• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejarah islam si pulau Jawa telah berlangsung sangat lama. Selama perjalanan tersebut banyak hal-hal yang terjadi pada masa itu, diantaranya yaitu dialog antar kebudayaan. Budaya yang masuk ke pulau Jawa pada masa itu sangatlah banyak, seperti budaya Budha, dan Islam. Pada masa Hindu-Budha datang ke pulau Jawa memunculkan satu varian dialektika budaya Jawa bercorak Hindu-budha dengan corak pengaruh budaya india. Pada saat Islam datang dan berinteraksi dengan kebudayaan Jawa semuanya melebur menjadi satu, dalam hal ini terdapat dua corak yang dipertemukan, yaitu islam mempengaruhi nilai-nilai budaya Jawa dan Islam dipengaruhi budaya Jawa,

Sastra merupakan salah satu hasil interelasi antara budaya jawa dengan islam. Sastra dalam masyarakat islam memiliki peranan sangat penting. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya karya satra yang menyrtai sejarah perjalanan peradaban masyarakat jawa. Sastra menjadi media yang penting dalam menyebarkan agama islam di jawa, karena dengan sastra mereka dapat mengerjakan dan menjaga nilai-nilai jawa (kejawen) yang sebelumnya sempat dipengaruhi oleh nilai-nilai animisme dan dinamisme pada masa Hindu-Budha.

Pada kesempatan kali ini penulis akan membahas tentang interelasi sastra islam dan jawa pada masa kerajaan Demak.

B. Rumusan Masalah

a. Apa pengertian sastra dalam islam dan kebudayaan Jawa? b. Bagaimana internalisasi nilai sastra islam dan jawa?

(2)

2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Sastra

Sastra dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Sansekerta , yaitu dari kata ‘sas’ yang dalam kata kerja turunan berarti ‘mengarahkan, mengajar, memebari arahan, dll’, kemudian ahiran ‘tra’ menunjukkan pada alat dan sarana, sehingga sastra berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi atau pengajaran. Kata sastra biasanya diawali dengan kata ‘su’ (menjadi susastra), ‘su’ mempunyai arti baik, indah dll, sehingga istilah susastra berarti pengajaran atau petunjuk yang tertuang dalam suatu tulisan yang berisi hal-hal yang baik dan indah, atau dengan kata lain tulisan yang indah dan sopan.

Istilah ‘sastra’ dalam bahas Inggris dikenal dengan istilah literature (latin = litere) yang menunjuk pada karya tulis yang dicetak (sebenarnya juga termasuk karya sastra yang tidak hanya ditulis, tetapi juga yang tidak ditulis/lisan). Rene Wellek & Austin Warren (1993:3 dan 11) mengemukakan bahwa ‘sastra’ merupakan suatu kegiatan kreatif atau sebuah karya seni, yang terkait dengan hal-hal yang tertulis maupun yang tercetak, termasuk karya sastra lisan. Jadi, istilah ‘sastra’ yang terkait dengan suatu karya (=karya sastra) merupakan suatu tulisan (karya) yang sifatnya imajinatif (imajinative literature) yang diterapkan pada

(umumnya) dalam seni sastra. 1

Jadi, sastra merupakan suatu karya yang dihasilkan oleh seseorang baik berupa tulisan maupun lisan.

B. Interelasi Sastra Islam dan Jawa

Puisi merupakan karya sastra yang paling tua di Indonesia. Puisi yang paling dikenal dan paling tua adalah puisi lama (mantra). Mantra digunakan untuk berhubungan dengan hal-hal ghaib/supranatural, bahkan mantra digunakan untuk berhubungan dengan Tuhannya. Mantra ini dibuat untuk mempermudah

(3)

3

hubungan manusia dengan Tuhannya. Agar permintaan manusia dikabulkan oleh

Tuhannya maka diucapkanlah mantra tersebut.2

Selain mantra, karya sastra berbentuk puisi lama yang dikenal khususnya di kalangan masyarakat jawa adalah pantun dan syair. Jenis-jenis puisi lama lainnya adalah gurindam, talibun, tersina, dan sebagainya. Semua itu memiliki struktur yang prinsip-prinsipnya sama dengan struktur pantun dan syair.

Istilah interelasi sastra islam dan jawa diartikan sebagai islam dijawakan sedangkan Jawa diislamkan. Keterkaitan antara Islam dengan karya sastra Jawa adalah keterkaitan yang bersifat imperative moral atau mewarnai. Islam mewarnai dan menjiwai karya-karya sastra Jawa baru. Sedangkan puisi dipakai untuk sarana memberikan berbagai petunjuk/nasehat yang secara subtansial merupakan petunjuk/nasehat yang bersumber pada ajaran Islam. Hal ini terjadi karena para

pujangga tersebut jelas beragama Islam.3

Kualitas keislaman para pujangga saat itu tentu berbeda dengan kualitas saat sekarang ini. Jadi, pengetahuan ajaran Islam pada waktu itu (abad 18-19) belum banyak seperti sekarang ini, sehingga dalam menyampaikan petunjuk/nasehat para pujangga melengkapi diri dari kekurangannya mengenai pengetahuan ke-islaman dengan mengambil hal-hal yang dianggap baik dan tidak

bertentangan dengan ajaran agama Islam.4

C. Perkembangan Sastra pada Masa Kerajaan Demak

Kesultanan Demak merupakan kerajaan islam pertama dan terbesar di pantai utara pulau Jawa. Menurut tradisi Jawa, Demak sebelumnya merupakan Kadipaten dari Kerajaan Majapahit, kemudian muncul sebagai kekuatan baru mewarisi legitimasi dari kebesaran Majapahit. Kerajaan ini didirikan oleh Raden Patah pada tahun 1500. Raden Patah merupakan putra dari Prabu Brawijaya.

