budaya). Orang tua

Kombinasi fraksi air daun salam (Syzygium polyanthum) dan herba sambiloto (Andrographis paniculata) memiliki aktivitas antioksidan dan antiinflamasi.. Ada perbedaan

yaitu mengintegrasikan nilai multikultural dalam pembelajaran PAI materi Toleransi dan Kerukunan, Bersatu Dalam Keragaman Dan Demokrasi. Sedangkan secara tidak

Sebagai salah satu rujukan kepada masyarakat Nusa Tenggara Timur pada umumnya dan khususnya di Panti UPT Kesejahtraan Sosial Lanjut Usia Di Kupang Kelurahan

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui adanya penurunan Volume Ekspirasi Paksa Detik Pertama (VEP1) pada perokok aktif dan perokok aktif.. Penelitian ini menggunakan metode

a) Satker membuat Surat Permohonan Persetujuan Besaran UP KKP dan Surat Pernyataan UP dari KPA secara manual (tidak melalui Aplikasi) dengan memperhatikan ketentuan

Kriteria pada penggunaan NPV dalam studi kelayakan investasi adalah bila total NPV sama atau lebih kecil dari 0 (NPV≤0) maka investasi yang akan dilakukan

Jika dilihat pada Tabel 2, nilai rata-rata error cukup kecil yaitu 2,71 %, sehingga dapat disimpulkan bahwa sensor resistansi dan Arduino Uno sudah bekerja