Simuth mengungkapkan pada masa Kesultanan Demak penyebaran agama islam di jawa berhadapan dengan dua jenis lingkungan budaya, yaitu lingkungan budaya istana (majapahit) yang telah canggih dengan mengolah unsur-unsur Hinduisme, dan budaya pedesaan (wong cilik) yang tetap hidup dalam kegelapan

2 Abdul Jamil, op.cit, hlm. 144 3 Abdul Jamil, op.cit, hlm.144.

(4)

4

animisme-dinamisme, dan hanya lapisan kulitnya saja terpengaruh Hinduisme. Dari perjalanan sejarah pengalaman di jawa bahwa Islam sulit diterima dan menembus lingkungan budaya jawa istana yang telah canggih dan halus itu. Bahkan dalam cerita babad tanah jawa diterangkan bahwa Raja Majapahit menolak tidak mau menerima agama baru. Dan bila raja tidak mau atau menolak, tentu tidak akan mudah Islam masuk ke dalam lingkungan istana. Dalam keadaan demikian para penyebar agama Islam lebih menekankan kegiatannya dalam lingkungan masyarakat pedesaan, terutama di daerah-daerah pesisiran. Disitulah Islam diterima secara penuh oleh masyarakat pedesaan sebagai peningkatan

budaya intelektual mereka.5

Perkembangan Sastra Jawa pada masa ini ditandai dengan sebuah ketegangan antara penerimaan ajaran Islam dengan menolak di kalangan masyarakat Jawa. Namun justru tahapan penting proses Islamisasi ini memberikan petunjuk kepada kita supaya dakwah dengan strategi kebudayaan banyak dilakukan oleh para ulama. Dalam periode demak penerbitan buku-buku masih sangat sedikit. Beberapa buku yang diperkirakan terbit pada masa ini masih berbentuk prosa, denagan isinya yang masih sanagat kental dengan muatan Islam, seperti Het Boek van Bonang. Karya ini dianggap paling tua yang didefinisikan berasal dari daerah tuban yang diterbitkan oleh Schrrieke dan secara khusus diterbitkan juga oleh GWJ.

Berdirinya dan berkembangnya kesultanan Demak menyebabkan para priyayi Jawa septerti dalam sastra babad tanah jawa diceritakan bahwa Jaka Tingkir pergi ke Demak, lalu berguru kepada Sunan Kudus dan akhiirnya menjadi menantu Sultan. Jaka tingkir yang menjadi menantu Sultan kemudian menjadi sultan dan memindahkan istananya ke Pajang. Hal ini dilakukan guna menghindari perlawanan masyarakat pesantren yang dipimpin Arya Jipang. Perselisihan politik yang dilatar belakangi perbedaan budaya antara masyarakat pesantren dan kejawen ini berlanjut hingga beralihnya kesultanan Pajang ke kesultanan Mataram. Sultan Agung yang memerintah Mataram (1613-1645) akhirnya berhasil menaklukan pahlawan terakhir dari masyarakat pesantren yag berada di bawah pimpinan Sunan Giri (1635).

(5)

5

Pada masa Kerajaan Demak berhasil melahirkan dua jenis sastra, yaitu Sastra Jawa Pesantren dan Sastra Islam Kejawen. Dalam Sastra Jawa Pesantren, bahasa dan sastra Jawa dijadikan sebagai media untuk memperkenalkan ajaran Islam, sehingga unsuran agama menjadi inti ajaran. Sedangkan dalam Sastra Islam Kejawen, unsur Islam disadap oleh sastrawan jawa untuk mengembangkan,

memperkaya dan meng-Islamkan warisan Sastra Jawa Hindu.6

(6)

DAFTAR PUSTAKA

Jamil, Abdul, dkk, Islam dan Kebudayaan Jawa, Yogyakarta: Gama Media, 2000 Simuh, Interaksi Islam danBudayaJawa dalam Dewaruci, No. 1 Tahun 1999 Anasom, dkk, Merumuskan Interelasi Islam-Jawa, Yogyakarta: Gama Media, 2004

Referensi

Dokumen terkait

underwear rules ini memiliki aturan sederhana dimana anak tidak boleh disentuh oleh orang lain pada bagian tubuhnya yang ditutupi pakaian dalam (underwear ) anak dan anak

Pada tahap pertama ini kajian difokuskan pada kajian yang sifatnya linguistis antropologis untuk mengetahui : bentuk teks atau naskah yang memuat bentuk

Agar dapat dipastikan bahwa kalian telah menguasi materi konsep manajemen (pengertian, tingkatan, prinsip manajemen, unsur manajemen, fungsi manajemen dan

Penelitian pada tahap pertama ini (2011) telah mengembangkan suatu anemometer berbasis sensor suhu positive temperature coefficient (PTC- thermistor) untuk mengukur kecepatan

Akan tetapi dapat dikatakan bahwa dengan menggunakan metode partial duration untuk imunisasi baik obligasi tunggal maupun portofolio obligasi akan didapat hasil yang lebih

Hambatan mengelola Sumber Daya Manusia (SDM) kemarin sempat ada konflik di komisi eksternal masalah pengunduran diri sekretaris. Sehingga dari komisi eksternal akan ada

Untuk membandingkan rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematis siswa antara kelompok eksperimen yang mendapat perlakuan dengan menggunakan strategi Index Card Match